• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP PT. MALLAWA HYDRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP PT. MALLAWA HYDRO"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP PT. MALLAWA HYDRO

NURUL MUTMAINNAH 10573 02481 11

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Nurul Mutmainnah, 2015. Analisis Penerapan Metode Penyuusutan Aset Tetap PT.Mallawa Hydro. Skripsi Jurusan Akuntansi, Program Sarjana 1, Universitas Muhammadiyah Makassar. (Pembimbing I: Hj.Ruliaty, Pembimbing II:

Muttiarni,)

Perusahaan PT. Mallawa Hydro dalam melakukan kegiatan operasionalnya tidak terlepas dari penggunaan aset tetap. Aset tetap merupakan salah satu faktor pendukung agar usaha perusahaan dapat berjalan secara efisien dan efektif dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun. Dalam waktu yang lebih dari satu periode akuntansi tersebut, aset tetap berwujud yang bersangkutan akan mengalami penurunan nilai disebabkan sudah digunakan oleh perusahaan selama periode akuntansi berjalan. Perusahaan harus mampu menerapkan metode penyusutan yang tepat. Pada aset tetap metode penyusutan yang berbeda akan menghasilkan alokasi biaya penyusutan yang berbeda dan di harapkan dari metode tersebut akan menghasilkan manfaat.

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui dan menganalisis metode penyusutan aset tetap yang diterapkan pada PT. Mallawa Hydro. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah membandingkan antara metode garis lurus dengan metode beban berkurang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum diterapkannya metode penyusutan aset tetap pada PT. Mallawa Hydro

Kata kunci : Metode Penyusutan dan Aset Tetap

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segenap kerendahan hati Kupersembahkan karya sederhana ini Kepada kedua orang tua tercinta

Yang telah mendidik dan membesarkan saya Dengan penuh kasih sayang

Sebagai wujud terimah kasihku dan tanda baktiku

Tak lupa kupersembahkan

Buah penaku ini kepada saudara-saudaraku,

Keluargaku yag telah memberikan semangat

Dengan cinta kasihnya, serta

Semua orang yang telah membantu dan mendoakanku….!!!

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Segala puji hanyalah milik Allah SWT.

Kami memuji, meminta pertolongan dan ampunan-Nya dan kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami dan keburukan amal perbuatan kami.

Atas rahmat dan hidayah-Nya jualah sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi meskipun dalam bentuk yang sederhana sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh ujian skripsi Srata Satu (S1) dan menyelesaikan studi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Salam dan shalawat tercurahkan kepada junjungan tercinta Rasulullah Muhammad SAW, keluarga serta para sahabatnya serta para pengikutnya yang tetap mengikuti langkah beliau hingga akhir zaman

Skripsi ini terdiri dari Enam bab yaitu Bab I Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.

Bab II terdiri dari Tinjauan Pustaka. Bab III Metode Penelitian terdiri dari tempat dan waktu penelitian, metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, metode analisis data. Bab IV Gambaran Umum Perusahaan, V Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab VI Kesimpulan dan Saran.

Penulis menyusun skripsi ini dimulai semenjak penyusunan proposal penelitian di lapangan dan selanjutnya terbentuk dalam sebuah skripsi. Dalam

(7)

penyelesaian skripsi ini, banyak di temui hambatan dan berbagai kesulitan yang penulis anggap sebagai suatu tantangan dalam penyelesaian namun Alhamdulillah atas Ridho Allah SWT serta dukungan dari berbagai pihak sehingga karya ini dapat terselesaikan. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang setulus- tulusnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta, ayahanda Sulaiman Syamsi dan ibundaku Almh. Idayati yang senantiasa dengan tulus dan ikhlas mencurahkan cinta dan kasih sayang, mendidik, membimbing, memberikan dukungan dan motivasi serta doa yang tak henti-hentinya, serta para saudara-saudaraku tersayang Fatmi, Rachmi, Fachri, Adiba yang slalu memotivasi dan banyak memberikan bantuan kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan studinya dengan baik, mereka adalah sumber inspirasi. Penulis pun menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Dr. Irwan Akib.,S.Pd.,M.Pd.

2. Bapak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar Dr. H. Mahmud Nuhung, SE.,MA

3. Bapak Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA

4. Pembimbing I yang penuh ke ikhlasan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis selama penyusunan skripsi ini, DR. Hj. Ruliaty, MM.

(8)

5. Pembimbing II yang dengan ketulusan hati memberikan bimbingan, meluangkan waktu, memberikan arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini, ibu Muttiarni, SE., MSi.

6. Staf administrasi dan para Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, khususnya kepada Bapak/Ibu Dosen Jurusan Akuntansi atas segala bentuk partisipasi dan jerih payahnya mendidik selama di bangku kuliah

7. Bapak Manager Project PT. Mallawa Hydro Pembangkit Listrik Tenaga air Skala Mikro Asmar Syurgawi beserta stafnya yang telah membantu memberikan izin untuk meneliti serta data yang di butuhkan penulis.

8. Para sahabat-sahabatku Anti, Ika, Norma, Eny, Ida, Dwi, Tika, Dian, Risna, Wulan, Darmi, Ipul, Anas, Anto, hajar, Tuti, Irha, Shandy, Uni, Fajar, Anha, serta seluruh teman-teman Jurusan Akuntansi angkatan 2011 yang sama- sama berbagi suka dan duka dalam perkuliahan.

9. Firdaus yang selalu memberikan semangat dan inspirasi.

10. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis selama pendidikan hingga selesainya skripsi ini.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepadfa penulis dapat bernilai ibadah disisi Allah SWT dan Allah senantiasa memberikan imbalan yang setimpal. Dan tak lupa penulis pun menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terkait, jika dalam bimbingan terjadi kesalahan yang penulis perbuat.

(9)

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, tentu masih jauh dari apa yang di harapkan. Oleh karena itu, dengan hati terbuka penulis tetap menunggu buah pikiran, saran-saran dan kritikan-kritikan yang bersifat membangun dari pembaca. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamu Alaikum Wr.Wb

Makassar, Mei 2015

Nurul Mutmainnah

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... v

ABSTRAK ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL... xiii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aset Tetap ... ... 5

B. Penyusutan Aset Tetap ... 18

C. Kerangka Pikir ... 28

(11)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

B. Metode Pengumpulan Data ... 30

C. Jenis dan Sumber Data ... 30

D. Metode Analisis ... 31

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 33

B. Visi Dan Misi ... 36

C. Siklus Proyek... 36

D. Struktur Organisasi ... 39

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Metode Penyustan Aset Tetap... 52

B. Pembahasan... 78

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 84

B. Saran... 84 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 29 Gambar 4.1 Siklus Hidup Proyek... 38 Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. Mallawa Hydro... 41

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Metode Penyusutan Garis Lurus ... 52

Tabe; 5.2 Depresiasi Tahunan aset a... 56

Tabel 5.3 Depresiasi setiap periode aset a ... 56

Tabel 5.4. Depresiasi Tahunan aset b... 57

Tabel 5.5. Depresiasi setiap periode aset b ... 57

Tabel 5.6. Depresiasi Tahunan aset c... 57

Tabel 5.7. Depresiasi setiap periode aset c ... 58

Tabel 5.8. Depresiasi Tahunan aset d... 58

Tabel 5.9. Depresiasi setiap periode aset d ... 59

Tabel 5.10 Depresiasi Tahunan aset e... 60

Tabel 5.11 Depresiasi setiap periode aset e ... 60

Tabel 5.12 Depresiasi Tahunan aset f ... 61

Tabel 5.13 Depresiasi setiap periode aset f ... 61

Tabel 5.14 Depresiasi Tahunan aset g... 62

Tabel 5.15 Depresiasi setiap periode aset g ... 62

Tabel 5.16 Depresiasi Tahunan aset h... 63

Tabel 5.17 Depresiasi setiap periode aset h ... 63

Tabel 5.18 Depresiasi Tahunan aset i ... 64

Tabel 5.19 Depresiasi setiap periode aset i ... 64

Tabel 5.20 Depresiasi Tahunan aset j ... 65

Tabel 5.21.Depresiasi setiap periode aset j ... 65

Tabel 5.22. Depresiasi Tahunan aset k... 66

(14)

Tabel 5.23 Depresiasi setiap periode aset k ... 66

Tabel 5.24 Depresiasi tahunan aset l... 67

Tabel 5.25 Depresiasi setiap periode aset l ... 67

Tabel 5.26 Depresiasi Tahunan aset m ... 68

Tabel 5.27 Depresiasi setiap periode aset m ... 69

Tabel 5.28 Depresiasi Tahunan aset n... 70

Tabel 5.29 Depresiasi setiap periode aset n ... 71

Tabel 5.30 Depresiasi Tahunan aset o... 72

Tabel 5.31 Depresiasi setiap periocde aset o ... 72

Tabel 5.32 Depresiasi Tahunan aset p... 73

Tabel 5.33 Depresiasi setiap periode aset p ... 73

Tabel 5.34 Depresiasi Tahunan aset q... 74

Tabel 5.35 Depresiasi setiap periode aset q ... 74

Tabel 5.36 Depresiasi Tahunan aset r ... 75

Tabel 5.37 Depresiasi setiap periode aset r ... 75

Tabel 5.38 Depresiasi Tahunan aset s ... 76

Tabel 5.39 Depresiasi setiap periode aset s... 76

Tabel 5.40 Depresiasi Tahunan aset t ... 77

Tabel 5.41 Depresiasi setiap periode aset t ... 77

Tabel 5.42 Perbandingan Metode Penyustan ... 78

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan PT. Mallawa Hydro dalam melakukan kegiatan operasionalnya tidak terlepas dari penggunaan aset tetap, walaupun proporsi penggunaan aset tetap antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya berbeda tergantung jenis perusahaan masing-masing. Aset tetap merupakan salah satu faktor pendukung agar usaha perusahaan dapat berjalan secara efisien dan efektif.

Aset tetap di gunakan perusahaan dalam melaksanakan tujuan perusahaan dan menunjang kelangsungan hidup perusahaan. Aset tetap mempunyai karakteristik yang berbeda dengan aset lancar. Jika aset lancar dikendalikan pada saat konsumsi, lain halnya dengan aset tetap yang pengendaliannya dilaksanakan pada saat perencanaan perolehan aset tersebut.

Aset tetap merupakan barang yang memiliki bahan dan umur manfaatnya lebih dari satu tahun. Aset tetap biasanya di anggap sebagai kekayaan perusahaan yang jumlahnya sangat besar. Oleh karena itu, aset tetap harus di kelola dengan baik dan benar mulai dari perolehan, penggunaan, perbaikan, hingga pemberhentiannya. Dengan pengelolaan dan prosedur pencatatan yang benar, maka akan di peroleh informasi yang akurat yang dapat dipakai oleh pihak-pihak yang memerlukannya dalam rangka pengambilan keputusan yang tepat.

Aset tetap berwujud adalah aset-aset yang berwujud yang sifatnya relatif

(16)

permanen menunjukkan sifat dimana aset yang bersangkutan dapat di gunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama. Untuk tujuan akuntansi, jangka waktu penggunaan ini di batasi dengan lebih satu periode akuntansi. Jadi, aset berwujud yang umurnya lebih dari satu periode akuntansi dikelompokkan sebagai aset tetap berwujuud.

Dalam waktu yang lebih dari satu periode akuntansi tersebut, aset tetap berwujud yang bersangkutan akan mengalami penurunan nilai disebabkan sudah digunakan oleh perusahaan selama periode akuntansi berjalan. Dalam penyusutan aset tetap berwujud tersebut perlu diperhatikan mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses penyusutan. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban penyusutan pada setiap periode akuntansi, yaitu: harga perolehan (cost), nilai sisa (residu), taksiran umur kegunaan.

Perusahaan harus mampu menerapkan metode penyusutan yang tepat.

Pada aset tetap metode penyusutan yang berbeda akan menghasilkan alokasi biaya penyusutan yang berbeda dan di harapkan dari metode tersebut akan menghasilkan manfaat.

Proses penyusutan ini menghasilkan beban penyusutan yang merupakan suatu taksiran yang ketelitiannya sangat bergantung dari ketelitian penentuan ketiga faktor diatas, yang secara langsung ketelitian beban penyusutan ini akan mempengaruhi terhadap laporan keuangan perusahaan. Penentuan metode penyusutan harus dilakukan dengan cermat agar pembebanannya mencerminkan keakuratan nilai aset tetap di neraca, dan penyusutan ini otomatis menyangkut

(17)

kewajaran laporan keuangan yang di hasilkan perusahaan. Apabila penentuan beban penyusutan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum atau sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut, maka akan berpengaruh pada laporan keuangan setiap periode akuntansi dan akan berpengaruh pula terhadap nilai aset itu sendiri.

Setiap perusahaan memegang peranan penting dalam menentukan metode apa yang akan digunakan dan ini akan berpengaruh pada besarnya beban penyusutan, dimana setiap perusahaan akan menentukan metode penyusutan yang yang mungkin berbeda dengan perusahaan lain. Secara umum ada empat metode perhitungan penyusutan aset tetap yaitu: pertama metode garis lurus (straight-line method), kedua metode jam jasa (service-hours method), ketiga metode hasil produksi (productive-output method), dan yang ke empat metode beban berkurang (reducing-charge method) dimana metode ini terbagi dalam empat yaitu jumlah angka tahun (sum of years’-digits method), saldo menurun (declining balance method), saldo menurun ganda (double declining balance method), tarif menurun (declining rate on cost method).

PT. Mallawa Hydro yang bergerak di bidang Pembangkit Listrik Tenaga Air memiliki bermacam-macam aset tetap akan tetapi belum diketahui penerapan metode penyusutan aset tetap pada PT. Mallawa Hydro

Berdasarkan pada uraian di atas mengenai belum di ketahuinya penerapan metode penyusutan aset tetap pada PT. Mallawa Hydro maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai “Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aset Tetap PT. Mallawa Hydro.

(18)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan masalah pokok sebagai berikut:

“Apakah metode penyusutan aset tetap telah diterapkam pada PT. Mallawa Hydro”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yaitu:

“Untuk mengetahui dan menganalisis metode penyusutan aset tetap yang diterapkan pada PT. Mallawa Hydro”

D. Manfaat Penelitian

a) Untuk menambah wawasan penulis tentang penerapan metode penyusutan aset tetap.

b) Sebagai bahan masukan bagi perusahaan mengenai metode penyusutan apa yang tepat untuk diterapkan pada perusahaan

c) Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Aset Tetap

1. Pengetian Aset Tetap

Aset tetap merupakan harta suatu perusahaan yang digunakan selama masa pengoperasian dalam perusahaan. Beberapa pengertian aset tetap sebagai berikut:

a. PSAK No. 16 Revisi tahun 2007 dalam buku Waluyo (2014:108) Aset Tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

b. Menurut PSAK No.16 yang di kutip dari Jurnal Akuntansi & keuanngan Aktiva berwujud adalah aktiva yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau denngan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempuunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

c. Menurut Hery (2014:121) Aset tetap (fixed assets) adalah aset yang secara fisik dapat dilihat keberadaannya dan sifatnya relatif permanen serta memiliki masa kegunaan (useful life) yang panjang. Aset tetap merupakan aset yang berwujud (tangible assets).

(20)

d. Menurut Efraim Ferdinan Giri (2012:70) menyatakan bahwa Aset tetap merupakan aset yang memiliki bentuk fisik, masa manfaat rekatif permanen, dan digunakan dalam operasi normal perusahaan,

e. Menurut Zaki Baridwan (2004:271) Aset tetap berwujud adalah aset-aset yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang di gunakan permanen yang di gunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal

Dari defenisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa aset tetap wujudnya dapat lihat secara fisik dan relatif permanen menunjukkan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama.

2. Ciri dan Karekteristik Aset Tetap

Ciri-ciri aset tetap dapat diketahui sebagai berikut.

a. Jangka waktu pemakaiannya lama (lebih dari 1 tahun)

b. Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan.

c. Nilainya cukup tinggi.

d. Penurunan manfaat (penurunan dari nilai aset tetap) secara periodic disebut depreciation expence (penyusutan)

e. Memiliki umur ekonomis dan nilai residu.

Efrain Ferdinan Giri (2012:217) aset tetap adalah aset yang memiliki karekteristik sebagai berikut:

a. Memiliki wujud fisik.

b. Diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk di jual.

(21)

c. Memberikan manfaat ekonomi untuk perioda jangka panjang, dan merupakan subjek depresiasi.

PSAK 16, suatu aset tetap harus memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

a. Aset tersebut digunakan dalam operasi, hanya aset yang digunakan dalam operasi normal perusahaan saja yang dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap.

b. Aset tersebut memiliki masa (umur) manfaat yang panjang lebih dari satu periode.

c. Aset tersebut memiliki substansi fisik. Aset tetap memiliki ciri substansi fisik kasat sehingga dibedakan dari aset tak berwujud seperti hak paten dan merek dagang.

3. Klasifikasi Aset Tetap

Jenis-jenis aset tetap menurut Suharli (2006:265) yang di kutip dalam jurnal EMBA Vol.1 No.3 terdiri dari:

a. Lahan, yaitu bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi, apabila ada lahan yang didirikan bangunan di atasnya, maka pencatatan antara bangunan dan lahan harus dipisahkan. Khusus untuk bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan atau konstruksi yang dapat meningkatkan nilai lahan itu sendiri, maka pencatatannya dapat digabungkan dengan nilai lahan.

(22)

b. Gedung, adalah bangunan yang terdiri diatas lahan baik yang berdiri di atas tanah maupun diatas air. Tidak seperti tanah yang tidak pernah disusutkan, maka gedung mengalami penyusutan dari tahun ke tahun sehingga nilainya akan berkurang tiap periodenya.

c. Mesin, yaitu alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam kegiatannya baik untuk dagang maupun jasa. Pencatatannya dilakukan dengan menambahkan nilai dari peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin itu.

d. Kendaraan, merupakan sarana angkutan yang dimiliki perusahaan untuk mendukung kegiatan operasioanalnya. Misalnya, truk, mobil dinas, kendaraan roda dua, serta jenis kendaraan lain yang dapat digunakan sebagai sarana transportasi.

e. Inventaris, perlengkapan yang melengkapi isi kantor misalnya. Termasuk perlengkapan pabrik, kantor, ataupun alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan. Contoh: inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboratorium, serta inventaris gudang.

Dari uraian diatas bisa diketahui pada umumnya, aset tetap digolongkan kedalam beberapa kelompok besar aset yaitu, tanah, gedung, mesin, kendaraan dan inventaris.

4. Harga Perolehan Aset Tetap Berwujud

Menurut Zaki Baridwan (2004:274) untuk menentukan besarnya harga perolehan suatu aset, berlaku prinsip yang menyatakan bahwa semua pengeluaran yang terjadi sejak pembelian sampai aset itu siap dipakai harus

(23)

dikapitalisasi.karena jenis aset itu macam-macam maka masing-masing jenis mempunyai masalah-masalah khusus yang akan dibicarakan berikut ini:

a. Tanah

Tanah yang di miliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan di catat dalam rekening tanah. Apabila tanah itu tidak digunakan dalam usaha perusahaan maka dicatat dalam rekening investasi jangka panjang.

Harga perolehan tanah terdiri dari berbagai elemen seperti, harga beli, komisi pembelian, bea balik nama, biaya penelitian tanah, iuran-iuran (pajak) selama tanah belum dipakai, biaya merobohkan bangunan lama, biaya perataan tanah, pembersihan dan pembagian, pajak-pajak yang jadi beban pembeli pada waktu pembelian tanah.

b. Bangunan

Gedung yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus dialokasikan pada tanah dan gedung. Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan gedung adalah harga beli, biaya perbaikan sebelum gedung dipakai, komisi pembelian, bea balik nama, pajak-pajak yang menjadi tanggungan pembeli pada waktu pembelian.

c. Mesin dan alat-alat

Yang merupakan harga perolehan mesin dan alat-alat adalah harga beli, pajak-pajak yang menjadi beban pembeli, biaya angkut, asuransi selama dalamperjalanan, biaya pemasangan, biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin.

(24)

d. Alat-alat kerja

Alat-alat kerja yang dimiliki bisa berupa alat-alat untuk mesin atau alat- alat tangan seperti drei, catut, pukul besi dan lain-lain. Karena harga perolehannya relative kecil maka biasanya alat-alat ini tidak didepresiasi tetapi diperlakukan sebagai berikut:

1) Pada waktu pembelian dikapitalisasi, kemudian setiap akhir periode di hitung fisiknya, selisihnya dicatat sebagai biaya untuk periode itu dan rekening alat-alat kerja dikredit, atau

2) Dikapitalisasi sebagai aset dengan jumlah tertentu dan dianggap sebagai persediaan normal, kemudian setiap kali pembelian baru di bebankan sebagai biaya.

e. Pattern dan Dies/Cetakan-cetakan

Cetakan-cetakan yang dipakai untuk produksi dalam beberapa periode dicatat dalam rekening, aset tetap dan didepresiasi selama umur ekonomisnya.

Tetapi jika cetakan dipakai hanya untuk memproduksi pesanan khusus, maka harga perolehannya dibebankan sebagai biaya produksi pesanan tersebut

f. Perabot (Mebelair) dan Alat-alat Kantor

Elemen-elemen perabot seperti meja, kursi, lemari, sedang dalam judul alat-alat kantor termasuk mesin tik, mesin hitung, dan lain-lain. Pembelian atau pembuatan alat-alat ini harus dipisah-pisahkan untuk fungsi-fungsi produksi, penjualan dan administrasi, sehingga depresiasinya dapat dibebankan pada masing-masing fungsi tersebut. Yang termasuk dalam harga perolehan perabot

(25)

atau alat-alat kantor adalah harga beli, biaya angkut dan pajak-pajak yang menjadi tanggungan pembeli.

g. Kendaraan

Yang termasuk harga perolehan kendaraan adalah harga faktur, bea balik nama dan biaya angkut. Pajak-pajak yang dibayar setiap periode seperti pajak kendaraan bermotor, jasa raharja, dan lain-lain dibebankan sebagai biaya pada periode yang bersangkutan. Harga perolehan kendaraan ini didepresiasi selama masa kegunaan.

5. Cara - Cara Perolehan Aset Tetap

Menurut Hery (2014:125) selain di beli secara tunai, aset juga dapat diperoleh melalui:

a. Perolehan dengan Pembelian Gabungan (basket purchase)

Untuk menghitung besarnya harga perolehan atas dasar masing-masing aset, total harga beli ini harus dialokasikan diantara masing-masing aset yang di beli tersebut. Ketika bagian dari harga beli dapat secara jelas dikaitkan dengan aset tertentu, maka harga perolehan dari aset tertentu tersebut dapat langsung ditetapkan, dan sisa saldo harga beli akan dialokasikan di antara aset lainya yang tersisa. Namun, ketika tidak ada bagian dari harga beli yang dapat secara jelas dikaitkan dengan aset tertentu, maka seluruh jumlah harga beli seharusnya dialokasikan diantara masing-masing aset yang dibeli tersebut. Untuk mengalokasikan harga beli gabungan ke masing-masing aset, tafsiran nilai aset dapat diberikan oleh pihak yang independen dan memiliki kompetensi di bidangnya.

(26)

b. Perolehan dengan Pembelian Kredit

Pembeli biasanya akan menandatangani wesel bayar (promes), yang secara spesifik menyebutkan persyaratan mengenai penyelesaian kewajiban.

Kontrak pembelian kredit ini memerlukan pembayaran pada satu tanggal tertentu atau serangkaian pembayaran pada interval periode tetentu yang telah disepakati.

Bunga atas saldo kredit yang belum dibayar akan dicatat dan diakui sebagai beban bunga.

c. Perolehan dengan Sewa Guna Usaha Modal

Suatu kontrak dimana satu pihak (penyewa) diberikan hak untuk menggunakan aset yang dimiliki oleh pihak lain, yaitu pihak yang menyewakan, selama satu periode waktu tertentu dengan membayar sejumlah biaya periodik tertentu. Pada hakikatnya, sewa guna usaha modal secara ekonomis sama dengan pembelian aset tetap secara kredit jangka panjang. Untuk kasus sewa guna usaha modal ini, aset yang disewagunausahakan akan di catat sebagai aset tetap dalam pembukuan penyewa (lesse) selaku pengguna aset, dan bukan dalam pembukuan perusahaan yang secara hokum masih memiliki aset tersebut, dalam hal ini adalah si pembei sewa (lessor). Aset pada sewa guna usaha modal dicatat sebesar nilai sekarang (present value) dari serangkaian pembayaran sewa dimasa depan.

d. Perolehan dengan Pertukaran Aset Tetap

Perusahaan dapat memperoleh sebuah aset baru dengan cara menukar aset moneter yang ada. Aset yang baru tersebut akan dicatat sebesar nilai pasar wajarnya atau sebesar nilai pasar wajar dari aset yang diserahkan untuk dipertukarkan adalah peralatan bekas, maka nilai pasar wajar dari aset yang baru

(27)

umumnya lebih dapat ditentukan dengan mudah dan oleh karena itu aka digunakan untuk mencatat pertukaran.

e. Perolehan dengan Penerbitan Sekuritas

Ketika saham diterbitkan dalam pertukaran untuk aset selain kas, seperti tanah, bangunan, dan peralatan, maka aset yang diperoleh harus dicatat sebesar nilai pasar wajarnya. Namun, jika nilai pasar wajar dari aset yang diperoleh tidak dapat ditentukan secara objektif, maka harga pasar wajar saham akan digunakan untuk mencatat perolehan aset tersebut. Nilai pari ataupun nilai yang ditetapkan tidak pernah dipakai dalam menentukan besarnya harga perolehan dari aset yang diterima.

f. Perolehan dengan Konstruksi (bangun) Sendiri

Gedung dibangun oleh perusahaan untuk digunakan sendiri. Ini dilakukan untuk menghemat biaya konstruksi, memanfaatkan fasilitas yang tidak terpakai, atau untuk mendapatkan kualitas bangunan yang lebih baik. Sama halnya dengan pembelian aset, harga perolehan aset tetap yang dibangun sendiri meliputi seluruh pengeluaran-pengeluaran yang terjadi sehubungan dengan pembangunan aset tersebut hingga siap digunakan.

g. Perolehan dengan Donasi (sumbangan)

Ketika aset diterima melalui donasi (sumbangan), pengeluaran- pengeluaran tertentu mungkin diperlukan, namun pengeluaran-pengeluaran ini biasanya relatif kecil sehingga tidak diperhitungkan sebagai dasar penelaian untuk mencatat sumbangan aset tersebut. Aset yang diperoleh melalui sumbangan seharusnya dinilai dan dicatat sebesar nilai pasar wajarnya. Perolehan aset lewat

(28)

sumbangan ini akan di akui sebagai pendapatan atau keuntungan dalam periode dimana sumbangan aset tersebut diterima.

6. Biaya-biaya Selama Masa Penggunaan Aset Tetap

Zaki Baridwan (2004:289) Aset tetap yang dimiliki dan di gunakan yang tujuannya agar dapat memenuhi kebutuhan perusahaan, pengeluaran-pengeluran tersebut dapat dikelompokkan menjadi:

a. Reparasi dan pemeliharaan

Biaya reparasi dapat merupakan biaya yang jumlahnya kecil jika reparasinya biasa, dan jumlahnya cukup besar jika reparasinya besar. Biaya reparasi kecil seperti penggantian baut, mur, sekering mesin merupakan biaya yang sering terjadi. Biaya pemeliharaan meruupakan biaya yang dikeluarkan untuk memelihara aset agar tetap dalam kondisi yang baik, biaya seperti ini adalah biaya penggantian oli, pembersihan, pengecetan, dan biaya lain yang serupa.

Ada dua cara pencatatan biaya reparasi besar yaitu:

1) Menambah harga perolehan aset tetap, apabila biaya ini dikeluarkan untuk menaikkan kegunaan aset dan tidak menambah umurnya.

2) Mengurangi akumulasi depresiasi, apabila biaya ini dikeluarkan untuk memperpanjang umur aset tetap dan mungkin juga nilai residunya.

Karena jumlah akumulasi depresiasi berkurang berarti nilai bukunya menjadi bertambah besar. Perhitungan depresiasi untuk tahun-tahun berikutnya harus direvisi sesuai dengan perubahan nilai buku aset dan umur ekonomis yang baru.

(29)

b. Penggantian

Yang dimaksud dengan penggantian adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengganti aset atau suatu bagian aset dan unit yang baru yang tipenya sama, misalnya penggantian dinamo mesin. Penggantian seperti ini biasanya terjadi karena aset lama sudah tidak berfungsi lagi (rusak). Penggantian bagian- bagian aset yang biasanya kecil diperlakukan dengan cara yang sama seperti reparasi kecil. Apabila bagian-bagian yang diganti itu biasanya cukup besar, maka harga perolehan bagian itu dihapuskan dari rekening aset dan diganti dengan harga perolehan yang baru. Egitu juga akumulasi depresiasi untuk bagian yang diganti dihapuskan.

c. Perbaikan (Betterment/Improvement)

Yang dimaksud dengan perbaikan adalah penggantian suatu aset dengan aset baru untuk memperoleh kegunaan yang lebih besar. Perbaikan yang biayanya kecil dapat diperlakukan sepeti reparasi biasa, tetapi perbaikan yang memakan biaya yang besar dicatat sebagai aset baru. Aset lama yang diganti dan akumulasi depresiasinya dihapus dari rekening-rekeningnya.

d. Penambahan ( addition)

Yang dimaksud dengan penambahan adalah memperbesar atau memperluas fasilitas suatu aset seperti penambahan ruang dalam bangunan, ruang parkir dan lain-lain. Akhir-akhir ini sering dapat tambahan mesin yang dipasang dalam pabrik untuk menghilangkan (mengurangi) pencemaran. Apabila alat tambahan itu dipasang untuk menjadi satu dengan mesin maka biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan memasang alat itu merupakan suatu

(30)

penambahan. Biay-biaya yang timbul dalam penambahan kapitalisasi menambah harga perolehan aset dan didepresiasi selama umur ekonomisnya.

e. Penyusunan Kembali Aset Tetap (Rearrangement)

Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penyusunan kembali aset atau perubahan route produksi, atau untuk mengurangi biaya produksi, jika jumlahnya cukup berarti dan manfaat penyusunan kembali itu akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi maka harus dikapitalisasi. Biaya- biaya semacam itu dikapitalisasi sebagai biaya dibayar di muka atau beban yang ditangguhkan dan akan diamortisasikan ke periode-periode yang memperoleh manfaat dari penyusunan kembali tersebut.

7. Penghentian Aset tetap

Berkaitan dengan penghentian dan pelepasan aset tetap, Pernyataan Satndar Akuntansi Keuangan Nomor 16 Paragraf 67 (2011:16.20) yang di kutip dari jurnal EMBA vol.1 No.3 menyatakan bahwa jumlah yang terctat suatu aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepas atau ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.

Efraim Ferdinan Giri (2012:234) ada beberapa transaksi yang menghentikan pemakaian aset tetap yaitu:

a. Penjualan Aset Tetap

Jika penggunaan aset tetap tertentu dihentikan, rekening-rekening yang bersangkutan dengan aset tersebut harus dihapus. Jika penghentian disebabkan transaksi penjualan, selisih antara harga jual dengan nilai buku aset tetap yang

(31)

tersisa harus diakui sebagai laba atau rugi. Jika nilai buku aset lebih kecil dibandingkan dengan kas/aset lain diterima, timbul keuntungan. Sebaliknya, jika nilai buku aset lebih besar dibandingkan dengan kas/aset lain yang diterima, timbul kerugian.

b. Berakhirnya Masa Manfaat Aset Tetap

Apabila aset tetap dihentikan karena berakhirnya masa manfaatnya, semua akun yang berkaitan dengan aset tetap tersebut harus dihapus. Dalam transaksi ini, saat aset tetap dihentikan pemakaiannya masih memiliki nilai residu, harus diakui sebagai rugi penghentian aset tetap.

c. Pertukaran dengan Aset Lain

1) pertukaran dengan Surat berharga

harga pertukaran aset tetap yang didapat melalui pertukaran dengan surat berharga diukur dengan jumlah uang yang dapat direalisasikan apabila surat berharga tersebut dijual. Jika harga pasar surat-surat berharga tidak dapat ditentukan, harga pasar aset tetap yang diperoleh menjadi dasar pencatatan kos aset yang bersangkutan. Jika harga pasar kedua aset tersebut tidak ada, kos aset tetap tetsebut harus ditaksir oleh pihak yang independen, misalnya oleh penilai (appraiser)

2) Pertukaran Dengan Aset Non-moneter

Pertukaran aset non-moneter memiliki substansi komersial jika transaksi tersebut menyebabkan perubahan pada aliran kas pada masa depan suatu entitas (PSAK No. 16). Jika posisi ekonomi dua entitas yang bertransaksi berubah, transaksi pertukaran tersebut memiliki

(32)

substansi komersial, ada dua faktor yang harus dipertimbanbgkan dalam menentukan perubahan alliran kas masa depan, yaitu penentuan risiko, waktu dan jumlah aliran kas yang berubah, dan mengevaluasi apakah aliran kas terpengaruh atau tidak oleh transaksi pertukaran tersebut. Missal, pertukaran antara aset mesin dan tanah, waktu dan jumlah aliran kas yang ditimbulkan oleh mesin akan berbeda signifikan dengan aliran kas masa depan yang ditimbulkan oleh tanah.

Dengan demikian, transaksi pertukaran ini memiliki substansi komersial.

B. Penyusutan Aset

1. Pengertian Penyusutan (Depresiasi)

Penyusutan bukanlah proses dimana perusahaan mengakumulasikan dana (kas) untuk mengganti aset tetapnya. Penyusutan juga bukanlah cara untuk menghitung nilai yang berlaku saat aset tetap. Beberapa pengertian Depresiasi:

a. Menurut PSAK No.17 dalam buku Zaki Baridwan (2004:305) Depresiasi (penyusutan) adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang didestimasi yang akan dibebankan ke pendapatan baik secra langsung maupun tidak langsung.

b. PSAK No. 16 (Revisi 2007) dalam buku Waluyo (2014:120) Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya.

(33)

c. Menurut Kieso yang diambil dari kutipan jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik Depresiasi adalah proses akuntansi untuk mengalokasikan harga pokok (cost) aktiva berwujud pada beban dengan cara yang sistematik dan rasional dalam periode-periode yang mengambil manfaat dari penggunaan aktiva tersebut.

d. Menurut Gitman yang diambil dari jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik Depresiasi merupakan pembebanan sistematis dari suatu porsi dari harga perolehan (cost) aktiva tetap terhadap pendapatan pertahun yang di hasilkan dari aktiva tersebut.

e. Menurut Efraim Ferdinan Giri (2012:247) Depresiasi adalah proses sistematis dan rasional untuk mengalokasikan kos atau biaya aset tetap selama taksiran manfaat aset tetap dan pembebanannya pada perioda yang menerima manfaat aset tetap tersebut.

f. Menurut Zaki Baridwan (2004:305) Depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi.

g. Menurut Hery (2014:138) Penyusutan adalah alokasi secara periodik dan sistematis dari harga perolehan aset selama periode-periode berbeda yang memperoleh manfaat dari penggunaan aset bersangkutan.

Dari defenisi diatas dapat dikatakan bahwa penyusutan aset tetap itu adalah pengalokasian kos atau biaya selama periode akuntansi yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat.

(34)

Penyusutan umumnya terjadi ketika aset tetap telah digunakan dan merupakan beban bagi periode dimana aset dimanfaatkan. Praktek pembebanan penyusutan akan mencerminkan tingkat penggunaan aset yang layak dan jumlah laba yang tepat untuk dilaporkan.

Beban penyusutan adalah pengakuan atas penggunaan manfaat potensial dari suatu aset. Sifat beban penyusutan secara konsep tidak berbeda dengan beban yang mengakui pemanfaatan atas premi asuransi ataupun sewa yang dibayar dimuka selama periode berjalan.

Akumulasi penyusutan adalah bukan sebuah dana pengganti aset, melainkan jumlah harga perolehan aset yang telah dibebankan (melalui pemakaian) dalam periode-periode sebelumnya. Akumulasi penyusutan merupakan kumpulan dari beban penyusutan periodik.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Beban penyusutan

Pembebanan penyusutan merupakan pengakuan terjadinya penurunan nilai atas potensi manfaat (jasa) suatu aktiva. Pengalokasian beban penyusutan mencakup beberapa periode pendapatan sehingga banyak faktor yang harus dipertimbangkan oleh manajemen untuk menghitung besarnya beban penyusutan periodek secara tepat.

3. Faktor-faktor Dalam Menentukan Biaya Depresiasi

Menurut Zaki Baridwan (2004:307) ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban depresiasi setiap periode, faktor- faktornya adalah:

a. Harga perolehan (Cost)

(35)

Yaitu uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan biaya-biaya lain yang terjadi dalam memperoleh suatu aktiva dan menempatkannya agar dapat digunakan

b. Nilai Sisa (Residu)

Nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah yang diterima bila aktiva itu dijual, ditukarkan atau cara-cara lain ketika aktiva tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual/menukarnya.

c. Taksiran Umur Kegunaan (Masa Manfaat)

Suatu aktiva dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijakan- kebijakan yang dianut dalam reparasi. Taksiran umur ini bisa dinyatakan dalam satuan periode tertentu, satuan hasil produksi atau satuan jam kerjanya. Dalam menaksir umur (masa manfaat) aktiva, harus dipertimbangkan sebab-sebab keausan fisik dan fungsional.

4. Aset yang Dapat di Susutkan

Waluyo (2014:120) penyusutan dilakukan terhadap aset tetap berwujud dengan syarat aset tetap berwujud tersebut:

a. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi;

b. Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas; dan

c. Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang dan jasa untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi.

(36)

Persyaratan aset yang dapat disusutkan menurut ketentuan perpajakan meliputi:

a. Harta yang dapat disusutkan adalah harta berwujud

b. Harta tersebut mempunyai masa manfaat dari 1 (satu) tahun,

c. Harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.

5. Metode Perhitungan Depresiasi

Zaky Baridwan (2004:308) ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban depresiasi periodik. Untuk dapat memilih salah satu metode hendaknya dipertimbangkan keadaan-keadaan yang mempengaruhi aktiva tersebut. Metode-metode itu adalah:

a. Metode Garis Lurus (Straight line method)

Disebut garis lurus karena periode pertama dan periode berikutnya jumlahnya sama. Metode ini adalah metode depresiasi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Dalam cara ini beban depresiasi tipa periode jumlahnya sama (kecuali kalau ada penyesuaian-penyesuaian)

Metode ini memiliki kelebihan dan kelemahan:

1) Kelebihan dari metode ini yaitu mudah digunakan dalam praktek dan lebih mudah dalam menentukan tarif penyusutan.

2) Kelemahan dari metode penyusutan ini yaitu beban pemeliharaan dan perbaikan dianggap sama setiap periode, manfaat ekonomis aktiva setiap tahun sama, beban penyusutan yang diakui tidak mencerminkan upaya yang digunakan dalam menghasilkan pendapatan.

(37)

Depresiasi =

Keterangan :

NP = Harga perolehan (cost) NS = Nilai sisa (residu) n = Taksiran umur kegunaan

Perhitungan depresiasi dengan garis lurus ini didasarkan pada anggapan- anggapan sebagai berikut:

1) kegunaan ekonomis dari suatu aktiva akan menurun secara proporsional setiap periode

2) biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya relatif tetap.

3) Kegunaan ekonomis berkurang karena lewatnya waktu.

4) Penggunaan (kapasitas) aktiva tiap-tiap periode relatif tetap

Metode garis lurus sebaiknya digunakan untuk menghitung depresiasi gedung, mebel dan alat-alat kantor. Biaya depresiasi yang dihitung dengan cara ini jumlahnya setipa periode tetap. Tidak menghiraukan kegiatan dalam periode tersebut.

b. Metode Jam Jasa (Servise Hours Method)

Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva (terutama mesin- mesin) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya (full time) disbanding dengan penggunaan yang tidak sepenuhnya (part time). Dalam cara ini beban depresiasi periodik basarnya akan sangat tergantung pada jam jasa yang terpakai

(38)

Depresiasi per jam =

NP = Harga perolehan NS = Nilai sisa

n = Taksiran jam jasa

Karena beban depresiasi dasarnya adalah jumlah jam yang digunakan, maka metode ini paling tepat jika digunakan untuk kendaraan. Dengan anggapan bahwa kendaraan itu lebih banyak aus karena dipakai dibandingkan dengan tua karena waktu.

c. Metode Hasil Produksi (Productive Output Method)

Dalam metode ini umur aktiva di taksitr dalam satuan jumlah unit hasil produksi. Beban depresiasi di hitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi dalam hasil produksi. Dasar teori yang dipakai adalah bahwa suatu aktiva itu dimiliki untuk menghasilkan produk, sehingga depresiasi juga didasarkan pada jumlah produk yang dapat dihasilkan.

Depresiasi/unit = NP = Harga perolehan NS = Nilai sisa

n = Taksiran hasil produksi (unit)

Metode ini seperti halnya metode jam jasa sebaiknya digunakan untuk aktiva-aktiva yang dapat diukur hasil produksinya, seperti mesin-mesin. Beban depresiasi yang dihitung dengan metode hasil produksi dan jam jasa, jumlahnya

(39)

setiap periode tergantung pada jumlah produksi atau jam jasa aktiva. Oleh karena itu biaya depresiasi yang dihitung dengan kedua cara ini mempunyai sifat variable.

d. Metode Beban Berkurang (Reducing Charge Methods)

Metode ini didasarkan pada teori bahwa aktiva yang baru akan dapat digunakan dengan lebih efisien dibandingkan dengan aktiva yang lebih tua. Begitu juga biaya reparasi dan pemeliharaannya. Biasanya aktiva yang baru akan memerlukan reparasi dan pemeliharaan yang lebih sedikit disbanding dengan aktiva yang lama. Jika dipakai metode ini maka diharapkan jumlah beban depresiasi dan biaya reparasi & pemeliharaan dari tahun ke tahun aka relatif stabil, karena jika depresiasinya besar maka biaya reparasi dan pemeliharaannya kecil (dalam tahun pertama), dan sebaliknya dalam tahun terakhir, beban depresiasi kecil sedangkan biaya reparasi dan pemeliharaannya besar.

Ada 4 cara menghitung beban depresiasi yang menurun dari tahun ketahun, yaitu:

1) Metode jumlah angka tahun (sum of year’s digits method)

Di dalam metode ini depresiasi dihitung dengan cara mengalikan bagian pengurang (reducing fractions) yang setiap tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan dikurangi harga residu, bagian pengurang ini dihitung sebagai berikut:

Pembilang = bobot (weight) untuk tahun yang bersangkutan

Penyebut = jumlah angka tahun selama umur ekonomis aktiva atau

(40)

Jika aktiva itu umur ekonomisnya panjang, maka penyebut (jumlah angka tahun) bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Junlah angka tahun = n

(

)

n = umur ekonomis

Untuk mesin di atas (umur 3 tahun) = 3 (

)=

6

2) Metode saldo menurun (declining balance method)

Dalam cara ini beban depresiasi periodic dihitung dengan cara mengalikan tarif yang tetap dengan nilai buku aktiva. Karena nilai buku aktiva ini setiap tahun selalu menurun maka beban depresiasi tiap tahunnya juga selalu menurun. Tarif ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

T = 1 ‒

Keterangan:

T = Tarif

n = Umur ekonomis NS = Nilai Sisa HP = Harga perolehan

3) Metode Saldo Menurun Ganda (Double declining balance method) Dalam metode ini, beban depresiasi tiap tahunnya menurun. Untuk dapat menghitung beban depresiasi yang selalu menurun, dasar yang digunakan adalah presentase depresiasi dengan cara garis lurus.

(41)

Persentase ini dikalikan dua dan setiap tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap. Karena nilai buku selalu menurun maka beban depresiasi juga selalu menurun.

Rumus sebagai berikut:

Tarif Penyusutan = Depresiasi Garis Lurus

HP − NS × 100% × 2

4) Metode tarif menurun (declining rate on cost method)

Cara menghitung depresiasi dengan menggunakan tarif (%) yang selalu menurun tarif (%) ini setiap periode dikalikan dengan harga perolehan. Penerunan tarif (%) setiap periode dilakukan tanpa menggunakan dasar yang pasti, tetapi ditentukan berdasarkan kebijakan pimpinan perusahaan. Karena tarif (%)-nya setiap periode selalu menurun maka beban depresiasinya juga selalu menurun.

(42)

C. Kerangka Pikir

Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aset Tetap PT. Mallawa Hydro Gambar 2.1 Kerangka Pikir

PT. Mallawa Hydro merupakan perusahaan yang bergerak dibidang Pembangkit Listrik Tenaga Air. PT. Mallawa Hydro memiliki macam-macam aset tetap dalam pengoperasiannya. Aset tetap yang sudah dipakai selama periode akuntansi berjalan akan mengalami yang namanya penyusutan aset tetap. Dalam menghitung besar beban penyusutan aset tetap pada PT. Mallawa Hydro maka akan digunakan dua metode penyusutan aset tetap yaitu metode garis lurus dan metode beban berkurang yang kemudian akan memperoleh hasil dan kemudian hasil dari perhitungan penyusutan tersebut akan kembali kepada perusahaan.

PT. Mallawa Hydro

Metode Penyusutan Aset Tetap

Metode Garis Lurus

Metode Beban Berkurang

Hasil

(43)

D. Hipotesis

Hipotesi pada hakekatnya merupakan jawaban sementara dari Masalah yang akan diteliti. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “Bahwa penerapan metode penyusutan aset tetap belum di lakukan pada PT. Mallawa Hydro.

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Objek penelitian ini akan dilaksanakan pada PT. Mallawa Hydro yang bertempat di Desa Tellumpanuae Kec.Mallawa Kab.Maros Sulawesi Selatan . sementara waktu yang akan digunakan penulis untuk proses penelitian memerlukan waktu kurang lebih dua bulan.

B. Metode Pengumpulan Data

untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah metode pengumpulan data penulis sebagai berikut:

2. Interview (wawancara) yaitu suatu cara pengumpulan data yang mengadakan tanya jawab yang terkait dengan objek penelitian yang dianggap mampu memberikan data-data atau informasi yang akurat.

3. Dekumentasi yaitu tinjauan yang dilakukan terhadap literature-literatur dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan pembahasan guna mendapat landasan teori dalam menganalisa data yang telah dikumpulkan.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis data

Adapun jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini:

(45)

a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk informasi baik secara lisan maupun tulisan yang berkaitan dengan masalah

b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang berupa data dalam bentuk angka-angka.

2. Sumber Data

Adapun sumber data yang akan digunakan adalah:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan melalui hasil pengamatan dan wawancara dengan menejer proyek.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari laporan data tulisan yang ada hubungannya dengan instansi atau melalui literature yang berhubungan dengan masalah tersebut.

D. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis dan pembuktian hipotesis untuk pembahasan digunakan metode analisis sebagai berikut.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah membandingkan antara metode garis lurus dengan metode beban berkurang untuk mengetahui metode penyusutan apa yang cocok digunakan pada PT. Mallawa Hydro dengan rumus sederhana menurut Zaki Baridwan

1. Rumus untuk menghitung metode garis lurus (straight line method) : Depresiasi =

(46)

Keterangan :

NP = Harga perolehan (cost) NS = Nilai sisa (residu) n = Taksiran umur kegunaan

2. Untuk menghitung metode beban berkurang (reducing charge methods) di gunakan salah satu rumus dari metode ini yaitu dengan memakai rumus Metode Saldo Menurun Ganda (Double declining balance method)

Rumus sebagai berikut:

Tarif Penyusutan = Depresiasi Garis Lurus

Hp − NS × 100 × 2

(47)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

PT. Mallawa Hydro adalah Project Pembangkit Listrik Tenaga Air yang berkapasitas 5 Mw, yang mampu mensuplai kebutuhan listrik Maros khususnya Camba, Sinjai dan Bone. Pembangkit Listrik Tenaga Air skala Mikro yang disingkat PLTM Mallawa ini didirikan oleh PT. Mallawa Hydro Energi yang masih anak perusahaan dari Kalla grup yakni PT. Bukaka Teknik Utama.

PT. Bukaka Teknik Utama Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang Rancang Bangun Rekayasa, Konstruksi dan Manufaktur (Bidang Energi, Transportasi dan Telekomunikasi). Perusahaan ini didirikan pada tanggal 25 Oktober 1978 dalam kerangka undang-undang penanaman modal dalam negeri No. 6 tahun 1968 undang-undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 149 yang diterbitkan oleh Notaris Haji Bebasa Daeng Lalo, SH Akta pendirian ini telah di sahkan oleh Mentri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat Keputusan NO. Y.A.5 / 242 7 tanggal 21 Mei 1979, serta diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia No. 33 tambahan No. 251 tanggal 22 April 1980. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan seiring dengan naik turunnya kemampuan ekonomi perusahaan, perubahan terakhir dengan akta No. 35 tanggal 8 November 1994 yang diterbitkan oleh Notaris Sujibto, SH., mengenai modal dasar dan modal disetor perusahaan

(48)

sehubungan dengan rencana penawaran saham perusahaan kepada masyarakat.

Perusahaan tersebut telah disahkan oleh Mentri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-17532.HT.01.04 HT.94 tanggal 30 November 1994. Sesuai dengan 3 anggaran dasar perusahaan, perusahaan bergerak dalam bidang pembuatan dan penyediaan peralatan khusus dan bisnnis lain yang termasuk didalam industri konstruksi kantor perusahaan dan fasilitas pabriknya berlokasi di Bukaka Industri 33 Estate, Jl. Raya Bekasi Narogong, Km 19,5 Cileungsi, Bogor Jawa Barat. Perusahaan memulai aktivitas uusaha komersialnya sejak tahun 1981

Berdasarkan Surat Keputusan Badan pengawasan Pasar Modal (BAPEPAM) No. S-1960 PM 1994 tanggal 1994, perusahaan menawarkan saham kepada masyarakat sejumlah 40.0000.000 saham bisa dengan nilai nominal Rp.500 per lembar saham dengan harga penawaran Rp. 3.200 per saham keseluruhan saham perusahaan sejumlah 140.612.000 telah di daftarkan dan di catat di Bursa Efek Indonesia (sebelumnya bernama Bursa Efek Jakarta Surabaya). Dara tahun ke tahun perusahaan mampu meningkatkan kualitasnya.

Hal ini di buktikan dengan perolehan sertifikat ISO 9001, pada tahun 1995, perusahaan mendapatkan sertifikat American perolehan Institute untuk kegiatan bidang minyak dan gas dalam masa ini juga, perusahaan mencatat diri di bursa efek sebagai perusahaan terbuka. saat terjadi krisis ekonomi di Indonesia tahun 1997 yang mengakibatkan melemahnya mata uang rupiah membuat perusahaan berada pada poosisi sulit, karena pinjaman yang diterima dalam posisi keuangan

(49)

tidak menguntungkan perusahaan, dijadikan sebagai hikmah dengan tidak mengurangi tekad manajemen untuk meningkatkan prestasi dengan segala terobosan yang inovatif dalam produksi garbarata, jembatan rangka baja, menara listrik komunikasi dan segala pekerjaan yang berhubungan dengan power plant, 34 transmission lines, termasuk yang menyangkut kegiatan produksi minyak dan gas bumi.

Perkembangan perusahaan ini terjadi pada tahun 2006-2007 karena perusahaan mendapatkan pengakuan standarisasi kualifikasi manjemen berdasarkan persyaratan ISO berturut-turut untuk Steel Tower, Boarding Bridge Three Tunels, dan Oil and Gas. Krisis yang melanda di dunia pada tahun 2008 juga memberikan dampak negatif bagi dunia usaha dan perushaan.

Fluktuas harga bahan mentah yang mengganggu perhitungan harga pokok barang yang di produksi termasuk faktor yang memberikan tekanan bagi perusahaan. Kegigihan karyawan untuk menindaklanjuti kebijakan perusahaan memberikan kans yang besar dalam keberhasilan suatu perusahaan untuk tetap bertahan serta berkembang, sampai saat ini PT Bukaka Teknik Utama Tbk.

memiliki ribuan karyawan walaupun sempat banyak melakukan phk pada saat kondisi ekonomi dunia carut marut kurang lebih sebesar 100-200 karyawan.

Untuk menjadi tenaga IT di perusahaan PT. Bukaka Teknik Utama minimal harus menguasai program Delphi, PHP,MS SQL Server, Web Programming, Client Server. Selain itu pada PT. Bukaka Teknik Utama jumlah tenaga IT yang dibutuhkan kurang lebih 15 karyawan dan untuk membiaya tenaga IT kurang

(50)

B. Visi dan Misi Perusahaan

Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya,akan selalu berusaha untuk menjadi perusahaan yang terdepan. PT. Bukaka Teknik Utama yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi berusaha menjadi perusahaan yang terdepan di bidangnya. Setiap perusahaan pasti mempunyai visi dan misi untuk menjalankan usahanya tersebut .Visi dan misi inilah yang menjadi landasan bagi PT Bukaka Teknik Utama Tbk dalam menjalan kan segala kegiatan usahanya.

1. Visi

Menjadi kelas dunia keunggulan perusahaan multi-nasional di bidang teknik, konstruksi dan energy

2. Misi

Perusahaan untuk terus meningkatkan kepuasan dalam semua bidang, mengembangkan hubungan saling menguntungkan dengan para pemangku kepentingan, terus menerus memperbaiki sistem manajemen dan mengembangkan karyawan sebagai sumber daya berkualitas

C. Siklus Proyek

Dalam mengerjakan sebuah proyek, dibutuhkan sebuah perencanaan yang matang. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa tujuan akhir proyek dapat tercapai sesuai dengan waktu, scope dan dana yang telah ditetapkan di awal

(51)

kegiatan proyek. Untuk itu, manajer proyek harus dapat memastikan bahwa seluruh sumber daya yang dialokasikan dalam proyek digunakan dengan cara yang paling efisien. Ini berarti bahwa perencanaan proyek harus dilakukan secara professional yang didasarkan pada siklus hidup proyek.

Secara umum, siklus hidup proyek merupakan suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana sebuah proyek direncanakan, dikontrol, dan diawasi sejak proyek disepakati untuk dikerjakan hingga tujuan akhir proyek tercapai. Terdapat empat tahap kegiatan utama yang dilakukan dalam siklus hidup proyek PT. Mallawa Hydro yaitu :

Gambar 4.1 Siklus Hidup Proyek PT. Mallawa Hydro

1. Tahap Inisiasi Proyek

Tahap inisiasi proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan diidentifiasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan. Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk

Tahap Inisiasi

Tahap Pengontrolan

Pelaksanaan Pengontrolan Tahap Perencanaan

Tahap Penutupan

(52)

memilih sebuah solusi yang memiliki kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan.

Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk.

2. Tahap Perencanaan Proyek

Perencanaan proyek merupakan proses pengembangan detail atas perencanaan sutu proyek, yang meliputi daftar semua tugas, pengalokasian sumber daya, penjadwalan, perencanaan anggaran / budget, manajemen resiko, dan lain-lain. Proses perincian ini sangat bermanfaat agar dapat memahami rangkaian tugas yang akan dilakukan, yang meliputi pihak-pihak yang bertanggung jawab, batasan waktu tugas, dan lain-lain. Perencanaan proyek yang telah disetujui sponsor disebut project baselin. Project baseline tersebut digunakan sebagai kerangka acuan pengendalian proyek.

3. Tahap Pengontrolan Proyek

Pada tahap ini tugas-tugas mulai dilaksanakan. Secara teknis, project baseline dijadikan sebagai pedoman / acuan tugas yang dilaksanakan. Seorang manajer proyek harus memantau tugas agar proyek dapat berjalan tepat waktu, sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan berada pada budget yang telah ditetapkan.

4. Tahap Penutupan Proyek

Tahap ini merupakan akhir dari aktivitas proyek, setelah proyek selesai, manajer proyek mempertanggungjawabkan hasil proyek kepada Bapak Ahmad Kalla selaku pemilik perusahaan. Langkah akhir yang perlu dilakukan pada tahap

(53)

ini yaitu melakukan post implementation review untuk mengetahui tingkat keberhasilan proyek dan mencatat setiap pelajaran yang diperoleh selama kegiatan proyek berlangsung sebagai pelajaran untuk proyek-proyek dimasa yang akan datang.

D. Struktur Organisasi

Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama – sama dengan kemampuan dan keahlianya masing – masing untuk mencapai suatu tujuan sesuai yang direncanakan. Dengan adanya organisasi kerja yang baik diharapkan akan memberikan hasil efisien, tepat waktu serta dengan kualitas tinggi.

Suatu proyek konstruksi yaitu proyek fisik yang dicapai dengan kegiatan konstruksi merupakan suatu sistem. Sedangkan sistem itu sendiri secara konseptual berpengertian adanya perangkat atau kelompok yang menyangkut beberapa unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.

Perusahaan PT. Mallawa Hydro di sesuaikan menurut kebutuhan dan kemampuan dari perusahaan. Adapun struktur organisasi perusahaan PT. Mallawa Hydro adalah pada gambar berikut ini:

(54)

Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. Mallawa Hydro

1. Direktur Utama

Direktur utama adalah jabatan yang ditunjuk dan memberi laporan kepada Dewan Direksi / Board of Director (BOD).

Tugas Direktur Utama

a. Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif

b. Menawarkan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi (biasanya bekerjasama dengan MD atau CEO)

c. Memimpin rapat umum, dalam hal: untuk memastikan pelaksanaan tata- tertib; keadilan dan kesempatan bagi semua untuk berkontribusi secara

Direktur Utama

Manager Logistik Manager Proyek Manager Keuangan

Site Manage

Ka. Pelaksana Site Engineering

Logistik

Pelaksana Engineering

Gudang

Drafter

(55)

tepat; menyesuaikan alokasi waktu per item masalah; menentukan urutan agenda; mengarahkan diskusi ke arah konsensus; menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan

d. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar

e. Memainkan bagian terkemuka dalam menentukan komposisi dari board dan sub-komite, sehingga tercapainya keselarasan dan efektivitas

f. Mengambil keputusan sebagaimana didelegasikan oleh BOD atau pada situasi tertentu yang dianggap perlu, yang diputuskan, dalam meeting- meeting BOD.

g. Menjalankan tanggung jawab dari direktur perusahaan sesuai dengan standar etika dan hukum.

2. Project Manager

Manajer Proyek (Project Manager) ini bertindak sebagai pimpinan dalam proyek. PM ini sangat berperan penting dalam proyek, karena kegagalan dan keberhasilan dari proyek ini di tentukan oleh Project Manager. Hal utama yang dilakukan oleh Project Manager adalah berhubungan langsung dengan tim proyek untuk pihak luar. Mereka bertanggung jawab untuk memberikan laporan mengenai rencana dan program yang ada kepada manajer tingkat atas dan kepada siapa saja yang memerlukan.

Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab dari project Manager ini antara lain yaitu:

a. Membuat rencana kerja dan anggaran konstruksi

(56)

b. Mengatur diambil atau tidaknya keputusan c. Mengendalikan seluruh kegiatan konstruksi d. Melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait e. Membangun komunikasi internal dan eksternal.

f. Menyusun pertemuan secara rutin dan menerbitkan sebuah laporan harian.

g. Project Manager melakukan Pemrograman (programming) yaitu melibatkan orang dengan segala bentuk permasalahannya.

h. Project Manager harus bisa menjaga keutuhan perusahaan.

i. Project Manager menjadwalkan waktu, fasilitas dan sumber - sumber yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem yang ada.

j. Tercapainya sasaran biaya, mutu, waktu dan lingkungan.

3. Manager Keuangan

Manajer Keuangan merupakan seseorang yang mempunyai hak dalam mengambil suatu keputusan yang sangat penting dalam suatu bidang investasi dan pembelanjaan perusahaan.

Manajer keuangan bertanggung jawab dalam bidang keuangan pada perusahaan. Peran dan Tanggung Jawab Manajer Keuangan meliputi perolehan dana, pengumpulan dana, pembayaran utang perusahaan, pengendalian, keseimbangan kas perusahaan, serta perencanaan kebutuhan keuangan. Secara keseluruhan tanggung jawab utamanya adalah meningkatkan nilai perusahaan atau kata lain bagaimana meningkatkan kesejahteraan para pemegang perusahaan.

(57)

Tugas-tugas dasar yang diemban oleh seorang menejer keuangan secara umum adalah :

a. Mendapatkan Dana Perusahaan.

b. Menggunakan Dana Perusahaan 4. Manager Logistik

a. Tugas Meneger Logistik

Melakukan manajemen logistik yaitu mengurus sistem untuk mengawasi proses arus dari logistik dari mulai penyimpanan, pengantaran yang strategis untuk material, bahan-bahan atau suku cadang , dan juga barang jadi atau produk akhir agar dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh perusahaan

b Tanggung jawab Manager Logistik

Dari seorang manajer logistik tentu saja mengelola dan merencanakan sistem operasi khusus untuk perusahaan terkait agar mampu mencapai tujuan bersama dengan memberi manfaat maksimal bagi perusahaan dengan biaya operasi seminimal mungkin. Karakteristik utama dari logistik adalah sangat berhubungan erat dengan proses pemindahan atau penyimpanan barang atau material di tempat yang strategis. Kemudian dalam distribusi fisik dari suatu barang atau integrasi pemindahan, dan juga manajemen operasi material, manajer logistik harus bisa melakukan manajemen logistik secara terpadu.

5. Site Manager

(58)

Construction Manager (Site Manager), fokus pada pengelolaan pelaksanaan pekerjaan, dengan memperhatikan metode kontsruksi, sistematika dan tahapan pelaksanaan.

6. Site Engineering

Tugas dan tanggung jawab Site Engineering

a. Memberikan petunjuk kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis segera setelah kontrak fisik ditandatangani.

b. Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan, untuk menyiapkan rekomendasi secara terinci atas usulan desain, termasuk data pendukung yang diperlukan.

c. Bertanggung jawab atas seluruh hasil pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan time schedule pekerjaan yang telah dibuat

d. Menyusun rencana kerja dalam pekerjaan yang bersangkutan, menghimpun team ahli dan membuat schedule pelaksanaan pekerjaan dan menentukan standar yang seragam untuk pekerjaan yang dilakukan oleh anggota team.

e. Bekerjasama dengan pihak pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan f. Membantu tim di lapangan dalam mengendalikan kegiatan-kegiatan

proyek, termasuk pengendalian pemenuhan waktu pelaksanaan pekerjaan g. Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam

mencari pemecahan-pemecahan atas permasalahan yang timbul sehubungan dengan teknis di lapangan.

(59)

h. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan bahan/material di lapangan serta menyusun rencana kerjanya.

i. Bertanggung jawab atas pengujian dan penyelidikan material/bahan di lapangan

j. Membantu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dalam penyelesaian administrasi kemajuan proyek. Bantuan ini termasuk mengumpulkan data proyek seperti kemajauan pekerjaan, kunjungan pekerjaan, kunjungan lapangan, rapat-rapat koordinasi dilapangan, data pengukuran kuantitas, Semuanya dikumpulkan dalam dalam bentuk laporan kemajuan bulanan dan memberikan saran-saran untuk mempercepat pekerjaan serta memberikan penyelesaian terhadap kesulitan yang timbul baik secara teknis maupun kontraktual untuk menghindari keterlambatan pekerjaan.

7. Ka. Pelaksana

Ttugas Ka Peleksana adalah:

a. Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan.

b. Bersama dengan bagian enginering menyusun kembali metode pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

c. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan.

d. Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan kegiatan harian kepada pelaksana pekerjaan.

(60)

e. Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

f. Membuat program penyesuaian dan tindakan turun tangan, apabila terjadi keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan di lapangan.

g. Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan memproses berita acara kemajuan pekerjaan dilapangan.

h. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan, metode kerja, gambar kerja dan spesifikasi teknik.

i. Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan mengatur pelaksanaan tenaga dan peralatan proyek.

j. Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga dan alat di lapangan.

k. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan.

l. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan.

m. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan, agar selalu sesuai dengan metode konstruksi dan instruksi kerja yang telah ditetapkan.

n. Menerapkan program keselamatan kerja dan kebersihan di lapangan.

8. Logistik

Tugas bagian logistik:

Referensi

Dokumen terkait

Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat serta akumulasi penyusutan dan amortisasi dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan

Berkat rahmat Allah SWT, serta atas petunjuk dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir selama menempuh perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas

Antrian sering terjadi dalam kegiatan sehari-hari dalam suatu kegiatan baik orang atau benda yang sedang menunggu pelayanan seperti pada antrian pasien rumah

Pada Proyek pembangunan Apartemen Bellini Tower Paltrow City Semarang Konsultan supervisi adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek untuk melaksanakan

Setelah terbentuk Analysis Services Project, lanjutkan dengan membuat Data Source, fungsi Data Source adalah sebagai sumber data yang akan digunakan untuk melakukan analisis

Menurut Fajar (2008) ada empat alasan yang menguntungkan produsen untuk memasarkan produknya kepada pihak lain yaitu: (1) produsen mendapatkan keuntungan tertentu dengan

Sistem akan membaca data history permintaan produk timba cor untuk kemudian menjalankan fungsi pelatihan menggunakan metode improved elman. Setelah data bobot (W1, W2, W3, dan

Dalam lingkup kegiatan DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II, rencana penanganan