Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 1 1
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan i i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Alloh SWT yang telah memberikan petuntuk dan hidayah-Nya sehingga dapat disusun Buku Pedoman Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Bantul.
Buku ini memuat Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 06 Tahun 2017, Keputusan Bupati Bantul Nomor 129 Tahun 2019, dan Petunjuk Teknis Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan(TKPK) Kabupaten. Buku Pedoman ini diharapkan dapat menjadi pegangan untuk tercapainya keterpaduan, keserasian dan keselarasan pelaksanaan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bantul. Para anggota Tim Penanggulangan Kemiskinan di semua tingkatan diharapkan benar-benar mampu memahami buku pedoman pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan ini. Pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan dapat berjalan dengan baik dan mampu mencapai target penurunan angka kemiskinan yang telah ditetapkan.
Demikian semoga semua upaya ini memberikan manfaat yang optimal serta berguna bagi masyarakat, Bangsa dan Negara.
Bantul, Mei 2019
Ir. Isa Budi Hartomo, MT
Pembina Tingkat I IV/b
NIP 19680505 199603 1002
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 1 1
PENDAHULUAN
Kemiskinan adalah ketidakmampuan seseorang dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran (BPS 2018). Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Garis Kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM).
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari.
Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang- kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll). Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) merupakan kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di pedesaan.
Pengukuran kemiskinan dibagi menjadi dua, yaitu kemiskinan makro (berupa persentase) yang bersumber dari survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik(BPS) dan direlease setiap tahun dua kali yaitu bulan Maret dan September. Indikator kemiskinan yang dihasilkan diantaranya adalah persentase penduduk miskin, yaitu persentase penduduk yang pengeluarannya berada di bawah garis kemiskinan, jumlah penduduk miskin, Indeks Kedalaman Kemiskinan, dan Indeks Keparahan Kemiskinan. Kemiskinan mikro berupa data penduduk by name by address yang berdasarkan 14 indikator dan hasilnya berupa data 40% penduduk dengan kesejahteraan terbawah yang dibagi menjadi 4 desil.
Secara berjenjang desil 1(satu) adalah rumah tangga/individu dengan kondisi
kesejahteraan antara 0%-10% terendah di Indonesia atau penduduk sangat
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan | 22
miskin. Sedangkan desil 4(empat) adalah rumah tangga/individu dengan
kondisi kesejahteraan antara 31%-40% terendah di Indonesia atau penduduk
rentan miskin. Data ini disebut Basis Data Terpadu (BDT) yang dikeluarkan
oleh BPS tahun 2015. Pada tahun 2017 secara mandiri pemerintah daerah
diberi kewenangan untuk melakukan pemutakhiran data terpadu program
penanganan fakir miskin (DTPPFM) menggunakan metode “Mekanisme
Pemutakhiran Mandiri” (MPM). Kementerian Sosial kemudian
mengembangkan system informasi yang diberi nama SIKS-NG (Sistem
Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation). Mulai tahun 2018
Kabupaten Bantul melakukan pemutakhiran DTPPFM menggunakan aplikasi
SIKS-NG. Aplikasi SIKS-NG menampilkan keseluruhan data prelist BDT dan
juga kepesertaan program-progam seperti PBI-JKN (Penerima Bantuan Iuran-
Jaminan Kesehatan Nasional) atau BPJS Kesehatan bagi warga miskin yang
memegang KIS (Kartu Indonesia Sehat), program BPNT (Bantuan Pangan
Non-Tunai) atau pengganti Raskin (Beras untuk Warga Miskin), dan PKH
(Progam Keluarga Harapan).
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan | 33 TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH
KABUPATEN BANTUL
TAHUN 2019
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan | 44 BUPATI BANTUL
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2017
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG
PENANGGULANGAN KEMISKINAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,
Menimbang : a. bahwa untuk menyesuaikan arah kebijakan penanggulangan kemiskinan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bantul dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bantul, maka beberapa ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2013 tentang Penanggulangan Kemiskinan, perlu disempurnakan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bantul
Nomor 6 Tahun 2013 tentang Penanggulangan Kemiskinan;
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan | 55 Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang p embentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 44);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967);
5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Tahun 1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 59);
7. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 01 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial Bagi
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (Lembaran
Daerah Kabupaten Bantul Nomor Tahun 2010 Nomor 01);
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan | 66 Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH dan
BUPATI BANTUL MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN
BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 06 Tahun 2013 tentang Penanggulangan Kemiskinan (Lembaran Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2013 Nomor 06, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bantul Nomor 21) diubah sebagai berikut :
1. Angka 2, Angka 4, Angka 5, Angka 6, Angka 11, Angka 12, Angka 15 Pasal 1 diubah, dan ditambah Angka 16, sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Bantul.
2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Bantul.
4. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
5. Miskin adalah kondisi dimana seorang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar antara lain kebutuhan pangan, layanan kesehatan, layanan pendidikan, pekerjaan dan berusaha, perumahan, air bersih dan sanitasi, tanah, sumber daya alam,
rasa aman, dan partisipasi.
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 7 6. Kemiskinan adalah suatu kondisi sosial ekonomi seseorang
atau sekelompok orang yang tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.
7. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai derajat ketiga.
8. Warga miskin adalah orang miskin yang berdomisili di Kabupaten Bantul dan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan atau Kartu Keluarga (KK) Kabupaten Bantul.
9. Penanggulangan kemiskinan adalah kebijakan dan program pemerintah dan pemerintah daerah yang dilakukan secara sistematis, terencana dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat.
10. Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, serta masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi.
11. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OPD adalah Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah.
12. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Bantul, yang selanjutnya disingkat TKPK Kabupaten Bantul adalah wadah koordinasi lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan untuk penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bantul.
13. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan yang selanjutnya disingkat TNP2K adalah tim lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan di tingkat pusat untuk melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan.
14. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah yang selanjutnya disingkat SPKD adalah dokumen strategi penanggulangan kemiskinan Kabupaten Bantul yang digunakan sebagai salah satu pedoman penyusunan rancangan kebijakan pembangunan Kabupaten Bantul di bidang penanggulangan kemiskinan dalam proses penyusunan RPJMD.
15. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang
selanjutnya disingkat RPJMD, adalah dokumen perencanaan
Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 8 16. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang
selanjutnya disingkat RPJPD, adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
2. Ketentuan Pasal 3 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 3
Arah kebijakan penanggulangan kemiskinan Kabupaten Bantul berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Bantul.
3. Ketentuan Pasal 5 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 5
Setiap warga miskin berhak mendapatkan kemudahan akses dan fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah Daerah, antara lain :
a. kebutuhan pangan dan sandang;
b. pelayanan kesehatan;
c. pelayanan pendidikan;
d. kesempatan kerja dan berusaha;
e. kebutuhan perumahan;
f. kebutuhan air bersih dan sanitasi yang baik;
g. lingkungan hidup yang baik dan sehat; dan
h. rasa aman dari perlakuan atau ancaman dan tindak kekerasan.
4. Ketentuan Pasal 6 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 6 Setiap warga miskin berkewajiban :
a. mengusahakan peningkatan taraf kesejahteraannya untuk memenuhi hak-hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 serta berperan serta dalam upaya peningkatan taraf kesejahteraannya.
b. mentaati norma, etika dan peraturan perundang-undangan.
c. berpartisipasi dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik.
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 9 5. Ketentuan Pasal 8 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 8
Masyarakat berkewajiban berperan serta dalam penanggulangan kemiskinan di lingkungannya melalui prinsip gotong royong.
6. Ketentuan Pasal 9 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 9
Pengusaha/dunia usaha di daerah berkewajiban:
a. turut serta bertanggung jawab terhadap pemenuhan hak warga miskin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5; dan
b. berpartisipasi dalam peningkatan kesejahteraan dan kepedulian terhadap warga miskin.
7. Ketentuan Pasal 14 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 14
(1) Pemutakhiran data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, dikoordinasikan oleh OPD yang mempunyai tugas penyiapan data penanggulangan kemiskinan.
(2) Bupati membentuk Tim pemutakhiran data terdiri dari unsur OPD yang terkait, unsur masyarakat, dan unsur pemangku kepentingan lainnya.
Pasal 15
(1) Strategi penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan:
a. mengurangi beban pengeluaran warga miskin;
b. meningkatkan kemampuan dan pendapatan warga miskin;
c. mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha mikro dan kecil;
d. pemberdayaan warga miskin untuk memenuhi kebutuhan dasar;
dan
e. mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.
(2) Strategi penanggulangan kemiskinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dijabarkan ke dalam rencana strategis penanggulangan kemiskinan masing-masing OPD.
(3) Rencana strategis penanggulangan kemiskinan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai dasar penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) di bidang
penanggulangan kemiskinan.
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 10 9. Ketentuan ayat (2) Pasal 18 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 18
(1) Program bantuan pangan dan sandang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a, dilaksanakan melalui:
a. penurunan/pengurangan angka kekurangan gizi pada balita;
b. peningkatan kecukupan sandang, pangan dengan kalori dan gizi bagi keluarga miskin; dan
c. peningkatan jumlah penduduk miskin yang memiliki akses terhadap air bersih dan jamban keluarga.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan pelaksanaan program bantuan sandang dan pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.
10. Ketentuan ayat (2) Pasal 19 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 19
(1) Program bantuan kesehatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 17 huruf b, dilaksanakan melalui:
a. penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita;
b. penurunan kasus balita gizi kurang dan gizi buruk;
c. penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular;
d. peningkatan alokasi dana jaminan kesehatan daerah; dan
e. peningkatan kepesertaan jaminan kesehatan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan pelaksanaan program bantuan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.
Pasal 20
(1) Program bantuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf c, meliputi:
a. Peningkatan partisipasi mengikuti pendidikan setara sekolah menengah bagi siswa dari keluarga miskin;
b. penurunan/pengurangan buta aksara bagi seluruh warga;
c. peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan dasar;
d. peningkatan Kelompok Belajar Paket A, Paket B, dan Paket C;
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 11
e. pembebasan biaya pendidikan bagi keluarga miskin setingkat pendidikan dasar;
(2) Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat berkewajiban menerima siswa dari keluarga miskin.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan pelaksanaan program bantuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.
12. Ketentuan ayat (2) Pasal 21 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 21
(1) Program bantuan perumahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf d, yaitu dengan peningkatan rumah sehat dan layak huni melalui:
a. bantuan perbaikan rumah; dan
b. bantuan sarana dan prasarana pemukiman.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan pelaksanaan program bantuan perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.
13. Ketentuan ayat (4) Pasal 22 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 22
(1) Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b, dilakukan dengan kegiatan meliputi:
a. pelatihan keterampilan dalam berbagai jenis dan jenjang pelatihan;
b. bimbingan pengelolaan/manajemen usaha;
c. fasilitasi peningkatan partisipasi dan swadaya masyarakat;
d. fasilitasi pengorganisasian relawan/pemerhati
penanggulangan kemiskinan;
e. fasilitasi pengelolaan usaha kelompok; dan
f. fasilitasi kemitraan Pemerintah dan Swasta.
(2) Pelatihan keterampilan dilaksanakan secara periodik sampai terampil.
(3) Setiap kelompok warga miskin yang mengikuti pelatihan
ketrampilan dapat diberikan sertifikat pelatihan.
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 12 (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan
pelaksanaan program peningkatan ketrampilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Bupati.
14. Ketentuan ayat (3) Pasal 23 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 23
(1) Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf c, dilakukan dengan pemberian bantuan modal usaha yang meliputi:
a. peningkatan permodalan bagi penduduk miskin;
b. perluasan akses pinjaman modal murah oleh lembaga keuangan bagi warga miskin.
c. peningkatan pemberian pinjaman dana bergulir; dan
d. peningkatan sarana dan prasarana usaha.
(2) Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan modal usaha bagi kelompok warga miskin yang telah mengikuti pelatihan keterampilan dan mendapatkan sertifikat pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan pelaksanaan program bantuan modal usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diatur dengan Peraturan Bupati.
15. Ketentuan ayat (3) Pasal 28 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 28
(1) Prioritas penanggulangan kemiskinan Daerah, meliputi:
a. pemenuhan kebutuhan pangan untuk peningkatan kualitas pangan keluarga miskin;
b. penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita;
c. penurunan kasus balita gizi kurang dan gizi buruk;
d. penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular;
e. peningkatan kepesertaan jaminan kesehatan;
f. pendidikan murah dan terjangkau sampai setingkat Sekolah Menengah;
g. peningkatan alokasi pinjaman modal lunak dengan bunga
maksimal 1% (satu persen) per bulan untuk penduduk
miskin melalui program pemerintah.
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 13
h. pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana di desa diprioritaskan dengan pola swakelola oleh masyarakat;
i. peningkatan penanganan rumah tidak layak huni; dan
j. peningkatan kesadaran, ketaatan hukum dan bantuan hukum.
(2) Bantuan hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf j diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah tersendiri.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai prioritas penanggulangan kemiskinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.
16. Ketentuan ayat (2) Pasal 29 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 29
(1) Penanggulangan kemiskinan dilaksanakan secara bertahap, terpadu, konsisten dan keberlanjutan sesuai skala prioritas dengan mempertimbangkan kemampuan sumber daya Pemerintah Daerah dan kebutuhan warga miskin;
(2) Penanggulangan kemiskinan dilaksanakan oleh OPD yang mempunyai kewenangan melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.
(3) Pelaksanaan penanggulangan kemiskinan dikoordinasikan oleh TKPK.
17. Ketentuan ayat (3) Pasal 31 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 31
(1) Keanggotaan TKPK Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 terdiri dari, masyarakat, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainnya dalam penanggulangan kemiskinan.
(2) Ketua TKPK Kabupaten adalah Wakil Bupati.
(3) Sekretaris TKPK Kabupaten adalah Kepala OPD yang bertugas di bidang perencanaan pembangunan.
18. Ketentuan ayat (2) dan ayat (3) Pasal 32 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 32
(1) TKPK sebagaimana dimaksud pada Pasal 30 dan Pasal 31, mempunyai tugas:
a. melakukan koordinasi penanggulangan kemiskinan; dan
b. mengendalikan pelaksanaan penanggulangan kemiskinan.
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 14 (2) TKPK Kabupaten dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, menyelenggarakan fungsi:
a. pengkoordinasian penyusunan OPD sebagai dasar penyusunan RPJMD di bidang penanggulangan kemiskinan,
b. pengkoordinasian OPD atau gabungan OPD di bidang penanggulangan kemiskinan dalam hal penyusunan rencana strategis OPD.
c. pengkoordinasian OPD atau gabungan OPD di bidang penanggulangan kemiskinan dalam hal penysusunan rancangan RKPD.
d. pengkoordinasian OPD atau gabungan OPD di bidang penanggulangan kemiskinan dalam hal penyusunan rencana kerja OPD, dan
e. pengkoordinasian evaluasi pelaksanaan perumusan dokumen rencana pembangunan bidang penanggulangan kemiskinan.
(3) TKPK Kabupaten dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, menyelenggarakan fungsi :
a. pengendalian pemantauan, supervisi dan tindak lanjut terhadap pencapaian tujuan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan agar sesuai dengan kebijakan pembangunan;
b. pengendalian pemantauan pelaksanaan kelompok program penanggulangan kemiskinan oleh OPD yang meliputi realisasi pencapaian target, penyerapan dana dan kendala yang dihadapi;
c. penyusunan hasil pemantauan pelaksanaan kelompok program dan atau kegiatan program penanggulangan kemiskinan secara periodik;
d. pengendalian evaluasi pelaksanaan program dan atau kegiatan penanggulangan kemiskinan;
e. pengendalian penanganan pengaduan masyarakat bidang penanggulangan kemiskinan; dan
f. penyiapan laporan pelaksanaan dan pencapaian program
penanggulangan kemiskinan kepada Bupati dan TKPK
Daerah DIY.
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 15 19. Ketentuan Pasal 33 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 33
Ketentuan lebih lanjut mengenai uraian tugas, susunan keanggotaan, kelompok kerja, sekretariat dan pembiayaan TKPK Kabupaten Bantul diatur dengan Peraturan Bupati.
20. Ketentuan ayat (1) Pasal 39 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 39
(1) Setiap orang dalam pelaksanaan penanggulangan kemiskinan dilarang untuk:
a. secara sengaja memberiksn keterangan dan informasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya;
b. melakukan pemalsuan data; dan
c. menghalangi program dan kegiatan dalam penanggulangan kemiskinan.
(2) Setiap petugas yang ditunjuk dalam pelaksanaan penanggulangan kemiskinan dilarang untuk :
a. melakukan penyalahgunaan wewenang;
b. melakukan pemalsuan data; dan
c. menghalangi program dan kegiatan dalam rangka penanggulangan kemiskinan.
21. Ketentuan ayat (2) Pasal 41 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 41
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1) diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling tinggi Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah
Pelanggaran.
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 16 Pasal II
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bantul.
Ditetapkan di Bantul
pada tanggal 22 Mei 2017 BUPATI BANTUL,
ttd.
SUHARSONO Diundangkan di Bantul
pada tanggal 22 Mei 2017
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANTUL, ttd.
RIYANTONO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL TAHUN 2017 NOMOR 6 NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL,
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA : ( 6,25 /2017)
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 17
BUPATI BANTULDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
KEPUTUSAN BUPATI BANTULNOMOR 129 TAHUN 2019 TENTANG
PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANTUL
BUPATI BANTUL,
Menimbang : a. bahwa kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak dan memerlukan langkah penanganan dan pendekatan yang sistematik, terpadu, dan menyeluruh;
b. bahwa untuk melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan diperlukan upaya penajaman melalui penguatan kelembagaan di Kabupaten Bantul;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Bantul;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Daerah Istimewa Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 44);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Tahun 1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 59;
4. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2009 tentang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan;
5. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2010
tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi
dan Kabupaten/Kota;
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 18 7. Peraturan Bupati Bantul Nomor 18 Tahun 2013 tentang
Petunjuk Teknis Opersional Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Bantul (Berita Daerah Kabupaten Bantul Nomor 18);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 06 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Bantul
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANTUL.
KESATU
: Membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Bantul dengan susunan dan personalia sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan Bupati ini.
KEDUA
: Tugas Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan sebagaimana dimaksud diktum KESATU adalah :
a. melakukan koordinasi penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bantul; dan
b. mengendalikan pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bantul.
KETIGA
: Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud diktum KEDUA huruf a,
mempunyai fungsi :
a. pengkoordinasian SKPD Kabupaten Bantul dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah di bidang penanggulangan kemiskinan;
b. pengkoordinasian SKPD atau gabungan SKPD bidang penanggulangan kemiskinan dalam hal penyusunan rencana strategis SKPD;
c. pengkoordinasian SKPD atau gabungan SKPD bidang penanggulangan kemiskinan dalam hal penyusunan rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
d. pengkoordinasian SKPD atau gabungan SKPD bidang penanggulangan kemiskinan dalam hal penyusunan rencana kerja SKPD; dan
e. pengkoordinasian evaluasi pelaksanaan perumusan dokumen rencana pembangunan daerah bidang penanggulangan kemiskinan.
KEEMPAT
: Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dalam menjalankan
tugasnya sebagaimana dimaksud diktum KEDUA huruf b,
mempunyai fungsi :
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 19 a. pengendalian pemantauan, supervisi, dan tindak lanjut
terhadap pencapaian tujuan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan agar sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah;
b. pengendalian pemantauan pelaksanaan kelompok program penanggulangan kemiskinan oleh SKPD yang meliputi realisasi pencapaian target, penyerapan dana, dan kendala yang dihadapi;
c. penyusunan hasil pemantauan pelaksanaan program dan atau kegiatan program penanggulangan kemiskinan secara periodik;
d. pengendalian evaluasi pelaksanaan program dan atau kegiatan penanggulangan kemiskinan;
e. pengendalian penanganan pengaduan masyarakat bidang penanggulangan kemiskinan; dan
f. penyiapan laporan pelaksanaan dan pencapaian program penanggulangan kemiskinan kepada Bupati Bantul dan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Istimewa Yogyakarta.
KELIMA
: Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Bantul dibentuk Sekretariat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten yang mempunyai tugas memberi dukungan administrasi teknis dan dukungan bahan kebijakan, yang bertanggung jawab kepada Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten dan berkedudukan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul.
KEENAM
: Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas Sekretariat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten, dibentuk Kelompok Kerja, terdiri atas:
a. Kelompok Kerja Pendataan dan Informasi;
b. Kelompok Kerja Pengembangan Kemitraan; dan c. Kelompok Kerja Pengaduan Masyarakat.
KETUJUH
: Kelompok Kerja Pendataan dan Informasi sebagaimana dimaksud diktum KEENAM huruf a mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Sekretariat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten dalam mengelola data dan sistem informasi penanggulangan kemiskinan dan menyelenggarakan fungsi:
a. pengelolaan dan pengembangan data kemiskinan;
b. pengembangan indikator kemiskinan daerah;
c. pengembangan sistem informai kemiskinan; dan
d. penyediaan data dan informasi sistem peringatan dini kondisi
dan permasalahan kemiskinan.
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 20
KEDELAPAN
: Kelompok Kerja Pengembangan Kemitraan sebagaimana dimaksud diktum KEENAM huruf b mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Sekretariat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten dalam memfasilitasi pengelolaan dan pengembangan kemitraan dalam penanggulangan kemiskinan dan menyelenggarakan fungsi : a. perumusan pembinaan hubungan antara masyarakat dengan
Pemerintah Daerah; dan
b. perumusan pembinaan hubungan dunia usaha dengan Pemerintah Daerah.
KESEMBILAN
: Kelompok Kerja Pengaduan Masyarakat sebagaimana dimaksud diktum KEENAM huruf c mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Sekretariat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten dalam memfasilitasi penanganan pengaduan masyarakat program penanggulangan kemiskinan dan menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan dan penyiapan penanganan aspirasi dan pengaduan msyarakat terkait kegiatan penanggulangan kemiskinan;
b. perumusan dan penyiapan bahan kampanye penanganan aspirasi dan pengaduan masyarakat terkait dengan penyelenggaraan kegiatan penanggulangan kemiskinan; dan c. perumusan dan penyiapan bahan sosialisasi dan kampanye
tentang perlunya pendampingan masyarakat dalam penyampaian pengaduan pada penyelenggaraan kegiatan penanggulangan kemiskinan.
KESEPULUH
: Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan dibantu Kelompok Program Penangulangan Kemiskinan yang bertanggung jawab kepada Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten, yang terdiri atas :
a. kelompok program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga;
b. kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat;
c. kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil; dan
d. kelompok program lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah.
KESEBELAS
: Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan Bupati
ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Bantul.
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 21
KEDUABELAS
: Pada saat Keputusan Bupati ini mulai berlaku maka Keputusan Bupati Bantul Nomor 04 Tahun 2016 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Bantul dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
KETIGABELAS