• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. PERANCANGAN BANGUNAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. PERANCANGAN BANGUNAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Program dan Luasan Ruang

Terjadi beberapa perubahan pada program ruang yang terdapat di proposal awal. Perubahan tersebut antara lain berupa pengurangan dan penambahan beberapa ruang untuk kelancaran aktivitas dalam proyek. Selain itu juga terjadi perubahan luasan ruang berdasarkan pertimbangan efisiensi, sirkulasi,

penyesuainan terhadap modul yang ada.

Tabel 3.1. Rekapitulasi Luasan Ruang

NAMA AREA

AREA PAMER

AREA

WORKSHOP

AREA

SERBA GUNA

JENIS RUANG

R. Pamer Tetap R. Pamer Temporer Stand Penjualan Hall

Gudang Toilet

TOTAL LUASAN AREA PAMER R. Workshop Bambu R. Workshop Gerabah R. Workshop Mendong Gudang

Toilet

TOTAL LUASAN AREA WORKSHOP R. Serba Guna R. Persiapan R. Petugas R. Peralatan R. Operator Panggung Toilet Gudang

TOTAL LUASAN AREA SERBA GUNA

LUAS RUANG

545 609 384 300 200 26 2064

408 319 242 35 17 1021

330 33 4.5 33 9 33 26 23.5 492

14

(2)

Tabel 3.1. Rekapitulasi Luasan Ruang (sambungan)

NAMA AREA

AREA UMUM

JENIS RUANG

Perpustakaan Kafe

Toilet

TOTAL LUASAN AREA UMUM AREA

PENGELOLA

Hall

Resepsionis R. Tunggu

R. Direktur Utama R. Kepala Bagian R. Sekertaris R. Staff R. Arsip R. Rapat

R. Makan & Pantry Toilet

Gudang

TOTAL LUASAN AREA PENGELOLA AREA

PENUNJANG

R. Genset R. Panel R. Pompa

R. Tandon Bawah Loading Dock Kantor Penerima R. Karyawan & Locker Toilet

Gudang Umum Janitor

Parkir Pengunjung Parkir Pengelola TOTAL LUASAN AREA PENUNJANG RINCIAN TOTAL LUAS

TOTAL LUAS BANGUNAN KESELURUHAN

LUAS RUANG

295 178 21.5 494.5

20 12.5 12 22 36 2 42 9 45 13.5 6 20 240

140 24 20 50 40 20 52 10 20 3 3492.5 675 4546.5

2064+1021+492+

494.5+240+4546.5

8858

(3)

3.2. Pola Penataan M assa Bangunan

Penataan massa yang terjadi berdasarkan zoning dan fungsi bangunan.

Dalam penataannya massa seolah-olah dibagi menjadi dua zona yang berbeda dengan tujuan untuk menciptakan dua area aktivitas, yaitu area aktivitas yang bersifat dinamis dan yang bersifat statis. Bangunan pada area aktivitas bersifat dinamis pengolahan massanya berupa bentukan-bentukan massa yang melingkar.

Bentukan melingkar ini diambil karena bentuk lingkaran merupakan bentukan dinamis yang mengesankan pergerakan, selain itu juga untuk menciptakan orientasi kedalam bangunan. Ruang-ruang pada area ini adalah stand-stand penjualan dan workshop. Bangunan pada area aktivitas bersifat statis pengolahan massanya berupa bentukan massa yang kotak. Bentukan kotak dipakai karena merupakan bentukan yang statis. Ruang-ruang pada area ini adalah ruang-ruang pamer, perpustakan, kantor administrasi.

Selain itu penggunaan bentuk melingkar pada site untuk menyesuaikan dengan bentukan massa dari Monumen Yogya Kembali yang berupa kerucut agar tercipta keselarasan dengan site sekeliling.

Gambar3.1. Penataan Massa Bangunan

(4)

Gambar 3.2. Monumen Yogya Kembali

Side entrance diletakkan menghadap Monumen Yogya Kembali agar tercipta hubungan dengan monumen, sesuai kengan konsep awal yaitu mendukang keberadaan Monumen Yogya Kembali. Ruang penerima pada side entrance dipakai sebagai ruang pamer temporer yang pengolahannya merupakan ruang semi terbuka. Sehingga pada saat tidak ada pameran, ruangan ini berfungsi sebagai pendopo dari arah Monumen Yogya Kembali.

3.3. Pola Akses Dalam Bangunan

Akses utama bangunan dari arah selatan site, akses ini untuk pengunjung baik yang berjalan kaki, mengendarai mobil, motor dan yang naik bus. Untuk akses dari arah timur site khusus untuk pejalan kaki yang datang dari Monumen Yogya Kembali. Sedangkan untuk pengelola bangunan, penyewa stand dan workshop serta service disediakan akses tersendiri.

<m* . . . .

-

. . . ; » «..r

.-„...,,-, ', , ... ,-^,,.3!?f J dKWCCSnJBKti ...,..'i.c;r.r^7*-:\i-'.TT2>iC'"i^"-"~v:-vr-.-r:.

x"-'->'.-"!•* . ,'•/•'" , ' c • • • • • j - — - - • • - » " .• • - " * - ' - • » < " . ' " . " - :

, % , ; , »•"» • • » .-.

/ ' • .<. * * ^ .» *> „

• - ; . * « ' •' i t ' ' • • • • '

-o 2 ; '•••• % .' 3 i - " "•'

" i 4 . . '•••. %* ^-K * " . . . . .

..:

v

'•'•, • * \.^ r<'/r zz •* •• • -

ncgyrcca .SiuauwOTrfBaattgi! , ^ r -

• & • • • |

i vs mv etw

*>

*

r*rssi^: c< ^

,-< '•'

Cfj^CwANicr

M |

;

- § 1 •

; • it

» ?

:

;

ir

4 "~*

/

Gambar 3.3. Akses Dalam Bangunan

(5)

3.4. Konsep Bentuk dan Penampilan Bangunan

Konsep bentuk bangunan mengadopsi konsep bentuk rumah tradisional jawa(rumah joglo), sebagai ekspresi potensi letak proyek di Yogyakarta, salah

satu pusat budaya Jawa.

Munuit-mtoini CDrtofi runuf i joglu

Gambar 3.4. Rumah Joglo

Pada rumah joglo bentuk yang paling khas adalah bentuk atapnya.

Bentuk atap joglo inilah yang dipakai untuk menonjolkan kekhasan bangunan.

Untuk menyesuaikan dengan kebutuhan penghawaan pasif pada bangunan maka bentuk atap joglo tersebut dimodifikasi. Modifikasi tersebut dengan cara meninggikan bagian atas dari atap joglo sehingga udara dapat mengalir masuk kedalam ruangan.

Gambar 3.5. Tampak Keseluruhan Bangunan

Gambar 3.6. Tampak Ruang Pemer Tetap

(6)

Untuk lebih menghidupkan nuansa bangunan tradisional Jawa, umpak pada pondasi dan kuda-kuda atap sengaja diekspos. Bentuk dan ornamen jendela mengambil dari ragam hias jawa yang sudah disesuaikan untuk kebutuhan penghawaan pasif.

3.5. Konsep Ruang Da la in

Penataan ruang dalam pada ruang pamer tetap dibuat dua macam. Pada lantai satu ruangan sengaja dibuat tanpa dinding penyekat, sehingga penataan perabot yang ada didalamnya bisa diubah sewaktu-waktu (penataannya seperti galeri biasa). Untuk lantai dua ruangan dibuat bersekat-sekat. Ruangan yang tercipta digunakan untuk mendisplay perabot yang sudah dtatur seperti suasana dalam rumah tinggal, misalnya ruang tidur, ruang tamu, ruang makan, dan Iain- lain. Supaya pengunjung dapat melihat secara detil dan cermat terhadap barang yang dipamerkan ruang pamer ini didesain agar cukup memasukan cahaya alami sesuai dengan standard kebutuhan ruang pamer.

Untuk stand-stand kerajinan bagian belakang dari stand yang menempel dengan stand di belakangnya diberi ruangan untuk memasukkan barang hasil produksi dan untuk pencahayaan dan panghawaan alami.

3.6. Konsep Ruang Luar

Pengolahan ruang luar harus diperhatikan agar dapat menjadi tempat wisata yang nyaman, karena pusat kerajinan ini selain sebagai tempat produksi dan berdagang, juga sebagai tempat wisata keluarga.

Untuk ruang luar banyak disediakan tempat untuk berkumpul dan duduk-

duduk yang diletkkan diantara taman-taman dan kolam kecil agar berkesan teduh

dan asri. Terdapat pula lapangan bermain agar anak-anak tidak merasa bosan saat

berwisata ke pusat kerajinan ini.

(7)

*K?"

V : I

*

*

N i l

< • » . » » « I » < > W « I O

„\_ Vz >-''JV WiJ

Gambar 3.7. Penataan Ruang Luar

3.7. Pola Sirkulasi

Sirkulasi dalam bangunan dibedakan menjadi dua macam yakni untuk pengunjung dan servis. Sedangkan untuk sirkulasi parkir dibedakan menjadi tiga macam yaitu untuk pengunjung, pengelola kantor dan servis. Masing-masing pengguna memiliki akses entrance yang berbeda agar tercipta keteraturan. Pola sirkulasi bersifat linier, kecuali sirkulasi pengunjung dalam bangunan yang bersifat menyebar.

t M»H«U«J.CJ« f ( H Q U 1 J U M C I

JV i "A*>

Gambar 3.8. Pola Sirkulasi Dalam Bangunan

(8)

^ » ; < y j / , ^ . . . ^ v «-,——.••••• '••..'>-.%-• U r - f . • / .

T. -^L / y <s>'l <$ ? ! • - • : . . . . : • • % - _ £

: 4- )L/ - • V". =TV,-' ,....:, .,-,^;.>v..-; -

8

.tr. =J;.. i^

_

i ' i - t ± " * i " v '* / "~*« *w t - H l i ""-•- -•"' • i')j

& .

•r'l. . . : . . . ] . - > , • > . !;!

I J A L U H l U V t C t i''-- 1 M t l l l L P E N Q U N J U N O : MOBIL P K N O H U N I BSf ! M O T O R P C N O U N J U N D I MOTOR P E N H H U N I

" i*—.

- i

Gambar3.9. Pola Sirkulasi Parkir

3.8. Pola Struktur dan Pemilihan Bahan Bangunan

Untuk struktur utama bangunan menggunakan sistim kolom balok. Balok yang dipakai terbuat dari beton yang di lapis kayu untuk menciptakan kesan tradisional. Untuk kuda-kuda pada atap dipakai kuda-kuda kayu yang difinishing plitur agar tampak menarik saat di ekspos. Untuk bahan penutup atap dipilih tegola warna cokelat selain untuk menimbulkan kesan tradisional tegola juga tahan lama penggunaannya.

3.9. Utilitas Bangunan

Perlengkapan pelayanan dan utilitas pada bangunan pusat kerajinan ini meliputi sistem air bersih, air kotor, pembuangan air hujan, dan distribusi listrik, yang masing-masing akan dibahas pada sub bab berikut ini.

3.9.1. Sistem Air Bersih

Sumber air bersih pada proyek mengambil dari PDAM dengan

pertimbangan mudah didapat untuk daerah Yogyakarta dan sudah tersedia saluran

air bersih pada lokasi proyek. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk

mendapatkan air PDAM adalah lokasi, pipa dinas pelanggan, meteran, debit dan

tekanan, dan syarat fisik. Sistem pendistribusian air bersih menggunakan sistem

up-feed

(9)

Skema pendistribusian air bersih:

riJAM

J Ariwjw r>/\w/\n

METERAN

POMPA DISTRIBUSI

Gambar 3.10. Skema Distribusi Air Bersih

3.9.2. Sistem Pencegahan Kebakaran

Untuk sistem pencegahan terhadap kebakaran dipakai cara manual, yaitu dengan:

• Tabling pemadam

Diletakkan pada setiap stand-stand penjualan, ruang pamer, hall, kantor pengelola, dan workshop. Peletakannya dengan cakupan tiap 200 m

2

/ buah.

• Fire house

Diletakkan pada tiap lantai bangunan dengan radius 30 m.

• Hidran halaman

Hidran halaman diletakkan di sekitar bangunan dengan jarak kurang lebih 60 m.

3.9.3. Sistem Pembuangan

• Jenis air buangan antara lain adalah air kotor atau kotoran, air bekas, air buangan khusus, air dapur, air hujan.

• Cara pembuangan yang diterapkan yakni secara campuran dan terpisah.

• Cara pengaliran pembuangan adalah gravitasi dan bertekanan.

• Skema sistem pembuangan air kotor:

wc

TOILET

WASTAFEL DAPUR

SEPTTK TANK

PERANGKAP LEMAK

/ SUMUR \

I RESAPAN J

Gambar 3.11. Skema Sistem Pembuangan Air Kotor

(10)

• Skema sistem pembuangan air hujan:

AIR HUJAN

SALURAN KOTA

ATAP

BAK PENAMPUNG

TALANG HORISONTAL

BAK KONTROL

TALANG VERTDCAL

Gambar 3.12. Skema Sistem Pembuangan Air Hujan

3.9.4. Sistem Distribusi Listrik

• Listrik bersumber dari PLN dan genset sebagai cadangan.

• Skema distribusi listrik.

PLN

GARDU

PLN

TRAFO METERAN

ATS

PANEL GENSET

GENERATOR

GARDU PUSAT

GARDU DISTRIBUSI

PANEL LISTRIK

Gamabar 3.13. Skema Distribusi Listrik

3.10. Sistem Pencahayaan Bangunan

• Ada dua macam sistem pencahayaan yaitu: pencahayaan alami dengan jendela, skylight, dan jenis pembukaan lainnya, dan pencahayaan buatan

yakni pencahayaan dengan menggunakan Iampu.

• Sistem pencahayaan yang dipakai dalam bangunan ini adalah sistem

pencahayaan alami.

(11)

Terutama diterapkan pada ruang pamer tetap yang membutuhkan pencahayaan yang cukup agar para pengunjung dapat nyaman menikmati barang yang didisplay.

Perhitungan untuk daylight memakai metode LOF atau E S atau Lumen Method.

Rumus perhitungan:

ED

ES

+

EG

(3.1) Keterangan:

ED : Totally daylight on the work plane [ fc or (lux) ]

Es : Work plane daylight resulting from sky light [ fc or (lux) ] EG : Work plane daylight resulting from ground-light [ fc or (lux) ]

E

s

= [ E

w

x AF x T F x LLF] x C U x K

(3.2) Keterangan:

Es : Work plane daylight resulting from sky light [ fc or (lux)]

Ew : Daylight incident on the window, from sky [ fc(lux) ] AF : Net area of window [ square feet ]

TF : Transmission factor of the window LLF : Light loss factor

CU : Coefficient of utilization [ max,mid,min ] K : Second utilization coefficient

EG

=

EH

x RF x AF x TF x LLF x CU x K

2 (3.3)

Keterangan.

EG EH

RF AF TF

Daylight on the work plane [ max, mid, min]

unobstructed horizontal illumination on the ground [ fc(lux) ] Reflectance factor of the ground outside the window [ fc(lux) ] Net area of window [ square feet ]

Transmission factor of the window

(12)

LLF : Light loss factor

CU : Coefficient of utilization [ max, mid, min ] K : Second utilization coefficient

Untuk kota Yogyakrta yang terletak pada 7°33 LS - 8°15 LS, dipakai solar chart dengan latitude 8° South.

Diasumsikan kondisi langit overcast-sky sepanjang hari.

Transmission factor of the window 0.8 (TF).

Light loss factor (kebersihan kaca jendela) 0.9 (LLF).

Reflectance factor.

o Ceiling: Paint (white) 75%

o Floor : Granite 40 % o Wall : Paint (white) 75%

Untuk tanggal 21 Juni jam 08.00 altitude 55°

Untuk mendapatkan Ew lihat table unobstructed exterior surface illuminance overcast sky

Untuk tanggal 21 Juni jam 08.00 altitude 55° -» E

w

= ± 796.5

tlivobituictcd exterior su'l.icv I'-.'.-'iim.ut. ••

overeat.! 'jky

fiOOli 10.000 lS.OOD . ; . . - Illuminance

Gambar 3.14. Daylight Pada Bidang Vertikal

(13)

LLF = 0.9

CU = (lihat table)

Tabel 3.2. Coeficients of Utilization (Overcast Sky)

IAC.I.1-. !'• '

/)..•..- "><; t. .-

( / ; Oxer COM

Length' V/at:

Rc'ilcctjr.c-:

,'•0

!/a« 30

•to

29 M.d 30

'.0 20 Mm 30

40

\ Cttcftic

.-.;- J'C*lt* t."

Si'.v

cnls "T

20 ft

70".,:

0 2 4 o ]

:o?--oi

0?.:?

0143 .0052 0033 0078 00? 3 C01 7

3&':8

02.26 0223 022-

0105 C0-ib 002-'.

.0048 0017

oooa

Utilization"

i i . - . : KvfhM.VH

CU

L-. S.. v

30 U

7 0 %

1 0 1 / 2 1

| 0 1 6 9 | o i o-;

0091 0 0 4 9 0027 0057 0 0 2 6 00 1 4

3 0 %

015t 0155 0154 .0070 0036 0021 i-"V39 r>015 0008

... f , . : , ; r , . | .

4 0 h

70^'o

0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 0 0 0 7 3 0031 0 0 2 0 0 0 4 5 0 0 1 6 0011

3 0 %

.0121 .0116 0117 .0064 0Q30 .0017 0033 .0013 .0007

Room depth = 26.6' Wall length = 26.6' Wall reflectance = 70%

Untuk room depth 20 ft:

= (0.0248+ 0.0172)/2

= 0.021

Untuk room depth 30 ft:

= (0.0245 + 0.0169 ) / 2

= 0.0207

CU max = (0.021 + 0.0207) / 2

= 0.02085

CU mid - 0.00838

CUmin = 0.00475

(14)

Tabel 3.3. Faktor Koefisien (Overcast Sky)

i V.si 1. IV i.H K 1 .!.:••• -

• • ( K . v •:

t: u n

:<"•• r<r; , w »

V.V5!h (ft)

rrrn

• •.-••!

• * .'

\2\

135 llo 125 133

0073 0573

•'••C'fC

»22 13-'.

127 13-1 120 130

Room depth = 26.6' Ceiling height = 13'

Wall reflectance = 70%

Untuk roo/w w/df/j 20 ft:

= (0.111+ 0.0991)/2

= 0.10505

Untuk room w/dtf? 30 ft:

= (0.111+ 0.945)/2

= 0.528

K max = (0.10505+ 0.528)/2

= 0.31653 K mid = 0.112 Kmin = 0.11625

E

s

max = (796.5 x 266.45 x 0.8 x 0.9 ) x 0.02085 x 0.31653

= 297.498 fc Esmid = 127.404 fc Esmin = 75.0012 fc

Ca'ng Hi Wall

fidloctancc; 70*.» 3J -

(15)

lit 11.

. I-/.', ("

,...

J

1.0 •

l K

i -1

St'j •

;i

c

/

/ (Fquiva'i'i-

1 /

MS"

:

w s i

t.V tni(l/.'\,'i n.

, l . / l V , I K . f . . .

Ovccasl i k y

J/ !

, . i y

i . /

/ ^ i

I

->?.<*cntal surface tic)

•.-->''CT :TI sky luminance. (LI

i ooo i t>oo :

i I

i;:umi:wfn.e .vif cv.'iTHir sur/tirt' itlutmtu,

in it', \nrftwt' tjliirnttiulo'tt t\ -1

.v ttntttjrom '7/ww i«. /'.-../.

^^J^

!

1

. | ;

; • ; • ) " " . • ' • " " ' " " ' " s \ : « ,

" :..! '.":• .,

U " i !• • '. .!»l . T . ' l i l . \ { ',£-. • • • ; / v . ' ' ' ' ( t j i i i it.iiab

• , - . - O v i

Gambar 3.15. Daylight Pada Bidang Horisontal

CU = (cara seperti diatas, table beda) CU max = 0.01098

CU mid = 0.00828 CU min = 0.0063

Tabel 3.4. Coeficients of Utilization (Uniform Brightness Ground)

t.i) Vniforr Depth

Max

M»d

Mm («)

20 30

20 30

•'-'•

20 30

•'-0

11

—..

ighftit'ss

r\ ' O * ?

0127 0-?3 0115 C07.S

'! . : /1

0095 CO-16 0025

(llOUIIli

• - -

0101 0101 0101

! '.'••, 0051 0033 OOc-:

0023 0010

— - —

0092 0033 .0C84 QG35 .0056 r >;n 007-:

.0037 .0023

— - -

.0070 0070 .007 7

.ooo;

00-13

! • • ' " ' • •

OO'.O 0021 .001 1

..

._..

0073 .0059 0065 0066 .0045 0033 .0060 .0030 .0020

.00 64 .0063 .0062 .005-:

.0037 .0023 .0040 .0019 0010

(16)

K = (cara seperti diatas, table beda) K max = 0.10118

K mid = 0.108 Kmin = 0.1125

Tabel 3.5. Faktor Koefisien (Uniform Brightness Ground)

(<i Uniform V.\d:n

f.'dx

t.'.a

.'.' .- («)

20 30 40 20

;-:>

40 20 30 40.

Ifrighlit

.124 .182 .124 123 .0966 .0790 .0994 .0815 .0700

vv Ground

206

tea

182 145 104 0735

103 0322 0656

140 140 140 122 107 .0999 .110 .0984 .0946

135

. 1 4 A

142 . 129 112 .106 114 .105 .0906

1 < l 11 l i ; i i 1 1

; I I

I 1 1 1 1 1 . 1 1 1

in

i i i

11!

!1i I 11 1 11 1 1 ! .1 11

1 11 111

.0909 0918 0936 100 .110 118 .107 121 "

125

.0859 .0878 .0379 0945 105 118 .104 .115 .132

EG max =

1

/

2

( 796.5x 25% ) x (266.45 x 0.8 x 0.9 ) x 0.01098 x 0.10118

= 47.338386 fc EG mid = 38.1002184 fc Eomin = 30.21543 fc

E

D

max =297.498 + 47.338386

= 344.84 fc E

D

mid = 165.50 fc Eomin = 105.22 fc

Kebutuhan daylight untuk ruang pamer tetap menurut standart:

20fc - 30fc - 50fc

Daylight pada ruang pamer sepanjang tahun berkisar antara:

17 - 27 - 58fc s.d. 613 - 293 - 185fc

Dari hasil perhitungan terlihat bahwa bulan Maret-Agustus, jam 12.00 penerangan dalam ruang pamer kurang mencukupi. Hal ini dapat ditoleransi karena pada jam tersebut merupakan jam makan siang dimana ruang pamer tidak terlalu banyak dikunjungi pengunjung

Perhitungan daylight sepanjang tahun dapat dilihat pada halaman lampiran.

(17)

3.11. Sistem Pembayangan Bangunan

• Untuk sistem pembayangan pada bangunan dilakukan melalui perhitungan dengan tabel solar chart, yakni dengan mengetahui sudut datang dan sudut pantul sinar matahari pada pukul 08.00-17.00 WIB dan untuk mengantisipasi efek negatif datangnya sinar matahari yang ridak diingankan (silau dan panas matahari). Untuk kota Yogakarta yang terletak pada 7°33 LS - 8° 15 LS dipakai tabel solar chart pada S°south.

• Ada dua jenis pembayangan yang digunakan yakni pembayangn horisontal dengan sosoran atau overstek ukuran tertentu dan pembayangan vertikal dengan cara mengunakan sirip vertikal atau dengan menggunakan vegetasi sebagai pembayangan.

• Untuk bangunan penerima dan ruang pamer tetap pembayangan yang dipakai adalah pembayangan horisontal dengan memakai sosoran sepanjang 1.5m-2m, dinding yang terdapat jendela dibuat masuk kedalam bangunan 0.5m.

Gambar 3.16. Pembayangan Bangunan Penerima

*

T

_ _ > J

" ^ 1

^*ife^

I - '

1

Gambar 3.17. Pembayangan Ruang Pamer Tetap

(18)

• Untuk ruang pemer temporer yang merupakan bangunan semi terbuka pembayangan dengan meletakkan area aktivitas sejauh 6-1 lm dari sosoran.

Selain itu dengan menanam pohon peneduh berjarak 7m dari sosoran dengan ketinggian dahan terendah maksimal 3m dan ketinggian dahan tertinggi minimal 6m.

i

*— Stal . * > • • • « . „"•*>. J

Gambar 3.18. Pembayangan Ruang Pamer Temporer Arah Timur-Barat

Gambar 3.19. Pembayangan Ruang Pamer Temporer Arah Utara-Selatan

• Pada workshop dan stand kerajinan yang bangunannya berbentuk melengkung

pembayangan dengan cara menanam pohon peneduh berjarak 5 m dari sosoran

dengan ketinggian dahan terendah maksimal 4 m dan ketinggian dahan

tertinggi min 7 m, selain itu dengan pemasangan tirai bambu (kerei).

(19)

v 1

-• V

'v. •

-If

Gambar 3.20. Pembayangan Stand Kerajinan

Gambar 3.21. Pembayangan Workshop

Pembayangan yang terjadi kurang maksimal karena terkena masih ada ruangan dimana sinar matahari dapat masuk. Tapi hal ini masih dalam batas toleransi.

3.12. Sistem Penghawaan Alami

Penghawaan alami mengunakan sistem Stack Effect (efek cerobong), yaitu dengan perbedaan tekanan yang diakibatkan oleh perbedaan suhu di dalam ruangnan dengan suhu di luar ruangan dan mengakibatkan terjadinya proses pertukaran udara.

Untuk menciptakan perbedaan tekanan ini dengan menggunakan penutup

atap bahan metal. Dengan memakai bahan metal ini diharapkan agar terjadi panas

pada bagian bawah atap, sehingga terjadi aliran udara di dalam ruangan dari arah

bawah ke atas.

(20)

Gambar 3.22. Penghawaan Ruang Pamer Tetap

Gambar 3.23. Penghawaan Stand Kerajinan

Gambar 3.24. Penghawaan Restoran Gambar 3.25. Penghawaan Workshop

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengukuran kelelahan kerja dengan ada pemberian makanan tambahan (extra fooding) sebelum bekerja yaitu 150,0-240,0 ml/dt termasuk kategori kelelahan normal sebanyak

Kualitas hidup pada kelompok yang biasa sarapan cenderung lebih tinggi dibandingkan kelompok yang tidak biasa sarapan, namun tidak terdapat perbedaan signifikan secara

Apabila School well-being rendah, maka siswa tidak puas dengan iklim sekolahnya (fasilitas sekolah, aturan sekolah, pelayanan sekolah, dll), tidak bahagia dengan

Gambar 2 menjelaskan bahwa penambahan pupuk dari sekam kayu sangat dibutuhkan untuk dicampur dengan pupuk kandang sapi yang akan bermanfaat untuk membuat tanaman lebih subur. 3)

Proyek PROTECTS Peningkatan Kapasitas untuk Masyarakat Daerah yang dilaksanakan GIZ IS melaksanakan inisiatif untuk memperoleh gambaran komprehensif dan objektif sehubungan

Judul pada penelitan tugas akhir ini adalah “Studi Geologi Dan Karateristik Petrografi Batuan Vulkanik Formasi Hulusimpang Daerah Temdak dan Sekitarnya, Kabupaten

Jika Nilai Capaian yang Ananda peroleh kurang dari 75 (disesuaikan dengan KKM yang ditetapkan), Ananda harus mempelajari kembali materi yang belum dikuasai. Jika masih

50 Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini sebagai berikut : 4.1 Melakukan pemanjatan pada tebing dengan jalur pemanjatan dengan tingkat.