• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL CERDAS SIFA PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL CERDAS SIFA PENDIDIKAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL CERDAS SIFA PENDIDIKAN

ISSN 2252-8245

Volume 9 Nomor 1, Tahun 2020, Halaman 23-38 Tersedia Online di

https://online-journal.unja.ac.id/csp

Research Article

Peran Papan Luncur Dalam Latihan Renang Gaya Bebas (Crawl Stroke ) Teknik Pemula

Parmana1

Kepelatihan Olahraga, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi, Indonesia1

Kampus Pinang Masak Jl. Raya Jambi-Ma. Bulian KM. Mendalo Indah, Kec. Jaluko, Kab. Muaro Jambi, Jambi, Indonesia. Kode Pos 36361

Correspondence Author : madparmana@gmail.com

ABSTRAK

Renang gaya bebas mempunyai teknik yang harus dikuasai, adapun teknik renang gaya bebas yaitu dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan renang gaya bebas ini. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan alat bantu papan luncur.

Kendala yang sering dihadapi dalam latihan renang gaya bebas teknik pemula adalah kurang tepatnya pengambilan sikap awal seperti posisi tubuh yang terkadang kurang sejajar dengan permukaan air dan posisi kepala yang kurang tepat. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan meliputi metode deskriptif dan studi literatur. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian bahwa penggunaan papan luncur dalam latihan renang gaya bebas teknik pemula memiliki peran bagi kaki, tangan dan badan yang berfungsi sebagai sebagai alat untuk membantu perenang dalam menggerakkan dan melatih gerakan kaki ketika berada di air serta melatih ketahanan dan kekuatan kaki ketika melakukan latihan renang gaya bebas, melatih perenang agar seimbang dan mengurangi berat tubuh ketika berada didalam air, membantu perenang untuk belajar mengapungkan badan dan meluncur, sebagai pegangan bagi perenang agar tidak mudah tenggelam dalam air dan memperkuat tangan dengan cara menjepitkan papan luncur di kaki atau paha agar kaki atau paha tersebut selalu di atas.

Kata Kunci : Papan Luncur, Latihan Renang Gaya Bebas

ABSTRACT

Freestyle swimming has a technique that must be mastered, while the freestyle swimming technique is with the chest facing the water surface. There are many ways

(2)

that can be done to develop this freestyle swimming skill. One way is to use a skateboard tool. The obstacle that is often faced in the beginner's freestyle swimming exercises is the inaccuracy of taking the initial stance, such as the body position which is sometimes not parallel to the water surface and the incorrect head position. This research design uses a qualitative approach. The research method used includes descriptive methods and literature studies. Data analysis in this study used a qualitative descriptive analysis. Based on the results of the study, the use of surfboards in the beginner technique of freestyle swimming exercises has a role for the feet, hands and body which serves as a tool to help swimmers move and train leg movements when in water as well as train endurance and leg strength when doing swimming exercises.

freestyle, trains swimmers to be balanced and reduce body weight when in the water, helps swimmers learn to float and slide, as a grip for swimmers so they don't sink in water easily and strengthen the hands by clamping the skateboard on the leg or thigh so that the leg or the thigh is always on top.

Keywords: Slide Board, Freestyle Swimming Exercise PENDAHULUAN

Sejak akhir tahun 1950, para ilmuwan dan pengajar renang telah sepakat untuk mempelajari renang dengan cara sistematik. Banyak terdapat film, vidio, maupun jurnal pengetahuan yang membahas suatu proses belajar mengajar renang serta caranya supaya orang dapat berenang dalam kurun waktu yang lebih cepat.

Berdasarkan sejarahnya, kegiatan renang sudah dikenal sejak zaman dahulu.

Hal ini terbukti dengan adanya tanda-tanda peninggalan raja-raja atau kekaisaran yang berupa gambar atau relief. Pada zaman dahulu sebuah kerajaan dikelilingi oleh kolam yang berfungsi sebagai pelindung dari serangan musuh, sehingga musuh tidak dapat masuk secara langsung. Akan tetapi, musuh ternyata lebih pandai dan memiliki berbagai cara untuk menyusup kedalam kerajaan tersebut dengan cara berenang dialam air menggunakan kantong-kantong udara yang terbuat dari kulit.

Negara-negara yang terbukti bahwa renang sudah dikenal sejak zaman dahulu yaitu di Cina, India, Yunani, Syiria, dan negara lainnya. Ternyata di negara tersebut terdapat air yang menyebabkan adanya danau, sungai, dan laut. Tempat- tempat tersebut merupakan tempat smata pencaharian bagi masyarakat disekitarnya, seperti menangkap ikan, menyelam mencari kerang, atau menyeberangi sungai ataupun danau untuk bertani sehingga masyarakat disekitar lokasi tersebut harus menguasai teknik- teknik renang dengan baik.

Perkembangan olahraga renang juga sudah dikenal pesat di Indonesia sejak saat kependudukan tentara Belanda. Pada saat itu yang mendominasi kegiatan renang adalah orang-orang kulit putih, sedangkan rakyat asli Indonesia hanya sedikit yang ikut melakukan kegiatan renang dan itupun hanya orang-orang yang tergolong kaya dan berdomisili di Kota-Kota besar. Akan tetapi, kegiatan renang ini mengalami kemunduran saat tentara Jepang mengambil alih kekuasaan dari Belanda. Saat itu kegiatan pemuda Indonesia dibatasi, tidak boleh banyak kegiatan dalam bentuk apapun.

Setelah Indonesia merdeka, olahraga renang kembali diaktifkan dengan adanya peresmian perkumpulan renang di Indonesia serta munculnya pembangunan kolam renang di kota-kota besar. Kolam renang yang pertama dibangun di Indonesia

(3)

berada di kota Bandung, yaitu kolam renang Cihampelas dengan mata airnya yang cukup besar (Bandi Utama, 2010).

Pada dasarnya, renang termasuk kedalam salah satu cabang olahraga aquatic yang dilakukan dengan cara menggerakkan (mengapungkan atau mengangkat) semua bagian tubuh ke atas permukaan air dan dilakukan tanpa perlengkapan bantuan.

Menurut Ramadhan dan Hartoto (2018) berenang adalah aktivitas fisik yang telah dipraktekkan oleh manusia sejak berabad-abad yang lalu, sebelum manusia mengenali dan menggunakan kolam renang sebagai tempat untuk mengembangkan kemampuan berolahraga seperti saat ini. Selanjutnya Mardesia (2014:3) menjelaskan bahwa berenang sangat baik untuk pertahanan diri seseorang saat berada di air, selain itu kegiatan ini bermanfaat terutama di waktu senggang.

Menurut Badruzaman (2017) mendefinisikan renang secara umum adalah upaya mengapungkan atau mengangkat tubuh keatas permukaan air. Dalam renang sendiri, terdapat empat gaya yaitu renang gaya punggung (backstroke), gaya kupu- kupu (butterflystroke), gaya dada (breaststroke), dan gaya bebas (crawlstroke) (Kamalia, 2014:2). Berdasarkan hal tersebut, yang menjadi pusat pembahasan dalam penelitian ini adalah renang gaya bebas (crawlstroke).

Menurut Listiono (2013:2) renang gaya bebas mempunyai teknik yang harus dikuasai, adapun teknik renang gaya bebas yaitu dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Kedua belah tangan secara bergantian digerakkan jauh ke depan dengan gerakan mengayuh, sementara kedua belah kaki secara bergantian dicambukkan naik turun ke atas dan ke bawah, teknik inilah yang sering menjadikan kendala bagi siswa untuk dapat melakukannya. Namun, gaya bebas ini termasuk gaya yang tercepat jika dibandingkan dengan ketiga gaya yang lain seperti gaya dada, gaya punggung dan gaya kupu- kupu.

Banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan renang gaya bebas ini. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan alat bantu papan luncur. Penggunaan papan luncur ini adalah untuk membantu atlet atau orang yang baru belajar berenang mengapung diatas permukaan air. Selain itu, manfaat dari papan luncur ini adalah untuk memperkuat tangan dan melatih gerak kaki secara bebas. Penggunaan papan seluncur ini diharapkan dapat membantu mengembangkan kemampuan seseorang dalam penguasaan teknik pemula untuk renang gaya bebas.

Sebagian besar, seseorang yang ingin melakukan renang gaya bebas terutama pada teknik pemula mengalami banyak sekali kendala. Kendala yang sering dihadapi dalam latihan renang gaya bebas teknik pemula adalah kurang tepatnya pengambilan sikap awal seperti posisi tubuh yang terkadang kurang sejajar dengan permukaan air dan posisi kepala yang kurang tepat. Selanjutnya, pada teknik pemula juga sering ditemui kendala dalam pelaksanaan renang gaya bebas ini, seperti gerakan kaki, tangan dan kepala yang tidak beraturan sehingga mengganggu kemampuan orang tersebut dalam pengusaan teknik renang gaya bebas.

Menurut Haller (1982:8) renang merupakan olahraga yang dapat dinikmati ketika waktu senggang serta menyehatkan tubuh karena hampir semua otot tubuh bergerak sehingga seluruh otot berkembang dengan pesat dan kekuatan perenang bertambah meningkat. Selanjutnya Kurniawan (2019:6) renang merupakan suatu kegiatan olah raga air yang dilakukan dengan cara menggerakkan dan mengapungkan badan kepermukaan air dengan menggunakan gerakan kaki dan tangan.

Menurut Subagyo (2017: 53) berenang adalah aktivitas menggunakan badan mengapung melintas di air dengan menggunakan kaki dan tangan. Berenang adalah

(4)

aktivitas fisik yang dilakukan di air dengan menggunakan anggota tubuh atau sebagian anggota tubuh, dengan gerakan tubuh di air seseorang dapat berpindah tempat.

Olahraga renang adalah gerak tubuh manusia di air, perlu diutarakan yang lebih rinci apa itu gerak tubuh dan bagaimana air apabila dipakai untuk bergerak.

Menurut Abdoelah (1981: 270) mengemukakan bahwa renang adalah suatu jenis olahraga yang dilakukan di air, baik di air tawar maupuan di air asin atau laut.

Kemudian mengenai pengertian renang yang tampaknya masih berhubungan, yang dituangkan dalam Modul Teori Renang I, Badruzaman (2007: 13) mengemukakan bahwa: “Pengertian renang secara umum adalah the floatation of an object in a liquid due to its buoyancy or lift.” yang artinya renang secara umum adalah upaya mengapungkan atau mengangkat tubuh ke atas permukaan air.

Selanjutnya Dwijowinoto (1979: 1) olahraga renang merupakan olahraga yang sangat menyenangkan dan cocok untuk siapa saja tanpa memandang semua umur.

Renang adalah salah satu jenis olahraga yang populer di masyarakat. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan pada anak- anak dan dewasa, bahkan bayi umur beberapa bulan sudah dapat mulai diajarkan renang.

Renang adalah gerakan sewaktu bergerak di air, dan biasanya tanpa perlengkapan buatan. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk rekreasi dan olahraga.

Menurut Budiningsih (2010) manfaat dari kegiatan renang ada lima, yaitu:

a. Sebagai sarana bermain/rekreasi

Kolam renang dapat dijadikan sebagai sarana bermain dan rekreasi. Anak- anak dan balita akan menyukai permainan air. Bermain air sangat menyenangkan apabila ditambah mainan seperti bola. Berenang merupakan hiburan bagi semua kalangan masyarakat.

b. Menyehatkan badan dan dapat merangsang gerakan motorik

Berolahraga renang dapat menyehatkan badan. Bagi balita dan anak- anak, otot- ototnya akan berkembang, persendian dapat tumbuh optimal, tubuh menjadi lentur, dan pertumbuhan badan meningkat. Sehingga, anak-anak dan remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan akan memiliki badan yang sehat, kuat dan kekar.

c. Dapat menghilangkan rasa takut pada air

Dengan berolahraga renang dapat menghilangkan rasa takut pada air. Sehingga baiknya, semenjak bayi sudah dibiasakan bermain air dan kelak jika sudah besar tidak takut pada air.

d. Meningkatkan keberanian, percaya diri dan mengasah kemandirian Olahraga renang dapat mendorong kita tumbuh menjadi sosok yang berani, percaya diri tinggi, dan mandiri. Pada saat berenang kita tidak akan merasa rakut. Sebaliknya, kita dapat berenang dengan bebas mengelilingi kolam. Hal ini karena adanya keinginan yang kuat agar dapat berenang.

e. Meningkatkan kemampuan sosial

Olahraga renang yang dilakukan bersama-sama dapat menumbuhkan rasa kebersamaan. Juga dapat meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dan bersosialisasi dengan orang lain. Dengan demikian, akan tercipta persahabatan sehingga dapat meningkatkan kemampuan berenang. Satu sama lain saling mendorong dan meningkatkan semangat untuk tetap hidup.

Menurut Haller (1982:12-20) dasar dalam belajar berenang meliputi pengenalan terhadap air (masuk dan berada dibawah air), naik turun, mengapung, mendorong diri, meluncur dan berdiri lagi kemudian bergerak sambil mengapung dengan deskripsi sebagai berikut.

(5)

a. Masuk kedalam air

Belajar berenang sebaiknya dilakukan dalam air yang dangkal yaitu setinggi pinggang. Hal yang harus dilakukan pertama kali adalah masuk kedalam air dengan cara berjalan menuruni tangga kolam menuju tempat air paling dangkal.

Kemudian lakukan sedikit gerakan seperti berlutut dan gerakan- gerakan tangan kepermukaan air.

b. Posisi dibawah air

Ketika berada dibawah air, cobalah menyelam dan mengambil sesuatu dari dasar kolam. Masukkan secara perlahan muka kedalam air dan cobalah mengatur nafas dengan baik.

c. Naik turun

Setelah mampu menyelam dan mengatur nafas dengan baik, maka lakukan gerakan naik turun secara berturut-turut setiap kali menarik napas, masuk kedalam air, menahan napas, muncul lagi dari bawah permukaan air, mengeluarkan napas dan selama itujuga mata tetap terbuka. Letakkan kedua tangan diatas anak tangga kolam dengan telapak tangan menghadap kebawah, dan kepala menghadap dinding kolam. Kemudian lakukan gerakan naik turun seperti tadi sampai badan benar-benar bisa mengapung.

d. Mengapung

Ketika sudah merasa nyaman dengan gerakan naik turun, maka langkah selanjutnya adalah mengapung atau melayang didalam air. Ambil napas seperti yang dilakukan pada latihan sebelumnya, dan masukkan wajah kedalam air dengan sedikit menjatuhkan tubuh kedepan dengan mata tetap terbuka. Cobalah untuk tenang dan biarkan kaki terangkat dari dasar dan angkat lutut sampai menyentuh dada.

e. Mendorong diri, meluncur dan berdiri lagi

Pada tahap ini berdirilah dengan punggung menghadap dinding kolam dan merapatlah. Turunkan bahu kedalam air dan angkat satu kaki menekan kedinding.

Kemudian tarik napas dan masukkan kepala kedalam air seperti latihan sebalumnya.

f. Bergerak sambil mengapung

Pada gerakan bergerak dan mengapung ini akan lebih banyak mempergunakan kedua kaki dan bergerak secara berlahan sesuai dengan latihan-latihan sebelumnya.

Selanjutnya menurut Subagyo (2017: 65-66) dasar belajar berenang sebaiknya dimulai dengan mengenalkan terlebih dahulu sifat-sifat air terhadap tubuh, bahwa air pada prinsipnya mempunyai karakteristik tersendiri lebih-lebih pada waktu tubuh beraktivitas di air dengan cara sebagai berikut.

a. Air mempunyai sifat tembus pandang, bahwa dengan membuka mata di air perenang dapat melihat apa yang ada disekitarnya. Pada waktu berenang diharapkan dilakukan dengan membuka mata supaya mengetahui arah dan dengan membuka mata keseimbangan tubuh waktu beraktivitas di air dapat terjaga. Cara mengenalkan air dengan jalan agar memasukkan muka ke dalam air untuk memperhatikan apa yang ada dalam air, bentuk pembelajarannya dengan bentuk permainan mencari harta karun di dalam air.

b. Mengenalkan adanya hambatan bergerak di air, bila bergerak di air maka akan terjadi adanya hambatan, hambatan yang terjadi adalah hambatan depan, hambatan belakang dan hambatan gesekan tubuh. Cara mengenalkannya dengan

(6)

jalan lomba lari di air, permainan ayam dan elang.

c. Mengenalkan kedalaman air perlu dilakukan pada tahap belajar tidak boleh langsung meloncat terjun ke air yang belum tahu kedalamanya. Aktivitas yang harus dilakukan untuk mengenalkan ini dengan jalan memasuki air melewati tangga kemudian dilanjutkan berjalan sambil berpegangan untuk menjajaki kedalaman air.

d. Mengenalkan terhadap air memasuki ruangan, bahwa sifat air akan memasuki ruangan yang kosong dan pada posisi lebih rendah. Sifat ini akan terjadi apabila pada saat belajar berenang suatu saat telinga kemasukan air hal ini sangat mungkin terjadi karena sifat air tersebut, begitu juga terjadi apabila hidung suatu saat juga kemasukan air saat beraktivitas di air. Kejadian ini disampaikan kepadanya dengan pengertian yang jelas dan juga diberitahukan bahwa itu tidak masalah. Cara mengatasinya sebelumnya supaya tidak terjadi maka harus menutup lubang telinga terlebih dahulu sebelum berenang. Apabila sudah terlanjur maka cara mengeluarkannya hanya dengan jalan memasukkan lagi air ke telinga hingga penuh kemudian ditumpahkan sampai air yang ada dalam telinga keluar semuanya. Apabila belum juga keluar maka supaya diulangi lagi seperti yang pertama hingga air keluar sampai terasa bahwa telinga tidak terasa terganggu.

e. Keseimbangan di air, untuk mempertahankan keseimbangan di air perlu dilakukan, karena bagi yang belum dapat berenang untuk berdiri dari sikap meluncur di kolam dangkal sering tidak dapat dilakukan. Hal ini disebabkan kerena belum menguasai keseimbangan waktu beraktivitas di air.

Selanjutnya menurut Hastuti (2009:20:25) dasar belajar berenang meliputi:

a. Pengenalan air

Pengenalan air sangat perlu bagi mereka yang baru pertama kali belajar renang.

Tujuannya adalah untuk menghilangkan rasa takut terhadap air dan mengenal sifat-sifat air seperti basah, dingin, dan sebagainya. Sebagian besar anak-anak, bahkan orang dewasa yang belum pernah masuk kedalam kolam renang biasanya akan menjadi takut atau cemas ketika akan masuk kedalamnya. Banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang takut untuk masuk kedalam kolam renang, diantaranya adalah perasaan takut terhadap air atau phobia, takut dengan kedalaman kolam, pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan atau traumatik dan merasa terancam keselamatanya. Untuk itu sebaiknya mereka masuk ke kolam yang dangkal terlebih dahulu. Setelah terbiasa dan keberaniannya mulai muncul, bisa mulai di ajak ke kolam renang yang sedikit agak lebih dalam.

Sebaiknya tetap dalam keadaan bisa menginjakan kakinya ke lantai kolam renang tanpa tenggelam.

b. Cara Membuang Nafas di Air Bagi mereka yang awam, untuk mengambil udara di atas permukaan air dan kemudian masuk permukaan air kemudian membuang sisa-sisa pembakaran melalui mulut dan hidung memang tidak mudah. Terutama kebiasaan kita sehari-hari sangat mempengaruhi hal itu. Namun bisa kita berikan latihanlatihan yang teratur, dalam waktu yang relatif tidak lama hal semacam itu mudah untuk dikuasai dengan baik. Beberapa bentuk pernafasan dapat di berikan sebagai berikut:

1) Sebelum masuk air, cobalah di darat dengan melatih irama mengambil nafas melalui mulut dan mengeluarkan sisa pembakaran melalui hidung, hingga

(7)

irama ini bisa di kerjakan secara otomatis. Kemudian setelah bisa dikerjakan hal di atas, cobalah cara di kerjakan di tempat atau di kolam dangkal atau kolam renang yang memungkinkan seseorang dapat berdiri. Ambilah udara melalui mulut kemudian tutup mulut dan masukan bagian muka ke permukaan air, setelah beberapa saat secara perlahan buanglah sisa pembakaran itu melalui hidung.

2) Kerjakanlah secara berulang-ulang dan kalau memungkinkan mencapai 50-100 kali ulangan, dimana dengan jumlah itu di harapkan gerakannya bisa di kerjakan secara otomatis dan terbiasa. Bagi mereka yang sulit untuk mengambil udara melalui mulut dan membuang melalui hidung, untuk sementara dapat di kerjakan dengan bantuan hidung.

3) Namun cara ini bila sudah menguasai irama pernafasan yang sebenarnya, hendaknya ditinggalkan, oleh karena cara itu sering berakibat mengisap air melalui hidung.

4) Latihan pernafasan ini dapat ditingkatkan dengan memperlama waktu ketika bagian muka berada di bawah permukaan air, setelah jarak waktu di tempuh lanjutkan dengan membuang sisa pembakaran secara perlahan sebelum naik keatas permukaan air. Misalnya ketika di bawah permukaan air diharuskan berhitung hingga 10, kemudian membuang sisa pembakaran dan selanjutkan naik keatas permukaan air untuk mengambil udara kembali. Cara yang sama dapat dikerjakan menggunakan papan latihan, dimana dengan sikap membungkuk dan kedua kaki tetap pada sikap berjalan di dasar kolam, kemudian kedua tangan memegang papan latihan di kedua ujungya. Lakukan cara-cara diatas sambil berjalan atau diam ditempat.

c. Melakukan Permainan di Air, lima macam permainan di air antara lain:

Permainan saling membasahi muka, permainan mengambil benda di dasar kolam, permainan melompati katak menerobos lubang, permainan bertukar tempat dengan angka dan permainan kucing mengejar ikan.

d. Teknik Dasar Mengapung

Penguasan teknik yang tinggi akan selalu diikuti oleh kecepatan renang yang tinggi pula. Kesempurnaan teknik-teknik dasar dari setiap gerakan adalah penting, oleh karena itu akan menentukan gerak keseluruhan. Oleh karena itu gerak-gerak dasar dari setiap bentuk teknik yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga dilatih dan dikuasai secara sempurna. Mengapung adalah teknik yang paling dasar dalam berenang untuk semua gaya, oleh sebab itu sebelum mempelajari teknik renang gaya bebas perlu dikuasai bagaimana cara mengapung di air. Posisi mengapung tidak dapat dilakukan dalam satu sikap saja, tetapi banyak posisi yang bisa dilakukan supaya tubuh dapat terapung diatas permukaan air. Lakukan dengan rileks dan melayang tanpa mengeluarkan tenaga.

e. Teknik Dasar Meluncur

Setiap gaya renang didasarkan pada prinsip meluncur di atas permukaan air. Dan selain keyakinan yang kuat, untuk dapat belajar berenang seseorang harus mampu meluncur. Meluncur merupakan dasar dari gerakan renang dan terapung di air, meluncur menjadi modal awal dalam belajar renang. Belajar renang dimulai dengan belajar meluncur. Tanpa dapat meluncur dengan baik, kita tidak dapat belajar dengan baik.

Gaya renang adalah cara melakukan gerakan lengan dan tungkai berikut koordinasi dari ke dua gerakan tersebut yang memungkinkan orang berenang maju di

(8)

dalam air. Meskipun demikian, orang juga dapat berenang hanya dengan menggerakan kedua belah kaki sementara lengan tetap diam, atau hanya dengan kedua belah lengan sementara kaki tetap diam.

Renang gaya bebas menyerupai gaya berenang seekor binatang, oleh sebab itu disebut juga gaya crawl yang berarti merangkak. Dalam istilah olahraga renang disebut juga gaya bebas (Murni, 2000). Sedangkan Menurut Budiningsih (2010)

“renang gaya bebas adalah gaya berenang dengan posisi dada menghadap kepermukaan air”. Dalam renang gaya bebas kedua belah lengan secara bergantian digerakan jauh ke depan dengan gerakan mengayuh, sementara kedua belah kaki secara bergantian dicambukan naik turun ke atas dan ke bawah. Saat berenang gaya bebas, posisi wajah menghadap ke permukaan air. Pernafasan dilakukan saat lengan digerakan ke luar dari air, saat tubuh menjadi miring dan kepala berpaling ke samping.

Sewaktu mengambil nafas, perenang bisa memilih untuk menoleh ke kiri atau ke kanan. Dibandingan gaya berenang lainnya, gaya bebas merupakan gaya berenang yang bisa membuat tubuh melaju lebih cepat di air.

Sedangkan menurut Budiningsih (2010), pelaksanaan dalam renang gaya bebas terbagi menjadi empat tingkat yaitu:

a. Sikap Tubuh

Dalam gaya bebas, kedudukan tubuh perenang dalam keadaan tengkurap, sikap melintang, lengan lurus tepat di atas kepala “mengambang seperti batang kayu”.

Garis permukaan air pada kepala berada tepat di atas alis mata. Seluruh tubuh sedatar mungkin dalam air. Bagi setiap orang hal ini akan berbeda, tergantung pada kemampuan mengapung. terlihat seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Posisi Tubuh

b. Gerakan Kaki

Tendangan kaki itu biasanya disebut tendangan mengipas-ngipas, ketika kaki secara bergantian digerakan ke atas dan ke bawah. Gerakannya dimulai dari pangkal paha dan meneruskannya hingga kejari kaki. Lutut dan pergelangan kaki jangan membengkok terlalu besar, ia lebih merupakan bengkokan santai. Jari-jari kaki harus secara wajar mengarah ke dalam saling berhadapan. Tendangan mengibas- ngibas membantu perenang maju ke depan. Namun gerakan itu terutama membantu keseimbangan dan memantapkan tubuh yang cenderung berputar serta gerakan ayunan tangan. Sama dengan ayunan tangan yang besar ketika jalan terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Gerakan Kaki

(9)

c. Gerakan Lengan “Menangkap, Meraih, Menarik, Mendorong”

Untuk memulai gerakan lengan, tubuh anda harus dalam keadaan tengkurap

“batang kayu mengambang” dengan kedua lengan menjulur di atas kepala.

Fase/tahap gerak, menarik, dimulai dengan salah satu lengan melakukan gerakan

“menangkap” dan selanjutnya ditarik ke bawah. Lengan yang lainnya tetap lurus di atas kepala. Ada empat tingkat gerak menarik lengan yaitu Menangkap, Meraih, Menarik, Mendorong. Gerakan menangkap dilakukan dengan telapak tangan menghadap ke arah kaki, kemudian dilanjutkan dengan gerakan menarik ke arah belakang sepanjang bidang khayal melalui garis pertengahan tubuh, sambil menjaga siku tetap di atas permukaan air. Apabila meneruskan gerakan lengan dalam gaya bebas, gaya menarik pada sikap siku bengkok sampai melewati bahu dilanjutkan dengan gerakan mendorong air ke arah belakang hingga lengan itu berada dalam posisi tubuh lurus, dengan ibu jari dalam keadaan menyentuh paha. Gerakan itu terus menerus dengan melalui masa pemulihan, atau istirahat, dimana tahap ini akan terjadi, segera setelah lengan berada pada posisi tubuh lurus di sisi badan. Pada saat itu gerakan lengan dimulai kemudian dengan mengangkat siku keluar dari permukaan air. Pada saat yang sama, lengan lainnya masih terjulur di atas kepala, mulai dengan tahap gerak “menangkap”. Lengan yang baru keluar dari permukan air, penting untuk tetap mempertahankan posisi ketinggian siku, dengan sikap tangan rileks di atas permukaan air. Tubuh sebelah atas berputar sesuai dengan lengan, sehingga memungkinkan untuk mengalami masa pemulihan dengan mudah dan rileks. Lengan yang akan masuk air dimulai dengan lengan bagian bawah dan langsung membelah air. Pertama, bagian ujung-ujung jari tangan yang terletak selebar bahu, lalu ditarik lurus, dan siap memulai tarikan lengan. Terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Gerakan Lengan

d. Bernafas dan Koordinasi

Gerak Bernafas dilakukan dengan memutarkan badan bukan mengangkat kepala ke samping cukup untuk membebaskan mulut di atas permukaan air. Hal ini harus dilakukan tepat pada saat lengan pada posisi siap mengambil nafas. Setelah

(10)

mengambil nafas cepat-cepat, kepala berputar kembali hingga posisi alis mata, pada saat yang sama dengan berakhirnya sikap pemulihan. Sebelum setiap kali menarik nafas anda harus mengeluarkan nafas melalui mulut dan hidung anda, sebelum memutar kepala. Setiap perenang akan memilih cara tersendiri ke sisi mana ia akan melakukan gerakan mengambil nafas. Gerakan kaki biasanya menghasilkan tendangan dengan enam hitungan yang berarti dan tiga gerakan ke bawah untuk satu tarikan lengan. Pergantian dalam pola menendang dan bernafas diantara para perenang tindakan luar biasa. Perlu dicatat bahwa seseorang harus membiasakan diri bagaimana terbaik bagi dirinya sendiri.

Setelah melakukan renang gaya bebas, maka perenang akan mengambil posisi pada sikap akhir. Menurut David (2011:24) sikap akhir dilakukan dengan cara posisi tubuh kembali streamline yaitu sejajar dengan permukaan air dan posisi kepala normal.

Alat bantu adalah benda yang dapat membantu sesuatu, sehingga tujuannya dapat dicapai dengan lebih mudah dan gampang, dengan demikian alat bantu pendidikan adalah benda atau alat yang dapat di gunakan untuk membantu pendidik dalam memenuhi segala tujuan pembelajaran (Hamid, 2011: 149). Benda yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran renang crawl stroke adalah papan luncur (Apriliyanto dan Hartoto, 2017). Alat bantu papan seluncur dapat digunakan dengan cara dipegang ditangan untuk memudahkan siswa untuk melakukan meluncur dalam posisi yang steam line, dan memudahkan pengambilan pernapasan serta gerakan kaki (Listiono, 2013:16).

Papan luncur pada gambar 4. merupakan alat bantu yang digunakan untuk mempermudah siswa dalam pembelajaran renang crawl stroke (Megasari, 2012).

Papan luncur terbuat dari plastik atau spon. Alat ini biasanya digunakan saat belajar meluncur sehingga terapung di air, dapat juga dengan sirip kaki katak (Ade Husnul, 2008:24).

Gambar 4. Papan Luncur (Swimming Board)

Menurut Permana (2016) swimming board berbentuk persegi dan terbuat dari karet ataupun bahan plastik, pada bagian atas terdapat pegangan. fungsi dari swimming board ialah:

a. Jika digunakan dibadan atau dada berfungsi untuk menopang berat tubuh seseorang ketika belajar gerakan renang sehingga dapat mengurangi berat tubuh.

b. Berfungsi bagi tangan sebagai pegangan untuk memudahkan seseorang dalam melakukan gerakan gaya bebas agar pelampung tidak terlepas.

(11)

c. Berfungsi bagi perenang untuk melatih gerakan kaki dalam renang gaya bebas.

d. Sebagai alat bantu penyeimbang badan ketika berada dipermukaan air.

Selanjutnya Permana (2016) menjelaskan mengenai kelebihan menggunakan papan luncur ini adalah:

a. Frekuensi latihan lebih banyak karena setiap perenang satu pelampung.

b. Perenang lebih senang karena lebih cepat mengetahui hasil yang didapat dengan gerakan yang berpindah tempat.

c. Perbaikan gaya akan lebih mudah karena pelampung akan membantu perenang pemula untuk membuat posisi streamling.

d. Akan cepat mengusai bagian-bagian dari renang.

Selain memiliki kelebihan, penggunaan swimming board ternyata juga memiliki kekurangan. Menurut Permana (2016) kekurangan dari penggunaan swimming board adalah :

a. Perenang akan merasa kurang berani karena harus melakukan sendiri dalam tahap pemula.

b. Perbaikan tidak dapat dilakukan langsung.

c. Perenang harus punya keahlian dalam mengendalikan pelampung.

d. Harus menyediakan alat bantu pelampung.

Dari pendapat diatas jelas bahwa papan luncur memberikan kemudahan untuk mengapung karena berat tubuh ditopang oleh pelampung dan untuk belajar gerakan tungkai dan lengan gaya dada akan lebih ringan.

METODELOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2012: 21) penelitian deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Selanjutnya menurut Nazir (1988: 63) metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual.

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2010: 203). Dengan demikian metode penelitian merupakan cara atau alat yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab serangkaian pertanyaan yang dirumuskan dalam rumusan masalah. Adapun metode penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut.

1. Metode Deskriptif

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif serta mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan peran papan luncur dalam latihan renang gaya bebas teknik pemula. Penelitian ini dikategorikan

sebagai penelitian deskriptif, karena pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Menurut Arikunto (2010: 151) studi deskriptif yaitu mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung terhadap penelitian. Kemudian Sukardi (2004: 14) dalam peneltian deskriptif peneliti melakukan eksplorasi, menggambarkan, dengan

(12)

tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan.

2. Studi Literatur

Selanjutnya teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur, yaitu dengan cara meneliti dan memahami buku-buku, dokumen atau sumber tertulis lainnya yang relevan dan mendukung tentang peran papan luncur dalam latihan renang gaya bebas teknik pemula. Menurut Sukardi (2004: 34) macam-macam dokumen atau sumber literatur diantaranya adalah, jurnal, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, surat kabar, buku yang relevan, hasil-hasil seminar, artikel ilmiah yang belum dipublikasi, narasumber, suart-surat keputusan dan sebagainya.

Dengan demikian, dalam penyusunan skripsi ini penulis menentukan topik yang akan dibahas yang kemudian dilanjutkan dengan mencari data- data baik itu yang relevan ataupun mendukung terhadap topik yang dibahas. Setelah mendapatkan data, penulis melakukan interpretasi atau penafsiran terhadap sumber data untuk memperoleh fakta tentang kajian yang akan dibahas. Setelah terkumpul maka data disusun secara sistematis dan terstruktur.

Jenis data dalam penelitian ini adalah berupa tekstual atau konsep-konsep.

Karena dalam penelitian ini Sebagaimana telah disebutkan di atas termasuk kedalam jenis studi literatur. Dengan demikian aspek-aspek yang peneliti analisis melingkupi definisi, konsep, pandangan, pemikiran dan argumentasi yang terdapat dalam literatur yang relevan dengan pembahasan. Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan studi kepustakaan. Sarwono (2006: 49) menjelaskan beberapa sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti di antaranya abstrak hasil penelitian variabel pada sejumlah objek.

Adapun untuk data-data yang disiapkan dalam penelitian ini adalah yang bersumber dari literatur atau menggunakan cara library research dengan tujuan untuk mengumpulkan data informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Berdasarkan hal tersebut, maka jenis data dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer

Dalam proses penelitian, peneliti menggunakan sumber primer. Sugiyono (2011:

308) menjelaskan sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data primer pada penelitian ini merupakan data yang memuat tentang peran papan luncur dalam latihan renang gaya bebas teknik pemula.

b. Data Sekunder

Selanjutnya peneliti juga menggunakan beberapa sumber sekunder. Sugiyono (2011: 308) menerangkan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul, bisa lewat orang lain atau dokumen yang ditulis oleh orang lain. Dalam penelitian ini sumber sekunder merupakan buku- buku penunjang yang berhubungan dengan persoalan yang dibahas. Data sekunder ini berfungsi sebagai pelengkap data primer yang digunakan dalam penelitian ini.

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian studi kepustakaan. Oleh karena itu peneliti melakukan proses pengumpulan data berupa dokumen atau buku-buku, jurnal, artikel, penelitian terdahulu dan data lain yang berkaitan dengan pembahasan.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan pengkajian terhadap literature yang meliputi dokumen, buku, jurnal, artikel maupun

(13)

penelitian-penelitian terdahulu yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Setelah itu, peneliti mendeskripsikan hasil yang diperoleh dari studi literature tersebut menjadi suatu pembahasan mengenai permasalahan dalam penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peran dari swimming board ketika digunakan untuk latihan renang gaya bebas adalah:

1. Sebagai alat untuk membantu perenang dalam menggerakkan dan melatih gerakan kaki ketika berada di air.

2. Membantu perenang untuk melatih gerakan kaki gaya bebas yang dilakukan dengan cara memegang papan seluncur pada tangan kemudian meluncur kepermukaan air dan gerakan kaki menggunakan gerakan kaki gaya bebas.

3. Melatih ketahanan dan kekuatan kaki ketika melakukan latihan renang gaya bebas.

Gambar 5. Peran Papan Luncur Terhadap Kaki

Selain berperan pada kaki, penggunaan papan luncur juga memberikan berperan ketika digunakan dibadan. Adapun peran papan luncur ketika digunakan dibadan adalah:

1. Untuk melatih perenang agar seimbang dan mengurangi berat tubuh ketika berada didalam air.

2. Membantu perenang untuk belajar mengapungkan badan dan meluncur.

Gambar 6. Peran Papan Luncur Terhadap Badan

Peran penggunaan papan luncur terhadap tangan ketika melakukan renang gaya bebas adalah:

1. Sebagai pegangan bagi perenang agar tidak mudah tenggelam dalam air sehingga mampu melakukan gerakan renang dengan leluasa.

(14)

2. Memperkuat tangan dengan cara menjepitkan papan luncur di kaki atau paha agar kaki atau paha tersebut selalu di atas. Dengan begitu kaki tidak perlu bergerak, sehingga hanya tanganlah yang akan bergerak dengan gaya bebas.

Gambar 7. Peran Papan Luncur Terhadap Tangan

Hal ini sesuai dengan pendapat Permana (2016) peran dari swimming board terhadap latihan renang gaya bebas adalah:

1. Untuk menopang berat tubuh seseorang ketika belajar gerakan renang sehingga dapat mengurangi berat tubuh.

2. Sebagai pegangan untuk memudahkan seseorang dalam melakukan gerakan gaya bebas agar pelampung tidak terlepas.

3. Melatih gerakan kaki dalam renang gaya bebas.

4. Sebagai alat bantu penyeimbang badan ketika berada dipermukaan air.

Selanjutnya Permana (2016) menjelaskan mengenai kelebihan menggunakan papan luncur ini adalah:

1. Frekuensi latihan lebih banyak karena setiap perenang satu pelampung.

2. Perenang lebih senang karena lebih cepat mengetahui hasil yang didapat dengan gerakan yang berpindah tempat.

3. Perbaikan gaya akan lebih mudah karena pelampung akan membantu perenang pemula untuk membuat posisi streamling.

4. Akan cepat mengusai bagian-bagian dari renang.

Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut, maka peran dari penggunaan papan luncur terhadap latihan renang gaya bebas teknik pemula adalah sebagai alat untuk membantu perenang dalam menggerakkan dan melatih gerakan kaki ketika berada di air, melatih perenang agar seimbang dan mengurangi berat tubuh ketika berada didalam air dan sebagai pegangan bagi perenang agar tidak mudah tenggelam dalam air sehingga mampu melakukan gerakan renang dengan leluasa. Selain itu, peran dari papan luncur ini adalah memudahkan untuk menguasai teknik dasar renang gaya bebas, membantu daya apung dan membantu perenang saat belajar meluncur sehingga terapung di air dan membantu perenang untuk melakukan gerakan- gerakan gaya bebas ketika berada di dalam air. Oleh sebab itu, penggunaan papan luncur dalam latihan renang gaya bebas memiliki peran yang sangat baik karena papan luncur membantu pemula untuk belajar mengapung serta melatih gerakan kaki dan tangan ketika berenang gaya bebas.

(15)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan papan luncur dalam latihan renang gaya bebas teknik pemula memiliki peran yang baik, karena membantu perenang untuk menguasai teknik dasar renang gaya bebas, membantu daya apung, membantu perenang belajar meluncur, membantu perenang dalam menggerakkan dan melatih gerakan kaki ketika berada di air, melatih perenang agar seimbang dan mengurangi berat tubuh dan sebagai pegangan bagi perenang agar tidak mudah tenggelam dalam air sehingga mampu melakukan gerakan renang dengan leluasa.

DAFTAR PUSTAKA

Abdoelah, M. 1981. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Kelas VII Edisi Revisi 2014. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Jakarta.

A.M. Bandi Utama. 2010. Peningkatan Pembelajaran Dasar Gerak Renang Melalui Pendekatan Bermain Untuk Mahasiswa Prodi PJKR FIK UNY. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.

Angguntia, R. 2013. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Kemampuan Renang Gaya Bebas 50 Meter Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Ferdy Ferry Putra Kota Jambi. Skripsi. Program Studi PORKES, Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Jambi.

Apriliyanto, R.B. dan S. Hartoto. 2017. Pengaruh Penerapan Alat Bantu Pull Buoy Dan Papan Luncur Terhadap Hasil Belajar Renang Gaya Bebas (Crawl Stroke). Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Vol. 05 No. 02: 192-197.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Badruzaman, H. 2007. Bahan Ajar Renang untuk Pemula, Lanjutan dan Penyempurnaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Budiningsih, A. 2010. Berenang Gaya Bebas. Kudus. PT Pura Barutama.

Dinata, R.M., S. Nurrochmah dan T. Sugiarto. 2015. Pengembangan Variasi Model Latihan Renang Gaya Bebas Untuk Pemula Di Perkumpulan Renang Taman Harapan Malang. Jurnal Pendidikan Jasmani. Vol. 25 No. 1 : 48-55.

Dwijowinoto, D. 1979. Materi Metode Penilaian Renang. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Febrianto, B.D. 2016. Pengaruh Penggunaan Hand Paddle Dan Fins Swimming Terhadap Kecepatan Renang Gaya Bebas Pada Atlet Renang Club Tirta Bima Majalengka. Jurnal Kesehatan dan Olahraga. Vol. 5 No 2: 21-27.

Haller, D. 1982. Belajar Berenang. Bandung. Pionir Jaya.

Hastuti, P. 2009. Buku Panduan Cabang Olahraga Renang. Special Olympic Indonesia.

Kamalia, A. 2014. Pengaruh Modifikasi Pelatihan Teknik Renang Gaya Dada Pada Anggota Renang Lumba–Lumba Swimming Club Surabaya. Jurnal Kesehatan Olahraga. Vol. 02. No 2 : 106-113.

Kurniawan, I. 2019. Peta Konsep Materi Renang. Jakarta. Gramedia Pustaka.

Listiono. 2013. Efektivitas Pembelajaran Gerak Dasar Renang Gaya Bebas dengan Menggunakan Alat Bantu pada Siswa Kelas X.2 SMA Budaya Bandar

(16)

Lampung 2013/2014. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Mardesia. 2004. Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta :Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.

Megasari, K. 2012. Penggunaan Alat Bantu Papan Pelampung Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Renang Gaya Bebas : Ptk Pada Siswa Kelas X Smk Negeri 3 Cimahi, (Online), (http://repository.upi.edu/10535/, diakses 22 Desember 2016).

Midgley, Rud.,cs. 2000. Ensiklopedi Olahraga. Saduran dari The rules of the game.

Semarang: Dahara Prize.

Murni, M. 2000. Renang. Jakarta. Depdikbud.

Rahima., A. Ahmad dan W. Yunitaningrum. 2013. Keterampilan Gaya Bebas (Crawl) dalam Olahraga Renang pada Mahasiswa Penjaskesrek UNTAN Angkatan 2013. Skripsi. Program Studi Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Tanjungpura, Pontianak.

Ramdhan, D.M. dan S. Hartoto. 2018. Pengaruh Alat Bantu Swim Board Terhadap Hasil Belajar Renang Gaya Dada (Studi pada Siswa Kelas X SMAN 4 Sidoarjo). Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Vol. 6 No. 2: 221-224.

Rizkiyansyah, A. dan B. Mulyana. 2019. Pengaruh Media Papan Luncur dan Pull Buoy Pola Metode Drill terhadap Hasil Belajar Teknik Dasar Renang Gaya Bebas. Jurnal Kepelatihan Olahraga. Vol. 11 No. 2: 112-122.

Sahputra, M.K. 2016. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Renang Gaya Bebas Melalui Pendekatan Model Bermain Pada Siswa Smk Negeri 7 Bandar Lampung. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Simanjuntak, V. G. 2009. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.

Solihin, A.O. 2013. Peran Alat Bantu Rubber Resistant Terhadap Kecepatan Renang Gaya Dada 25 Meter Mahasiswa Pjkr Angkatan 2009 Di STKIP Pasundan Cimahi. Jurnal Kepelatihan Olahraga. Vol. 5 No. 1: 1-11.

Subagyo. 2017. Pendidikan Olahraga Renang dalam Perspektif Aksiologi. Yogyakarta.

Karang Malang.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supriyanto, A. 2005. Efektifitas Pembelajaran Renang Gaya Crawl Antara Anak Usia 5 Tahun Dengan Anak Usia 7 Tahun. Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.

Utami, S.D. 2018. Efektivitas Metode Melatih Menggunakan Alat Bantu Pelampung Dan Tanpa Alat Bantu Pelampung Terhadap Kecepatan Renang Gaya Bebas 50 Meter. Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Gambar

Gambar 3. Gerakan Lengan
Gambar 4. Papan Luncur (Swimming Board)
Gambar 5. Peran Papan Luncur Terhadap Kaki
Gambar 7. Peran Papan Luncur Terhadap Tangan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perancangan kali ini jenis data yang akan digunakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dan sesuai adalah Hasil dari kuesioner yang dilakukan, baik untuk menentukan

Hasil penelitian ini juga mendukung hal tersebut, sebagian besar petani penyemprot di Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung sudah mempunyai pengetahuan yang baik

Selanjutnya, komunikasi yang dilakukan Balai Taman Nasional Taman Tesso Nilo dalam melakukan konservasi dan perlindungan hutan dapat ditinjau dari tiga pola komunikasi, yaitu

Mengikuti konsep marketing mix (Parkhouse, 2015:157), memasarkan event olahraga sebagai sebuah produk harus didahului dengan proses perencanaan strategis.Solusi yang

Kuesioner dalam penelitian mengenai perbandingan gaya hidup etnis Cina dan etnis Bali dikelompokkan dalam dua bagian, yang meliputi: pertanyaan mengenai profil pribadi responden

Aplikasi ini dibuat untuk mengenalkan suatu mobile game yang bertema edukasi sehingga siswa dengan mudah dapat mengetahui kalimat sederhana tentang benda

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengimplementasi perangkat pembelajaran yang meliputi keterlaksanaan perangkat pembelajaran dan respon siswa.

Browsing merupakan tahap kegiatan yang ditandai dengan kegiatan pencarian informasi dengan cara penelusuran semi tersruktur telah mengarah pada bidang yang