• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN WIRAUSAHA DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (Studi Kasus Usaha Penjahit Perempuan di Mukim Lhoknga) Nurul Latifa, Rosmala Dewi, Fitriana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN WIRAUSAHA DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (Studi Kasus Usaha Penjahit Perempuan di Mukim Lhoknga) Nurul Latifa, Rosmala Dewi, Fitriana"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN WIRAUSAHA DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (Studi Kasus Usaha Penjahit Perempuan di Mukim Lhoknga)

Nurul Latifa, Rosmala Dewi, Fitriana Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia Email: Nurullatifah67@yahoo.com

ABSTRAK

Dinamika perkembangan wirausaha dalam suatu negara tidak lepas dari partisipasi dan peran perempuan. Bahwasannya bukan hanya suami yang berperan mencari nafkah, istri pun punya peran untuk membantu perekonomian keluarga, itu lah yang dilakukan para perempuan di Mukim Lhoknga. Membuka usaha bukan hanya perekonomian keluarga saja yang stabil, namun dengan penghasilan yang didapat dari hasil usaha menjahit, para istri yang bekerja sebagai penjahit sudah mampu membeli sebagian peralatan rumah tangga maupun perabotan rumah dari hasil menjahit. Permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana kondisi sosial ekonomi keluarga dan motivasi perempuan wirausaha dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga di Mukim Lhoknga. Tujuan penelitian untuk mengetahui kondisi ekonomi keluarga perempuan wirausaha yang ada di Mukim Lhoknga dan motivasi perempuan wirausaha dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga di Mukim Lhoknga. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan cara pengambilan subjek menggunakan teknik purposive sampling yaitu pemilihan sampel ditentukan oleh penelitian karena adanya pertimbangan tertentu, sebagai contoh untuk mengetahui peran wirausaha perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan kondisi ekonomi perempuan yang membuka usaha menjahit di Mukim Lhoknga termasuk dalam kondisi yang berkecukupan sehingga dapat memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Motivasi penjahit adalah ingin membahagiakan keluarga dengan cara mencukupi segala sesuatu yang diperlukan setiap harinya, membantu keuangan keluarga dengan menabung serta ingin membiayai pendidikan anak sampai perguruan tinggi.

Kata Kunci : Peran Wirausaha, Kesejahteraan Keluarga, Penjahit Perempuan

PENDAHULUAN

Krisis ekonomi di Indonesia yang tidak kunjung selesai membuat usaha-usaha besar gulung tikar dan membuat beban bagi bangsa dan negara makin berat karena dengan usaha yang gulung tikar maka semakin banyaknya pengangguran. Tiap

media setiap hari selalu menceritakan kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak kunjung membaik, berbagai upaya yang dilakukan pemerintah seolah-olah tidak ada hasilnya, PHK dan pengangguran semakin bertambah, ditambah lagi bulan Mei 2008

(2)

BBM naik lagi, semakin komplekslah masalah perekonomian di Indonesia.

Namun bila dicermati secara lebih mendalam, ternyata usaha kecil yang kadang dianggapremeh justru usaha tersebut dapat bertahan dan bahkan semakin berkembang. Melihat fenomena ini kiranya perlu usaha-usaha untuk mendukung daya pertumbuhannya.

Pengidentifikasian masalah yang terjadi pada sektor usaha kecil perlu dilakukan pemantauan terus menerus agar mampu meningkatkan pertumbuhan dan daya saing.

Partisipasi perempuan dalam kegiatan untuk pendirian usaha juga lebih rendah, di mana laki-laki dua kali lipat frekuensinya dibandingkan dengan kaum perempuan.

Proporsi tersebut makin buruk pada negara- negara berkembang, karena partisipasi laki- laki hampir mencapai 75% Minniti dan Arenius dalam Jati (2009:37). Kepemilikan perempuan terhadap usaha di Asia, Afrika, Eropa Timur, dan Amerika Latin hanya 25%, sedangkan sisanya dimiliki oleh laki- laki.

Pada zaman moderen saat ini, seorang perempuan dituntut untuk kreatif, sabar, ulet dan tekun dalam mencapai kesejahteraan keluarga. Banyak hal yang telah dilakukan perempuan sebagai penopang ekonomi keluarga dengan cara

berwirausaha, bekerja di perusahaan swasta maupun pemerintah, bahkan menjadi kuli kasar ataupun mengerjakan pekerjaan lainnya yang biasa dilakukan oleh laki-laki.

Disinilah terlihat bahwa seorang perempuan sangat berperan dalam pemberdayaan ekonomi keluarga guna mencapai kesejahteraan keluarga.

Perempuan dapat berperan ganda disamping tugas pokoknya sebagai pengurus rumah tangga, dan juga membantu perekonomian keluarga, tentu dengan izin suaminya agar tidak menimbulkan konflik dalam rumah tangga.

Peran perempuan dalam pendidikan anak juga diperlukan untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan peran perempuan yang dominan dan optimal dalam suatu keluarga yang mencakup tugas pokok seorang perempuan sebagai pengurus rumah tangga dan juga perannya dalam perekonomian keluarga, serta dalam pendidikan anak dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga.

Lhoknga, nama alternatif Lho’nga, Lho- nga, Lhoknga adalah sebuah kota dengan nama yang sama, di Kabupaten Aceh Besar Daerah Istimewa Aceh, Indonesia yang terletak di sisi barat dari pulau Sumatera 13 Km barat daya, Banda Aceh. Lhoknga yang memiliki 4 Mukim yaitu Lampaya,

(3)

Lamkruet, Weuraya, dan Mon Ikuen (BPS : 2017). Pada setiap mukim memiliki perempuan yang berwirausaha sebagai penjahit. Perempuan mampu menangkap peluang usaha tersebut sehingga dapat dijadikan sebagai pekerjaan utama perempuan yang ada di Mukiman Lhoknga.

Dengan berwirausaha di bidang ini maka diharapkan akan meningkatkan kondisi perekonomian keluarga guna mencapai keluarga yang sejahtera serta memenuhi kebutuhan pendidikan anak dengan baik.

Perempuan dapat berwirausaha dalam berbagai bidang, diantaranya bidang garmen yaitu membuka usaha sebagai penjahit.

Para perempuan ini berperan dalam membantu perekonomian keluarga dengan berwirausaha di bidang menjahit.

Perempuan ini menganggap bahwa mereka dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai pengurus rumah tangga. Para perempuan ini harus bisa membagi waktu untuk anak dan keluarganya. Mereka dituntut untuk tetap mengurus rumah tangga, dan juga membantu perekonomian keluarga.

Hal itu mereka lakukan untuk mencapai keluarga yang makmur sejahtera sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak dengan baik. Dengan berwirausaha di bidang ini maka

diharapkan akan meningkatkan kondisi perekonomian keluarga guna mencapai keluarga yang sejahtera serta memenuhi kebutuhan pendidikan anak dengan baik sehingga keluarga menjadi sejahtera tanpa kekurang apapun.

Berdasarkan paparan diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi sosial ekonomi keluarga dan motivasi perempuan wirausaha dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga di Mukim Lhoknga?”Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi ekonomi keluarga perempuan wirausaha yang ada di Mukim Lhoknga dan motivasi perempuan wirausaha dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga di Mukim Lhoknga.

METODE PENELITIAN

Menurut John W. Creswell dalam Patilima (2011:11) mendefinisikan bahwa pendekatan kualitatif sebagai sebuah proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial atau masalah manusia berdasarkan penciptaan gambar holistik yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan pandangan informan secara terperinci, dan disusun dalam sebuah latar ilmiah.

Berdasarkan dari permasalahan dan tujuan maka penelitian ini menggunakan metode

(4)

pendekatan kualitatif yaitu mendeskripsikan, menguraikan, dan menggambarkan tentang peran wirausaha dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Cara pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian yaitu dengan observasi, wawancara dan menganalisis data yang sudah di kumpul.

Subjek dalam penelitian ini adalah perempuan yang menjalani usaha dibidang menjahit yang ada di Mukim Lhoknga yaitu 6 Orang Penjahit. Dari 10 perempuan yang wirausaha, maka yang dijadikan responden 6 orang yang menekuni usaha menjahit yang ditetapkan secara purposive dengan kriteria usia 20 sampai dengan 45 tahun, telah membuka usaha diatas 2 tahun, dan menetap di Mukim Lhoknga.

Berdasarkan metode yang digunakan, dan hasil penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dan dengan teknik purposive sampling yaitu pemilihan sampel ditentukan oleh penelitin karena adanya pertimbangan tertentu. Purposive sampling (sampel bertujuan) yaitu pengamatan bertujuan atau memilih satu masalah yang dijadikan pokok penelitian (Nasution, 2003:95). Sebagai contoh untuk mengetahui peran wirausaha perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi dengan penjahit yang membukan usaha dikumpulkan dan diolah dengan bentuk kualitatif, lalu dikelompokkan berdasarkan permasalahannya masing-masing sesuai kenyataan yang ada dilapangan, kemudian disimpulkan sebagai informasi, dirangkumkan dan dengan teori yang mendukung lalu menarik kesimpulan.

Data yang diperlukan terlebih dahulu dipilah berdasarkan permasalahan masing- masing mulai dari identitas karakteristik keluarga, nilai dari usia, tingkat pendidikan, jumlah anggota, tingkat penghasilan, kebutuhan keluarga, sampai ke motivasi perempuan dalam membuka usaha.

Selanjutnya setelah data terpilah baru dianalisis untuk mengetahui hasil dari penelitian yang telah dilakukan di Mukim Lhoknga.

Tempat dan waktu Penelitian ini dilaksanakan dirumah-rumah perempuan yang mengembangkan wirausaha di Mukim Lhoknga. Lama waktu Penelitian selama 1 bulan yang dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2018.

Subjek penelitian diperoleh dengan kriteria-kriteria bagaimana kondisi ekonomi keluarga perempuan wirausaha dan motivasi perempuan wirausaha dalam

(5)

meningkatkan kesejahteraan keluarga di Mukim Lhoknga.

Untuk memperoleh data yang benar-benar akurat dan dapat dipercayai, instrument penelitian yang digunakan yaitu metode wawancara yaitu “suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi secara langsung dari sumbernya.

Wawancara digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit”.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan pada orang-orang yang berada dalam lokasi penelitian Subahana (Ridwan, 2003:56).

Wawancara untuk menggumpulkan informasi secara langsung yang berhubungan dengan kondisi ekonomi kelaurga dan motivasi perempuan wirausaha dalam meningkatkan kesejahteraan kelurga.

Metode observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi untuk berlangsungnya peristiwa sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki (Margono, 2003:159).

Observasi yaitu mengamati langsung

bagaimana cara perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

Menurut Sukardi (2003:81) Cara lain untuk memperoleh data dari responden adalah menggunakan teknik dokumentasi. Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam- macam sumber tertulis atau dokumentasi yang ada pada responden.

Dalam hal ini peneliti akan menjadikan kamera sebagai media dokumentasi saat observasi dan wawancara berlangsung dengan cara mefoto ruang kerja dan jenis baju orderan yang sudah dijahit.

Setelah semua data terkumpul melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi maka pengolohan data dilakukan dengan menganalisa, mendeskripsikan data-data yang telah terkumpul serta mengelompokkannya sehingga memberikan gambaran nyata dan jelas tentang masalah yang diteliti.

HASIL PENELITIAN

Menjadi wirausaha adalah orang-orang yang mengenal potensi dan belajar mengembangkannya untuk menangkap peluang serta mengorganisasi usaha dalam mewujudkan cita-citanya sehingga orang yang mempunyai jiwa wirausaha adalah calon orang-orang sukses.

(6)

Wanita sebagai pencari nafkah berusaha membantu/menunjang perekonomian keluarganya. Kegiatan mencari nafkah bagi wanita adalah segenap kegiatan yang dilakukan ibu rumah tangga, di luar pekerjaan rumah tangga untuk mendapatkan pendapatan bagi dirinya ataupun bagi keluarganya.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi kepada enam orang responden yang terkait dengan kondisi ekonomi keluarga perempuan wirausaha yang ada di Mukim Lhoknga diperoleh keterangan bahwa bukan hanya suami yang berperan mencari nafkah, istri pun punya peran untuk membantu perekonomian keluarga maka dari itu beberapa perempuan yang berada di Mukim Lhoknga membantu perekonomian keluarga dengan membuka usaha menjahit rumahan karena rata-rata pekerjaan suami para penjahit di Mukim tersebut adalah swasta/wiraswasta sehingga gaji tak menentu.

Responden mengatakan dengan membuka usaha bukan hanya perekonomian keluarga saja yang stabil, namun dengan penghasilan yang didapat dari hasil usaha menjahitnya, para istri yang bekerja sebagai penjahit ini sudah mampu membeli sebagian peralatan rumah tangga maupun perabotan rumah dari hasil menjahit. Bukan hanya itu saja,

para penjahit pun dapat menabung dan membeli emas.

Dengan demikian usaha yang dikelola istri juga sangat membantu dalam ekonomi keluarga. Dalam hal ini Hugeng (2011:126) menyatakan: Peran perempuan sebagai istri dalam menopang kehidupan dan penghidupan keluarga semakin nyata. Istri tidak hanya mengurus keluarga tetapi sudah banyak yang bekerja atau mencari nafkah.

Keikutsertaan istri dalam mencari nafkah umumnya disebabkan pendapat suami tidak cukup untuk memenuhi kehidupan keluarganya. Namun, tidak selamanya istri yang bekerja dipandang rendah kedudukannya.

Berdasarkan kutipan diatas maka dapat disimpulkan bahwa perempuan berpengaruh dalam membantu perekonomian keluarga, dengan begitu keikutsertaan istri dalam membantu keuangan keluarga menjadi dampak positif, tanpa mengurangi kewajiban sebagai ibu rumah tangga.

Pendapatan suami dan istri maka dapat mencukupi untuk memenuhi kebutuan keluarga dari segi pangan, sandang hingga pendidikan anak.

Hasil wawancara yang terkait tentang motivasi perempuan wirausaha delam meningkatkan kesejahteraan kelurga di Mukim Lhoknga responden mengatakan

(7)

bahwa awal mula membuka usaha menjahit pada tahun 1998 hingga yang baru dibuka pada tahun 2015. Yang membuat para pejahit serius dalam menekuni dalam bidang menjahit ini karena hobbi dan untuk membantu keuangan keluarga.

Pekerjaan dapat dilakukan dengan senang hati dan tanpa beban jika menyukai pekerjaan tersebut. Begitu pula yang dilakukan penjahit perempuan di Mukim tersebut, responden bekerja karena hobbi dan bukan karena paksaan yang membuat usaha menjahit itu tetap dibuka hingga sekarang.

Awal memulai usaha, para perempuan penjahit di Mukim Lhoknga yaitu belajar menjahit di salah satu tempat pelatihan kejuruan, hingga menjahit baju untuk sendiri dilanjutkan dngan menjahit baju saudara dan tetangga. Hingga sekarang sudah dapat pelanggan dari warga Lhoknga lainnya. Awal mencoba menerima orderan hanya blus dan gamis, seiring waktu, segala macam jenis baju wanita dapat dijahit.

Modal yang dibutuhkan untuk membuka ussaha menjahit ini untuk yang membuka pada tahun 90-an hanya 40 sampai dengan 100 ribu rupiah. Namun untuk yang membuka usaha diatas tahun 2000-an jika dibeli dari awal maka bisa menghabiskan modal sampai 40 juta rupiah.

Langkah-langkah yang dilakukan saat pertama kali membuka usaha yaitu dengan mempersiapkan tempat dan beberapa peralatan wajib yang harus ada jika ingin menjahit. mengikuti pelatihan menjahit, dan mencoba-coba jahit baju sendiri dan juga anak. Saat sudah mahir baru penjahit berani menerima orderan dari orang lain.

Jahitan yang diterima oleh penjahit perempuan yang berada di Mukim Lhoknga mayoritas menjahit pakaian wanita dan anak-anak. Namun tetap membantu pelanggan untuk mencari model terbaik sehingga pelanggan merasa puas. Menurut Dianawati (2006:45) penjahit pakaian bisa mengembangkan ide-ide kreatif tersebut dengan melihat-lihat kira-kira pakaian yang sedang trend dipusat pertokoan saat ini.

Berdasarkan kutipan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penjahit harus cerdas dengan mempertimbangkan kebutuhan konsumen, dengan membantu memberikan solusi saat pelanggan meminta bantuan dalam memilih model yang cocok untuknya.

Memiliki wawasan yang luas sangat penting bagi para penjahit agar pelanggan tidak meragukan kemampuan penjahit dalam bidangnya.

Dengan wawasan yang luas, penjahit akan termotivasi untuk mengembangkan usaha yang dimiliki, penjahit memiliki motivasi

(8)

hingga dapat bertahan, dan mempertahankan usahanya sampai waktu yang lama. Motivasi penjahit para perempuan ini adalah ingin membahagiakan keluarga dengan cara mencukupi segala sesuatu yang diperlukan setiap harinya, membantu keungan keluarga, hingga ingin membiayai pendidikan anak hingga perguruan tinggi.

Kesimpulan

Kesimpulan peran wirausaha menjahit yang dilakukan perempuan di Mukim Lhoknga sangat menunjang ekonomi keluarga. Hal ini terlihat dari kontribusi yang diberikan dapat membantu dalam bidang rumah tangga, selain itu dapat di simpan sebagai tabungan keluarga. Membuka usaha bukan hanya perekonomian keluarga saja yang stabil, namun dengan penghasilan yang didapat dari hasil usaha menjahit, para istri yang bekerja sebagai penjahit sudah mampu membeli sebagian peralatan maupun perabotan rumah tangga. Kondisi ekonomi keluarga perempuan yang berwirausaha menjahit di Mukim Lhoknga termasuk dalam kondisi keuangan yang menengah/berkecukupan. Motivasi penjahit adalah ingin membahagiakan keluarga dengan cara mencukupi segala sesuatu yang diperlukan setiap harinya, membantu keuangan keluarga, hingga ingin membiayai pendidikan anak hingga

perguruan tinggi. Dengan usaha yang dilakukan dapat memberi tambahan bagi ekonomi keluarga yang cukup untuk menambah penghasilan keluarga maka usaha tersebut dapat memberi motivasi yang baik bagi keluarga-keluarga yang ada di Mukim Lhoknga.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, 2017. “Statistics Aceh Besar Regency”. Jantho:

Badan Pusat Statistik.

Dianawati, Ajen. 2006. “20 Usaha

Sampingan Peluang

Menguntungkan”. Tanggerang:

Agromedia Pustaka

Hugeng, Suparyo. 2011. “Alokasi Waktu Kerja Dan Konstibusi Perempuan Terhadap Pendapatan Keluarga Di Pemukiman Transmigrasi Sei Rambutan SP2”. Jurnal Keteransmigrasian, Vol.28 27 Juli: 125-134

Jati, Waluya. 2009. “Analisis Motivasi

Wirausaha Perempuan

(Wirausahatawati) di Kota Malang”, Jurnal Humanity, Volume IV, Nomor 2, Maret 2009:

141 – 153.

Margono, S. 2003. Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan II. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nasution, S. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan Naturalistik Kualitatif.

Bandung: PT Taristo

Patilima, Hamid. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Ridwan. 2003. Dasar-dasar Statistik.cetakan III. Edisi revisi.

Bandung: Alfabeta

Sukardi. 2003. “Metodelogi Penelitian Pendidikan”. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan studi efek penurunan kolesterol darah dalam kelompok- kelompok dari hewan marmut dengan pemberian infus kelopak bunga rosella.. Kelompok 1 (kelompok kontrol)

Variabel bebas adalah objek atau gejala-gejala dalam penelitian yang bebas dan tidak tergantung dengan hal-hal lain dilambangkan dengan (X) dan variabel terikat adalah

Dari pandangan ini dapat dipahami bahwa menganut agama selain Islam atau beragama yang tidak disertai sikap pasrah dan berserah diri kepada Tuhan adalah suatu sikap yang

Pada sistem akuntansi penjualan kredit, tidak terdapat perangkapan fungsi yang terkait; fungsi yang berwenang mengotorisasi dokumen yang digunakan; pencatatan transaksi

Untuk memperoleh data tentang pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar kelas IV SDN Bandungrejosari 1 Malang diperoleh dari hasil pretest

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui macam pupuk dan frekuensi penyiraman POC yang efisien pada budidaya tanaman tomat cherry dalam polybag,

Rekayasa domain adalah aktivitas mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menyimpan pengalaman dalam membangun sistem-sistem atau bagian-bagian dari sistem-sistem pada domain

Dalam pemberian soal-soal level tinggi, guru sebaiknya tidak terpaku pada soal- soal yang ada pada buku teks pelajaran saja, karena menurut Maharrani (2014), penyusunan