WEST JAVA
•
•
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 RLS Jawa Barat 7,86 7,95 8,14 8,15 8,37 8,55 8,58 8,60 8,64 RLS Nasional 7,84 7,95 8,10 8,17 8,34 8,48 8,85 8,95 9,06 7,86 7,95 8,14 8,15 8,37 8,55 8,58 8,60 8,64 7,84 7,95 8,10 8,17 8,34 8,48 8,85 8,95 9,06 7,2 7,4 7,6 7,8 8 8,2 8,4 8,6 8,8 9 9,2
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 HLS Jawa Barat 12,15 12,30 12,42 12,45 12,48 12,5 12,52 12,54 12,56 HLS Nasional 12,55 12,72 12,85 12,91 12,95 12,98 13,60 13,79 13,97 12,15 12,30 12,42 12,45 12,48 12,5 12,52 12,54 12,56 12,55 12,72 12,85 12,91 12,95 12,98 13,60 13,79 13,97 11,00 11,50 12,00 12,50 13,00 13,50 14,00 14,50
0 100 200 300 400 500 600 700 800 Jawa Barat Nasional Jawa Barat Nasional Jawa Barat Nasional Jawa Barat Nasional SD /M I/ P ak e t A SM P /M TS /P ak e t B SM A/ M A/ P ak et C P e rg u ru an Ti n gg i
Angka Partisipasi Murni
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 0 100 200 300 400 500 600 700 800 Jawa Barat Nasional Jawa Barat Nasional Jawa Barat Nasional Jawa Barat Nasional SD /M I/ Pa ke t A SM P/ M TS /Pa ke t B SM A /M A /Pa ke t C Pe rg u ru an T in gg i
Angka Partisipasi Kasar
MISI 2
Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas,
Bahagia, dan Produktif Melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif
SASARAN
Meningkatnya aksesibilitas dan mutu pendidikan
TUJUAN
Meningkatnya Kebahagiaan dan Kesejahteraan Masyarakat
PRIORITAS PEMBANGUNAN
Reformasi Sistem Pendidikan dan Pemajuan Kebudayaan
STRATEGI
Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas, merata dan terjangkau
ARAH KEBIJAKAN
1. Meningkatkan kualitas pendidikan yang berdaya saing dan mendorong pengembangan pendidikan vokasi yang menjangkau seluruh wilayah melalui pembentukan center of excellence di setiap kabupaten/kota dan pengembangan SMK yang relevan di kawasan metropolitan
2. Meningkatkan kesejahteraan, kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan menengah melalui sertifikasi kompetensi
3. Pemberlakukan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) penyelenggaraan pendidikan melalui pendidikan jarak jauh, penyediaan e-book gratis di portal pemerintah dengan ditopang kehandalan infrastruktur jaringan Teknologi Informasi
4. Meningkatkan minat baca masyarakat melalui pemanfaatan teknologi digital
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH 5TUJUAN
46
9
Program Juara
8
Perangkat Daerah
29
Kegiatan Juara
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH
Kebijakan Pengembangan Wilayah
Meminimalisasi kesenjangan kesejahteraan masyarakat antarwilayah
kabupaten/ kota maupun kawasan perkotaan dan perdesaan.
Strategi
Pengembangan
Wilayah :
1.
Pembagian 6 (enam)
Wilayah
Pengembangan
2.
Keterkaitan fungsional
antar wilayah
pengembangan
Strategi
yang
ditujukan
untuk
meningkatkan sinergitas dan integrasi
pengembangan wilayah antar WP dan
Kawasan
Khusus
(KK)
untuk
mengurangi
kesenjangan
pembangunan antarwilayah
• Penjabaran dari Kawasan Strategis
Nasional dan Kawasan Andalan pada
Sistem Nasional
untuk
meningkatkan
pengelolaan
• Strategi
efektivitas
pembangunan
▪ WP Bodebekpunjur ▪ WP Purwasuka ▪ WP Ciayumajakuning ▪ WP Priatim-Pangandaran▪ WP Kawasan Khusus Cekungan Bandung ▪ WP Sukabumi dsk I I I II I I V V V I WP BODEBEKPUNJUR WP PRIATIMDAN PANGANDARAN WP KK CEKUNGAN BANDUNG WP SUKABUMI DAN SEKITARNYA WP CIAYUMAJAKUNING WP PURWASUKA Kawasan Selatan: DIBATASI Kawasan Barat : DITINGKATKAN Kawasan Utara : DIKENDALIKAN Kawasan Timur : DIDORONG
Perda No. 22 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun2009-2029
PENGEMBANGAN KAWASAN UTARA DAN SELATAN
JAWA BARAT
Jumlah Penduduk
Menyumbangkan terhadap Jawa Barat
IPM (Indeks Pembangunan Manusia)
Berada di bawah Jabar yang memiliki IPM sebesar 72,03
Kemiskinan
Berada di atas Jabar yang memiliki tingkat kemiskinan 6,91%
Pengangguran
Berada di bawah Jabar yang memiliki pengangguran sebesar 10,46%
Jumlah Penduduk
Menyumbangkan terhadap Jawa Barat
IPM (Indeks Pembangunan Manusia)
Berada di bawah Jabar yang memiliki IPM sebesar 72,09
Pengangguran
Berada di bawah Jabar yang memiliki pengangguran sebesar 10,46%
Kemiskinan
Berada di atas Jabar yang memiliki angka kemiskinan 6,91%
CIREBON,
PATIMBAN,
KERTAJATI
21,65% 67,11 7,97% 19,73%JABAR
BAGIAN
SELATAN
20,00% 69,78 9,73% 11,04%LPE (Laju Pertumbuhan Ekonomi)
Lebih tinggi daripada LPE Jawa Barat sebesar 5,07%
LPE (Laju Pertumbuhan Ekonomi)
Lebih tinggi daripada LPE Jawa Barat sebesar 5,07%
5,41% 5,16%
ARAHAN PENGEMBANGAN
KAWASAN CIREBON - PATIMBAN - KERTAJATI
Rencana Struktur Ruang Kawasan
Cirebon-Patimban-Kertajati dalam
Revisi RTRW
Kawasan Cirebon-Patimban-Kertajati memiliki 3 kawasan perkotaan inti, yaitu Kota Cirebon, Kota Baru Patimban, dan Aerocity Kertajati yang terletak di 3 PKW.
Ketiga titik ini akan menjadi Transportation
Hub yang menghubungkan 13 KPI
Sistem perkotaan yang melingkupi Kawasan Jawa Barat
Bagian Selatan terdiri atas:
• Pangandaran-Palabuhanratu, Kota Sukabumi-Cidaun sebagai PKW;
• Rancabuaya sebagai PKL;
• Kawasan Banjarsari sebagai PKL Perkotaan.
Kawasan Pola Ruang Luas
Lindung
Hutan Lindung 105.067,63 Ha Kawasan Konservasi 42.023,72 Ha Kawasan Lindung Geologi 7.814,52 Ha Kawasan Rawan Bencana 482.940,89 Ha Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan (KKOP) 45.478,07 Ha Budidaya Hutan Produksi 140.275,91 Ha Hutan Rakyat 15.078,69 Ha Kawasan Permukiman 101.400,76 Ha Kawasan Pertanian 149.241,81 Ha Kawasan Peruntukan Industri 1.006,06 Ha
TOTAL 1.090.328,06 HA
ARAHAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
KAWASAN JAWA BARAT BAGIAN SELATAN
Sumber: The Future of Jobs Report, World Economic Forum, definisi skill berdasarkan O*NET Content Model, US Department of Labor & Bureau of Labor Statistics
Complex Problem Solving
Kemampuan untuk memecahkan masalah
yang asing dan belum diketahui solusinya di
dalam dunia nyata.
Skills
Scale of SkillDemand in 2020
(Share of jobs requiring skills family as part of their core skill set, %)
Social Skill
Kemampuan untuk melakukan koordinasi, negosiasi,
persuasi, mentoring, kepekaan dalam memberikan
bantuan hingga emotional intelligence
Process Skill
Kemampuan terdiri dari: active listening, logical
thinking, dan monitoring self and the others
System Skill
Kemampuan untuk dapat melakukan judgement dan keputusan
dengan pertimbangan cost-benefit serta kemampuan untuk
mengetahui bagaimana sebuah sistem dibuat dan dijalankan
Cognitive Abilities
Skill yang terdiri dari antara lain: Cognitive Flexibility, Creativity, Logical
Reasoning, Problem Sensitivity, Mathematical Reasoning, dan
Visualization .
Pengembangan Center of Exellent (CoE) Teaching Factory SMK BLUD Pengembangan Kerja Sama Fastrack Link and Match Dunia
Usaha dan Dunia Industri (DUDI)
Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 68 Tahun 2019, tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan di Daerah Provinsi Jawa Barat • Mandiri • Unggul • Berdaya saing • Berkarakter baik • Kompeten • Kreatif • Berbudaya kerja
SMK
JUARA
Upaya peningkatan mutu SMK melalui Revitalisasi harus memiliki
makna
dan
sesuai dengan kebutuhan
Masyararakat dalam menuju sekolah dengan kualitas
layanan minimal Sandar Nasional Pendidikan (SPN)
35 Calon SMK BLUD
Secara global, era digitalisasi akan menghilangkan sekitar 1 s.d. 1,5 miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015-2025 karena digantikannya posisi manusia dengan mesin otomatis (Gerd Leonhard, Futurist)
PROGRAM STRATEGIS REVITALISASI SMK
SMK melakukan kerja sama dengan Perguruan Tinggi, yang meliputi: a. pelatihan konsep dan inovasi dalam teaching dan learning; dan b. pengembangan teknologi tepat guna.
SMK melakukan kerja sama dengan instansi lainnya, yang meliputi: a. pengembangan kompetensi siswa;
b. praktek kerja lapangan;
c. pembelajaran berbasis industri; d. pemasaran tamatan; dan
e. sertifikat keahlian. GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KURIKULUM KERJASAMA
a. melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi; b. mengikuti profesional; pelatihan pengembangan kapasitas
c. meningkatkan kompetensi guru melalui sertifikasi kompetensi maupun sertifikasi profesi; d. pemetaan kebutuhan guru
e. pemenuhan kebutuhan guru kejuruan, dengan cara: 1. memfasilitasi alumni berprestasi untuk menjadi guru; 2. guru tamu atau guest lecture; dan
3. instruktur industri.
a. menggunakan kurikulum yang sudah tersinkronisasi dengan dunia usaha dunia industri yang relevan dengan kompetensi keahlian;
b. menggunakan model pembelajaran teaching factory dan menerapkan block system; c. mengembangkan sistem pembelajaran sistem ganda (dual system);
a. pemberian layanan pendidikan kejuruan yang bermutu kepada masyarakat melalui perluasan akses; b. penataan kompetensi keahlian sesuai dengan potensi wilayah, dunia usaha dan dunia industri; c. implementasi manajemen berbasis sekolah sesuai dengan tuntutan dan perkembangan terkini;
d. pembuatan sistem informasi yang terintegrasi antara SMK, SKPD terkait dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan ketersediaan dan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan; dan
e. pembentukan pusat pengembangan kewirausahaan bagi peserta didik.
a. penyediaan dan pengalokasikan anggaran berdasarkan kebutuhan kompetensi keahlian;
b. mendorong dunia usaha/industry, dan masyarakat untuk berperan aktif dalam penyediaan pembiayaan revitalisasi SMK; dan c. mendorong SMK untuk berkreasi dan berinovasi dalam melakukan pemasaran produk dari hasil peraktek siswa.
a. Sertifikasi LSP melaksanakan uji kompetensi untuk seluruh peserta didik sekolah dan jejaringnya. b. Guru kejuruan wajib memiliki sertifikat kompetensi teknis dan sertifikat kompetensi asesor. c. Pelaksanaan uji kompetensi keahlian tertentu wajib melibatkan Lembaga sertifikasi.
a. optimalisasi layanan administrasi dan manajemen sekolah;
b. memaksimalkan media informasi dan komunikasi dengan stakeholder;
c. meningkatkan layanan administrasi bidang guru dan tenaga kependidikan, kurikulum dan penilaian, kerja sama industri, penelusuran lulusan, sarana dan prasarana, kesiswaan, sertifikasi profesi, kelembagaan, dan pembiayaan;
d. optimalisasi penggunaan media elektronik berupa komputer, laptop, tablet, android, dan lainnya. a. pembuatan media pembelajaran berbasis teknologi informatika dan komunikasi;
b. pembuatan jaringan kerja sama antara SMK, Pemerintah Daerah, pelaku usaha/industri, perguruan tinggi, lembaga penelitian, LSP dan lembaga lain yang terkait berbasis teknologi informatika dan komunikasi;
c. manajemen pendidikan berbasis teknologi informatika dan komunikasi; dan d. pembuatan laman untuk publikasi dan promosi pendidikan SMK.
KELEMBAGAAN PEMBIAYAAN SERTIFIKASI PROFESI DIGITALISASI SARANA DAN PRASARANA
Mengembangkan model pembelajaran praktik pada
pendidikan kejuruan di Provinsi Jawa Barat yang melibatkan
semua peserta didik dalam menghasilkan suatu produk
(barang / jasa) melalui proses pembelajaran yang
bernuansa/berbasis industri, dan tidak berorientasi mencari
keuntungan
Menyelaraskan Program Kejuraan di Provinsi Jawa Barat dengan
Kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri
memberi payung hukum kepada SMK agar dapat menjalankan
Unit Produksi, Teaching Factory dan usaha-usaha lainnya yang
selama ini sebagai sarana meningkatkan kompentensi secara
realistis serta memberikan fleksibelitas pengelolaan keuangan.
Mengembangkan Kerjasama dengan perguruan tinggi dalam rangka
meningkatkan program “Fast Track” pada SMK menuju Diploma 2 (D2)
dengan hanya menempuh 1,5 tahun pada jenjang Diploma 2 (D2),
Mengembangkan program sekolah menengah kejuruan pusat
keunggulan sebagai model satuan pendidikan bermutu Sekolah yang
terpilih dalam program SMK Pusat Keunggulan diharapkan menjadi
rujukan serta melakukan pengimbasan untuk mendorong peningkatan
kualitas dan kinerja SMK di sekitarnya
Mengembangkan program sekolah menengah kejuruan pusat
keunggulan sebagai model satuan pendidikan bermutu Sekolah yang
terpilih dalam program SMK Pusat Keunggulan diharapkan menjadi
rujukan serta melakukan pengimbasan untuk mendorong peningkatan
kualitas dan kinerja SMK di sekitarnya
INDIKATOR
SMK
JUARA
• APK PENDIDIKAN MENENGAH MENINGKAT
• NILAI UN DAN UJI KOMPETENSI TERBAIK
• SERTIFIKASI SATUAN PENDIDIKAN SESUAI BIDANG KEAHLIAN
• SERTIFIKAT KOMPETENSI SISWA SESUAI BIDANG KEAHLIAN
• KETESERAPAN LULUSAN
• TEACHING FACTORY (TEFA) BERBASIS KOMPTENSI KEAHLIAN
• PENGEMBANGAN KERJASAMA PENDIDIKAN DUAL SYSTEM
• PENINGKATAN PEMENUHAN 8 SNP SMK SEBAGAI BLUD
• PROMOSI, LOMBA KOMPETENSI PESERTA DIDIK
SMK YANG MAMPU MEMENUHI INDEKS PENJAMINAN MUTU STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)
MINIMAL BAIK, BERDAYA SAING, BERKARAKTER, UNGGUL DAN TANGGAP TERHADAP PERUBAHAN MENUJU JABAR JUARA LAHIR BATHIN
30
Lainnya Hospitality Pekerja Migran Ekonomi KreatifKerjasama Luar Negeri
Permesinan dan Konstruksi METROPOLITAN BODEBEK KARPUR METROPOLITAN CIREBON RAYA METROPOLITAN BANDUNG RAYA PUSAT PERTUMBUHAN RANCABUAYA PUSAT PERTUMBUHAN PALABUHANRATU PUSAT PERTUMBUHAN PANGANDARAN 6 4 1 2 2 2 1 2 3 5 2 1 7 3 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 2 5 2 2 3 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 4 1
Sektor Kejuruan
156 COE DI JAWA
BARAT
Keputusan Dirjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek No.22/D/DM/2021, No.29/D/DM/2021 dan No.36/D/DM/2021 Ekonomi Kreatif 50 SMK Hospitality 32 SMK Kerjasama Luarn Negeri 19 SMK Lainnya 21 SMK Pekerja Migran 6 SMK Permesinan dan Konstruksi 28 SMK Total 156 SMK
Agribisnis dan Agroteknologi 252 Sekolah
Bisnis dan Manajemen 459 Sekolah
Energi dan Pertambangan 13 Sekolah
Kemaritiman 86 Sekolah
Kesehatan 1 Sekolah
Kesehatan dan Pekerjaan Sosial 22 Sekolah
Pariwisata 216 Sekolah
Perikanan dan Kelautan 3 Sekolah
Seni dan Industri Kreatif 93 Sekolah
Teknologi dan Rekayasa 952 Sekolah
Teknologi Informasi dan Komunikasi 493 Sekolah
1. Ketertinggalan dalam pembaharuan alat praktik di sekolah, baik dari segi kualitas maupun kuantitas menyesuaikan dengan standar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. 2. Permasalahan yang selanjutnya adalah perkembangan Teknologi di Industri yang sangat pesat sehingga tidak terkejar dengan peralatan praktik yang ada di SMK.
3. Penyediaan internet yang stabil untuk bersinergi dengan perkembangan teknologi digitalisasi. 4. Media pembelajaran berbasis TIK masih kurang optimal.
GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KURIKULUM
KERJASAMA
SARANA DAN PRASARANA KELEMBAGAAN
Selama ini secara umum trust ataukepercayaanindustri dengan SMK
1. Pihak DUDIKA sebagai user sebagian besar masih kurang mengakui mutu sertifikat yang dikeluarkan oleh LSPP1. 2. Biaya sertifikasi pada DUDIKA Internasional dan LSPP3 relatif lebih mahal.
Terdapat 97% SMK di Provinsi Jawa Barat yang belum melaksanakan Penyelarasan Kurikulum sesuai dengan SKKNI maupun DUDIKA. 1. Pemerataan dan penyebaran guru kejuruan dan non-kejuruan antardaerah di Jawa Barat;
2. Masih ada sekitar 6,25% guru yang berkualifikasi pendidikan di bawah D4/S1; 3. Baru sekitar 4,5% guru SMK yang memiliki sertifikat asesor;
4. Baru sekitar 3,4% SMK di Jawa Barat yang melakukan magang industri bagi guru dan tenaga kependidikan;
5. Masih kurangnya guru yang memiliki sertifikat keahlian khusus untuk kompetensi keahlian kemaritiman dan pesawat udara; 6. Masih rendahnya kemampuan manajerial dan kewirausahaan kepala sekolah yang berpikir menjadi seorang CEO SMK;
7. Sebagian besar SMK di Jawa Barat belum memiliki tenaga kependidikan yang sesuai dengan Permendiknas No. 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah,
SERTIFIKASI PROFESI
1. Jumlah SMK di Jawa Barat terlalu banyak hingga 20,58% dari jumlah SMK di Indonesia. Hal ini akan menyulitkan dalam pencapaian kualitas pengelolaan SMK sehingga akan berdampak pada kualitas.
2. Jenis Kompetensi keahlian di wilayah besar seperti Cirebon, Subang, dan Majalengka pada wilayah Rebana Metropolitan belum melakukan penyesuaian dengan pengembangan wilayah. 3. Hasil akreditasi SMK berdasarkan data dapodik.psmk.net, masih sangat sedikit sekolah yang meraih nilai akreditasi A sebesar 30,15%, B sebanyak 18,19%, sedangkan C sebanyak 1,03%.