BAB 1 PARTISIPASI DALAM USAHA PEMBELAAN NEGARA
Teks penuh
Gambar
![Gambar 2ALUTSISTA. Kenda-atau tetap tegaknya negara adalah fungsi pertahanan](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/554707.249772/6.612.57.252.68.570/gambar-alutsista-kenda-tetap-tegaknya-negara-fungsi-pertahanan.webp)
![Gambar 6Partisipasi TNI dalam Pa-sukan PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa). Sumber: Dephan, 2003](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/554707.249772/10.612.54.552.90.709/gambar-partisipasi-dalam-perserikatan-bangsa-bangsa-sumber-dephan.webp)
![Gambar 7keutuhan dan](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/554707.249772/14.612.73.541.414.810/gambar-keutuhan-dan.webp)
![Gambar 13Tim SAR Jateng dan](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/554707.249772/23.612.369.558.77.387/gambar-tim-sar-jateng-dan.webp)
Garis besar
Dokumen terkait
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik yang dalam pelaksanaan pemerintahannya dibagi atas daerah-daerah propinsi dan daerah propinsi dibagi atas kabupaten dan
Perihal usaha atau upaya bela negara itu bagi warga negara bukan suatu kesadaran, fakultatif , tetapi harus diterima sebagai suatu panggilan tugas dan kewajiban,
Selain itu, Pasal 18 UU Ketentuan Pokok Hankam juga mengatur hak dan kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya bela
Pertahanan Negara adalah segala usahauntuk mempertahanlan kedailatan Negara, keutuhan wilayan Negara kesatuan republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan
Dengan demikian, terkandung pengertian bahwa upaya pertahanan negara harus didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara, serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
Indonesia memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara Indonesia dari serangan musuh dan setiap warga negara wajib
Demikian pula dalam organisasi negara, fungsi pertahanan dan keamanan sangat penting karena negara tidak akan dapat mensejahterakan rakyat,
20 Tahun 1982 tentang Pokok-pokok Pertahanan Keamanan Negara pasal 1 ayat (2) yaitu “Tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh,