• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi sampai ke liang lahat, mati (Warsita, 2008).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi sampai ke liang lahat, mati (Warsita, 2008)."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Belajar (Learning) adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi sampai ke liang lahat, mati (Warsita, 2008).

Belajar dapat terjadi di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di tempat ibadah, dan di masyarakat, serta berlangsung dalam cara apa saja,dari apa, dan siapa saja. Bahkan kamampuan orang untuk belajar ini merupakan salah satu ciri penting yang membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya.

Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri peserta didik sesuai dengan perkembangan dan lingkungannya. Peserta didik seharusnya tidak hanya belajar dari guru atau pendidik saja, tetapi dapat pula belajar dengan berbagai sumber belajar yang tersedia di lingkungannya.

Konsep belajar sebagai suatu upaya atau proses perubahan prilaku seseorang sebagai akibat interaksi peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada di sekitarnya.Salah satu tanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkahlaku dalam dirinya. Perubahan tingkahlaku tersebut meliputi perubahan pengetahuan ( kognitif ), keterampilan (psikomotor) dan nilai Sikap (Afektif). Dengan demikian belajar adalah proses orang memperoleh berbagai

kecakapan, keterampilan, dan sikap (Gredler,1994 dalam Warsita, 2008). Belajar adalah

perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat, atau kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikannya kepada orang lain (Pidarta, 2000). Dengan demikian belajar menuntut adanya perubahan yang relatif permanen pada pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman(Mayer, 1982 dalam Warsita, 2008).

(2)

Konsep belajar menurut UNESCO, menuntut setiap satuan pendidikan untuk dapat mengembangkan empat pilar pendidikan baik untuk sekarang dan masa depan, yaitu: (1) Learning to know (Belajar untuk mengetahui), (2) Learning to do (Belajar untuk melakukan sesuatu), (3) Learning to be (Belajar untuk menjadi seseorang), dan (4) Learning to live together (Belajar untuk menjalani kehidupan bersama). Peran guru sangat strategis dalam pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran terdapat tiga aspek tujuan yang harus dimiliki siswa yaitu aspek kognitif, psikomotor,dan efektif. Oleh karena itu guru seharusnya menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan masing masing tujuan pembelajaran.

Menurut Vygostcky implikasi utama dalam pembelajaran menghendaki posisi kelas membentuk pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran ini Siswa berinteraksi dan memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif pada masing masing zona perkembangan terdekat mereka. Selain itu, pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa memahami konsep konsep IPA Biologi serta menumbuhkan kemampuan kerja sama siswa agar berpikir kritis dan mengembangkan sikap sosial. Pembelajaran kooperatif memiliki dampak positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga siswa menguasai materi belajar yang lama.

Selanjutnya Thomson (1995) dalam Inerti (2008) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif menumbuhkan unsur unsur interaksi sosial pada pembelajaran IPA Biologi. Didalam pembelajaran kooperatif siswa belajar dalam kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktifisme. Pembelajaran kooperatif menekankan pada belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam kelompok harus saling bekerja sama dengan sejumlah siswa dan saling membantu untuk memahami materi

(3)

pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, belajar belum dikatakan selesai jika salah satu teman dalam kelompoknya belum menguasai materi pembelajaran.

Salah satu pendekatan model pembelajaran kooperatif yang sangat tepat digunakan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa adalah pendekatan STAD. Pembelajaran Kooperatifpendekatan STAD dikembangkan oleh Robert Slavin yang merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan pembelajaran STAD juga mengacuh pada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa dengan mnggunakan prestasi verbal atau test. Siswa dalam satu kelas tertentu dibagi menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang. Setiap kelompok harus heterogen terdiri atas laki-laki dan perempuan,berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan yang tinggi, sedang dan rendah

Menurut Ibrahim (2000) model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran penting yaitu(1) Hasil belajar akademik (2) Penerimaan terhadap keragaman dan perkembangan keterampilan sosial. Model pembelajaran kooperatif memanfaatkan kecerdasan siswa untuk berinteraksi serta memiliki dampak positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya.

Berdasarkan pengamatan peneliti waktu masih berada di bangku SMP kelas VII di SMP St. Don Bosco Ruteng Manggarai,masih menggunakan belajar hafalan. Setelah mengamati kebiasaan belajar siswa SMP kalas VII di SMP St. Don Bosco Ruteng Manggarai ternyata dalam memahami bacaan siswa masih belum mampu menemukan konsep atau ide ide penting baik secara mandiri maupun kelompok. Untuk itu perlu adanya upaya untuk merubah kebiasaan hafal kepada kebiasaan interaksi dalam kelompok diskusi agar saling berbagi dan melengkapi satu sama lain atas materi kajian,agar dapat membangkitkan semangat kooperatif yang lebih bermakna.

(4)

Agar tujuan pembelajaran mencapai sasaran dengan baik seperti dalam kurikulum selain digunakan model pembelajaran yang sesuai, perlu menyusun perangkat pembelajaran yang sesuai pula.Perangkat pembelajaran yang memuat informasi berharga yang dibutuhkan guru.

Perekembangan ilmu pengetahuan alam (IPA) telah melaju dengan pesatnya karena selalu berkaitan erat dengan perkembangan tekhnologi yang memberikan wahana yang memungkinkan perkembangan tersebut. Perkembangan yang pesat telah menggugah para pendidik untuk merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan konsep IPA, yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari dalam masyarakat. Oleh karena itu, untuk dapat menyesuaikan perkembangan tersebut menuntut kreativitas dan kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan yang dapat dilakukan melalui jalur pendidikan.

Untuk meningkatkan kualitas peserta didik melalui pembelajaran IPA, guru diharapkan memahami disiplin ilmu IPA, juga memahami hakekat proses pembelajaran IPA yang mencakup tiga ranah kemampuan, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena itu, pengalaman belajar IPA harus memberikan pertumbuhan dan perkembangan siswa pada setiap aspek kemampuan tersebut. Perkembangan IPA tidak hanya ditunjukan oleh kumpulan fakta saja (produk ilmiah) tetapi juga oleh timbulnya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Dalam konteks KTSP, mengajar tidak diartikan sebagai proses penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa, yang menempatkan siswa sebagai objek belajar dan guru sebagai subjek, akan tetapi mengajar harus dipandang sebagai proses pengaturan lingkungan agar siswa belajar. Yang dimaksud dengan belajar itu sendiri bukan hanya sekedar menumpuk pengetahuan tetapi merupakan proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman belajar sehingga diharapkan terjadi perkembangan berbagai aspek yang terdapat dalam individu, seperti aspek minat, bakat, kemampuan, dan potensi lain.

(5)

Pada kurikulum IPA dalam konteks KTSP menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses pengetahuan alam dan menekankan peserta didik menjadi pelajar aktif. Hal ini berarti bahwa proses belajar IPA di SLTP tidak hanya berlandaskan pada teori pembelajaran prilaku, tetapi lebih menekankan pada prinsip-prinsip belajar dari teori kognitif. Oleh karena itu, tugas guru di kelas tidak sekedar menyampaikan informasi demi pencapaian tujuan pembelajaran, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar siswa, guru harus mampu berupaya agar kegiatan dikelas dapat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi pengalaman belajar siswa. Guru harus mampu menemukan merode dan tekhnik yang dapat mendukung peranannya tersebut. Namun kenyataan dilapangan proses belajar mengajar masih didominasi metode konvensional (Sanjaya, 2006).

Biologi merupakan salah satu pelajaran IPA yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan mamahami alam semesta secara sistematis, sehingga Biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip tetapi juga merupakan suatu proses menemukan (Rustaman, 2005). Pendidikan Biologi diharapkan menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam disekitarnya. Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan proses keterampilan IPA, para guru sebaiknya mermbuat rencana pembelajaran untuk satu semester.

Kegiatan-kegiatan didalam pembelajaran Biologi merupakan upaya untuk bagaimana siswa dapat memahami konsep-konsep Biologi. Pemahaman yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang diukur dengan memberikan test kepada siswa sehingga perlu diadakan penelitian untuk mencari metode yang efektif dalam proses belajar di kelas, sehingga dapat memberikan alternativ pendekatan atau metode yang

(6)

memungkinkan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran Biologi pada materi pokok ekosistem.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Pembelajaran ini dicirikan oleh suatu struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif.

Pelaksanaan strategi belajar ini, siswa ditugaskan untuk bekerja dalam suatu kumpulan yang terdiri dari 4-5 orang, setelah guru menyampaikan bahan pelajaran dan mengharuskan semua anggota kelompok akan menguasai pelajaran itu. Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa belajar dan membentuk sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman dan kerjasama. Siswa dalam kelompoknya harus menyelesaikan tugas yang telah diberikan.

Agar tujuan pembelajaran mencapai sasaran dengan baik seperti dalam kurikullum.selain menggunakan model pembelajaran yang sesuai, juga perlu menyusun perangkat pembelajaran yang sesuai pula. Perangkat pembelajaran yang memuat informasi berharga yang di butuhkan guru.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul: ” Efektivitas Penerapan model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan STAD untuk meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII pada Materi Pokok Ekosistem di SMPK St.Don Bosco Ruteng Tahun ajaran 2010/2011”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : “ Bagaimana efektifitas penerapan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan STAD untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa kelas VII

(7)

pada materi pokok ekosistem di SMPK St.Don Bosco Ruteng Manggarai tahun ajaran 2010/2011?”

C.Tujuan penelitian.

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif pendekatan STAD.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII dalam pembelajaran biologi pada materi pokok ekosistem melalui pembelajaran kooperatif pendekatan STAD.

3. Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa kelas VII dalam pembelajaran biologi pada materi pokok ekosistem pembelajaran kooperatif pendekatan STAD.

4. Untuk mengetahui ketuntasan indikator pembelajaran Biologi siswa kelas VII pada materi pokok ekosistem melalui pembelajaran kooperatif pendekatan STAD.

5. Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam pembelajaran Biologi dengan pembelajaran kooperatif pendekatan STAD.

6. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran kooperatif pendekatan STAD

(8)

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagi peneliti

(i) Sebagai media pembelajaran dalam mengelola pembelajaran Biologi di kelas melalui pembelajaran kooperatif pendekatan STAD.

(ii) Sebagai media pembelajaran dalam menyusun instrument pembelajaran biologi di kelas yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku saat ini.

2. Bagi sekolah tempat Penelitian.

(i) Bagi guru, sebagai sumber informasi dalam menyusun perangkat pembelajaran biologi yang inovatif

(ii) Bagi kepala sekolah dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk guru- guru dalam menyusun perangkat pembelajaran di sekolah yang diasuhnya.

3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk lebih mendalami model pembelajaran ini dengan mata pelajaran yang lain atau dengan topik yang lain.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini terbatas pada lingkup :

1. Siswa SMPK St.Don Bosco Ruteng kelas VII tahun ajaran 2010/2011.

(9)

2. Hasil belajar dan prestasi belajar ditandai dengan ketuntasan indikator dan ketuntasan hasil belajar siswa.

F. Defenisi Operasional

Defenisi terhadap variable- variabel penelitian secara operasional sebagai berikut:

1. Penerapan adalah suatu kerangka konseptual yang menuliskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar tertentu yang berfungsi sebagai pedoman pada perancang pembelajaran dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar.

2. Model pembelajaran kooperatif adalah Suatu contoh atau pedoman yang menuliskan prosedur yang sistematis dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran dengan penekanan pada aspek sosial yang menggunakan kelompok-kelompok heterogen untuk menghasilkan suatu pemikiran melalui kerjasama.

3. Pendekatan STAD adalah suatu pendekatan pembelajaran yang melalui kelompok- kelompok yang heterogen dan saling membantu satu sama lain dalam belajar.

4. Prestasi belajar yaitu suatu hasil belajar yang ditandai dengan ketuntasan indikator dan ketuntasan hasil belajar yang diperoleh melalui tes hasil belajar.

5. Kualitas proses adalah kemampuan guru dalam mengelola dan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan STAD yang diperoleh melalui lembaran pengamatan yang dilakukan oleh dua orang pengamat dan respon/ aktivitas siswa dalam pembelajaran yang diperoleh melalui lembaran observasi

Referensi

Dokumen terkait

Sebaiknya tidak lebih dari 3 tingkat untuk heading. Semua tulisan harus dalam font 10pt. Setiap kata dalam suatu tulisan harus huruf kecil kecuali untuk kata-kata pendek

Bawaan setelah terjadi perceraian tetap menjadi harta milik suami dan istri dan dibawah penguasaan masing-masing selama perkawinan sesuai Pasal 35 ayat (2) undang- undang Nomor

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Allah yang Maha Kuasa atas kasih yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul

Adapun untuk data-data yang akan dijadikan ukuran seberapa akurat hasil perhitungan awal bulan Qamariah dengan menggunakan metode yang terdapat dalam kitab al-Dūrr

Air limbah industri maupun rumah tangga (domestik) apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Limbah atau sampah yaitu

Skripsi yang berjudul “Efek Pemberian Ekstrak Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas) terhadap Jumlah Neutrofil pada Mencit Jantan yang Diinduksi Bakteri Escherichia coli” telah

Ketiga jenis makanan tradisional tersebut memiliki bahan baku yang sebagian besar berupa tumbuhan, dengan jenis dan bagian tubuh tumbuhan cukup relevan dan potensial sebagai

[r]