KO MUNIKASI DATA
Model Komunikasi
Sumber
Menghasilkan data untuk ditransmisikan
Pemancar
Mengubah data menjadi sinyal yg dapat dipancarkan
Sistem Transmisi Sistem Transmisi
Membawa data
Penerima
Mengubah sinyal yg diterima menjadi data
Tujuan
Tugas Komunikasi
Pemanfaatan sistem transmisi Pengalamatan
I nterfacing Routing
Generasi sinyal Recovery
Sinkronisasi Format pesan
Pertukaran manajemen Keamanan
Koreksi dan deteksi error Manajemen jaringan
Networking
Komunikasi point to point tidak selalu praktis
Alat terlalu jauh terpisah
Peralatan yang besar memerlukan jumlah koneksi yang tidak praktis
tidak praktis
Solusi dalam jaringan komunikasi
W ide Area Networks
Area geograf is yang besar Crossing public rights of way
Rely in part on common carrier circuits Teknologi alterna tive
Teknologi alterna tive
Circuit switching
Packet switching
Frame relay
Circuit Switching
Komunikasi dipersembahkan selama dalam
percakapan
Circuit Switching
A B
Packet Switching
Data dikirim sesuai urutan Paket data secara serentak
Paket melewati dari titik ke titik antara sumber dan
tujuan tujuan
Digunakan untuk komunikasi dari terminal ke
Packet Switching
Contoh :
A akan mengirim data ke B Data dibagi dalam 3 paket
3 2 1
Packet Switching
1 3
Tiap paket dikirim pada waktu dan melalui route yang berbeda
2
Packet Switching
1
Tiap paket dikirim pada waktu dan melalui route yang berbeda
2 3
Packet Switching
1
2
Tiap paket dikirim pada waktu dan melalui route yang berbeda
3
Packet Switching
1
3 2 1
Tiap paket dikirim pada waktu dan melalui route yang berbeda
3
Packet Switching
1
3 2 1
Tiap paket dikirim pada waktu dan melalui route yang berbeda
Packet Switching
W alaupun tiap paket sampai di tujuan tidak berurutan, masing-masing menempati posisi sesuai no. urut, sehingga penerima menerima data dengan urutan sesuai yang dikirim
3 2 1
Contoh Paketisasi
Hello Bob
He ll
o
Bo
b
Message
Segmented Message
H He H ll H o H Bo H b
Frame Relay
Packet switching systems mempunyai biaya
kompensasi yang besar untuk kesalahan
Sistem yang modern lebih dapat dipercaya Errors dapat diketahui pada akhir sistem Errors dapat diketahui pada akhir sistem
Most overhead untuk kontrol error dilepaskan ke
Asynchronous Transf er Mode
ATM
Evolusi dari f rame relay
Little overhead untuk kontrol error
Fixed packet (called cell) yang panjang Fixed packet (called cell) yang panjang Anything f rom 10Mbps to G bps
Data rate yang konstan menggunaka teknik paket
Local Area Networks
Lingkup lebih kecil
Bangunan atau kampus kecil
Biasanya dimiliki oleh organisasi yang mempunyai
alat yang sama alat yang sama
Data rates jauh lebih tinggi
Biasanya digunakan sistem broadcast
Sekarang sistem switched dan ATM mulai
LAN Conf igurations
Switched
Switched Ethernet
May be single or multiple switches
ATM LAN
Fibre Channel
W ireless
Mobility
Metropolitan Area Networks
MAN
Pertengahan antara LAN dan W AN Pribadi dan jaringan umum
Networking
Further Reading
Stallings, W . [2003] Data and Computer
Communications (7th edition), Prentice Hall, Upper Saddle River NJ, chapter 1
W eb site f or Stallings book W eb site f or Stallings book
MEDIA TRANSMISI
TRANSMISI DATA
Media transmisi dengan kabel (guided)
MEDIA TRANSMISI
Fungsi : Sebagai jalur lintas data dan distribusi informasi
Menghubungkan satu terminal dengan terminal lain
Menghubungkan antara terminal dengan ser ver
Menghubungkan satu terminal dengan suatu peripheral
Media Transmisi :
Dengan menggunakan kabel
Media Transmisi dengan kabel
Jenis kabel :
Twisted Pair seperti Kabel telepon
Coaxial
Serat O ptik ( f ibre optic)
Jenis Twisted Pair
Shielded : Kabel yang setiap pasang di beri perlindungan,
lebih mahal
Unshielded : Dibagi beberapa kategori
Keuntungan : - Mudah dalam membangun instalasi
- Relatif lebih murah harganya
Kelemahan : - Jarak jangkau dan kecepatan terbatas (lokal)
Jenis Coaxial
Baseband (Kabel 50 ohm) :
Digunakan untuk transmisi digital
Broadband (Kabel 75 ohm) :
Digunakan untuk transmisi analog Keuntungan :
- Tidak terpengaruh noise - Harga lebih murah
Kelemahan :
- Penggunaan kabel mudah dibajak
Serat optik
Serat optik dapat mentransformasikan data dengan pulsa cahaya. Komponen : - Media transmisi : Serat kaca yang sangat halus
- Sumber cahaya : Light emitting diode & laser diode - Detektor : Photo diode
Keuntungan : - Jarak jangkau yang cukup luas Keuntungan : - Jarak jangkau yang cukup luas
- Tidak terpengaruh noise
- Tidak dapat disadap & tidak mudah mengalami gangguan
Kelemahan : - Harga cukup mahal
Jenis-jenis serat optik :
- AMP SC Duplex Style Connector - SC Epoxy Connector
- SC Epoxyless Connector - ST Epoxyless Connector
Penanganan Jalur & bundel kabel :
Fungsi : - Menghindari adanya gangguan pada kabel
- Menciptakan suasana ruang yang rapi & nyaman Penanganan kabel di luar : Dengan alat bantu berupa box & rak
Media transmisi Tanpa Kabel
Fungsi untuk mendistribusikan inf ormasi data yang jaraknya cukup jauh & sulit dengan menggunakan radiasi elektromagnetik (W ireless)
Jenis : Jenis :
G elombang Mikro
System Satelit
Inf ra Merah
Gelombang Mikro
G elombang radio f rekuensi tinggi yang dipancarkan dari satu stasiun ke stasiun lain
System Satelit
Stasiun relay yang letaknya di luar angkasa Stasiun relay yang letaknya di luar angkasa
Infra Merah
Teknologi ini dipakai untuk jaringan komputer, lokal dalam 1 ruangan
Sinar Laser
Keuntungan wireless
Dapat membangun jaringan komputer yang terpisah
& kondisi medan yang sulit
Dapat dipakai oleh bangunan yang terlanjur sudah
jadi
Dapat digunakan pebisnis yang mobilitasnya tinggi
Kelemahan wireless
Kemampuan transf er data lebih kecil daripada
jaringan kabel
Keamanan data belum terjamin masih mungkin
disadap
Biaya instalasi yang mahal
Jaringan mud ah terganggu
Sulitnya proses instalasi karena masih sedikit SDM
TRANSMISI DATA
Terminologi (1)
Transmitter Receiver
Media Transmisi
G uided media
G uided media
Contoh; twisted pair, serat optik
Unguided media
Terminologi (2)
Hubungan Langsung (Direct link)
Tanpa alat perantara
Point-to-point
Terma suk hubungan langsung
Terma suk hubungan langsung
Hanya 2 alat yang menggunakan jalur hubungan
Multi-point
Terminologi (3)
Simplex
Satu arah
Contoh; Televisi
Half duplex Half duplex
Dua arah, tetapi hanya satu arah pada satu waktu Contoh; Radio polisi
Full duplex
Frekuensi, Spektrum dan Bandwidth
Konsep domain W aktu
Sinyal Kontinu
Bentuk bervariasi yang mulus dengan berjalannya waktu
Sinyal Diskret
Berada pada tingkat konstan tertentu kemudian berubah
Berada pada tingkat konstan tertentu kemudian berubah pada tingkat konstan yang lain
Sinyal Periodik
Mempunyai bentuk yang berulang dengan berjalannya waktu
Sinyal Aperiodik
G elombang Sinus
Amplitudo Puncak (A)
maximum kuat sinyal
volt
Frekuensi (f )
Kecepatan perubahan sinyal
Hertz (Hz) atau putaran per detik
Perioda = waktu untuk satu pengulangan (T)
T = 1/ f
Fase (
)Panjang G elombang
Jarak yang didapat dengan satu putaran
Jarak antara dua titik yang bersesuaian dengan
f ase pada dua putaran yang berkesinambungan
Anggap kecepatan sinyal v
= vT
f = vKonsep Domain Frekuensi
Sinyal biasanya dibentuk dari berbagai f rekuensi Komponennya adalah gelombang sinus
Dapat dijelaskan (Analisis Fourier) bahwa setiap
sinyal dibuat dari komponen gelombang sinus sinyal dibuat dari komponen gelombang sinus
Spektrum & Bandwidth
Spektrum
Jangkauan f rekuensi yang dikandung didalam sinyal
Bandwidth absolut
Lebar spektrum
Bandwidth ef ektif
Sering disebut bandwidth saja
Pita sempit dari f rekuensi yang mengandung kebanyakan energi
Komponen DC
Kecepatan Data dan Bandwidth
Setiap sistem transmisi mempunyai pita terbatas
dari f rekuensi
Hal ini membatasi kecepatan data yang dapat
Transmisi Data Analog dan Digital
Data
Entitas-entitas yang convey meaning
Sinyal
Representasi listrik atau elektromagnetik dari data
Representasi listrik atau elektromagnetik dari data
Transmisi
Data
Analog
Nilai-nilai kontinu didalam beberapa interval
Contoh; suara (sound), gambar (video)
Digital Digital
Nilai-nilai Diskret
Sinyal
Data yang dijalarkan/ dipropagasikan/ ditransmisikan
Analog
Variabel secara kontinu
Berbagai media transmisi
kawat, serat optik, udara
kawat, serat optik, udara
Speech Bandwidth 100Hz sampai 7kHz
Telephone Bandwidth 300Hz sampai 3400Hz
Video Bandwidth 4MHz
Digital
Data and Sinyal
Biasanya menggunakan sinyal digital untuk data
digital dan sinyal analog untuk data analog
Bisa menggunakan sinyal analog untuk membawa
data digital data digital
Modem
Bisa menggunakan sinyal digital untuk membawa
data analog
Transmisi Analog
Sinyal Analog ditransmisikan tanpa mengetahui
isinya
Bisa berupa data analog atau digital
Terjadi pelemahan (atenuasi) jika melebihi jarak Terjadi pelemahan (atenuasi) jika melebihi jarak
yang ditentukan
Menggunakan amplif ier untuk meningkatkan kuat
sinyal
Transmisi Digital
Sangat memperhatikan isi
Integritas sinyal sangat dipengaruhi oleh “ noise” ,
atenuasi dll.
Menggunakan Repeater Repeater menerima sinyal Meng-” Extract” bit pattern Mengirim ulang
Kelebihan Transmisi Digital
Teknologi Digital
Teknologi LSI/ VLSI yang murah
Integritas Data
Jarak yang lebih jauh bisa dilewatkan pada jalur dengan kualitas yang lebih rendah
Penggunaan Kapasitas Jalur
High bandwidth links economical
High degree of multiplexing easier with digital techniques
Pengamanan dan Privasi
Enkripsi
Integrasi
Transmission Impairments
Sinyal yang diterima bisa jadi berbeda dari sinyal
yang dikirimkan
Analog - degradasi kualitas sinyal Digital - kesalahan bit
Digital - kesalahan bit Disebabkan oleh
Atenuasi dan distorsi atenuasi Delay distortion
Atenuasi
Kuat Sinyal menurun dengan bertambahnya jarak Tergantung pada Media transmisinya
Kuat sinyal yang diterima:
harus cukup untuk dideteksi
harus cukup untuk dideteksi
harus cukup lebih tinggi dibanding “ noise” yang akan
diterima tanpa kesalahan
Atenuasi merup akan suatu f ungsi kenaikan dari
Delay Distortion
Hanya ada di guided media
Kecepatan penjalaran (Propagasi) ber variasi
Noise (1)
Sinyal tambahan yang masuk diantara transmitter
dan receiver
Thermal (suhu)
Akibat dari “ thermal agitation” dari elektron
Tersebar secara uniform
W hite noise
Intermodulation
Sinyal yang merupaka n penjumlahan dan pengurangan dari f rekuensi aslinya yang menggunakan media
Noise (2)
Crosstalk
Suatu sinyal dari satu jalur yang diambil oleh jalur lain
Impulse
Pulsa yang tidak beraturan atau spike (lonjakan)
Pulsa yang tidak beraturan atau spike (lonjakan)
Contoh; Interf erensi elektromagnetik eksternal
Short duration
Kapasitas Channel
Kecepatan Data (Data rate)
Dalam bit per detik (bit per second : bps)
Rata-rata dimana data dapat dikomunikasikan
Bandwidth Bandwidth
Dalam putaran per detik (cycle per second : cps) dari Hertz
Required Reading
PENG KO DEAN DATA
Pendahuluan
Karakter data yang akan dikirim dari suatu titik ke titik
lain tidak dapat dikirimkan secara langsung. Perlu
proses pengkodean pada setiap titik. Dengan kata lain, karakter-karakter data tersebut harus dikodekan
terlebih dahulu dengan kode yang dikenal oleh setiap terlebih dahulu dengan kode yang dikenal oleh setiap terminal yang ada.
Tujuan dari pengodean adalah menjadikan setiap
karakter dalam sebuah inf ormasi digital kedalam
Kode-kode yang digunakan untuk keperluan komunikasi
data pada sistem komputer dari sejak komputer ditemukan sampai pada komunikasi data modern memiliki perbedaan dari generasi ke generasi. Hal ini disebabkan oleh semakin besar dan kompleksnya data yang akan dikirim atau
dipergunakan. dipergunakan.
Secara umum ada beberapa kode yang digunakan dalam
komunikasi data diantaranya adalah:
1. BCD (Binary Coded Decimal)
2. SBCDIC (Standard Binar y Coded Decimal Interchange Code) 3. EBCDIC (Extended Binar y Coded Decimal Interchange Code) 4. BO UDO T
BCD
Merupakan kode biner yang digunakan hanya
untuk mewakili nilai digit desimal dari 0-9. BCD menggunakan kombinasi 4 bit sehingga ada 16 kombinasi yang bisa diperoleh dan hanya 10 kombinasi yang digunakan.
Kode BCD sudah jarang digunakan untuk komputer
BCD 4 bit Digit Desimal
[image:75.792.274.554.234.514.2]0000 0
Tabel Binary Coded Decimal
SBCDIC
Merupakan kode biner yang dikembangkan dari
BCD. SBCDIC menggunakan kombinasi 6 bit sehingga lebih banyak kombinasi yang bisa
dihasilkan. Yaitu 64 kombinasi kode. Ada 10 kode untuk digit angka dan 26 kode untuk alphabet dan sisanya untuk karakter khusus tertentu. SBCDID
Tabel SBCDIC SBCDIC Karakter SBCDIC Karakter BA8421 BA8421
001010 0 100001 J
000001 1 100010 K
000010 2 100011 L 000010 2 100011 L
000100 4 100101 N
000101 5 100110 O
000110 6 100111 P
000111 7 101000 Q
001000 8 101001 R
001001 9 010010 S
110001 A 010011 T
110010 B 010100 U
110011 C 010101 V
110100 D 010110 W
110101 E 010111 X
110110 F 011000 Y
110111 G 011001 Z
111000 H
EBCDIC
EBCDID adalah kode 8 bit yang memungkinka n
Kode Boudot
Kode Boudot terdiri atas 5 bit yang dipergunakan
pada terminal teletype dan teleprinter. Karena kombinasi ini terdiri dari 5 bit maka hanya terdiri dari 25 sampai 32 kombinasi dengan kode huruf dan gambar yang berbeda.
dan gambar yang berbeda.
Jika kode ini dikirim menggunakan transmisi serial
tak sinkron, maka pulsa stop bit-nya pada umumnya memiliki lebar 1,5 bit. Hal ini berbeda dengan
Tabel Kode Boudot
Kode Karakter Letter Karakter Figure
11000 A
-10011 B ?
01110 C :
10010 D $
10000 E 3
10110 F !
01011 G &
00101 H #
01100 I 8
11010 J ‘
11110 K (
01001 L )
01001 L )
00111 M .
00110 N ,
01101 P 0
11101 Q 1
01010 R 4
10100 S BELL
00001 T 5
11100 U 7
01111 V ;
11001 W 2
10111 X /
10101 Y 6
10001 Z “
[image:81.792.287.639.108.580.2]ASCII Code
Kode ASCII memiliki 128 bit kombinasi yang selalu
digunakan. Dari 128 kombinasi tersebut 32 kode diantaranya digunakan untuk f ungsi-f ungsi kendali seperti SYN, STX. Sisa karakter lain digunakan untuk karakter-karakter alphanumerik dan sejumlah karakter karakter-karakter alphanumerik dan sejumlah karakter khusus seperti = , / . ?
Pada dasarnya kode ASCII merupakan kode
alf anumerik yang paling popular dalam teknik
Unicode
O rang-orang di negara-negara yang berbeda menggunakan
karakter berbeda untuk menuliskan kata-kata dalam bahasa ibu mereka. Sekarang ini kebanyakan aplikasi, mencakup
sistem email dan web browser, menggunakan sistem 8 bit yang mana mereka dapat beroperasi yang tepat sesuai ketentuan, seperti ISO -8859-1.
ketentuan, seperti ISO -8859-1.
Unicode memiliki lebar per karakter sebesar 20 bit. Akan
menjadi boros jika kita mengirim data Unicode yang berisi teks huruf Latin menggunakan 20 bit per karakter. O leh karena itu maka Unicode ditransformasika n terlebih dahulu menjadi UTF-8 atau UTF-16 (Unicode Transf ormation Format) dengan UTF-8 maka karakter-karakter pada U+ 0000
Pada dasarnya ada 4 cara untuk mengkodekan karakter Unicode,
yaitu:
1. UTF-8: 128 karakter digunakan untuk mengkode 1 byte (karakter
ASCII). 1.920 karakter digunakan mengkode 2 byte (untuk karakter Roma, Yunani, Cyrilic, Coptic, Armenian, Ibrani dan Arab). 63.488 karakter digunakan untuk mengkde 3 byte (Cina dan Jepang). 247.418.112 karakter yang lain, yang belum digunakan, dapat 247.418.112 karakter yang lain, yang belum digunakan, dapat digunakan untuk mengkpde 4, 5, 6 karakter.
2. UCS-2: Tiap-tiap karakter direpresentasikan oleh 2 byte. Pengkodean
ini digunakan untuk merepresentasikan 65.536 karakter Unicode yang pertama.
3. UTF-16: Ini adalah perluasan dari UCS-2 dimana dapat
direpresentasikan 1.112.064 karakter Unicode. 65.536 karakter Unicode yang pertama diwakili 2 byte, yang lainnya 4 byte.
TEKNIK PENG KO DEAN
TEKNIK PENG KO DEAN
Analog Modulation (AM)
Frequency Modulation (FM)
Data Analog Sinyal Analog
Frequency Modulation (FM)
Mengapa memodulasi sinyal analog?
Frekuensi lebih tinggi dapat memberikan transmisi yg lebih ef isien
Memung kinkan f requency division multiplexing
Tipe-Tipe modulasi
Amplitude Modulation (AM)
Frequency Modulation (FM)
Lebarjalur keseluruhan yg diperlukan untuk FM dapat ditentukan melalui lebarjalur isyarat audio:
Lebarjalur isyarat audio stereo biasanya 1 5 KHz. O leh itu, suatu station FM memerlukan sekurang-kurangnya lebarjalur seluas 1 5 0 KHz. FCC menetapkan lebarjalur
We have an audio signal with a bandwidth of 4 MHz.
What is the bandwidth needed if we modulate the signal
using FM? Ignore FCC regulations.
Example
Solution
Solution
An FM signal requires 10 times the bandwidth of the
original signal:
Digitizing Voice: PCM
W aveform Encoding
Nyquist Theorem: sinyal analog dicuplik dengan laju
dua kali f rekuensi tertinggi sinyal analog tersebut Voice f requency range: 300-3400 Hz
Sampling f requency = 8000/ sec (every 125us)
Bit rate: (2 x 4 Khz) x 8 bits per sample
= 64,000 bits per second (DS-0)
Metoda yang sering digunakan
CODEC
PCM
Pulse Code Modulation (PCM) (1)
Jika suatu sinyal dicuplik (sampling) dg interval
regular dg laju lebih besar drpd dua kali f rekuensi tertinggi sinyal, sampel-sampel memuat semua
inf ormasi dari sinyal original
Data suara dibatasi di bawah 4000Hz Memerlukan 8000 sampel per detik
Sampel-sampel analog (Pulse Amplitude
Modulation, PAM)
Pulse Code Modulation (PCM) (2)
Sistem 4 bit memberikan 16 level Kuantisasi
Error kuantisasi atau noise
Aproksimasi berarti tdk mungkin utk mendpkan kembali
Aproksimasi berarti tdk mungkin utk mendpkan kembali sinyal original secara eksak
Sampel 8 bit memberikan 256 level
Kualitas sebanding dg transmisi analog
8000 sampel per detik dg masing-masing sampel 8
Nonlinear Encoding
Level kuantisasi tidak sama
Mengurangi keseluruhan distorsi sinyal
Delta Modulation
Input analog diaproksimasikan dg f ungsi tangga
(staircase f unction)
Naik atau turun satu level (
) pd tiap inter valDelta Modulation - Perf ormansi
Reproduksi suara baik
PCM - 128 level (7 bit)
Voice bandwidth 4khz
Memerlukan 8000 x 7 = 56kbps utk PCM
Memerlukan 8000 x 7 = 56kbps utk PCM
Kompresi data dp memperbaiki ini
Dalam komunikasi data, transmisi jalur lebar selalu menggunakan isyarat analog utk menghantar data
Data Digital Sinyal Analog
Penggunaan jalur lebar (broadband) dlm komunikasi
Biasanya modem menukarkan gelombang diskret ke
sinus utk transmisi analog
Proses ini disebut proses modulasi
Terdapat 4 kaedah modulasi :
ASK (Amplitude Shif t Keying) ASK (Amplitude Shif t Keying) FSK Frequency Shif t Keying) PSK (Phase Shif t Keying)
Q AM (Q uadrature Amplitude Modulation )
Kedua modem yang terlibat perlu menggunakan
Perbandingan Kadar Bit dan Baud
Modulation Units Bits/ Baud Baud rate Bit Rate
ASK, FSK, 2-PSK Bit 1 N N
4-PSK, 4-Q AM Dibit 2 N 2N
8-PSK, 8-Q AM Tribit 3 N 3N
16-Q AM Q uadbit 4 N 4N
kuliah2/ subali/ p-telkom
16-Q AM Q uadbit 4 N 4N
32-Q AM Pentabit 5 N 5N
64-Q AM Hexabit 6 N 6N
128-Q AM Septabit 7 N 7N
Kesimpulan
4 kombinasi yang dapat dihasilkan :
Data Analog, Sinyal Analog
Ditransmisikan sebagai baseband yang mudah dan murah. Penggunaan modulasi untuk menggeser bandwidth dari sinyal baseband ke porsi lainnya dari spektrum
Data Analog, Sinyal Digital Data Analog, Sinyal Digital
Yang diijinkan adalah menggunakan transmisi digital moder n dan peralatan sakelar
Data Digital, Sinyal Analog
Beberapa media transmisi seperti serat optik / sof tware yang hanya merambatkan sinyal analog
Data Digital, Sinyal Digital
Secara umum peralatan untuk mengkode data digital menjadi sinyal digital adalah sedikit lebih komplek dan lebih mahal daripada
Elemen sinyal adalah tiap pulsa dari sinyal digital. Data binari / digital
ditransmisikan dengan mengkodekan bit-bit data ke dalam elemen-elemen sinyal.
Contoh : bit binari 0 untuk level tegangan rendah bit binari 1 untuk level tegangan tinggi
kecepatan data signalling dalam bps (bit per detik) kecepatan data signalling dalam bps (bit per detik)
Sinyal unipolar adalah semua elemen sinyal yang mempunyai tanda yang
sama, yaitu positif semua atau negatif semua. Sedangkan sinyal polar adalah elemen sinyal dimana salah satu logic statenya diwakili oleh level tegangan positif dan yang lainnya oleh level tegangan negatif.
Durasi = panjang bit (1/ R) adalah jumlah waktu yang dibutuhkan oleh
transmiter untuk mengirimkan bit dengan kecepatan R
Kecepatan modulasi : kecepatan perubahan level sinyal dalam satuan
baud (besaran eleman sinyal perdetik)
Faktor kesuksesan penerima dalam mengartikan sinyal
yang datang:
Ratio signal to noise (S/ N) : peningkatan S/ N akan menurunkan bit error rate
Kecepatan data / data rate : peningkatan data rate akan meningkatkan bit error rate (kecepatan error dari bit)
meningkatkan bit error rate (kecepatan error dari bit)
Bandwidth : peningkatan bandwidth dapat meningkatkan data
rate.
Hubungan ketiga faktor tersebut adalah :
Kecepatan data bertambah, maka kecepatan errorpun
bertambah, sehingga memungkinkan bit yang diterima error.
Kenaikan S/ N mengakibatkan kecepatan error berkurang
5 faktor evaluasi (faktor-faktor yang mempengaruhi coding) :
1. Spektrum sinyal / signal spektrum
Ketidakadaan komponen f rekuensi tinggi berarti diperlukan bandwidth sempit untuk transmisi.
2. Kemampuan sinkronisasi / clocking / signal synchronization capability
Untuk menghitung posisi start dan stop dari tiap posisi bit dengan mekanisme sinkronisasi.
3. Kemampuan mendeteksi error / signal error detecting capability
Kemampuan error detection dapat diberikan secara sederhana dengan pengkodean natural.
4. Tahan terhadap gangguan / signal interf erence and noise immunity
Digambarkan oleh kecepatan bit error.
5. Biaya dan kompleksitas / cost and complexity
Teknik Data Digital, Sinyal Digital terbagi atas :
Nonreturn to Zero-Level (NRZ-L)
Nonreturn to Zero Inverted (NRZI)
Bipolar -AMI
Bipolar -AMI
Pseudoternary
Manchester
Dif f erential Manchester
B8ZS
Nonreturn to Zero-Level (NRZ-L)
Dua tegangan berbeda utk bit-bit 0 dan 1 Tegangan konstan selama bit interval
Tdk ada transisi yaitu ada tegangan kembali ke nol
Mis. Tdk ada tegangan utk “ 0” , tegangan positif Mis. Tdk ada tegangan utk “ 0” , tegangan positif
konstan utk “ 1”
Lebih sering, tegangan negatif utk satu harga dan
positif utk lainnya
Nonreturn to Zero Inverted (NRZ-I)
Nonreturn to zero inverted on ones Pulsa tegangan konstan utk durasi bit
Data dikodekan sbg ada atau tdk ada transisi
sinyal pd awal waktu bit sinyal pd awal waktu bit
Transisi (rendah ke tinggi atau tinggi ke rendah)
menyatakan biner 1
Dif f erential Encoding
Data direpresentasikan dg perubahan dr
level-level
Deteksi transisi lebih handal drpd level
Dlm layout transmisi yg kompleks sangat mudah Dlm layout transmisi yg kompleks sangat mudah
NRZ pros dan cons
Pros
Mudah dlm rekayasa
Baik dlm penggunaan bandwidth
Cons Cons
komponen dc
Kurang kemampuan sinkronisasi
Multilevel Binary
Menggunakan lebih dari dua level Bipolar-AMI
nol direpresentasikan dg tdk ada sinyal saluran
Satu direpresentasikan dg pulsa positif atau negatif
Pulsa-pulsa satu bergantian dlm polaritas
Tdk kehilangan sinkronisasi utk deretan satu yg panjang (Nol masih masalah)
Tdk ada komponen dc Bandwidth lebih rendah
Pseudoternary
Satu direpresentasikan dg ketiadaan sinyal saluran Nol direpresentasikan pergantian positif dan
negatif
Tdk ada kelebihan atau kekurangan dibandingkan Tdk ada kelebihan atau kekurangan dibandingkan
Untung Rugi utk Multilevel Binary
Tdk seef isien NRZ
Tiap elemen sinyal hanya merepresentasikan satu bit
Dlm suatu sistem 3 level dp merepresentasikan log23 = 1.58 bits
Penerima harus membedakan antara tiga level (+ A, -A, 0)
Biphase
Manchester
Transisi pd pertengahan tiap perioda bit
Transisi berperan sbg clock dan data
Rendah ke tinggi menyatakan satu
Tinggi ke rendah menyatakan nol
Digunakan pd IEEE 802.3
Dif f erential Manchester
Transisi pertengahan bit hanya utk clocking
Transisi pd awal perioda bit menyatakan nol
Tdk ada transisi pd awal perioda bit menyatakan satu
Cat: ini suatu skimdif f erential encoding
Biphase Pros dan Cons
Con
Paling sedikit satu transisi per waktu bit dan kemungkinan dua
Laju modulasi maksimum dua kali NRZ Memerlukan lebih banyak bandwidth
Memerlukan lebih banyak bandwidth
Pros
Sinkronisasi pd pertengahan transisi bit (self clocking)
Tdk ada komponen dc Deteksi error
Scrambling
G unakan pengacakan (scrambling) utk menggantikan deretan
yg akan menghasilkan tegangan konstan
Pengisisan (f illing) deretan
Harus menghasilkan cukup transisi utk sinkronisasi
Harus dikenali oleh penerima dan diganti dg yg original Harus dikenali oleh penerima dan diganti dg yg original
Sama panjang spt original
Tdk ada komponen dc
Tdk ada level sinyal saluran nol yg panjang
Tdk ada pengurangan dlm laju data
B8ZS
Bipolar dg substitusi 8 Nol (Bipolar W ith 8 Zeros Substitution)
Didasarkan pd bipolar-AMI
Jika octet dari semua nol dan tegangan pulsa terakhir
sebelumnya positif code-kan sbg 000+ -0-+
Jika octet dari semua nol dan tegangan pulsa terakhir negatif
code kan sbg 000+ 0+
- Menyebabkan dua pelanggaran thd AMI code
Kecil kemungkinannya terjadi sbg hasil dari noise
Penerima mendeteksi dan menginterpretasikan sbg octet dari
HDB3
High Density Bipolar 3 Zeros Kan pd bipolar-AMI
Deretan empat nol digantikan dg satu atau dua
Teknik-teknik Komunikasi Digital
Serial and Paralel Data Transmission
Asynchronous and Synchronous Transmission
Error Detection and Correction
Line Conf iguration Line Conf iguration
Data Communications Interf acing
1. Data Transmission
1.1 Parallel Transmission
• Dalam waktu bersamaan 8 bit (1 karakter) dikirim secara paralel
• Digunakan untuk menghubungkan komputer ke printer atau ke komputer lain dalam satu ruangan dengan menggunakan kabel dengan delapan kawat • Transf er data lebih cepat, tapi hanya digunakan untuk jarak yang relatif
Transmisi Asinkron dan Sinkron
Masalah waktu membutuhkan mekanisme untuk
menyamakan antara transmiter dan receiver
Dua solusi
Asinkronisasi
Asinkronisasi
Synchronous Transmission
Tidak menggunakan bit start dan stop
Kecepatan transmisi di ujung terima dengan ujung kirim disamakan dengan
clock signal yang dipasang di tiap komponen
Kecepatan transmisi lebih tinggi tetapi ada kemungkinan error apabila clock
tidak sinkron
Asynchronous Transmission
Pengiriman setiap karakter menggunakan bit “ start” dan “ stop”
Ada overhead 2-3 bit per karakter (~ 20%) transmisi menjadi lambat
Bit start dan stop harus berbeda polarisasinya agar penerima mengetahui kalau
karakter berikutnya sedang dikirim
Metoda ini digunakan pada pengiriman data yang intermittent (misalnya dari
Error Detection and Correction
Error detection adalah kemampuan untuk mendeteksi
terjadinya kesalahan data akibat noise atau
gangguan lain dalam proses transmisi dari transmitter ke receiver
Error correction adalah kemampuan untuk membentuk
kembali original & error f ree data
Tipe-tipe error
Error terjadi ketika ada perubahan diantara
transmitter dan receiver
Error single bit
Diantara satu bit
Bit yang berdekatan tidak ef ektif Bit yang berdekatan tidak ef ektif W hite noise
Burst errors
Panjang B
Impulse noise
Memudar dalam wireless
Error Correction System
Dua cara dasar untuk error correcting system
Automatic repeat-request (ARQ)
Transmitter mengirim data dan juga error detection code yang digunakan oleh receiver untuk mengecek kesalahan dan meminta pengiriman ulang
Receiver mengirim acknowledgement (ACK) untuk data yang diterima tanpa kesalahan, dan transmitter mengirim ulang data yang belum memperoleh acknowledgement
Forw ard error correction (FEC)
11 Forw ard error correction (FEC)
Transmitter mengirim data yang sudah di-encode dengan error-correcting code (ECC)
Receiver men-decode apa yang diterima ke data yang paling menyerupai data yang dikirim
Pengkodean dibuat sedemikian rupa sehingga agar tidak terjadi kesalahan dalam menginterpretasikan data
Kedua cara tersebut dalam penggunaannya dapat dikombinasikan
ERRO R DETECTIO N AND
CO RRECTIO N
O bjective
Mahasiswa mampu mengenali eror yang terjadi pada
transmisi asinkron, dan mendeteksinya dengan menggunakan bit parity.
Mahasiswa mampu mengenali eror yang terjadi pada
transmisi sinkron, dan eror dikoreksi dengan menggunakan LRC dan VRC.
LRC dan VRC.
Mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana mendeteksi eror
pada transmisi sinkron dan dengan menggunakan checksum dan CRC
Mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana eror pada
transmisi sinkron dapat dikoreksi dengan menggunakan kode Hamming
Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana eror dapat
Error Detection and Correction
Error Detection and Correction
1 Types of Errors
2 Detection
Error Detection and Correction
Error Detection and Correction
Data can be corrupted during transmission. For reliable
communication, error must be detected and corrected
are implemented either at the data link layer or the
Type of Errors(cont’d)
Single-Bit Error
Type of Errors(cont’d)
Multiple-Bit Error
Type of Errors(cont’d)
Burst Error
Error detection uses the concept of redundancy, which means adding extra bits for detecting errors
2. Detection
2. Detection
Detection(cont’d)
Detection(cont’d)
Detection(cont’d)
Detection(cont’d)
Detection methods
VRC (Vertical Redundancy Check)
LRC (Longitudinal Redundancy)
CRC (Cyclical redundancy Check)
CRC (Cyclical redundancy Check)
Detection(cont’d)
Detection(cont’d)
VRC(Vertical Redundancy Check)
A parity bit is added to every data unit so that the total number of 1s(including the parity bit) becomes even for even-parity check or odd f or odd-parity check
Detection(cont’d)
Detection(cont’d)
Detection(cont’d)
Detection(cont’d)
LRC(Longitudinal Redundancy Check)
Detection(cont’d)
Detection(cont’d)
CRC(Cyclic Redundancy Check)
Detection(cont’d)
Detection(cont’d)
CRC generator
~ uses modular-2 division.
Binary Division
in a
in a
Detection(cont’d)
Detection(cont’d)
Binary Division
in a
Detection(cont’d)
Detection(cont’d)
Polynomials
Detection(cont’d)
Detection(cont’d)
Detection(cont’d)
Detection(cont’d)
Detection(cont’d)
Detection(cont’d)
Checksum
~ used by the higher layer protocols
~ is based on the concept of redundancy(VRC, LRC, CRC … .)
Detection(cont’d)
Detection(cont’d)
Detection(cont’d)
Detection(cont’d)
To create the checksum the sender does the following:
The unit is divided into K sections, each of n bits.
Section 1 and 2 are added together using one’s complement.
Section 3 is added to the result of the previous step.
Section 3 is added to the result of the previous step.
Section 4 is added to the result of the previous step.
The process repeats until section k is added to the result of the previous step.
Detection(cont’d)
Detection(cont’d)