• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN

Pada bagian ini digambarkan mengenai wilayah penelitian yaitu Kota Tangerang Selatan sebagai cakupan wilayah makro penelitian dan 7 (tujuh) kecamatan di Kota Tangerang Selatan sebagai cakupan wilayah mikro penelitian.

3.1 Gambaran Wilayah Penelitian Makro Kota Tangerang Selatan 3.1.1 Luas dan Batas Administrasi

Kota Tangerang Selatan adalah salah satu dari 4 (empat) kota administratif yang berada di Provinsi Banten terletak di posisi timur Provinsi Banten tepatnya berada pada koordinat 06˚13’30” - 06˚22’30” lintang selatan (LS) dan 106˚38’- 106˚47’ bujur timur (BT). Kota Tangerang Selatan adalah kota baru (daerah otonom) yang dibentuk pada akhir tahun 2008 berlandaskan dengan Undang- undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang. Pemekaran ini dilaksanakan guna improvisasi pelayanan dalam bidang pembangunan, pemerintahan dan kemasyarakatan serta memaksimalkan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah.

Kota Tangerang Selatan juga merupakan bagian dari Kawasan Perkotaan sekaligus sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) Jabodetabekpunjur bersama dengan DKI Jakarta, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Cianjur dan Kawasan Puncak. Secara administratif, sejak awal pembentukannya hingga sekarang Kota Tangerang Selatan tersusun atas 7 (tujuh) kecamatan, 54 (lima puluh empat) kelurahan dengan total luas wilayah sebesar 164,66 km2 dengan ibu kota Kota Tangerang Selatan bertempat di Kecamatan Ciputat. Adapun pembagian wilayah administrasi Kota Tangerang Selatan berdasarkan kecamatannya lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel III.1 berikut ini.

(2)

TABEL III.1

WILAYAH ADMINISTRASI KOTA TANGERANG SELATAN MENURUT KECAMATAN

No Kecamatan Ibu Kota Kecamatan

Jumlah Kelurahan

Luas (km2)

Luas (ha)

Persentase (%)

1 Ciputat Sawah 7 21,09 2.109,48 12,81

2 Ciputat Timur Pondok Ranji 6 18,12 1.812,63 11,01 3 Pamulang Pamulang Barat 8 27,69 2.799,69 17,00 4 Pondok Aren Perigi Baru 11 29,95 2.995,84 18,19

5 Serpong Serpong 9 28,56 2.856,41 17,35

6 Serpong Utara Pondok Jagung 7 22,10 2.210,84 13,43

7 Setu Kademangan 6 16,81 1.681,70 10,21

Kota Tangerang Selatan 54 164,66 16.466,59 100,00 Sumber: Bappeda Kota Tangerang Selatan, 2021

Adapun batas Kota Tangerang Selatan secara administrasi adalah:

▪ Batas utara ialah berbatasan dengan Kota Tangerang.

▪ Batas selatan ialah berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat (Kabupaten Bogor dan Kota Depok).

▪ Batas barat ialah berbatasan dengan Kabupaten Tangerang.

▪ Batas timur ialah berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat (Kota Depok) dan Provinsi DKI Jakarta (Kota Jakarta Selatan).

Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut yang menggambarkan wilayah administrasi Kota Tangerang Selatan berdasarkan kecamatan.

(3)

Sumber: Pengolahan Data dengan ArcMAP, 2021

GAMBAR 3.1

PETA ADMINISTRASI KOTA TANGERANG SELATAN

(4)

3.1.2 Kondisi Fisik Dasar Kota Tangerang Selatan 3.1.2.1 Topografi

Secara topografi wilayahnya, Kota Tangerang Selatan berada pada dataran yang rendah dan mempunyai topografi relatif datar serta kemiringan lereng rata- rata berkisar 0-3% dengan ketinggian ada diantara 0-25 mdpl. Untuk kemiringan lereng dikelompokkan menjadi 2 (dua), yakni:

▪ Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Pamulang, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Serpong Utara dengan kemiringan 0-3%.

▪ Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Setu dengan kemiringan 3-8%.

3.1.2.2 Geologi dan Jenis Tanah

Secara geologi wilayahnya, Kota Tangerang Selatan adalah wilayah yang relatif datar dengan lahan yang bergelombang dimiliki oleh beberapa kecamatan yaitu pada perbatasan Kecamatan Setu dan Kecamatan Pamulang serta sebagiannya pada Kecamatan Ciputat Timur. Secara umum, kondisi geologi di Kota Tangerang Selatan tersusun atas batuan alluvial, yang meliputi batuan lanau, pasir, kerikil, lempung, kerakal dan serta bongkah.

Kemudian secara persebaran jenis tanahnya, Kota Tangerang Selatan umumnya tersusun atas jenis tanah latosol coklat kemerahan dan asosiasi latosol merah yang cocok untuk pertanian/perkebunan. Akan tetapi, pada kenyataannya terjadi banyak perubahan tata guna lahan yang terjadi menjadi kegiatan non- pertanian. Untuk sebagian wilayah seperti Kecamatan Serpong dan Setu, jenis tanahnya mengandung pasir terutama pada wilayah sekitar Sungai Cisadane.

3.1.2.3 Keadaan Iklim

Secara iklim wilayahnya, didasari dengan info stasiun BMKG wilayah II menjabarkan bahwa rata-rata temperatur udara Kota Tangerang Selatan berada pada kisaran 26,40°C - 28,20°C dengan temperatur udara terendah yakni 23,90°C dan temperatur udara tertinggi yakni 33,90°C. Kemudian, kelembaban udara rata-rata adalah 98%. Disamping itu, curah hujan dalam setahun rata-rata sebesar 225,90 mm serta kecepatan angin dalam setahun rata-rata sebesar 4,00 m/s dengan kecepatan tertinggi rata-rata sebesar 12,30 m/s.

(5)

3.1.2.4 Kondisi Tata Guna Lahan

Secara tata guna lahan wilayahnya, sebagai bagian dari Kawasan Strategis Nasional (KSN) Jabodetabekpunjur, dominasi tata guna lahan di Kota Tangerang Selatan adalah tata guna lahan pada kawasan permukiman dengan persentase luas 64,83% dari luas seluruhnya. Kemudian, tata guna lahan pada kawasan perkebunan/kebun berada pada posisi kedua dengan persentase luas sekitar 14,57%

dari luas seluruhnya. Lalu, tata guna lahan pada kawasan perdagangan dan jasa berada pada posisi ketiga dengan persentase luas sekitar 4,37% dari luas seluruhnya. Adapun, tata guna lahan paling kecil adalah guna lahan pada kawasan pertahanan dan keamanan negara dengan persentase luas sekitar 0,17% dari luas seluruhnya. Untuk selengkapnya, berikut adalah persentase Kota Tangerang Selatan menurut tata guna lahan pada tahun 2019 lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel III.2 di bawah ini.

TABEL III.2

PERSENTASE KOTA TANGERANG SELATAN MENURUT TATA GUNA LAHAN PADA TAHUN 2019

No Tata Guna Lahan Persentase (%)

1 Bandara 0,69

2 Danau/Situ/Tambak/Kolam/Empang 1,20

3 Industri 1,36

4 Kesehatan 0,06

5 Lahan Kosong 2,05

6 Olahraga 0,82

7 Pemakaman 0,56

8 Pendidikan 1,93

9 Perdagangan dan Jasa 4,37

10 Perkantoran 0,55

11 Perkebunan/Kebun 14,57

12 Permukiman 64,83

13 Pertahanan dan Keamanan 0,17

14 Puspitek 0,83

15 Sawah 3,88

16 Semak 0,20

17 Tegalan/Ladang 1,93

Total 100

Sumber: Bappeda Kota Tangerang Selatan, 2021

(6)

3.1.3 Kondisi Demografi

Secara demografi, jumlah penduduk di Kota Tangerang Selatan tahun 2019 tercatat sebanyak 1.747.906 jiwa yang terbagi di 7 (tujuh) kecamatan. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Pondok Aren yaitu 418.420 jiwa dan jumlah penduduk tersedikit berada di Kecamatan Setu yaitu 92.890 jiwa. Adapun kondisi demografi menurut kecamatan di Kota Tangerang Selatan lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel III.3 di bawah ini.

TABEL III.3

JUMLAH PENDUDUK, LUAS WILAYAH DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DI KOTA TANGERANG

SELATAN PADA TAHUN 2019

No Kecamatan Jumlah

Penduduk (jiwa)

Luas Wilayah (km2)

Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)

1 Ciputat 252.262 21,09 11.961

2 Ciputat Timur 219.261 18,12 12.100

3 Pamulang 368.603 27,69 13.312

4 Pondok Aren 418.420 29,95 13.971

5 Serpong 199.283 28,56 6.978

6 Serpong Utara 197.187 22,10 8.922

7 Setu 92.890 16,81 5.526

Kota Tangerang Selatan 1.747.906 164,66 10.615

Sumber: Bappeda Kota Tangerang Selatan, 2021

Dengan luas wilayah 164,66 km2, kepadatan penduduk di Kota Tangerang Selatan yakni sebesar 10.615 jiwa/km2 pada tahun 2019. Kepadatan tertinggi berada pada Kecamatan Pamulang yaitu 13.971 jiwa/km2 dan kepadatan terendah pada Kecamatan Setu yaitu 5.526 jiwa/km2 selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut. Kepadatan penduduk yang tinggi adalah karena kecenderungan untuk memperluas populasi selama jangka waktu tertentu, yang tidak hanya disebabkan oleh ekspansi secara normal, namun selain itu dari kecenderungan terjadinya migrasi masuk karena daya pikat kota Tangerang Selatan, misalnya, kuantitas tempat tinggal baru sebagai wilayah yang langsung berseberangan dengan wilayah DKI Jakarta dan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Jabodetabekpunjur.

(7)

Sumber: Pengolahan Data dengan ArcMAP, 2021

GAMBAR 3.2

PETA KEPADATAN PENDUDUK KOTA TANGERANG SELATAN

(8)

3.1.4 Kondisi Ekonomi

Berdasarkan kebijakan RTRW Kota Tangerang Selatan 2011-2031, Penetapan Kawasan Strategis Kota untuk kepentingan ekonomi sesuai Pasal 56 (lima puluh enam) Ayat 3 (tiga) huruf a ialah:

▪ Kawasan Alam Sutra Kecamatan Serpong Utara;

▪ Kawasan sekitar Central Bussiness District (CBD) Bumi Serpong Damai Kecamatan Serpong;

▪ Sepanjang Jalan Raya Serpong; dan

▪ Kawasan sekitar CBD Bintaro Kecamatan Pondok Aren.

3.1.4.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Berdasarkan kebijakan RTRW Kota Tangerang Selatan 2011-2031, pengembangan wilayah untuk kepentingan ekonomi lebih berfokus kepada pengembangan kawasan perdagangan dan jasa serta permukiman, dilanjutkan dengan pengembangan kawasan industri. Adapun, dalam hal Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan di Kota Tangerang Selatan, sektor paling berpengaruh terhadap PDRB di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2019 berada pada sektor real estate. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel III.4 di bawah ini.

TABEL III.4

PDRB ADHK KOTA TANGERANG SELATAN PADA TAHUN 2015-2019

No Sektor 2015 2016 2017 2018 2019

1 Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan 111,44 111,47 113,74 114,20 115,27

2 Pertambangan dan

Penggalian - - - - -

3 Industri Pengolahan 5.008,99 4.907,62 4.975,09 4.996,72 5.021,65 4 Pengadaan Listrik Dan

Gas 44,66 49,45 52,40 57,51 60,61

5

Pengadaan Air, Pengelolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

22,05 23,49 25,24 26,40 27,66

6 Konstruksi 5.928,90 6.407,95 6.973,23 7.607,80 8.341,19

7

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

7.867,36 8.308,07 8.815,32 9.552,77 10.146,47

(9)

No Sektor 2015 2016 2017 2018 2019 8 Transportasi dan

Pergudangan 1.312,55 1.435,55 1.575,29 1.720,30 1.887,42 9 Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum 1.344,21 1.446,22 1.559,48 1.680,01 1.803,66 10 Informasi dan

Komunikasi 7.055,11 7.635,75 8.277,91 8.969,12 9.727,01 11 Jasa Keuangan dan

Asuransi 535,83 583,34 635,41 694,52 746,22

12 Real Estate 8.100,96 8.838,96 9.587,41 10.381,24 11.234,58 13 Jasa Perusahaan 1.466,89 1.607,31 1.757,11 1.884,32 2.045,81

14

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

452,51 490,58 528,06 567,35 615,40

15 Jasa Pendidikan 3.211,08 3.450,62 3.721,15 4.001,35 4.306,66 16 Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 1.810,75 1.939,68 2.080,50 2.215,10 2.389,88 17 Jasa Lainnya 1.212,34 1.316,94 1.421,24 1.530,39 1.675,62 Jumlah 45.485,61 48.552,98 52.098,56 55.999,11 60.145,12 Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan, 2016-2020

3.1.4.2 Location Quotient (LQ)

Location Quotient (LQ) ini menggambarkan mengenai potensi sektoral sektor-sektor Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan di Kota Tangerang Selatan yang dibagi ke dalam sektor basis dan non basis pada tahun 2015-2019. Adapun, pada tahun tersebut sektor yang merupakan sektor basis ialah:

▪ Sektor konstruksi;

▪ Sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor;

▪ Sektor penyediaan akomodasi dan makan minum;

▪ Sektor informasi dan komunikasi;

▪ Sektor real estate;

▪ Sektor jasa perusahaan;

▪ Sektor jasa pendidikan;

▪ Sektor kesehatan dan kegiatan sosial; dan

▪ Sektor jasa lainnya.

Sedangkan, sektor selain di atas merupakan sektor non basis. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel III.5 berikut ini.

(10)

TABEL III.5

SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI KOTA TANGERANG SELATAN PADA TAHUN 2015-2019

No Sektor Rata-

rata LQ

Potensi Sektoral 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,04 Non Basis 2 Pertambangan dan Penggalian 0,00 Non Basis

3 Industri Pengolahan 0,27 Non Basis

4 Pengadaan Listrik Dan Gas 0,10 Non Basis

5 Pengadaan Air, Pengelolahan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 0,50 Non Basis

6 Konstruksi 1,40 Basis

7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 1,27 Basis

8 Transportasi dan Pergudangan 0,46 Non Basis 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,24 Basis

10 Informasi dan Komunikasi 2,81 Basis

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 0,42 Non Basis

12 Real Estate 2,17 Basis

13 Jasa Perusahaan 3,02 Basis

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 0,53 Non Basis

15 Jasa Pendidikan 3,08 Basis

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3,33 Basis

17 Jasa Lainnya 1,84 Basis

Sumber: Hasil Olahan Penelitian, 2021

3.2 Gambaran Wilayah Penelitian Mikro Kecamatan

Wilayah mikro dalam penelitian ini mencakup seluruh kecamatan yang ada di Kota Tangerang Selatan yang terdiri atas 7 (tujuh) kecamatan di dalamnya.

Adapun seluruh kecamatan tersebut lebih jelsasnya dapat dilihat pada beberapa peta berikut ini yang akan menggambarkan tiap-tiap kecamatan secara administratif melalui peta administrasi kecamatan tersebut.

(11)

Sumber: Pengolahan Data dengan ArcMAP, 2021

GAMBAR 3.3

PETA ADMINISTRASI KECAMATAN CIPUTAT

(12)

Sumber: Pengolahan Data dengan ArcMAP, 2021

GAMBAR 3.4

PETA ADMINISTRASI KECAMATAN CIPUTAT TIMUR

(13)

Sumber: Pengolahan Data dengan ArcMAP, 2021

GAMBAR 3.5

PETA ADMINISTRASI KECAMATAN PAMULANG

(14)

Sumber: Pengolahan Data dengan ArcMAP, 2021

GAMBAR 3.6

PETA ADMINISTRASI KECAMATAN PONDOK AREN

(15)

Sumber: Pengolahan Data dengan ArcMAP, 2021

GAMBAR 3.7

PETA ADMINISTRASI KECAMATAN SERPONG

(16)

Sumber: Pengolahan Data dengan ArcMAP, 2021

GAMBAR 3.8

PETA ADMINISTRASI KECAMATAN SERPONG UTARA

(17)

Sumber: Pengolahan Data dengan ArcMAP, 2021

GAMBAR 3.9

PETA ADMINISTRASI KECAMATAN SETU

Gambar

TABEL III.1
TABEL III.2
TABEL III.3
TABEL III.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Jika kita membaca sebuah riwayat dari salah seorang imam, maka kita tidak tahu apakah sang imam mengucapkan sabdanya dalam keadaan taqiyah atau tidak hal ini penting

Proses pengelompokkan data dilakukan untuk mengelompokkan data dan menggunakan fungsi and dan or dari fuzzy, dimana bertujuan untuk memilih nilai yang nantinya

Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan rekrutmen, seleksi dan penempatan tenaga kerja di koperasi BMT-UGT Sidogiri Pasuruan lebih memprioritaskan para alumni

Banyak fenomena yang menarik berkaitan dengan keluhan warga terhadap radiasi elektromagnetik yang berasal dari Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau Saluran Udara

Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh Program Green Promotion Program Tumbler Sturbuck On The Go terhadap Consumer Behavior yang

Sekitar 5-10% orang dewasa yang terjangkit HBV akan mengalami hepatitis kronik dan terus mengalami peradangan hati selama lebih dari 6 bula n.. H e patitis kroni k da pat be rsifat

Dari hasil penilaian kelengkapan dan kebenaran dokumen administrasi atas peserta lelang yang memasukan dokumen penawaran diatas, dokumen administrasi yang dinyatakan memenuhi syarat

Hasil Perancangan dan Pembangunan Aplikasi E-commerce Web Mobile Android pada Toko Destina adalah Program ini dibuat untuk mempermudah toko dalam mempromosikan barang,