• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. perputaran uang yang menjanjikan dalam jumlah yang besar, terutama dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. perputaran uang yang menjanjikan dalam jumlah yang besar, terutama dari"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sepak bola merupakan olahraga yang paling digemari di dunia saat ini.

Alasannya sederhana, yaitu karena olah raga ini tidak membutuhkan banyak sarana, ataupun tempat yang khusus. Dari segi bisnis pun olah raga ini melibatkan perputaran uang yang menjanjikan dalam jumlah yang besar, terutama dari transfer pemain dari satu klub ke klub lainnya. Tidak terkecuali di negara kita, Indonesia. Hal ini dapat kita lihat dari antusiasnya masyarakat sewaktu Piala AFF 2010 lalu di Jakarta. Bahkan, pada pertandingan Indonesia melawan Filipina di Stadion Gelora Bung Karno, tiket pertandingan habis terjual hanya dalam waktu tiga jam saja. Artinya, setidaknya terdapat ± 80.000 orang yang menyaksikan pertandingan tersebut langsung dari stadion. Hal itu belum ditambah dengan penonton yang menyaksikan melalui televisi, maupun sarana media lainnya. Tren terbaru adalah sedang meningkatnya penampilan Timnas U-19 yang dilatih oleh Indra Sjafri, yang mana menjuarai Piala AFF U-19, serta masuk ke babak utama Piala Asia U-19 dengan mengalahkan Timnas Vietnam U-19. Bahkan, ketika itu menurut panitia pelaksana Piala AFF U-19 di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo- Jawa Timur, tiket pertandingan terjual habis hanya dalam durasi 1 (satu) jam sejak loket dibuka pada hari-H pertandingan di tanggal 22 September 2013.1

1 Femidiah dan Amalia Dwi Septi, "Fenomena Timnas U-19, Primadona Baru yang Mencuat di Gelora Delta", m.detik.com/sepakbola/read/2014/09/26/103830/2701979/76/1/

fenomena-timnas-u-19-primadona-baru-yang-mencuat-gelora-delta, 26 September 2014 (11.39 WIB).

(2)

Seperti halnya di negara-negara lain, di Indonesia pun memiliki kompetisi sepak bolanya sendiri. Pada tahun 2009 lalu, untuk pertama kalinya digulirkan Indonesian Super League (ISL) sebagai kompetisi tertinggi di Indonesia, yang diikuti 18 klub terbaik di Indonesia, yang mana pada perkembangannya kini di tahun 2014 kini diikuti 22 klub dengan format kompetisi 2 wilayah, yakni Barat dan Timur. Ke-22 klub yang mengikuti ISL ini adalah gambaran klub-klub profesional ke depannya nanti, karena klub-klub tersebut selain telah terseleksi melalui jalur promosi-degradasi setiap tahunnya, juga telah melewati proses verifikasi dari PT. Liga Indonesia selaku penyelenggara ISL, baik dari segi finansial, infrastrukstur, sumber daya manusia (SDM), maupun legalitas.2

Setiap klub yang mengikuti ISL, diwajibkan berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT) untuk memenuhi status legalitasnya. Tujuannya adalah agar masing-masing klub tersebut berdiri sebagai sebuah subjek hukum yang mandiri, dan memiliki kekayaan yang terpisah, karena adanya pemisahan fungsi antara para pemegang saham perseroan dengan pengurus perseroan.3 Dengan demikian, pemegang saham perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi dan tidak bertanggung jawab atas kerugian melebihi nilai saham yang telah diambilnya.4 Hal ini penting, karena belajar dari penyelenggaraan liga sepakbola di Indonesia yang ada sebelum ISL, di mana beberapa klub masih memiliki

2 Robert Adhi Kusumaputra, "Semua Klub Wajib Memiliki Badan Hukum", http://bola.

kompas.com/read/2011/08/03/15471074/Semua.Klub.Wajib.Memiliki.Badan.Hukum, 16 Agustus 2014 (09.27 WIB).

3 Erna Widjajati dan Yessy Kusumadewi, Pengantar Hukum Dagang, (Jakarta: Roda Inti Media, 2010), hlm. 56.

4 C.S.T Kansil dan Christine S.T. Kansil, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm. 115.

(3)

hutang dan tunggakan gaji pemain pada saat musim kompetisi liga selesai, kewajiban tersebut menjadi kewajiban bagi para pemilik klub yang bersangkutan.

Sebagai sebuah klub yang profesional, sudah sewajarnya apabila masing- masing klub tersebut mencari sumber penghasilan sendiri. Hal ini pulalah yang menjadi pembeda ISL dengan kompetisi liga sepakbola di Indonesia sebelumnya, yang masih memperbolehkan klub-klub pesertanya menggunakan APBD sebagai sumber penghasilan untuk membayar kontrak pemain ataupun pelatihnya, maupun untuk membiayai kegiatan operasional klub selama musim kompetisi dilangsungkan.

Sumber penghasilan klub tersebut dapat diperoleh dari berbagai cara.5 Apabila kita melihat dari klub-klub luar negeri yang kompetisi liganya sudah sangat maju, semacam Liga Spanyol maupun Liga Inggris, klub-klub mencari sponsor, maupun menjual hak siar pertandingannya untuk membiayai operasional klubnya. Hasil penjualan tiket pertandingan pun dapat dijadikan sebagai sumber pemasukan klub, apalagi jika klub yang bersangkutan memiliki prestasi yang baik, maupun sedang menjalani Big Match.6

Hal lain yang sebenarnya dapat dijadikan sebagai sumber pemasukan bagi keuangan klub adalah melalui hasil penjualan pemain klub yang bersangkutan (mekanisme transfer pemain antar klub), yang biasanya akan langsung

5 Aditya Nugroho, "Perkembangan Pesat Kegiatan Sponsor Klub Sepak Bola", https://id.olahraga.yahoo.com/blogs/arena/perkembangan-pesat-kegiatan-sponsor-klub-sepak- bola-003958598-soccer.html, 16 Agustus 2014 (15.32 WIB).

6 Adalah pertandingan besar antara 2 tim yang terjadi karena rivalitas kompetisi, komposisi susunan pemain masing-masing tim, maupun sejarah di masa lampau, seperti misalnya : Barcelona-Real Madrid di Liga Spanyol, MU-Liverpool di Liga Inggris, Juventus-AC Milan di Liga Italia, Persib Bandung-Persija Jakarta di Liga Indonesia, Brazil-Argentina di pertandingan antar negara, dsb.

(4)

menstabilkan neraca keuangan klub, apabila nilai transfer pemain yang bersangkutan tinggi. Tingginya nilai transfer itu sendiri tentunya adalah sebanding dari prestasi pemain yang bersangkutan. Sebagai contoh, kepindahan Gareth Bale dari Tottenham Houspur pada tahun 2013 lalu yang memecahkan rekor transfer dunia dengan nilai transfer yang diperkirakan tidak kurang dari 100 juta Euro atau 85,3 juta Poundsterling.7 Atau bahkan apabila kita kurang mengenal Gareth Bale, kita tentunya dapat melihat dari kepindahan Cristiano Ronaldo dari Manchester United ke Real Madrid pada tahun 2009 lalu yang mana menghasilkan pendapatan 80 juta Poundstreling (atau sekitar Rp. 1,5 Triliun apabila dihitung dengan kurs pada tahun 2014) bagi Manchester United (MU),8 dan ketika itu memecahkan rekor transfer dunia sebelum akhirnya dipecahkan lagi oleh Gareth Bale di tahun 2013.

Nilai di atas tentunya sebuah investasi bagi Tottenham maupun MU, karena ketika Tottenham membeli Gareth Bale dari Southampton, maupun ketika MU membeli Cristiano Ronaldo dari Sporting Lisbon, harganya adalah jauh di bawah nilai ketika menjual mereka ke Real Madrid. Dengan mekanisme penjualan pemain semacam ini, tentunya akan memberikan pendapatan yang tidak sedikit bagi klub yang menjual sang pemain. Begitu pulalah yang sebenarnya dapat dilakukan oleh klub-klub ISL sebagai salah satu sumber pendapatan klub.

Penjualan pemain ini dapat dilakukan antar klub di Indonesia, maupun dengan melibatkan klub dari luar negeri. Hal ini tentunya dapat dilakukan dengan tetap

7 Gatot Soepriyanto, "Fenomena Galactico Bale dan Oezil - Akuntansi untuk Kontrak Pemain Sepakbola", http://binus.ac.id/2013/10/fenomena-galactico-bale-dan-oezil-akuntansi- untuk-kontrak-pemain-sepakbola, 16 Agustus 2014 (10.07 WIB).

8 Ibid.

(5)

memperhatikan regulasi dan mekanisme transfer yang telah ditetapkan oleh FIFA, karena PSSI merupakan anggota dari FIFA.

Seperti telah penulis jelaskan sebelumnya, klub-klub peserta ISL wajib berbentuk PT sehingga berdiri sebagai subjek hukum yang mandiri. Transfer yang terjadi hingga saat ini, baik melalui jual-beli maupun peminjaman pemain, hanya mengacu kepada regulasi yang telah ditetapkan FIFA. Akan tetapi, Indonesia pada tahun 2014 mengeluarkan peraturan perundangan terbaru terkait perdagangan melalui Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (selanjutnya disebut UU No. 7 Tahun 2014). Pada Pasal 4 ayat (2) huruf (i) undang-undang tersebut disebutkan bahwa jasa yang dapat diperdagangkan juga meliputi olahraga.9 Hal ini berarti bahwa undang-undang ini juga diberlakukan bagi klub- klub peserta ISL karena masing-masing dari mereka adalah subjek hukum yang berdiri sendiri sebagai PT yang didirikan berdasarkan hukum di Republik Indonesia.

Dengan diterbitkannya UU No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan tersebut, terutama mengenai pengaturan perdagangan di bidang jasa olahraga, setiap klub ISL selain mengikuti regulasi yang telah ditetapkan FIFA, kini juga wajib untuk mengikuti ketentuan mengenai perdagangan sebagaimana diatur dalam UU No. 7 Tahun 2014 tersebut. Hal ini tentunya menjadi menarik bagi penulis, karena dengan adanya undang-undang tersebut berarti pengaturan mengenai transfer pemain yang melibatkan klub-klub ISL kini seakan-akan berdiri di atas 2 kaki, yaitu UU No. 7 Tahun 2014 karena mereka adalah badan hukum yang didirikan

9 Pasal 4 ayat (2) huruf (i) Undang-undang No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan menyebutkan bahwa jasa yang dapat diperdagangkan juga meliputi jasa rekreasi, kebudayaan, dan olahraga.

(6)

dan menjalankan usahanya di Indonesia, serta Regulations on the Status and Transfer of Players yang dibuat oleh FIFA karena klub-klub ISL tersebut adalah

bagian dari PSSI, yang mana PSSI adalah anggota dari FIFA sehingga tunduk pada ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh FIFA.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis membuat tesis dengan judul

"Transfer Pemain Sepakbola di Indonesia Ditinjau dari Hukum Perjanjian Setelah Disahkannya Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan".

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian latar belakang masalah, penulis menggagas rumusan masalah untuk diteliti sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pemberlakuan syarat-syarat sahnya perjanjian berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata terhadap transfer pemain sepakbola di Indonesia?

2. Apakah ketentuan UU No. 7 Tahun 2014, maupun General Agreement on Trade in Services (GATS) diberlakukan di dalam transfer pemain antar klub sepakbola di Indonesia?

C. Keaslian Penulisan

Berdasarkan pengetahuan dan hasil penelusuran yang dilakukan penulis terhadap data kepustakaan pada Perpustakaan FH UGM, Perpustakaan MH UGM, dan terhadap penulisan maupun penulisan karya ilmiah, hingga kini penulis belum menemukan permasalahan yang sama dengan penulisan ini. Hal ini juga disebabkan karena UU No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan juga baru saja

(7)

diundangkan. Beberapa karya tulis yang ditemukan hanya meneliti mengenai transaksi perdagangan pada umumnya, sehingga tidak terkait dengan olahraga sepakbola. Oleh karena itu, penulis menyatakan bahwa tesis ini merupakan karya orisinil penulis, dan karenanya dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.

D. Tujuan Penelitian

Dalam penulisan ini, penulis memiliki dua tujuan, yaitu : 1. Tujuan Objektif

a. Untuk memberikan penjelasan mengenai syarat-syarat sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam pasal 1320 KUHPerdata sehubungan dengan transfer pemain sepakbola di Indonesia; serta b. Untuk mengetahui pemberlakukan ketentuan UU No. 7 Tahun 2014,

dan General Agreement on Trade in Services (GATS) di dalam transfer pemain antar klub sepakbola di Indonesia.

2. Tujuan Subjektif

a. Untuk memperoleh data konkrit berkaitan dengan obyek yang diteliti guna menyusun tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar “M.H” pada Program Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada; dan

b. Untuk pengendapan ilmu pengetahuan hukum perdagangan di Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan olahraga sepakbola.

(8)

E. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Akademis

Untuk memenuhi persyaratan meraih gelar S2 pada Program Pascasarjana Magister Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

2. Manfaat Teoritis

Memberikan kontribusi bagi pengembangan hukum perdagangan di Indonesia, khususnya yang berhubungan dengan olahraga sepakbola.

3. Manfaat Praktis

Diharapkan karya tulis ini dapat memberikan masukan bagi pemerintah khususnya mengenai pengaturan jual-beli (transfer) pemain sepakbola Indonesia, sehingga lebih ada kejelasan mengenai transfer pemain antar klub sepakbola di Indonesia.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian dalam tesis ini menggunakan penulisan kepustakaan (library research), dikarenakan penelitian ini adalah penulisan hukum normatif.

Menurut Soerjono Soekanto, penulisan hukum normatif adalah penulisan hukum kepustakaan.10 Penulisan hukum kepustakaan dalam konteks penulisan ini adalah pengumpulan data dengan jalan mempelajari literatur-literatur dan sumber-sumber hukum yang berkaitan dengan tema penerapan prinsip kebaruan dalam perspektif hukum perdagangan di Indonesia.

10 Soerjono Soekanto, Pengantar Penulisan Hukum, (Jakarta: UI Press, 2008), hlm. 53.

(9)

Penulisan kepustakaan dilakukan dalam rangka mencari data, yaitu variabel- variabel yang terkandung dalam permasalahan yang hendak diteliti.11 Penulisan hukum kepustakaan dalam konteks penulisan ini adalah pengumpulan data dengan jalan mempelajari literatur-literatur dan sumber-sumber hukum yang berkaitan dengan perdagangan, maupun mengenai olahraga sepakbola.

Sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan mempelajari tiga bahan hukum yaitu:

1. Bahan hukum primer, adalah bahan-bahan hukum yang bersifat mengikat12, yaitu berupa : Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata), General Agreement on Trade in Services (GATS), UU No. 7 Tahun 2014

tentang Perdagangan, UU No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, serta peraturan perundangan pelaksana dari kedua undang-undang tersebut;

2. Bahan hukum sekunder, adalah bahan-bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer13, terdiri dari :

a. Buku-buku yang berkaitan dengan tema prinsip perdagangan yang berlaku di Indonesia, maupun buku-buku yang berkaitan dengan olahraga sepakbola;

b. Majalah, jurnal, artikel-artikel ilmiah, baik dari surat kabar maupun internet yang relevan dengan penulisan; serta

11 F. Istanto Sugeng, Uraian Tambahan Petunjuk Penulisan Usulan Penulisan Dan Thesis Pada Program Pascasarjana UGM Program Studi Hukum, (Yogyakarta, 2005), hlm. 6.

12 Maria SW. Sumardjono, Bahan Kuliah Metodologi Penelitian Ilmu Hukum, (Yogyakarta, 2014), hlm. 16.

13 Ibid., hlm. 17

(10)

c. Regulasi-regulasi yang berlaku di dalam transfer pemain sepakbola di Indonesia, yaitu : Statuta Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Regulasi Indonesian Super League (ISL) 2014, Peraturan Organisasi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Nomor : 01/PO-PSSI/I/2011 tentang Perubahan/Penyempurnaan PO No.

03/PO-PSSI/VIII/2009 tentang Pemain : Status, Alih Status, dan Perpindahan, FIFA Club Licensing Regulations, serta FIFA's Regulations on the Status and Transfer of Players.

3. Bahan hukum tertier, adalah bahan yang memberikan petunjuk terhadap bahan hukum primer dan sekunder14, berupa : Kamus Umum, Kamus Bahasa Hukum, Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan Black Law Dictionary.

Pengumpulan dan pengolahan data dilakukan secara kualitatif, sedangkan analisis dan konstruksi data dilakukan secara deduktif, yaitu dengan cara menarik kesimpulan dengan menjabarkan permasalahan dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus. Setelah data dikumpulkan, penulis melakukan pengolahan data dengan melakukan pemeriksaan kembali mengenai kelengkapan informasi dan relevansi informasi bagi penelitian.

Alat penulisan yang digunakan dalam penulisan adalah dokumen-dokumen dan kepustakaan. Maksud dari penggunaan studi dokumen dalam penulisan ini adalah untuk mempelajari, menganalisis dan mengkaji bahan hukum primer dan sekunder terkait dengan objek yang diteliti. Selain itu, agar analisis bahan hukum

14 Ibid.

(11)

primer dan sekunder tersebut menjadi lebih terarah, penulis juga melakukan wawancara dengan salah satu agen sepakbola di Indonesia, yang memang telah berhasil membuat beberapa pemain sepakbola untuk dikontrak klub-klub ISL.

Sayangnya, meskipun agen tersebut bersedia membantu penulis memberikan keterangan, karena satu dan lain hal agen tersebut tidak bersedia untuk dimasukkan identitasnya dalam penulisan ini.

Analisis data adalah cara mengolah data yang diperoleh untuk mendapatkan kebenaran yang dicari dalam penulisan. Keseluruhan data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mencari kebenaran kualitatif. Kebenaran kualitatif, yaitu kebenaran dalam arti kesesuaian dengan ukuran yang menetapkan persyaratan kualitas tertentu yang harus dipenuhi.15

Jalan penulisan yang dilakukan dalam penulisan ini dibagi menjadi empat tahap penulisan, yaitu :

1. Persiapan penulisan

Dalam tahapan ini pengumpulan dokumen terkait permasalahan dan materi penulisan untuk memperoleh pengetahuan dan objek penulisan. Setelah mendapatkan data awal kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan bimbingan dan persetujuan serta dilanjutkan dengan menyusun instrumen penulisan dan alat pengumpulan data.

15 F. Sugeng Istanto, Penulisan Hukum, (Yogyakarta: CV. Ganda, 2007), hlm. 60.

(12)

2. Pelaksanaan penulisan

Tahapan ini penulis berupaya mengumpulkan dan melakukan kajian atas keseluruhan data sekunder yang terdiri dari data bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier yang berkaitan dengan penulisan.

3. Penulisan draft

Tahapan ini dilakukan penulisan setelah melakukan pengumpulan keseluruhan data yang ada. Penulisan tersebut ditulis secara lengkap yang terdiri dari Bab I (Pendahuluan) hingga Bab V (Penutup) yang dibuat dalam bentuk draft tesis.

4. Penulisan akhir penulisan

Draft penulisan akhir merupakan berkas yang dianggap selesai diperiksa

oleh dosen pembimbing, dalam artian bahwa draft tersebut telah ditandandatangani dan siap dipresentasikan.

G. Sistematika Tesis

Adapun sistematika penulisan tesis ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, di mana bab ini terdiri dari : latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penulisan dan sistematika tesis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, di mana bab ini terdiri dari : (A) Perdagangan di dalam Hukum Perjanjian;

(B) Prinsip-prinsip dan Ketentuan Umum General Agreement on Trade in Services (GATS); dan

(13)

(C) Pengaturan Transfer Pemain Berdasarkan Regulasi FIFA dan Regulasi ISL.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN, di mana bab ini terdiri dari : pengertian, jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, dan analisis data.

BAB IV HASIL PENULISAN DAN PEMBAHASAN, di mana bab ini akan membahas dan menjawab rumusan-rumusan permasalahan tentang :

(A) pemberlakukan syarat-syarat sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata terhadap transfer pemain sepakbola di Indonesia; serta

(B) pemberlakuan ketentuan UU No. 7 Tahun 2014, maupun General Agreement on Trade in Services (GATS) di dalam transfer pemain antar

klub sepakbola di Indonesia.

BAB V PENUTUP, di mana bab ini merupakan kesimpulan akhir dan saran dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Referensi

Dokumen terkait

Berikut adalah jumlah penduduk yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang menggunakan hak pilihnya dan yang tidak menggunakan hak pilihnya dalam Pemilukada Kota Medan

Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pen- didikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan

A Membolehkan petani Melayu menanam tanaman komersial B Memastikan tanah pusaka Melayu dibahagi secara saksama C Mengelakkan tanah milik Melayu berpindah kepada orang asing

tangan pada Mordekai; karena mereka telah menunjukkan dia Mordekhai: Jadi Haman mencari ikhtiar untuk menghancurkan semua... orang-orang Yahudi bahwa itu, di seluruh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) faktor fisik dan non fisik yang mempengaruhi usaha perikanan laut, (2) pengelolaan hasil tangkapan nelayan di

DINAS KANGINAN , DESA KE KE RAN , SMAN BALI

mengakibatkan terganggunya fungsi jalan di dalam ruang manfaat jalan, milik jalan, pengawasan jalan atau melakukan kegiatan penyelenggaraan jalan yang tidak

Informasi perjalanan karir musisi dalam dan luar negeri dari awal hingga puncak kesuksesannya dengan memutar karya-karya dari musisi yang bersangkutan.. lagu) dengan