22
BAB III
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. GambaranUmum Perusahaan
Profil dan Sejarah Perusahaan
ANTAM merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi
secara vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi yang tersebar di seluruh
Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan ANTAM mencakup eksplorasi,
penambangan, pengolahan serta pemasaran dari komoditas bijih nikel, feronike, emas, perak,
bauksit dan batu bara. ANTAM memiliki konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan
Asia. Menginga t luasnya lahan konsesi pertambangan dan besarnya jumlah cadangan dan
sumber daya yang dimiliki, ANTAM membentuk beberapa usaha patungan dengan mitra
internasional untuk dapat memanfaatkan cadangan yang ada menjadi tambang yang
menghasilkan keuntungan.
ANTAM memiliki arus kas yang solid dan manajemen keuangan yang berhati-hati.
ANTAM di dirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tahun 1968 melalui merjer
beberapa perusahaan pertambangan nasional yang memproduksi komoditas tunggal. Untuk
mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun 1997 ANTAM menawarkan 35%
sahamnya ke publick dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1999, ANTAM
mencatatkan sahamnya di Australia dengan status foreign exempt entity dan pada tahun 2002
status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat. Tujuan
perusahaan saat ini berfokus pada peningkatan nilai pemegang saham. Hal ini dilakukan melalui
penurunan biaya seiring usaha bertumbuh guna menciptakan keuntungan yang berkelanjutan.
peningkatan output produksi untuk meningkatkan pendapatan serta menurunkan biaya per unit.
ANTAM berencana untuk mempertahankan pertumbuhan melalui proyek ekspansi terpercaya,
aliansi strategis, peningkatan kualitas cad angan, serta peningkatan nilai melalui pengembangan
bisnis hilir. ANTAM juga akan mempertahankan kekuatan financial perusahaan. Melalui
perolehan kas sebanyak - banyaknya, perusahaan memastikan akan memiliki dana yang cukup
untuk memenuhi kewajiban, mendanai pertumbuhan, dan membayar dividen. Untuk menurunkan
biaya, perusahaan harus beroperasi lebih efisien dan produktif serta meningkatkan kapasitas
untuk memanfaatkan adanya skala ekonomis. Sebagai perusahaan pertambangan, ANTAM
menyadari bahwa kegiatan operasi perusahaan memiliki dampak secara langsung terhadap
lingkungan dan masyarakat sekitar.
Perusahaan menyadari bahwa aspek lingkungan hidup dan khususnya pengembangan
masyarakat tidak sekedar tanggung jawab sosial tetapi merupakan bagian dari risiko perusahaan
yang harus dikelola dengan baik. Karakteristik industry pertambangan di Indonesia sebagai
industry pembuka daerah tertinggal dan terisolir juga menjadikan peran perusahaan tambang
untuk berperan aktif dalam pengembangan masyarakat sekitar dan beroperasi sebagai good
corporate citizen sangat penting. Hal ini akan berperan penting dalam menurunkan risiko adanya gangguan terhadap operasi perusahaan. Beranjak dari konsepsi ini maka perhatian yang
mendalam terhadap upaya pelestarian lingkungan serta partisipasi secara proaktif dalam
24
B. VISI dan MISI ANTAM Visi ANTAM 2030:
"Menjadi korporasi global terkemuka melalui diversifikasi dan integrasi usaha berbasis Sumber Daya Alam"
Misi ANTAM 2030:
∑ Menghasilkan produk-produk berkualitas dengan memaksimalkan nilai tambah melalui praktek-praktek industri terbaik dan operasional yang unggul
∑ Mengoptimalkan sumber daya dengan mengutamakan keberlanjutan, keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan
∑ Memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan
∑ Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan karyawan serta kemandirian masyarakat di sekitar wilayah operasi
Arti Visi :
Korporasi
Badan usaha holding yang memberi nilai tambah kepada stakeholder
Global Terkemuka
∑ Jangkauan pemasaran di seluruh dunia ∑ Operasional berstandar kelas dunia
Terdiversifikasi dan Terintegrasi
∑ Terdiversifikasi, bisnis yang pruden melalui pengembangan usaha secara horizontal ∑ Terintegrasi, bisnis yang saling terkait dari hulu ke hilir
Berbasis Sumber Daya Alam
∑ Pengelolaan sumber daya alam yang memberikan nilai tambah pada komoditas inti dan bisnis pendukungnya
∑ Komoditas inti: produk berbasis nikel, bauksit, dan emas
26
C. StrukturOrganisasi
D. Analisis dan Pembahasan
1. Penyelesaian Analisis Komparatif
Analisis Komparatif adalah metode dan teknik analisis dengan cara
membandingkan data laporan keuangan untuk dua periode atau lebih (perbandingan
dengan cara historis) atau pun dengan cara membandingkan data tersebut terhadap
data keuangan perusahaan
NERACA
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 sampai 2014
ASET 31 Desember 2012 31 Desember 2013 31 Desember 2014
Kas Rp 3,868,574,769 Rp 2,792,737,848 Rp 2,618,910,283 Piutang usaha Rp 1,722,426,366 Rp 1,152,686,688 Rp 1,067,620,272 piutang lain-lain Rp 124,491,614 Rp 37,004,847 Rp 31,318,032 Persediaan Rp 1,449,967,933 Rp 2,445,933,902 Rp 1,761,888,223 Pajak di bayar dimuka Rp 329,114,459 Rp 555,601,716 Rp 712,394,310 Biaya di bayar dimuka Rp 50,516,253 Rp 65,105,737 Rp 72,758,669 Aset lancar lain-lain Rp 101,757,802 Rp 31,366,435 Rp 78,220,147
Jumlah aset lancer Rp 7,646,851,196 Rp 7,080,437,173 Rp 6,343,109,936 kas yang dibatasi
28
aset tidak lancar lainnya Rp 62,921,927 Rp 72,238,703 Rp 88,724,264 jumlah aset tidak lancar Rp 12,061,689,750 Rp 14,784,680,218 Rp 15,701,092,284 Jumlah Aset Rp 19,708,540,946 Rp 21,865,117,391 Rp 22,044,202,220
KEWAJIBAN & MODAL:
Utang usaha Rp 416,953,452 Rp 547,080,010 Rp 687,476,255 Beban akrual Rp 414,007,012 Rp 331,623,859 Rp 161,623,654 Utang Pajak Rp 150,007,865 Rp 180,599,828 Rp 120,169,672 Uang muka pelanggan Rp 189,619,579 Rp 84,136,165 Rp 46,541,414 Pinjaman Bank jk pendek Rp 1,663,900,000 Rp 2,469,800,000 Rp 2,528,041,360 Pinjaman Investasi Rp - Rp 1,322,160,389 Rp 2,492,889,242 Utang Lain-lain Rp 1,048,893,012 Rp 1,142,719,234 Rp 1,083,661,892 Utang Obligasi Rp 2,992,843,970 Rp 2,993,510,374 Rp 2,994,237,464 Total Kewajiban Rp 6,876,224,890 Rp 9,071,629,859 Rp 10,114,640,953 Modal Saham Rp 953,845,975 Rp 953,845,975 Rp 953,845,975 Tambahan Modal disetor Rp 29,704,906 Rp 29,704,906 Rp 29,817,600 Ekuitas Lainnya Rp 103,200,270 Rp 54,994,778 Rp 55,102,023 Saldo laba Rp 11,748,920,056 Rp 11,758,293,770 Rp 10,890,769,511 Saham simpanan Rp (3,377,511) Rp (3,377,511) Rp -Kepentingan non pengendali Rp 22,360 Rp 25,614 Rp 26,158 Total modal Rp 12,832,316,056 Rp 12,793,487,532 Rp 11,929,561,267 Jumlah Kewajian dan
Modal Rp 19,708,540,946 Rp 21,865,117,391 Rp 22,044,202,220
RUGI-LABA
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT ANEKA TAMBANG Tbk
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 sampai 2014
31 Desember 2012 31 Desember 2013 31 Desember 2014 Penjualan Rp 10,449,885,512 Rp 11,298,321,506 Rp 9,420,630,933 Beban Pokok Penjualan Rp 8,427,157,554 Rp 9,682,520,825 Rp 8,644,136,017 Laba Kotor Rp 2,022,727,958 Rp 1,615,800,681 Rp 776,494,916 Beban Usaha Rp 1,126,863,902 Rp 1,194,768,989 Rp 955,899,898 Laba Usaha Rp 895,864,056 Rp 421,031,692 Rp (179,404,982) Penghasilan/beban Lain-lain bersih Rp 2,999,631,005 Rp (553,962,092) Rp (653,729,835)
Laba sebelum Bunga & Pajak Rp 3,895,495,061 Rp (132,930,400) Rp (833,134,817) Laba tahun berjalan Rp 2,993,115,731 Rp 542,877,769 Rp 57,848,528 Pendapatan Komprehensif
th.berjalan Rp 2,989,024,589 Rp 410,138,723 Rp 775,179,044
Analisis Common size merupakan metode analisis untuk mengetahuiprosentase pada masing-masing aktiva terhadap total
aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisipembiayaannya yang terjadi dihubungkan dengan total
penjualannya.Analisis ini disusun dengan jalan menghitung tiap-tiap rekeningdalam laporan rugi laba dan neraca menjadi proporsi
dari totalpenjualan (untuk laporan laba rugi) atau dari total aktiva (untukneraca).
Cara menghitung perkomponen adalah sebagai berikut:
Tabel III. 7 Perhitungan Common Size LABA RUGI PT ANEKA TAMBANG Tbk 2012
Analisis Common Size
Dalam Neraca yang disusun dalam persentase per komponen tersebut, tampak bahwa
selama tiga tahun, telah terjadi perubahan pada komposisi, baik aktiva lancar yang dimiliki
mengalami penurunan dari 101% kemudian 88% tahun 2014 menjadi 79% Hal ini seiring dengan
tidak adanya feronikel dalam perjalanan di akhir tahun 2014. Aktiva tetap yang dimiliki dari
2012-2014 perubahannya dari 24% tahun berikutnya 31% kemudian 39% Kenaikan sebagian
besar disebabkan oleh investasi pada entitas pengendalian bersama, asset pajak tangguhan, bersih
dan properti pertambangan. Kas yang dimiliki perubahannya dari 2012-2014 yaitu 20% tahun
2013 menjadi 13% kemudin 12% ,utang jangka panjang dari tahun 2012-2014 perubahannya
19%, 24% kemudian pada tahun 2014 menjadi 28% ini meningkat karena disebabkan adanya
penambahan pinjaman investasi yang diberikan , untuk total modal dari 2012-2014 yaitu 65% ,
59% kemudian 54% ini penurunan pada 2014 ini disebabkan oleh penurunan saldo laba yang
belum ditentukan penggunaannya. Sementara dari perhitungan laba/rugi, tampak bahwa setiap
penjulan terhadap total aktiva pada tahun 2012-2014 menunjukkan 37%, 39% dan 34% ini
menunjukkan bahwa penjulan yang di lakukan perusahaan masih bisa untuk menutup kewajiban
perusahaan. Jika dilihat dari semua aspek laba /rugi yang menurun namun penjulan yang
dilakukan perusahaan masih mampu mengatasi kewajiban perusahaan, ini bisa menarik atau
34
2. Analisis Komparatif
Analisis Komparatif adalah metode dan teknik analisis dengan cara membandingkan data
laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. (perbandingan dengan cara historis) ataupun
dengan cara membandingkan data tersebut terhadap data keuangan perusahaan untuk melihat
perubahan posisi keuangan dalam dua atau tiga periode laporan
Analisis Perubahan Neraca Perbandingan Neraca
Dilihat dari analisis perubahan Neraca Perusahaan Perseroan PT.ANEKA TAMBANG tahun
2012-2014 menunjukkan bahwa adanya penurunan aktiva lancar pada tahun 2012 /2013 sebesar
(Rp 775.925.921) atau -3.88% dan pada tahun 2013/2014 menunjukkan adanya penurunan (Rp
1,812,552,740) atau -0,09%. Hal ini seiring dengan tidak adanya penjualan feronikel dalam
perjalanan di akhir tahun 2014. Aktiva Tetap tahun 2012/2013 naik Rp 2.036.706.290 atau
43.67% dari tahun sebelumnya sedangkan pada tahun 2013/2014 mengalami kenaikan tetapi
tidak sebanyak tahun sebelumnnya yaitu Rp 1.999.504.541 atau 0.29%. Kenaikan sebagian besar
disebabkan oleh investasi pada entitas pengendalian bersama, asset pajak tangguhan, bersih dan
properti pertambangan. Selain itu kenaikan atau penurunan aktiva ini disebabkan adanya
kenaikan Kwajiban & Modal sebesar Rp 2.156.596.569 atau 10.94% pada tahun 2012/2013 dan
pada tahun 2013/2014 sebesar Rp 179.084.829 atau 0.008%. Kenaikan ini sebagian besar
disebabkan dengan kenaikan liabilitas atau utang jangka panjang karena adanya penambahan
pinjaman investasi. Penurunan Modal atau ekuitas ini disebabkan oleh penurunan saldo laba
yang merefleksikan kondisi harga komoditas yang kurang menggembirakan di tahun 2014.
Tabel III. 4 Perhitungan NERACA PT ANEKA TAMBANG Tbk 2012-2014
Analisa perubahan Neraca Perusahaan Perseroan PT.ANEKA TAMBANG tahun
2012-2014 menunjukan tahun 2012 sampai dengan 2013 mengalami kenaikan kisaran 10.94%
sedangkan pada tahun 2013 sampai 2014 mengalami penurunan kisaran hingga 0.008% dilihat
dari kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan periode 2012 hingga 2014. Ini menunjukkan
bahwa kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah sangat berpengaruh terahadap PT.Aneka
Tambang Tbk. Selain itu kas yang dimiliki dari tahun 2012 sampai 2014 mengalami penurunan
dari Rp 3.868.574.769 hingga pada tahun 2014 menjadi Rp 2.618.910.283 ini dampak dari utang
lancar yang dimana terus meingkat dari Rp 3.041.406.158 hingga pada tahun 2014 menjadi Rp
3.862.917.319 demikian pula dengan utang jangka panjangnya sehingga berpengaruh terhadap
modal yang menurun sehingga Kas perusahaan ini ikut menurun. Penjualan yang terus menurun
karena ada beberapa komoditi yang tidak bias di jual sehingga pendapatan perusahaan ini
menurun dimana peminjaman yang semakin naik sehingga berpengaruh terhadap kas
perusahaan. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan saldo laba yang merefleksikan kondisi
harga komoditas yang kurang menggembirakan atau penjualan semakin menurun. Penurunan ini
akan berdampak pada tahun berikutnya dimana investor akan memikir ulang untuk menanmkan
Analisis Perhitungan Rugi-Laba
Ada penurunan Laba bersih dar Rp 2.989.024.589 menjadi Rp 410,138,723
perubahan yang terjadi sekitar -86,28% atau (Rp 2.578.885.866) pada tahun 2012 /2013
sedangakan pada tahun 2013/2014 mengalami penuruna dari Rp 410.138.723 menjadi
(Rp 775.179.044) selisihnya hingga (Rp 1.185.317.767) atau -2,89% . Penurunan ini
disebabkan oleh penurunan Penjualan pada tahun 2012/2013 kenaikknya Rp
848.435.994 pada tahun 2013/2014 penurunannya (Rp 1.877.690.573) sehingga Laba
kotor turun dari 2012/2013 tercatat (Rp 406.927.277) dan 2013/2014 tercatat (Rp
839.305.765) ini menunjukkan bahwa dari tahun 2012 hingga 2014 perusahaan sedang
mengalami kesulitan dalam penjualan barang, salah satu penyebab dari penurunan
penjualan ini adalah berasal dari kebijakan kebijakan yang di keluarkan pemerintah yang
dari tahun 2012 sudah di sahkan dan diberlakukannya pada tahun 2014. Sehingga
penjualan yang menurun ini merefleksikan kondisi harga komoditas yang kurang
menggembirakan sehingga akan berdampak pada tahun berikutnya. Namun demikian
untuk mengurangi risiko pembeli gagal bayar (default), Perseroan menerapkan kebijakan
pembayaran di awal untuk pembeli lama dan baru tertentu dengan kontrak jangka
panjang.
Tabel III. 5 Perhitungan LABA RUGI PT ANEKA TAMBANG Tbk 2012-2014
38
E. TEMUAN
Dari hasil analisis diatas ada beberapa kekuatan dan kelemahan
Dari analisis di atas menunjukkan bahwa PT.Antam Persero Tbk merupakan
perusahaan BUMN yang masih tangguh ketika ada kebijakan yang sangat mempengaruhi
penjualan sehingga berpengaruh terhadap pebagian deviden pemilik saham. Perusahaan
ini walaupun perusahaan tambang yang sebagian besar pendapatannya berasal dari
penjualan mineral yang masih mentah, sekarang mulai membuat alternative pembuatan
barang dari bahan tambang yang di olah misalnya di buat perhiasan, atau aksesoris dan
lain sebagianya . Sehingga mulai tahun 2013 perusahaan ini membuat tempat yang
tersebar di beberapa kota yang sesuai dengan tujuan pemerintah pusat agar dapat
membuat lapangan pekaerjaan di negeri sendiri dan mengurangi penjualan bahan mineral
mentah ke luar negeri .
PT.ANTAM .Tbk menunjukkan bahwa dari tahun 2012 hingga 2014 perusahaan
sedang mengalami kesulitan dalam penjualan barang, salah satu penyebab dari penurunan
penjualan ini adalah berasal dari kebijakan kebijakan yang di keluarkan pemerintah yang
dari tahun 2012 sudah di sahkan dan diberlakukannya pada tahun 2014. Sehingga
penjualan yang menurun ini merefleksikan kondisi harga komoditas yang kurang
menggembirakan sehingga akan berdampak pada tahun berikutnya. Namun demikian
untuk mengurangi risiko pembeli gagal bayar (default), Perseroan menerapkan kebijakan
pembayaran di awal untuk pembeli lama dan baru tertentu dengan kontrak jangka