• Tidak ada hasil yang ditemukan

Forecast Hasil Produksi Karet Tahun 2010 di PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun Warnasari dengan Metode Moving Averages dan Metode Autoregresi dan Autokorelasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Forecast Hasil Produksi Karet Tahun 2010 di PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun Warnasari dengan Metode Moving Averages dan Metode Autoregresi dan Autokorelasi."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Dewi, Luciana Paramitha HR. 2010. Forecast Hasil Produksi Karet Tahun 2010 di PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun Warnasari dengan Metode Moving Averages dan Metode Autoregresi dan Autokorelasi. Tugas Akhir, Jurusan Matematika, FMIPA Unnes. Drs. Wuryanto, M.Si dan Dr. Dwijanto, M.S

Peramalan (forecasting) adalah proses atau metode dalam meramal suatu

peristiwa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Di zaman modern ini, manusia menggunakan peramalan untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya dalam bidang manajemen sebagai dasar-dasar perencanaan, pengawasan, dan pengambilan keputusan. Permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana penggunaan metode moving averages dan metode autoregresi dan autokorelasi

untuk forecast hasil produksi karet di PT Perkebunan Nusantara IX (Persero)

Kebun Warnasari, metode manakah yang tepat untuk peramalan hasil produksi

karet tahun 2010, serta berapakah forecast hasil produksi karet tahun 2010 di

Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun Warnasari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan metode moving averages, autoregresi dan

autokorelasi untuk forecasting hasil produksi karet, Mengetahui metode forecast

yang tepat untuk memforecast hasil produksi karet PT Perkebunan Nusantara IX

(Persero) Kebun Warnasari Kab. Cilacap tahun 2010, serta Mengetahui berapa forecast hasil produksi karet tahun 2010.

Metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dokumentasi. Setelah itu dilakukan interview guna mendukung akurasi data yang diperoleh sekiranya ada hal-hal yang perlu dikonfirmasikan dengan pihak perusahaan untuk memperoleh informasi yang mendukung penelitian. Metode studi pustaka dilakukan guna memperoleh sumber yang diperlukan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah untuk metode moving averages diperoleh MAE terkecil adalah metode single moving averages tiga bulan, sedangkan untuk metode autoregresi dan autokorelasi diperoleh persamaan autoregresinya t = 52382 + 0,714116573 Xt-1 dengan selisih satu periode (bulan).

Simpulan yang diperoleh adalah nilai MAE metode autoregresi dan autokorelasi paling kecil diantara kedua metode tersebut yaitu sebesar 28.325,

maka untuk forecast tahun 2010 digunakan metode autoregresi dan autokorelasi.

Sedangkan nilai forecast produksi karet untuk tahun 2010 adalah sebesar

Referensi

Dokumen terkait

Perkebunan Nusantara IX Kebun Kopi Jollong Pati, sistem akuntansi penggajian dan pengupahannya terjadi perangkapan tugas antara bagian pembuat daftar gaji dan upah dengan

Tingkat Kesehatan Keuangan pada PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor:KEP- 100/MBU/2002, dalam kondisi /

Perkebunan Nusantara IX (Persero) belum memisahkan antara biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik dalam pengumpulan harga pokok produksi

Tabel 3.2 Model Analisis Taksonomi Implementasi Pengendalian Mutu Dalam Proses Produksi Kakao Lindak Pasca Panen pada PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero)

Reorganisasi Perkebunan Kopi Banaran PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kabupaten Semarang Tahun 1996- 2009. Skripsi: Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya,

Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Kalisepanjang, bagaimanakah tingkat produktivitas tenaga kerja pada produksi komoditas kakao pada PT2. Perkebunan Nusantara XII

XII (PERSERO) Kebun Wonosari yang telah memberikan kesempatan kepada penulis, untuk melaksanakan praktek kerja industri pengolahan pangan di PT Perkebunan Nusantara

Perkebunan Nusantara III (Persero), kebun ini memiliki luas lahan kelapa sawit sebanyak 569 Ha, karet seluas 156 Ha, kebun Ambalutu sebelumnya bergabung dengan distrik Labuhan