• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA RADIO STREAMING/RADIO INTERNET

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA RADIO STREAMING/RADIO INTERNET"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan

Page 1

ANALISA RADIO STREAMING/RADIO INTERNET

Oleh :

Muchlis Ginanjar1 , .Yamato. , Agustini Rodiah Machdi.

ABSTRAK

Radio streaming merupakan layanan multimedia dalam bentuk televisi, audio, dan, data yang disalurkan kepada pelanggan melalui jaringan Internet Protocol (IP) yang dijamin kualitasnya

Quality of Service (QoS), security (keamananya), realibility (keandalanya) dan memungkinkan

komunikasi antar pelanggan secara dua arah atau interaktif secara “real time”. Akan tetapi layanan yang besifat “real time” biasanya memiliki berbagai macam hambatan yang dapat mengurangi kualitas dari layanan tersebut.

Hasil ujicoba jaringan internet pada radio streaming dengan pengaturan encoder 128 Kbps memiliki kualitas streaming paling baik dibandingkan dengan pengaturan encoder 24 Kbps, 48 Kbps, dan 96 Kbps. Dari pengamatan semakin besar pengaturan encoder-nya semakin besar

throughput yang didapat. Delay pada radio streaming dapat dikategorikan memenuhi QoS baik

dengan rekomendasi ITU-T G.114, dengan rata-rata delay baik 150 ms sampai dengan 300 ms,

delay yang didapat pada radio streaming ini yaitu 200 ms.

Setelah mengetahui throughput dari beberapa pengaturan encoder, maka bisa melakukan estimasi berapa user yang dapat mengakses radio streaming pada network di Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Pakuan, dengan kapasitas bandwidth 0,91 Mbps atau sama dengan 113,75 KBps, dan maksimal user yang didapat dengan pengaturan encoder 24 Kbps yaitu 37 user, 48 Kbps atau 8 user, dan 128 Kbps untuk 7 user.

Untuk menambah kapasitas user maka harus di digunakan cara pengkompresian file.

Kata-kata kunci: Audio Streaming, QoS, Bandwidth.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Keterbatasan jangkauan frekuensi biasanya terjadi dalam frekuensi pemancar pada radio yang masih menggunakan teknologi tradisional sebagai media pemancar.

Dari keterbatasan tersebut muncul sebuah gagasan bahwa dengan konfigurasi kemajuan teknologi serta proses kompresi data, para pengguna radio dapat menikmati siaran radio yang di inginkan dimana saja dan kapan saja. Perkembangan teknologi radio tersebut lebih dikenal dengan layanan live radio streaming.

Streaming merupakan sebuah teknologi yang

mampu mengkompresi atau menyusutkan

ukuran file audio dan video agar mudah ditransfer melalui jaringan internet. Aplikasi teknologi streaming adalah aplikasi

broadcasting, yaitu penyiaran audio ataupun

video yang berbasis Internet Protocol (IP). Secara teknis, broadcasting yang menggunakan teknologi streaming terbagi atas dua jenis, yaitu unicasting dan multicasting.

Quality of Service (QoS) adalah kemampuan

suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang baik dengan menyediakan bandwith, mengatasi jitter dan delay. Parameter QoS adalah delay, jitter, packet loss, dan

throughput. QoS sangat ditentukan oleh

kualitas jaringan yang digunakan. QoS didesain untuk membantu end user (client)

(2)

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan

Page 2

menjadi lebih produktif dengan memastikan bahwa user mendapatkan performansi yang handal dari aplikasi-aplikasi berbasis jaringan.

1.2. Maksud Dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari panulisan ini adalah:

1) Membuat analisis layanan live radio

streaming.

2) Melakukan pengujian performansi live

radio streaming dengan parameter

throughput, delay dan jitter.

2. LANDASAN PUSTAKA 2.1. Dasar Streaming

Streaming adalah suatu teknologi untuk

memainkan file audio atau video secara langsung (live) maupun dengan prerecord dari sebuah mesin server (web server). File

audio atau video yang terletak pada sebuah server dapat secara langsung dijalankan pada

komputer klient sesaat setelah ada permintaan dari pengguna sehingga proses download file tersebut yang menghabiskan waktu cukup lama dapat dihindari.

Saat file video atau audio di stream, akan terbentuk sebuah buffer di komputer klient, dan data video - audio tersebut akan mulai diunduh ke dalam buffer yang telah terbentuk pada mesin klient. Dalam waktu sepersekian detik, buffer telah terisi penuh dan secara otomatis file video audio dijalankan oleh sistem. Sistem akan membaca informasi dari

buffer dan tetap melakukan proses unduh file,

sehingga proses streaming tetap berlangsung.

2.2. Media Server

Media server digunakan untuk mendistribusikan on-demand atau webcast suatu konten ke klient, juga bertanggung jawab untuk mencatat semua aktivitas

streaming, yang nantinya digunakan untuk billing dan statistik. Player, dibutuhkan untuk

menampilkan atau mempresentasikan konten multimedia (data stream) yang diterima dari media server. File-file khusus yang disebut

metafile digunakan untuk mengaktifkan player dari halaman web. Metafile berisi

keterangan dari konten multimedia. Browser

web mengunduh dan meneruskan ke player

yang tepat untuk mempresentasikannya. Selain itu, berfungsi untuk melakukan

dekompresi.

2.3. Pengertian software pendukung pembuatan radio internet

Sofware adalah perintah (program komputer)

yang dieksekusi memberikan fungsi dan petunjuk kerja seperti yang diinginkan. Struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara proporsional dan dokumen yang menggambarkan operasi dan kegunaan program. Pada sebuah radio

streaming ini membutuhkan beberapa

software, dan software yang di butuhkannya

yaitu:

2.3.1 Winamp

Winamp adalah suatu media pemutar audio

dan video buatan Nullsoft. Software ini mendukung file audio yang beragam, mulai dari MP3, OGG, AAC,WAV, MOD, XM, S3M,

IT, MIDI, dan lain-lain. Selain mempunyai

kemampuan untuk memutar file audio dan

video, Winamp memungkinkan untuk mendengarkan radio dan menonton TV secara

online.

2.3.2 Shoutcast

Shoutcast adalah sistem multiplatform transmisi audio melalui internet audio streaming, yang diciptakan oleh Nullsoft .

menggunakan MP3 atau AAC untuk audio

encoding dan protocol Hyper Text Transport Protocol (HTTP) atau multicast untuk transmisi.

2.3.3 SAM Broadcaster

SAM Broadcaster adalah sebuah aplikasi

penyiaran radio internet oleh spacial, pencipta perangkat lunak otomatisasi radio terkemuka dan solusi audio lainnya.

Fitur-fiturnya adalah fungsi mixing, statistik

pendengar secara real-time, dan dapat mengalirkan (stream) ke server streaming yang populer seperti IceCast (v1 dan v2),

(3)

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan

Page 3

Streamer, Windows Media, dan Live365. Hal

ini juga memungkinkan pendengar untuk

request secara langsung dari website online

penyiar.

2.3.4 Encoder (Penyandi)

Encoder adalah sebuah alat yang digunakan

untuk mengubah sinyal seperti data atau

bitstream ke dalam bentuk yang dapat

diterima untuk transmisi atau penyimpanan data. Umumnya dilakukan melalui suatu

algoritma tertentu, terutama jika ada bagian

yang berupa digital.

2.3.5 MySQL

MySQL adalah sebuah implementasi dari

sistem manajemen basis data relasional (RDBMS). MySQL merupakan turunan dari

Structured Query Languange (SQL). SQL

sendiri mengandung pengertian yaitu sebuah bahasa yang digunakan untuk mengakses data dalam basis data relasional.

2.4. Internet Protokol

Protokol adalah suatu kumpulan tatacara

yang harus diikuti agar suatu terminal dapat saling berkomunikasi dengan terminal lainnya untuk melakukan pekerjaan dalam suatu sistem yang sama, Internet Protocol (IP) merupakan keluarga protocol yang paling terkenal, karena mereka dapat digunakan untuk komunikasi sepanjang jaringan apapun yang terinterkoneksi baik

Local Area Network (LAN) maupun Wide Area Network (WAN). IP merupakan layer

ke-3 protokol jaringan yang terdiri dari informasi pengalamatan dan beberapa kontrol yang memungkinkan suatu data dirutekan. Fungsi dari Internet Protocol (IP) yaitu: a. Mendefinisikan datagram, yang

merupakan unit transmisi elementer di internet.

b. Mendefinisikan skema pengalamatan internet.

c. Melewatkan data antara Network Acces

Layer dan Host-host Transport Layer.

d. Routing datagram ke remote host.

e. Menjalankan fregmentasi dan penyusunan kembali datagram.

2.5. Sistem Transmisi Pada Proses Streaming

Transmisi adalah proses pengangkutan informasi dari satu titik ke titik lain di dalam suatu jaringan, dan dalam streaming proses transmisinya ada 3 buah cara yaitu:

2.5.1 Unicast

Transmisi unicast merupakan transmisi informasi yang dilakukan ke satu pengirim (point to point). Setiap penerima akan memperoleh stream yang berbeda walau menampilkan film yang sama.

2.5.2 Broadcast

Transmisi broadcast merupakan transmisi

dari satu buah pengirim ke banyak penerima dalam seluruh jaringan yang terkoneksi (one to many). Pesan – pesan berukuran kecil disebut paket,yang dikirimkan oleh suatu mesin akan diterima oleh mesin –mesin lainnya.

2.5.3 Multicast

Transmisi multicast merupakan transmisi dari

satu pengirim ke banyak penerima yang terdapat di dalam satu buah grup-grup tertentu (one to group), sehingga setiap penerima akan mendapatkan stream yang sama.

Multicast atau multicasting adalah sebuah

teknik di mana sebuah data dikirimkan melalui jaringan ke sekumpulan komputer yang tergabung ke dalam sebuah grup tertentu, yang disebut sebagai multicast

group.

2.6. Pengaksesan Data Streaming dari web Server

Cara sebuah media streaming dapat dikirimkan ke klient adalah dengan mengalirkan media dari sebuah web server standar yang menggunakan hypertext transport protocol (HTTP).

Protokol tersebut digunakan untuk megirim

dokumen dari sebuah web server. Biasanya,

(4)

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan

Page 4

seperi QuickTime, Real Player, atau Windows

Media Player, untuk memutar kembali media

yang dialirkan oleh streaming server.

3. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM RADIO INTERNET

3.1 Arsitektur Sistem

Perancangan sistem yang akan dirancang dimulai dengan pemilihan kebutuhan perangkat keras (hardware) serta kebutuhan perangkat lunak (software) hingga skenario yang akan dilakukan dalam perancangan layanan live radio streaming, dan berikut adalah gambaran arsitektur yang akan dirancang di dalam tugas akhir, dan dapat dilihat pada gambar 1 tentang arsitektur perancangannya.[1]

Gambar 1 Arsitektur system

 Pada sisi Klient komputer yang diposisikan sebagai end-user mengakses layanan live radio streaming.

Klient yang mereques web page pada

radio streaming.

Server akan halaman HTML dari web

radio streaming.

Klient yang mereques radio streaming

akan mentriger server shoutcast untuk mengirimkan streaming.

Server akan meminta audio dari source

kemudian meneruskan ke klient dengan menjawab permintaan streaming. Pada gambar 2 memperlihatkan cara keja radio streaming.

Gambar 2 struktur cara kerja radio internet

3.2 Kebutuhan System

Spesifikasi perangkat yang akan digunakan sebagai berikut:

3.2.1 Perangkat Lunak

Tabel 1 Perangkat lunak yang di butuhkan server.

Tabel 2 Perangkat lunak yang di butuhkan klien.

No Software Spesifikasi 1 Winamp All Version

2 Wireshark Version Win32-1.6.7

3.2.2 Perangkat Keras source

Tabel 3 perangkat keras yang di perlukan server dan klien.

No Hardware Unit Keterangan 1 Notebook 1 Untuk Source

No Software Spesifikasi 1 OS Windows Windows 7 2 SAM broadcast Versi 4.3.6 3 MySQL Versi 3.23.29 4 Shoutcast Dnas Versi 1.9.8 5 Web server Klikhost.com

(5)

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan

Page 5

3.3 Quality of Service (QoS) untuk Radio

Streaming [2]

Pengertian Quality of Service (QoS) adalah kemampuan menyediakan jaminan dan performan layanan pada suatu jaringan. QoS sebagai bentuk suatu ukuran atas tingkatan layanan yang disampaikan ke klient. Dimana inti proses streaming ini adalah pengiriman harus tiba ditujuan dengan tepat tanpa ada gangguan. Penelitian ini dianalisa berdasarkan parameter QoS yaitu delay,

jitter, packet loss, dan throughput. Parameter

Qos pada Radio Streaming.

3.3.1 Delay

Delay adalah waktu yang dibutuhkan data

untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan.

Delay dapat dipengaruhi oleh jarak media

fisik, kongesti atau juga waktu proses yang lama.

Tabel 4 Rekomendasi ITU-T G.114 untuk

Delay.

3.3.2 Paket loss

Paket loss merupakan banyaknya paket yang

gagal mencapai tempat tujuan paket tersebut dikirim. Ketika paket loss besar maka dapat diketahui bahwa jaringan sedang sibuk atau terjadi overload. Paket loss mempengaruhi kinerja jaringan secara langsung.

Berikut persamaan 1 untuk perhitungan paket loss dan tabel 5 beberapa kategori paket loss pada delay yang harus di gunakan dalam radio streaming hasil rekomendasi ITU-T G.114.

..…[1] Tabel 5 Rekomendasi ITU-T untuk Paket

Lose.

3.3.3 Jitter

Jitter adalah jumlah variasi waktu kedatangan

paket-paket yang dikirimkan terus-menerus dari satu terminal (source) ke terminal lain

(destination) pada jaringan IP. Biasanya

dikenal juga dengan standar deviasi. Hal ini disebabkan oleh beban trafik, perubahan rute paket, kemacetan paket (congestion), dan waktu tunda pemrosesan. Semakin besar beban trafik dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya kemacetan paket. Dengan demikian, nilai variasi waktu tunda akan semakin meningkat dan nilai Quality of

Service (QoS) akan menurun. Tabel 3.6

menunjukan beberapa kategori jitter yang baik dan jelek untuk radio streaming menurut rekomendasi ITU-T G.114 [10].

Tabel 6 Rekomendasi ITU-T G.114 untuk

Jitter.

3.3.4 Throughput

Throughput adalah kecepatan (rate) data

efektif, yang diukur dalam bps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Jumlah kerja yang dapat diselesaikan dalam satu unit waktu radio. Misal cara untuk mengekspresikan

throughput adalah 5 dengan jumlah job

pemakai radio Streaming yang dapat dieksekusi dalam satu unit/interval waktu. Dalam sasaran penjadwalan proses,

throughput ini adalah memaksimalkan jumlah job yang diproses persatu interval waktu. Lebih tinggi angka throughput, lebih banyak kerja yang dilakukan system.

Berikut adalah persamaan 2 perhitungan untuk mencari throughput dan persamaannya: ..…[2] Kategori Besar Delay

Sangat Bagus < 150 ms

Bagus 150ms s/d 300 ms Jelek 300ms s/d 450 ms Sangat Jelek > 450 ms

Kategori Paket loss ratio Sangat Bagus 0% Bagus 3% Jelek 15% Sangat Jelek 25% Kategori Jitter Sangat Bagus 0 ms Bagus 0 ms s/d 75 ms Sedang 76 ms s/d 125 ms Jelek 125ms s/d 225 ms

(6)

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan

Page 6

3.4. Metodologi Penelitian

Pengambilan data dilakukan dengan pengiriman file audio streaming dengan menggunakan aplikasi SAM Broadcast yang sudah di konfigurasi dengan Shoutcast, Parameter yang dicatat adalah waktu pengiriman, jumlah dan besar paket yang diterima, dan transfer rate dari proses pengiriman (throughput). Parameter- ini di amati dengan bantuan aplikasi WIRSHARK. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan dan analisa terhadap QoS dari radio streaming dengan menggunakan pengaturan encoder audio dengan bitrate, missal 24 Kbps, 48 Kbps, 96 Kbps, dan 128 Kbps. Pengamatan dilakukan dalam beberapa sekenario yaitu: 1) Pengamatan dan analisa throughput dari

streaming audio dengan pengaturan encoder bitrate 24 Kbps, 48 Kbps, 96

Kbps, dan 128 Kbps.

2) Pengamatan dan analisa round trip delay dari streaming radio dangan pengaturan

encoder bitrate 24 Kbps, 48 Kbps, 96

Kbps, dan 128 Kbps.

3) Pengamatan dan analisa packet loss dari

steaming audio dengan pengaturan

encoder bitrate 24 Kbps, 48 Kbps, 96

Kbps, 128 Kbps.

Selain itu, pada penelitian ini akan dihitung maksimal user yang dapat mengakses radio

streaming. Pengukuran dilakukan dengan

cara mencapture transmisi paket-paket live

streaming dari komputer source ke web-server dan diteruskan ke komputer klient/user

menggunakan wireshark berikut merupakan alur kerja dalam analisa performansi live

streaming. Pada gambar 3 merupakan

penjelaskan arsitektur pengamatan.

Gambar 4 Activity diagram pendengar

Gambar 5 Flowcart admin.

(7)

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan

Page 7

4) ANALISA DAN PEMBAHASAN

Parameter yang diukur meliputi paket loss,

throughput, bandwidth, delay, dan jitter.

4.1 Throughput

Pengukuran throughput dari radio streaming menggunakan pengaturan streaming encoder yang berbeda-beda, 24 Kbps, 48 Kbps, 96 Kbps, dan 128 Kbps.

Dan pada tabel 7 menunjukan bahwa jika semakin besar encoder bitrate maka semakin besar pula throughputnya.

Tabel 7 Rata-rata throughput. Encoder Setting Throughput 24 Kbps 3 KBps 48 Kbps 6 KBps 96 Kbps 13 KBps 128 Kbps 15 KBps

Pada gambar 5, gambar 6, gambar 7, dan gambar 8 diperlihatkan graph hasil pengamatan menggunakan software wireshark.

Gambar 6 Throughput dengan Encoder 24 Kbps.

Gambar 8 Throughput dengan Encoder 96 Kbps.

Gambar 9 Throughput dengan Encoder 128 Kbps.

Perhatikan tabel diatas serta gambar 5, 6, 7, & 8, menujukan graph hasil capture yang menggunakan software wireshark dan menggunakan pengaturan encoder bitrate di 24 kbps maka throughput yang di dapat sebesar 3 KBps, jika menggunakan pengaturan bitrate encoder 48 Kbps

throughput yang terjadi sebesar 6 KBps,

sedangkan jika menggunakan pengaturan

encoder 98 kbps throughput yang terjadi

sebesar 13 KBps dan jika pengaturan bitare

ancoder 128 Kbps throughput yang terjadi

sekitar 15 KBps. Dengan meperhatikan data-data ini terlihat jelas bahwa throughput semakin besar encodernya, maka semakin besar pula thruoghputnya.

4.2 Delay

Pada ujicoba berikut ini pengamatan masih menggunakan pengaturan encoder pada

bitrate 24 Kbps, 48 Kbps, 96 Kbps, dan 128

Kbps. Dan pada gambar 10, 11, 12, dan 13 menunjukan graph hasil pencapturan menggunakan wireshark.

Gambar 7 Throughput dengan Encoder 48 Kbps

(8)

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan

Page 8

Gambar 10 Round Trip Time Delay dengan

Encoder 24 Kbps.

Gambar 11 Round Trip Time Delay dengan

Encoder 48 Kbps.

Gambar 12 Round Trip Time Delay dengan

Encoder 96 Kbps.

Tabel 8 memperlihatkan data pengamatan

delay yang di hasilkan oleh radio streaming

dengan graph yang di peroleh menggunakan

wireshark:

Encoder setting Delay 24 Kbps 0.21 s 48 Kbps 0.20 s 96 Kbps 0.19 s 128 Kbps 0.18 s

Setelah diamati hasil pengamatan yang menggunakan wireshark, dan hasil pengamatannya bisa di bandingkan pada tabel 8 rekomendasi ITU-T G.114 tentang rata-rata delay.

Pada pengaturan encoder bitrate 24 Kbps, 48 Kbps, 96 Kbps, dan 128 Kbps delay yang terjadi sama-sama sedikit. Delay maksimum pada radio streaming dengan pengaturan

bitrate 24 Kbps, 48 Kbps, 98 Kbps, dan 128

Kbps rata-rata sebesar 200 ms. Dengan delay sebesar itu, maka layanan radio streaming ini masih memenuhi rekomendasi G.114 ITU-T yang menujukan bahwa 150 ms s/d 300 ms itu merupakan baik untuk radio streaming. Faktor penyebab terjadinya delay dari radio

streaming adalah karena radio streaming

menggunakan protocol TCP, dimana pengiriman paket data harus mengirimkan berupa ack now ledgment.

4.3 Jitter

Jitter sangat erat kaitannya dengan delay. Jitter dapat disebabkan lintasan tempuh paket

yang ditempuh berbeda-beda. Dalam layanan

streaming, nilai jitter yang kecil dan stabil

cenderung sangat dibutuhkan. Karena hal ini akan memberi laju kedatangan paket yang bersifat kontinu, sehingga paket-paket yang datang kedalam buffer tidak berlebih atau tidak kurang. Dan hasil pencapturan dapat dilihat pada gambar 14, 15, 16, dan 17.

Gambar 13 Round Trip Time Delay dengan Encoder 128 Kbps.

(9)

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan

Page 9

Gambar 14 Hasil pencapturan menggunakan

wireshark untuk jitter dengan encoder 24

Kbps.

Gambar 15 Hasil pencapturan menggunakan

wireshark untuk jitter dengan encoder 48

Kbps.

Gambar 16 Hasil pencapturan menggunakan

wireshark untuk jitter dengan encoder

96Kbps.

Gambar 17 Hasil pencapturan menggunakan

wireshark untuk jitter dengan encoder

128Kbps.

Hasil rata-rata jitter bisa dilihat pada tabel 9. Tabel 9 Rata-rata Jitter.

Encoder setting jitter

24 Kbps 0ms

48 Kbps 0ms

96 Kbps 0ms

128 Kbps 0ms

Bisa dilihat pada gambar dan tabel rata-rata

jitter hasil pengamatan pada radio ini dengan

pengaturan encoder 24 Kbps, 48 Kbps, 96 Kbps, dan 128 Kbps didapat 0 ms, dan dengan perbandingan hasil rekomendasi dari ITU-T G.114 bahwa hasil jitter yang baik untuk radio streaming ini adalah 0 ms. Jadi pada radio streaming ini sudah dapat di kategorikan memenuhi QoS yang baik.

4.4 Packet loss

Sama dengan pengamatan throughput dan pengamatan delay, pengamatan packet loss juga dilihat menggunakan perangkat lunak wiresahrk, setelah pengamatan dan di dapat hasil yang di tunjukan pada gambar 18, 19, 20, 21, dan pada tabel 10.

(10)

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 10

Gambar 18 Paket loss yang didapat hasil

pencapturan menggunakan wireshark dengan pengaturan encoder 24 Kbps.

Gambar 19 Paket loss yang didapat hasil

pencapturan menggunakan wireshark dengan pengaturan encoder 48 Kbps.

Gambar 20 Paket loss yang didapat hasil

pencapturan menggunakan wireshark dengan pengaturan encoder 96 Kbps.

Gambar 21 Paket loss yang didapat hasil

pencapturan menggunakan wireshark dengan pengaturan encoder 128 Kbps.

Tabel 10 menunjukan rata-rata paket loss. Tabel 10 Rata-rata paket loss.

Encoder setting Packet loss

24 Kbps 0%

48 Kbps 0%

96 Kbps 0%

128 Kbps 0%

Dilihat dari gambar 18, 19, 20 dan 21 bahwa pengaturan encoder bitrate 24 Kbps, 48 Kbps, 96 Kbps dan 128 Kbps, tidak terdapat

paket loss atau 0%. Dan sesuai rekomendasi

ITU-T G.114 bahwa rata-rata paket loss yang sangat bagus adalah 0%. Maka rata-rata paket

loss pada radio streaming ini sudah bisa

dikatakan sangat baik.

4.5 Maksimal User yang Dapat Mendengarkan Radio Streaming

Setelah mengetahui throughput beberapa pengaturan encoder, maka bisa mengetimasi berapa user yang dapat mengakses radio

streaming pada network yang ada di Lab

Teknik Elektro Universitas Pakuan, yang memiliki kapasitas bandwidth 0,91Mbps Max user = Available Bandwidth / Throughput RS

Available Bandwidth = 0,91 Mbps =113,75KBps

(11)

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 11

Tabel 11 Maksimal user

Pengaturan encoder Throughput yang dihasilkan Maksimal user yang didapat Bitrate encoder 24 Kbps 3 KBps 37 user Bitrate encoder 48 Kbps 6 KBps 18 user Bitrate encoder 96 Kbps 13 KBps 8 user Bitrate encoder 128 Kbps 15 KBps 7 user

Pada perhitungan yang diperoleh pada tabel 11 akan di uji apakah benar dalam kondisi yang sebenarnya, radio streaming yang menggunakan network yang ada di laboratorium teknik elektro.( dapat digunakan sampai 37 pendengar dengan pengaturan

encoder 24 Kbps).

Untuk menambah kapasitas user maka harus di digunakan cara pengkompresian file. Pengujian pertama dilakukan dengan pengkompresian sebesar 30% dan menggunakan bitrate encoder 24 Kbps, maka didapat throughput sebesar 2,9 KBps. Dengan demikian jumlah user yang didapat dari hasil pengkompresian pertama tersebut sebanyak 39 user.

Pada pengujian ke dua pengompresian sebesar 50%, dan didapat throughput sebesar 2,8 KBps, jumlah user yang didapat sebanyak 40 user.

Pada pengujian ke tiga pengompresian sebesar 70%, didapat throughput sebesar 2,6 KBps, jumlah user yang didapat sebanyak 43

user, tetapi kualitas suara yang dihasilkan

masih cukup baik (masih bisa didengar jelas). Pengujian ke empat pengompresian sebesar 75%, didapat throughput sebesar 2.5 KBps, jumlah user yang didapat sebanyak 44 user, dengan kualitas suara yang tidak baik (suara tidak jelas di dengar).

Tabel 12 Hasil pengujian pengkompresian

file. Ukuran File Presentasi kompresi Ukuran hasil kompresi Kualitas suara 2.28 MB 30% 1,54 MB Baik 50% 1,16 MB Baik 70% 0,7 MB Baik 75% 0,53 MB Tidak Baik 4.87 MB 30% 3,2 MB Baik 50% 2,35 MB Baik 70% 1,4 MB Baik 75% 1,6 MB Tidak Baik 8.8 MB 30% 6,10 MB Baik 50% 4,36 MB Baik 70% 2,56 MB Baik 75% 2,18 MB Tidak Baik 5) KESIMPULAN

1) Dengan mengetahui throughput dari aplikasi radio streaming diketahui banyaknya user yang dapat menggunakan layanan radio streaming pada saat bersamaan dalam suatu jaringan network.

 Dengan menggunakan pengaturan

encoder 24 Kpbs, bandwidth yang

dibutuhkan untuk aplikasi radio

streaming adalah 3 KBps, dengan

rata-rata delay 200 ms dan user dapat mendengarkan adalah 37 user secara bersamaan.

 Dengan menggunakan pengaturan

encoder 48 Kpbs, bandwidth yang

dibutuhkan untuk aplikasi radio

streaming adalah 6 KBps, dengan

rata-rata delay 200 ms dan user dapat mendengarkan adalah 18 user secara bersamaan.

 Dengan menggunakan pengaturan

encoder 96 Kpbs, bandwidth yang

dibutuhkan untuk aplikasi radio

streaming adalah 13 KBps, dengan

rata-rata delay 200 ms dan user dapat mendengarkan adalah 8 user secara bersamaan.

(12)

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 12

 Dengan menggunakan pengaturan

encoder 128 Kpbs, bandwidth yang

dibutuhkan untuk aplikasi radio

streaming adalah 15 KBps, dengan

rata-rata delay 200 ms dan user dapat mendengarkan adalah 7 user secara bersamaan.

2) Menurut rekomendasi ITU-T G.114 radio streaming dapat dikategorikan memenuhi QoS yang baik dengan rata-rata delay 150 ms sampai dengan 300 ms. Dan hasil delay yang didapat dari pengamatan pada radio streaming ini yaitu 200 ms. Jadi, radio streaming ini sudah memenuhi QoS yang baik. 3) Metode penambahan user maksimal

dengan kualitas suara yang masih baik adalah dengan pengkompresian file sebesar 70%.

PUSTAKA

[1]. Azikin, Askari ,2005, Streaming dengan Audio Lan Project, Yogyakarta: Andi Offset.

[2]. Fitria Yuni Puspitasari, Agus Virgono,

Ir, MT,2009, INTERNET RADIO STREAMING, Prodi Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Institut Teknologi Telkom Jl.Telekomunikasi, Dayeuh Kolot Bandung, Tugas Akhir, Tidak dipublikasi. Tahun...

[3]. Puput Putri Purwandani, 2011, IMPLEMENTASI RADIO KAMPUS PADA JARINGAN LOKAL POLITEKNIK TELKOM, ,

Prodi Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Institut Teknologi Telkom Jl.Telekomunikasi, Dayeuh Kolot Bandung., Tugas Akhir, Tidak dipublikasi. Tahun...

[4]. Yudi Methanoxy, 2010, Analisa QOS Pada Local Haost Network menggunakan Perangkat 802.11n. UI Depok

[5]. Internet Radio And How To Listen To it., HTTP://Radio.about.com/listentoradioon line/qt/bI-InternetRadio [6]. HTTP://Januar- anas.blogspot/2011/2/cara-membuat-radio-internet.html [7]. HTTP://itu.int/ITU-T/Recomendations/index.aspx?ser=G Penulis

1) Muchlis Ginanjar ST, Alumni (2013) Program Studi Teknik Elektro FT- Unpak.

2) Ir. Yamato., MT. Staf Dosen Program Studi Teknik Elektro FT-Unpak.

3) Agustini Rodiah Machdi, ST.,MT. Staf Dosen Program Studi Teknik Elektro FT-Unpak.

Gambar

Gambar 1 Arsitektur system
Tabel  5  Rekomendasi  ITU-T  untuk  Paket  Lose.
Gambar 5 Flowcart admin.
Tabel 7 Rata-rata throughput.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan pokok-pokok pikiran di atas penulis tertarik untuk melihat bagaimana laporan keuangan yang lebih spesifik yaitu laba akuntansi dan komponen arus kas

sebesar 3,79 menunjukan bahwa kesetujuan menjawab rata-rata Peluang yang diberikan kepada widyaiswara untuk menyampaikan gagasan /saran dan kritik untuk

Anak-anak mungkin dipaksa untuk menarik kembali tuduhan kekerasan seksual yang dilakukan oleh kerabatnya atau mereka mungkin menarik kembali tudu- hannya karena takut terhadap

perusahaan-perusahaan tersebut telah melakukan tindak kecurangan seperti korupsi, maka tidak menutup kemungkinan bahwa kecurangan juga dapat terjadi dalam laporan keuangan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah stroberi ( Fragaria x ananassa ) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara disiplin belajar dan tingkat kebisingan di lingkungan sekolah secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa Kelas

Berdasarkan hasil pengujian validitas dan realibilitas menggunakan skala likert, data yang diperoleh dari kuisioner tersebut sudah reliabel dan dapat dipercaya,

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah semua pedagang bakso keliling di Kecamatan Siulak yang berjumlah 12 pedagang bakso dan jumlah sampel juga sebanyak 12 pedagang