• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 1.1. Perkembangan Konsumsi Minyak Nabati Dunia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambar 1.1. Perkembangan Konsumsi Minyak Nabati Dunia"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kelapa sawit telah menjadi komoditas andalan sebagai sumber devisa negara non migas, penciptaan lapangan kerja dan pelestarian lingkungan hidup. Berdasarkan informasi Pusat Data dan Informasi Pertanian, Departemen Pertanian luas areal kebun kelapa sawit Indonesia sampai dengan tahun 2006 telah mencapai 6,07 juta Ha. Dengan rasio penggunaan tenaga kerja sebesar 0,5 TK/Ha, maka jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 3,5 juta orang, ini belum termasuk tenaga kerja yang terserap dalam berbagai sub sistem seperti sistem penyedia samprotan, transportasi, pabrik pengolahan dan jasa pendukung lainnya.

Saat ini Indonesia telah menjadi produsen kelapa sawit terbesar di dunia kemudian Malaysia di urutan kedua. Sebanyak 85% lebih pasar dunia kelapa sawit dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia. Produksi minyak sawit (CPO) Indonesia tahun 2006 sebesar 15,9 juta ton, dimana terjadi peningkatan rata-rata sebesar 52,9% dibandingkan produksi pada tahun 2003 yang hanya mencapai 10,4 juta ton.

Gambar 1.1. Perkembangan Konsumsi Minyak Nabati Dunia

Produksi CPO dunia pada tahun 2007 diperkirakan mencapai 38,4 juta ton atau meningkat 4%. Sementara pada tahun 2006, produksi CPO dunia mencapai

-5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 30,000,000 35,000,000 1993-1997 1998-2002 2003-2007 2008-2012 Re ntang Tahun J u m la h K ons um s i ( ton)

(2)

36,8 juta ton. Sebagian besar berasal dari kontribusi CPO dari Malaysia dan Indonesia. Tahun ini, produksi CPO Indonesia diperkirakan akan melebihi produksi CPO Malaysia. Produksi CPO Indonesia akan mencapai 16,8 juta ton atau mengungguli Malaysia yang diperkirakan hanya memproduksi CPO sebesar 16,3 juta ton.

Meningkatnya produksi CPO Indonesia dibarengi pula dengan meningkatnya produksi PKO. Produksi minyak inti sawit (PKO) Indonesia tahun 2006 sebesar 2,8 juta ton, meningkat rata-rata sebesar 10% per tahun dibandingkan produksi pada tahun 2000 sebesar 1,4 juta ton. Produksi ini meningkat seiring dengan peningkatan pengembangan lahan sawit di Indonesia. Luas lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia pada tahun 2007 diperkirakan telah mencapai 6,4 juta Ha.

Ekspor komoditas kelapa sawit Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Ekspor CPO Indonesia pada dekade terakhir meningkat 7% - 8% per tahun.

Gambar 1.2. Produksi Minyak Sawit Indonesia

Kinerja ekspor CPO Indonesia sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, khususnya pajak ekspor. Ekspor CPO Indonesia pada tahun 2006 mencapai 12,1 juta ton, dan tahun 2007 mencapai 13,2 juta ton dengan perolehan devisa sebesar USD 4,3 milyar.

0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 14,0 16,0 P ro duk s i ( ju ta t on) Tahun CPO CPO 5,9 6,5 7,0 8,4 9,6 10,4 10,8 14,2 15,9 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

(3)

Gambar 1.3. Daerah Penghasil Minyak Kelapa Sawit

Sedangkan untuk ekspor produk kelapa sawit dalam bentuk PKO (Palm Kernel Oil) adalah sebesar 1,07 juta ton dengan nilai USD 624,7 juta. Nilai ekspor PKO ini mengalami sedikit peningkatan yaitu sebesar 2,8% dibandingakan dengan tahun 2005 yang hanya sekitar 1,04 juta ton dengan nilai USD 602,6 juta.

Dalam rangka meningkatkan produksi kelapa sawit, memanfaatkan lahan potensial, meningkatkan penghasilan petani, yang secara langsung dapat meningkatkan pendapatan daerah, PTPN3 merencanakan melakukan kajian Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei, meliputi Pabrik Kelapa Sawit (PKS), Pembangkit Listrik Tenaga Biomasa Sawit (PLTBS) dan Pabrik Kernel Oil (PKO).

Setelah melakukan Feasibility Study mengenai Kajian Kelayakan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kapasitas 45 ton TBS/jam, diperoleh kesimpulan bahwa PKS yang direncanakan oleh PTPN3 yang berlokasi di Kawasan Industri Sei Mangkei adalah Layak Untuk Dilaksanakan, dengan dana investasi dan modal kerja mencapai Rp 141,6 milyar, yang terdiri dari biaya investasi ditambah IDC (Interest During Construction) Rp 93,1 milyar dan biaya modal kerja Rp 48,5 milyar. Kriteria kelayakan investasi NPV (Net Present

Value) positif Rp 60,3 milyar, IRR (Internal Rate of Return) 23,34%, PayBack Period (PBP) pada tahun ke 7,99, rata-rata Return on Investment (ROI) 50,68%

dan rata-rata Return on Equity (ROE) 80,66%.

NAD

Jumlah unit: 21 Kapasitas (ton TBS/jam): 539

Sumatera Utara

Jumlah unit: 90 Kapasitas (ton TBS/jam): 2.951

Riau

Jumlah unit: 84 Kapasitas (ton TBS/jam): 4.035

Jambi

Jumlah unit: 19 Kapasitas (ton TBS/jam): 815

Sumatera Selatan

Jumlah unit: 23 Kapasitas (ton TBS/jam): 1.270

Bengkulu

Jumlah unit: 7 Kapasitas (ton TBS/jam): 240

Lampung

Jumlah unit: 7 Kapasitas (ton TBS/jam): 186

Bangka- Belitung

Jumlah unit: 3 Kapasitas (ton TBS/jam): 120

Jawa Barat

Jumlah unit: 1 Kapasitas (ton TBS/jam): 30

Banten Jumlah unit: 1 Kapasitas (ton TBS/jam): 60 Kalimantan Barat Jumlah unit: 15 Kapasitas (ton TBS/jam): 745

Kalimantan Tengah

Jumlah unit: 18 Kapasitas (ton TBS/jam): 900

Kalimantan Selatan

Jumlah unit: 7 Kapasitas (ton TBS/jam): 360

Kalimantan Timur

Jumlah unit: 9 Kapasitas (ton TBS/jam): 300

Sulawesi Tengah

Jumlah unit: 2 Kapasitas (ton TBS/jam): 60

Sulawesi Selatan

Jumlah unit: 5 Kapasitas (ton TBS/jam): 235

Sulawesi Tenggara

Jumlah unit: 1 Kapasitas (ton TBS/jam): 30 Papua Jumlah unit: 3 Kapasitas (ton TBS/jam): 120 Sumatera Barat Jumlah unit: 8 Kapasitas (ton TBS/jam): 525

(4)

1.2. Rumusan Masalah

1. Setelah menganalisis Feasibility Study Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit, diputuskan untuk menyusun Rancangan Anggaran Biaya (RAB) untuk melakukan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah pembuatan RAB (Rancangan Anggaran Biaya), dimana berdasarkan perhitungan Feasibility Study sebelumnya harus dilakukan penyesuaian lebih lanjut dengan kondisi sebenarnya. Pembahasan ini adalah bagaimana membuat RAB yang sesuai dengan dengan kondisi pasar pada periode proyek ini dilaksanakan.

2. Dalam menyusun RAB terkadang sering dilakukan penyesuaian-penyesuaian biaya, tergantung dari kemampuan keuangan perusahaan. Jadi bila terjadi penyesuaian harga, maka terjadi penyesuaian desain atau penyesuaian bahan/material untuk dapat menetukan harga sehingga dapat menghitung biaya. Bagaimana menetapkan harga yang sesuai dengan harga yang berlaku dipasar pada periode proyek ini dilakukan agar tidak mengurangi kualitas?

3. Dalam penyusunan RAB, faktor eksternal sangat erat kaitannya dengan project terutama fruktuasi harga bahan material. Bagaimana mengatasinya Risikonya?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Menentukan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) untuk pembiayaan Proyek Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas 45 ton TBS/jam.

2. Menyusun acuan harga berdasarkan harga pasar dan kebutuhan Perusahaan untuk membangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kapasitas 45 ton TBS/jam, sehingga menghasilkan RAB yang sesuai dengan kemampuan perusahaan.

3. Menganalisis Risiko perubahaan dari faktor eksternal, sehingga proyek Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kapasitas 45 ton TBS/jam dapat berjalan seperti yang diharapkan.

(5)

1.4. Pembatasan Masalah

Agar penelitian tidak terlalu meluas dan dapat dilakukan analisis secara terarah, maka perlu dibuat pembatasan permasalahan sebagai berikut :

• Penentuan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) berdasarkan desain yang telah disetujui, yang berdasarkan kualitas yang diinginkan untuk membangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) untuk memproduksi CPO dengan kapasitas 45 ton TBS/jam.

• Harga dari bahan material disesuaikan dengan harga vendor yang terdapat di seluruh Indonesia.

• Asumsi berdasarkan faktor eksternal berdasarkan pada periode yang telah ditentukan, yaitu masa di mana proyek ini berjalan.

1.5. Metodologi Penelitian

Adapun data diperoleh dengan menggunakan cara :

1. Mulai dari mengidentifikasi masalah, dengan mengumpulkan informasi dari perusahaan yang berhubungan dengan pengembangan kapasitas produksi dan pabrik kelapa sawit.

2. Mencari literatur yang mendukung untuk penyusunan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) untuk mendukung proyek pengembangan pabrik kelapa sawit.

3. Mencari Data Engineering untuk menentukan bahan/material yang dibutuhkan dalam proyek.

4. Mencari data harga pasar untuk masing-masing bahan/material yang dibutuhkan dari beberapa vendor dan supplier.

5. Menganalisi data tersebut mulai dari data primer hingga data sekunder sehingga membantu dalam penyusunan suatu budget cost untuk proyek ini. 6. Menyusun RAB berdasarkan aktifitas proyek.

7. Menganalisa RAB dan Risiko yang timbul dalam penyusunan RAB.

8. Mengambil kesimpulan atas hasil analisis dilanjutkan dengan memberi saran yang aplikatif untuk RAB ini.

(6)

Gambar 1.4. Alur Metodologi Penelitian Identifikasi Masalah Landasan Teori Pengumpulan Data & Informasi

Mulai Apakah Data Cukup? Tidak Pengolahan Data Analisis Data Selesai Kesimpulan & Saran

(7)

1.6. Sistematika Penulisan

Agar penulisan Karya Akhir ini terorganisir dengan baik, maka disusun dalam sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pengantar yang membahas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, garis besar metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Merupakan tinjauan kepustakaan yang akan membahas beberapa dasar teori yang berhubungan dengan Master Budgeting, yaitu antara lain mengenai definisi-definisi, kegunaan, penyusunan RAB, penjelasan alat-alat yang digunakan untuk penelitian dan lain-lain.

BAB 3 : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Berisikan gambaran umum dari perusahaan, berisikan informasi secara detail mengenai perusahaan dimana penelitian ini dilakukan

BAB 4 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dilakukan pengolahan data dari informasi yang didapat yang kemudian akan dianalisis lebih lanjut. Dimana dalam analisis akan dijabarkan masalah dan pemaparan fakta dari data-data yang telah diperoleh dan dalam pembahasan akan dijelaskan bagaimana mengatasi masalah-masalah yang ada. Analisis dalam penggunaan asumsi untuk faktor internal dan external diharapkan dapat memperoleh penyesuaian harga yang diharapkan

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan kesimpulan yang dirangkum dari hasil penelitian ini beserta saran-saran terhadap berbagai kondisi yang diperoleh dari hasil penelitian terhadap pokok masalah.

Gambar

Gambar 1.1. Perkembangan Konsumsi Minyak Nabati Dunia
Gambar 1.2. Produksi Minyak Sawit Indonesia
Gambar 1.3. Daerah Penghasil Minyak Kelapa Sawit
Gambar 1.4. Alur Metodologi Penelitian Identifikasi Masalah Landasan Teori Pengumpulan Data & Informasi

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini dibuat atas kerja keras peneliti untuk menampilkan yang terbaik dengan format penulisan yang sesistematis mungkin dan mengangkat sebuah topik dalam dunia

“Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan dalam Peraturan Kepailitan, dalam hal terdapat pencabutan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, maka Menteri,

Kepala Sekolah .....

Minyak atsiri merupakan senyawa minyak yang berasal dari bahan tumbuhan dengan beberapa sifat yaitu sangat mudah menguap bila dibiarkan diudara terbuka, memiliki bau yang

Oleh sebab itu dibutuhkan pendekatan yang lebih baik lagi dalam mengkombinasikan neural network dan teknologi data mining harus dapat dikembangkan lebih baik lagi untuk

A serta pengumpulan data dengan cara studi literatur, didapatkan sebanyak 15 jenis gejala klinis dari 9 jenis penyakit sehingga dapat dilakukan proses

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen, kepuasan konsumen terhadap loalitas merek, dan kualitas produk

Sampling technique was used area sampling and data processing techniques used in this study include the validity and reliability test. Multiple regression