Evaluasi P2KP:
8 studi tematik dan
pendekatan investigatif/
qualitatif
Overview presented by Dr. Friedhelm Betke
Team Leader, Evaluation Consultants
Apa Tujuannya?
• Apakah program ini menjangkau sasaran pemanfaat
masyarakat miskin?
• Apakah kelompok sasaran (beneficiaries) mendapat manfaat
dari dana stimulan BLM Pronangkis-IPM ?
• Dampak dari program dalam skala nasional: Apakah partisipasi
masyarakat meningkat, apakah terwujud kesamaan persepsi
soal kemiskinan dan apakah mempengaruhi kebijakan
penanggulangan kemiskinan?
• Perkiraan keberlanjutan komponen-komponen program:
Apakah disebabkan intervensi PNPM-P2KP?
• Tinjauan laporan
studi-studi tematik
yang ada
• Tinjauan laporan
studi-studi tematik
yang ada
• Konsolidasi laporan
studi & survey dampak
• Tinjauan laporan
studi-studi tematik
yang ada
• Konsolidasi laporan
studi & survey dampak
• Persiapan &
pengawasan 8 studi
tematik baru
• Tinjauan laporan
studi-studi tematik
yang ada
• Konsolidasi laporan
studi & survey dampak
• Persiapan &
pengawasan 8 studi
tematik baru
• Tinjauan laporan
studi-studi tematik
yang ada
• Konsolidasi laporan
studi & survey dampak
• Persiapan &
pengawasan 8 studi
tematik baru
• Tinjauan laporan
studi-studi tematik
yang ada
• Konsolidasi laporan
studi & survey dampak
• Persiapan &
pengawasan 8 studi
tematik baru
• Tinjauan laporan
studi-studi tematik
yang ada
• Konsolidasi laporan
studi & survey dampak
• Persiapan &
pengawasan 8 studi
tematik baru
• Persiapan survey
lanjut tentang dampak
infrastruktur
Siapa Pelakunya?
• SUPERVISI: Tim Konsultan
Evaluasi (KE/EC) P2KP
Sri Handayani Ningsih,
Anthropologist (Data Analyst 2)
shningsih@gmail.com
Friedhelm Betke, Sociologist (Team
Leader)
fbetke@mac.com
Web
Site:
http://web.mac.com/fbetke/
P2KP/Downloads.html
Sri Handayani Ningsih,
Anthropologist (Data Analyst 2)
shningsih@gmail.com
Friedhelm Betke, Sociologist (Team
Leader)
fbetke@mac.com
Web
Site:
http://web.mac.com/fbetke/
Siapa Pelakunya?
• SUPERVISI: Tim Konsultan
Evaluasi (KE/EC) P2KP
• PELAKSANA: PT. dan Lembaga
terpilih dengan Tim Peneliti (4-6
orang)
1 PT. Multidecon Internal - Konsultan Teknik dan Manajemen
2 PT. Indeso Gema Utama - Engineering, Design & Management Consultant
3 PT. Shiddiq Sarana Mulya - Architects,
Planners, Engineer & Management Consultant 4 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat (LPPM) UGM
PT. Prospera Consulting Engineers -
Planning-Design-Investigation-Topography-Supervision-Data Processing
PT. Indomas Mulia
PT. Dwikarsa Envacotama - Management and Engineering Consultant
PT. Prismaita Cipta Kreasi - Planning - Designing - Engineering - Consulting
1 PT. Multidecon Internal - Konsultan Teknik dan Manajemen
2 PT. Indeso Gema Utama - Engineering, Design & Management Consultant
3 PT. Shiddiq Sarana Mulya - Architects,
Planners, Engineer & Management Consultant 4 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat (LPPM) UGM
PT. Prospera Consulting Engineers -
Planning-Design-Investigation-Topography-Supervision-Data Processing
PT. Indomas Mulia
PT. Dwikarsa Envacotama - Management and Engineering Consultant
PT. Prismaita Cipta Kreasi - Planning - Designing - Engineering - Consulting
Siapa Pelakunya?
• SUPERVISI: Tim Konsultan
Evaluasi (KE/EC) P2KP
• PELAKSANA: PT. dan Lembaga
terpilih dengan Tim Peneliti (4-6
orang)
• PENDUKUNG: Tim TA P2KP
1Agus Sudirman
(
PMT)
hilwa_neza@yahoo.co.id
2Arief Rahadi
(
P2KP)
ariefrahadi@yahoo.com
3Ayi Sugandi
PMT
abi_ziyad@yahoo.com
4
Rochayati Fatah (Iroh)
(
P2KP-2)
cuy_koe@yahoo.com
5Dikdik Herdiana
(
P2KP-2)
dik2_h@yahoo.com
6Laode Jufri
(
P2KP-3)
laode_jufri@yahoo.com
7Leo Saripianto (PMT)
saripianto@yahoo.com
8Marnia Nes
(
PMT)
ianes24@yahoo.com
9Sonny Kusuma
(
P2KP-3)
sonnyhk127100@yahoo.com
1Agus Sudirman
(
PMT)
hilwa_neza@yahoo.co.id
2Arief Rahadi
(
P2KP)
ariefrahadi@yahoo.com
3Ayi Sugandi
PMT
abi_ziyad@yahoo.com
4
Rochayati Fatah (Iroh)
(
P2KP-2)
cuy_koe@yahoo.com
5Dikdik Herdiana
(
P2KP-2)
dik2_h@yahoo.com
6Laode Jufri
(
P2KP-3)
laode_jufri@yahoo.com
7Leo Saripianto (PMT)
saripianto@yahoo.com
8Marnia Nes
(
PMT)
ianes24@yahoo.com
9Sonny Kusuma
(
P2KP-3)
sonnyhk127100@yahoo.com
Siapa Pelakunya?
• SUPERVISI: Tim Konsultan
Evaluasi (KE/EC) P2KP
• PELAKSANA: PT. dan Lembaga
terpilih dengan Tim Peneliti (4-6
orang)
• PENDUKUNG: Tim TA P2KP
• PENDUKUNG: Tim UPP Bank
Dunia
1
Gregorius Endarso
gendarso@worldbank.org
2
Iis Surtina
iis.surtina@gmail.com
3
Kumala Sari
ksari@worldbank.org
4
Nur Cahyadi
ncahyadi@worldbank.org
5
Yulia Herawati
yherawati@worldbank.org
1
Gregorius Endarso
gendarso@worldbank.org
2
Iis Surtina
iis.surtina@gmail.com
3
Kumala Sari
ksari@worldbank.org
4
Nur Cahyadi
ncahyadi@worldbank.org
5
Yulia Herawati
yherawati@worldbank.org
Siapa Pelakunya?
• SUPERVISI: Tim Konsultan
Evaluasi (KE/EC) P2KP
• PELAKSANA: PT. dan Lembaga
terpilih dengan Tim Peneliti (4-6
orang)
• PENDUKUNG: Tim TA P2KP
• PENDUKUNG: Tim UPP Bank
Dunia
• PELATIH: Tim Antropolog
(workshop)
Haswinar Arifin, Anthropologist
konar.arifin@utoronto.ca
Selly Riawanti, Anthropologist
seriawanti@yahoo.co.id
Haswinar Arifin, Anthropologist
konar.arifin@utoronto.ca
Selly Riawanti, Anthropologist
Siapa Pelakunya?
• SUPERVISI: Tim Konsultan
Evaluasi (KE/EC) P2KP
• PELAKSANA: PT. dan Lembaga
terpilih dengan Tim Peneliti (4-6
orang)
• PENDUKUNG: Tim TA P2KP
• PENDUKUNG: Tim UPP Bank
Dunia
• PELATIH: Tim Antropolog
(workshop)
• EO (workshop)
Intan (PMT)
ienesha@yahoo.com
Susilo (PMT)
soe_5ilo@yahoo.com
Intan (PMT)
ienesha@yahoo.com
Susilo (PMT)
soe_5ilo@yahoo.com
Apa yang perlu dikaji?
• Keberlanjutan kerelawan
P2KP pada umumnya tidak bisa diwujudkan tanpa upaya
keras yang tidak dibayar dari para relawan di tingkat lokal.
Merekalah merupakan pelaku program terutama dalam
tahapan-tahapan awal, termasuk pemetaan kemiskinan,
kampanye pemilihan BKM, dan sebagiannya juga terlibat dalam pekerkaan rutin dari panitia-panitia lembaga lokal tersebut. Sehubungan itu timbul dua permasalahan utama, yaitu: Bagaimana antusiasme keterlibatan awal relawan
tersebut dapat dilangsungkan setelah program mulai
dilaksanakan melalui struktur organisasi? Dan siapa sebenarnya mereka yang disebut relawan? Bagaimana peranan golongan elite lokal diantara meraka dan sebagai penentu mereka? Dan apakah mereka sendiri lama-lama ditransformasikan ke dalam golongan elite baru yang terlatih dan terikat dengan banyak pihak yang berpengaruh?
Bagaimana kebijakan dari program untuk menghadapi permasalahan tersebut dan apa visi P2KP untuk
menciptakan peluang bagi partisipasi relawan yang
merata dan berkelanjutan?
P2KP pada umumnya tidak bisa diwujudkan tanpa upaya
keras yang tidak dibayar dari para relawan di tingkat lokal.
Merekalah merupakan pelaku program terutama dalam
tahapan-tahapan awal, termasuk pemetaan kemiskinan,
kampanye pemilihan BKM, dan sebagiannya juga terlibat dalam pekerkaan rutin dari panitia-panitia lembaga lokal tersebut. Sehubungan itu timbul dua permasalahan utama, yaitu: Bagaimana antusiasme keterlibatan awal relawan
tersebut dapat dilangsungkan setelah program mulai
dilaksanakan melalui struktur organisasi? Dan siapa sebenarnya mereka yang disebut relawan? Bagaimana peranan golongan elite lokal diantara meraka dan sebagai penentu mereka? Dan apakah mereka sendiri lama-lama ditransformasikan ke dalam golongan elite baru yang terlatih dan terikat dengan banyak pihak yang berpengaruh?
Bagaimana kebijakan dari program untuk menghadapi permasalahan tersebut dan apa visi P2KP untuk
menciptakan peluang bagi partisipasi relawan yang
Apa yang perlu dikaji?
• Keberlanjutan kerelawan
• Partisipsi perempuan
Sepanjang sejarah P2KP, pada umumnya peranan
perempuan sebagai pelaksana dan pengambil keputusan dalam kegiatan program relatif sedikit kalau dibanding
dengan para laki-laki. Apakah tingkat partisipasi ini
ditentukan oleh rancangan (design) program, dari pola
perekrutan, dari mekanisme kerja program, atau dari konteks lokal, termasuk sosial-budaya, peraturan adat,
hukum/peraturan daerah? Bagaimana kebijakan dan upaya P2KP sementara ini untuk menghadapi kendala yang ada dan untuk membuka peluang untuk partisipasi perempuan yang lebih tinggi?
Sepanjang sejarah P2KP, pada umumnya peranan
perempuan sebagai pelaksana dan pengambil keputusan dalam kegiatan program relatif sedikit kalau dibanding
dengan para laki-laki. Apakah tingkat partisipasi ini
ditentukan oleh rancangan (design) program, dari pola
perekrutan, dari mekanisme kerja program, atau dari konteks lokal, termasuk sosial-budaya, peraturan adat,
hukum/peraturan daerah? Bagaimana kebijakan dan upaya P2KP sementara ini untuk menghadapi kendala yang ada dan untuk membuka peluang untuk partisipasi perempuan yang lebih tinggi?
Apa yang perlu dikaji?
• Keberlanjutan kerelawan
• Partisipsi perempuan
• Kesiapan FASKEL Para fasilitator kelurahan (FASKEL) adalah pewujud program yang paling dekat dengan masyarakat miskin dan
stakeholder lainnya. Dengan demikian harapan P2KP sangat erat terkait dengan upaya dan kinerja mereka. Apakah
P2KP mempunyai pemikiran strategis untuk mengoptimalkan kinerja tersebut? Apakah ada kebijakan khusus dalam
perekrutan mereka? Apa ciri-ciri mereka, serta tantangan
dan peluang yang mereka hadapi di lapangan? Apa upaya persiapan P2KP untuk FASKEL melalui program pelatihan? Bagaimana program pelatihan yang ada sementara ini dapat dioptimalkan melaui kurikulum dan modul pelatihan yang berdasarkan kebutuhan di lapangan?
Para fasilitator kelurahan (FASKEL) adalah pewujud
program yang paling dekat dengan masyarakat miskin dan
stakeholder lainnya. Dengan demikian harapan P2KP sangat erat terkait dengan upaya dan kinerja mereka. Apakah
P2KP mempunyai pemikiran strategis untuk mengoptimalkan kinerja tersebut? Apakah ada kebijakan khusus dalam
perekrutan mereka? Apa ciri-ciri mereka, serta tantangan
dan peluang yang mereka hadapi di lapangan? Apa upaya persiapan P2KP untuk FASKEL melalui program pelatihan? Bagaimana program pelatihan yang ada sementara ini dapat dioptimalkan melaui kurikulum dan modul pelatihan yang berdasarkan kebutuhan di lapangan?
Apa yang perlu dikaji?
• Keberlanjutan kerelawan
• Partisipsi perempuan
• Kesiapan FASKEL
• Kualitas & manfaat
infrastruktur
Semakin lama P2KP diwujudkan, semakin besar bagiannya dari keseluruhan BLM yang disalurkan ke arah kegiatan
pengembangan infrastruktur yang didasarkan keputusan BKM dan panitiannya. Tanggapan terhadap kegiatan infrastruktur selama ini adalah relatif positif, dengan menimbang bahwa pengembangan infrastruktur malalui masyarakat tampaknya lebih efisien daripada melalui program pemerintah biasa yang bersifat top-down. Tapi bagaimana dengan isu kualitas, pemanfaatan, dan
keberlanjutan dari infrastrukttur tersebut? Sejauh mana
kebijakan program sudah berdasarkan pengalaman dengan pelaksanaannya melaui BKM, dan apa kendala dan peluang yang telah dihadapi?
Semakin lama P2KP diwujudkan, semakin besar bagiannya dari keseluruhan BLM yang disalurkan ke arah kegiatan
pengembangan infrastruktur yang didasarkan keputusan BKM dan panitiannya. Tanggapan terhadap kegiatan infrastruktur selama ini adalah relatif positif, dengan menimbang bahwa pengembangan infrastruktur malalui masyarakat tampaknya lebih efisien daripada melalui program pemerintah biasa yang bersifat top-down. Tapi bagaimana dengan isu kualitas, pemanfaatan, dan
keberlanjutan dari infrastrukttur tersebut? Sejauh mana
kebijakan program sudah berdasarkan pengalaman dengan pelaksanaannya melaui BKM, dan apa kendala dan peluang yang telah dihadapi?
Apa yang perlu dikaji?
• Keberlanjutan kerelawan
• Partisipsi perempuan
• Kesiapan FASKEL
• Kualitas & manfaat
infrastruktur
• Kendala dan peluang
pengembangan kegiatan sosial
Salah satu kegiatan BKM sebagai lembaga lokal yang mewujudkan program P2KP dan memutuskan penyaluran BLM adalah penciptaan dan pelestarian kegiatan yang bersifat sosial dalam arti membangun jaring pengaman. Dalam kenyataan sayangnya kegiatan tersebut sering
bersifat “amal” (charity) dan tidak berdasarkan
pertimbangan yang berorientasi berkelanjutan. Bagaimana kenyataan dibelakang konsep kegiatan sosial dalam
program P2KP dan apa kebijakan yang sebaiknya diikuti untuk perbaikan kelemahan dalam pewujudannya
Salah satu kegiatan BKM sebagai lembaga lokal yang mewujudkan program P2KP dan memutuskan penyaluran BLM adalah penciptaan dan pelestarian kegiatan yang bersifat sosial dalam arti membangun jaring pengaman. Dalam kenyataan sayangnya kegiatan tersebut sering
bersifat “amal” (charity) dan tidak berdasarkan
pertimbangan yang berorientasi berkelanjutan. Bagaimana kenyataan dibelakang konsep kegiatan sosial dalam
program P2KP dan apa kebijakan yang sebaiknya diikuti untuk perbaikan kelemahan dalam pewujudannya
Apa yang perlu dikaji?
• Keberlanjutan kerelawan
• Partisipsi perempuan
• Kesiapan FASKEL
• Kualitas & manfaat
infrastruktur
• Kendala dan peluang
pengembangan kegiatan sosial
• PJM Pronangkis
Konsep dan kegiatan PJM Pronangkis berperan strategis dan esential dalam siklus proyek P2KP. Apa latar kenyataan perkembangannya, apakah logika serta maksud dan tujuan PJM Pronangkis betul-betul diterapkan di lapangan?
Sepanjang pelaksanaan P2KP secara nyata, apa kendala dan peluang yang dihadapi di tingkat kelurahan maupun perkotaan? Apakah PJM Pronangkis dianggap berarti untuk mengatur penyebaran BLM secara terarah dan terintegrasi? Bagaimana dengan partisipasi masyarakat miskin dan para stakeholder lainnya dalam penyusunannya?
Konsep dan kegiatan PJM Pronangkis berperan strategis dan esential dalam siklus proyek P2KP. Apa latar kenyataan perkembangannya, apakah logika serta maksud dan tujuan PJM Pronangkis betul-betul diterapkan di lapangan?
Sepanjang pelaksanaan P2KP secara nyata, apa kendala dan peluang yang dihadapi di tingkat kelurahan maupun perkotaan? Apakah PJM Pronangkis dianggap berarti untuk mengatur penyebaran BLM secara terarah dan terintegrasi? Bagaimana dengan partisipasi masyarakat miskin dan para stakeholder lainnya dalam penyusunannya?
Apa yang perlu dikaji?
• Keberlanjutan kerelawan
• Partisipsi perempuan
• Kesiapan FASKEL
• Kualitas & manfaat
infrastruktur
• Kendala dan peluang
pengembangan kegiatan sosial
• PJM Pronangkis
• Peranan PEMDA
Dalam sejarah P2KP, kerjasama dengan pemerintah lokal tidak selalu mendapatkan perhatian khusus dan
berkembang secara bergelombang. Dalam evolusi konsep
kerja sama dengan PEMDA telah dikembangkan pendekatan khusus (PAKET) yang secara selektif diterapkan di beberapa daerah perkotaan. Apa pengalaman kerja sama tsb., dan bagaimana kesimpulannya buat daerah lainnya? Kendala dan peluang apa yang paling menonjol selama upaya
kerjasama dengan PEMDA? Apakah kebijakan terhadap isu ini sudah mantap dan mulai berorientasi pada kerjasama
yang berkelanjutan?
Dalam sejarah P2KP, kerjasama dengan pemerintah lokal tidak selalu mendapatkan perhatian khusus dan
berkembang secara bergelombang. Dalam evolusi konsep
kerja sama dengan PEMDA telah dikembangkan pendekatan khusus (PAKET) yang secara selektif diterapkan di beberapa daerah perkotaan. Apa pengalaman kerja sama tsb., dan bagaimana kesimpulannya buat daerah lainnya? Kendala dan peluang apa yang paling menonjol selama upaya
kerjasama dengan PEMDA? Apakah kebijakan terhadap isu ini sudah mantap dan mulai berorientasi pada kerjasama
Apa yang perlu dikaji?
• Keberlanjutan kerelawan
• Partisipsi perempuan
• Kesiapan FASKEL
• Kualitas & manfaat
infrastruktur
• Kendala dan peluang
pengembangan kegiatan sosial
• PJM Pronangkis
• Peranan PEMDA
• Penangganan pengaduan
Dari awal pelaksanaan program P2KP, transparansi dan
keterbukaan terhadap kritik dan saran sangat diperhatikan
sehingga dikembangkan suatu sistem penanganan
pengaduan yang dirancang untuk menangkap, melapor, menganalisis, dan mengarahkan upaya perbaikan secara terbuka dan terpadu. Walaupun volume pengaduan yang
ditanggani adalah relatif besar dan tampaknya
mencerminkan efektivitasnya, ternyata belum pernah diteliti secara sistematis apakah sistem tersebut betul-betul
menjangkau ke masyarakat miskin berserta stakeholder
lainnya yang terlibat dalam program P2KP.
Dari awal pelaksanaan program P2KP, transparansi dan
keterbukaan terhadap kritik dan saran sangat diperhatikan
sehingga dikembangkan suatu sistem penanganan
pengaduan yang dirancang untuk menangkap, melapor, menganalisis, dan mengarahkan upaya perbaikan secara terbuka dan terpadu. Walaupun volume pengaduan yang
ditanggani adalah relatif besar dan tampaknya
mencerminkan efektivitasnya, ternyata belum pernah diteliti secara sistematis apakah sistem tersebut betul-betul
menjangkau ke masyarakat miskin berserta stakeholder
Apa parameter umum semua kajian?
• Waktu
persiapan penelitian lapangan laporan antara laporan final 2 3 4 5 6 1 ENAM BULAN persiapan penelitian lapangan laporan antara laporan final 2 3 4 5 6 1 ENAM BULAN Laporan Awal Lokakarya Pelatihan 60 hari di lapangan 6 laporan sementara (site report) Lokakarya Analisis Presentasi HasilApa parameter umum semua kajian?
• Waktu
• Variasi konteks
P2KP
P2KP-2 P2KP-3 PNPM-2007 P2KP-2 P2KP-3 PNPM-2007Apa parameter umum semua kajian?
• Waktu
• Variasi konteks
P2KP
TAMBAHAN khusus - Partisipasi Perempuan TAMBAHAN khusus - Partisipasi Perempuan
Apa parameter umum semua kajian?
• Waktu
• Variasi konteks
P2KP
• Sampling
Berdasarkan pertimbangan terhadap waktu dan sifat
kawasan implementasi yang berbeda, maka ditentukan 6/10 kota sampel seperti berikut:
A Sulawesi (P2KP-2):
1 Kota Gorontalo (sedang/relatif terpencil)
2 Kota Makassar (metropolitan/pusat perdangangan) B Sumatera (P2KP-3):
3 Kota Bengkulu (sedang/relatif terpencil)
4 Kota Medan (metropolitan/pusat perdagangan) C Java (PNPM 2007):
5 Kota Pasuruan (sedang)
6 Kota Surabaya (metropolitan/pusat perdagangan/industri) D KHUSUS Studi tentang Partisipasi Perempuan:
7 Kota Banda Aceh (pusat perdagangan, pilot/non-pilot) 8 Kota Loksoemawae (sedang, pilot/non-pilot)
9 Kota Mataram (pusat perdagangan) 10 Kota Bima (sedang/relatif terpencil)
Berdasarkan pertimbangan terhadap waktu dan sifat
kawasan implementasi yang berbeda, maka ditentukan 6/10 kota sampel seperti berikut:
A Sulawesi (P2KP-2):
1 Kota Gorontalo (sedang/relatif terpencil)
2 Kota Makassar (metropolitan/pusat perdangangan) B Sumatera (P2KP-3):
3 Kota Bengkulu (sedang/relatif terpencil)
4 Kota Medan (metropolitan/pusat perdagangan) C Java (PNPM 2007):
5 Kota Pasuruan (sedang)
6 Kota Surabaya (metropolitan/pusat perdagangan/industri) D KHUSUS Studi tentang Partisipasi Perempuan:
7 Kota Banda Aceh (pusat perdagangan, pilot/non-pilot) 8 Kota Loksoemawae (sedang, pilot/non-pilot)
9 Kota Mataram (pusat perdagangan) 10 Kota Bima (sedang/relatif terpencil)
Apa parameter umum semua kajian?
• Waktu
• Variasi konteks
P2KP
• Sampling
• Tenaga
Tim 7 (Peran PEMDA) Tim 5 (Partisipasi Perempuan)
Setiap Tim peneliti studi 1, 2, 3, 4, 6, 8 terdiri
dari 4 orang (termasuk team leader); keempat TA ini
diharapkan mengikuti proses penelitian dari awal sampai akhir di semua lokasi yang ditentukan dan tidak boleh diwakili orang lain/lokal
5 orang 6 orang
Tim 7 (Peran PEMDA) Tim 5 (Partisipasi Perempuan)
Setiap Tim peneliti studi 1, 2, 3, 4, 6, 8 terdiri
dari 4 orang (termasuk team leader); keempat TA ini
diharapkan mengikuti proses penelitian dari awal sampai akhir di semua lokasi yang ditentukan dan tidak boleh diwakili orang lain/lokal
Apa strategi umum semua kajian?
• “Sampling for
diversity”:
membandingkan 2
kelurahan ekstrem (/
kota)
Studi 1, 2, 5, 6, 7 akan
bandingkan 2 kelurahan di
masing-masing kota yang
merupakan
kasus
“ekstrem” yang berbeda,
di mana studi 3 dan 4 akan
masing-masing bandingkan
2 kelurahan dengan
paling
banyak observasi yang
berbeda
konteksnya.
Sebagai
kecualian, studi 8
tidak bergerak di bidang
kelurahan.
Studi 1, 2, 5, 6, 7 akan
bandingkan 2 kelurahan di
masing-masing kota yang
merupakan
kasus
“ekstrem” yang berbeda,
di mana studi 3 dan 4 akan
masing-masing bandingkan
2 kelurahan dengan
paling
banyak observasi yang
berbeda
konteksnya.
Sebagai
kecualian, studi 8
tidak bergerak di bidang
kelurahan.
Apa strategi umum semua kajian?
• “Sampling for
diversity”:
membandingkan 2
kelurahan ekstrem (/
kota)
Kota Bengkulu KELURAHAN A KELURAHAN B Kota Bengkulu Kota Bengkulu KELURAHAN A KELURAHAN B Kota BengkuluApa strategi umum semua kajian?
• “Sampling for
diversity”:
membandingkan 2
kelurahan ekstrem (/
kota)
• Perbedaan konteks
Kriterium seleksi / perbandingan lokasi kelurahan: Kriterium seleksi / perbandingan lokasi kelurahan: Kriterium seleksi / perbandingan lokasi kelurahan: Kriterium seleksi / perbandingan lokasi kelurahan:
No. Kajian Variabel strategis Nilai Konteks
1 Pelembagaan kerelawan: ekstrem beda 2 Penanganan pengaduan ekstrem beda 3 Pengembangan
infrastruktur oleh
masyarakat
ekstrem sama beda
4 Kegiatan sosial masyarakat
ekstrem sama beda
5 Partisipasi perempuan ekstrem beda 6 PJP Pronangkis ekstrem beda 7 Peran PEMDA ekstrem beda 8 Pengembangan
Kurikulum Fasilitator
Kelurahan
tidak ada kegiatan di tingkat kelurahan tidak ada kegiatan di tingkat kelurahan
Kriterium seleksi / perbandingan lokasi kelurahan: Kriterium seleksi / perbandingan lokasi kelurahan: Kriterium seleksi / perbandingan lokasi kelurahan: Kriterium seleksi / perbandingan lokasi kelurahan:
No. Kajian Variabel strategis Nilai Konteks
1 Pelembagaan kerelawan: ekstrem beda 2 Penanganan pengaduan ekstrem beda 3 Pengembangan
infrastruktur oleh
masyarakat
ekstrem sama beda
4 Kegiatan sosial masyarakat
ekstrem sama beda
5 Partisipasi perempuan ekstrem beda 6 PJP Pronangkis ekstrem beda 7 Peran PEMDA ekstrem beda 8 Pengembangan
Kurikulum Fasilitator
Kelurahan
tidak ada kegiatan di tingkat kelurahan tidak ada kegiatan di tingkat kelurahan
Apa strategi umum semua kajian?
• “Sampling for
diversity”:
membandingkan 2
kelurahan ekstrem (/
kota)
• Perbedaan konteks
• Fokus kajian (kelurahan
& kota)
Kota Bengkulu
KELURAHAN
A
KELURAHAN
B
Kota Bengkulu
KELURAHAN
A
KELURAHAN
B
Apa strategi umum semua kajian?
• “Sampling for
diversity”:
membandingkan 2
kelurahan ekstrem (/
kota)
• Perbedaan konteks
• Fokus kajian (kelurahan
& kota)
Medan KELURAHAN A KELURAHAN B Bengkulu KELURAHAN A KELURAHAN B Medan KELURAHAN A KELURAHAN B Bengkulu KELURAHAN A KELURAHAN BApa strategi umum semua kajian?
• “Sampling for
diversity”:
membandingkan 2
kelurahan ekstrem (/
kota)
• Perbedaan konteks
• Fokus kajian (kelurahan
& kota)
Medan KELURAHAN A KELURAHAN B Bengkulu KELURAHAN A KELURAHAN B Surabaya KELURAHAN A KELURAHAN B Pasuruan KELURAHAN A KELURAHAN B Makassar KELURAHAN A KELURAHAN B Gorontalo KELURAHAN A KELURAHAN B Medan KELURAHAN A KELURAHAN B Bengkulu KELURAHAN A KELURAHAN B Surabaya KELURAHAN A KELURAHAN B Pasuruan KELURAHAN A KELURAHAN B Makassar KELURAHAN A KELURAHAN B Gorontalo KELURAHAN A KELURAHAN BApa strategi umum semua kajian?
• “Sampling for
diversity”:
membandingkan 2
kelurahan ekstrem (/
kota)
• Perbedaan konteks
• Fokus kajian (kelurahan
& kota)
• Perluasan fokus
(progressive
contextualisation)
TINGKAT NASIONAL PROPINSI BENGKULU Kota Bengkulu KELURAHAN A KELURAHAN B TINGKAT NASIONAL PROPINSI BENGKULU Kota Bengkulu KELURAHAN A KELURAHAN BSiapa informan kunci?
• Informan kunci ada di
berbagai jenjang pelaku
& sasaran:
• Rumah tangga miskin
Rumah Tangga Miskin Rumah Tangga Miskin
Siapa informan kunci?
• Informan kunci ada di
berbagai jenjang pelaku
& sasaran:
• Rumah tangga miskin
• Pelaku Program di tkt.
kelurahan/kecamatan
Rumah Tangga Miskin Relawan / Peduli FASKEL ekonomi sosial lingkungan
Rumah Tangga Miskin Relawan / Peduli FASKEL ekonomi sosial lingkungan BKM UP ekono mi UP sosial UP lingku ngan KSM KSM KSM KSM KSM KSM Aparat Kelurahan PJOK KBK
Siapa informan kunci?
• Informan kunci ada di
berbagai jenjang pelaku
& sasaran:
• Rumah tangga miskin
• Pelaku Program di tkt.
kelurahan/kecamatan
• Pelaku di tkt. kota
KORKOT & TA KBP TKPP INSTANSI TERKAIT FASKEL ekonomi sosial lingkungan Aparat Kelurahan PJOK KBK KORKOT & TA KBP TKPP INSTANSI TERKAIT FASKEL ekonomi sosial lingkungan Aparat Kelurahan PJOK KBKSiapa informan kunci?
• Informan kunci ada di
berbagai jenjang pelaku
& sasaran:
• Rumah tangga miskin
• Pelaku Program di tkt.
kelurahan/kecamatan
• Pelaku di tkt. kota
• Pelaku di tkt. propinsi
KORKOT & TA KBP TKPP KMW & TA TKPP INSTANSI TERKAIT INSTANSI TERKAIT FASKEL ekonomi sosial lingkungan Aparat Kelurahan PJOK KBK KORKOT & TA KBP TKPP KMW & TA TKPP INSTANSI TERKAIT INSTANSI TERKAIT FASKEL ekonomi sosial lingkungan Aparat Kelurahan PJOK KBKSiapa informan kunci?
• Informan kunci ada di
berbagai jenjang pelaku
& sasaran:
• Rumah tangga miskin
• Pelaku Program di tkt.
kelurahan/kecamatan
• Pelaku di tkt. kota
• Pelaku di tkt. propinsi
• Pelaku di tkt. nasional
Rumah Tangga MiskinRelawan / Peduli BKM UP ekono mi UP sosial UP lingku ngan FASKEL ekonomi sosial lingkungan Aparat Kelurahan KSM KSM KSM KSM KSM KSM KBK PJOK KORKOT & TA KBP TKPP KMW & TA KMP & TA TKPP TKPP INSTANSI TERKAIT INSTANSI TERKAIT INSTANSI TERKAIT
Rumah Tangga Miskin Relawan / Peduli BKM UP ekono mi UP sosial UP lingku ngan FASKEL ekonomi sosial lingkungan Aparat Kelurahan KSM KSM KSM KSM KSM KSM KBK PJOK KORKOT & TA KBP TKPP KMW & TA KMP & TA TKPP TKPP INSTANSI TERKAIT INSTANSI TERKAIT INSTANSI TERKAIT
Penentuan Metode dan Teknik?
• Survey mini
Metode / pendekatan ditentukan sesuai topik
dan kelompok sasaran kajian:
Relawan / Peduli FASKEL ekonomi sosial lingkungan KBK KBP Pemandu Nasional Relawan / Peduli FASKEL ekonomi sosial lingkungan KBK KBP Pemandu Nasional
Penentuan Metode dan Teknik?
• Survey mini
• Wawancara
semi-terstruktur
Metode / pendekatan ditentukan sesuai topik
dan kelompok sasaran kajian:
Rumah Tangga Miskin Aparat Kelurahan PJOK KORKOT & TA INSTANSI TERKAIT KMW & TA INSTANSI TERKAIT KMP & TA TKPP TKPP TKPP Rumah Tangga Miskin Aparat Kelurahan PJOK KORKOT & TA INSTANSI TERKAIT KMW & TA INSTANSI TERKAIT KMP & TA TKPP TKPP TKPP
Penentuan Metode dan Teknik?
• Survey mini
• Wawancara
semi-terstruktur
• Wawancara berkelompok
terfokus (FGD)
• Wawancara biografis
Metode / pendekatan ditentukan sesuai topik
dan kelompok sasaran kajian:
Relawan / Peduli FASKEL ekonomi sosial lingkungan Aparat Kelurahan PJOK KBK KBP BKM UP ekono mi UP sosial UP lingku ngan KSM KSM KSM KSM KSM KSM Pemandu Nasional Relawan / Peduli FASKEL ekonomi sosial lingkungan Aparat Kelurahan PJOK KBK KBP BKM UP ekono mi UP sosial UP lingku ngan KSM KSM KSM KSM KSM KSM Pemandu Nasional
Penentuan Metode dan Teknik?
• Survey mini
• Wawancara
semi-terstruktur
• Wawancara berkelompok
terfokus (FGD)
• Wawancara biografis
Metode / pendekatan ditentukan sesuai topik
dan kelompok sasaran kajian:
Secondary Secondary Primary Secondary Secondary Secondary Secondary Primary Secondary Secondary
1 MIS data / Consutations with City level programme management 2 Poor community segment (males)SSI
SSI (fem.) SSI (males) SSI (fem.) neigbour-hood spot check SSI (males) SSI (fem.) SSI (males)SSI (fem.) 3 Registered Volunteers Survey, FGD, Biogrf Survey, FGD, Biogrf Survey, FGD, Biogrf Survey, FGD, Biogrf Survey, FGD, Biogrf Survey, FGD, Biogrf
4 BKM Register Inventory FGD, Biogrf Inventory Inventory Register PJM Doc. FGD, Biogrf + WS
5 KSM-economy 6 KSM-social 7 KSM-environment/infrastructure FGD, Biogrf 8 Faskel-economy 9 Faskel-social 10 Faskel-environment FGD, Biogrf (city level) 11Faskel-gender (Aceh only)
12 PJOK SSI
13 Kelurahan Administration Profil
kelurahan kelurahanProfil SSI Profil
kelurahan kelurahanProfil kelurahanProfil kelurahanProfil kelurahanProfil 14 KBK
15 KBP
16 Korkot / Askorkot Inventory SSI Inventory Inventory SSI + WS
17 Pemandu nasional Survey, FGD,
Biogrf + WSSurvey, FGD, Biogrf +WS
18 Pemda (Bappeda/ PU/ TKPKD/
SKPD, BPS atc.) City profile City profile SSI City profile City profile City profile City profile,
dev.budget SSI + WS City profile,
dev. budget City profile
19 TKPP-D Survey, FGD,
Biogrf + WS
20 KMW relevant
reports relevant reports SSI relevant
reports relevant reports relevant reports relevant reports SSI relevant
reports Docs, Trng material
21 KMP(s) relevant
docs relevant docs SSI relevant
docs relevant docs relevant docs relevant docs SSI relevant docs Docs, Trng material Biogrf Biographic Interview Faskel Community Facilitator KBP Community Learning Platform at city level TKPKD City/district Poverty Alleviation Coordination Team
FGD Focus Group Discussion BKM Kelurahan community self-help organization Korkot City Coorditator SKPD City/district Inter-governmental Working Unit
SSI Semi-structured Interview KSM Community self-help group Askorkot Assistant(s) to Korkot KMW Regional Management Consultant(s)
WS Also participating in Workshop PJOK Project Activity Operational Supervisor Pemandu Nasional National Trainers KMP Central Level Management Consultant(s)
MIS Management Information System KBK Community Learning Platform at kelurahan level TKPP-D City/district UPP Coordination Team
3. Infrastructure 4. Social Activities 5. Female Participation 6. PJM Pronangkis 1. Volunteers
Criteria for selection of kelurahan / Type of Information/Informant No.
7. Government role 8. Facilitator's curriculum
Primary Primary Primary Primary Primary Primary
2. Complaint Handling
participation rates (min-max) complaint frequency (min-max)
volume of infrastructure activities (1st-2nd)
volume of social activities (1st-2nd)
female participation rates
(min-max) “Best”/”worst” PJM
FGD, Biogrf + WS
"Good"/"lacking" collaboration
no selection of kelurahan, as study focuses on city level FGD + Biogrf (city level, males) + WS FGD + Biogrf (city level, fem.) + WS FGD, Biogr (fem.) FGD, Biogrf FGD, Biogrf FGD, Biogrf SSI Biogrf (female members)
FGD, Biogrf FGD, Biogr (males) FGD, Biogr (fem.) FGD, Biogr (males) FGD, Biogrf with Faskel from 2 kelurahan FGD, Biogrf with Faskel from 2 kelurahan FGD, Biogr (males, city level) FGD, Biogr (fem., city level) FGD, Biogrf with Faskel from 2 kelurahan + WS FGD, Biogrf with Faskel from 2 kelurahan + WS Survey + FGD + Biogrf (city level, males) + WS Survey + FGD + Biogrf (city level, fem.) + WS FGD, Biogrf (city level) SSI SSI FGD, Biogrf + WS SSI, Biogr (2 kelurahan); Survey, FGD, Biogrf (city level) + WS
SSI SSI SSI SSI
Survey, FGD, Biogrf + WS
Survey, FGD, Biogrf + WS
SSI SSI SSI SSI SSI + WS SSI + WS
SSI SSI SSI + WS SSI + WS
Survey, FGD, Biogrf + WS
SSI SSI SSI SSI SSI SSI
SSI SSI SSI SSI SSI SSI
Secondary Secondary Primary Secondary Secondary Secondary Secondary Primary Secondary Secondary
1 MIS data / Consutations with City level programme management 2 Poor community segment (males)SSI
SSI (fem.) SSI (males) SSI (fem.) neigbour-hood spot check SSI (males) SSI (fem.) SSI (males)SSI (fem.) 3 Registered Volunteers Survey, FGD, Biogrf Survey, FGD, Biogrf Survey, FGD, Biogrf Survey, FGD, Biogrf Survey, FGD, Biogrf Survey, FGD, Biogrf
4 BKM Register Inventory FGD, Biogrf Inventory Inventory Register PJM Doc. FGD, Biogrf + WS
5 KSM-economy 6 KSM-social 7 KSM-environment/infrastructure FGD, Biogrf 8 Faskel-economy 9 Faskel-social 10 Faskel-environment FGD, Biogrf (city level) 11Faskel-gender (Aceh only)
12 PJOK SSI
13 Kelurahan Administration Profil
kelurahan kelurahanProfil SSI Profil
kelurahan kelurahanProfil kelurahanProfil kelurahanProfil kelurahanProfil 14 KBK
15 KBP
16 Korkot / Askorkot Inventory SSI Inventory Inventory SSI + WS
17 Pemandu nasional Survey, FGD,
Biogrf + WSSurvey, FGD, Biogrf +WS
18 Pemda (Bappeda/ PU/ TKPKD/
SKPD, BPS atc.) City profile City profile SSI City profile City profile City profile City profile,
dev.budget SSI + WS City profile,
dev. budget City profile
19 TKPP-D Survey, FGD,
Biogrf + WS
20 KMW relevant
reports relevant reports SSI relevant
reports relevant reports relevant reports relevant reports SSI relevant
reports Docs, Trng material
21 KMP(s) relevant
docs relevant docs SSI relevant
docs relevant docs relevant docs relevant docs SSI relevant docs Docs, Trng material Biogrf Biographic Interview Faskel Community Facilitator KBP Community Learning Platform at city level TKPKD City/district Poverty Alleviation Coordination Team
FGD Focus Group Discussion BKM Kelurahan community self-help organization Korkot City Coorditator SKPD City/district Inter-governmental Working Unit
SSI Semi-structured Interview KSM Community self-help group Askorkot Assistant(s) to Korkot KMW Regional Management Consultant(s)
WS Also participating in Workshop PJOK Project Activity Operational Supervisor Pemandu Nasional National Trainers KMP Central Level Management Consultant(s)
MIS Management Information System KBK Community Learning Platform at kelurahan level TKPP-D City/district UPP Coordination Team
3. Infrastructure 4. Social Activities 5. Female Participation 6. PJM Pronangkis 1. Volunteers
Criteria for selection of kelurahan / Type of Information/Informant No.
7. Government role 8. Facilitator's curriculum
Primary Primary Primary Primary Primary Primary
2. Complaint Handling
participation rates (min-max) complaint frequency (min-max)
volume of infrastructure activities (1st-2nd)
volume of social activities (1st-2nd)
female participation rates
(min-max) “Best”/”worst” PJM
FGD, Biogrf + WS
"Good"/"lacking" collaboration
no selection of kelurahan, as study focuses on city level FGD + Biogrf (city level, males) + WS FGD + Biogrf (city level, fem.) + WS FGD, Biogr (fem.) FGD, Biogrf FGD, Biogrf FGD, Biogrf SSI Biogrf (female members)
FGD, Biogrf FGD, Biogr (males) FGD, Biogr (fem.) FGD, Biogr (males) FGD, Biogrf with Faskel from 2 kelurahan FGD, Biogrf with Faskel from 2 kelurahan FGD, Biogr (males, city level) FGD, Biogr (fem., city level) FGD, Biogrf with Faskel from 2 kelurahan + WS FGD, Biogrf with Faskel from 2 kelurahan + WS Survey + FGD + Biogrf (city level, males) + WS Survey + FGD + Biogrf (city level, fem.) + WS FGD, Biogrf (city level) SSI SSI FGD, Biogrf + WS SSI, Biogr (2 kelurahan); Survey, FGD, Biogrf (city level) + WS
SSI SSI SSI SSI
Survey, FGD, Biogrf + WS
Survey, FGD, Biogrf + WS
SSI SSI SSI SSI SSI + WS SSI + WS
SSI SSI SSI + WS SSI + WS
Survey, FGD, Biogrf + WS
SSI SSI SSI SSI SSI SSI
Secondary Secondary Primary Secondary Secondary Secondary Secondary Primary Secondary Secondary 1 MIS data / Consutations with City level programme management
2 Poor community segment (males)SSI (fem.)SSI (males)SSI (fem.)SSI neigbour-hood spot check (males)SSI (fem.)SSI (males)SSI SSI (fem.) 3 Registered Volunteers Survey, FGD, Biogrf Survey, FGD, Biogrf Survey, FGD, Biogrf Survey, FGD, Biogrf Survey, FGD, Biogrf Survey, FGD, Biogrf
4 BKM Register Inventory FGD, Biogrf Inventory Inventory Register PJM Doc. FGD, Biogrf + WS 5 KSM-economy 6 KSM-social 7 KSM-environment/infrastructure FGD, Biogrf 8 Faskel-economy 9 Faskel-social 10 Faskel-environment FGD, Biogrf (city level)
11 Faskel-gender (Aceh only)
12 PJOK SSI
13 Kelurahan Administration kelurahanProfil kelurahanProfil SSI kelurahanProfil kelurahanProfil kelurahanProfil kelurahanProfil kelurahanProfil 14 KBK
15 KBP
16 Korkot / Askorkot Inventory SSI Inventory Inventory SSI + WS
17 Pemandu nasional Survey, FGD, Biogrf + WSSurvey, FGD, Biogrf +WS 18 Pemda (Bappeda/ PU/ TKPKD/ SKPD, BPS atc.) City profile City profile SSI City profile City profile City profile City profile, dev.budget SSI + WS City profile, dev. budget City profile
19 TKPP-D Survey, FGD, Biogrf + WS
20 KMW relevant reports relevant reports SSI relevant reports relevant reports relevant reports relevant reports SSI relevant reports Docs, Trng material 21 KMP(s) relevant docs relevant docs SSI relevant docs relevant docs relevant docs relevant docs SSI relevant docs Docs, Trng material
Biogrf Biographic Interview Faskel Community Facilitator KBP Community Learning Platform at city level TKPKD City/district Poverty Alleviation Coordination Team
FGD Focus Group Discussion BKM Kelurahan community self-help organization Korkot City Coorditator SKPD City/district Inter-governmental Working Unit
SSI Semi-structured Interview KSM Community self-help group Askorkot Assistant(s) to Korkot KMW Regional Management Consultant(s)
WS Also participating in Workshop PJOK Project Activity Operational Supervisor Pemandu Nasional National Trainers KMP Central Level Management Consultant(s)
MIS Management Information System KBK Community Learning Platform at kelurahan level TKPP-D City/district UPP Coordination Team
3. Infrastructure 4. Social Activities 5. Female Participation 6. PJM Pronangkis 1. Volunteers
Criteria for selection of kelurahan / Type of Information/Informant No.
7. Government role 8. Facilitator's curriculum Primary Primary Primary Primary Primary Primary
2. Complaint Handling
participation rates (min-max) complaint frequency (min-max) volume of infrastructure activities (1st-2nd) volume of social activities (1st-2nd) female participation rates (min-max) “Best”/”worst” PJM
FGD, Biogrf + WS
"Good"/"lacking" collaboration
no selection of kelurahan, as study focuses on city level FGD + Biogrf (city level, males) + WS FGD + Biogrf (city level, fem.) + WS FGD, Biogr (fem.) FGD, Biogrf FGD, Biogrf FGD, Biogrf SSI Biogrf (female members)
FGD, Biogrf FGD, Biogr (males) FGD, Biogr (fem.) FGD, Biogr (males) FGD, Biogrf with Faskel from 2 kelurahan FGD, Biogrf with Faskel from 2 kelurahan FGD, Biogr (males, city level) FGD, Biogr (fem., city level) FGD, Biogrf with Faskel from 2 kelurahan + WS FGD, Biogrf with Faskel from 2 kelurahan + WS Survey + FGD + Biogrf (city level, males) + WS Survey + FGD + Biogrf (city level, fem.) + WS FGD, Biogrf (city level) SSI SSI FGD, Biogrf + WS SSI, Biogr (2 kelurahan); Survey, FGD, Biogrf (city level) + WS
SSI SSI SSI SSI
Survey, FGD, Biogrf + WS
Survey, FGD, Biogrf + WS
SSI SSI SSI SSI SSI + WS SSI + WS
SSI SSI SSI + WS SSI + WS
Survey, FGD, Biogrf + WS
SSI SSI SSI SSI SSI SSI