• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a) Pengertian Media Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. a) Pengertian Media Pembelajaran"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kajian Tentang Media Pembelajaran

a) Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara harfiah, artinya adaah sebagai “perantara” atau “pengantar”. Oleh karenanya, media dipahami sebagai perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Jadi jika dikaitkan dengan pendidikan dapat dikatakan bahwa media adalah alat bantu atau perantara dalam proses pembelajaran dimana pendidik menyampaikan materi/informasi dari sumber belajar untuk disampaikan kepada peserta didik.

Pembelajaran menurut (Pane and Dasopang 2017) adalah kegiatan terencana yang mengkondisikan atau merangsang seseorang agar dapat beajar dengan baik, sehingga kegiatan pembelajaran ini bermuara paa dua kegitan pokok, yaitu bagaimana orang melakukan tindakan perubahan tingkah laku melalui kegiatan belajar dan bagaimana orang melakukan tindakan penyemaian ilmu pengetahuan melalui kegiatan mengajar. Oleh karena itu, makna pembelajaran merupakan tindakan eksternal dari belajar.

Menurut (Haryono 2017) mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan

(2)

sisa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar untuk menambah informasi baru pada diri siswa. Media memberikan rangsangan bagi siswa untuk melaksanakan proses pembelajaran. Sedangkan menurut (Tafonao 2018) bahwa media pembelajaran adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, media pembelajaran merupakan alat atau sarana yang efektif digunakan dalam proses pembelajaran untuk pendidik menyampaikan informasi/materi pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran, guna untuk merangsang pikiran, perasaan, kemampuan serta keterampilan belajar.

b) Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi media pembelajaran menurut (Nurseto 2011), dapat ditekankan beberapa hal berikut ini :

1) Sebagai sarana untuk membantu mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif

2) Sebagai salah satu komponen yang saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan

3) Mempercepat proses belajar

(3)

5) Mengkonkretkan yang abstrak sehingga dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme

Sedangkan menurut (Haryono 2017) ada beberapa fungsi media pembelajaran yang secara umum yaitu pertama, mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa. Pengalaman tiap siswa berbeda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak seperti ketersediaan buku, kesempatan berwisata, dan sebagainya. Kedua, memperoleh gambaran jelas tentang benda yang sulit diamati secara langsung, dikarenakan : objek terlalu besar, objek terlalu kecil, objek bergerak terlalu lambat, objek bergerak terlalu cepat, objek terlalu kompleks, objek yang bunyinya terlalu halus, objek terlalu jauh letaknya dan objek berbahaya. Ketiga, memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungannya, keempat menghasilkan keseragaman pengamatan, kelima menanamkan konsep dasar yang benar, konkret, dan realistis. Kelima membangkitkan keinginan dan minat baru, keenam membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar, ketujuh memberikan pengalaman yang menyeluruh dari yang konkret sampai dengan abstrak, kedelapan memudahkan siswa untuk membandingkan, mengamati, mendeskripsikan suatu benda.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, fungsi media pembelajaran untuk meningkatkan, merangsang, memotivasi, mewujudkan dan memudahkan siswa dalam proses pembelajaran agar mampu memahami materi yang disampaikan oleh pendidik dengan

(4)

menggunakan suatu sarana/alat bantu guna untuk lebih mempermudah pemahaman peserta didik sehingga, kemampuan, pengetahuan, dan kualitas peserta didik.

c) Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran menurut (Muhson 2010), secara praktis media pembelajaran memiliki beberapa manfaat , antara lain : 1) Mengkonkretkan konsep-konsep yang bersifat abstrak, sehingga

dapat mengurangi verbalisme. Misalnya dengan menggunakan gambar, skema, grafik, model, dan sebagainya.

2) Membangkitkan motivasi, sehingga dapat memperbesar perhatian individual siswa untuk seluruh anggota kelompok belajar sebab jalannya pelajaran tidak membosankan dan tidak monoton.

3) Mengfungsikan seluruh indera siswa, sehingga kelemahan dalam salah satu indera (misal : mata atau telinga) dapat diimbangi dengan kekuatan indera lainnya.

4) Mendekatkan dunia teori/konsep dengan realita yang sukar di peroleh dengan cara-cara lain selain menggunakan media pembelajaran. Misalnya untuk memberikan pengetahuan tentang pola bumi, anak tidak mungkin memperoleh pengalaman secara langsung. Maka dibuatlah goble sebagai model dari bola bumi. Demikian juga benda-benda lain yang terlalu besar atau terlalu kecil, gejala-gejala yang gerakannya terlalu cepat atau terlalu lambat, gejala-gejala atau objek yang berbahaya maupun sukar

(5)

didapat, Hal-hal yang terlalu kompleks dan sebagainya, semuanya dapat diperjelas menggunakan media pembelajaran.

5) Meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi langsung antar siswa dengan lingkungannya. misalnya dengan menggunakan rekaman, eksperimen, karya wisata, dan sebagainya.

6) Memberikan uniformitas atau keseragaman dalam pengamatan, sebab daya tangkap setiap siswa akan berbeda-beda tergantung dari pengalaman serta intelegensi masing-masing siswa. misalnya persepsi tentang gajah, dapat diperoleh uniformitas dalam pengamatan Kalau binatang itu diamati langsung atau tiruannya saja dibawa ke depan kelas .

7) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan. misalnya berupa rekaman, film, slide, gambar, foto, modul, dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, manfaat media pembelajaran adalah untuk mempermudah prosess pembelajaran antar pendidik dan peserta didik, agar peserta didik mampu menguasai maeri sehingga degan adanya media pembelajaran peserta didik tidak akan mudah bosan dan tidak hanya verbalisme saja yang diterapkan tetapi lebih bagaimana membuat pesrta didik aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

d) Jenis Media Pembelajaran

Berdasarkan rancangannya, media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan memiliki dua jenis yakni mulai dari yang sederhana

(6)

(langsung dapat dimanfaatkan yang ada di lingkungan) sampai dengan yang kompleks atau canggih yang dijelaskan sebagai berikut :

1) Media yang dirancang (by design), yakni media dan sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem pembelajaran untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.

2) Media yang dimanfaatkan (by utilization), yaitu media dan sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untu keperluan pembelajaran.

Sedangkan menurut (Haryono 2017) jenis-jenis media pembelajaran dari beragam klasifikasi media pembelajaran dilihat dari bentuk atau ciri fisiknya dapat dikelompokkan tiga yaitu :

1) Media dua dimensi adalah media yang berbentuk bidang datar, hanya memiliki ukran panjang dan lebar saja (Jennah 2009). Misalnya media gambar, media gambar animasi manual, media kartu angka, media kartu media gambar binatang buas, media anatomi tubuh, dan lain-lain.

2) Media tiga dimensi yaitu media yang berbentuk isi (volume) memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi, atau media yang dalam bentuk model. Misalnya candi, rumah adat, boneka, topeng, model irisan bumi, diorama, lembar balik (seperti kalender duduk), peta timbul dan sebagainya

(7)

3) Media pandang diam dan pandang gerak adalah media pembelajaran yang isi pesannya diterima oleh indera penglihatan dan pendengaran. contohnya media TIK. Media berdasarkan jenis dan cara penyajiannya ada dua yaitu alat peraga dan media teknologi informasi dan komunikasi. Berikut untuk penjelasan yang lebih rinci yaitu:

a. Alat peraga Secara umum pengertian alat peraga adalah benda atau alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran (Haryono 2017). Alat peraga merupakan bagian dari media pembelajaran yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : benda sebenarnya, presentasi, presentasi grafis (peta, diagram, chart, grafis), gambar diam (hasil foto, kaligrafi, gambar), model yaitu benda tiruan tentang suatu objek alam, benda budaya dan manusia. Serta alat tiruan (globe, boneka, diorama tertutup, diorama lipat, diorama terbuka ritatoon, rotaton, lembar balik dan sebagainya)

b. Media TIK

Menurut (Haryono 2017) media teknologi informasi dan komunikasi dikategorikan menjadi 3 yaitu, pertama media auditif, media ini hanya mengandalkan kemampuan suara saja seperti radio, cassette recorder, piringan audio, dan sebagainya. Kedua media visual, media ini hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual pada yang menampilkan gambar diam seperti strip (film rangkai), slide (film bingkai), foto,

(8)

gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu dan film kartun. Ketiga, media audio visual, media ini telah mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Media audio visual dibagi menjadi dua yaitu audio visual diam dan audio visual gerak. Audio visual diam yaitu media yang menampilkan Suara dan gambar diam seperti film bingkai suara, film rangkai suara, cetak suara. Sedangkan audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, seperti film suara dan video cassette.

Berdasarkan penjelasan diatas jenis media terbagi menjadi dua golongan, yang pertama jenis media berdasarkan rancangan yang terdapat dua jenis yaitu media yang dirancang dan media yang dimanfaatkan. Yang kedua yaitu jenis media berdasarkan bentuk atau ciri fisiknya yang dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu media dua dimensi, media tiga dimensi dan media pandang diam dan gerak.

e) Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem pembelajaran secara keseluruhan. beberapa kriteria yang patut diperlihatkan dalam memilih media :

1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan

(9)

dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan atau dipertunjukkan oleh pembelajar, seperti menghafal, melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik atau pemakaian prinsif-prinsif seperti sebab dan akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep atau hubungan-hubungan perubahan, dan mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan pemikiran pada tingkatan lebih tinggi.

2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsif atau generalisasi

Media yang berbeda, misalnya film dan grafik memerlukan simbol dan kode yang berbeda, dan oleh karena itu memerlukan proses pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental pembelajar. Televisi misalnya, tepat mempertunjukkan dan transportasi yang memerlukan manipulasi ruang dan waktu.

3) Praktis, luwes, dan bertahan

Jika tidak tersedia waktu, dana atau sumber daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu yang lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang yang terbaik. Kriteria ini menuntun pembelajar atau instruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh atau mudah dibuat sendiri oleh pembelajar. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimanapun dan kapanpun dengan

(10)

peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa ke mana saja.

4) Pembelajar terampil menggunakan

Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apapun media itu, pembelajar harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. Proyektor transparansi (OHP), proyektor slide dan film, komputer dan peralatan canggih lainnya tidak akan mempunyai arti apa-apa jika pembelajar belum dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar.

5) Pengelompokan sasaran

Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil dan perorangan.

6) Mutu teknis

Pengembangan visual baik gambar maupun fotografi harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.

Bedasarkan penjelasan diatas terdapat beberapa kriteria dalam pemilihan media pembelajaran yaitu media dipilih berdasarkan tujuan

(11)

yang ingin dicapai, berdasarkan isi pelajaran yang bersifat fakta, konsep dan prinsip. Kemudian berdasarkan memilih media yang praktis, luwes dan bertahan, serta mampu menggunakakn media. Adapun berdasarkan pengelompokan sasaran dan mutu teknis.

2. Kajian tentang Pembelajaran Tematik

a) Pengertian Pembelajaran Tematik

Menurut (Muklis 2012) Pembelajaran tematik adalah suatu kegiatan pembelajaran dengan memadukan materi beberapa pelajaran dalam satu tema, yang menekankan keterlibatan peserta didik dalam belajar dan pemberdayaan dalam memecahkan masalah, sehingga hal ini dapat menumbuhkan kreativitas sesuai dengan potensi dan kecenderungan mereka yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Sedangkan menurut (Lubis 2019) Pembelajaran tematik merupakan penggabungan atau perpaduan dari beberapa mata pelajaran dalam lingkup di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar meliputi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Matematika (MM), Bahasa Indonesia (BI), Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Perpaduan mata pelajaran tersebut disebut sebagai pembelajaran tematik.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang memadukan antar mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya dalam satu tema.

(12)

b) Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Tematik

Menurut Mohamad Muklis (2012) tujuan pembelajaran tematik dikembangkan selain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diharapkan siswa mampu :

a. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna

b. Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan memanfaatkan informasi.

c. Menumbuh kembangkan sikap positif, kebiasaan baik, nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan

d. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain. e. Meningkatkan gairah dalam belajar

f. Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Dengan adanya penerapan pembelajaran tematik, banyak manfaat yang diperoleh peserta didik dan pendidik, diantaranya yaitu :

a. Pembelajaran mampu meningkatkan pemhaman konseptual peserta didik terhadap realitas sesuai dengan tingkat pengembangan intelektualitasnya.

b. Pembelajaran tematik memungkinkan peerta didik mampu mengeksporasi pengetahuan melalui serangkaian proses kegiatan pembelajaran.

(13)

c. Pembelajaran tematik mampu meningkatkan keeratan hubungan antar peserta didik.

d. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak e. Hasil belajar akan bertahan lebih bermakna karena berkesan dan

bermkna

f. Mengembangkan keterampilan berfikir anak sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran tematik adalah diharapkan siswa mampu meningkatkan pemahaman, keterampilan, sikap secara bermakna sesuai tujuan yang akan dicapai melalui pembelajaran. Sedangkan manfaat pembelajaran tematik adalah untuk membantu pendidik dan peserta didik dalam mencapai tujuan, serta untuk meningkatkan keterampilan berfikir anak.

c) Landasan Pembelajaran Tematik

Menurut Mohamad Muklis (2012) mengemukakan bahwa terdapat tiga landasan dalam pembelajaran tematik, yaitu sebagai berikut : a) Landasan Filosofi

Landasan filosofi dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh 3 aliran filsafat yaitu :

1. Aliran Progesivisme, memandang proses pembelajaran perlu ditekanka pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa.

(14)

2. Aliran Konstriktivisme, melihat pengalaman langsung siswa (direct experience) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adlah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkontruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh eh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Sementara aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan atau kekhasan nya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya 3. Aliran Humanisme

b) Landasan Psikologi

Landasan psikologi dalam pembelajaran tematik pertama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi Perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan Isi atau materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi atau materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.

(15)

c) Landasan Yuridis

Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9).

Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan oleh paara ahli, maka dapat disimpulkan bahwa landasan pembelajaran tematik terdiri dri 3 landasan, yang pertama landasan filosofi, dimana dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan pembentukan kreatifitas dan memberi pengalaman langsung kepada siswa. Kedua landasan psikologi, dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan perkembangan psikologi siswa. Dan ketida landasan yuridis, dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan kebijakan dan peraturan yang mendukung mengenai hak anak.

d) Karakteristik Pembelajaran Tematik

Menurut (Muklis 2012), mengemukakan bahwa sebagai suatu model proses, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :

1) Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih

(16)

banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

2) Memberikan pengalaman langsung.

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata atau konkrit sebagai dasar untuk memahami hahaha yang lebih abstrak.

3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

4) Penyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5) Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luas (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

(17)

6) Prosedur pelaksanaan pembelajaran tematik

Pada dasarnya ada tiga tahap menurut (Muklis 2012) yang harus dilalui dalam prosedur penerapan pembelajaran tematik yaitu : a. Tahap Perencanaan

Perencanaan pembelajaranpada dasarnya adalah rangkaian bencana yang memuat isi dan kegiatan pembelajaran yang bersifat menyeluruh dan sistematis, yang digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar. Dalam pembelajaran tematik perencanaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pemilihan tema dan unit-unit tema

Pemilihan tema ini dapat datang dari staf pengajar yaitu guru kelas atau guru bidang studi dan siswa. Biasanya guru yang memilih tema dasarnya dan dengan musyawarah siswa menentukan unit temanya. Pemilihan tema dasar yang dilakukan oleh guru dengan mengacu pada tujuan dan materi-materi pada pokok bahasan pada setiap mata pelajaran yang terdapat pada kurikulum.

2. Langkah perencanaan aktivitas

Langkah perencanaan aktivitas di sini meliputi : pemilihan sumber, pemilihan aktivitas, dan perencanaan evaluasi evaluasi dalam pembelajaran tematik meliputi jenis evaluasi yaitu otentik, sasaran evaluasi berupa proses dan hasil belajar siswa, aspek yang dievaluasi (kognitif, efektif dan

(18)

psikomotor), teknik-teknik evaluasi (observasi, wawancara, evaluasi siswa, jurnal siswa, portofolio dan tes prestasi belajar (baku atau buatan guru) serta kontrak belajar.

b. Tahap pelaksanaan

Adapun dalam pelaksanaannya, penerapan pembelajaran tematik dapat mengikuti langkah-langkah berikut :

1. Kegiatan pembukaan

Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk apersepsi yang sifatnya pemanasan. Kegiatan ini dilakukan untuk menggali pengalaman peserta didik tentang tema yang akan disajikan. Selain itu, guru harus mampu memfasilitasi suatu kegiatan yang mampu menarik peserta mengenai tema yang akan diberikan. Diantaranya beberapa kegiatan yang dapat menarik perhatian siswa adalah bercerita, menyanyi atau olahraga.

2. Kegiatan inti

Dalam kegiatan ini ini difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung bagi peserta didik. Dalam kegiatan ini pembelajaran menekankan pada pencapaian indikator yang ditetapkan.

3. Penutup

Kegiatan penutup dilakukan dengan mengungkap hasil pembelajaran, yaitu dengan cara menanyakan kembali

(19)

materi yang sudah disampaikan dalam kegiatan inti. Pada tahap penutup guru juga harus pintar-pintar menyimpulkan hasil pembelajaran dengan mengedepankan pesan-pesan moral yang terdapat pada setiap materi pembelajaran

c. Tahap penilaian atau evaluasi

Dalam pembelajaran tematik, penilaian merupakan usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai, baik berkaitan dengan proses maupun hasil pembelajaran. Oleh karena itu penilaian atau evaluasi pembelajaran tematik dilakukan pada dua hal yaitu penilaian terhadap proses kegiatan dan penilaian hasil kegiatan. Dengan dilakukan penelitian, guru diharapkan dapat :

1. Mengetahui pencapaian indikator yang telah ditetapkan. 2. Memperoleh umpan balik, sehingga dapat mengetahui

hambatan yang terjadi dalam pembelajaran maupun efektivitas pembelajaran.

3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik.

4. Menjadikan acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut (remedial, pengayaan dan pemantapan).

Berdasarkan penjelasan diatas disimpulkan bahwa pembelajaran tematik memiliki karakteristik yaitu berpusat pada siswa, memberikan

(20)

pengalam langsung, pemisah mata pelajaran tidak begitu jelas, penyajian konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel dan prosedur pelaksanaan pembelajaran tematik.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Media pembelajaran sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Beberapa media yang sudah ada bisa dikembangkan menjadi media yang lebih menarik, efektif dan efisien. Tetap masih ada penghambat dalam proses pembelajaran, salah satunya yaitu mengenai penerapan media pembelajaran di sekolah. Hal ini disebabkan karena kurang memadainya media pembelajaran di sekolah serta penggunaan media pembelajaran dari guru belum optimal. Berdasarkan masalah tersebut, peneliti tertarik melakukan pnelitian pengembangan media pembelajaran Kubus Bewarna dalam Pembelajaran Tematik dengan Tema 4 Hidup Bersih dan Sehat Subtema 1 Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Pembelajaran ke 4 Pada Siswa Kelas II SDN Glonggong 03.

Sehubungan dengan hal ini, ada beberapa penelitian yang relevan yang telah dilakukan sebelumnya, antara lain :

(21)

Tabel 2.1 Kajian penelitian yang relevan

NO. PENGARANG PERSAMAAN PERBEDAAN

1. Milkhatul Hasanah, 2016

Pengembangan Media Pembelajaran

Matematika Berupa Comic Book untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Tematik

Materi Jaring-Jaring Bangun Ruang Pada Siswa Kelas IV SD NU Bahrul Ulum Malang

1. Pengambilan data

menggunakan

wawancara dan angket 2. Sama-sama

mengembangkan media unuk mencapai hasil belajar yang maksimal

1. Media yang dikembangkan tidak sama

2. Hanya fokus dalam mata pelajaran matematika saja 3. Subjek penelitian berbeda

(kelas IV SD)

4. Pengambilan data

menggunakan pre-test dn post-test

5. Model penelitian berbeda 6. Lokasi dan waktu berbeda

2. Aplonia Katarina Kartini Udak, 2017 Pengembangan Media Pembelajaran Konvesional Pada Muatan Pelajaran Matematika dalam

Subtema Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Untuk Siswa Kelas II SD

1. Media diperuntukkan kelas II SD

2. Pembelajaran sesuai denga tematik yaitu subtema 1 Hidup Bersih dan Sehat

1. Media pemelajaran berupa media konvesional, sedangkan peneliti menggunakan media Kubus berwarna yang ada beberapa lampunya.

2. Menggunakan model yang dikembangan oleh R&D,

sedangkan peneliti

menggunkan model ADDIE.

3. Agus Pambudi, 2019 Peningkatan Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Bangun Ruang Sederhana Melalui Media Kotak/Kubus Pada Siswa Kelas IV SDN Ngampelrejo Kecamatan Jombang Kabupaten Jember

Semester Genap Tahun 2018/2019

1. Media pembelajaran berupa kotak kubus 3D 2. Bentuk media 3D yang

dapat dilihat dan diraba

1. Media pembelajaran berupa kotak kubus sedangkan peneliti

membuat media kubus

berwarna yang ada beberapa lampu

2. Mata pelajaran lebih

difokuskan pada sifat-sifat bangun ruang sedangkan peneliti menggunakan tematik tema 4 Hidup Bersih dan Sehat. 3. Media diperuntukkan kelas IV

sedangkan peneliti

(22)

Berdasarkan tabel diatas terdapat persamaaan dan perbedaan dalam peneliti terdahulu dengan peneliti yang ditulis diproposal ini. Pertama dalam jurnal Milkhatul Hasanah yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berupa Comic Book untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik Materi Jaring-Jaring Bangun Ruang Pada Siswa Kelas IV SD NU Bahrul Ulum Malang terdapat hasil pembahasan yaitu hasil penggunaan media pembelajaran berupa comic book ini erhadap peningkatan hasil belajar siswa yaitu dari rata-rata diketahui bahwa siswa yang menggunakan buku komik matematika memiliki nilai lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan buku komik matematika yaitu (kelompok eksperimen = 69,90 > kelompok kontrol = 52,72).

Kedua, dalam jurnal Aplonia Katarina Kartini Udak yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Konvesional Pada Muatan Pelajaran Matematika dalam Subtema Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Untuk Siswa Kelas II SD terdapat hasil pembahasan yaitu berdasarkan hasil validasi dari pakar media pembelajaran konvensional dan guru kelas II Sekolah Dasar, diketahui bahwa media pembelajaran konvensional yang dikembangkan termasuk kaegori “Baik” dengan rata-rata 4,00 dan layak digunakan sesuai dengan revisi.

Ketiga, dalam jurnal Agus Pambudi yang berjudul Peningkatan Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Bangun Ruang Sederhana Melalui Media Kotak/Kubus Pada Siswa Kelas IV SDN Ngampelrejo Kecamatan Jombang Kabupaten Jember Semester Genap Tahun 2018/2019, juga terdapat hasil pembahasan yaitu hasil perbaikan pada pelajaran matematika yang telah

(23)

dilaksanakan menyatakan bahwa penggunaan media kotak/kubus memotivasi siswa pada pembelajaran sifat-sifat bangun ruang. Pengajaran dalam jurnal ini menggunakan media pembelajaran variasi dari metode, dan keterampilan mengajar dan memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan permasalah diatas, dalam proses pembelajaran masih belum memadai sehingga kurang menarik perhatian siswa dalam pembelajaran secara langsung. Maka dengan adanya media pembelajaran Kubus Berwarna ini, diharapkan dapat membantu peserta didik dalam memudahkan dan memahami materi pembelajaran serta memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi kepada peserta didik sehingga kualitas tematik dapat meningkat.

(24)

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Kondisi Lapangan : 1. Guru belum optimal

dalam menggunakan media pembelajaran 2. Media pembelajaran di sekolah kurang memadai 3. Media pembelajaran yang digunakan guru

belum maksimal

dalam pembelajaran, sehingga siswa mudah bosan

Peneliti mengembangkan suatu media pembelajaran yang konkret yang dapat digunakan guru dalam menyampaikan materi dalam proses pembelajaran

Kondisi Ideal :

Media pembelajaran adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. (Talizaro Tafonao, 2018)

Metode Penelitian

1. Dalam pengembangan peneliti menggunakan model ADDIE 2. Lokasi penelitian dilaksanakan di SDN Glonggong 03 3. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2021 4. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi,

wawancara, tes, angket dan dokumentasi

5. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan analisis kuantitatif

Menghasilkan media pembelajaran Kubus Berwarna pada pembelajaran tematik dengan Tema 4 Hidup Bersih dan Sehat Subtema 1 Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Pembelajaran ke 4 Pada Siswa Kelas II SD

Gambar

gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang  menampilkan  gambar  atau  simbol  yang  bergerak  seperti  film  bisu dan film kartun
Tabel 2.1 Kajian penelitian yang relevan
Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis Kelas X SMA.(Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2010) hal 8.. Penerapan konsep yang tidak tepat, akibat

Masalah yang ada dalam mengevaluasi siswa terbaik adalah belum menggunakan metode yang dapat menentukan prioritas dari banyak kriteria dan belum adanya pembobotan untuk

Hal ini disebabkan kelompok luka yang diberikan dasar salep tidak diberikan obat atau bahan/zat yang berkhasiat untuk menutupi luka dan kelompok ini juga mengalami

Adanya pengaruh pemberian salep getah papaya dengan variasi kosentrasi getah papaya terhadap terhadap panjang luka, lama waktu penyembuhan luka dan ada tidaknya pembengkakan luka

Pada pertama kali alat dijalankan atau start awal yaitu inisialisai sensor tegangan, sensor arus, LDR dan sensor rotasi, setelah inisialisasi sensor – sensor proses

a. Pembangunan komitmen Bupati, Perangkat Daerah Lintas Sektor, Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Pati, Camat,

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi dengan judul “ Kajian Drug Related Problems (DRP) Resep

Berdasarkan latarbelakang masalah yang dipaparkan sebelumnya, permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah penggunaan teknik time out berpengaruh untuk mengurangi