TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi
Oleh:
REMILIA FRAMITA NIM D010318053
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
2021
ii
PERHITUNGAN ANGGARAN BAHAN BAKU BATAKO LANTAI DAN BATAKO DINDING PADA
UD BUDI AYU BANJARMASIN
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi
Oleh:
REMILIA FRAMITA NIM D010318053
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
2021
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Jangan hanya dipikirkan, tapi kerjakan.
Juga jangan jadi orang yang pemalas karena ketika kamu sedang bermalas- malasan maka ribuan pesaingmu sedang berusaha keras untuk mengalahkanmu.
Lelah itu wajar, tapi menyerah bukan jalan keluar.”
vii
BAKU BATAKO LANTAI DAN BATAKO DINDING PADA UD BUDI AYU BANJARMASIN. Tugas Akhir, Program Studi D3 Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Banjarmasin, 2021.
Tujuan penelitian ini adalah menghitung anggaran bahan baku batako lantai dan batako dinding pada UD Budi Ayu Banjarmasin tahun 2021. Selama ini UD Budi Ayu Banjarmasin belum pernah membuat perhitungan anggaran bahan baku batako lantai dan batako dinding sehingga perusahaan tidak bisa memperkirakan berapa jumlah bahan baku yang pas untuk dibeli dalam melakukan proses produksi selama satu tahun. Perusahaan selalu membeli bahan baku sehingga harus segera diproduksi setiap hari agar tidak mengalami penumpukan meskipun barang jadi hasil produksi yang telah dilakukan pada periode sebelumnya masih ada yang tersisa.
Kerangka teori penelitian ini adalah membandingkan perhitungan anggaran penjualan dengan menggunakan 3 (tiga) metode, yaitu metode least square, metode moment, dan metode kuadrat, kemudian menghitung Standar Kesalahan Forecasting (SKF) untuk menentukan metode yang paling sesuai dari ketiga metode tersebut dengan mengambil nilai SKF terkecil. Setelah itu meramalkan jumlah produksi berdasarkan data pada tahun-tahun sebelumnya dan menghitung anggaran bahan baku untuk proses produksi selama satu tahun.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode yang paling sesuai digunakan dengan berdasarkan perhitungan Standar Kesalahan Forecasting (SKF) adalah metode kuadrat karena memiliki nilai SKF terkecil, baik untuk jenis batako lantai maupun batako dinding. Hasil perhitungan anggaran pemakaian bahan baku tahun 2021 adalah untuk batako lantai sebanyak 96.768 kilogram semen Conch, 755 m³ pasir putih palangka, dan 755 m³ pasir abu split, sedangkan batako dinding sebanyak 17.302 kilogram semen Conch, 135 m³ pasir putih palangka, dan 135 m³ pasir abu split. Hasil perhitungan anggaran pembelian bahan baku tahun 2021 adalah untuk semen Conch sebesar Rp114.070.000,00, pasir putih palangka sebesar Rp109.507.203,00, dan pasir abu split sebesar Rp157.416.604,00.
Kata Kunci : Anggaran, Penjualan, Produksi, dan Bahan Baku
viii
ABSTRACT
Remilia Framita (D010318053). BUDGET CALCULATION OF RAW MATERIALS OF FLOOR BRICKS AND WALL BRICKS AT UD BUDI AYU BANJARMASIN. Final Project, D3 Accounting Study Program, Accounting Department, Banjarmasin State Polytechnic, 2021.
The purpose of this study is to calculate the budget for raw materials for floor and wall bricks at UD Budi Ayu Banjarmasin in 2021. So far, UD Budi Ayu Banjarmasin has never calculated the budget for raw materials for floor and wall bricks, so the company cannot estimate the exact amount of raw materials to be purchased in the production process for one year. The company always buys raw materials so that they must be produced every day so that they don't accumulate even though there are still some left over from the finished goods produced in the previous period.
The theoretical framework of this research is to compare the calculation of the sales budget using 3 (three) methods, namely the least square method, the moment method, and the quadratic method, then calculate the Forecasting Standard Error (SKF) to determine the most appropriate method of the three methods by taking the value The smallest SKF. After that, forecasting the amount of production based on data in previous years and calculating the raw material budget for the production process for one year.
From the results of the study, it can be concluded that the most suitable method used based on the calculation of the Standard Error Forecasting (SKF) is the quadratic method because it has the smallest SKF value, for both floor and wall brick types. The results of the calculation of the budget for the use of raw materials in 2021 are for floor bricks as much as 96,768 kilograms of Conch cement, 755 m³ of Palangka white sand, and 755 m³ of split ash sand, while wall bricks are 17,302 kilograms of Conch cement, 135 m³ of Palangka white sand, and 135 m³ of split ash sand. The results of the calculation of the raw material purchase budget for 2021 are for Conch cement of Rp114,070,000,00, Palangka white sand of Rp109,507,203,00, and split ash sand of Rp157,416,604,00.
Keywords: Budget, Sales, Production, and Raw Materials
ix
melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, tidak lupa kita panjatkan sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Perhitungan Anggaran Bahan Baku Batako Lantai dan Batako Dinding Pada UD Budi Ayu Banjarmasin”
dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Tugas Akhir ini dibuat untuk memenuhi syarat wajib yang harus dikerjakan dalam menyelesaikan program pendidikan Diploma III pada Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan bantuan berupa bimbingan maupun dukungan semangat dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Joni Riadi, SST, MT, selaku Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin.
2. Ibu Nailiya Nikmah, S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.
3. Ibu Widya Ais Sahla, SE, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan waktu, arahan serta bimbingan kepada penulis sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.
4. Ibu Nailiya Nikmah, S.Pd, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan waktu, arahan serta bimbingan kepada penulis dalam segi tata penulisan Tugas Akhir.
5. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama berkuliah di Politeknik Negeri Banjarmasin.
6. Bapak Wahyudi, selaku pimpinan atau pemilik UD Budi Ayu Banjarmasin
yang telah bersedia menerima dan memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian, memberikan data-data yang penulis perlukan, serta
x
meluangkan waktu untuk penulis dalam melakukan wawancara guna mengetahui gambaran kegiatan usaha pada UD Budi Ayu Banjarmasin.
7. Kedua orang tua yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, serta doanya, dan untuk kakak-kakak tercinta atas pengertian maupun dorongan semangatnya selama penyusunan Tugas Akhir ini.
8. Seluruh teman Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin, khususnya teman-teman kelas VI B Akuntansi yang berjuang bersama dari awal hingga akhir perkuliahan.
9. Seseorang yang spesial serta semua pihak yang telah mendoakan, memberikan semangat, dan membantu penulis, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan Tugas Akhir.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih belum sempurna dan terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, demi kesempurnaan Tugas Akhir ini maka penulis mengharapkan adanya masukan, baik kritik maupun saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Penulis berharap semoga apa yang tertuang dalam Tugas Akhir ini bisa bermanfaat dan menambah pengetahuan, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi para pembaca.
Banjarmasin, Agustus 2021
Penulis
xi
Halaman Sampul ... i
Halaman Judul ... ii
Nota Dinas ... iii
Halaman Pengesahan ... iv
Halaman Pernyataan Keaslian... v
Halaman Motto... vi
Abstrak ... vii
Abstract ... viii
Kata Pengantar ... ix
Daftar Isi... xi
Daftar Tabel ... xiii
Daftar Lampiran ... xvi
BAB I : PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Permasalahan ... 3
C. Rumusan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA... 5
A. Landasan Teori ... 5
1. Pengertian Anggaran ... 5
2. Fungsi Anggaran ... 5
3. Jenis-Jenis Anggaran ... 5
4. Prosedur Penyusunan Anggaran ... 8
5. Anggaran Penjualan ... 8
6. Anggaran Produksi ... 11
7. Anggaran Bahan Baku ... 13
B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 14
BAB III : METODE PENELITIAN ... 16
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 16
B. Variabel Penelitian ... 16
C. Jenis dan Sumber Data ... 17
D. Metode Pengumpulan Data ... 18
E. Teknis Analisis Data ... 19
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 20
A. Hasil Penelitian ... 20
1. Gambaran Umum Perusahaan ... 20
xii
2. Struktur Organisasi ... 21
3. Tenaga Kerja ... 24
4. Sarana Peralatan Produksi ... 25
5. Proses Produksi ... 26
6. Daerah Pemasaran Produk ... 28
7. Gambaran Data ... 29
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 39
1. Perhitungan Anggaran Penjualan ... 40
2. Perhitungan Anggaran Produksi ... 64
3. Perhitungan Anggaran Bahan Baku... 71
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN ... 81
A. Simpulan ... 81
B. Saran ... 82 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
Tabel 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 14 Tabel 4.1. Data Tingkat Produksi Batako Lantai dan Batako Dinding
yang Belum Habis Terjual Pada UD Budi Ayu Banjarmasin
Tahun 2016-2020 ... 30 Tabel 4.2. Data Produksi dan Data Penjualan Batako Lantai dan
Batako Dinding Pada UD Budi Ayu Banjarmasin
Tahun 2016-2020 ... 30 Tabel 4.3. Data Tingkat Produksi Batako Lantai dan Batako Dinding
Pada UD Budi Ayu Banjarmasin Tahun 2016-2020 ... 32 Tabel 4.4. Data Tingkat Penjualan Batako Lantai dan Batako Dinding
Pada UD Budi Ayu Banjarmasin Tahun 2016-2020 ... 32 Tabel 4.5. Data Produksi Batako Lantai Pada UD Budi Ayu Banjarmasin Tahun 2016-2020 (Per Bulan) ... 33 Tabel 4.6. Data Produksi Batako Dinding Pada UD Budi Ayu
Banjarmasin Tahun 2016-2020 (Per Bulan) ... 34 Tabel 4.7. Data Penjualan Batako Lantai Pada UD Budi Ayu
Banjarmasin Tahun 2016-2020 (Per Bulan) ... 35 Tabel 4.8. Data Penjualan Batako Dinding Pada UD Budi Ayu
Banjarmasin Tahun 2016-2020 (Per Bulan) ... 36 Tabel 4.9. Data Produk Sisa Batako Lantai Pada UD Budi Ayu
Banjarmasin Tahun 2016-2020 (Per Bulan) ... 37 Tabel 4.10. Data Produk Sisa Batako Dinding Pada UD Budi Ayu
Banjarmasin Tahun 2016-2020 (Per Bulan)... 38 Tabel 4.11. Data Harga Jual Batako Lantai dan Batako Dinding Pada UD
Budi Ayu Banjarmasin Tahun 2016-2020 ... 39 Tabel 4.12. Forecast Penjualan Batako Lantai dengan Menggunakan
Metode Least Square Pada UD Budi Ayu Banjarmasin ... 40
xiv
Tabel 4.13. Forecast Penjualan Batako Dinding dengan Menggunakan
Metode Least Square Pada UD Budi Ayu Banjarmasin ... 42 Tabel 4.14. Forecast Penjualan Batako Lantai dengan Menggunakan
Metode Moment Pada UD Budi Ayu Banjarmasin ... 44 Tabel 4.15. Forecast Penjualan Batako Dinding dengan Menggunakan
Metode Moment Pada UD Budi Ayu Banjarmasin ... 47 Tabel 4.16. Forecast Penjualan Batako Lantai dengan Menggunakan
Metode Kuadrat Pada UD Budi Ayu Banjarmasin ... 49 Tabel 4.17. Forecast Penjualan Batako Dinding dengan Menggunakan
Metode Kuadrat Pada UD Budi Ayu Banjarmasin ... 51 Tabel 4.18. Tabel Komparatif Forecast Penjualan Batako Lantai dan
Batako Dinding Pada UD Budi Ayu Banjarmasin
Tahun 2021 ... 54 Tabel 4.19. SKF Penjualan Batako Lantai dengan Menggunakan Metode
Least Square ... 55 Tabel 4.20. SKF Penjualan Batako Dinding dengan Menggunakan
Metode Least Square ... 56 Tabel 4.21. SKF Penjualan Batako Lantai dengan Menggunakan Metode
Moment ... 57 Tabel 4.22. SKF Penjualan Batako Dinding dengan Menggunakan
Metode Moment... 57 Tabel 4.23. SKF Penjualan Batako Lantai dengan Menggunakan Metode
Kuadrat ... 58 Tabel 4.24. SKF Penjualan Batako Dinding dengan Menggunakan
Metode Kuadrat ... 59 Tabel 4.25. Tabel Perbandingan SKF Penjualan Batako Lantai dan
Batako Dinding Pada UD Budi Ayu Banjarmasin
Tahun 2021 ... 59 Tabel 4.26. Rencana Penjualan Batako Lantai Pada UD Budi Ayu
Banjarmasin Tahun 2021 ... 61 Tabel 4.27. Rencana Penjualan Batako Dinding Pada UD Budi Ayu
Banjarmasin Tahun 2021 ... 62
xv
Tabel 4.30. Anggaran Produksi Batako Lantai dengan Menggunakan Kebijakan Stabilitas Produksi Pada UD Budi Ayu
Banjarmasin Tahun 2021 (Per Bulan) ... 68 Tabel 4.31. Anggaran Produksi Batako Dinding dengan Menggunakan
Kebijakan Stabilitas Produksi Pada UD Budi Ayu
Banjarmasin Tahun 2021 (Per Bulan) ... 70 Tabel 4.32. Anggaran Pemakaian Bahan Baku Batako Lantai Pada UD
Budi Ayu Banjarmasin Tahun 2021 ... 72 Tabel 4.33. Anggaran Pemakaian Bahan Baku Batako Dinding Pada UD
Budi Ayu Banjarmasin Tahun 2021 ... 73 Tabel 4.34. Anggaran Pembelian Bahan Baku Semen Conch Pada UD
Budi Ayu Banjarmasin Tahun 2021 ... 75 Tabel 4.35. Anggaran Pembelian Bahan Baku Pasir Putih Palangka Pada
UD Budi Ayu Banjarmasin Tahun 2021 ... 77 Tabel 4.36. Anggaran Pembelian Bahan Baku Pasir Abu Split Pada UD
Budi Ayu Banjarmasin Tahun 2021 ... 79
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Balasan Permohonan Minta Data Penelitian Lampiran 2. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil Lampiran 3. Surat Keterangan Tempat Usaha
Lampiran 4. Tanda Daftar Perusahaan – Perusahaan Perorangan Lampiran 5. Lembaran Bimbingan Tugas Akhir Dosen Pembimbing 1 Lampiran 6. Lembaran Bimbingan Tugas Akhir Dosen Pembimbing 2 Lampiran 7. Lembar Saran Penguji Satu Seminar Proposal
Lampiran 8. Lembar Saran Penguji Dua Seminar Proposal Lampiran 9. Lembar Saran Ketua Penguji Sidang Tugas Akhir Lampiran 10. Lembar Saran Anggota Penguji Sidang Tugas Akhir Lampiran 11. Peta Daerah Penelitian
Lampiran 12. Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 13. Penumpukan Batako yang Sepenuhnya Tidak Terjual
Lampiran 14. Bahan Baku Pembuatan Batako
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan globalisasi yang terjadi sekarang ini membuat makin banyaknya berbagai jenis perusahaan yang didirikan dan berkembang di Indonesia sehingga persaingan yang terjadi pada dunia usaha/bisnis semakin ketat dari sebelumnya. Salah satunya yaitu perusahaan manufaktur yang berkegiatan dalam mengolah bahan baku atau bahan mentah menjadi barang jadi dan nantinya akan dijual ke konsumen. Untuk menghadapi persaingan yang ketat, para pelaku ekonomi yang menjalankan usahanya harus bisa melakukan berbagai macam cara agar tujuan yang ingin dicapai bisa berjalan secara efektif serta efisien sehingga hasil output yang baik bisa didapatkan dengan mengeluarkan biaya produksi seminimal mungkin tapi bisa menghasilkan laba seoptimal mungkin. Cara yang bisa perusahaan lakukan adalah menyusun perencanaan kegiatan dengan baik dan rinci dalam hal mengatur pengeluaran biaya produksi agar bisa dikeluarkan sewajarnya.
Dalam akuntansi, perencanaan tersebut dikenal dengan istilah anggaran.
Anggaran merupakan rencana tertulis dari manajemen perusahaan tentang kumpulan kegiatan yang akan dijalankan di masa mendatang (Sahla &
Rahmadhana, 2017). Anggaran disusun berdasarkan data di masa sebelumnya namun harus disesuaikan dengan kondisi di masa mendatang.
Dari berbagai macam anggaran dalam akuntansi, menurut Rusanti
(2014) salah satu anggaran biaya yang sangat diperlukan oleh perusahaan
yaitu anggaran biaya produksi, yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku,
anggaran biaya tenaga kerja, dan anggaran biaya overhead pabrik. Kemudian
dari ketiga jenis anggaran biaya produksi tersebut, Pujiati (2013)
menambahkan bahwa anggaran yang paling penting dalam kegiatan proses
produksi yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur adalah anggaran biaya
bahan baku karena anggaran tersebut berisikan perencanaan bahan baku
untuk mengetahui seberapa banyak bahan baku yang harus dibeli oleh
2
perusahaan untuk keperluan proses produksi nantinya. Terdapat 2 (dua) komponen dalam anggaran biaya bahan baku, yaitu anggaran pemakaian bahan baku dan anggaran pembelian bahan baku. Kedua anggaran tersebut saling berkaitan karena penyusunan anggaran pemakaian bahan baku akan menentukan jumlah pembelian bahan baku yang nantinya akan dianggarkan oleh perusahaan.
Salah satu perusahaan manufaktur yang ada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan yaitu UD Budi Ayu Banjarmasin yang berdiri sejak tahun 1992. UD Budi Ayu Banjarmasin merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi sekaligus menjual berbagai macam batako, seperti batapress (paving) atau biasa disebut batako lantai, batako dinding, kansten (beton balok), gorong-gorong, dan loster (lobang angin). Dari kelima jenis batako yang diproduksi oleh UD Budi Ayu Banjarmasin tersebut, yang paling banyak terjual yaitu batako lantai dan batako dinding.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pemilik UD Budi Ayu Banjarmasin, dapat diketahui bahwa selama ini perusahaan tersebut belum pernah menghitung anggaran bahan baku Batako Lantai dan Batako Dinding.
UD Budi Ayu Banjarmasin terus saja membeli bahan baku sehingga harus segera diproduksi setiap hari agar bahan baku tersebut tidak menumpuk walaupun batako-batako yang sudah diproduksi sebelumnya belum sepenuhnya terjual. Jika hal ini terus terjadi, jumlah barang persediaannya akan banyak yang menumpuk dan pengeluaran biaya bisa meningkat karena selalu membeli bahan baku untuk proses produksi setiap hari sehingga bisa menjadi beban untuk perusahaan. Karena itulah, untuk menghindari hal yang merugikan tersebut UD Budi Ayu Banjarmasin harus membuat penyusunan anggaran bahan baku agar bisa memperkirakan berapa banyak kebutuhan bahan baku untuk kegiatan proses produksi di masa mendatang. Perhitungan tersebut akan membantu perusahaan menjadi lebih berkembang dan mendapatkan laba semaksimal mungkin.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menjadikan masalah
tersebut sebagai topik penelitian untuk menyusun laporan Tugas Akhir
dengan judul “Perhitungan Anggaran Bahan Baku Batako Lantai dan Batako Dinding Pada UD Budi Ayu Banjarmasin”.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis menemukan permasalahan yang terjadi pada UD Budi Ayu Banjarmasin yaitu belum dibuatnya perhitungan anggaran bahan baku Batako Lantai dan Batako Dinding sehingga perusahaan tersebut tidak bisa memperkirakan berapa jumlah bahan baku yang pas untuk dibeli dalam melakukan proses produksi. Perusahaan selalu membeli bahan baku sehingga harus segera diproduksi setiap hari agar tidak mengalami penumpukan meskipun barang jadi hasil produksi yang telah dilakukan pada periode sebelumnya masih ada yang tersisa. Hal ini akan menjadi beban bagi perusahaan karena harus mengeluarkan biaya untuk membeli bahan baku sebelum semua barang jadi terjual. Terkait permasalahan yang ada, penulis memberi batasan masalah pada perhitungan anggaran bahan baku di tahun 2021 berdasarkan anggaran penjualan dan anggaran produksi Batako Lantai dan Batako Dinding sesuai keterangan data yang diberikan oleh pemilik UD Budi Ayu Banjarmasin pada tahun 2016-2020 untuk dianggarkan pada tahun 2021. Penulis akan memperhitungkan Forecast Penjualan terlebih dahulu dengan menggunakan 3 metode, yaitu metode Least Square, metode Moment, dan metode Kuadrat untuk menentukan metode yang paling tepat digunakan agar sesuai dengan Standar Kesalahan Forecasting (SKF). UD Budi Ayu Banjarmasin memproduksi dan menjual 5 jenis batako. Pada penelitian ini, penulis hanya mengambil 2 jenis batako, yaitu batako lantai dan batako dinding. Bahan baku yang digunakan adalah semen Conch, pasir putih palangka, dan pasir abu split.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perhitungan anggaran pemakaian bahan baku batako lantai
dan batako dinding pada UD Budi Ayu Banjarmasin tahun 2021?
4
2. Bagaimana perhitungan anggaran pembelian bahan baku batako lantai dan batako dinding pada UD Budi Ayu Banjarmasin tahun 2021?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian ini, yaitu : 1. Untuk mengetahui perhitungan anggaran pemakaian bahan baku batako
lantai dan batako dinding pada UD Budi Ayu Banjarmasin tahun 2021.
2. Untuk mengetahui perhitungan anggaran pembelian bahan baku batako lantai dan batako dinding pada UD Budi Ayu Banjarmasin tahun 2021.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Diharapkan dari adanya penelitian ini bisa menambah pengetahuan bagi UD Budi Ayu Banjarmasin tentang perhitungan anggaran bahan baku dan dijadikan sebagai bahan masukan untuk memperkirakan bahan baku dalam melakukan proses produksi dimasa mendatang agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
2. Bagi Penulis
Manfaat bagi penulis dari adanya penelitian ini adalah dapat memenuhi tugas akhir sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi DIII Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin serta menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam mempraktikkan secara langsung ke lapangan dari teori-teori yang didapatkan di perkuliahan, khususnya tentang anggaran bahan baku.
3. Bagi Politeknik Negeri Banjarmasin
Penulis berharap penelitian ini dapat menambah wawasan bagi para
pembaca dan bisa dijadikan sebagai referensi untuk mahasiswa
Politeknik Negeri Banjarmasin yang nantinya akan melakukan penelitian
dalam bidang Akuntansi, khususnya anggaran bahan baku.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Anggaran
“Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang/jasa” (Nafarin, 2007: 11). Anggaran bisa menjadi suatu alat yang bagus dalam mengendalikan dana yang digunakan perusahaan guna mencapai hasil yang maksimal.
2. Fungsi Anggaran
Ada 3 fungsi anggaran menurut Nafarin (2007: 28-31), yaitu : a. Fungsi Perencanaan (Planning)
Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan tertulis yang harus dipikirkan secara detail dan teliti serta dapat memberikan gambaran dengan jelas dalam bentuk satuan unit dan uang.
b. Fungsi Pelaksanaan (Actuating)
Fungsi pelaksanaan dalam anggaran yaitu memberikan suatu pedoman bagi perusahaan supaya pelaksanaan pekerjaannya dapat dijalankan dengan selaras dan terarah sehingga bisa mencapai tujuan (laba).
c. Fungsi Pengawasan atau Pengendalian (Controlling)
Anggaran berfungsi sebagai alat pengawasan oleh manajer yang bertanggung jawab dalam menjalankan pekerjaannya yang digunakan untuk menilai atau mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai.
3. Jenis-Jenis Anggaran
Pengelompokan anggaran dari beberapa segi menurut Nafarin
(2007: 31-35), yaitu :
6
a. Segi Dasar Penyusunan, terdiri atas :
1) Anggaran variabel atau anggaran fleksibel adalah anggaran yang disusun dengan berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu, yang pada intinya anggaran ini merupakan suatu anggaran yang bisa disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.
2) Anggaran tetap atau anggaran statis adalah anggaran yang disusun dengan berdasarkan pada suatu tingkat kapasitas tertentu.
b. Segi Cara Penyusunan, terdiri atas :
1) Anggaran periodik adalah suatu anggaran yang penyusunannya digunakan untuk satu periode tertentu yang pada umumnya untuk periode satu tahun dan disusun pada akhir periode anggaran.
2) Anggaran kontinu adalah suatu anggaran yang penyusunannya digunakan untuk memperbaiki anggaran yang pernah dibuat sebelumnya, seperti dilakukannya perbaikan anggaran disetiap bulan sehingga anggaran yang dibuat dalam satu tahun pun mengalami perubahan.
c. Segi Jangka Waktu, terdiri atas :
1) Anggaran jangka pendek adalah anggaran yang dibuat untuk jangka waktu paling lama sampai satu tahun.
2) Anggaran jangka panjang adalah anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun.
d. Segi Bidang, terdiri atas :
1) Anggaran operasional adalah suatu anggaran yang digunakan
untuk menyusun anggaran laba rugi, seperti anggaran penjualan,
anggaran biaya pabrik, anggaran biaya bahan baku, anggaran
biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik,
dan anggaran beban usaha.
2) Anggaran keuangan adalah suatu anggaran yang digunakan untuk menyusun anggaran neraca, seperti anggaran kas, anggaran piutang, anggaran sediaan, anggaran utang, dan anggaran neraca.
e. Segi Kemampuan Menyusun, terdiri atas :
1) Anggaran komprehensif adalah suatu rangkaian dari berbagai jenis anggaran yang disusun dengan lengkap, seperti perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan.
2) Anggaran parsial adalah suatu anggaran yang disusun dengan tidak lengkap atau hanya menyusun bagian anggaran tertentu, seperti hanya menyusun anggaran operasional karena terbatasnya kemampuan.
f. Segi Fungsi, terdiri atas :
1) Anggaran tertentu adalah anggaran yang disusun untuk tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lainnya.
2) Anggaran kinerja adalah anggaran yang disusun dengan berdasarkan pada fungsi kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.
g. Segi Metode Penentuan Harga Pokok (Penghargapokokan) Produk, terdiri atas :
1) Anggaran tradisional atau anggaran konvensional, terbagi lagi menjadi anggaran berdasar fungsional dan anggaran berdasar sifat. Anggaran berdasar fungsional adalah suatu anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan penuh yang berfungsi untuk menyusun anggaran tetap, sedangkan anggaran berdasarkan sifat adalah suatu anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan variabel yang berfungsi untuk menyusun anggaran variabel.
2) Anggaran berdasar kegiatan adalah suatu anggaran yang dibuat
dengan menggunakan metode penghargapokokan berdasar
8
kegiatan yang berfungsi untuk menyusun anggaran variabel dan anggaran tetap.
4. Prosedur Penyusunan Anggaran
Prosedur penyusunan anggaran menurut Nafarin (2007: 9-11) dijelaskan dalam empat tahap, yaitu :
a. Tahap Menentukan Pedoman Anggaran
Anggaran yang dibuat untuk digunakan pada masa mendatang disarankan agar mempersiapkannya pada beberapa bulan sebelum tahun anggaran selanjutnya dimulai sehingga perusahaan bisa menggunakan anggaran yang telah dibuat tersebut pada awal tahun anggaran. Sebelum anggaran disusun, manajeman puncak harus menentukan perencanaan yang besar untuk perusahaan sekaligus membuat susunan panitia untuk proses penyusunan anggaran.
b. Tahap Mempersiapkan Anggaran
Sebelum dilakukannya penyusunan anggaran penjualan, manajer pemasaran sebaiknya menyusun peramalan penjualan terlebih dahulu. Antardivisi yang terkait biasanya akan mengadakan rapat untuk mempersiapkan anggaran.
c. Tahapan Menentukan Anggaran
Pada tahap ini, semua manajer dan Direksi akan mengadakan rapat untuk merundingkan penyesuaian rencana akhir dari komponen anggaran, dilakukannya pengoordinasian serta penelaahan komponen anggaran, dan mengesahkan serta mendistribusikan anggaran.
d. Tahapan Melaksanakan Anggaran
Para manajer diharuskan membuat sebuah laporan realisasi anggaran untuk keperluan pengawasan. Laporan realisasi anggaran yang telah dianalisis akan disampaikan ke direksi.
5. Anggaran Penjualan
“Anggaran penjualan adalah anggaran yang merencanakan tingkat
atau volume barang yang diharapkan terjual oleh perusahaan”
(Anggraini, 2012). Anggaran penjualan dijadikan sebagai dasar dalam menyusun anggaran yang lain serta dijadikan sebagai ujung tombak untuk meraih tujuan perusahaan yaitu mendapatkan laba yang besar.
Langkah pertama dalam melakukan penyusunan anggaran penjualan yaitu membuat forecast penjualan terlebih dahulu dengan merujuk pada data penjualan di masa sebelumnya serta beberapa faktor yang bisa memengaruhi anggaran penjualan harus dipertimbangkan, seperti faktor pemasaran, ekonomis, teknis, dan faktor-faktor lainnya. Untuk menghitung forecast penjualan, metode statistik yang bisa dipakai adalah analisis trend dan standar kesalahan forecasting (SKF).
a. Analisis Trend
Tiga metode dalam analisis trend atau metode kuadrat terkecil dalam membuat forecast penjualan, yaitu :
1) Metode least square (trend garis lurus) Dihitung dengan rumus :
... (1) Rumus untuk mencari nilai a dan b adalah sebagai berikut.
∑ ∑
... (2)
∑... (3) Keterangan :
Y = Variabel terikat (dipengaruhi) yaitu penjualan produk X = Variabel bebas (mempengaruhi)
a = Nilai konstan
b = Koefisien arah regresi
n = Banyaknya data yang dianalisis 2) Metode moment (trend garis lurus)
Dihitung dengan rumus :
... (1)
∑ ∑ ... (4)
∑ ∑ ∑ ... (5)
10
Keterangan :
Y = Variabel terikat (dipengaruhi) yaitu penjualan produk X = Variabel bebas (mempengaruhi)
a = Nilai konstan
b = Koefisien arah regresi
n = Banyaknya data yang dianalisis 3) Metode kuadrat (trend garis lengkung)
Dihitung dengan rumus :
... (6)
∑ ∑ ... (7)
∑ ∑ ∑ ... (8)
∑ ∑ ... (9) Keterangan :
Y = Variabel terikat (dipengaruhi) yaitu penjualan produk X = Variabel bebas (mempengaruhi)
a = Nilai konstan
b = Koefisien arah regresi
n = Banyaknya data yang dianalisis b. Standar Kesalahan Forecasting (SKF)
Perhitungan nilai standar kesalahan forecasting (SKF) yang menunjukkan nilai terkecil dari ketiga jenis metode dalam analisis trend dapat digunakan untuk menentukan metode mana yang paling sesuai dalam melakukan perhitungan forecasting penjualan.
Standar kesalahan forecasting (SKF) dihitung dengan rumus : √∑ ... (10) Keterangan :
X = Penjualan nyata Y = Forecast penjualan
n = Jumlah data yang dianalisis
6. Anggaran Produksi
“Anggaran produksi yaitu rencana perusahaan untuk menghasilkan produk dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan penjualan dengan mempertimbangkan jumlah persediaan awal dan akhir periode tertentu”
(Ulliyawatik, 2017).
Menurut Pangestuti (2019: 68-73), pada umumnya terdapat tiga pendekatan dalam menyusun anggaran produksi, yaitu :
a. Pendekatan Stabilitas Produksi
Kebijakan stabilisasi produksi adalah kebijakan untuk berproduksi pada tingkat produksi yang sama setiap bulannya dalam 1 tahun dengan konsekuensi yaitu tingkat persediaan dibiarkan berfluktuasi (mengambang) untuk menyama-ratakan besarnya produksi dan menyesuaikan pola penjualan musiman. Beberapa pertimbangan dalam menggunakan kebijakan ini adalah sebagai berikut :
1) Perusahaan ingin memperoleh biaya produksi yang sama untuk setiap bulannya.
2) Jumlah pegawai pabrik cenderung tetap setiap bulannya, maka jumlah produksi tiap bulan yang stabil akan lebih tepat digunakan.
3) Mesin akan berproduksi lebih efisien jika tingkat produksi barang stabil setiap bulannya.
Adapun keuntungan yang didapat dengan menggunakan kebijakan ini, yaitu :
1) Penggunaan fasilitas pabrik yang lebih baik cenderung mengurangi kapasitas yang diperlukan untuk musim permintaan pasar meningkat dan menghindari kapasitas yang menganggur pada saat permintaan menurun.
2) Stabilitas tenaga kerja dapat memperbaiki moral dan
meningkatkan efisiensi tenaga kerja, mengurangi perputaran
12
tenaga kerja, menarik tenaga kerja yang terampil, dan mengurangi biaya latihan bagi tenaga kerja yang baru.
3) Pembelian bahan baku yang ekonomis merupakan akibat dari tersedianya bahan baku, potongan pembelian, masalah penyimpanan yang sederhana, kebutuhan dana yang lebih kecil, dan mengurangi risiko persediaan.
b. Pendekatan Stabilitas Persediaan
Pada kebijakan stabilisasi persediaan, unit produksi dibiarkan berfluktuasi menurut persediaan yang telah ditetapkan secara stabil.
Kebijakan ini lebih cocok diterapkan pada perusahaan yang tidak menginginkan tingkat persediaan berfluktuasi secara berlebihan setiap periode yang terdapat dalam anggaran. Di dalam kebijakan stabilisasi persediaan, faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan besarnya tingkat persediaan barang itu sendiri adalah sebagai berikut :
1) Daya tahan produk yang akan disimpan : Besarnya persediaan harus dipertimbangkan dengan cermat, khususnya untuk produk yang mudah rusak dan tidak tahan untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama.
2) Sifat persaingan yang dihadapi perusahaan : Jika persaingannya relatif ketat, maka pelayanan untuk memenuhi pesanan harus dijadikan sebagai prioritas sehingga diperlukannya persediaan barang jadi yang relatif besar.
3) Biaya-biaya yang muncul karena kebijakan stabilisasi persediaan, seperti biaya sewa gedung, biaya pemeliharaan, dan biaya asuransi.
4) Besarnya modal kerja yang tersedia.
5) Pola permintaan akan produk.
6) Risiko-risiko yang dihadapi perusahaan, seperti risiko yang
berasal dari manusia yang umumnya timbul karena
kecerobohan manusia, risiko yang berasal dari alam, dan risiko yang disebabkan karena sifat barang yang mudah rusak.
c. Pendekatan Kebijakan Kombinasi
Kebijakan kombinasi artinya mengkombinasi dua kebijakan yaitu kebijakan persediaan stabil dan kebijakan produksi stabil.
Dalam membuat kebijakan kombinasi, harus menggunakan asumsi bahwa harus ada keseimbangan optimum antara tingkat penjualan, persediaan, dan produksi. Syarat untuk kebijakan ini adalah sebagai berikut :
1) Tingkat produksi tidak boleh berfluktuasi lebih 10% dari rata- rata produksi.
2) Tingkat persediaan triwulan 1 dan 2 boleh berfluktuasi 8 unit dan triwulan 3 dan 4 boleh berfluktuasi 6 unit.
Rumus dalam melakukan perhitungan anggaran produksi adalah sebagai berikut.
Penjualan xxx unit
Persediaan Akhir Barang Jadi xxx unit
Tersedia (Jumlah) xxx unit
Persediaan Awal Barang Jadi xxx unit
Jumlah Barang Jadi yang Akan Diproduksi xxx unit 7. Anggaran Bahan Baku
Anggaran bahan baku adalah anggaran yang merencanakan dengan rinci tentang semua hal yang berkaitan dalam penggunaan bahan baku yang digunakan pada saat melakukan proses produksi di masa yang akan datang. Terdapat dua komponen dalam anggaran bahan baku, yaitu : a. Anggaran Pemakaian Bahan Baku
Anggaran pemakaian bahan baku adalah anggaran yang memberikan informasi tentang jumlah serta nilai dari bahan baku yang dibutuhkan untuk kegiatan proses produksi.
Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut.
Jumlah Produksi (unit) Standar Penggunaan ... (11)
14
b. Anggaran Pembelian Bahan Baku
Anggaran pembelian bahan baku merupakan suatu anggaran yang melakukan perencanaan dalam memperkirakan jumlah bahan baku yang harus dibeli untuk proses produksi di masa mendatang.
Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut.
Kebutuhan Harga Beli ... (12) B. Hasil Penelitian Terdahulu
Di bawah ini adalah hasil penelitian terdahulu yang memiliki judul yang sama dengan penulis tentang perhitungan anggaran bahan baku, yaitu :
Tabel 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Aspek Ahmad Nazlinur Akbar (2019)
Aisyah Rizkya (2019)
Remilia Framita (2021)
Judul Perhitungan
Anggaran Bahan Baku Pada Pomade Slicktimes
Banjarbaru
Anggaran Bahan Baku Pada Iyan Sasirangan Banjarmasin
Perhitungan Anggaran Bahan Baku Batako Lantai dan Batako Dinding Pada UD Budi Ayu Banjarmasin Institusi yang
Diteliti
Pomade Slicktimes Banjarbaru
Iyan Sasirangan Banjarmasin
UD Budi Ayu Banjarmasin Periode Analisis Januari 2014 –
Desember 2018
Januari 2013 – Desember 2018
Januari 2016 – Desember 2020 Permasalahan 1. Bagaimana
menentukan anggaran pemakaian bahan baku pada Pomade Slicktimes Banjarbaru periode tahun 2019?
2. Bagaimana menentukan anggaran pembelian bahan baku pada Pomade Slicktimes Banjarbaru periode tahun 2019?
Iyan Sasirangan Banjarmasin belum pernah melakukan perhitungan anggaran bahan baku untuk kain katun satin dan kain katun sutra sehingga bahan baku menumpuk di gudang dan banyaknya kain tersisa yang belum dijual.
UD Budi Ayu Banjarmasin belum membuat perhitungan anggaran bahan baku Batako Lantai dan Batako Dinding sehingga tidak bisa memperkirakan jumlah pembelian bahan baku yang pas untuk proses
produksi. Bahan baku terus dibeli dan diproduksi setiap hari meskipun barang jadi pada periode
sebelumnya masih ada yang tersisa.
Tujuan Penelitian
Untuk menentukan jumlah bahan baku yang dibutuhkan Pomade Slicktimes dan menentukan
Mengetahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan dan mengetahui jumlah bahan baku yang
Untuk mengetahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan dan jumlah bahan baku yang harus dibeli
Lanjutan…
jumlah bahan baku yang akan dibeli oleh Pomade Slicktimes pada tahun 2019.
harus dibeli tahun 2019.
oleh UD Budi Ayu Banjarmasin pada tahun 2021.
Metode Penelitian
Study kasus Penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif
Study kasus dengan pendekatan deskriptif Hasil Penelitian Berdasarkan SKF,
metode yang paling sesuai dengan Pomade Slicktimes Banjarbaru yaitu metode least square dan metode moment untuk pomade slicktimes light serta metode kuadrat untuk pomade slicktimes original dan pomade slicktimes heavy karena memiliki nilai SKF terkecil yang dapat digunakan dalam penyusunan anggaran penjualan.
Berdasarkan SKF, metode yang paling sesuai dengan Iyan Sasirangan Banjarmasin yaitu metode kuadrat untuk kedua jenis kain sasirangan karena memiliki nilai SKF terkecil yang dapat digunakan dalam penyusunan anggaran penjualan.