• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERHITUNGAN ANGGARAN BAHAN BAKU BATAKO LANTAI DAN BATAKO DINDING PADA UD BUDI AYU BANJARMASIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERHITUNGAN ANGGARAN BAHAN BAKU BATAKO LANTAI DAN BATAKO DINDING PADA UD BUDI AYU BANJARMASIN"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi

Oleh:

REMILIA FRAMITA NIM D010318053

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

2021

(2)

ii

PERHITUNGAN ANGGARAN BAHAN BAKU BATAKO LANTAI DAN BATAKO DINDING PADA

UD BUDI AYU BANJARMASIN

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi

Oleh:

REMILIA FRAMITA NIM D010318053

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

2021

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

MOTTO

“Jangan hanya dipikirkan, tapi kerjakan.

Juga jangan jadi orang yang pemalas karena ketika kamu sedang bermalas- malasan maka ribuan pesaingmu sedang berusaha keras untuk mengalahkanmu.

Lelah itu wajar, tapi menyerah bukan jalan keluar.”

(7)

vii

BAKU BATAKO LANTAI DAN BATAKO DINDING PADA UD BUDI AYU BANJARMASIN. Tugas Akhir, Program Studi D3 Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Banjarmasin, 2021.

Tujuan penelitian ini adalah menghitung anggaran bahan baku batako lantai dan batako dinding pada UD Budi Ayu Banjarmasin tahun 2021. Selama ini UD Budi Ayu Banjarmasin belum pernah membuat perhitungan anggaran bahan baku batako lantai dan batako dinding sehingga perusahaan tidak bisa memperkirakan berapa jumlah bahan baku yang pas untuk dibeli dalam melakukan proses produksi selama satu tahun. Perusahaan selalu membeli bahan baku sehingga harus segera diproduksi setiap hari agar tidak mengalami penumpukan meskipun barang jadi hasil produksi yang telah dilakukan pada periode sebelumnya masih ada yang tersisa.

Kerangka teori penelitian ini adalah membandingkan perhitungan anggaran penjualan dengan menggunakan 3 (tiga) metode, yaitu metode least square, metode moment, dan metode kuadrat, kemudian menghitung Standar Kesalahan Forecasting (SKF) untuk menentukan metode yang paling sesuai dari ketiga metode tersebut dengan mengambil nilai SKF terkecil. Setelah itu meramalkan jumlah produksi berdasarkan data pada tahun-tahun sebelumnya dan menghitung anggaran bahan baku untuk proses produksi selama satu tahun.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode yang paling sesuai digunakan dengan berdasarkan perhitungan Standar Kesalahan Forecasting (SKF) adalah metode kuadrat karena memiliki nilai SKF terkecil, baik untuk jenis batako lantai maupun batako dinding. Hasil perhitungan anggaran pemakaian bahan baku tahun 2021 adalah untuk batako lantai sebanyak 96.768 kilogram semen Conch, 755 m³ pasir putih palangka, dan 755 m³ pasir abu split, sedangkan batako dinding sebanyak 17.302 kilogram semen Conch, 135 m³ pasir putih palangka, dan 135 m³ pasir abu split. Hasil perhitungan anggaran pembelian bahan baku tahun 2021 adalah untuk semen Conch sebesar Rp114.070.000,00, pasir putih palangka sebesar Rp109.507.203,00, dan pasir abu split sebesar Rp157.416.604,00.

Kata Kunci : Anggaran, Penjualan, Produksi, dan Bahan Baku

(8)

viii

ABSTRACT

Remilia Framita (D010318053). BUDGET CALCULATION OF RAW MATERIALS OF FLOOR BRICKS AND WALL BRICKS AT UD BUDI AYU BANJARMASIN. Final Project, D3 Accounting Study Program, Accounting Department, Banjarmasin State Polytechnic, 2021.

The purpose of this study is to calculate the budget for raw materials for floor and wall bricks at UD Budi Ayu Banjarmasin in 2021. So far, UD Budi Ayu Banjarmasin has never calculated the budget for raw materials for floor and wall bricks, so the company cannot estimate the exact amount of raw materials to be purchased in the production process for one year. The company always buys raw materials so that they must be produced every day so that they don't accumulate even though there are still some left over from the finished goods produced in the previous period.

The theoretical framework of this research is to compare the calculation of the sales budget using 3 (three) methods, namely the least square method, the moment method, and the quadratic method, then calculate the Forecasting Standard Error (SKF) to determine the most appropriate method of the three methods by taking the value The smallest SKF. After that, forecasting the amount of production based on data in previous years and calculating the raw material budget for the production process for one year.

From the results of the study, it can be concluded that the most suitable method used based on the calculation of the Standard Error Forecasting (SKF) is the quadratic method because it has the smallest SKF value, for both floor and wall brick types. The results of the calculation of the budget for the use of raw materials in 2021 are for floor bricks as much as 96,768 kilograms of Conch cement, 755 m³ of Palangka white sand, and 755 m³ of split ash sand, while wall bricks are 17,302 kilograms of Conch cement, 135 m³ of Palangka white sand, and 135 m³ of split ash sand. The results of the calculation of the raw material purchase budget for 2021 are for Conch cement of Rp114,070,000,00, Palangka white sand of Rp109,507,203,00, and split ash sand of Rp157,416,604,00.

Keywords: Budget, Sales, Production, and Raw Materials

(9)

ix

melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, tidak lupa kita panjatkan sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Perhitungan Anggaran Bahan Baku Batako Lantai dan Batako Dinding Pada UD Budi Ayu Banjarmasin”

dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Tugas Akhir ini dibuat untuk memenuhi syarat wajib yang harus dikerjakan dalam menyelesaikan program pendidikan Diploma III pada Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan bantuan berupa bimbingan maupun dukungan semangat dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Joni Riadi, SST, MT, selaku Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin.

2. Ibu Nailiya Nikmah, S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.

3. Ibu Widya Ais Sahla, SE, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan waktu, arahan serta bimbingan kepada penulis sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.

4. Ibu Nailiya Nikmah, S.Pd, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan waktu, arahan serta bimbingan kepada penulis dalam segi tata penulisan Tugas Akhir.

5. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama berkuliah di Politeknik Negeri Banjarmasin.

6. Bapak Wahyudi, selaku pimpinan atau pemilik UD Budi Ayu Banjarmasin

yang telah bersedia menerima dan memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian, memberikan data-data yang penulis perlukan, serta

(10)

x

meluangkan waktu untuk penulis dalam melakukan wawancara guna mengetahui gambaran kegiatan usaha pada UD Budi Ayu Banjarmasin.

7. Kedua orang tua yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, serta doanya, dan untuk kakak-kakak tercinta atas pengertian maupun dorongan semangatnya selama penyusunan Tugas Akhir ini.

8. Seluruh teman Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin, khususnya teman-teman kelas VI B Akuntansi yang berjuang bersama dari awal hingga akhir perkuliahan.

9. Seseorang yang spesial serta semua pihak yang telah mendoakan, memberikan semangat, dan membantu penulis, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan Tugas Akhir.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih belum sempurna dan terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, demi kesempurnaan Tugas Akhir ini maka penulis mengharapkan adanya masukan, baik kritik maupun saran yang bersifat membangun dari semua pihak.

Penulis berharap semoga apa yang tertuang dalam Tugas Akhir ini bisa bermanfaat dan menambah pengetahuan, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi para pembaca.

Banjarmasin, Agustus 2021

Penulis

(11)

xi

Halaman Sampul ... i

Halaman Judul ... ii

Nota Dinas ... iii

Halaman Pengesahan ... iv

Halaman Pernyataan Keaslian... v

Halaman Motto... vi

Abstrak ... vii

Abstract ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi... xi

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I : PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA... 5

A. Landasan Teori ... 5

1. Pengertian Anggaran ... 5

2. Fungsi Anggaran ... 5

3. Jenis-Jenis Anggaran ... 5

4. Prosedur Penyusunan Anggaran ... 8

5. Anggaran Penjualan ... 8

6. Anggaran Produksi ... 11

7. Anggaran Bahan Baku ... 13

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 14

BAB III : METODE PENELITIAN ... 16

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 16

B. Variabel Penelitian ... 16

C. Jenis dan Sumber Data ... 17

D. Metode Pengumpulan Data ... 18

E. Teknis Analisis Data ... 19

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 20

A. Hasil Penelitian ... 20

1. Gambaran Umum Perusahaan ... 20

(12)

xii

2. Struktur Organisasi ... 21

3. Tenaga Kerja ... 24

4. Sarana Peralatan Produksi ... 25

5. Proses Produksi ... 26

6. Daerah Pemasaran Produk ... 28

7. Gambaran Data ... 29

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 39

1. Perhitungan Anggaran Penjualan ... 40

2. Perhitungan Anggaran Produksi ... 64

3. Perhitungan Anggaran Bahan Baku... 71

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN ... 81

A. Simpulan ... 81

B. Saran ... 82 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

xiii

Tabel 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 14 Tabel 4.1. Data Tingkat Produksi Batako Lantai dan Batako Dinding

yang Belum Habis Terjual Pada UD Budi Ayu Banjarmasin

Tahun 2016-2020 ... 30 Tabel 4.2. Data Produksi dan Data Penjualan Batako Lantai dan

Batako Dinding Pada UD Budi Ayu Banjarmasin

Tahun 2016-2020 ... 30 Tabel 4.3. Data Tingkat Produksi Batako Lantai dan Batako Dinding

Pada UD Budi Ayu Banjarmasin Tahun 2016-2020 ... 32 Tabel 4.4. Data Tingkat Penjualan Batako Lantai dan Batako Dinding

Pada UD Budi Ayu Banjarmasin Tahun 2016-2020 ... 32 Tabel 4.5. Data Produksi Batako Lantai Pada UD Budi Ayu Banjarmasin Tahun 2016-2020 (Per Bulan) ... 33 Tabel 4.6. Data Produksi Batako Dinding Pada UD Budi Ayu

Banjarmasin Tahun 2016-2020 (Per Bulan) ... 34 Tabel 4.7. Data Penjualan Batako Lantai Pada UD Budi Ayu

Banjarmasin Tahun 2016-2020 (Per Bulan) ... 35 Tabel 4.8. Data Penjualan Batako Dinding Pada UD Budi Ayu

Banjarmasin Tahun 2016-2020 (Per Bulan) ... 36 Tabel 4.9. Data Produk Sisa Batako Lantai Pada UD Budi Ayu

Banjarmasin Tahun 2016-2020 (Per Bulan) ... 37 Tabel 4.10. Data Produk Sisa Batako Dinding Pada UD Budi Ayu

Banjarmasin Tahun 2016-2020 (Per Bulan)... 38 Tabel 4.11. Data Harga Jual Batako Lantai dan Batako Dinding Pada UD

Budi Ayu Banjarmasin Tahun 2016-2020 ... 39 Tabel 4.12. Forecast Penjualan Batako Lantai dengan Menggunakan

Metode Least Square Pada UD Budi Ayu Banjarmasin ... 40

(14)

xiv

Tabel 4.13. Forecast Penjualan Batako Dinding dengan Menggunakan

Metode Least Square Pada UD Budi Ayu Banjarmasin ... 42 Tabel 4.14. Forecast Penjualan Batako Lantai dengan Menggunakan

Metode Moment Pada UD Budi Ayu Banjarmasin ... 44 Tabel 4.15. Forecast Penjualan Batako Dinding dengan Menggunakan

Metode Moment Pada UD Budi Ayu Banjarmasin ... 47 Tabel 4.16. Forecast Penjualan Batako Lantai dengan Menggunakan

Metode Kuadrat Pada UD Budi Ayu Banjarmasin ... 49 Tabel 4.17. Forecast Penjualan Batako Dinding dengan Menggunakan

Metode Kuadrat Pada UD Budi Ayu Banjarmasin ... 51 Tabel 4.18. Tabel Komparatif Forecast Penjualan Batako Lantai dan

Batako Dinding Pada UD Budi Ayu Banjarmasin

Tahun 2021 ... 54 Tabel 4.19. SKF Penjualan Batako Lantai dengan Menggunakan Metode

Least Square ... 55 Tabel 4.20. SKF Penjualan Batako Dinding dengan Menggunakan

Metode Least Square ... 56 Tabel 4.21. SKF Penjualan Batako Lantai dengan Menggunakan Metode

Moment ... 57 Tabel 4.22. SKF Penjualan Batako Dinding dengan Menggunakan

Metode Moment... 57 Tabel 4.23. SKF Penjualan Batako Lantai dengan Menggunakan Metode

Kuadrat ... 58 Tabel 4.24. SKF Penjualan Batako Dinding dengan Menggunakan

Metode Kuadrat ... 59 Tabel 4.25. Tabel Perbandingan SKF Penjualan Batako Lantai dan

Batako Dinding Pada UD Budi Ayu Banjarmasin

Tahun 2021 ... 59 Tabel 4.26. Rencana Penjualan Batako Lantai Pada UD Budi Ayu

Banjarmasin Tahun 2021 ... 61 Tabel 4.27. Rencana Penjualan Batako Dinding Pada UD Budi Ayu

Banjarmasin Tahun 2021 ... 62

(15)

xv

Tabel 4.30. Anggaran Produksi Batako Lantai dengan Menggunakan Kebijakan Stabilitas Produksi Pada UD Budi Ayu

Banjarmasin Tahun 2021 (Per Bulan) ... 68 Tabel 4.31. Anggaran Produksi Batako Dinding dengan Menggunakan

Kebijakan Stabilitas Produksi Pada UD Budi Ayu

Banjarmasin Tahun 2021 (Per Bulan) ... 70 Tabel 4.32. Anggaran Pemakaian Bahan Baku Batako Lantai Pada UD

Budi Ayu Banjarmasin Tahun 2021 ... 72 Tabel 4.33. Anggaran Pemakaian Bahan Baku Batako Dinding Pada UD

Budi Ayu Banjarmasin Tahun 2021 ... 73 Tabel 4.34. Anggaran Pembelian Bahan Baku Semen Conch Pada UD

Budi Ayu Banjarmasin Tahun 2021 ... 75 Tabel 4.35. Anggaran Pembelian Bahan Baku Pasir Putih Palangka Pada

UD Budi Ayu Banjarmasin Tahun 2021 ... 77 Tabel 4.36. Anggaran Pembelian Bahan Baku Pasir Abu Split Pada UD

Budi Ayu Banjarmasin Tahun 2021 ... 79

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Balasan Permohonan Minta Data Penelitian Lampiran 2. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil Lampiran 3. Surat Keterangan Tempat Usaha

Lampiran 4. Tanda Daftar Perusahaan – Perusahaan Perorangan Lampiran 5. Lembaran Bimbingan Tugas Akhir Dosen Pembimbing 1 Lampiran 6. Lembaran Bimbingan Tugas Akhir Dosen Pembimbing 2 Lampiran 7. Lembar Saran Penguji Satu Seminar Proposal

Lampiran 8. Lembar Saran Penguji Dua Seminar Proposal Lampiran 9. Lembar Saran Ketua Penguji Sidang Tugas Akhir Lampiran 10. Lembar Saran Anggota Penguji Sidang Tugas Akhir Lampiran 11. Peta Daerah Penelitian

Lampiran 12. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 13. Penumpukan Batako yang Sepenuhnya Tidak Terjual

Lampiran 14. Bahan Baku Pembuatan Batako

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pesatnya perkembangan globalisasi yang terjadi sekarang ini membuat makin banyaknya berbagai jenis perusahaan yang didirikan dan berkembang di Indonesia sehingga persaingan yang terjadi pada dunia usaha/bisnis semakin ketat dari sebelumnya. Salah satunya yaitu perusahaan manufaktur yang berkegiatan dalam mengolah bahan baku atau bahan mentah menjadi barang jadi dan nantinya akan dijual ke konsumen. Untuk menghadapi persaingan yang ketat, para pelaku ekonomi yang menjalankan usahanya harus bisa melakukan berbagai macam cara agar tujuan yang ingin dicapai bisa berjalan secara efektif serta efisien sehingga hasil output yang baik bisa didapatkan dengan mengeluarkan biaya produksi seminimal mungkin tapi bisa menghasilkan laba seoptimal mungkin. Cara yang bisa perusahaan lakukan adalah menyusun perencanaan kegiatan dengan baik dan rinci dalam hal mengatur pengeluaran biaya produksi agar bisa dikeluarkan sewajarnya.

Dalam akuntansi, perencanaan tersebut dikenal dengan istilah anggaran.

Anggaran merupakan rencana tertulis dari manajemen perusahaan tentang kumpulan kegiatan yang akan dijalankan di masa mendatang (Sahla &

Rahmadhana, 2017). Anggaran disusun berdasarkan data di masa sebelumnya namun harus disesuaikan dengan kondisi di masa mendatang.

Dari berbagai macam anggaran dalam akuntansi, menurut Rusanti

(2014) salah satu anggaran biaya yang sangat diperlukan oleh perusahaan

yaitu anggaran biaya produksi, yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku,

anggaran biaya tenaga kerja, dan anggaran biaya overhead pabrik. Kemudian

dari ketiga jenis anggaran biaya produksi tersebut, Pujiati (2013)

menambahkan bahwa anggaran yang paling penting dalam kegiatan proses

produksi yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur adalah anggaran biaya

bahan baku karena anggaran tersebut berisikan perencanaan bahan baku

untuk mengetahui seberapa banyak bahan baku yang harus dibeli oleh

(18)

2

perusahaan untuk keperluan proses produksi nantinya. Terdapat 2 (dua) komponen dalam anggaran biaya bahan baku, yaitu anggaran pemakaian bahan baku dan anggaran pembelian bahan baku. Kedua anggaran tersebut saling berkaitan karena penyusunan anggaran pemakaian bahan baku akan menentukan jumlah pembelian bahan baku yang nantinya akan dianggarkan oleh perusahaan.

Salah satu perusahaan manufaktur yang ada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan yaitu UD Budi Ayu Banjarmasin yang berdiri sejak tahun 1992. UD Budi Ayu Banjarmasin merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi sekaligus menjual berbagai macam batako, seperti batapress (paving) atau biasa disebut batako lantai, batako dinding, kansten (beton balok), gorong-gorong, dan loster (lobang angin). Dari kelima jenis batako yang diproduksi oleh UD Budi Ayu Banjarmasin tersebut, yang paling banyak terjual yaitu batako lantai dan batako dinding.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pemilik UD Budi Ayu Banjarmasin, dapat diketahui bahwa selama ini perusahaan tersebut belum pernah menghitung anggaran bahan baku Batako Lantai dan Batako Dinding.

UD Budi Ayu Banjarmasin terus saja membeli bahan baku sehingga harus segera diproduksi setiap hari agar bahan baku tersebut tidak menumpuk walaupun batako-batako yang sudah diproduksi sebelumnya belum sepenuhnya terjual. Jika hal ini terus terjadi, jumlah barang persediaannya akan banyak yang menumpuk dan pengeluaran biaya bisa meningkat karena selalu membeli bahan baku untuk proses produksi setiap hari sehingga bisa menjadi beban untuk perusahaan. Karena itulah, untuk menghindari hal yang merugikan tersebut UD Budi Ayu Banjarmasin harus membuat penyusunan anggaran bahan baku agar bisa memperkirakan berapa banyak kebutuhan bahan baku untuk kegiatan proses produksi di masa mendatang. Perhitungan tersebut akan membantu perusahaan menjadi lebih berkembang dan mendapatkan laba semaksimal mungkin.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menjadikan masalah

tersebut sebagai topik penelitian untuk menyusun laporan Tugas Akhir

(19)

dengan judul “Perhitungan Anggaran Bahan Baku Batako Lantai dan Batako Dinding Pada UD Budi Ayu Banjarmasin”.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis menemukan permasalahan yang terjadi pada UD Budi Ayu Banjarmasin yaitu belum dibuatnya perhitungan anggaran bahan baku Batako Lantai dan Batako Dinding sehingga perusahaan tersebut tidak bisa memperkirakan berapa jumlah bahan baku yang pas untuk dibeli dalam melakukan proses produksi. Perusahaan selalu membeli bahan baku sehingga harus segera diproduksi setiap hari agar tidak mengalami penumpukan meskipun barang jadi hasil produksi yang telah dilakukan pada periode sebelumnya masih ada yang tersisa. Hal ini akan menjadi beban bagi perusahaan karena harus mengeluarkan biaya untuk membeli bahan baku sebelum semua barang jadi terjual. Terkait permasalahan yang ada, penulis memberi batasan masalah pada perhitungan anggaran bahan baku di tahun 2021 berdasarkan anggaran penjualan dan anggaran produksi Batako Lantai dan Batako Dinding sesuai keterangan data yang diberikan oleh pemilik UD Budi Ayu Banjarmasin pada tahun 2016-2020 untuk dianggarkan pada tahun 2021. Penulis akan memperhitungkan Forecast Penjualan terlebih dahulu dengan menggunakan 3 metode, yaitu metode Least Square, metode Moment, dan metode Kuadrat untuk menentukan metode yang paling tepat digunakan agar sesuai dengan Standar Kesalahan Forecasting (SKF). UD Budi Ayu Banjarmasin memproduksi dan menjual 5 jenis batako. Pada penelitian ini, penulis hanya mengambil 2 jenis batako, yaitu batako lantai dan batako dinding. Bahan baku yang digunakan adalah semen Conch, pasir putih palangka, dan pasir abu split.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perhitungan anggaran pemakaian bahan baku batako lantai

dan batako dinding pada UD Budi Ayu Banjarmasin tahun 2021?

(20)

4

2. Bagaimana perhitungan anggaran pembelian bahan baku batako lantai dan batako dinding pada UD Budi Ayu Banjarmasin tahun 2021?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian ini, yaitu : 1. Untuk mengetahui perhitungan anggaran pemakaian bahan baku batako

lantai dan batako dinding pada UD Budi Ayu Banjarmasin tahun 2021.

2. Untuk mengetahui perhitungan anggaran pembelian bahan baku batako lantai dan batako dinding pada UD Budi Ayu Banjarmasin tahun 2021.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Diharapkan dari adanya penelitian ini bisa menambah pengetahuan bagi UD Budi Ayu Banjarmasin tentang perhitungan anggaran bahan baku dan dijadikan sebagai bahan masukan untuk memperkirakan bahan baku dalam melakukan proses produksi dimasa mendatang agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

2. Bagi Penulis

Manfaat bagi penulis dari adanya penelitian ini adalah dapat memenuhi tugas akhir sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi DIII Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin serta menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam mempraktikkan secara langsung ke lapangan dari teori-teori yang didapatkan di perkuliahan, khususnya tentang anggaran bahan baku.

3. Bagi Politeknik Negeri Banjarmasin

Penulis berharap penelitian ini dapat menambah wawasan bagi para

pembaca dan bisa dijadikan sebagai referensi untuk mahasiswa

Politeknik Negeri Banjarmasin yang nantinya akan melakukan penelitian

dalam bidang Akuntansi, khususnya anggaran bahan baku.

(21)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Anggaran

“Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang/jasa” (Nafarin, 2007: 11). Anggaran bisa menjadi suatu alat yang bagus dalam mengendalikan dana yang digunakan perusahaan guna mencapai hasil yang maksimal.

2. Fungsi Anggaran

Ada 3 fungsi anggaran menurut Nafarin (2007: 28-31), yaitu : a. Fungsi Perencanaan (Planning)

Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan tertulis yang harus dipikirkan secara detail dan teliti serta dapat memberikan gambaran dengan jelas dalam bentuk satuan unit dan uang.

b. Fungsi Pelaksanaan (Actuating)

Fungsi pelaksanaan dalam anggaran yaitu memberikan suatu pedoman bagi perusahaan supaya pelaksanaan pekerjaannya dapat dijalankan dengan selaras dan terarah sehingga bisa mencapai tujuan (laba).

c. Fungsi Pengawasan atau Pengendalian (Controlling)

Anggaran berfungsi sebagai alat pengawasan oleh manajer yang bertanggung jawab dalam menjalankan pekerjaannya yang digunakan untuk menilai atau mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai.

3. Jenis-Jenis Anggaran

Pengelompokan anggaran dari beberapa segi menurut Nafarin

(2007: 31-35), yaitu :

(22)

6

a. Segi Dasar Penyusunan, terdiri atas :

1) Anggaran variabel atau anggaran fleksibel adalah anggaran yang disusun dengan berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu, yang pada intinya anggaran ini merupakan suatu anggaran yang bisa disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.

2) Anggaran tetap atau anggaran statis adalah anggaran yang disusun dengan berdasarkan pada suatu tingkat kapasitas tertentu.

b. Segi Cara Penyusunan, terdiri atas :

1) Anggaran periodik adalah suatu anggaran yang penyusunannya digunakan untuk satu periode tertentu yang pada umumnya untuk periode satu tahun dan disusun pada akhir periode anggaran.

2) Anggaran kontinu adalah suatu anggaran yang penyusunannya digunakan untuk memperbaiki anggaran yang pernah dibuat sebelumnya, seperti dilakukannya perbaikan anggaran disetiap bulan sehingga anggaran yang dibuat dalam satu tahun pun mengalami perubahan.

c. Segi Jangka Waktu, terdiri atas :

1) Anggaran jangka pendek adalah anggaran yang dibuat untuk jangka waktu paling lama sampai satu tahun.

2) Anggaran jangka panjang adalah anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun.

d. Segi Bidang, terdiri atas :

1) Anggaran operasional adalah suatu anggaran yang digunakan

untuk menyusun anggaran laba rugi, seperti anggaran penjualan,

anggaran biaya pabrik, anggaran biaya bahan baku, anggaran

biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik,

dan anggaran beban usaha.

(23)

2) Anggaran keuangan adalah suatu anggaran yang digunakan untuk menyusun anggaran neraca, seperti anggaran kas, anggaran piutang, anggaran sediaan, anggaran utang, dan anggaran neraca.

e. Segi Kemampuan Menyusun, terdiri atas :

1) Anggaran komprehensif adalah suatu rangkaian dari berbagai jenis anggaran yang disusun dengan lengkap, seperti perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan.

2) Anggaran parsial adalah suatu anggaran yang disusun dengan tidak lengkap atau hanya menyusun bagian anggaran tertentu, seperti hanya menyusun anggaran operasional karena terbatasnya kemampuan.

f. Segi Fungsi, terdiri atas :

1) Anggaran tertentu adalah anggaran yang disusun untuk tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lainnya.

2) Anggaran kinerja adalah anggaran yang disusun dengan berdasarkan pada fungsi kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.

g. Segi Metode Penentuan Harga Pokok (Penghargapokokan) Produk, terdiri atas :

1) Anggaran tradisional atau anggaran konvensional, terbagi lagi menjadi anggaran berdasar fungsional dan anggaran berdasar sifat. Anggaran berdasar fungsional adalah suatu anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan penuh yang berfungsi untuk menyusun anggaran tetap, sedangkan anggaran berdasarkan sifat adalah suatu anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan variabel yang berfungsi untuk menyusun anggaran variabel.

2) Anggaran berdasar kegiatan adalah suatu anggaran yang dibuat

dengan menggunakan metode penghargapokokan berdasar

(24)

8

kegiatan yang berfungsi untuk menyusun anggaran variabel dan anggaran tetap.

4. Prosedur Penyusunan Anggaran

Prosedur penyusunan anggaran menurut Nafarin (2007: 9-11) dijelaskan dalam empat tahap, yaitu :

a. Tahap Menentukan Pedoman Anggaran

Anggaran yang dibuat untuk digunakan pada masa mendatang disarankan agar mempersiapkannya pada beberapa bulan sebelum tahun anggaran selanjutnya dimulai sehingga perusahaan bisa menggunakan anggaran yang telah dibuat tersebut pada awal tahun anggaran. Sebelum anggaran disusun, manajeman puncak harus menentukan perencanaan yang besar untuk perusahaan sekaligus membuat susunan panitia untuk proses penyusunan anggaran.

b. Tahap Mempersiapkan Anggaran

Sebelum dilakukannya penyusunan anggaran penjualan, manajer pemasaran sebaiknya menyusun peramalan penjualan terlebih dahulu. Antardivisi yang terkait biasanya akan mengadakan rapat untuk mempersiapkan anggaran.

c. Tahapan Menentukan Anggaran

Pada tahap ini, semua manajer dan Direksi akan mengadakan rapat untuk merundingkan penyesuaian rencana akhir dari komponen anggaran, dilakukannya pengoordinasian serta penelaahan komponen anggaran, dan mengesahkan serta mendistribusikan anggaran.

d. Tahapan Melaksanakan Anggaran

Para manajer diharuskan membuat sebuah laporan realisasi anggaran untuk keperluan pengawasan. Laporan realisasi anggaran yang telah dianalisis akan disampaikan ke direksi.

5. Anggaran Penjualan

“Anggaran penjualan adalah anggaran yang merencanakan tingkat

atau volume barang yang diharapkan terjual oleh perusahaan”

(25)

(Anggraini, 2012). Anggaran penjualan dijadikan sebagai dasar dalam menyusun anggaran yang lain serta dijadikan sebagai ujung tombak untuk meraih tujuan perusahaan yaitu mendapatkan laba yang besar.

Langkah pertama dalam melakukan penyusunan anggaran penjualan yaitu membuat forecast penjualan terlebih dahulu dengan merujuk pada data penjualan di masa sebelumnya serta beberapa faktor yang bisa memengaruhi anggaran penjualan harus dipertimbangkan, seperti faktor pemasaran, ekonomis, teknis, dan faktor-faktor lainnya. Untuk menghitung forecast penjualan, metode statistik yang bisa dipakai adalah analisis trend dan standar kesalahan forecasting (SKF).

a. Analisis Trend

Tiga metode dalam analisis trend atau metode kuadrat terkecil dalam membuat forecast penjualan, yaitu :

1) Metode least square (trend garis lurus) Dihitung dengan rumus :

... (1) Rumus untuk mencari nilai a dan b adalah sebagai berikut.

... (2)

... (3) Keterangan :

Y = Variabel terikat (dipengaruhi) yaitu penjualan produk X = Variabel bebas (mempengaruhi)

a = Nilai konstan

b = Koefisien arah regresi

n = Banyaknya data yang dianalisis 2) Metode moment (trend garis lurus)

Dihitung dengan rumus :

... (1)

∑ ∑ ... (4)

∑ ∑ ∑ ... (5)

(26)

10

Keterangan :

Y = Variabel terikat (dipengaruhi) yaitu penjualan produk X = Variabel bebas (mempengaruhi)

a = Nilai konstan

b = Koefisien arah regresi

n = Banyaknya data yang dianalisis 3) Metode kuadrat (trend garis lengkung)

Dihitung dengan rumus :

... (6)

∑ ∑ ... (7)

∑ ∑ ∑ ... (8)

∑ ∑ ... (9) Keterangan :

Y = Variabel terikat (dipengaruhi) yaitu penjualan produk X = Variabel bebas (mempengaruhi)

a = Nilai konstan

b = Koefisien arah regresi

n = Banyaknya data yang dianalisis b. Standar Kesalahan Forecasting (SKF)

Perhitungan nilai standar kesalahan forecasting (SKF) yang menunjukkan nilai terkecil dari ketiga jenis metode dalam analisis trend dapat digunakan untuk menentukan metode mana yang paling sesuai dalam melakukan perhitungan forecasting penjualan.

Standar kesalahan forecasting (SKF) dihitung dengan rumus : √∑ ... (10) Keterangan :

X = Penjualan nyata Y = Forecast penjualan

n = Jumlah data yang dianalisis

(27)

6. Anggaran Produksi

“Anggaran produksi yaitu rencana perusahaan untuk menghasilkan produk dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan penjualan dengan mempertimbangkan jumlah persediaan awal dan akhir periode tertentu”

(Ulliyawatik, 2017).

Menurut Pangestuti (2019: 68-73), pada umumnya terdapat tiga pendekatan dalam menyusun anggaran produksi, yaitu :

a. Pendekatan Stabilitas Produksi

Kebijakan stabilisasi produksi adalah kebijakan untuk berproduksi pada tingkat produksi yang sama setiap bulannya dalam 1 tahun dengan konsekuensi yaitu tingkat persediaan dibiarkan berfluktuasi (mengambang) untuk menyama-ratakan besarnya produksi dan menyesuaikan pola penjualan musiman. Beberapa pertimbangan dalam menggunakan kebijakan ini adalah sebagai berikut :

1) Perusahaan ingin memperoleh biaya produksi yang sama untuk setiap bulannya.

2) Jumlah pegawai pabrik cenderung tetap setiap bulannya, maka jumlah produksi tiap bulan yang stabil akan lebih tepat digunakan.

3) Mesin akan berproduksi lebih efisien jika tingkat produksi barang stabil setiap bulannya.

Adapun keuntungan yang didapat dengan menggunakan kebijakan ini, yaitu :

1) Penggunaan fasilitas pabrik yang lebih baik cenderung mengurangi kapasitas yang diperlukan untuk musim permintaan pasar meningkat dan menghindari kapasitas yang menganggur pada saat permintaan menurun.

2) Stabilitas tenaga kerja dapat memperbaiki moral dan

meningkatkan efisiensi tenaga kerja, mengurangi perputaran

(28)

12

tenaga kerja, menarik tenaga kerja yang terampil, dan mengurangi biaya latihan bagi tenaga kerja yang baru.

3) Pembelian bahan baku yang ekonomis merupakan akibat dari tersedianya bahan baku, potongan pembelian, masalah penyimpanan yang sederhana, kebutuhan dana yang lebih kecil, dan mengurangi risiko persediaan.

b. Pendekatan Stabilitas Persediaan

Pada kebijakan stabilisasi persediaan, unit produksi dibiarkan berfluktuasi menurut persediaan yang telah ditetapkan secara stabil.

Kebijakan ini lebih cocok diterapkan pada perusahaan yang tidak menginginkan tingkat persediaan berfluktuasi secara berlebihan setiap periode yang terdapat dalam anggaran. Di dalam kebijakan stabilisasi persediaan, faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan besarnya tingkat persediaan barang itu sendiri adalah sebagai berikut :

1) Daya tahan produk yang akan disimpan : Besarnya persediaan harus dipertimbangkan dengan cermat, khususnya untuk produk yang mudah rusak dan tidak tahan untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama.

2) Sifat persaingan yang dihadapi perusahaan : Jika persaingannya relatif ketat, maka pelayanan untuk memenuhi pesanan harus dijadikan sebagai prioritas sehingga diperlukannya persediaan barang jadi yang relatif besar.

3) Biaya-biaya yang muncul karena kebijakan stabilisasi persediaan, seperti biaya sewa gedung, biaya pemeliharaan, dan biaya asuransi.

4) Besarnya modal kerja yang tersedia.

5) Pola permintaan akan produk.

6) Risiko-risiko yang dihadapi perusahaan, seperti risiko yang

berasal dari manusia yang umumnya timbul karena

(29)

kecerobohan manusia, risiko yang berasal dari alam, dan risiko yang disebabkan karena sifat barang yang mudah rusak.

c. Pendekatan Kebijakan Kombinasi

Kebijakan kombinasi artinya mengkombinasi dua kebijakan yaitu kebijakan persediaan stabil dan kebijakan produksi stabil.

Dalam membuat kebijakan kombinasi, harus menggunakan asumsi bahwa harus ada keseimbangan optimum antara tingkat penjualan, persediaan, dan produksi. Syarat untuk kebijakan ini adalah sebagai berikut :

1) Tingkat produksi tidak boleh berfluktuasi lebih 10% dari rata- rata produksi.

2) Tingkat persediaan triwulan 1 dan 2 boleh berfluktuasi 8 unit dan triwulan 3 dan 4 boleh berfluktuasi 6 unit.

Rumus dalam melakukan perhitungan anggaran produksi adalah sebagai berikut.

Penjualan xxx unit

Persediaan Akhir Barang Jadi xxx unit

Tersedia (Jumlah) xxx unit

Persediaan Awal Barang Jadi xxx unit

Jumlah Barang Jadi yang Akan Diproduksi xxx unit 7. Anggaran Bahan Baku

Anggaran bahan baku adalah anggaran yang merencanakan dengan rinci tentang semua hal yang berkaitan dalam penggunaan bahan baku yang digunakan pada saat melakukan proses produksi di masa yang akan datang. Terdapat dua komponen dalam anggaran bahan baku, yaitu : a. Anggaran Pemakaian Bahan Baku

Anggaran pemakaian bahan baku adalah anggaran yang memberikan informasi tentang jumlah serta nilai dari bahan baku yang dibutuhkan untuk kegiatan proses produksi.

Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut.

Jumlah Produksi (unit) Standar Penggunaan ... (11)

(30)

14

b. Anggaran Pembelian Bahan Baku

Anggaran pembelian bahan baku merupakan suatu anggaran yang melakukan perencanaan dalam memperkirakan jumlah bahan baku yang harus dibeli untuk proses produksi di masa mendatang.

Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut.

Kebutuhan Harga Beli ... (12) B. Hasil Penelitian Terdahulu

Di bawah ini adalah hasil penelitian terdahulu yang memiliki judul yang sama dengan penulis tentang perhitungan anggaran bahan baku, yaitu :

Tabel 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Aspek Ahmad Nazlinur Akbar (2019)

Aisyah Rizkya (2019)

Remilia Framita (2021)

Judul Perhitungan

Anggaran Bahan Baku Pada Pomade Slicktimes

Banjarbaru

Anggaran Bahan Baku Pada Iyan Sasirangan Banjarmasin

Perhitungan Anggaran Bahan Baku Batako Lantai dan Batako Dinding Pada UD Budi Ayu Banjarmasin Institusi yang

Diteliti

Pomade Slicktimes Banjarbaru

Iyan Sasirangan Banjarmasin

UD Budi Ayu Banjarmasin Periode Analisis Januari 2014 –

Desember 2018

Januari 2013 – Desember 2018

Januari 2016 – Desember 2020 Permasalahan 1. Bagaimana

menentukan anggaran pemakaian bahan baku pada Pomade Slicktimes Banjarbaru periode tahun 2019?

2. Bagaimana menentukan anggaran pembelian bahan baku pada Pomade Slicktimes Banjarbaru periode tahun 2019?

Iyan Sasirangan Banjarmasin belum pernah melakukan perhitungan anggaran bahan baku untuk kain katun satin dan kain katun sutra sehingga bahan baku menumpuk di gudang dan banyaknya kain tersisa yang belum dijual.

UD Budi Ayu Banjarmasin belum membuat perhitungan anggaran bahan baku Batako Lantai dan Batako Dinding sehingga tidak bisa memperkirakan jumlah pembelian bahan baku yang pas untuk proses

produksi. Bahan baku terus dibeli dan diproduksi setiap hari meskipun barang jadi pada periode

sebelumnya masih ada yang tersisa.

Tujuan Penelitian

Untuk menentukan jumlah bahan baku yang dibutuhkan Pomade Slicktimes dan menentukan

Mengetahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan dan mengetahui jumlah bahan baku yang

Untuk mengetahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan dan jumlah bahan baku yang harus dibeli

(31)

Lanjutan…

jumlah bahan baku yang akan dibeli oleh Pomade Slicktimes pada tahun 2019.

harus dibeli tahun 2019.

oleh UD Budi Ayu Banjarmasin pada tahun 2021.

Metode Penelitian

Study kasus Penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif

Study kasus dengan pendekatan deskriptif Hasil Penelitian Berdasarkan SKF,

metode yang paling sesuai dengan Pomade Slicktimes Banjarbaru yaitu metode least square dan metode moment untuk pomade slicktimes light serta metode kuadrat untuk pomade slicktimes original dan pomade slicktimes heavy karena memiliki nilai SKF terkecil yang dapat digunakan dalam penyusunan anggaran penjualan.

Berdasarkan SKF, metode yang paling sesuai dengan Iyan Sasirangan Banjarmasin yaitu metode kuadrat untuk kedua jenis kain sasirangan karena memiliki nilai SKF terkecil yang dapat digunakan dalam penyusunan anggaran penjualan.

Sumber : Ahmad Nazlinur Akbar (2019), Aisyah Rizkya (2019)

Secara umum, penelitian yang dilakukan penulis mempunyai kemiripan dengan penelitian terdahulu dalam hal: (1) metode penelitian yang digunakan, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi; (2) variabel yang digunakan, yaitu anggaran bahan baku.

Sementara itu, penulis mempunyai perbedaan dengan penelitian

terdahulu dalam hal subyek penelitian dan periode analisis. Penulis

membahas UD Budi Ayu Banjarmasin dengan periode analisis dari tahun

2016-2020. Penelitian yang penulis lakukan hanya memfokuskan pada

anggaran penjualan dan produksi Batako Lantai dan Batako Dinding untuk

dijadikan sebagai bahan penyusunan anggaran bahan baku pada tahun 2021.

(32)

16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan yaitu penelitian study kasus, dengan cara memahami dan mengamati objek kasus yang diteliti, mengumpulkan data, serta menganalisisnya secara mendalam dan menyeluruh sehingga penulis dapat menyelesaikan/menangani permasalahan yang timbul setelah mengetahui penyebab munculnya permasalahan dari kasus yang diteliti. Study kasus pada penelitian ini adalah perhitungan anggaran penjualan, anggaran produksi, dan anggaran bahan baku batako lantai dan batako dinding pada tahun 2021 yang datanya didapat dari anggaran penjualan dan jumlah produksi tahun 2016-2020 sehingga dari data tersebut penulis dapat menyusun anggaran bahan baku pada UD Budi Ayu Banjarmasin. Sedangkan untuk pendekatan penelitian, penulis menggunakan pendekatan deskriptif yang bisa menjelaskan suatu gambaran dengan lengkap mengenai situasi sosial pada UD Budi Ayu Banjarmasin.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah anggaran bahan baku, terdiri atas dua komponen yaitu anggaran pemakaian bahan baku dan anggaran pembelian bahan baku. Menurut Nafarin (2007: 202), anggaran bahan baku disusun berdasarkan pada anggaran produk yang sebelumnya penyediaan bahan baku harus dipertimbangkan dengan baik dan matang sehingga dapat menjaga kelancaran produksi serta kebutuhan produksi jangka pendek dan jangka panjang juga dapat terpenuhi.

Imran et al. (2020) menyatakan bahwa “anggaran pemakaian bahan baku

menjelaskan jumlah dan nilai bahan baku yang diperlukan dalam aktifitas

produksi”. Sedangkan pengertian anggaran pembelian bahan baku menurut

Rusanti (2014) yaitu “anggaran pembelian bahan baku adalah anggaran yang

merencanakan secara lebih terperinci tentang pembelian-pembelian bahan

(33)

mentah selama periode yang akan datang, yang berguna secara khusus sebagai dasar untuk penyusunan anggaran biaya bahan baku”.

Anggaran bahan baku batako lantai dan batako dinding pada UD Budi Ayu Banjarmasin merupakan anggaran yang disusun dan direncanakan dengan rinci tentang penggunaan bahan baku dan pembelian bahan baku yang digunakan untuk proses produksi pada tahun 2021.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

a. Data Kualitatif

Menurut Sugiarto (2017: 203), data kualitatif yaitu data yang bentuknya bukan berupa angka atau bilangan, melainkan penjelasan atau informasi yang pada umumnya sifat dari data tersebut adalah menggolongkan. Data kualitatif pada UD Budi Ayu Banjarmasin adalah sejarah singkat berdirinya perusahaan, struktur organisasi, serta proses produksi dan pemasarannya.

b. Data Kuantitaf

Jenis data yang bentuknya berupa angka atau bilangan disebut dengan data kuantitatif (Sugiarto, 2017: 203). Data kuantitatif pada UD Budi Ayu Banjarmasin adalah tingkat penjualan dan produksi serta data bahan baku yang digunakan oleh UD Budi Ayu Banjarmasin untuk pembuatan batako lantai dan batako dinding.

2. Sumber Data a. Data Primer

Data yang didapatkan dari objek penelitian disebut data primer.

Data primer pada UD Budi Ayu Banjarmasin adalah hasil

wawancara dengan pemilik UD Budi Ayu Banjarmasin yaitu berupa

data penjualan batako lantai dan batako dinding dari tahun 2016-

2020, sejarah singkat berdirinya perusahaan, dan struktur organisasi

dari UD Budi Ayu Banjarmasin.

(34)

18

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan suatu data yang pengumpulannya dilakukan dengan cara mempelajari atau memahami masalah yang terkait dengan objek penelitian, seperti melalui buku pedoman dan literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dianalisis. Data sekunder yang didapatkan penulis pada UD Budi Ayu Banjarmasin adalah tingkat penjualan dan produksi, data bahan baku yang digunakan untuk pembuatan batako lantai dan batako dinding, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), dan NPWP dari UD Budi Ayu Banjarmasin.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data, yaitu : 1. Observasi

Penulis mengamati secara langsung ke UD Budi Ayu Banjarmasin untuk mendapatkan data, informasi, dan keterangan lainnya terkait dengan permasalahan yang ada pada objek penelitian tersebut sehingga datanya dapat digunakan penulis untuk keperluan dalam penyusunan Tugas Akhir.

2. Wawancara

Penulis melakukan dialog dan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pemilik dan karyawan yang bekerja di UD Budi Ayu Banjarmasin agar data serta informasi yang dibutuhkan tentang permasalahan pada penelitian ini bisa penulis dapatkan.

3. Dokumentasi

Penulis mengumpulkan data dan informasi berupa dokumen tertulis

tentang permasalahan pada penelitian ini dengan melakukan pengambilan

gambar serta mempelajari catatan-catatan dan laporan yang dimiliki UD

Budi Ayu Banjarmasin.

(35)

E. Teknik Analisis Data

Teknis analisis data yang penulis gunakan berlandaskan pada konsep dasar teoritis terkait dengan data-data yang dikumpulkan oleh penulis.

Teknik analisis data pada penelitian ini, yaitu :

1. Melakukan perhitungan kuantitatif dengan berdasarkan pada sumber data primer dan data sekunder. Klasifikasi dalam melakukan perhitungan ini, yaitu :

a. Data penjualan pada tahun 2016-2020.

b. Jumlah produksi pada tahun 2016-2020.

c. Bahan baku yang digunakan terdiri atas semen Conch, pasir putih palangka, dan pasir abu split.

2. Melakukan perhitungan forecast penjualan batako lantai dan batako dinding untuk tahun 2021 dengan menggunakan tiga metode, yaitu metode least square (trend garis lurus), metode moment (trend garis lurus), dan metode kuadrat (trend garis lengkung).

3. Melakukan perhitungan nilai Standar Kesalahan Forecast (SKF) batako lantai dan batako dinding untuk tahun 2021 untuk menentukan metode mana yang paling sesuai dan nilainya paling kecil dari ketiga jenis metode di atas sehingga UD Budi Ayu Banjarmasin dapat memilihnya dalam melakukan perhitungan forecasting penjualan.

4. Melakukan perhitungan anggaran penjualan batako lantai dan batako dinding untuk tahun 2021 dengan menggunakan persentase rata-rata penjualan di tahun sebelumnya.

5. Melakukan perhitungan anggaran produksi batako lantai dan batako dinding untuk tahun 2021.

6. Melakukan perhitungan anggaran bahan baku batako lantai dan batako

dinding untuk tahun 2021 yang didapatkan dari hasil perkalian antara

jumlah produksi dengan standar penggunaan. Anggaran bahan baku ini

terdiri atas dua komponen, yaitu anggaran pemakaian bahan baku dan

anggaran pembelian bahan baku.

(36)

20

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan

UD Budi Ayu Banjarmasin merupakan salah satu perusahaan manufaktur di Banjarmasin yang bergerak di bidang usaha produksi dan penjualan berbagai macam batako, seperti batapress (paving) atau biasa disebut batako lantai, batako dinding, kansten (beton blok), gorong- gorong, dan loster (lobang angin). UD Budi Ayu Banjarmasin yang berdiri sejak tahun 1992 ini beralamat di Jalan Perdagangan No. 205, Pangeran, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Perusahaan manufaktur ini memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil dengan Nomor : 510/KB.03061502/Perindag yang dikeluarkan di Banjarmasin pada tanggal 15 Maret 2006.

UD Budi Ayu Banjarmasin didirikan oleh H. Bastar. Karena melihat pengalaman dari teman-temannya dalam menjalankan usaha produksi dan penjualan batako, H. Bastar pun memberanikan diri untuk mencoba mendirikan UD Budi Ayu Banjarmasin dari nol, dengan modal awal yaitu sekitar Rp30.000.000,00. Sejak awal perusahaan ini dibentuk, UD Budi Ayu Banjarmasin sudah memiliki karyawan dan memiliki sebuah toko. Berkat keoptimisan dan kegigihannya, perusahaan ini pun berkembang menjadi lebih baik yang saat ini bisa dikatakan sukses.

Perusahaan yang didirikannya tersebut telah diwariskan kepada anaknya

yang bernama Wahyudi sehingga yang memimpin UD Budi Ayu

Banjarmasin saat ini adalah Wahyudi. Karena perkembangan usaha yang

semakin pesat, maka UD Budi Ayu Banjarmasin pun mendirikan 1 (satu)

cabang usaha batako lagi di Jalan Beringin, Kecamatan Alalak,

Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan yang berdiri pada tahun

2010.

(37)

UD Budi Ayu Banjarmasin merupakan perusahaan milik perorangan sehingga pemiliknya mengelola dan bertanggung jawab secara menyeluruh atas semua kegiatan usaha, baik dalam mencari laba maupun dalam menghadapi risiko kerugian perusahaan. Perusahaan ini menjual berbagai macam batako dengan harga yang murah sehingga pembangunan sebuah proyek yang akan dibangun bisa dikerjakan dengan budget yang minimal. Walaupun murah, batako yang diproduksi tetap menghasilkan batako dengan kualitas yang baik. Sebagai gambaran, batako yang diproduksi dapat menggantikan 6 (enam) buah bata merah biasa karena batako-batako tersebut dibuat dengan menggunakan adukan semen yang sedikit.

2. Struktur Organisasi

Pada umumnya, suatu bisnis atau perusahaan pasti memiliki struktur organisasi di tempat kerjanya. Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara setiap bagian maupun posisi yang terdapat pada sebuah perusahaan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Struktur organisasi yang baik dapat memberikan kelancaran dan kemudahan dalam menjalankan segala proses kegiatan dari awal sampai akhir sehingga tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan bisa tercapai dengan baik dan tentunya dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi pemilik perusahaan.

Tujuan dibentuknya struktur organisasi pada UD Budi Ayu

Banjarmasin adalah untuk memperlancar proses produksi dari

menyediakan bahan baku sampai ke proses pemasaran dan memudahkan

pimpinan dalam mengoordinasikan perusahaan yang dikelolanya dengan

baik. Struktur organisasi memiliki peran yang sangat penting dan

dibutuhkan bagi UD Budi Ayu Banjarmasin karena dengan adanya

struktur organisasi maka orang-orang yang bekerja pada perusahaan

tersebut dapat melaksakan tugas atau tanggung jawabnya dengan baik

(38)

22

sesuai dengan posisinya masing-masing dan mengetahui batasan pekerjaan yang dilakukannya.

Struktur organisasi yang digunakan pada UD Budi Ayu Banjarmasin adalah struktur organisasi garis/lini. Dengan menggunakan struktur ini, pimpinan berada di puncak dan bawahan memiliki seorang atasan yang mengawasi pekerjaan secara langsung di lapangan sehingga kesatuan komando pun dapat terjaga dengan baik. Struktur ini juga menunjukkan bahwa kekuasaan dan pengawasan berjalan lurus dari atas ke bawah, sedangkan tanggung jawab berjalan lurus dari bawah ke atas. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat pada struktur organisasi UD Budi Ayu Banjarmasin di bawah ini :

Bagan 4.1. Struktur Organisasi UD Budi Ayu Banjarmasin Sumber : UD Budi Ayu Banjarmasin (data diolah penulis, 2021)

BAGIAN PENGUASAN 1. Landa 2. Hermadi BAGIAN

CETAK 1. H. Isur 2. Maidi

BAGIAN ANGKUT 1. Dani 2. Iyus 3. Anang 4. Umin BAGIAN

PASANG 1. Heri 2. Rasyad 3. Barak 4. Eem BAGIAN

PRODUKSI

PIMPINAN

Wahyudi

(39)

Berdasarkan struktur organisasi UD Budi Ayu Banjarmasin diatas maka uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut.

a. Pimpinan atau Pemilik Modal

Tugas dan tanggung jawab dari pimpinan atau pemilik modal, yaitu :

1) menyelenggarakan kegiatan yang akan dilakukan perusahaan secara menyeluruh;

2) mengadakan hubungan dengan pihak luar perusahaan;

3) bertanggung jawab atas kelancaran usaha yang dilaksanakan;

4) bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap kegiatan operasional perusahaan.

b. Bagian Produksi

Tugas dari bagian ini adalah mengerjakan kegiatan produksi serta bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan perusahaan. Bagian produksi ini terbagi lagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :

1) Bagian Cetak

Bagian cetak bertugas untuk mencetak berbagai jenis batako dan bertanggung jawab untuk melaporkan berapa hasil batako yang diproduksi selama satu hari kepada pimpinan.

2) Bagian Penguasan

Bagian penguasan bertugas untuk mengecat atau menguas batako persegi enam yang sudah melalui proses pengeringan tahap pertama di dalam rak. Setelah dicat atau dikuas, tahap kedua untuk proses pengeringan cat dilakukan dengan cara diletakkan kembali ke dalam rak pengeringan sebagai tahap pengeringan terakhir.

c. Bagian Pasang

Bagian pasang ini bertugas untuk memasang batako ke halaman

proyek atau bangunan sesuai perintah dari para konsumen.

(40)

24

d. Bagian Angkut

Bagian angkut berkewajiban sebagai pengangkut batako yang dibeli oleh konsumen dan bertugas untuk mengantarkannya ke tempat tujuan serta bertugas mengangkut batako dari tempat produksi ke tempat gudang atau halaman depan untuk dijual kepada konsumen.

3. Tenaga Kerja

Agar tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan bisa berjalan dengan lancar, maka perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan proses produksi.

Faktor-faktor produksi tersebut terdiri atas tenaga kerja, alam, modal, keahlian, bahan baku, alat/fasilitas produksi yang dimiliki, dll.

Perusahaan harus bisa mengkombinasikan antarfaktor tersebut karena jika tidak terdapat suatu kombinasi atau kerjasama yang baik maka perusahaan akan mengalami gangguan.

Salah satu dari faktor produksi adalah tenaga kerja. Tenaga kerja ini juga berperan penting dalam melakukan proses produksi agar bisa membantu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jika kuantitas maupun kualitas para tenaga kerja tidak dapat terpenuhi maka proses produksi pun tidak akan berjalan dengan baik dan akan sulit untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas kerja para tenaga kerja, pimpinan perusahaan harus mengupayakan untuk mengembangkan kemampuan para tenaga kerja agar bisa memperbaiki kualitas kerja mereka dan hasil kerja yang telah ditetapkan perusahaan dapat tercapai dengan baik.

Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada UD Budi Ayu Banjarmasin

menurut data yang diperoleh penulis selama melakukan penelitian adalah

sebanyak 13 orang yang terdiri atas 1 (satu) pimpinan, 4 (empat)

karyawan pada bagian produksi yang terdiri atas 2 (dua) karyawan pada

bagian cetak dan 2 (dua) karyawan pada bagian penguasan, 4 (empat)

karyawan pada bagian pasang, dan 4 (empat) karyawan pada bagian

(41)

angkut. Para tenaga kerja pada UD Budi Ayu Banjarmasin tersebut bekerja pada hari Senin s.d. Sabtu yang dimulai dari jam 07:00 s.d. 14:00 WITA.

4. Sarana Peralatan Produksi

Dalam menjalankan kegiatan proses produksi, sarana dan prasarana sangatlah berperan penting dan dibutuhkan oleh perusahaan karena tanpa adanya sarana dan prasarana tersebut maka perusahaan tidak dapat menjalankan kegiatan proses produksi dengan lancar dan tentunya akan menghambat perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Oleh karena itu, sarana yang digunakan oleh UD Budi Ayu Banjarmasin untuk memproduksi batako adalah sebagai berikut :

a. Bahan

Bahan yang digunakan oleh UD Budi Ayu Banjarmasin untuk memproduksi batako adalah sebagai berikut :

1) Semen Conch (bahan baku) 2) Pasir putih palangka (bahan baku) 3) Pasir abu split (bahan baku) 4) Air

5) Cat bubuk warna merah b. Alat

Alat yang digunakan oleh UD Budi Ayu Banjarmasin untuk memproduksi batako adalah sebagai berikut :

1) Ember

Ember digunakan untuk mengangkut air di dalam sumur dan air tersebut akan dicampurkan dengan bahan-bahan lainnya agar menghasilkan adonan batako yang siap untuk dicetak.

2) Gerobak Sorong

Gerobak sorong yang terbuat dari besi ini digunakan untuk

mengangkat pasir yang dibeli oleh UD Budi Ayu Banjarmasin

dari dalam truk yang pasirnya akan diletakkan ke halaman

tempat pembuatan batako. Gerobak sorong ini juga digunakan

(42)

26

untuk mengangkut hasil batako yang sudah jadi ke halaman depan untuk dijual kepada para konsumen.

3) Kuas

Kuas digunakan untuk mengoleskan cat berwarna merah yang khusus dipakai sebagai penanda batako yang berbentuk persegi enam.

4) Mesin Cetak

Mesin cetak digunakan oleh bagian produksi untuk mencetak batako sesuai dengan bentuk atau jenis batako yang telah ditetapkan oleh pimpinan.

5) Mesin Pengaduk

Mesin pengaduk digunakan untuk mengaduk bahan-bahan yang telah disediakan dalam pembuatan batako agar bahan- bahan tersebut bisa tercampur dengan baik dan menghasilkan adonan batako yang siap untuk dicetak.

6) Sekop

Sekop digunakan untuk mencampur bahan pembuatan batako secara manual dengan cara diaduk. Selain itu, sekop juga dapat memindahkan pasir yang akan digunakan untuk pembuatan batako ke dalam gerobak sorong yang selanjutnya pasir tersebut akan langsung dimasukkan dan di proses ke dalam mesin pengaduk.

5. Proses Produksi

Proses produksi adalah suatu kegiatan dalam mengubah bahan baku dan bahan penolong menjadi suatu barang yang sudah bisa digunakan oleh para konsumen atau biasa disebut dengan barang jadi dengan dibantu menggunakan faktor-faktor produksi lainnya, seperti manusia atau tenaga kerja, dana yang tersedia, peralatan serta perlengkapan produksi. Tujuan dari proses produksi, yaitu :

a. Untuk menghasilkan produk, baik berupa barang maupun jasa.

b. Untuk menggantikan produk yang rusak atau habis.

(43)

c. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Adapun tahap-tahap proses produksi dalam pembuatan batako pada UD Budi Ayu Banjarmasin adalah sebagai berikut :

a. Pencampuran Bahan Baku

Pencampuran bahan baku merupakan tahap awal yang harus dilakukan oleh UD Budi Ayu Banjarmasin yang dilakukan dengan cara mencampurkan bahan-bahan yang telah disiapkan untuk kegiatan proses produksi, seperti semen Conch, pasir putih palangka, dan pasir abu split. Air pun ditambahkan agar dapat menghasilkan adonan batako yang siap dicetak. Semua bahan-bahan tersebut dicampurkan dengan jumlah komposisi yang telah ditetapkan sesuai dengan berapa jumlah batako yang akan dibuat pada hari itu.

b. Pengadukan Bahan Baku

Setelah semua bahan-bahan dicampurkan, tahap yang kedua adalah mengaduk bahan-bahan tersebut dengan menggunakan cara manual terlebih dahulu yaitu memakai sekop. Kemudian bahan- bahan yang telah diaduk memakai sekop tadi akan dimasukkan lagi ke dalam mesin pengaduk agar bisa menghasilkan adonan batako yang lebih maksimal dan merata.

c. Pencetakan

Tahap yang ketiga adalah pencetakan. Bahan-bahan yang telah diaduk rata sebelumnya akan dicetak dengan menggunakan mesin cetak yang telah disediakan oleh UD Budi Ayu Banjarmasin agar menghasilkan bentuk atau jenis batako yang diinginkan, seperti batako yang berbentuk persegi panjang ataupun berbentuk persegi enam.

d. Pengeringan Tahap Awal

Setelah pencetakan batako dilakukan maka tahap yang keempat

adalah pengeringan tahap awal. Batako-batako yang telah dicetak

akan diletakkan ke dalam rak khusus yang telah disediakan oleh UD

Budi Ayu Banjarmasin sebagai tempat untuk mengeringkan batako-

(44)

28

batako tersebut. Batako dengan jenis batako dinding dan loster (lobang angin) hanya melalui 1 (satu) kali tahap pengeringan saja sehingga setelah dua jenis batako tersebut sudah kering maka bisa langsung dijual. Lain halnya dengan batako yang berbentuk persegi enam, jenis batako tersebut harus melalui 2 (dua) tahap pengeringan, yang berarti tahap ini adalah tahap pengeringan pertama yang dikeringkan di dalam rak.

e. Penguasan

Tahap penguasan hanya dilakukan untuk menguas batako yang berbentuk persegi enam yang dijadikan sebagai penanda khusus untuk jenis batako tersebut. Jadi setelah batako yang berbentuk persegi enam tersebut sudah melalui pengeringan tahap awal, tahap selanjutnya adalah tahap penguasan dengan cat berwarna merah yang dicat pada permukaan batako. Cat merah tersebut dibuat dengan menggunakan cat bubuk berwarna merah yang dicampurkan dengan air yang kemudian dioleskan ke permukaan batako yang berbentuk persegi enam.

f. Pengeringan Tahap Akhir

Setelah tahap penguasan cat merah pada batako yang berbentuk persegi enam sudah dilakukan, maka tahap yang terakhir adalah pengeringan tahap akhir. Tahap ini dilakukan agar cat merah yang dioleskan ke permukaan batako bisa kering dengan baik dan sempurna. Batako tersebut diletakkan kembali ke dalam rak pengeringan sebagai tahap pengeringan terakhir. Setelah kering, batako dengan bentuk persegi enam yang telah dikuas dengan warna merah tadi bisa diletakkan ke halaman depan agar para konsumen bisa melihat dan membelinya.

6. Daerah Pemasaran Produk

Pada awal berdirinya UD Budi Ayu Banjarmasin, daerah pemasaran

untuk menjual produk batako sangatlah terbatas, hanya dipasarkan ke

daerah terdekat dari tempat produksi pembuatan batako tersebut. Namun

(45)

setelah bertahun-tahun, UD Budi Ayu Banjarmasin pun makin dikenal banyak orang yang membutuhkan batako dalam membangun suatu proyek sehingga daerah pemasaran produk UD Budi Ayu Banjarmasin makin meluas, seperti Banjarmasin, Banjarbaru, Martapura, Tanjung, dan Kandangan.

Adapun cara pemasaran untuk menjual batako yang diproduksi oleh UD Budi Ayu Banjarmasin adalah sebagai berikut.

a. Pelanggan dapat membeli batako yang diproduksi oleh UD Budi Ayu Banjarmasin dengan datang secara langsung atau menelepon langsung (tanpa perantara) ke tempat UD Budi Ayu Banjarmasin yang beralamat di Jalan Perdagangan No. 205, Pangeran, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

b. Pelanggan dapat membeli batako dengan cara memesan kepada salah satu karyawan (dengan perantara) yang bekerja pada UD Budi Ayu Banjarmasin, baik bertatap muka secara langsung kepada karyawan ataupun dengan melalui telepon.

c. Pelanggan dapat memesan batako secara langsung dengan datang ke rumah pribadi pemilik UD Budi Ayu Banjarmasin yang beralamat di Jalan Sulawesi Gang Pare-Pare No. 24 RT. 15 Banjarmasin.

7. Gambaran Data

Data tingkat produksi batako lantai dan batako dinding yang masih

belum habis terjual pada UD Budi Ayu Banjarmasin dapat dilihat pada

tabel 4.1.

Referensi

Dokumen terkait

Rahmadini Suryani, D1215070, KOMUNIKASI DAN TRANSFORMASI SOSIOKULTURAL MITOS: Studi Keterkaitan Komunikasi dengan Perubahan Sosiokultural tentang Mitos Larangan di

Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi fase gerak pada analisis campuran CIP.HCl dan MDZ menggunakan KCKT dengan penambahan trietilamin sebagai reagen pasangan

“Material culture as a study is based upon the obvious fact that the existence of a man-made object is concrete evidence of the presence of a

Padahal produk yang berada di pasaran telah melalui uji terhadap mutu produk tersebut.Untuk itu, dilakukan penelitian untuk membandingkan efektivitas antipiretik

Karena keberadaannya juga sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan, maka pemenuhan standar kualifikasi dan kompetensi standar yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk memahami dirinya dalam hal jenis dan sifat kesulitan yang dialami, kelemahan dan kelebihan yang dimiliki. c) fungsi penyesuaian,

Bentuk perubahan yang dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang di dalam pengelolaan Ruang Terbuka Hijau yaitu dengan melakukan pembangunan di

Dari gambar 10 dapat dijelaskan bahwa pertama alat ini Start atau dalam keadaan ON maka selanjutnya proses pengecekan sensor ,jika sensor mendeteksi apakah level