• Tidak ada hasil yang ditemukan

MARGIN PEMASARAN BUNGA POTONG KRISAN (Chrysanthemum morifolium) DI KELURAHAN KAKASKASEN DUA KECAMATAN TOMOHON UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MARGIN PEMASARAN BUNGA POTONG KRISAN (Chrysanthemum morifolium) DI KELURAHAN KAKASKASEN DUA KECAMATAN TOMOHON UTARA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

75

MARGIN PEMASARAN BUNGA POTONG KRISAN (Chrysanthemum morifolium) DI KELURAHAN KAKASKASEN DUA KECAMATAN TOMOHON UTARA

MARKETING MARGINS CUT FLOWER CHRYSANTHEMUM (Chrysanthemum Morifolium) IN VILLAGE KAKASKASEN DUA NORTHERN DISTRICTS TOMOHON.

Shintya E.Wowor*, Lyndon. Pangemanan**, Nortje. Benu**.

Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sariputra Indonesia Tomohon Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sariputra Indonesia Tomohon

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat berapa besar margin dan profit margin pemasaran bunga potong krisan kulo dari harga yang di bayar konsumen akhir dan harga yang di terima petani produsen,Data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan data primer dan sekunder, dimana data primer di peroleh secara langsung melalui survey kepada petani yang ada di kelurahan kakaskasen dua dan data sekunder diperoleh melalui instansi-instansi terkait dengan penelitian, metode penelitian dilakukan secara Purposive Sampling yaitu secara sengaja terhadap 5 petani yang ada di kelurahan kakaskasen 2. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada petani mengenai margin dan profit margin dalam pemasaran agar para petani lebih jeli dalam memilih saluran pemasaran dan penentuan harga dalam pemasaran bunga potong krisan kulo.

Kata Kunci : Bunga krisan Jenis lokal (Kulo), Margin Pemasaran, Profit Margin Pemasaran

ABSTRACT

This study aimed to see how much profit margins and marketing margins cut flower Chrysanthemum Kulo of the final price paid by consumers end price received by farmers and producers. The data used in the research is to use the primary data and secondary, Where primary data obtained directly through a survey to farmers in the village kakaskasen dua and secondary data obtained through agencies associated with the research. The research method is purposive sampling intentionally to five farmers in the village kakaskasen dua. This research is expected to provide information to farmers about profit margin and marketing margins in order to be selecting marketing channels and pricing in the marketing of cut flowers of chrysanthemum kulo.

Keywords : Chrysanthemum local species (kulo), the Marketing Margin, Profit Margin Marketing

PENDAHULUAN Sektor pertanian memegang peranan

penting dalam kehidupan bangsa Indonesia.

Karena sektor pertanian mampu menyediakan lapangan kerja, dapat menyediakan kebutuhan pangan, menyediakan bahan baku industry, dan dapat menyumbangkan devisa pada Negara. Dalam pengembangan ekonomi kota Tomohon, sektor pertanian merupakan sektor andalan dan prioritas yang diharapkan dapat memacu kinerja masyarakat.

Bunga potong merupakan salah satu kegiatan pertanian yang diusahakan petani dalam sektor pertanian. Usaha bunga potong Krisan (Chrysanthemum morifolium) merupakan kegiatan pertanian yang diandalkan di

Kakaskasen. Di kota Tomohon terdapat bunga krisan varietas lokal yang terdiri dari dua jenis antara lain : Riri (Kuning) dan Kulo (Putih).

Fluktuasi harga bunga potong yang seiring tidak stabil, disebabkan oleh beberapa faktor seperti : musim, Produksi dan sistem distribusi pemasaran. Sistem pemasaran bunga potong merupakan salah satu faktor yang perlu dicermati, karena melibatkan lembaga pemasaran dan menciptakan saluran sampai kepada konsumen terakhir. Setiap lembaga pemasaran akan menerima keuntungan pemasaran dan konsumen akhir akan menerima konsekuensi harga jual akhir.

Saluran pemasaran dapat dilakukan secara

(2)

76

langsung dan tidak langsung. Saluran pemasaran langsung adalah saluran pemasaran dimana produsen langsung

bertemu dengan konsumen sehingga produsen dapat langsung menentukan dan memaksimalkan nilai keuntungan. Saluran pemasaran tidak langsung adalah bentuk saluran dimana produsen tidak langsung bertemu dengan konsumen melainkan melalui pedagang besar atau agen kemudian kepada

pengecer sehingga keuntungan yang di peroleh terbagi dengan keuntungan pedagang besar atau agen dan pengecer. Ruang lingkup permasalahan dibatasi pada berapa besar margin dan profit margin dalam pemasaran bunga potong Krisan di Kelurahan kakaskasen II Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon

METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan,

bulan January s/d maret 2015, berlokasi di kelurahan kakaskasen II, Kecamatan Tomohon Utara untuk petani, pedagang pengecer bunga potong krisan Kulo

Penelitian ini di lakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder.

Data primer dapat dengan cara mewawancarai petani krisan dan pedagang bunga potong.sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang terkait.

Metode pengumpulan Sampel dilakukan secara Purposive Sampling yaitu secara sengaja terhadap 5 petani bunga potong krisan kulo yang ada di tempat penelitian di kelurahan kakaskasen dua.

Data yang disajikan dalam bentuk table dan analisis secara deskriptif, dan untuk melihat pendapatan pedagang yang terjadi di lokasi penelitian akan digunakan analisis margin pemasaran dan profit margin.

Mr = Pr – Pf

Dimana : Mr = Margin pemasaran Pr = Harga ditingkat pedagang Pf = Harga ditingkat petani

Besarnya profit margin setiap lembaga pemasaran dapat diketahui dengan menggunakan pemasaran (Tomek dan Robinson 1975)

Pm = Mr – C

Dimana : P = Keuntungan pemasaran Mr = Margin pemasaran C = Biaya

Untuk menghitung Farmer Share digunakan rumus sebagai berikut :

Farmer Share =

x100%

HASIL DAN PEMBAHASAN Saluran pemasaran yang digunakan dalam

pemasaran bunga potong krisan kulo di kelurahan kakaskasen dua ada dua saluran yaitu saluran yang pertama : Produsen menjual bunga potong krisan kulo langsung ke konsumen dimana konsumen berkunjung

langsung ke kebun bunga potong krisan kulo dan saluran kedua : produsen menjual bunga potong krisan ke pedagang pengecer di kios bunga yang ada di kelurahan kakaskasen dua dan pengecer menjual pada konsumen.

Tabel 1. Saluran pemasaran Bunga Potong Krisan Melalui Saluran 1

Petani (produsen) bunga potong krisan kulo Konsumen akhir

Uraian Biaya

(Rp/Tangkai)

Harga

(Rp/Tangkai) Share

Harga ditingkat petani 3000 60%

Biaya : Pengepakan Penyusutan Alat Total Biaya

42,85 383,56 426,41

0,857 7,67 8,52

Margin 2000 40

Profit Margin 1573,59 31,47

Harga di tingkat Konsumen 5000

(3)

77 Dari tabel di atas jumlah biaya yang di keluarkan petani sebesar Rp.426,41/tangkai atau sebesar 8,52%. Dapat dilihat bahwa biaya terbesar terdapat pada penyusutan alat sebesar Rp. 383,56/tangkai atau 7,67%

Untuk selisih harga atau margin pemasaran antara jumlah yang dibayar konsumen dan jumlah yang di terima

produsen sebesar Rp.2000/tangkai atau 40% untuk pemasaran bunga potong. Maka keuntungan atau profit margin yang di terima petani dalam saluran pemasaran 1 ini sebesar 1573,59/tangkai atau sebesar 31,47 % dari harga yang di bayarkan konsumen.

Tabel 2. Saluran pemasaran bunga potong melalui saluran 2a

Petani (produsen) Pedagang Pengecer di kios Konsumen akhir

Uraian Biaya

(Rp/Tangkai)

Harga

(Rp/Tangkai) Share

Harga ditingkat petani 3000 46,15

Harga beli pengecer 3000 46,15

Biaya : Tenaga kerja Transportasi Pengepakan Pajak

Penyusutan alat Penyusutan bangunan Total Biaya

35,33 0,41 45,05

1,09 164,38

250,3 494,56

0,54 0,01 0,69 0,02 2,52 3,85 7,6

Margin 3500 53,84

Profit Margin 3005,43 46,23

Harga di tingkat Konsumen 6500

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat total biaya pemasaran di tingkat pengecer sebesar Rp.494,56 atau 7,6% dari harga jual pedagang pengecer. Jika dilihat dari data bahwa biaya pemasaran yang terbesar adalah biaya penyusutan bangunan sebesar Rp. 250,3/tangkai atau 3,85%. Untuk selisih harga atau margin pemasaran sebesar Rp.3500/tangkai atau 53,84%.

Dalam tabel margin diperhitungkan penyusutan bangunan, penyusutan alat, dan pajak yang semuanya merupakan biaya tetap, dengan pertimbangan supaya biaya yang dikeluarkan adalah biaya yang sebenarnya terjadi. Perhitungan biaya tetap akan berdampak pada besarnya harga pokok akan tetapi pedagang pengecer dapat dengan pasti menentukan harga dengan lebih teliti.

Dalam pemasaran bunga dikios, biasanya pengecer menjual langsung dan telah melewati perubahan bentuk seperti bunga yang sudah dirangkai. Pengecer merubah bentuk bunga dengan tujuan untuk menambah nilai atau untuk mempercepat penjualan Bunga .

Margin dan profit margin saluran pemasaran bunga yang telah melewati perubahan bentuk dapat dilihat pada tabel margin di bawah ini.

(4)

78 Tabel 3. Saluran pemasaran bunga potong melalui 2b

Petani (produsen) Pedangang pengecer di kios Konsumen (bunga Rangkai)

Uraian Biaya

(Rp/Tangkai)

Harga

(Rp/Tangkai) Share

Harga ditingkat petani 3000 40

Harga beli pengecer 3000 40

Biaya : Tenaga kerja Transportasi Pengepakan Pajak

Penyusutan alat Penyusutan bangunan Total Biaya

167,51 0,41 68,07

1,09 200,55 165,03 602,66

2,23 0,01 0,9 0,02 2,67 2,17 8,03

Margin 4000 53,33

Profit Margin 3397,34 45,29

Harga di tingkat Konsumen 7500

Dari tabel 3 saluran pemasaran biaya tenaga kerja termasuk biaya yang terbesar dalam pemasaran sebesar Rp.167,51/tangkai atau sebesar 2.23 %. Dalam pemasaran bunga potong krisan kulo biaya pemasaran selalu berbedah-bedah dari penjualan bunga krisan ke penjualan bunga yang telah berubah bentuk menjadi

bunga yang telah dirangkai .semakin panjang rantai pemasaran maka perbedaan harga di tingkat konsumen dengan harga di tingkat produsen (petani) semakin besar.

Margin pemasaran dari tabel 11 diatas sebesar Rp.4000/tangkai atau 53,33% dari jumlah yang di bayar konsumen dengan jumlah yang diterima petani.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan 1. Saluran pemasaran Bunga potong krisan jenis lokal

(kulo) yang terjadi di Kelurahan Kakaskasen Dua, Kecamatan Tomohon Utara melalui 2 saluran . saluran 1 dari produsen (petani) – Konsumen, saluran 2a dari Produsen (petani) – Pedagang Pengecer – Konsumen dan saluran 2b pemasaran bunga potong yang telah diubah bentuk yaitu Produsen (petani) – Pedagang pengecer di kios –

konsumen bunga krisan yang telah di rangkai.

Saluran pemasaran bunga potong krisan kulo yang mendukung peningkatan pendapatan petani terdapat pada saluran pertama.

2. Margin pemasaran yang tepat untuk produsen adalah 40% sebesar Rp.2000/tangkai dimana petani langsung menjual hasil bunga potong krisan langsung ke konsumen

Saran 1. Untuk petani diharapkan mampu dalam

mempertahankan kualitas produk yang di pasarkan agar pendapatan yang diperoleh petani meningkat 2. Meningkatkan pemasaran bunga potong krisan

dengan cara, banyak mengikuti kegiatan pameran

untuk mempromosikan produk bunga potong krisan jenis lokal (kulo)

3. Keterlibatan pemerintah setempat dalam mencari peluang pasar agar dapat meningkatkan penjualan Bunga Potong Krisan Kulo.

(5)

79

DAFTARPUSTAKA

Azzaino, Z. 1981. Pengantar Tataniaga Pertanian. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi

Pertanian Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Basa Swasta, 1979. Saluran Pemasaran.

Fakultas Ekonomi Universitas Gaja Mada Jogjakarta.

Kotler, P. 1986. Manajemen Pemasaran.

Erlangga Jakarta.

Limbong, W. H. dan Sitorus, P. 1985.

Pengantar Tataniaga Pertanian. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial dan Ekonomi Pertanian IPB. Bogor

Manullang M. 1988. Dasar-Dasar Marketing Modern. Librty. Yogyakarta

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian.

LP3ES Jakarta

Mursid, M. 1997. Manajemen Pemasaran. Bumi Aksara. Jakarta

Nasution, 1994. Kamus Ekonomi. Pahara Prize.

Semarang

Nitisemito, A. 1981. Marketing. Ghalia Indonesia. Jakarta

Rismunandar, 1992. Budidaya Bunga potong.

Penebar Swadaya. Jakarta

Soekarwati, 1996. Manajemen Agribisnis Bunga Potong. Universitas Indonesia Jakarta

Tomek, W. G dan Robinson, K. L. 1975.

Agriculture Product Price. Cornel Univercity Ithaca. London

Gambar

Tabel 1. Saluran pemasaran Bunga Potong Krisan Melalui Saluran 1
Tabel 2. Saluran pemasaran bunga potong melalui saluran 2a

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari kelengkapan sarana yang mendukung kegiatan penangkapan ikan dilaut, sampai saat ini di Lampung Barat masih sangat terbatas. Selain terbatas dari segi jumlah,

Sedangkan penelitian Al Rosyad (2012), ekstrak etanol buah pare yang mengandung senyawa flavonoid mampu menghambat bakteri Escherechia coli dengan rata-rata radius

Dengan hasil analisa pada Tabel 4.49, maka dapat dikatakan bahwa alternatif pemanfaatan gas buangan dari sumur menjadi fuel gas penggerak pompa merupakan

Berita Acara Serah Terima (BAST) sebagaimana tersebut pada huruf d harus ditandatangani oleh Satker Raskin dan Pokja Raskin Kelurahan SfJrta diketahui oleh pejabat Kelurahan dengan

Proyek akhir ini bertujuan untuk: 1) Mendisain kostum, pelengkap kostum dan tata rias wajah karakter, pada tokoh Subali dengan konsep“The Futuristic of Ramayana”. 2)

Hal ini menunjukkan bahwa variabel, faktor individu (jenis kelamin) dan faktor sosial (tingkat pendidikan) merupakan bagian penting dijadikan sebagai variabel kontrol

Suatu perbuatan muamalah merupakan salah satu jalan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Seringkali terjadi, bahwa seseorang memiliki kelebihan dari yang

c) Terdapat berbagai kendala umum yang muncul dalam rangka pemanfaatan laut wilayah nusantara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, terkait dengan fungsi dan