A. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan telekomunikasi di Indonesia saat ini dituntut untuk mengefisienkan dana yang ada agar dapat bersaing, selain karena banyaknya pesaing sejenis juga disebabkan oleh melambungnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar yang mengakibatkan beberapa perusahaan telekomunikasi merugi seperti yang dimuat dalam bisnis.liputan6.com pada 16 Maret 2015.
Selain persaingan dalam hal fasilitas layanan yang ditujukan untuk konsumen, perusahaan telekomunikasi juga dituntut untuk dapat mengefisienkan biaya yang ada agar berdampak pada harga jual produknya dan memungkinkan untuk dapat bersaing dengan harga jual produk perusahaan sejenis lainnya.
Terdapat beberapa perusahaan telekomunikasi di Indonesia, salah satunya yaitu PT. Indosat Tbk. PT. Indosat, Tbk merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yang menyediakan jasa telekomunikasi seperti telepon dan internet pada pelanggannya, pelanggannya terdiri dari berbagai macam kalangan mulai dari masyarakat umum, perusahaan hingga pemerintahan, Selain menyediakan jasa telekomunikasi, PT. Indosat, Tbk juga menjual fisik pulsa yang bernama voucher dan fisik nomor kepada pelanggan dalam bentuk produk yang bernama Staterpack (SP).
Gambar 1.1 : Kartu Perdana (Staterpack).
Fluktuasinya jumlah produksi Staterpack yang mencerminkan jumlah penjualan yang dapat dilihat pada Gambar 1.3 dan Gambar 1.4 menyebabkan persediaan bahan baku Sim Card yang dibutuhkan sulit untuk dapat dipastikan, dapat dilihat pada Gambar 1.5 dan Gambar 1.6 jumlah persediaan bahan baku Sim Card hampir selalu melebihi jumlah produksi yang dilakukan, bahkan beberapa kali jumlah persediaan bahan baku Sim Card tidak mencukupi jumlah produksi yang dilakukan, sehingga hal ini menimbulkan kerugian bagi perusahaan yang juga menyebabkan opportunity cost yang sangat besar karena hilangnya kesempatan perusahaan untuk menginvestasikan dananya untuk hal yang lebih menguntungkan seperti untuk meningkatkan pelayanan, memperbaiki atau memperbaharui jaringan telekomunikasi yang sudah ada.
Gambar 1.2 : Kartu Sim (Sim Card).
Sesuai penjelasan diatas, penulis mengamati salah satu divisi di PT.
Indosat, Tbk yang bernama Divisi Channel Operations. Divisi Channel operations merupakan divisi tempat PT. Indosat, Tbk memproduksi dan
menyimpan bahan baku sampai dengan barang jadi. Dari pengamatan yang penulis lakukan, dapat penulis simpulkan jika PT Indosat, Tbk mengalami masalah dalam menentukan tinggi rendahnya jumlah persediaan, tingginya persediaan menimbulkan besarnya biaya penyimpanan, namun dilain hal persediaan yang sedikit dapat membuat perusahaan kehilangan kesempatan untuk memenuhi permintaan produksi yang ada dan berdampak pada kuantitas penjualan produk yang di tawarkan. Divisi Channel Operations yang
sendiri awalnya merupakan BUMN namun saat ini merupakan perusahaan swasta yang bergerak dibidang telekomunikasi dengan sebagian besar sahamnya dimiliki oleh sebuah grup berasal dari negara Qatar yang bernama Ooredoo Group. Produk PT. Indosat, Tbk sendiri beraneka ragam mulai dari
penyedia jasa telekomunikasi baik untuk perusahaan mapun personal hingga produk berbentuk fisik yang berupa voucher pulsa maupun fisik nomor (Staterpack): IM3 dan Mentari.
PT. Indosat, Tbk tidak memproduksi sendiri bahan baku berupa Sim Card yang telah disebutkan sebelumnya, melainkan memesan bahan baku berupa Sim Card tersebut ke beberapa perusahaan yang menjadi pemasok PT.
Indosat, Tbk, Permasalahan yang terjadi pada PT. Indosat, Tbk dapat dilihat pada grafik-grafik berikut, berikut data produksi Staterpack IM3 dan Mentari PT. Indosat, Tbk tahun 2013 dan tahun 2014 :
Gambar 1.3 : Grafik Jumlah Produksi Produk Staterpack Tahun 2013.
0 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000
Jumlah Produksi 2013
Pada gambar 1.3 dapat dilihat jika jumlah produksi pada bulan Januari hingga Febuari 2013 mengalami penurunan dan mengalami kenaikan dari bulan Febuari hingga April 2013 namun jumlah produksi kembali mengalami penurunan pada bulan Mei 2013. Dari bulan Mei hingga bulan Juni 2013 jumlah produksi mengalami kenaikan sebelum akhirnya perlahan mengalami penurunan mulai dari bulan Juni hingga September 2013. Dari bulan September hingga November 20013 jumlah produksi mengalami kenaikan sebelum akhirnya mengalami penurunan pada bulan Desember 2013.
Gambar 1.4 : Grafik Jumlah Produksi Produk Staterpack Tahun 2014.
Pada gambar 1.4 dapat dilihat jika jumlah produksi pada bulan Januari hingga Maret 2014 jumlah produksi mengalami kenaikan dan mengalami
0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 16,000,000 18,000,000 20,000,000
Jumlah Produksi 2014
mengalami kenaikan pada bulan Mei hingga bulan Juli 2014. Dari bulan Juli hingga Agustus 2014 jumlah produksi mengalami penurunan dan kembali mengalami kenaikan jumlah produksi dari bulan Agustus hingga bulan September 2014 sebelum akhirnya mengalami penurunan dari bulan September hingga bulan desember 2014.
Jika dibandingkan antara data ketersediaan bahan baku dan data produksi maka dapat dilihat tidak efisiennya pengadaaan bahan baku yang dilakukan seperti yang ditampilkan oleh grafik berikut :
Gambar 1.5 : Grafik Perbandingan Jumlah Produksi dan Ketersediaan Bahan Baku Tahun 2013.
Pada Gambar 1.5 dapat dilihat jika jumlah ketersediaan bahan baku Sim Card sepanjang tahun 2013 hampir selalu jauh diatas jumlah produksi yang
0 10,000,000 20,000,000 30,000,000 40,000,000 50,000,000
Perbandingan Jumlah Produksi dan Ketersediaan Bahan Baku tahun 2013
Jumlah Produksi Ketersediaan Bahan Baku Sim Card
dilakukan, bahkan pada bulan Januari dan Maret 2013 jumlah ketersediaan bahan baku Sim Card dua kali lipat dibanding jumlah produksi yang dilakukan.
Gambar 1.6 : Grafik Perbandingan Jumlah Produksi dan Ketersediaan Bahan Baku Tahun 2014.
Pada Gambar 1.6 dapat dilihat pada bulan Januari 2014 jumlah ketersediaan bahan baku Sim Card lebih dari dua kali lipat dibanding jumlah produksi yang dilakukan, ketimpangan ini terus berlanjut hingga Maret 2014, perbedaan jumlah ketersediaan bahan baku Sim Card dengan jumlah produksi yang dilakukan pada April hingga Juni 2014 tidak terlalu besar namun pada Juli hingga Desember 2014 jumlah ketersediaan bahan baku Sim Card selalu berada dibawah jumlah produksi yang dilakukan.
0 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000
Perbandingan Jumlah Produksi dan Ketersediaan Bahan Baku tahun
2014
Jumlah Produksi Ketersediaan Bahan Baku Sim Card
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas maka perumusan masalah yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana peramalan penjualan Staterpack pada PT. Indosat, Tbk dalam periode tahun 2016-2017.
2. Bagaimana perbandingan perencanaan persediaan bahan baku dengan menggunakan metode Lot for lot, Economic Order Quantity dan Part Period Balancing.
C. Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi perluasan pembahasan dan karena terbatasnya waktu dan data yang didapat maka penulis memberikan batasan terhadap permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini yaitu mengenai analisa pengendalian persediaan bahan baku produk Staterpack yaitu Sim Card dengan brand IM3 dan Mentari pada PT.
Indosat, Tbk dengan menggunakan metode Forecast dan Material Requirement Planning. Produk Staterpack sendiri dipilih karena merupakan produk fisik
utama yang dijual oleh PT. Indosat, Tbk. Sedangkan Sim Card dengan brand IM3 dan Mentari dipilih karena merupakan jenis Sim Card yang paling banyak digunakan untuk memproduksi Staterpack tersebut.
D. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang ada maka tujuan penelitian dalam skripsi ini yaitu agar mengetahui beberapa hal berikut :
1. Mengetahui Penjualan Staterpack PT. Indosat, Tbk dimasa yang akan datang untuk dijadikan acuan dalam pengadaaan persediaan.
2. Mengetahui analisa MRP yang paling cocok untuk diterapkan dengan melihat total biaya yang paling efisien.
E. Kontribusi Penelitian
Adapun hasil penelitian yang dilakukan, peneliti berharap dapat memberikan sumbangan yang berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan, baik bagi perusahaan, bagi masyarakt di lingkungan perkuliahan maupun bagi penulis sendiri :
a. Bagi akademik
Peneliti berharap agar penelitian ini dapat digunakan sebagai penambah wawasan dan sebagai referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya maupun kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan persediaan.
Penelitian ini dapat digunakan PT. Indosat, Tbk untuk menangani masalah yang dihadapi terkait dengan jumlah persediaan bahan baku.