VII- HASTL ANALISIS OPTIHISASI KETERKAITAN ANTAR SEgTOR
Uari haail analisis input-output telah diketahui nilai koefisien (nisbah) keterkaitan antar sektor, meliputi keter- kaitan pendapatan, keterkaitan tenaga kerja, keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang. Nilai koefisien dari jenie-jenis keterkaitan (linkeae) tereebut dapat dilihat pada Tabel VI-11, VI.12 dan VI.13.
Dengan menggunakan nilai koefisien keterkaitan sebagai fungsi tujuan eerta dengan kendala utama teknologi inter- industri/antar sektor dan faktor-faktor kendala modal d a n tenaga k e r ~ a , maka bagaimana memaksimumkan keterkaitan ter- sebut dengan faktor-faktor kendala diatas.
Berdasarkan haeil analisia maka akan dapat diketahui alokasi sumberdaya (teknologi, modal dan tenaga kerja) terha- dap sektor-sektor yang memberikan haeil paling optimal diban- dingkan dengan aektor-swktor lainnya. Hal ini sangat penting sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan pembangunan euatu wilayah mengingat keterbatasan-keterbataaan yang ada.
Hasil analisis tersebut dapat dilihat mulai dari Tabel VII.1 aampai dengan Tabel V1I.B eerta Lampiran 11 sampai dengan Lampiran 18.
D e r l g a n Kendala
'
a) Teknologi interindustri b) Modal dan tenaga kerja
120 Hasil analieis menunjukkan bahwa sektor LGA (Lietrik.
Gas dan Air Minurn) mempunyai perbedaan nilai aktual dan opti- mal tertinggi yaitu 667.1 persen- Artinya alokasi sumberdaya (teknologi. modal dan tenaga kerja) pada aektor tersebut akan rnemberikan hasil paling optimal dibandingkan dengan sektor- eektor laimya. Dieamping itu alokasi sumberdaya pada semua sektor masih dapat dioptimalkan karena Xj opt z Xj, kecuali sektor PUTH (Pemerintahan Umum dan Pertahanan) dimana X3 opt
=
xj -
Hanya pada sektor BGN (Bangunan), aektor RDHT (Restoran dan Hotel) dan sektor IMMN (Industri Makanan dan Minuman) yang mempunyai perbedaan nilai aktual dan optimal terendah masing-maeing sebeear 2.8 persen. 7.4 persen dan 9 , l persen.
Artinya alokaai sumberdaya (teknologi, modal dan tenaga ker- ja) pada sektor-sektor tersebut kecil memberikan hasil yang optimal dibandingkan dengan sektor-eektor lainnya.
Nilai soluai pendapatan maksimum sebesar 4.367-786 juta rupiah, sedangkan surplus modal sebesar 343-923.700 rupiah dan surplus tenaga kerja sebesar 260.413.900 rupiah. Arti- nya untuk memperoleh keuntungan, maka harga input sumberdaya (teknologi, modal dan tenaga kerja) harus lebih rendah dari harga keseimbangan input eumberdaya tersebut. Harga keseim- bangan input diaini adalah penerimaan makeimum atau pendapat- an maksimum yaitu titik perpotongan antara nilai produk mar- ginal dengan harga input.
Surplus modal dan surplus tenaga kerja diaini merupakan kelebihan nilai produk dari eetiap sektor yang tidak dapat
T a b e l V I I - 1 - Perbed- N i l a i aktual dan n i l a i optimal dari s e t i a p a e k t o r i n d u s t r i ( p e r e k o m o m i a n ) dari fung- s i twuan m a x forr;lrd linkaee dengan kendala teknologi. modal dan tenaga kerja untuk W i l a y a h Banten t d u n 1983
...
...
No. Peubah Keputusan x3 X 3 0 p t A x j ( % I K o d e
2. BPLA 86.200.25 98
-
889,16 14.73. P KBN 4
-
P T R K5. KHUT 3.29 5.468.34 166,l
7. PTBN 2.005.87 3.869,833 92.9
8. PGLI 7.308.77 8.897,534 21,7
9. I M M N 37.796.46 41.247,42 9.1
10
-
I LA 547.503.61 850.432.30 55,3 11-
LGA 12-
308,80 94.417.94 667,l12
-
BGN 271.124.76 278.730.70 2.813. PDGN 200.896.88 262.915.70 30.9
1 4 . RDHT 73.457,SO 78.912.84 7.4
15. A N K M 63.696,89 76.739.09 20.5
16. UPJ 34.145,26 44.819,56 31,5
17. PUTH 102.668,50 102-668,50 0
18. JASA 60- 871,86 77.473,52 27.3
Catatan : Hasil Perhitungan dari Program Linear, Wilayah Banten. 1983-
T a b e l VII-2. H a r g a b a y w a n untuk kendala d a r i m a x linkRee
...
...
No
-
Sumber Daya/Sektor Nilai...
Catatan : Hasil Perhitungan dari Program Linear. Wilayah Banten. 1983.
123
dijual habis dari penggunaan input aumberdaya yang teraedia (modal dan tenaga kerja) yang telah habie dipakai. (Agrawal &
Heady, 1972). Untuk menghindari terjadinya hal-ha1 yang de- mikian, perlu adanya eistim manajemen yang baik dalarn peng- alokasian aurnberdaya dan proses produksinya-
Secara terperinci hasil analisis dapat dilihat pada Tabel VII.1. sedangkan harga bayangan pada Tabel VII.2 dan Analiais Kepekaan untuk kisaran dari Koefisien Fungsi Tujuan pada Lampiran 11. serta Analisis Kepekaan untuk Kiaaran Sum- ber Daya pada Lampiran 12.
Dangan Kendala
'
a) Teknologi interindustri b) Modal dan tenaga kerja
Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor L G A (Listrik.
Gas dan Air Minum) mempunyai perbedaan nilai aktual dan opti- mal tertinggi yaitu 667.1 peraen. Artinya alokaai sumberdaya (teknologi, modal dan tenaga kerja) pada sektor tersebut akan memberikan hasil paling optimal dibandingkan densan sektor- sektor lainnya. Disamping itu alokasi sumberdaya pada semua sektor masih dapat dioptimalkan karena Xj opt > Xj, kecuali aektor PUTH (Pemerlntahan Umum dan Pertahanan) dimana Xj opt
= XJ
-
Hanya pada aektor BGN (Bangunan), sektor RDHT (Reetoran dan Hotel) dan aektor IMMN (Industri Makanan dan Minuman)
-
124 yang mempunyai perbedaan nilai aktual dan optimal terendah maeing-masing aebesar 2,8 pereen, 7.4 persen dan 9.1 pereen.
Artinya alokasi sumberdaya (teknologi, modal dan tenaga ker- 3a) pada eektor-sektor tersebut kecil memberikan hasil yang optimal dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.
Nilai solusi pendapatan maksimum sebesar 3-346.345 juta rupiah. sedangkan surplus modal sebesar 343.923-700 rupiah dan surplus tenaga kerja sebesar 260.413.900 rupiah. Artinya untuk memperoleh keuntungan, maka harga input sumberdaya
(teknologi modal dan tenaga k e r ~ a ) harus lebih rendah dari harga keseimbangan input sumber daya tersebut atau dengan kata lain harga input sumberdaya harue berada dibawah penda- patan maksimum yaitu titik perpotongan antara nilai produk~i marginal dengan harga input-
Surplus modal den surplus tenaga kerja disini merupakan kelebihan nilai produk dari setiap aektor yang tidak dapat dijual dari penggunaan input aumberdaya yang tersedia (modal dan tenaga kerja) yang telah habis terpakai.
Untuk menghindari terjadinya hal-ha1 yang demikian, maka diperlukan adanya sistim manajemen yang baik dalam pengaloka- sian sumberdaya dan proses produksinya.
Secara terperinci hasil analisis dapat dilihat Tabel VII.3, sedangkan harga bayangan pada Tabel VII.4 dan Analisis Kepekaan untuk Kisaran dari Koefiaien Fungsi Tujuan pada Lampiran 13, serta Analisis Kepekaan untuk Kisaran Sumber da- ya pada Lampiran 14-
Tabel V I I - 3 - Perbedaan Nilai aktual dan nilai optimal dari setiap sektor industri (perekonomian) dari fung- si tujuan nrax
li.llraee
dengan kendala tehnologi, modal dan tenaga kerja untuk Wilayah Banten tdhun 1983...
...
No. Peubah Keputuean
j
x30pt 4 x3
( % )Kode
...
1
-
PAD1 141.355,80 261.385,20 84,s2
-
BPLA 86.200,25 98.889,16 14,73. PKBN 29.432,12 37.313.82 26,8
PTRK KHUT PIKN PTBN PGLI IMMN I LA
L G A
BGN P E N RDHT A N K M UPJ
PUTH J A S A
Catatan : Haail Perhitungan dari Program Linear. Wilayah Banten, 1983.
T a b e l V I I - 4 - Harga bayen~an untuk kendala dari anax
u n k a u e
... ...
N o . S u m b e r Daya/Sektor N i l a i
_-__---
Catatan : Hasil Perhitungan d a r i Program L i n e a r , Wilayah Banten, 1983.
Dengan Kendala
=
a) Teknologi interindustri
b) Faktor kendala modal dan tenaga kerja
Sama seperti pada hasil analisis forward lillkaee dan back linkaee maka Sektor LGA (Listrik, Gas dan Air Minum) mempunyai perbedaan nilai aktual dan optimal tertinggi yaitu 667.1 persen- Artinya alokasi sumberdaya (teknologi, modal dan tenaga kerja) pada eektor teraebut akan memberikan hasil paling optimal dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.
Diaamping itu alokasi surnberdaya pada semua sektor masih dapat dioptimalkan karena Xj opt > X3, kecuali Sektor PUTH
(Pemerintahan Umum dan Pertahanan) dirnana Xj opt = Xj.
Hanya pada sektor BGN (Bangunan). Sektor RDHT (Restoran dan Hotel) dan Sektor IMMN ( I n d u s t r i Hakanan dan Minuman) yang mempunyai per-bedaan nilai aktual dan optima1 terendah masing-rnasing sebesar 2 , 8 persen. 7.4 persen dan 9.1 persen.
Artinya alokasi aumberdaya (teknologi, modal dan tenaga ker- j a ) pada sektor-sektor tersebut kecil memberikan hasil yang optimal dibandingkan dengan aektor-eektor lainnya.
Nilai aolusi pendapatan maksimum sebesar 15.785.57 juta rupiah, aedangkan surplus modal aebesar 343.923.700 rupiah dan surplus tenaga kerja sebesar 260-414.000 rupiah. Arti- nya untuk memperoleh keuntungan, maka harga input sumberdaya (teknologi, modal dan tenaga kerja) harus lebih rendah dari harga keseimbangan input sumberdaya atau harus berada dibawah
128
pendapatan maksimum yaitu titik perpotongan antara nilai produk marginal dengan harga input (Agroval, 1974)-
Surplua modal dan surplus tenaga disini merupakan kele- bihea nilai produk dari setiap sektor yang tidak dapat dijual dari penggunaan input sumberdaya yanp tersedia (modal dan tenaga kerja) yang telah habis terpakai.
Untuk menghindari terjadinya hal-ha1 yang demikian maka diperlukan adanya sistim manajemen yang baik dalam pengaloka- sian sumberdaya dan proses produksinya.
Secara terperinci hasil analisis dapat dilihat pada Tabel VII.5, sedangkan harga bayangan pada Tabel VII.6 dan Analisis Kepekaan untuk Kisaran dari Koefisien Fungsi Tujuan pada Lampiran 15, serta Analisis Kepekaan untuk Kiearan Sum- ber Daya pada Lampiran 16.
D e n g a n Kendala :
a) Teknologi interindustri
b) Faktor kendala modal dan tenaga kerja
Sama seperti halnya dengan hasil Analieis dimuka ter- nyata bahwa sektor LGA (Listrik. Gas dan Air Minum) mempunyai perbedaan nilai aktual dan optimal tertinggi yaitu 667.1 persen. Artinya alokasi sumberdaya (teknologi, modal dan te- naga kerja) pada sektor tersebut akan memberikan hasil paling optimal dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Disamping itu alokasi sumberdaya pada semua sektor maeih dapat diopti-
-
malkan karena Xj opt > Xj, kecuali sektor PUTH (Pemerintahan Umum dan Pertahanan), dimana Xj opt = X.J.
Tabel V I I - 5 - Perbe- Nilai aktual dan nilai optimal dari aetiap eektor induetri (perekonomian) dari f a - si tu.juan m a x
- -- dengan kendala tehnologi. modal dan tenaga kerja untuk Wilayah Banten t&un 1983
...
...
No. Peubah Keputusan
xj
x j
Opt A X j ( % IKode
3. PKBN
4. PTRK
5. KHUT 3.29 5.468,34 166,l
6. PIKN 25.733.23 30.469.94 18,4
7. PTBN
8. PGLI
9 . I M M N 37 - 796,46 41.247.42 9,1
10. ILA 547.503.61 850-432.30 55,3
11. LGA 12.308.80 94.417.94 667.1
12. BGN 271.124,76 278.730.70 2.8 13. PDGN 200.896.88 262.915.70 30.9
16. UP J 34.145,26 44.819,56 31.5
17. PUTH 102.668.50 102.668.50 0
18. JASA 60.871,86 77
-
473.52 27.3...
Catatan : Hasil Perhitungan dari Program Linear. Wilayah Banten, 1983.
...
...
No. Surnber Daya/Sektor Nilai
...
Catatan : Haeil Perhitungan dari Program Linear. Wilayah Banten, 1983-
131 Hanya pada Sektor BGN(Banmnan1, Sektor RDHT (Reetoran dan Hotel) dan Sektor IMMN (Induatri Makanan dan Minuman) yang mempunyai perbedaan nilai aktual dan optimal terendah masing-maaing sebeaar 2,8 pereen. 7,4 persen dan 9.1 persen.
Artinya alokaai sumberdaya (teknologi, modal dan tenaga ker-
~ a ) pada sektor-sektor teraebut kecil memberikan hasil yang optimal dibandingkan dengan aektor-sektor lainnya.
Nilai solusi pendapatan maksimum sebeaar 2.009.478 juta rupiah, sedangkan surplus modal sebesar 343.923.600 rupiah dan eurplus tenaga kerja sebesar 260.414-000 rupiah. Artinya untuk memperoleh keuntungan, maka harga input aumberdaya
(teknologi, modal dan tenaga kerja) harus lebih rendah dari harga keseimbangan input sumberdaya atau harus berada dibawah pendapatan makeimum yaitu titik perpotongan antara nilai produk marginal dengan harga input.
Surplus modal dan surplus tenaga kerja disini merupakan kelebihan nilai produk dari setiap sektor yang tidak dapat dijual dari penggunaan input sumberdaya yang tersedia (modal dan tenaga kerja) yang telah habis terpakai.
Untuk menghindari terjadinya hal-ha1 yang demikian maka diperlukan adanya sistim manajemen yang baik dalam pengaloka- sian sumberdaya dan proses produkeinya.
Hasil analisis secara terperinci dapat dilihat pada Tabel VII-7, sedangkan harga bayangan pada Tabel VII.8 dan Analisis Kepekaan untuk Kisaran dari Koefieien Fungsi Tujuan pada Lampiran 17, aerta Analiis Kepekaan untuk Kiaaran Sumber Daya pada Lampiran 18.
1 V I I - 7 - Perbedaan Nilai aktual dan nilai optimal dari getiap eektor induatri (perekonomian) dari fung- si tujuan max ;ixuxme~ eeneration linknea dengan kendala tehnologi. modal dan tenaga kerja untuk Wilayah Banten tahun 1983
...
...
N o . Peubah Keputusan xj
xjopt a x j
( % IKode
PAD1
BPLA PKBN PTRK KHUT
P I K N PTBN PGLI I MMN I L A L G A
3GN P E N RDHT A N K M
U P J PUTH J A S A
Catatan : Hasil Perhitungan dari Program Linear, Wilayah Banten. 1983.
T a b e l V I I - 8 - H a r g a b a y w a n untuh kendala dari max h u x m l e neneration-
...
...
No. Sumber Daya/Sektor Nilai
Catatan : Hasil Perhitungan dari Program Linear, Wilayah Banten, 1983-
134 Hasil analiais program Linier menunjukkan bahwa makai- misaai kaitan kedepan (forward
m ) ,
kaitan kebelakang(backward linkaee), kaitan tenaga kerja -( -)
dan kaitan tingkat pendapatan (- eeneratioll J a )
sebagai fungei tujuan, akan aejalan dengan alokaai sumberdaya (teknologi, modal dan tenaga kerja) yang tersedia.
Dari 4 macam fungsi tujuan diatas ternyata alokasi sum-
berdaya (teknologi, modal dan tenaga kerja) pada aektor LGA (Listrik, Gas dan Air Minum). aektor KHUT (Kehutanan), aektor PTBN (Pertambangan), sektor PAD1 dan eektor ILA (Induetri lainnya) adalah sektor-aektor yang memberikan haail optimal dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya, karena pada sek- tor-sektor tersebut mempunyai perbedaan nilai aktual dan optimal paling besar. Kecuali Sektor PUTH (Pemerintahan Umum dan Pertahanan) yang %.id& akan memberikan hasil yang opti- mal, karena perbedaan nilai aktual dan optimal adalah nol-
Pada Sektor BGN (Bangunan). Sektor RDHT (Restoran dan Hotel) dan Sektor IMMN (Induatri Makanan dan Minuman), alo- asi sumberdaya (teknologi, modal dan tenaga kerja) pada sek- tor-sektor tersebut, aangat kecil memberikan hasil yang opti- mal dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.
Implikasi dart hasil analisis diatas adalah bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efisien agar dipe- roleh pendapatan makaimum dan memperkecil terjadinya surplus modal dan tenaga kerja serta bermanfaat bagi penduduk wila- yah tersebut.
Walaupun sektor LGA, KHUT. PTBN, mempunyai psrbedaan
135 nilai aktual dan optimal lebih beaar jika dibandingkan dengan sektor PADI, akan tetapi pendapatan dari ketiga sektor diataa sebagian besar dinikmati oleh penduduk dari luar wilayah penelltian- Oleh eebab itu pilihan yang tepat untuk mengalo- kasikan aumberdaya secara efisien dan bermanfaat bagi psndu- duk wilayah tersebut, maka sektor PADI dan ILA adalah sangat tepat karena sektor tersebut banyak menyerap tenaga kerja dan sebagian beear pendapatan yang diperoleh dari sektor PADI akan dinikmati oleh penduduk lokal dan regional. Disini diperlukan pula adanya peningkatan keterampilan tenaga kerja agar mampu menangani kegiatan-kegiatan eektor produkai. Uaaha ini dapat dilakukan melalui pendidikan dan latihan tenaga kerja, khususnya untuk menangani kegiatan sektor ILA (Indus- tri lainnya) karena aebagian beear tenaga kerja yang ada di wilayah penelitian maeih tergolong rendah keterampilan dan kemampuannya.