• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM KEUANGAN NEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM KEUANGAN NEGARA"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

Eka Bekti Puspita Sari, SH.,MH

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jambi

SISTEM KEUANGAN NEGARA

(2)

Pengertian Keuangan Negara

Keuangan negara adalah ilmu yang mempelajari penerimaan negara dan pengeluaran negara beserta dengan seluruh

akibatnya.

Keuangan negara adalah mencakup seluruh kegiatan yang berkaitan dengan objeknya yang meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang.

semua hak dan kewajiban negara mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggungjawabannya.

(3)

PERAN PEMERINTAH DALAM

PEREKONOMIAN

(4)

Ilmu Ekonomi

Ilmu Pemerin-

tahan

Ilmu Keuangan Negara

(Ilmu Ekonomi Normatif)

Ilmu Ekonomi Positif

Kebijakan Pemerintah

(5)

Subjek Ekonomi

Rumah

Tangga Perusahaan Pemerintah Luar Negeri

(6)

Pengeluaran akan disesuaikan dengan terhadap besarnya

penerimaan rumah tangga atau perusahaan

Rumah Tangga &

Perusahaan Bukan penerimaan

menentukan pengeluaran, penerimaan negara akan disesuaikan dengan target pengeluaran negara.

Pemerintah

Melakukan pengeluaran dan harus ada penerimaan sebagai sumber dana

(7)

Sistem Perekonomian

Sistem

Kapitalis Sistem

Sosialis

Sistem Kapitalis

Kebebasan individu yang mutlak tidak membenarkan pengaturan ekonomi oleh pemerintah kecuali dalam hal yang tidak dapat diatur sendiri (bidang pertahanan nasional, keadilan soosial, pekerjaan umum).

Sistem Sosialis

Penghapusan kebebasan individu, pengaturan kehidupan ekonomi harus dipegang oleh pemerintah sebagai yang mewakili para individu.

(8)

Sistem Perekonomian

Kapitalisme

Kewajiban pemerintah

Kebutuhan barang publik

Perilaku rumah tangga pemerintah dalam penyediaan barang publik

Fungsi pemerintah dalam perekonomian

Fungsi alokasi

Fungsi distribusi

Fungsi stabilisasi

(9)

Bagaimana dengan sistem ekonomi

Indonesia?

(10)

Peran Pemerintah

Pemerintah perlu campur tangan dikarenakan adanya kegagalan pasar:

1. Adanya barang kolektif (Barang Pubik)

2. Perbedaan antara biaya privat dan biaya sosial, serta antara manfaat privat dan manfaat sosial

3. Adanya resiko yang sangat besar

4. Sifat monopoli dari suatu kegiatan

5. Adanya inflasi dan deflasi

6. Semakin berkembangnya perusahaan-perusahaan dan pabrik- pabrik

7. Adanya distribusi pendapatan yang tidak merata

(11)

BARANG SWASTA, EKSTERNALITAS &

KEGAGALAN PASAR

(12)

BARANG SWASTA

BARANG SWASTA

Harga barang berdasarkan permintaan dan

penawaran

Dikonsumsi secara bersaing Tidak memberi

manfaat bagi yanng tidak membelinya

Barang yang

setelah produsen memperoleh

kompensasi bagi biaya produksinya, memberikan

manfaat hanya

pada mereka yang mendapatkannya dan tidak bagi

orang lain

(13)

EKSTERNALITAS

Biaya/manfaat transaksi pasar

yang tidak tercermin di

dalam harga

Ada pihak ketiga yang terkena dampak produksi

& konsumsi.

Harga barang dan jasa tidak mencerminkan

biaya sosial marginal

Manfaat atau biaya pihak ketiga

tidak

diperhatikan oleh pembeli/penjual.

(14)

KEGAGALAN PASAR

Mekanisme pasar yang dianut oleh sistem

kapitalis murni memiliki berbagai kelemahan yang menyebabkan pemerintah perlu ikut

campur tangan dalam berbagai kegiatan

ekonomi.

(15)

ADANYA BARANG KOLEKTIF/

BARANG PUBLIK

BARANG PUBLIK

TIDAK DISEDIAKAN MELALUI JUAL/BELI

PASAR

DISEDIAKAN UNTUK UMUM

KONSUMSI SESEORANG TIDAK

MENGURANGI TERSEDIANYA

BARANG/JASA PENYEDIANNYA TIDAK DAPAT DIBATASI PADA ORANG-ORANG YANG BERSEDIA MEMBAYARNYA

SULIT MENARIK KEUNTUNGAN

(16)

KEBUTUHAN BARANG PUBLIK

Barang publik merupakan barang, jasa, atau sistem yang harus disiapkan oleh pemerintah dalam rangka memberikan

pelayanan kepada warga negaranya

Contoh barang publik:

infrastruktur, seperti jalan raya, jembatan, pelabuhan, dll

sistem pertahanan keamanan

sistem peradilan

dll

(17)

PERBEDAAN BIAYA/MANFAAT PRIVAT DAN SOSIAL

Tidak adanya perhitungan secara langsung dalam biaya dan hasil produksi, maka timbulmasalah biaya sosial dan manfaat sosial yang timbul & harus ditangani oleh

pemerintah

Keputusan produsen swasta yang didasarka atas harga-harga tersebut tidak dapat mencapai tujuan masyarakat yang maksimal (adanya unsur eksternaltas)

Produsen swasta tidak membayar semua biaya yang timbul karena kegiatannya

(18)

RESIKO YANG BESAR

Usaha/kegiatan yang mempunyai resiko yang sangat berat & belum tentu memetik hasil yang maksmal tidak akan

dijalankan oleh pihak swasta.

Pemerintah yang cocok untuk mengusahakan jenis kegiatan yang memiliki resiko yang besar tetapi berguna bagi masyarakat secara keseluruhan.

(19)

SIFAT MONOPOLI

MONOPOLI SWASTA

Adanya sifat

monopoli oleh

swasta akan timbul kerugan yang

besar dimana

harga terlalu tinggi dan jumlah

produksi terlalu

sedikit

MONOP

OLI PEMERINTAH

Usaha/kegiatan sebaiknya

diusahakan secara monopoli untuk menghasilkan

barang dan/atau jasa bagi

pemenuhan

kebutuhan

masyarakat.

(20)

ADANYA INFLASI & DEFLASI

MEKAN ISME P ASAR

Swasta tidak dapat mengatasi

tekanan inflasi maupun deflasi

PEMERI NT AH Mencegah

timbulnya inflasi maupun deflasi dengan

mempergunakan kekuasaannya

dengan

mengeluarkan

suatu kebjakan

(21)

BERKEMBANGNYA PERUSAHAAN DAN PABRIK

Berkembangnya perusahaan/pabrik

Kemampuan pengusaha dalam pengawasan semakin

melemah

Penurunan output dan kesempatan kerja Perlunya campur

tangan pemerintah baik bagi perkembangannya maupun pengarahannya

(22)

DISTRIBUSI PENDAPATAN YANG TIDAK MERATA

Perusahaan besar melalui bersaingan bebas akan

menghancurkan perusahaan kecil yang tidak mampu bersaing.

Melalui pajak dan subsidi pemerintah akan mampu

mempersempit jurang perbedaan penghasilan

dalam masyarakat.

(23)

KEWAJIBAN PEMERINTAH

Pemeliharaan Pertahanan dan Keamanan

Agar warganegara dapat melakukan kegiatan usaha dengan tenang dan nyaman

Menegakkan Keadilan

Agar setiap warga memiliki hak dan kewajiban yang sama

Menyediakan prasarana Umum / Barang Publik

Agar warga negara mendapat kemudahan-kemudahan dalam menjalankan kegiatan usaha

(24)

KEBUTUHAN BARANG PUBLIK

Pengadaan barang publik dapat dilakukan oleh pemerintah atau perusahaan

Sifat-sifat barang publik:

Tidak eksklusif (non-excudable). Pemilik barang tidak bisa mencegah seseorang untuk menggunakan barang tersebut. Pengguna barang tidak bisa dipaksa untuk membayar. Misalnya Taman Monas, jalan raya, masjid, dll

Tidak ada persaingan (non-rival) dalam penggunaan barang publik. Penggunaan barang publik oleh seseorang tidak menyebabkan kepuasan orang lain untuk menggunakan barang tersebut menjadi berkurang. Contoh: kepuasan seseorang yang menghirup udara segar di taman kota tidak berkurang karena adanya orang lain yang melakukan hal yang sama.

(25)

KEBUTUHAN BARANG PUBLIK

Terdapat barang publik yang tidak eksklusif, tetapi kepuasan

penggunanya akan turun karena banyaknya pengguna pada suatu waktu tertentu.

Misalnya, karena banyaknya mobil yang menggunakan jalan raya sehingga menjadi macet. Dalam hal ini, walaupun penggunanya tidak dipungut bayaran, namun kepuasan pengguna menjadi berkurang.

Sebaliknya, terdapat juga barang-barang publik yang eksklusif, namun tidak ada persaingan bagi penggunanya.

Misalnya penggunaan internet dan fasilitas telekomunikasi. Untuk menggunakan barang tersebut tidak gratis, namun seorang pengguna tidak terganggu

kepuasannya karena adanya orang lain yang menggunakan produk yang sama.

(26)

PERAN PEMERINTAH

(27)

FUNGSI PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN

Fungsi Alokasi

Fungsi Distribusi

Fungsi Stabilisasi

(28)

FUNGSI PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN

Fungsi Alokasi

Pada dasarnya sumber daya yang dimiliki suatu negara adalah terbatas

Pemerintah harus menentukan seberapa besar dari sumber daya yang dimiliki akan dipergunakan untuk memproduksi barang-barang

publik, dan seberapa besar akan digunakan untuk memproduksi barang-barang individu

Pemerintah harus menentukan dari barang-barang publik yang diperlukan warganya, seberapa besar harus disediakan oleh pemerintah, dan seberapa besar yang dapat disediakan oleh rumahtangga perusahaan

(29)

FUNGSI PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN

Fungsi Distribusi

Pemerintah harus membuat kebijakan-kebijakan agar alokasi sumber daya ekonomi dilaksanakan secara efisien

Pemerintah harus membuat kebijakan-kebijakan agar kekayaan terdistribusi secara baik dalam masyarakat, misalnya melalui kebijakan:

perpajakan

subsidi

pengentasan kemiskinan

transfer penghasilan dari daerah kaya ke daerah miskin

bantuan pendidikan

bantuan kesehatan, dll

(30)

FUNGSI PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN

Fungsi Stabilisasi

Pada pemerintahan modern saat ini, hampir semua negara menyerahkan roda perekonomiannya kepada pihak swasta / perusahaan

Pemerintah lebih berperan sebagai stabilisator, untuk menjaga agar perekonomian berjalan normal:

Menjaga agar permasalahan yang terjadi pada satu sektor perekonomian tidak merembet ke sektor lain

Menjaga agar kondisi perekonomian kondusif:

inflasi terkendali

sistem keamanan terjamin

kepastian hukum terjaga

(31)

Peran pemerintah dalam kegiatan ekonomi didasari oleh motif mencari keuntungan sekaligus memenuhi kepentingan umum. Dorongan mencari

keuntungan ini tidak terlepas dari kebutuhan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara. Dengan kondisi penerimaan yang semakin baik,

pemerintah akan memiliki sumber dana untuk membiayai pengeluaran- pengeluarannya.

(32)

PENGELUARAN PEMERINTAH

(33)

TEORI PENGELUARAN NEGARA

Musgrave dan Rostow

Perkembangan pengeluaran negara sejalan dengan tahap perkembangan ekonomi dari suatu negara

Pada tahap awal perkembangan ekonomi diperlukan pengeluaran negara yang besar untuk investasi pemerintah, utamanya untuk menyediakan infrastruktur seperti sarana jalan, kesehatan, pendidikan, dll

Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi tetap diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi, namun diharapkan investasi sektor swasta sudah mulai berkembang

Pada tahap lanjut pembangunan ekonomi, pengeluaran pemerintah tetap diperlukan, utamanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, misalnya peningkatan

pendidikan, kesehatan, jaminan sosial dsb.

(34)

TEORI PENGELUARAN NEGARA

Wagner

Berdasarkan pengamatan dari negara-negara maju, disimpulkan bahwa dalam perekonomian suatu negara, pengeluaran pemerintah akan meningkat sejalan dengan peningkatan pendapatan perkapita negara tersebut.

Di negara-negara maju, kegagalan pasar bisa saja terjadi, menimpa industri- industri tertentu dari negara tersebut. Kegagalan dari suatu industri dapat saja merembet ke industri lain yang saling terkait. Di sini diperlukan peran

pemerintah untuk mengatur hubungan antara masyarakat, industri, hukum, pendidikan, dll

(35)

TEORI PENGELUARAN NEGARA

Peacock dan Wiseman

Kebijakan pemerintah untuk menaikkan pengeluaran negara tidak disukai oleh masyarakat, karena hal itu berarti masyarakat harus membayar pajak lebih besar

Masyarakat mempunyai sikap toleran untuk membayar pajak sampai pada suatu tingkat tertentu. Apabila pemerintah menetapkan jumlah pajak di atas batas toleransi masyarakat, ada kecenderungan masyarakat untuk menghindar dari kewajiban membayar pajak. Sikap ini mengakibatkan pemerintah tidak bisa semena-mena menaikkan pajak yang harus dibayar masyarakat

Dalam kondisi normal, dengan berkembangnya perekonomian suatu negara akan semakin berkembang pula penerimaan negara tersebut, walaupun pemerintah tidak menaikkan tarif pajak. Peningkatan penerimaan negara akan memicu peningkatan pengeluaran dari negara tersebut.

(36)

Sebab Meningkatnya Pengeluaran Pemerintah

Adanya perang dan pergolakan dalam masyarakat.

Kenaikan tingkat penghasilan dalam masyarakat

Adanya urbanisasi Perkembangan demokrasi

Pemborosan dan korupsi

Pembangunan ekonomi

Program kesejahteraan sosial

Perubahan iklim

(37)

KEWAJIBAN NEGARA DAN KAITANNYA DENGAN PENGELUARAN NEGARA

Kewajiban negara dalam rangka menjaga kelangsungan kedaulatan negara (pemerintah) dan meningkatkan kemakmuran masyarakat, mencakup:

mempersiapkan, memelihara, dan melaksanakan keamanan negara

menyediakan dan memelihara fasilitas untuk kesejahteraan sosial dan perlindungan sosial, termasuk

fakir miskin

jompo

yatim piatu

masyarakat miskin

pengangguran

menyediakan dan memelihara fasilitas kesehatan

menyediakan dan memelihara fasilitas pendidikan

Sebagai konsekuensi pelaksanaan kewajibannya, pemerintah perlu dana yang memadai, dianggarkan melalui APBN/APBD, dan pada saatnya harus dikeluarkan melalui Kas Negara/Kas Daerah

(38)

Efisiensi Dalam Pengeluaran Negara

Tidak Efisien

Pemborosan Penggunaan

Anggaran

1. Pemerintah terlalu berkuasa, peran swasta kecil menyebabkan para individu dan badan usaha tidak dapat melatih dirinya dalam menciptakan inisiatif secara efektif.

2. Peran pemerintah terlalu sedikit, kegiatan swasta yang lebih dominana akan menimbulkan penghasilan yang tidak merata.

(39)

Kriteria Penilaian Kebijakan Pemerinta

Menilai kebijakan pemerintah harus didasarkan pada dampak dari kebijakan tersebut. Untuk

menilai btepat atau tidaknya kebijakan pemerintah adalah kriteria:

1.

Keadilan (equity)

2.

Efisiensi ekonomis (economic efficiency)

3.

Kebapakan (paternalisme)

4.

Kebebasan perorangan (individual freedom)

(40)

Keadilan (equity)

Berarti bahwa kebijakkan pemerintah haruslah mempunyai akibat yang tidak berat sebelah.

Misalkan kebijakan perpajakan harus diartikan bahwa bagi yang kurang mampu akan

mendapatkan subsidi sebaliknya golongan kaya

akan membayar pajak.

(41)

Efisiensi ekonomis (economic efficiency)

Efficiency (Efisiensi) adalah perbandingan antara input dan output, di mana input digunakan setepat dan sebaik

mungkin untuk memperoleh output yang terbaik. Suatu organisasi dapat dikatakan efisien apabila:

1.

Menghasilkan otput yang lebih besar dengan menggunakan input tertentu

2.

Menghasilkan produksi yang lebih besar dari penggunaan sumber daya

3.

Mencapai hasil dengan biaya serendah mungkin

(42)

Secara sederhana efisiensi ekonomis, dapat dikatakan bahwa efisiensi ekonomis ada jika kebijakan pemerintah itu lebih baik memperhatikan pengaruh ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat sejauh mungkin atau secara lebih hati-hati.

Pengertian efisiensi ekonomis ini dapat dipertegas yaitu kalau suatu perekonomian itu sudah tidak mungkin lagi untuk mengadakan alokasi sumber-sumber yang menyebabkan disatu pihak akan lebih makmur danh pihak lain rugi.

Pada kenyataannya, efisiensi dan keadilan sering sekali tidak dapat

sejalan. Untuk mencapai efisiensi maka harus mengorbankan keadilan, begitu pula sebaliknya

(43)

Kebapakan (paternalisme)

Yaitu kebijakan pemerintah untuk mengadakan atau menyediakan barang-barang dan jasa yang

sebenarnya tidak dikehendaki oleh masyarakat.

Karenanya banyak orang mendukung kebijakan

pemerintah bukan karena kebijakan ini memberikan kepada masyarakat apa yang mereka butuhkan,

tetapi karena mereka beranggapan bahwa

pemerintah lebih baik daripada masyarakat itu

sendiri.

(44)

Kebebasan perorangan (individual freedom)

Pada umumnya orang memberi nilai tinggi terhadap kebebasan perorangan maka dari itu pembatasan yang ditetapkan perorangan harus dibuat sekecil mumgkin.

Misalkan apabila pemeritah memungut pajak

untuk membiayai pengeluarannya maka hal ini

akan mengurangi kebebasan wajib pajak itu

membelanjakan sebagian dari pendapatanya

seperti yang di kehendaki.

(45)

Pedoman Kebijakan Pemerintah

Dengan besarnya peran pemerintah, maka diperlukan suatu pedoman dalam aktivitas pemerintah agar hasilnya lebih

maksimal:

1.

Ditentukan sasaran dari setiap pengeluaran atau dari setiap kegiatan pemerintah baik.

2.

Harus dibandingkan hasil-hasil yang mungkin diperoleh dari kegiatan-kegiatan pemerintah dangan seandainya kegiatan-kegiatan itu dilakukan oleh swasta.

3.

Sebagai dasar pertimbangan dalam menjalankan

berbagai aktivitas pemerintah melalui APBN.

(46)

Kebijakan Subsidi

Subsidi adalah salah satu bentuk pengeluaran pemerintah, sehingga menambah penghasilan mereka yang menerima subsidi.Beberapa landasan pokok dalam penerapan subsidi antara lain:

Suatu bantuan yang bermanfaat yang diberikan oleh pemerintah kepada kelompok-kelompok atau individu-individu yang biasanya dalam bentuk cash payment atau potongan pajak.

Diberikan dengan maksud untuk mengurangi beberapa beban dan fokus pada keuntungan atau manfaat bagi masyarakat.

Subsidi didapat dari pajak. Jadi, uang pajak yang dipungut oleh pemerintah akan kembali lagi ke tangan masyarakat melalui pemberian subsidi.

(47)

beberapa macam subsidi:

Price distorting subsidies

merupakan bantuan pemerintah kepada masyarakat dalam bentuk pengurangan harga di bawah harga pasar sehingga menstimulus masyarakat untuk meningkatkan konsumsi atau pembelian komoditi tersebut. Harga yang dibayarkan lebih rendah dari harga pasar, dan pemerintah yang menanggung atau membayar selisih harga tersebut.

Contoh dari subsidi ini antara lain : potongan

harga/tarif listrik, potongan harga untuk sewa rumah,

potongan harga pupuk, beras miskin, biaya sekolah

(BOS), potongan harga BBM.

(48)

Cash grant

merupakan bantuan pemerintah kepada masyarakat dalam dengan memberikan sejumlah uang tunai dan alokasi konsumsi akan uang tersebut diserahkan sepenuhnya oleh masyarakat.

Contohnya: bantuan tunai langsung. Kelonggaran atau potongan pajak.

subsidi itu diberlakukan hanya jika keuntungan (manfaat)

yang diperoleh lebih besar daripada jumlah biaya yang

dikeluarkan untuk pemberian subsidi. Meskipun subsidi

ada untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat,

mereka mengakibatkan pajak yang lebih tinggi atau

peningkatan harga untuk barang-barang konsumen.

(49)

MACAM-MACAM PENGELUARAN NEGARA

Menurut Sifat

Pengeluaran Investasi

Pengeluaran Penciptaan Lapangan Kerja

Pengeluaran Kesejahteraan Rakyat

Pengeluaran Penghematan Masa Depat

Pengeluaran Yang Tidak Produktif

Menurut Organisasi

Pemerintah Pusat

Pemerintah Propinsi

Pemerintah Kabupaten/Kota

(50)

PENGELUARAN PEMERINTAH PUSAT

Dalam APBN, pengeluaran Pemerintah Pusat dibedakan menjadi:

Pengeluaran untuk Belanja

Belanja Pemerintah Pusat

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Pembayaran Bunga Utang

Subsidi

Belanja Hibah

Bantuan Sosial

Belanja Lain-lain

Dana yang dialokasikan ke Daerah

Dana Perimbangan

Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian

(51)

PENGELUARAN PEMERINTAH PUSAT

Dalam APBN, pengeluaran Pemerintah Pusat dibedakan menjadi:

Pengeluaran untuk Pembiayaan

Pengeluaran untuk Obligasi Pemerintah

Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri

Pembiayaan lain-lain

(52)

PENGELUARAN PEMERINTAH PROPINSI

Dalam APBD Propinsi, pengeluaran negara dibedakan menjadi:

Pengeluaran untuk Belanja

Belanja Operasi, yang terdiri dari

Belanja Pegawai

Belanja Barang dan jasa

Belanja Pemeliharaan

Belanja perjalanan Dinas

Belanja Pinjaman

Belanja Subsidi

Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosial

Belanja Operasi Lainnya

Belanja Modal, terdiri dari:

Belanja Aset Tetap

Belanja aset lain-lain

Belanja tak tersangka

(53)

PENGELUARAN PEMERINTAH PROPINSI

Dalam APBD Propinsi, pengeluaran negara dibedakan menjadi:

Bagi hasil pendapatan ke kabupaten/kota/desa, terdiri dari

Bagi hasil pajak ke Kabupaten/Kota

Bagi hasil retribusi ke Kabupaten/Kota

Bagi hasil pendapatan lainnya ke Kabupaten/Kota

Pengeluaran untuk Pembiayaan, terdiri dari

Pembayaran Pokok Pinjaman

Penyertaan modal pemerintah

Belanja investasi Permanen

Pemberian pinjaman jangka panjang

(54)

PENGELUARAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Dalam APBD Kabupaten/Kota, pengeluaran negara dibedakan menjadi:

Pengeluaran untuk Belanja

Belanja Operasi, yang terdiri dari

Belanja Pegawai

Belanja Barang dan jasa

Belanja Pemeliharaan

Belanja perjalanan Dinas

Belanja Pinjaman

Belanja Subsidi

Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosial

Belanja Operasi Lainnya

Belanja Modal, terdiri dari:

Belanja Aset Tetap

Belanja aset lain-lain

Belanja tak tersangka

(55)

PENGELUARAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Dalam APBD Kabupaten/Kota, pengeluaran negara dibedakan menjadi:

Bagi hasil pendapatan ke desa/kelurahan, terdiri dari

Bagi hasil pajak ke Desa/Kelurahan

Bagi hasil retribusi ke Desa/Kelurahan

Bagi hasil pendapatan lainnya ke Desa/Kelurahan

Pengeluaran untuk Pembiayaan, terdiri dari

Pembayaran Pokok Pinjaman

Penyertaan modal pemerintah

Pemberian pinjaman kepada BUMD/BUMN/Pemerintah Pusat/Kepala Daerah otonom Lainnya

(56)

JENIS-JENIS PENGELUARAN NEGARA MENURUT SIFATNYA

PENGELUARAN INVESTASI

Pengeluaran yang ditujukan untuk menambah kekuatan dan ketahanan ekonomi di masa datang

Misalnya, pengeluaran untuk pembangunan jalan tol, pelabuhan, bandara, satelit, peningkatan kapasitas SDM, dll

PENGELUARAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Pengeluaran untuk menciptakan lapangan kerja, serta memicu peningkatan kegiatan perekonomian masyarakat

PENGELUARAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Pengeluaran yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kesejahteraan masyarakat, atau pengeluaran yang dan membuat masyarakat menjadi bergembira

Misalnya pengeluaran untuk pembangunan tempat rekreasi, subsidi, bantuan langsung tunai, bantuan korban bencana, dll

(57)

JENIS-JENIS PENGELUARAN NEGARA MENURUT SIFATNYA

PENGELUARAN PENGHEMATAN MASA DEPAN

Pengeluaran yang tidak memberikan manfaat langsung bagi negara, namun bila dikeluarkan saat ini akan mengurangi pengeluaran pemerintah yang lebih besar di masa yang akan datang

Pengeluaran untuk kesehatan dan pendidikan masyarakat, pengeluaran untuk anak-anak yatim, dll

PENGELUARAN YANG TIDAK PRODUKTIF

Pengeluaran yang tidak memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat, namun diperlukan oleh pemerintah

Misalnya pengeluaran untuk biaya perang

(58)

PENGELUARAN NEGARA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEREKONOMIAN

Ada beberapa sektor perekonomian yang umumnya

terpengaruh oleh besar atau kecilnya pengeluaran negara, antara lain

Sektor produksi

Sektor distribusi

Sektor konsumsi masyarakat

Sektor keseimbangan perekonomian

(59)

PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP SEKTOR PRODUKSI

Pengeluaran negara secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap sektor produksi barang dan jasa

Dilihat secara agregat pengeluaran negara merupakan faktor produksi (money), melengkapi faktor-faktor produksi yang lain (man, machine, material, method, management)

Pengeluaran pemerintah untuk pengadaan barang dan jasa akan

berpengaruh secara langsung terhadap produksi barang dan jasa yang dibutuhkan pemerintah.

Pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikan akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap perekonomian, karena pendidikan akan

menghasilkan SDM yang lebih berkualitas. Dengan SDM yang berkualitas produksi akan meningkat.

(60)

PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP SEKTOR DISTRIBUSI

Pengeluaran negara secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap sektor distribusi barang dan jasa

Misalnya, subsidi yang diberikan oleh masyarakat menyebabkan masyarakat yang kurang mampu dapat menikmati barang/jasa yang dibutuhkan, misalnya subsidi listrik, pupuk, BBM, dll

Pengeluaran pemerintah untuk biaya pendidikan SD-SLTA membuat masyarakat kurang mampu dapat menikmati pendidikan yang lebih baik (paling tidak sampai tingkat SLTA). Dengan pendidikan yang lebih baik, diharapkan masyarakat tersebut dapat meningkatkan taraf hidupnya di masa yang akan datang

Apabila pemerintah tidak mengeluarkan dana untuk keperluan tersebut, maka distribusi pendapatan, barang, dan jasa akan berbeda. Hanya masyarakat mampu saja yang akan menikmati tingkat kehidupan yang lebih baik, sementara masyarakat kurang mampu tidak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan tara hidupnya.

(61)

PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP SEKTOR KONSUMSI MASYARAKAT

Pengeluaran negara secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap sektor konsumsi masyarakat atas barang dan jasa

Dengan adanya pengeluaran pemerintah untuk subsidi, tidak hanya menyebabkan masyarakat yang kurang mampu dapat menikmati suatu barang/jasa, namun juga menyebabkan masyarakat yang sudah mampu akan mengkonsumsi produk/jasa lebih banyak lagi

Kebijakan pengurangan subsidi, misalnya BBM, akan menyebabkan harga BBM naik, dan kenaikan harga BBM akan menyebabkan konsumsi masyarakat terhadap BBM turun

(62)

PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP SEKTOR KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN

Untuk mencapai target-target peningkatan PDB, pemerintah dapat mengatur alokasi dan tingkat pengeluaran negara.

Misalnya dengan mengatur tingkat pengeluaran negara yang tinggi (untuk sektor-sektor tertentu), pemerintah dapat mengatur tingkat employment (menuju full employment)

Apabila target penerimaan tidak memadai untuk membiayai

pengeluaran tersebut, pemerintah dapat membiayainya dengan pola defisit anggaran

(63)

Kasus 1: Penyediaan Barang Publik yang Telah Dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota

Identifikasi barang-barang publik yang ada dilingkungan pemerintah Kabupaten/Kota di mana anda tinggal

Identifikasi siapakah penyedia barang-barang publik tersebut, apakah pemerintah atau swasta (perusahaan/individu)

Menurut anda apakah penyediaan barang-barang publik

tersebut sudah tepat (efisien bagi pemerintah)? Jelaskan

mengapa demikian?

(64)

Kasus 2: Penyediaan Barang Publik yang Belum Dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota

Identifikasi barang-barang publik yang seharusnya ada dilingkungan

pemerintah Kabupaten/Kota di mana anda tinggal, namun barang publik tersebut saat ini belum tersedia

Menurut anda, siapakah sebaiknya menyediakan barang-barang publik tersebut, apakah pemerintah atau swasta (perusahaan/individu)

Kendala-kendala apakah yang dihadapi sehingga penyediaan barang- barang publik tersebut sampai saat ini belum terealisasi?

(65)

PENERIMAAN

NEGARA

(66)

PENERIMAAN NEGARA

Penerimaan Negara baik dari dalam maupun luar negeri sangat penting bagi keberhasilan proses pembangunan nasional, karena penerimaan negara adalah untuk

menutupi pengeluaran rutin pemerintah.

Tabungan

Negara Pinjaman

Luar Negeri Pembangunan

(67)

Penerimaan Negara

Negara memerlukan dana yang cukup untuk membiayai pengeluarannya, baik yang sifatnya rutin maupun

pembangunan.

Menurut UU Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara, penerimaan negara/pendapatan negara adalah semua penerimaan negara yang berasal dari penerimaan perpajakan, penerimaan negara bukan pajak,serta

penerimaan hibah dari dalam negeri dan luar negeri.

(68)

Penerimaan perpajakan adalah semua penerimaan yang terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional.

1. Pajak dalam negeri adalah semua penerimaan negara yang

berasal dari pajak penghasilan,pajak pertambahan nilai barang dan jasa,pajak penjualan atas barang mewah,pajak bumi dan

bangunan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan,cukai,dan pajak lainnya.

2. Pajak perdagangan internasional adalah semua penerimaan

negara yang berasal dari bea masuk dan pajak/pungutan ekspor.

hingga saat ini struktur pendapatan negara masih didominasi oleh penerimaan perpajakan,teruttama penerimaan pajak

Penerimaan Perpajakan

(69)

PNBP masih didomiinasi oleh penerimaan sumber daya alam (SDA), khususnya yang berasal dari penerimaan minyak bumi dan gas alam (migas), yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan nilai tukar rupiah, harga minyak mentah,dan tingkat lifting minyak.

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) adalah semua

penerimaan yang diterima oleh negara dalam bentuk

penerimaan dari sumber daya alam, bagian pemerintah atas

laba badan usaha milik negara, serta penerimaan negara bukan

pajak lainnya.

(70)

Penerimaan hibah adalah semua penerimaan negara

yang berasal dari sumbangan swasta dalam negeri serta sumbangan lembaga swasta dan pemerintah luar

negeri.

Penerimaan hibah yang dicatat didalam APBN merupakan suumbangan atau donasi (grant) dari negara-negara asing, lemaga/badan nasional, serta

perorangan yang tidak ada kewajiban untuk membayar

Penerimaan Hibah

(71)

Sumber-sumber Penerimaan Negara

Sumber penerimaan negara secara umum berasal dari :

1. Pajak

2. Retribusi

3. Keuntungan dari Perusahaan-perusahaan Negara.

4. Denda dan Sita 5. Pencetakan Uang 6. Pinjaman

7. Sumbangan Dan Hibah

8. Hak-hak Waris Atas Harta Peninggalan Terlantar 9. Penyelenggaraan Undian Berhadiah

(72)

SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA

• Pajak

Pajak merupakan pungutan yang dilakukan oleh pemerintah (pusat/daerah) terhadap wajib pajak tertentu berdasarkan undang-undang

(pemungutannya dapat dipaksakan) tanpa ada imbalan langsung bagi pembayarnya.

Contoh: pajak kendaraan bermotor, pajak penjualan barang mewah, pajak bumi dan bangunan, dan lain sebagainya.

(73)

SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA

• Retribusi

Retribusi merupakan pungutan yang dilakukan oleh pemerintah (pusat/daerah) berdasarkan undang-undang (pemungutannya dapat

dipaksakan) di mana pemerintah memberikan imbalan langsung bagi pembayarnya.

Contoh, pelayanan medis di rumah sakit milik pemerintah, pelayanaan perpakiran oleh

pemerintah, pembayaran uang sekolah, perizinan dll

(74)

Fungsi pajak

1.

Fungsi angaran, Sumber penerimaan negara

2.

Fungsi Regulasi, Sebagai alat untuk mengatur kegiatan produsen maupun konsumen

3.

Fungsi Stabilitas, menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan

4.

Fungsu Redistribusi Pendapatan, digunakan

untuk membiayai semua kepentingan umum

(75)

SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA

• Keuntungan dari Perusahaan-perusahaan Negara.

BUMN/BUMD

Sebagai pemilik BUMN, pemerintah pusat

berhak memperoleh bagian laba yang diperoleh BUMN.

Demikian pula dengan BUMD, pemerintah daerah sebagai pemilik BUMD berhak

memperoleh bagian laba BUMD.

(76)

SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA

• Denda dan Sita

Pemerintah berhak memungut denda atau menyita asset milik masyarakat, apabila

masyarakat (individu/kelompok/organisasi) diketahui telah melanggar peraturan

pemerintah

Misalnya: denda pelanggaran lalulintas, denda ketentuan peraturan perpajakan, penyitaan barang-barang illegal, penyitaan jaminan atas hutang yang tidak tertagih, dll

(77)

SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA

• Pencetakan Uang

– Pencetakan uang umumnya dilakukan pemerintah

dalam rangka menutup defisit anggaran, apabila tidak ada alternatif lain yang dapat ditempuh pemerintah.

– Penentuan besarnya jumlah uang yang dicetak harus dilakukan dengan cermat, agar pencetakan uang tidak menimbulkan inflasi

(78)

SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA

• Pinjaman

– Pinjaman pemerintah merupakan sumber penerimaan negara, yang dilakukan apabila terjadi defisit

anggaran.

– Pinjaman pemerintah dikemudian hari akan menjadi beban pemerintah, karena pinjaman tersebut harus dibayar kembali, berikut dengan bunganya.

– Pinjaman dapat diperoleh dari dalam maupun luar negeri

– Sumber pinjaman bisa berasal pemerintah, institusi perbankan, institusi non bank, maupun individu

(79)

SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA

• SumbanganDan Hibah

– Sumbangan dan hibah dapat diperoleh pemerintah dari individu, institusi, atau pemerintah

– Sumbangan dan hibah dapat diperoleh dari dalam maupun luar negeri

– Tidak ada kewajiban pemerintah untuk mengembalikan sumbangan, hadiah, atau hibah.

– Sumbangan dan hibah bukan penerimaan pemerintah yang dapat dipastikan perolehannya. Tergantung kerelaan dari pihak yang memberi sumbangan, hadiah, atau hibah

(80)

Hak-hak Waris Atas Harta Peninggalan Terlantar

Jika terhadap suatu warisan atau harta peninggalan lain, tidak ada orang datang yang menyatakan dirinya berhak atas harta tersebut, atau jika semua ahli waris menolak warisan yang bersangkutan, maka di Indonesia (menurut pasal 1126 KUHPer harta peninggalan ini

dianggap terlantar, dan Balai Harta Peninggalan wajib mengurus dan mengumumkannya. Dan jika setelah lewat waktu tiga tahun masih juga belum ada ahli waris yang muncul, maka BHP tadi wajib

menyelesaikan urusannya; dalam hal masih ada kelebihan, harta benda dan kekayaan ini menjadi milik negara (KUHPer pasal 1129)

SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA

(81)

SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA

• Penyelenggaraan Undian Berhadiah

– Pemerintah dapat menyelenggarakan undian

berhadiah dengan menunjuk suatu institusi tertentu sebagai penyelenggara

– Jumlah yang diterima pemerintah adalah selisih dari penerimaan uang undian dikurangi dengan biaya operasi dan besarnya hadiah yang dibagikan.

– Banyak negara menyelenggarakan undian berhadiah, seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, Jepang, Jerman, Indonesia (pernah).

(82)

Dalam menentukan sumber keuangan negara, harus ditentuan juga prinsip-prinsip yang harus ditempuh untuk mendistribusikan beban keuangan negara kepada para anggota masyarakat.

Beban negara yag didistribusikan kepada masyarakat melalui pajak:

1

Distribusi Beban Negara

(83)

Menurut Adam Smith ada beberapa prinsip bagi pengenaan pajak yang baik (Smith’s Canons):

1. Prinsip Keadilan (equity)

2. Prinsip Kepastian (certainty)

3. Prinsip Kecocokan/Kelayakan (convenience)

4. Prinsip Ekonomi (economy)

Beban Negara ynag Didistribusikan Kepada Masyarakat

Melalui Pajak

(84)

Menurut Adam Smith ada beberapa prinsip bagi pengenaan pajak yang baik (Smith’s Canons):

1. Prinsip Keadilan (equity)

2. Prinsip Kepastian (certainty)

3. Prinsip Kecocokan/Kelayakan (convenience)

4. Prinsip Ekonomi (economy)

Beban Negara ynag Didistribusikan Kepada Masyarakat

Melalui Pajak

(85)

JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA

• Berdasarkan institusi yang menanganinya, penerimaan negara dibedakan menjadi:

– Penerimaan Pemerintah Pusat

– Penerimaan Pemerintah Daerah Propinsi – Penerimaan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota

(86)

JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA

• Penerimaan Pemerintah Pusat

Penerimaan Pembiayaan

Pinjaman sektor Perbankan

Pinjaman luar negeri

Penjualan Obligasi Pemerintah

Privatisasi BUMN

Penjualan aset pemerintah Penerimaan Negara dan Hibah

Penerimaan Dalam Negeri Penerimaan perpajakan

Penerimaan bukan pajak (PNBP) Bagian laba BUMN

(87)

JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA

• Penerimaan Pemerintah Daerah Propinsi

– Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang terdiri dari:

• Pajak Daerah

• Retribusi Daerah

• Bagian laba BUMD

• PAD lainnya yang sah, yang terdiri dari pendapatan hibah, pendapatan dana darurat, dan lain-lain pendapatan.

– Pendapatan dari Dana Perimbangan, terdiri dari:

• Bagian daerah dari PBB dan BPHTB

• Bagian daerah dari Pajak Penghasilan Wajib Pajak Perseorangan/Pribadi

• Bagian daerah dari Sumber daya alam

• Bagian daerah dari Dana Alokasi Umum

• Bagian daerah dari Dana Alokasi Khusus

(88)

JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA

• Penerimaan Pemerintah Daerah Propinsi – Penerimaan Pembiayaan, terdiri dari:

• Pinjaman dari Pemerintah Pusat

• Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya

• Pinjaman dari BUMN/BUMD

• Pinjaman dari Bank/Lembaga non Bank

• Pinjaman dari Luar Negeri

• Penjualan Aset Daerah

• Penerbitan Obligasi Daerah

(89)

JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA

• Penerimaan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

– Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang terdiri dari:

• Pajak Daerah

• Retribusi Daerah

• Bagian laba BUMD

• PAD lainnya yang sah, yang terdiri dari pendapatan hibah, pendapatan dana darurat, dan lain-lain pendapatan.

– Pendapatan dari Dana Perimbangan, terdiri dari:

• Bagian daerah dari PBB dan BPHTB

• Bagian daerah dari Pajak Penghasilan Wajib Pajak Perseorangan/Pribadi

• Bagian daerah dari Sumber daya alam

• Bagian daerah dari Dana Alokasi Umum

• Bagian daerah dari Dana Alokasi Khusus

(90)

JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA

• Penerimaan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota – Penerimaan Pembiayaan, terdiri dari:

• Pinjaman dari Pemerintah Pusat

• Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya

• Pinjaman dari BUMN/BUMD

• Pinjaman dari Bank/Lembaga non Bank

• Pinjaman dari Luar Negeri

• Penjualan Aset Daerah

• Penerbitan Obligasi Daerah

(91)

PENGELOLAAN ANGGARAN

Pembangunan nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan

bernegara, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu:

Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Memajukan kesejahteraan umum.

Mencerdaskan kehidupan bangsa.

Ikut serta mewujudkan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

(92)

Dalam pengelolaan keuangan negara, fungsi perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian di bidang keuangan harus dilakukan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan

(93)

Fungsi Perencanaan (Planning)

Fungsi Perencanaan (Planning) bisa ditelaah dalam UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasioal (SPPN)

ASAS DAN TUJUAN

1. RUANG LINGKUP PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

2. TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

3. PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RENCANA (RPJP, RPJM, RP Tahunan)

4. PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA

(94)

Fungsi Pengorganisasian (Organizing)

Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara merupakan reformasi system keuangan negara yang meliputi :

Reformasi penyusunan dan penetapan anggaran

Reformasi pelaksanaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran

Reformasi pengawasan anggaran (audit)

(95)

Pokok-pokok Isi antara lain meliputi :

Kekuasaan Atas Pengelolaan Keuangan Negara

Penyusunan dan Penetapan APBN

Penyusunan dan Penetapan APBD

Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Bank Sentral, Pemerintah Daerah/Lembaga Asing

Hubungan Keuangan Antara Pemerintah dan Perusahaan Negara/Daerah/Swasta Serta Badan Pengelola Dana

Masyarakat

Pelaksanaan APBN dan APBD

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN dan APBD

Ketentuan Pidana, Sanksi Administrasi dan Ganti Rugi

(96)

Fungsi Pengarahan (Actuating)

Actuating : UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Dasar Pemikiran:

1. Pengertian, Ruang Lingkup, dan Asas Umum Perbendaharaan Negara

2. Pejabat Perbendaharaan Negara

3. Penerapan kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan

4. Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

5. Penyelesaian Kerugian Negara

(97)

Fungsi Pengendalian (Controlling)

Controlling : UndangUndang Nomor 15 Tahun 2005 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

1. Pengertian pemeriksaan dan pemeriksa;

2. Lingkup pemeriksaan;

3. Standar pemeriksaan;

4. Kebebasan dan kemandirian dalam pelaksanaan pemeriksaan;

5. Akses pemeriksa terhadap informasi;

6. Kewenangan untuk mengevaluasi pengendalian intern;

7. Hasil pemeriksaan dan tindak lanjut;

8. Pengenaan ganti kerugian negara;

Sanksi pidana

(98)

REFORMASI PENGELOLAAN ANGGARAN

Agar fungsi perencanaan dan pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem anggaran dan pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematis.

Sistem perencanaan anggaran negara pada saat ini telah mengalami perkembangan dan perubahan sesuai dengan

dinamika manajemen sektor publik dan tuntutan yang muncul di masyarakat, yaitu sistem penganggaran dengan pendekatan New Public Management (NPM).

(99)

Sistem Penganggaran Dengan Pendekatan New Public Management (NPM).

Model NPM berfokus pada manajemen sektor publik yang berorientasi pada kinerja, bukan pada kebijakan.

Perubahan manajemen sektor publik yang cukup drastis dari sistem manajemen tradisional yang terkesan kaku, birokratis, dan hierarkis menjadi model manajemen sektor publik yang fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar. Perubahan tersebut bukan sekedar perubahan kecil dan sederhana, tetapi perubahan besar yang telah mengubah peran pemerintah terutama dalam hal hubungan antara pemerintah dan masyarakat.

Penggunaan paradigma baru tersebut menimbulkan beberapa

konsekuensi pada pemerintah, diantaranya adalah tuntutan untuk melakukan efisiensi, pemangkasan biaya (cost cutting), dan kompetisi

99

(100)

Perubahan Pendekatan Anggaran Negara

Reformasi sektor publik yang salah satunya ditandai dengan

munculnya era New Public Management telah mendorong upaya di berbagai negara untuk mengembangkan pendekatan yang lebih sistematis dalam perencanaan anggaran negara. Seiring dengan perkembangan tersebut, muncul beberapa teknik penganggaran sektor publik, antara lain yaitu:

1. Teknik Anggaran Kinerja (Performance Budgeting)

2. Zero Based Budgeting (ZBB)

3. Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)

(101)

Teknik Anggaran Kinerja (Performance Budgeting)

mengutamakan mekanisme penentuan prioritas tujuan serta

pendekatan yang sistematik dan rasional dalam proses pengambilan keputusan.

anggaran kinerja dilengkapi dengan teknik analisis antara biaya dan manfaat.

dalam penyusunan anggaran dimulai dengan perumusan program dan penyusunan struktur organisasi pemerintah yang sesuai dengan

program tersebut.

penentuan unit kerja yang bertanggung jawab atas pelaksanaan

program, serta penentuan indikator kinerja yang digunakan sebagai tolok ukur dalam mencapai tujuan program yang telah ditetapkan.

(102)

Zero Based Budgeting ( ZBB )

Penyusunan anggaran dengan menggunakan konsep ZBB dapat menghilangkan kelemahan pada konsep incrementalism dan line item karena anggaran diasumsikan mulai dari nol (zero base).

Penyusunan anggaran yang bersifat incremental mendasarkan

besarnya realisasi anggaran tahun ini untuk menetapkan anggaran tahun depan, yaitu dengan menyesuaikan tingkat inflasi atau

jumlah penduduk.

ZBB tidak berpatokan pada anggaran tahun lalu untuk menyusun anggaran tahun ini, namun didasarkan pada kebutuhan saat ini.

Dengan ZBB, seolah-olah proses anggaran dimulai dari hal-hal yang baru sama sekali. Item anggaran yang sudah tidak relevan dan tidak mendukung pencapaian tujuan organisasi dapat hilang

(103)

Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)

PPBS berdasarkan program, yaitu pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu.

PPBS adalah salah satu model penganggaran yang ditujukan untuk membantu manajemen pemerintah dalam membuat keputusan alokasi sumber daya secara lebih baik. Hal tersebut disebabkan sumber daya yang dimiliki pemerintah sangat

terbatas jumlahnya, sedangkan tuntutan masyarakat tidak terbatas jumlahnya. Dalam keadaan tersebut pemerintah

dihadapkan pada pilihan alternatif keputusan yang memberikan manfaat paling besar dalam pencapaian tujuan bernegara secara keseluruhan.

(104)

PENGURUSAN KEUANGAN NEGARA

Pengelolaan keuangan negara secara teknis dilaksanakan melalui dua pengurusan, yaitu:

1. pengurusan umum/administrasi yang mengandung unsur penguasaan. Pengurusan umum erat hubungannya dengan penyelenggaraan tugas pemerintah di segala bidang dan tindakannya dapat membawa akibat pengeluaran dan/atau menimbulkan penerimaan negara.

2. Pengurusan khusus yang mengandung unsur kewajiban melaksanakan perintah-perintah yang datangnya dari pengurusan umum.

(105)

Presiden selaku kepala pemerintahan memegang kekuasaan umum

pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan.

Dalam pelaksanaannya, kekuasaan presiden tersebut tidak dilaksanakan sendiri oleh presiden, melainkan:

1. Dikuasakan kepada menteri keuangan, selaku pengelola fiskal dan wakil pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang

dipisahkan;

2. Dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga negara dan lembaga pemerintah non kementerian negara, selaku pengguna

anggaran/ pengguna barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya; dan

3. Diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah sebagai perwujudan pelaksanaan asas

desentralisasi, untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.

(106)

Pelimpahan kekuasaan tersebut tidak termasuk kewenangan di bidang moneter, yang meliputi antara lain mengeluarkan dan mengedarkan uang, yang pelaksanaannya diatur dengan undang- undang. Untuk mencapai kestabilan nilai rupiah, tugas

menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter serta

mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran dilakukan oleh bank sentral.

(107)

Tugas

Kewenangan presiden terhadap pengelolaan keuangan negara yang dilimpahkan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga,

meliputi kewenangan yang bersifat umum dan kewenangan yang bersifat khusus.

Jelaskan tentang kewenangan yang bersifat umum yang

timbul dari pengurusan umum, dan kewenangan yang bersifat khusus yang timbul dari pengurusan khusus.

(108)

KEKUASAAN ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

PENDELEGASIAN KEKUASAAN

PENGURUSAN ADMINISTRATIF PA/KPA (COO)

PENGURUSAN PERBENDAHARAAN NEGARA (CFO)

(109)

LATAR BELAKANG REFORMASI

PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

Pengelolaan keuangan negara selama ini digunakan ketentuan perundang-undangan masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda yang berlaku berdasarkan Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu :

a. Indische Comptabiliteitswet yang lebih dikenal dengan nama ICW Stbl 1925 No. 448 selanjutnya diubah dan diundangkan dalam Lembaran Negara 1954 Nomor 6, 1955 Nomor 49, dan terakhir Undang-undang Nomor 9 Tahun 1968, yang ditetapkan pertama kali pada tahun 1864 dan mulai berlaku pada tahun 1867,

b. Indische Bedrijvenwet (IBW) Stbl. 1927 No. 419 jo. Stbl.1936 No. 445 dan

c. Reglement voor het Administratief Beheer (RAB) Stbl. 1933 No. 381.

d. dalam pelaksanaan pemeriksaan pertanggungjawaban keuangan negara digunakan Instructie en verdere bepalingen voor de Algemeene Rekenkamer (IAR) Stbl. 1933 No. 320.

Peraturan perundang-undangan tersebut tidak dapat mengakomodasikan berbagai perkembangan yang terjadi dalam sistem kelembagaan negara dan pengelolaan

keuangan pemerintahan negara Republik Indonesia, sehingga secara materiil sebagian dari ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dimaksud tidak lagi dilaksanakan.

Kelemahan perundang-undangan dalam bidang keuangan negara menjadi salah satu penyebab terjadinya beberapa bentuk penyimpangan dalam pengelolaan keuangan

negara.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pengolahan data, pengurutan data berguna untuk mengetahui data dengan nilai terkecil dan terbesar. Perhatikan contoh

LUARAN PENELITIAN Luaran wajib dari penelitian dana internal berupa satu artikel ilmiah minimal pada jurnal penelitian yang memiliki ISSN.. Luaran lainnya yang diharapkan

Lembaga ini merupakan lembaga masyarakat yang mandiri, artinya jika sudah tidak ada lagi dana stimulan dari pemerintah, lembaga ini akan tetap survive dan mampu

Kebijakan tersebut merupakan salah cara agar guru terus mengasah kreativitasnya dalam mengembangkan pembelajaran. Guru yang mengikuti musyawarah ataupun workshop,

Konsep keadilan pemilu tidak hanya terbatas pada penegakan kerangka hukum, tetapi juga merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam merancang dan

Un itu penting, dengan adanya un yg memiliki cut of point sebagai standart kelulusan sebuah institusi pendidikan dalam hal ini adalah sekolah, guru, siswa, orang tua

Peralatan untuk seni kuliner boga Menyimak kuliah dari dosen, bertanya jawab dan mengerjakan tugas Tugas latihan membuat laporan buku (book report) tentang

Banyak GOR memiliki desain jendela untuk sirkulasi masuknya matahari dan udara alami tetapi tidak berfungsi secara optimal sehingga pencahayaan yang masuk ke dalam