• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2014"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

No. 10/02/34/Th.XVII, 2 Februari 2015

P

ERTUMBUHAN

P

RODUKSI

I

NDUSTRI

M

ANUFAKTUR

B

ESAR DAN

S

EDANG

(IBS)

DAN

I

NDUSTRI

M

IKRO

K

ECIL

(IMK)

T

RIWULAN

IV

T

AHUN

2014

I.

Pendahuluan

Pada bulan Februari 2015, Badan Pusat Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta menyampaikan Berita Resmi Statistik (BRS) tentang angka pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) serta Industri Mikro Kecil (IMK) untuk triwulan IV (Oktober – Desember), baik pertumbuhan triwulanan (q-to-q) maupun pertumbuhan tahunan (y-on-y). Penyampaian BRS Industri Manufaktur ini merupakan agenda rutin pada setiap triwulan.

Diterbitkannya BRS pertumbuhan produksi industri manufaktur ini terkait dengan pentingnya peran sektor industri manufaktur dalam perekonomian D.I. Yogyakarta. Sektor industri tidak saja berpotensi memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu memberikan kontribusi menuju transformasi kultural masyarakat ke arah modernisasi yang menunjang daya saing suatu wilayah. Pembangunan sektor industri merupakan bagian integral dari pembangunan daerah yang harus dilaksanakan secara terpadu dan berkelanjutan, sehingga pembangunan bidang industri dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.

Angka pertumbuhan produksi industri mempunyai peran strategis dan dapat digunakan sebagai indikator dini terhadap perkembangan produksi dari industri khususnya manufaktur, baik skala besar, sedang, maupun mikro kecil. Angka indeks yang dihasilkan dapat menggambarkan perkembangan produksi sektor industri pengolahan yang disajikan secara periodik sebagai data triwulanan maupun tahunan.

Sektor industri dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:

 Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) D.I. Yogyakarta triwulan IV tahun

2014 terhadap triwulan III tahun 2014 (q-to-q) mengalami kenaikan, yaitu sebesar 2,72 persen.

 Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) D.I. Yogyakarta triwulan IV tahun

2014 terhadap triwulan IV tahun 2013 (y-on-y) sebesar 13,08 persen.

 Pertumbuhan produksi Industri Mikro Kecil (IMK) D.I. Yogyakarta triwulan IV tahun 2014 terhadap

triwulan III tahun 2014 (q-to-q) mengalami pertumbuhan negatif, yaitu sebesar -1,80 persen.

 Pertumbuhan produksi Industri Mikro Kecil (IMK) D.I. Yogyakarta triwulan IV tahun 2014 terhadap

triwulan IV tahun 2013 (y-on-y) juga mengalami pertumbuhan negatif, yaitu sebesar -2,54 persen.

(2)

a. Industri mikro : industri dengan tenaga kerja sebanyak 1-4 orang b. Industri kecil : industri dengan tenaga kerja sebanyak 5-19 orang c. Industri sedang : industri dengan tenaga kerja sebanyak 20-99 orang d. Industri besar : industri yang mempekerjakan 100 orang atau lebih.

II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan IV Tahun 2014

Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) Triwulanan (q-to-q) triwulan IV tahun 2014 terhadap triwulan III tahun 2014 mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,72 persen. Sedangkan laju pertumbuhan produksi IBS triwulan IV tahun 2014 dibandingkan triwulan IV tahun 2013 (y-on-y) tumbuh signifikan sebesar 13,08 persen. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi industri besar dan sedang Indonesia, kinerja produksi Industri Besar Sedang Provinsi D.I. Yogyakarta lebih baik, di mana pertumbuhan industri besar sedang Indonesia pada triwulan IV tahun 2014 hanya mampu tumbuh sebesar 1,59 persen.

Gambar 1

Perbandingan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang D.I. Yogyakarta dan Nasional Triwulan IV Tahun 2014 – Triwulan III Tahun 2014 (q to q)

Meningkatnya indeks pertumbuhan IBS di D.I. Yogyakarta pada triwulan IV Tahun 2014 didongkrak oleh pertumbuhan positif yang hampir merata pada sebagian jenis industri yang mempunyai kontribusi cukup besar terhadap total output IBS yaitu industri mesin dan perlengkapan ytdl, industri makanan, industri tekstil, serta industri barang galian bukan logam. Pada triwulan IV Tahun 2014, industri mesin dan perlengkapan ytdl tumbuh positif sebesar 3,85 persen disusul dengan pertumbuhan positif industri makanan dan industri tekstil yang masing-masing tumbuh sebesar 3,03 persen dan 1,54 persen. Sementara itu jenis industri yang mengalami penurunan pertumbuhan negatif adalah industri furnitur, industri karet, barang dari karet, dan plastik dengan laju pertumbuhan masing - masing -3,58 persen dan -2,55 persen serta industri pakaian jadi juga mengalami penurunan pertumbuhan produksi sebesar -0,92 persen sehingga mengerem laju pertumbuhan industri IBS di triwulan IV tahun 2014.

Gambar 2

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Menurut KBLI -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 10 12 13 14 22 23 28 31 IBS 3,03 -0,18 1,54 -0,92 -2,55 0,28 3,85 -3,58 2,72 -1,45 5,28 -1,19 -9,61 -3,76 8,22 1,11 -3,05 1,59 DIY Nasional

(3)

Pertumbuhan produksi IBS di D.I. Yogyakarta pada triwulan IV tahun 2014 dibanding triwulan IV tahun 2013 (y-on-y) juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, yaitu sebesar 13,08 persen. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa kinerja produksi IBS triwulan IV tahun 2014 lebih baik dibandingkan triwulan III tahun 2013 yang mampu tumbuh sebesar 3,22 persen. Angka pertumbuhan (y-on-y) IBS D.I. Yogyakarta triwulan IV tahun 2014 ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan secara nasional triwulan IV tahun 2014 (on-y) yaitu sebesar 5,44 persen. Pertumbuhan

y-on-y industri IBS D.I. Yogyakarta tersebut didorong oleh pertumbuhan yang cukup tinggi dari jenis

industri pakaian jadi yang tumbuh signifikan sebesar 40,99 persen, jenis industri makanan tumbuh sebesar 14,72 persen, serta jenis industri tekstil yang tumbuh sebesar 0,69 persen. Laju pertumbuhan produksi industri besar dan sedang triwulan IV (y on y) tertahan oleh pertumbuhan sektor industri pengolahan tembakau yang pertumbuhannya -8,72 persen, industri karet, barang dari karet dan plastik serta industri furniture pertumbuhannya melambat masing-masing sebesar -6,79 persen dan -3,97 persen.

Tabel 1

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan III Tahun 2014 dan Triwulan IV Tahun 2014 Provinsi D.I. Yogyakarta (persen)

14,72 -8,72 0,69 40,99 -6,79 -1,09 -3,82 -3,97 -20 -10 0 10 20 30 40 50 10 12 13 14 22 23 28 31

(4)

Tabel 2

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan III Tahun 2014 danTriwulan IV Tahun 2014 (persen), Indonesia

III. Pertumbuhan Produksi Industri Mikro Kecil di D.I. Yogyakarta Pada Triwulan IV Tahun

2014

Industri Mikro dan Kecil (IMK) merupakan salah satu komponen sektor industri pengolahan yang mempunyai sumbangan cukup besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan pemerataan

KBLI

(2 Digit) Jenis Industri

Pertumbuhan (%)

No. q-to-q y-on-y

Triw III Triw IV Triw III Triw IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. [10] Industri Makanan 2.8 3.03 7.25 14.72

2. [12] Industri Pengolahan Tembakau -1.85 -0.18 -9.76 -8.72

3. [13] Industri Tekstil 1.12 1.54 2.11 0.69

4. [14] Industri Pakaian Jadi 2.3 -0.92 1.25 40.99

5. [22] Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik -1.93 -2.55 -8.85 -6.79

6. [23] Industri Barang Galian Bukan Logam 1.27 0.28 -1.11 -1.09

7. [28] Industri Mesin dan Perlengkapan ytdl 1.24 3.85 -3.4 -3.82

8. [31] Industri Furnitur 1.59 -3.58 3.13 -3.97

Industri Besar dan Sedang (IBS) 2.49 2.72 3.22 13.08

No. (2 Digit) KBLI q-to-q y-on-y

Triw III Triw IV Triw III Triw IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 [10] Industri Makanan 2.03 -1.45 6.14 6.43

2 [11] Industri Minuman 6.43 -2.15 4.6 2.82

3 [12] Industri Pengolahan Tembakau 0.82 5.28 4.78 9.38

4 [13] Industri Tekstil 1.2 -1.19 -3.5 -6.97

5 [14] Industri Pakaian Jadi -1.63 -9.61 2.53 -6.54

6 [15] Industri Kulit dan Barang dari Kulit & Alas

Kaki -0.08 4.19 3.8 3.88

7 [16] Industri Kayu, Barang dari Kayu, dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan, dan Sejenisnya

1.23 1.09 7.91 9.76

8 [17] Industri Kertas dan Barang dari Kertas -3.4 -6.96 2.56 -0.96

9 [18] Industri Pencetakan dan Reproduksi Media

Rekam 3.22 0.26 6.81 6.99

10 [20] Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan

Kimia -1.25 1.32 5.25 6.19

11 [21] Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional -0.06 4.51 2.6 6.03

12 [22] Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik -0.16 -3.76 -0.76 -3.87

13 [23] Industri Barang Galian Bukan Logam 4.01 8.22 -0.15 9.76

14 [24] Industri Logam Dasar 1.7 2.03 5.39 7.4

15 [25] Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya 5.41 5.55 0.6 8.28

16 [26] Industri Komputer, Barang Elektronik dan

Optik 0.53 -5 -6.61 -6.16

17 [27] Industri Peralatan Listrik 4.15 1.96 13.21 17.7

18 [28] Industri Mesin dan Perlengkapan ytdl -1.48 1.11 9.09 5.8

19 [29] Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan

Semi Trailer 1.73 5.39 4.78 8.62

20 [30] Industri Alat Angkutan Lainnya -0.18 -0.79 -3.04 -5.49

21 [31] Industri Furnitur -1.18 -3.05 0.35 -2.05

22 [32] Industri Pengolahan Lainnya -1.95 3.15 1.53 -0.13

23 [33] Industri Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 3.55 4.55 -10.38 -5.06

(5)

pendapatan di Indonesia. Industri Mikro dan Kecil (IMK) merupakan kekuatan strategis untuk mempercepat pembangunan daerah. Pembinaan usaha IMK harus terus dilakukan agar kendala-kendala yang dihadapi berupa masalah permodalan, pemasaran, serta pengelolaan dapat segera teratasi.

Tabel 3

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil di D.I. Yogyakarta Triwulan III dan IV Tahun 2014

No. (2 Digit) KBLI Jenis Industri Triwulan III Triwulan IV

q-to-q y-on-y q-to-q y-on-y

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 10 Industri Makanan -3.84 7.16 -1.77 3.62

2 11 Industri Minuman 0.92 17.14 -5.46 -0.83

3 13 Industri Tekstil -22.91 -19.23 10.14 -10.13

4 14 Industri Pakaian Jadi -0.27 13.94 -2.39 7.95

5 15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki -27.71 -17.94 -1.14 -19.74

6 16

Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya

-19.96 -27.72 -7.73 -25.08

7 17 Industri Kertas dan Barang dari Kertas -46.11 -51.29 15.75 -36.6

8 18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman -3.52 36.41 -11.96 -4.94

9 20 Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia 14.79 22.38 -11.6 -2.99

10 21 Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat Tradisonal -10.51 -10.69 -18.65 -27.84

11 22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik -6.61 -10.65 -5.36 -19.47

12 23 Industri Barang Galian Bukan Logam -6.03 -10.47 -10.8 -22.44

13 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya -5.42 13.81 -5.1 2.2

14 28 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 30.19 39.19 9.22 52.01

15 29 Industri Kendaraan Bermotor, Trailer, dan Semi Trailer 0 0.57 -6.63 -6.1

16 31 Industri Furnitur -9.38 4.6 -3.15 -2.29

17 32 Industri Pengolahan Lainnya -13.57 -17.24 -4.54 -17.94

18 33 Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 6.56 32.2 -4.67 29.16

IMK (Industri Mikro dan Kecil) -7.93 0.86 -1.8 -2.54

Pertumbuhan produksi triwulanan (q to q) industri mikro kecil di D.I. Yogyakarta pada triwulan IV dibandingkan triwulan III tahun 2014 mengalami pertumbuhan -1,80 persen lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV tahun 2014 yang mengalami pertumbuhan -7,93 persen. Membaiknya pertumbuhan produksi triwulan IV disebabkan karena pertumbuhan yang cukup tinggi beberapa jenis industri IMK.

Gambar 3

Pertumbuhan Produksi Beberapa Sektor Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Menurut KBLI di D.I. Yogyakarta Triwulan IV Tahun 2014 (q to q)

(6)

Sektor industri yang mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi adalah industri kertas dan barang dari kertas yang mengalami pertumbuhan sebesar 15,75 persen. Disusul oleh pertumbuhan industri tekstil sebesar 10,14 persen, dan industri mesin dan perlengkapan ytdl yang mampu tumbuh sebesar 9,22 persen. Sedangkan jenis industri yang mengalami pertumbuhan negatif adalah industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional laju pertumbuhannya -18,65 persen; sementara industri percetakan dan reproduksi media rekaman mengalami pertumbuhan -11.96 dan industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia pertumbuhannya -11,60 persen. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil Indonesia yang naik sebesar 2,39 persen, maka pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil di D.I. Yogyakarta pada triwulan IV tahun 2014 lebih rendah 4,19 poin.

Sementara itu pertumbuhan produksi industri mikro dan kecil di D.I. Yogyakarta pada triwulan IV tahun 2014 dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV tahun 2013 (y on y) mengalami kontraksi sebesar -2,54 persen. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi industri mikro dan kecil Indonesia yang naik sebesar 6,02 persen, maka pertumbuhan produksi industri mikro dan kecil di D.I. Yogyakarta pada triwulan IV tahun 2014 lebih rendah 8,56 poin. Pertumbuhan produksi industri mikro dan kecil triwulan IV tahun 2014 (y on y) tertahan karena sebagian besar jenis industri mengalami penurunan pertumbuhan produksi yang cukup signifikan. Sebanyak 8 jenis dari 18 jenis industri IMK mengalami pertumbuhan negatif di mana seluruhnya mengalami pertumbuhan produksi negatif di atas 10 persen. Beberapa sektor industri yang pertumbuhannya negatif adalah industri kertas dan barang dari kertas, industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional, serta industri kayu, barang dari kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur), masingmasing sebesar 36,60 persen, -27,84 persen dan -25,08 persen

Sektor-sektor industri manufaktur mikro dan kecil yang mengalami kenaikan pertumbuhan positif pada triwulan IV Tahun 2014 dibandingkan triwulan IV Tahun 2013 yaitu:

Industri mesin dan perlengkapan ytdl sebesar 52,01 persen, Industri pakaian jadi naik sebesar 7,95 persen,

Industri makanan tumbuh 3,62 persen,

Industri barang logam, bukan mesin, dan peralatannya mengalami kenaikan 2,20 persen,

Pertumbuhan Produksi Industri Mikro dan Kecil Triwulan IV 2014

Menurut Jenis Industri (KBLI 2 Digit) Indonesia

15,75 10,14 9,22 -18,65 -11,96 -11,6 -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 17 13 28 21 18 20

(7)

KODE Jenis Industri Triwulan IV Tahun 2014 KBLI Q to Q Y on Y (1) (2) (3) (4) 10 Industri Makanan 3.01 7.60 7.65 11 Industri Minuman 2.99 14.20 4.70

12 Industri Pengolahan Tembakau -63.11 -57.36 -38.07

13 Industri Tekstil 3.54 10.57 4.40

14 Industri Pakaian Jadi 4.81 8.68 4.00

15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0.04 3.86 3.47

16 Industri Kayu, Barang dari Kayu, Anyaman Rotan -0.38 -2.79 -1.26

17 Industri Kertas dan Barang dari Kertas 5.52 17.96 3.96

18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 3.27 11.19 11.41

20 Industri Bahan Kimia dan barang dari Bahan Kimia 3.74 -2.06 -1.55

21 Industri farmasi, Obat dan Obat Tradisional 7.91 -6.92 -9.54

22 Industri Karet, Barang Dari Karet dan Plastik 4.58 -11.52 -8.41

23 Industri Barang Galian Bukan Logam 0.85 -5.59 -4.24

24 Industri Logam dasar -3.87 -1.11 2.51

25 Industri Barang Logam, bukan Mesin & Peralatannya 2.12 -4.12 0.18

26 Industri Komputer, Barang Elektronika dan Optik 5.23 -1.84 -2.70

27 Industri Peralatan Listrik 4.56 23.44 17.15

28

Industri Mesin dan perlengkapan YTDL (yang tidak termasuk

dalam lainnya) 11.04 -1.12 -13.27

29 Industri Kendaraan Bermotor 2.92 9.14 5.06

30 Industri Alat Angkutan Lainnya 4.20 2.07 -5.27

31 Industri Furnitur 4.14 12.12 6.30

32 Industri pengolahan Lainnya 0.48 -4.96 6.80

33 Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 3.60 20.52 7.34

(8)

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi :

Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, 55183 Telp. 0274-4342234 (Hunting) Fax. 0274-4342230 Email : bps3400@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Masalah penyalahgunaan NAPZA dan Miras di Indonesia menjadi isu yang hangat diperbincangkan belakangan ini. NAPZA dan miras tersebut selanjutnya menjadi penyakit akhlak bagi

Bidang Sumber Daya mempunyai tugas melaksanakan penyiapan dan pengembangan tenaga administrasi, tenaga pengajar, tenaga teknisi, pengelolaan dan perawatan serta administrasi sarana

kualitas, sehingga produk yang dibuat memenuhi harapan mahasiswa sopan, cermat, inovasi, orientasi mutu, kerja keras, berami, dan mandiri tidak dilaksanakan dalam tahapan

Installasi Arduino UNO di pasang pada base acrylic dengan dimensi 90 mm x 80 mm dengan direkatkan menggunakan baut 3 M3 x 5mm + mur dengan menggunakan obeng (-),

Secara keseluruhan hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan bermakna terhadap kadar sulfametoksazol dalam darah yang ditunjukkan dengan AUC pada

Sesuai dengan hasil analisis penelitian, dibutuhkan media baru yang sesuai dengan target audiens yaitu melalui media game edukasi yang mampu mempermudah

Telah dilakukan pengujian pada semikonduktor kapasitor metal oksida(MOS) dengan bahan oksida Strontium Titanat (SrTiO 3 ) yang disintesis menggunakan metode chemical

Dan pada analisis varian menunjukkan menunjukkan karakter biomasa jumlah cabang produktif, jumlah polong pertanaman, jumlah biji per tanaman, bobot biji, indeks