• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAJU, p-issn: Volume 8 No. 2, September 2021 e-issn: Page :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAJU, p-issn: Volume 8 No. 2, September 2021 e-issn: Page :"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

93

PENGARUH PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB TERHADAP KESULITAN BELAJAR SISWA BERDASARKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS PADA

MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DI SMP SWASTA PEMBANGUNAN DAERAH (PEMDA) LUBUK PAKAM T.P 2020/2021

Ninda Parwati1, Saiful Bahri2

1,3Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah, Jl. Garu II No. 93 Medan, Indonesia

Abstrak. Masalah dalam penelitian ini adalah siswa kurang memperhatikan guru saat menjelaskan materi, siswa kurang memahami materi pokok pelajaran yang diberikan karena materinya terlalu sulit sehingga saat diberi soal siswa tidak dapat menyelesaikannya, siswa yang kurang aktif cenderung lamban dalam mengerjakan soal latihan yang akan menyebabkan rendahya nilai yang diperoleh siswa, sebagian siswa kurang tertarik dengan materi yang disampaikan, adanya kesulitan berhitung yang dialami siswa, masih ada siswa yang mengalami kesulitan dalam menggunakan alat peraga untuk memahami materi yang disampaikan, ada beberapa siswa yang kurang menguasai materi teorema pythagoras, siswa masi sibuk melakukan kegiatan sendiri dan ada siswa yang mengobrol dengan temannya pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, metode pembelajaran yang digunakan kurang sesuai, terdapat beberapa kesulitan belajar yang dialami siswa, kemampuan pemahaman matematis siswa rendah, hasil belajar siswa mengenai materi teorema pythagoras rendah. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh penggunaan metode tanya jawab terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa pada materi teorema pythagoras di SMP Swasta Pembangunan Daerah (PEMDA) Lubuk Pakam T.P 2020/2021?. Prosedur pelaksanaan penelitian dengan menggunakan penelitian eksperimen atau percoban (eksperiemental research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hasil uji hipotesis (uji-t) yang dilakukan pada kelas subjek penelitian diperoleh nilai thitung adalah 9,296. Hasil thitung selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai ttabel yaitu 2,021. Berarti sesuai dengan kriteria penilaian diperoleh thitung > ttabel sehingga H1 diterima dan Ho ditolak

Kata Kunci: Metode tanya jawab, kesulitan belajar siswa berdasarkan kemampuan pemahaman matematis

1. PENDAHULUAN

Pendidikan sebagai salah satu aspek yang berperan penting dalam peningkatan sumber daya manusia harus diupayakan secara optimal agar mutu pendidikan dapat meningkat, ini mutlak dilakukan karena pesatnya perkembangan pengetahuan dan teknologi berdampak pada meluasnya pandangan berpikir manusia sesuai dengan perkembangan zaman. Menurut Syah, (2013:1) bahwa pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

Matematika merupakan suatu bidang studi yang diajarkan kepada semua jenjang pendidikan, sejak sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Salah satu jenjang pendidikan yang mempelajarinya adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tujuan pendidikan mencakup seluruh perkembangan siswa sebagai siswa.

Dalam prakteknya pembelajaran tidak selalu berhasil dikarenakan berbagai hambatan.

Hambatan-hambatan yang membuat kurang optimalnya informasi yang diserap siswa diistilahkan dengan kesulitan belajar. Kesulitan belajar dapat dialami oleh siswa dari kelompok kemampuan tinggi, sedang, dan rendah Widdiharto, (2012:2), Salah satu faktor yang

(2)

94 membuat siswa mengalami kesulitan dalam

belajar maupun dalam memahami konsep materi pelajaran matematika yaitu pendekatan pembelajaran atau metode pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Pentingnya kemampuan pemahaman matematis pada materi teorema pythagoras nyatanya belum sepenuhnya optimal. Kondisi di lapangan menunjukkan ketidaksesuaian dari yang diinginkan. Salah satu faktor dominan yang menyebabkan masih kurang optimalnya kemampuan pemahaman matematis pada materi teorema pythagoras yaitu masih terlalu konvensionalnya guru dalam menyampaikan materi teorema pythagoras kepada siswa. Namun dalam kondisi ini kemampuan pemahaman matematis pada materi teorema pythagoras masih belum optimal dikarenakan kemampuan terhadap pengetahuan konseptual belumlah maksimal, yaitu sebatas mengingat.

Metode pembelajaran sangat menentukan keberhasilan anak didik dalam menuntut ilmu.

Metode sebagai cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Penguasaan substansi tidaklah cukup, jika metode yang dipakai tidak tepat. Hal ini merupakan salah satu usaha yang tidak boleh ditinggalkan oleh tenaga pendidik adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik diharapkan mampu mengelola seluruh proses kegiatan belajar-mengajar secara efektif. Untuk itu guru harus memliki pengetahuan yang cukup tentang prinsip-prinsip belajar sebagai dasar dalam merancang kegiatan belajar-mengajar, salah satunya adalah tentang memilih metode yang tepat dalam proses pembelajaran

Penggunaan metode belajar sangatlah membantu siswa dalam memahami konsep matematika. Pemahaman matematis akan bermanfaat jika diarahkan pada pengembangan kemampuan koneksi matematik antar berbagai ide, memahami bagaimana ide-ide matematik yang saling terkait. Dalam proses belajar mengajar, guru sangat diperlukan untuk mengatasi

kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal- soal matematika. Namun guru tidak dapat mengambil keputusan dalam membantu peserta didiknya yang mengalami kesulitan menyelesaikan soal-soal matematika jika guru tidak tahu dimana letak kesulitannya. Oleh karena itu seorang guru perlu untuk mengetahui kesulitan yang dialami peserta didik dalam belajar khususnya matematika dan juga mengetahui penyebabnya terjadi kesulitan peserta didik.

Peran guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa sangatlah penting. Guru harus memberikan penanganan secara khusus terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar. Guru dapat menciptakan suasana belajar matematika yang menyenangkan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam belajar matematika, guru perlu mengupayakan adanya situasi dan kondisi yang menyenangkan, strategi belajar maupun materi matematika yang menyenangkan. Sebagai motivator, guru harus membangun motivasi siswa untuk berusaha belajar keras, apabila dari awal pembelajaran siswa tidak termotivasi mengakibatkan siswa malas dan materi yang disampaikan kurang jelas.

Berdasarkan observasi di kelas VIII SMP Swasta Pembangunan Daerah (Pemda) Lubuk Pakam T.P 2020/2021, pada saat proses pembelajaran guru matematika sudah menyampaikan materi dengan baik dan sudah mengikuti kurikulum K13. Selama proses pembelajaran terlihat bahwa siswa mengalami kesulitan pada mata pelajaran matematika karena kurang memperhatikan guru saat menjelaskan materi, siswa kurang memahami materi pokok pelajaran yang diberikan materinya terlalu sulit sehingga saat diberi soal siswa tidak dapat menyelesaikan, siswa yang kurang aktif cenderung lamban dalam mengerjakan soal latihan akan menyebabkan rendahya nilai yang diperoleh siswa. Selain itu, ketika pelajaran berlangsung sebagian siswa kurang tertarik dengan materi yang disampaikan, hal ini karena adanya kesulitan berhitung yang dialami siswa.

Saat guru menjelaskan materi menggunakan alat peraga siswa dapat memahami materi tersebut.

(3)

95 Namun, saat guru tidak menggunakan alat peraga

masih ada siswa yang mengalami kesulitan untuk memahami materi. Siswa juga diminta untuk mencoba menjelaskan materi dengan alat peraga tersebut tetapi ada beberapa siswa yang kurang menguasainya. Siswa tersebut bisa ketika dibimbing oleh guru dalam menggunakan alat peraga. Namun, dalam pelaksanaannya masih ada siswa yang ramai dan sibuk melakukan kegiatan sendiri pada saat guru menjelaskan. dan ada pula siswa yang mengobrol dengan temannya.

Pengertian Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab merupakan suatu cara dalam mengemukakan materi pembelajaran yang bentuknya pertanyaan yang diberikan kepada peserta didik dan peserta didik tersebut diminta untuk mengemukakan jawaban dari pertanyan tersebut. Pada proses pembelajaran metode tanya jawab sangat dibutuhkan untuk mengukur sejauh mana materi yang dipahami oleh siswa ataupun agar siswa dapat menanyakan kepada guru materi yang belum dipahaminya.

Menurut Sudirman dalam Zainal dan Ali, (2016:203) metode tanya-jawab dapat diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari pendidik kepada peserta didik, tetapi dapat pula dari peserta didik kepada pendidik”. Menurut Zainal dan Ali (2016:204) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode tanya jawab adalah:

1) Materi menarik dan menantang serta memiliki nilai aplikasi tinggi

2) Pertanyaan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawabannya)

3) Jawaban pertanyaan itu diperoleh dari penyempurnaan jawaban-jawaban siswa.

4) Dilakukan dengan teknik bertanya yang baik.

Metode Sudjana, (2015:78) bahwa tanya jawab merupakan metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersipat two way traffic sebab pada saat

yang sama terjadi dialog guru dan siswa, guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab, dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara lansung antara guru dan siswa.

Menurut Mujib, (2012:188) bahwa metode tanya jawab dapat berfungsi dengan baik jika pada tahap awalnya terdapat rumusan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, pertanyaan yang diajukan tersebut dpat mendorong siswa untuk aktif, sehingga terjadi kerjasama antara siswa. Pada metode ini dapat dilakukan secara adil dalam membagi giliran bertanya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan tentang pengertian metode tanya jawab ialah suatu metode mengajar yang dijadikan adanya komunikasi langsung di mana guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa menjawab tentang materi yang diperolehnya atau sebaliknya siswa bertanya dan guru menjawab sehingga siswa termotivasi.

Pengertian itu menunjukkan bahwa metode tanya jawab itu diperlukan adanya komunikasi langsung antara guru dan siswa sehingga tidak hanya terjadi komunikasi satu arah saja. Namun dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan siswa, bahkan siswa dan siswa. Karena ketika siswa memberikan jawaban yang tepat dapat mendorong siswa yang lainnya untuk memberikan tanggapan dan mengajukan pertanyaan.

Pengertian Kesulitan Belajar

Mengalami kesulitan dalam belajar berarti adanya hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran. Adanya kesulitan belajar akan menimbulkan suatu keadaan di mana siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya sehingga memiliki prestasi belajar yang rendah. Adanya kesulitan belajar pada seorang siswa dapat dideteksi dengan kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan tugas maupun soal-soal tes.

Menurut Dimyati (2016: 23) bahwa

“belajar adalah perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman”. Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dan suatu proses belajar yang ditandai adanya

(4)

96 hambatan- hambatan tertentu untuk mencapai

hasil belajar

Menurut Ahmadi dan Supriyono (2015:77), kesulitan belajar adalah suatu keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, hal ini tidak selalu disebabkan oleh faktor intelegensi, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor non intelegensi.

Sedangkan menurut Djamarah (2013:201), kesulitan belajar merupakan kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar dengan baik, disebabkan adanya ancaman dan gangguan dalam proses belajar yang berasal dari faktor internal siswa maupun dari faktor eksternal siswa.

Menurut Mulyadi (2012:6), kesulitan belajar mempunyai pengertian yang luas, meliputi:

1) Learning Disorder adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan. Dengan demikian, hasil belajar yang dicapai akan lebih rendah dari potensi yang dimiliki.

2) Learning Disabilities (ketidakmampuan belajar) adalah ketidakmampuan seseorang yang mengacu kepada gejala dimana seseorang tidak mampu belajar (menghindari belajar) sehingga hasil belajarnya dibawah potensi intelektualnya.

3) Learning disfunction (ketidakfungsian belajar) adalah menunjukkan gejala dimana proses belajar tidak berfungsi dengan baik meskipun pada dasarnya tidak ada tanda-tanda subnormalitas mental, gangguan alat indera atau gangguan psikologis lainnya.

4) Under Achiever adalah mengacu pada seseorang yang memiliki tingkat potensi intelektual diatas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.

5) Slow Learner adalah seseorang yang lambat dalam proses belajarnya sehingga membutuhkan waktu dibandingkan seseorang yang lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah segala sesuatu yang membuat tidak lancar (lambat) atau menghalangi seseorang dalam mempelajari, memahami serta menguasai sesuatu untuk dapat mencapai tujuan. Adanya kesulitan belajar dapat ditandai dengan prestasi yang rendah atau di bawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas, hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan dan lambat dalam melakukan tugas belajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar akan sukar dalam menyerap materi-materi pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga ia akan malas dalam belajar, serta tidak dapat menguasai materi, menghindari pelajaran, serta mengabaikan tugas-tugas yang diberikan guru.

Pengertian Kemampuan Pemahaman Matematis

Istilah matematika berasal dari kata Yunani “mathein” atau “manthenein”, yang artinya “mempelajari”. Menurut Moch, (2012:42) bahwa kata tersebut juga erat hubungannya dengan kata Sanskerta “medha” atau “widya”

yang artinya “kepandaian”, “ketahuan”, atau

“inteligensi”.

Menurut Syahwiji, (2014:188) bahwa matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang mendapatkan porsi perhatian.

Belajar matematika membawa seseorang dapat berfikir abstrak. Banyak persoalan yang dapat menjadi latihan bagi seseorang yang mempelajari matematika. Bahkan permasalahan tersebut berkaitan dengan permasalahan sehari-hari.

Menurut Hudojo, (2016:22) bahwa matematika merupakan ilmu pasti konkret.

Artinya, matematika menjadi ilmu real yang bisa diaplikasikan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari, dalam berbagai bentuk.

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia pemahaman adalah sesuatu hal yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar.

Derajat pemahaman ditentukan oleh banyak dan kuatnya keterkaitan. Suatu gagasan, prosedur atau fakta matematika akan dipahami secara menyeluruh jika hal-hal tersebut membentuk

(5)

97 suatu jaringan (network) dengan keterkaitan yang

kuat dan banyak (Depdikbud, 2011:74).

Usman (2012:35) melibatkan pemahaman sebagai bagian dari domain kognitif hasil belajar.

Ia menjelaskan bahwa pemahaman mengacu kepada kemampuan memahami makna materi.

Aspek ini satu tingkat di atas pengetahuan dan merupakan tingkat berpikir yang rendah.

Menurut (Pitaloka, 2013) bahwa pemahaman matematis adalah suatu kemampuan memahami konsep, membedakan sejumlah konsep-konsep yang saling terpisah, serta kemampuan melakukan perhitungan secara bermakna pada situasi atau permasalahan- permasalahan yang lebih luas. Kemampuan pemahaman matematis sangat penting, karena disamping menjadi salah satu tujuan pembelajaran matematika, kemampuan pemahaman juga dapat membantu mahasiswa untuk tidak hanya sekedar menghafal rumus, tetapi dapat mengerti benar apa makna dalam pembelajaran matematika.

Dapat disimpulkan bahwa pemahaman matematis adalah pengetahuan siswa terhadap konsep, prinsip, prosedur dan kemampuan siswa menggunakan strategi penyelesaian terhadap suatu masalah yang disajikan. Seseorang yang telah memiliki kemampuan pemahaman matematis berarti orang tersebut telah mengetahui apa yang dipelajarinya, langkah-langkah yang telah dilakukan, dapat menggunakan konsep dalam konteks matematika dan di luar konteks matematika

2. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian eksperimen atau percoban (eksperiemental research), dengan cara memberikan perlakuan dengan metode tanya jawab. Arikunto (2016:9) mengemukakan bahwa penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kasual) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi dan tes.

a. Observasi

Pengamatan/ observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Lembar observasi digunakan untuk mencatat kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran mengajar dan untuk mengetahui sejauh mana kesulitan belajar siswa berdasarkan kemamuan pemahaman matematis. Dalam melakukan pengamatan dibantu oleh beberapa kerabat peneliti untuk mempermudah proses penelitian.

b. Tes

Tes adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan seperangkat alat tes yang mencakup penyelesaian akhir tentang materi phytagoras, guna untuk melihat kesulitan belajar siswa dalam memahami materi phytagoras. Tes menggunakan soal pilihan berganda dengan jumlah soal 20 buah dan bobot penilaian persoal bervariasi paling tinggi nilainya apabila benar semua mencapai 100 dan apabila salah semua 0.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman matematis pada materi teorema pythagoras pada kelompok eksperimen dengan metode tanya jawab diperoleh nilai rata-rata sebesar 89,5 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70, sedangkan kelompok kontrol dengan menggunakan metode konvensional (ceramah) memiliki nilai rata-rata sebesar 71,00 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50.

Dilihat dari nilai rata-rata nilai pre-test dan post-test untuk kemampuan pemahaman matematis pada materi teorema pythagoras pada kedua kelompok di atas, maka dapat diketahui bahwa peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan dengan yang terjadi dengan kelompok kontrol.

(6)

98 Hasil belajar siswa yang berjumlah 20

untuk kelas kontrol dan 20 untuk siswa kelas eskprimen diperoleh dari pemberian soal pretes dan postes. Kegiatan pertama yang dilakukan dalam penelitian adalah pemberian soal pretes.

Dari hasil perhitungan nilai pretes diperoleh total nilai pretes kelas subjek penelitian adalah 1265, dengan rata-rata sebesar 63,25 untuk kelas kontrol dan 1405, dengan rata-rata sebesar 70,25 untuk kelas eksperimen.

No Kelas Jumlah Siswa

Rata- rata 1 VIII-1 (Kelas

Kontrol)

20 63,25

2 VIII-2 (Kelas Eksperimen)

20 70,25

Total 40

Dari hasil perhitungan statistik, maka diperoleh bahwa nilai rata-rata tes awal (pretest) kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

adalah 63,25 dan 70,25. Dari data tersebut, terlihat bahwa nilai rata-rata kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak berbeda terlalu jauh. Selisih dari rata-rata kedua kelas adalah 7. Data hasil tes awal (pre-test) siswa baik itu kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang berkisar lima angka dan dimulai dari nilai terendah sampai nilai tertinggi yang diperoleh siswa kelompok kontrol.

Soal postes diberikan pada saat akhir pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah materi yang diajarkan mampu diterima siswa dengan baik atau tidak. Hasil perhitungan postes memperoleh total nilai subjek penelitian adalah 1420 dengan rata-rata sebesar 71,00 untuk kelas kontrol dan 1790 dengan rata-rata sebesar 89,5.

No Kelas Jumlah Siswa Rata-rata

1 VIII-1 (kelas kontrol) 20 71,00

2 VIII-2 (kelas eksperimen 20 89,5

Total 40

Dari tabel diatas, diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 71,00 dan 89,5. Berdasarkan tabel diatas, terlihat perbedaan rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, Hasil tes pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan sebesar 18,5 yakni dari tes awal 71,00 mengalami peningkatan menjadi 89,5.

Sedangkan pada kelompok kontrol mengalami peningkatan juga yakni dari tes awal 63,25 menjadi 70,25 hanya mengalami peningkatan

sebesar 7. Peningkatan hasil tes kelompok kontrol tidak sebesar pada kelompok eksperimen.

Dari hasil perhitungan pretes dan postes diperoleh selisih total nilai yang didapat sebesar 370, dan total nilai postes lebih tinggi dibandingkan pretes. Artinya, selisih tersebut menunjukkan terdapat peningkatan kemampuan pemahaman matematis pada materi teorema pythagoras yang dilakukan oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran metode tanya jawab.

Ringkasan Hasil Uji t Post-Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Kelas Rata-rata thitung ttabel P

Post-test kelas eksperimen

71,00 9,296 2.021 0,000

post-test kelas eksperimen

85,5

(7)

99 Setelah melakukan analisis perhitungan

uji-t untuk menetapkan hipotesis. Hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai thitung adalah 9,296. Dari taraf signifikasn α = 0,05 dengan derajat bebas (db) =N-1=40-2=38, maka diperoleh nilai ttabel yaitu 2,021. Karena dari hasil perhitungan menghasilkan thitung> ttabel, maka dapat disimpulkan H1 diterima dan Ho ditolak.

Berdasarkan analisis data dapat dikatakan bahwa penggunaan metode tanya jawab berpengaruh terhadap kesulitan belajar siswa berdasarkan kemampuan pemahaman matematis pada materi teorema pythagoras diSMP Swasta Pembangunan Daerah (Pemda) Lubuk Pakam T.P 2020/2021.

4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen hasil belajar siswa pada Materi teorema pythagoras dari nilai pretes terhadap nilai postes mengalami peningkatan setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan metode tanya jawab. Hal tersebut berdasarkan pada hasil perhitungan rata- rata nilai pretes sebesar 71,00 dan rata-rata nilai postes sebesar 89,5.

Dari hasil tersebut diperoleh selisih nilai pretes dan postes sebesar 18,5 dengan artian hasil belajar mengalami peningkatan. Selain itu hipotesis ditetapkan dengan hasil perhitungan uji-t yang dilakukan pada kelas subjek penelitian diperoleh nilai thitung adalah 9,296. Hasil thitung

selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai ttabel yaitu 2,021. Berarti sesuai dengan kriteria penilaian diperoleh thitung> ttabel sehingga H1 diterima dan Ho ditolak.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti mengajukan saran- saran sebagai berikut:

a. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan dengan mengekspolarasikan lebih lanjut penelitian ini dengan melibatkan aspek-aspek lain yang berkaitan, seperti afektif dan psikomotor.

b. Guru hendaknya lebih membekali diri dengan pengalaman dan pengetahuan khususnya di bidang pembelajaran yang kemudian diterapkan dalam proses pembelajaran dalam rangka menjadi guru yang profesional.

c. Guru lebih memotivasi siswa agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, serta memberikan penguatan kepada siswa agar tumbuh rasa percaya diri pada diri siswa.

d. Guru harus memahami model atau metode dalam pembelajaran yang akan diterapkan agar sesuai dengan kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran lebih efektif, serta berinovasi dalam pembuatan media pembelajaran agar pembelajaran berlangsung menarik.

DAFTAR PUSTAKA

Ag, Moch. Masykur dan Abdul Halim Fathani, 2012. Mathematical Intelligence: Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Ahmadi, Abu dan Agung Supriyono, 2015.

Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib, Zainal dan Murtadlo, Ali, 2016. Kumpulan Metode Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Bandung: Satu Nusa.

Arifin,Zainal.2012,Evaluasi Pembelajaran, Bandung: Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi.2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta.

Depdikbud, 2011, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

(8)

100 Dimyati, Mahmud, 2016. Psikologi Pendidikan,

Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2013, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:

Rineka Cipta.

Emilda Afrina Siregar, Jurnal Meningkatkan Keterampilan Bertanyan Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran Pkn Siswa Kelas IV SD Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED.

Hamalik, Oemar. 2015. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara.

Heruman, 2012, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hudojo, Herman, 2016. Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya di Depan Kelas, Surabaya: Usana Offset Printing.

Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2015, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Press.

Majid, Abdul, 2013. Strategi Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakir, 2012. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Kencana.

Mulyono. 2007, Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar, Jakarta: Erlangga.

NK, Roestiyah. 2016. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta

Pitaloka, Y.D. 2013, Keefektifan Model Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika, Unnes Journal of Mathematics Education, 1(2): 1-8.

Sudjana, Nana. 2015,Penelitian Proses Motivasi Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2017, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif danR&D. Bandung: Alfabeta.

Syah, Muhibbin, 2013, Psikologi Belajar, Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Syawiji, Kim Cakhyanyo 208. Pembelajaran Matematika pada Anak Usia Dini dalam Jurnal Pendidikan Islam STAIN Tulungagung, Kediri: Percetakan Sumenang.

Usman, Sumarmo, 2010. Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik, Jurnal FMIPA UPI Bandung.

Widdiharto, 2012, Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika dan Alternatif Proses Remidinya, Yogyakarta: PPPPTK.

Referensi

Dokumen terkait

Pada orang dewasa, didapatkan juga gangguan  pendengaran berupa rasa penuh atau kurang dengar.Pada bayi dan anak kecil gejala khas otitis media anak adalah suhu tubuh

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah laporan hasil dari aktivitas akuntansi yang menggambarkan informasi kondisi

Oleh sebab itu, menurut penulis (sebagai temuan baru) perlu perbaikan terhadap rumusan Pasal 483 RUU KUHP dengan menambahkan hukumannya menjadi 20 tahun penjara dan delik

Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang diaajr menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dengan siswa yang diajar dengan

Dan pada saat guru (peneliti) menjelaskan materi penjumlahan bilangan bulat dalam kalimat matematika, guru (peneliti) kurang memperhatikan siswa yang belum dapat

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi,

Tidak semua siswa dapat mengikuti arahan, lingkungan belajar siswa di rumah yang tidak mendukung atau ramai (N3), dan beberapa siswa kelas VI memililih untuk ikut bekerja