• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEOGRAFI. Sesi PETA DAN PEMETAAN A. PENGERTIAN PETA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GEOGRAFI. Sesi PETA DAN PEMETAAN A. PENGERTIAN PETA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

GEOGRAFI

PETA DAN PEMETAAN

A. PENGERTIAN PETA

Apakah kalian pernah melihat peta?

Apakah atlas dan globe juga disebut peta?

Yang pasti adalah:

1. Peta menggambarkan permukaan bumi, baik sebagian atau seluruh permukaan bumi.

2. Peta dibuat pada bidang datar.

3. Ukuran peta lebih kecil dari ukuran sebenarnya.

4. Wilayah yang akan dipetakan harus diseleksi.

5. Objek yang ditampilkan pada peta juga harus diseleksi.

6. Selain objek yang diseleksi, peta harus menampilkan objek dasar, yaitu jalan raya, sungai, dan garis pantai.

7. Semua objek pada peta ditampilkan dalam bentuk simbol.

8. Simbol yang ditampilkan pada peta harus bersifat konvensional, artinya harus disepakati oleh para ahli kartografi .

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa:

Peta adalah gambaran konvensional dan selektif dari permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan skala.

KELAS XII IPS - KURIKULU M GABU

NG

AN

Sesi

NGA

N

01

(2)

2

Apa persamaan dan perbedaan antara peta, atlas, dan globe?

1. Peta, atlas, dan globe sama-sama menggambarkan permukaan bumi.

2. Peta dan atlas dibuat pada bidang datar, sedangkan globe dibuat pada bidang lengkung.

3. Pada atlas terdapat indeks yang menunjukkan posisi objek. Misalkan, pada indeks atlas tertulis Sudan 55.C4 atau Sudan C4.55, artinya negara Sudan terletak pada halaman 55, kolom C, baris ke-4.

4. Atlas merupakan kumpulan beberapa peta yang dibukukan dan globe merupakan tiruan bumi.

Ilmu yang mempelajari tentang peta disebut kartografi dan ahli pembuat peta disebut kartografer.

B. KLASIFIKASI PETA a. Berdasarkan Skala Peta

1. Peta Kadaster

Berskala 1: 100 hingga 1: 5.000.

Untuk sertifi kat tanah atau persil tanah milik.

2. Peta Skala Besar

Berskala 1: 5.000 hingga 1: 250.000.

Untuk menggambarkan wilayah yang sempit.

3. Peta Skala Sedang

Berskala 1: 250.000 hingga 1: 500.000.

Untuk menggambarkan wilayah yang agak luas.

4. Peta Skala Kecil

Berskala 1: 500.000 hingga 1: 1.000.000.

Untuk menggambarkan wilayah yang luas.

5. Peta Skala Geografi

Berskala 1: 1.000.000 atau lebih.

Untuk menggambarkan wilayah yang sangat luas.

Skala peta berubah sesuai dengan besarnya gambar. Misalkan, peta provinsi Jawa Barat yang digambar pada kertas dengan panjang 26,25 cm dan lebar 20 cm berskala 1 : 1.000.000.

Sedangkan pada kertas dengan panjang 85 cm dan lebar 68 cm berskala 1 : 325.000.

(3)

3

Peta yang dibuat dengan skala besar menyajikan gambar dengan ukuran besar sehingga data yang ditampilkan lebih detail. Semakin besar skala peta, semakin sempit wilayah cakupannya.

b. Berdasarkan Objek Peta 1. Peta Statis (Peta Stasioner)

Menggambarkan keadaan yang relatif tetap.

Contoh: peta jenis tanah, peta wilayah, peta geologi.

2. Peta Dinamis

Menggambarkan keadaan yang relatif berubah.

Contoh: peta tata guna lahan, peta permukiman, peta perencanaan wilayah kota, peta persebaran penduduk.

c. Berdasarkan Isi Peta

1. Peta Umum (Peta Ikhtisar)

Menggambarkan seluruh ketampakan yang ada, baik fenomena alam seperti sungai, danau, gunung maupun fenomena buatan seperti jalan, permukiman, dan kawasan industri.

• Peta Topografi (Peta Rupa Bumi)

Menggambarkan permukaan bumi secara vertikal dengan garis kontur sehingga tampak reliefnya. Contoh: peta topografi DKI Jakarta, peta rupa bumi Jawa Tengah, peta topografi Sulawesi, peta rupa bumi Indonesia.

• Peta Korografi

Menggambarkan sebagian atau seluruh permukaan bumi tanpa garis kontur.

Contoh: peta provinsi DKI Jakarta, peta daerah istimewa Yogyakarta, peta wilayah Pulau Jawa, peta Indonesia, peta kawasan Eropa, dan peta dunia.

Dibandingkan dengan peta korografi , peta topografi memiliki skala yang lebih besar.

2. Peta Khusus (Peta Tematik)

Menggambarkan permukaan bumi berdasarkan ketampakan tertentu.

Contoh: peta jenis tanah, peta vegetasi, peta geologi, peta curah hujan, peta isohyet,

peta permukiman, peta transportasi, peta pariwisata, peta kepadatan penduduk,

peta kart, dan batimetri.

(4)

4

d. Berdasarkan Jenis Peta 1. Peta Foto

Dibuat dari mozaik foto udara.

2. Peta Garis

Dibuat dengan simbol titik, garis, dan area.

3. Peta Dasar

Peta yang dijadikan dasar pembuatan peta tematik. Peta ini hanya menggambarkan jalan raya, sungai, dan garis pantai.

4. Peta Turunan

Peta yang dibuat dengan mengembangkan peta dasar menjadi peta tematik.

C. KOMPONEN PETA a. Judul

Judul menunjukkan jenis peta dan isi peta. Judul merupakan identitas peta yang ditulis berdasarkan tujuan pembuatan peta dan harus sesuai dengan informasi yang disampaikan.

Pada peta umum, judul hanya menunjukkan wilayah peta. Contoh: peta provinsi DKI Jakarta, peta wilayah Indonesia.

Pada peta khusus, judul menunjukkan tema, wilayah, dan data waktu. Contoh: peta jenis tanah Pulau Jawa, peta pariwisata Indonesia tahun 2000.

b. Tanda Orientasi

Tanda orientasi menunjukkan arah mata angin. Peta Indonesia menggunakan tanda orientasi utara, artinya bagian atas menunjukkan arah utara dan bagian bawah menunjukkan arah selatan.

c. Garis Astronomi

Garis astronomi menunjukkan lokasi astronomi (lokasi absolut) objek. Garis astronomi

merupakan garis khayal yang melingkari bumi, berupa garis lintang dan garis bujur. Garis

lintang (paralel) melingkari bumi secara horizontal dan garis bujur (meridian) melingkari

bumi secara vertikal. Angka yang menunjukkan koordinat lintang dan bujur terdapat

pada garis tepi peta.

(5)

5

d. Skala

Skala yaitu perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya di lapangan. Skala peta ditentukan dengan tujuan:

1. Untuk memperkecil gambar, karena kenampakan permukaan bumi yang luas tidak dapat digambarkan dengan ukuran sebenarnya.

2. Untuk mengetahui jarak sebenarnya di lapangan. Skala pada globe adalah perbandingan jari-jari globe dengan jari-jari bumi.

e. Simbol

Simbol yaitu tanda pengenal objek yang bersifat konvensional. Simbol peta dibuat untuk mewakili objek fi sik seperti gunung dan sungai maupun objek sosial seperti jalan raya dan kawasan industri. Contoh: gunung ditandai dengan simbol kerucut, sungai ditandai dengan simbol garis berwarna biru, jalan raya ditandai dengan simbol garis merah atau kuning, dan kawasan industri ditandai dengan simbol cerobong asap.

f. Warna

Warna digunakan untuk membedakan keadaan wilayah atau fenomena fi sik. Warna peta bersifat kualitatif dan kuantitatif.

1. Sifat kualitatif membedakan unsur objek.

Contoh: tubuh air seperti sungai, danau, rawa, teluk, laut, dan waduk berwarna biru, dataran rendah berwarna hijau, dataran tinggi berwarna kuning, dan pegunungan berwarna coklat.

2. Sifat kuantitatif membedakan nilai gradasi objek.

Contoh: laut dangkal berwarna biru muda, laut dalam berwarna biru tua.

g. Legenda

Legenda yaitu keterangan dari simbol. Legenda dibuat untuk memudahkan pembaca memahami isi peta. Contoh: = gunung, = rel kereta api.

h. Lattering

Lattering yaitu sistem penulisan pada peta. Contoh: tubuh air ditulis miring dengan warna

biru, objek lain ditulis tegak dengan warna hitam.

(6)

6

i. Inset

Inset menunjukkan lokasi daerah yang dipetakan pada kedudukannya dengan daerah sekitar yang lebih luas. Inset berfungsi memperjelas posisi wilayah yang dipetakan. Skala inset lebih kecil daripada skala utama.

j. Sumber Data

Sumber data menunjukkan darimana data-data peta tersebut berasal. Sumber data memberikan kepastian bahwa informasi yang disajikan dalam peta benar-benar akurat sehingga meyakinkan pengguna atas keaslian data yang ditampilkan dalam peta.

Lembaga pembuat peta, yaitu:

1. Badan Informasi Geospasial (BIG) 2. Badan Pusat Statistik (BPS) 3. Badan Pertanahan Nasional (BPN) 4. Direktorat Topografi Angkatan Darat 5. Direktorat Hidrologi Angkatan Laut 6. Direktorat Geologi

7. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan)

k. Tahun Pembuatan

Tahun pembuatan menunjukkan keakuratan data. Tahun pembuatan sangat penting untuk peta-peta yang mudah berubah, seperti peta persebaran pemukiman, peta tata guna lahan, dan peta perencanaan wilayah kota.

Peta yang datanya dinamis (cepat berubah) harus mencantumkan tahun pembuatannya sehingga tingkat akurasinya tinggi.

l. Garis Tepi

Garis tepi peta dibuat rangkap dua sehingga peta tampak rapi.

m. Proyeksi Peta

Proyeksi peta yaitu teknik pemindahan koordinat lintang dan bujur dari globe ke peta (dari bidang lengkung ke bidang datar).

Sebuah peta harus menggambarkan keadaan yang sebenarnya dengan simbol sederhana,

mudah dimengerti, tidak membingungkan, rapi, dan bersih.

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan yang dapat dirumuskan mengacu pada pembahasan di atas, yaitu : (1) Pengaruh persepsi keadilan distributif dalam pemulihan layanan pada kepuasan, menunjukan

Untuk menampilkan di Google Maps, kita bisa menggunakan dua cara; yang pertama adalah dengan melakukan hosting terhadap file KML(Keyhole Markup Language)

This research obtained four species of kupang, namely Musculita senhousia (senhoue’s mussel or kupang renteng), Corbula faba (white clam or kupang putih), Corbula amurensis (asian

Sementara itu dampak yang tidak diharapkan terhadap keberadaan Toko Modern diantaranya adalah: dampak yang terjadi pada ritel kecil, terutama ritel kecil yang ada di sekitar

Selain menerapkan pembagian fifty-fifty, dari ketujuh perkara yang dianalisis tentang gugatan harta bersama oleh isteri yang tidak bekerja terhadap suami yang bekerja

Namun dalam pelaksanaan pendidikan agama di sekolah sekarang ini mengalami berbagai problematika yang kornpleks yaitu : (1) belum maksimalnya guru pendidikan

Berdasarkan kondisi tersebut, penulis tertarik mengangkat permasalahan itu dalam penelitian penulis dengan judul : Pengaruh Mata Pelajaran Produktif, Praktik Kerja

Perbedaan konteks yang mempengaruhi pembentukan identitas telah menjadi isu utama dalam penelitian identitas pada abad 21 sehingga sudah banyak penelitian yang