• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELUANG DAN TANTANGAN PENDIRIAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH, BATUL MAAL WATTAMWIL (BMT) DI ALAHAN PANJANG KAB SOLOK SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PELUANG DAN TANTANGAN PENDIRIAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH, BATUL MAAL WATTAMWIL (BMT) DI ALAHAN PANJANG KAB SOLOK SKRIPSI"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PELUANG DAN TANTANGAN PENDIRIAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH , BATUL MAAL WATTAMWIL (BMT)

DI ALAHAN PANJANG KAB SOLOK

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Sebagai Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi dalam Bidang Ilmu Perbankan Syariah

OLEH:

AMELIZA PUTRI NIM: 1730401011

JURUSAN PEBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMAISLAM NEGERI BATUSANGKAR

1442 H/2021 M

(2)

ii

(3)
(4)
(5)

i

Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Batusangkar.

Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui apa saja yang menjadi tantangan dan peluang pendirian Lembaga Keuangan Mikro Syariah, Baitul Maal Wattamwil (BMT) Di Alahan Panjang Kabupaten Solok

Jenis Penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian lapangan (Field Research), dengan mengunakan metode pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah menggunakan teknik observasi (pengamatan), wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini berupa reduksi data, penyajian distribusi dan simpulan atau verivikasi. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah Wali Nagari Alahan Panjang Kabupaten Solok dan Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah masyarakat dengan wawancara dan dokumentasi yang ada di Nagari Alahan Panjang Kabupaten Solok

Hasil penelitian yang penulis lakukan di lapangan ditemukan beberapa peluang dalam pendirian Lembaga Keuangan Syariah, Baitul Maal Wattamwil (BMT) di Alahan Panjang Kabupaten Solok terdiri dari beberapa faktor di antaranya, Peluang pendirian BMT sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Alahan Panjang Kabupaten Solok dapat dilihat dari beberapa faktor Tingginya minat masyarakat beralih pada lemaga keuangan syariah Tempat yang strategis Tantangan pendirian BMT sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Alahan Panjang Kabupaten Solok dapat dilihat dari beberapa faktor Pemahaman Masyarakat Persaingan dengan lembaga keuanga mikro lainnya Sektor Ekonomi Masyarakat

Kata Kunci: Peluang, Tantangan, Pendirian

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta‟ala yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyusun skripsi ini. Kemudian Shalawat beserta salam penulis sampaikan untuk arwah junjungan alam, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu

„Alaihi Wasalam, selaku pembawa risalah kebenaran, yang telah membawa umat manusia dari alam kegelapan ke alam terang benderang sebagai yang kita rasakan saat sekarang ini.

Penulisan skripsi ini adalah untuk melengkapi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar. Skripsi ini berjudul

“Peluang dan Tantangan Pendirian Lembaga Keuangan Mikro Syariah, Baitul Maal Wattamwil (BMT) di Alahan Panjang Kabupaten Solok”. Pokok permasalahan dalam skripsi ini tentang bagaimana peluang dan Tantangan Pendirian Lembaga Keuangan Syariah Baitul Maal Wattamwil (BMT) di Alahan Panjang Kabupaten Solok.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang tulus kepada orang-orang yang penulis sayangi khususnya kedua orang tua penulis Ayahanda Anarul (Alm), ibunda Yulnita tercinta yang telah bersabar mendidik dan membesarkan penulis serta mendoakan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya terima kasih kepada kakak Alvarina, dan Abang-abang saya Andre Alveta dan Edo Syahputra yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan serta semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih untuk semua keluarga tercint

Selain itu, pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Marjoni Imamora, M.Sc selaku Rektor Institu Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

(7)

iii

beserta staf yang telah memberikan kemudahan dalam pengurusan surat menyurat dan memberikan fasilitas selama perkuliahan.

4. Bapak Dr.H.Syukri Iska, M.Ag selaku pembimbing akademik yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan arahan- arahan akademik sekaligus sebagai pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengoreksi dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen, Karyawan dan Karyawati Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar yang telah membantu penulis selama menempuh pendidikan.

6. Kepada Pemerintahan Nagari Alahan Panjang Kabupaten Solok yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian dan membantu dalam pengumpulan data.

7. Terkhusus buat sahabat-sahabat penulis (Dina fransiska, Adek Mutia.

Annisa, Elsi Yuliani, Diana Julita, Annisa Dwi Wahyuni), kepada abang Yogi Anesah, S.E dan adik Ellsha Effendy, Deswita sari yang telah mendampingi dan membantu serta memberikan semangat kepada penulis.

8. Seluruh Teman-teman Perbankan Syariah A angkatan 2017 yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.

Akhirnya, penulis juga menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang tidak sempat disebutkan satu persatu yang suka rela telah memberikan bantuannya dalam penulisan skripsi ini. Terakhir, penulis menyadari bahwa skripsi ini terdapat kekurangan- kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap masukan dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

(8)

iv

Penulis berdo‟a semoga segala bantuan dan pertolongan yang diberikan dapat menjadi amal ibadah disisi Allah SWT dan dibalasi dengan pahala yang berlipat ganda. Aamiin ya rabbal „alamin.

Batusangkar, Januari 2021 penulis

AMELIZA PUTRI NIM 1730401011

(9)

v PERSETUJUAN PEMBIMBING PENGESAHAN TIM PENGUJI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 4

C.Pertanyaan Penelitian ... 4

D.Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat dan Luaran Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN TEORI ... 7

A.Landasan Teori ... 7

1. Pengertian Peluang dan Tantangan ... 7

2. Lembaga Keuangan Mikro Syariah ... 7

3. Pengertian BMT ... 8

B. Dasar Hukum BMT ... 16

C.Perbedaan BMT dan Bank Syariah ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

A.Jenis Penelitian ... 19

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 19

C.Instrumen Penelitian ... 19

D.Sumber Data ... 21

E. Teknik Pengumpulan Data ... 21

F. Teknik Analisis Data ... 22

G.Teknik Penjaminan Keabsahan Data ... 23

(10)

vi

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 24

A.Gambaran Umum Nagari Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok ... 24

1. Kehidupan Sosial dan Adat Istiadat ... 24

2. Pendidikan dan Kehidupan Beragama ... 27

3. Letak Kondisi Geografis Nagari Alahan Panjang ... 29

4. Penduduk ... 30

5. Struktur Organisasi Alahan Panjang ... 32

B. Peluang pendirian Lembaga Keuangan Mikro Syariah, Baitul Maal Wattamil (BMT) di Alahan Panjang, Kab Solok ... 33

C.Tantangan Pendirian Lembaga Keuangan Mikro Syariah, Baitul Maal Wattamil (BMT) di Alahan Panjang, Kab Solok ... 35

BAB V PENUTUP ... 38

A.Kesimpulan ... 38

B. Implikasi ... 38

C.Saran ... 38 DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

(11)

vii

Tabel 4. 2 Jumlah penduduk berdasarkan agama... 30 Tabel 4. 3 Jumlah penduduk berdasarkan mata pencarian ... 30

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga Keuangan (Financial Institution) adalah suatu perusahaan yang usahanya bergerak di bidang jasa keuangan, artinya kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan ini akan selalu berkaitan dengan bidang keuangan, apakah menghimpun dana, menyaluran, atau jasa-jasa keuangan lainnya. Lembaga keuangan syariah menurut Dewan Syariah Nasional (DSN) adalah lembaga keuangan yang menyalurkan produk keuangan syariah dan mendapatkan izin operasional sebagai Lembaga Keuangan Syariah (Salman, 2017, hal. 40). Pada tataran praktis, keberadaan lembaga-lembaga keuangn syariah sekarang ini menunjukan adanya perkembangan yang semakin pesat. Hal ini sejalan dengan semakin meningkatnya kesadaran sebagian besar umat islam untuk melaksankan islam secra kaffah. Perkembangan ini tentu memberikan harapan baru bagI para pelaku usaha untuk menjalankan bisnis yang tidak hanya beroperasi pada keuntungan materi semata, tetapi juga sesuai dengan sepirit hukum syariah yang menjanjikan pemenuhan kebutuhan batiniyah (Burhanuddin, 2010, hal. 1)

Secara umum keberadaan lembaga keuangan syariah dapat dibagi menjadi dua yaitu Lembaga Keuangan Bank (LKB) dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Lembaga Keuangan Bank (LKB) diantaranya adalah Bank Syariah. Peluang beroperasinya Bank Syariah di Indonesia semakn jelas, dengan lahirnya Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang No.7 Tahun 1992. Sepuang secara yuridis tersebut semakin luas, dengan dibukanya kesempatan bagi bank-bank konvensional, khususnya Bank Umum untuk melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah, asalkan mebuka cabang khusus untuk melakukan kegiatan tersebut. Agar peluang yuridis tersebut dapat di jalankan secara optimal, efektif dan efisien perlu dibuat aturan hukum

(13)

yang lebih operasional khususnya ketentuan yang mengatur tentang masalah likuiditas, sistem meneter yang mengatur tentang masalah likuiditas, audit dan pelaporan, prinsip kehati-hatian dan sebagainya (Sumitro, 2002, hal. 71)

Lembaga keuangan Non Bank (LKBB) adalah usaha yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, baik secara langsung atau tidak langsung penghimpun dana terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkan dalam masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan (Burhanuddin, 2010, hal. 26), Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB) mencakup Unit Usaha Syariah (Leasing), Koperasi syariah, Pasar Modal Syariah dan Asuransi Syariah

Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia telah berkembang lebih dari dua dekade beroperasinya Bank Muamalat Indonesia, sebagai bank syariah pertama di Indonesia. Perkembangan keuangan syariah telah membuahkan bebagai prestasi, dari makin banyaknya produk dan layanan, hingga berkembangnya infrastruktur yang mendukung keuangan syariah. Bahkan di pasar global, Indonesia termasuk dalam sepuluh besar negara yang memiliki indeks keuangan syariah terbesar di dunia. Namun, pertumbuhan keuangan syariah belum dapat mengimbangi pertumbuhan keuangan konvensional. Hal ini dapat dilihat dari pangsa pasar (market share) keuangan syariah yang secara menyeluruh masih di bawah 5%. Namun apabila dilihat dari setiap jenis produk syariah hingga akhir 2016, terdapat beberapa produk syariah yang market share-nya di atas 5% antara lain aset perbankan syariah sebesar 5.33% dari seluruh aset perbankan, sukuk negara yang mencapai 14,82%

dari total surat berharga negara yang beredar, lembaga pembiayaan syariah sebesar 7,24% dari total pembiayaan, lembaga jasa keuangan syariah khusus sebesar 9,93% dan lembaga keuangan mikro syariah sbesar 22,26%. Angka-angka tersebut menunjukan bahwa keuangan syariah Indonesia masih masih perlu terus dikembangkan sehingga dapat

(14)

3

mengimbangi pertumbuhan keuangan konvensional dalam rangka membesarkan industri keuangan secara keseluruhan.

Alahan panjang merupakan salah satu nagari yang terletak di kabupaten Solok yang mayoritas penduduknya beragama muslim dengan jumlah penduduknya mencapai 14100 jiwa. Dengan demikian daerah Alahan Panjang berpeluang untuk menjadi daerah dengan perkembangan dan nilai aset ekonomi syariah yang bisa bersaing dengan daerah lain khususnya dikabupaten Solok. Konsep keuntungan pada Lembaga Keuangan Syariah harus memperhatikan keuntungan dari sudut duniawi dan ukhrawi (akhirat). Dalam artian etika prinsip lembaga keuangan syariah, konsep keuntungan Lembaga Keuangan Syariah berawal dari konsep tolong menolong, ingin berbagi, sukses bersama dalam pemberdayaan masyarakat, dan tidak membebani masyarakat. Yang dimaksud dalam hal ini adalah konsep yang diterapkan oleh lembaga keuangan syariah. Selain itu keunggulan konsep lembaga keuangan syariah yang dapat memenuh rasa keadilan yang menjadi titik acuan untuk berkembangnya lembaga keuangan syariah di Alahan Panjang.

Pertumbuhan nilai ekonomi masyarakat Alahan Panjang dalam lima tahun

Tahun %

2015 38,63%

2016 38,18%

2017 38,54%

2018 39,29%

2019 39,81%

Sumber:Badan Pusat Statistik Kab.Solok

Dilihat dari kondisi pertumbuhan ekonomi yang semakin tahun mengalami peningkatan menjadi peluang besar berkembangnya lembaga keuangan syariah di Alahan Panjang ditambah dengan potensi besar pada bidang pariwisata, perhotelan serta perumahan yang semakin berkembang di kawasan Alahan Panjang

(15)

Namun hal tersebut tidak berjalan sesuai dengan apa yang di inginkan oleh lemabaga keuangan syariah. Dari beberapa wawancara yang dilakukan secara acak kepada masyarakat Alahan Panjang kurangnya pengetahuan masyarakat dengan lembaga keuangan syariah baik dari lokasi, operasionalnya, produk-produk yang ditawarkan dan beberapa kejadian yang terjadi di masyarakat Alahan Panjang yang menyamakan antara Bank Syariah dan Konvensional dikarenakan minimnya informasi yang mereka dapatkan mengena Bank Syariah itu sendiri dan masih banyak lagi yang menjadi tantangan besar bagi lembaga keuangan syariah.

Berdasarkan uraian di atas, peluang dan tantangan pengembangan lembaga keuangan syariah merupakan hal yang penting ntuk diteliti. Maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Peluang Dan Tantangan Pendirian Lembaga Keuangan Mikro Syariah, Baitul Maal Wattamwil (BMT) Di Alahan Panjang Kab Solok”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang Yang dipaparkan di atas adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah: “peluang dan tantangan pendirian lembaga keuangan mikro syariah, baitul maal wattamwil (BMT) di alahan panjang, kabupaten solok

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian yang dipaparkan diatas adapun yang menjadi pertanyaan penelitian ini adalah:

1. Apa saja yang menjadi peluang pendirian lembaga keuangan mikro syariah, baitul maal wattamwil (BMT) di alahan panjang, kabupaten solok?

2. Apa saja yang menjadi tantangan pendirian lembaga keuangan mikro syariah, baitul maal wattamwil (BMT) di alahan panjang, kabupaten solok?

(16)

5

D. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian yang peneliti lakukan merupakan untuk mengetahui apa saja peluang dan tantangan pendirian lembaga keuangan syariah, baitul maal wattamil (BMT) di alahan panjang, Kab solok

E. Manfaat dan Luaran Penelitian 1. Manfaat penelitian

a. Manfaat secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan khususnya untuk masyarakat dibidang ekonomi terutama tentang pendirian serta pengembangan keuangan mikro syariah, Baitul Maal Wattamil (BMT) di Alahan Panjang, Kab Solok

b. Manfaat Secara Praktis 1) Bagi Praktis

Hasil Penelitian ini diharapkan masyarakat mengetahui apa saja yang menjadi Peluang dan Tantangan dalam pendirian Lembaga Keuangan Syariah, Baitul Maal Wattamil (BMT) di Alahan Panjang Kab, Solok

2) Bagi Pembaca

Hasil dari penelitian ini mampu menjadikan suatu bahan bacaan tentang apa saja yang menjadi Peluang dan Tantangan Pendirian Lembaga Keuangan Syariah Baitul Maal Wattamil (BMT) di Alahan Panjang, Kab Solok.

2. Luaran Penelitian

Adapun luaran penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat diterbitkan pada jurnal ilmiah dan bisa menambah khazanah perpustakaan IAIN Batusangkar dan dapat menjadi acuan

(17)

untuk melihat Peluang dan Tantangan Pendirian Lembaga Keuangan Syariah Baitul Maal Wattamil (BMT) di Alahan Panjang, Kab Solok.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami judul skripsi ini, maka peneulis akan menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini:

Peluang adalah cara untuk mengungkapkan pengetahuan dan kepercayaan bahwa suatu kejadian akan berlaku atau telah terjadi.

Tantangan adalah suatu hal atau usaha bertujuan atau bersifat mengunggah kemampuan atau suatu hal atau usaha berasal dari diri sendiri yang bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.

(18)

7 BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pengertian Peluang dan Tantangan

Peluang merupakan ruang gerak, baik kongret maupun abstrak, yang memberikan kemungkinan suatu kegiatan untuk memanfaatkannya dalam usaha mencapai suatu tujuan atau kesempatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Tantangan merupakan hal atau objek yang mengunggah tekad untuk meningkatkan kemampuan mengatasi masalah, juga dapat diartikan sebagai hal atau objek yang perlu ditanggulangi (KBBI) 2. Lembaga Keuangan Mikro Syariah

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro, definisi Lembaga Keuangan Mikro yang selanjutnya disingkat LKM adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melaui pinjaman atau pembiayaan dalam skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelola simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi penegmbangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan. Dari pengertian tersebut, apabila dikaitkan dengan kata “Syariah” dapat dipahami bahwa lembaga keuangan mikro syariah adalah lembaga keuangan yang melakukan kegiatan-kegiatan di bidang keuangan dengan menarik uang dari masyarakat dan menyalurkan uang tersebut kembali kepada masyarakat dengan menggunakan prinsip syariah.

Kata “mikro” pada istilah Lembaga Keuangan Mikrro Syariah, memberikan pengertian lebih tertuju kepada tataran ruang lingkup/cakupan lebih kecil. Dengan asumsi perbandingan lembaga keuangan besar salah satunya berbentuk bank dengan modal berskala

(19)

besar. Maka lembaga keuangan mikro adalah bentuk lain dari bank atau sejenisnya yang mempunyi capital kecil dan ditujukan juga untuk sektor usaha kecil dan menengah (UMKM). Dalam penegrtian ini lembaga keuangan mikro syariah terdiri dari BMT dan Koperasi Syariah.

3. Pengertian BMT

Pengertian BMT menurut Para Ahli yaitu:

a. Menurut Karnanaen A.Perwataatmadja, Baitul Mal Wal Tamwil merupakan pengembangan ekonomi berbasis masjid sebagai sarana untuk memakmurkan masjid (A.Perwataatmadja, 2017, hal. 17) b. Menurut Abdul Aziz dan Mariyah Ulfah Baitul Mal wa Tamwil

(BMT) adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin.

c. Baitul Mal wa Tamwil adalah lembaga keuangan non bank yang beroperasi berdasarkan syariah dengan prinsi bagi hasil, yang didirikan oleh dan untuk masyarakat si suatu tempat atau daerah (Azra, 2003, hal. 236)

Jadi, Baitul Mal wa Tamwil adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berisikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menanbung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.

Baitul Mal wa Tamwil merupakan lembaga ekonomi atau keuangan Syari‟ah non perbankan yang sifatnya informal. Lembaga yang didirkan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang berbeda dengan lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan

(20)

9

formal lainnya sehingga BMT disebut bersifat informal. Selain berfungsi sebagai lembaga keuangan, BMT juga berfungsi sebagai lemabag ekonomi (BT). Selain BMT bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat, BMT berhak melakukan kegiatan ekonomi, seperti perdagangan, industry dan pertanian (Yanwari, 2002, hal. 184).

Berdarkan kegiatan usahanya BMT memiliki dua fungsi utama yaitu

a. Pertama Baitul Maal (Rumah harta) merupakan lembaga keuangan yang berorientasi sosial keagamaan yang usaha utamanya menghimpun dana masyarakat dalam bentuk tabungan atau deposito dan menyalurkan kembali kepada masyarakat berupa Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS) berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan Al-Quran dan Sunnah Rasul.

b. Kedua Baitul Tamwil (Rumah Usaha) merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana masyarakat dalam bentuk tabungan atau deposito dan menyalurkan kembali kepada masyarakatv dalam bentuk pembiayaan bedasarkan prinsip syariah melalui mekanisme yang lazim dalam dunia perbankan.

Melakukan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam menngkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil (Arif, 2012, hal. 317)

Selain BMT merupakan lembaga keuangan mikro syariah membantu masyarakat untuk memiliki usaha atau pengembangan usaha, BMT juga memiliki peran dimasyarakat yaitu :

a. Menjauhkan masyarakat dari praktek ekonomi non syariah. Hal ini diperlukan agar masyarakat dapat memahami arti pentingnya melakukan kegiatan ekonomi yang sesuai dengan syariah serta tidak merugikan satu sama lainnya. Kegiatan ini dapat dilakukan

(21)

dengan cara melakukan sosialisasi kepada masyarakat dimulai dari melakukan pelatihan bertransaksi yang jujur (bukti dalam transaksi, tidak boleh curang dalam jumlah takaran, dan lain-lain) b. Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. BMT aktif

untuk mengetahui bagaimana perkembangan usaha para anggota/nasabah apakah dagangan/usahanya lancar atau ada hambatan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pendampingan dan pembinaan yang nantinya bila nasabah mengalami hambatan, BMT dapat membantu atau memberi solusi atas masalah tersebut.

c. Melepaskan masyarakat dari sikap ketergantungan terhada rentenir.

BMT harus lebih baik lagi dalam melayani masyarakat ataupun anggotanya yang membutuhkan biaya agar mereka tidak pergi ke rentenir lagi yang dapat merugikan mereka dan mereka terpaksa pergi karena alasan bahwa MT tidak setiap saat dapat membantu masyarakat dalam masalah modal.

d. Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata. Fungsi BMT langsung berhadapan dengan masyarakat yang kompleks dituntut harus pandai berskap, oleh karena itu langkah-langkah untuk melakukan evaluasi dalam rangka pemetaan skala prioritas yang harus diperhatikan, misalnya dalam masalah pembiayaan, BMT harus memperhatikan kelayakan nasabah dalam golongan nasabah dan juga jenis pembiayaan yang dilakukan (Huda, 2010)

BMT memiliki dua bidang kerja yaitu sebagai Lembaga Mal artinya menghimpun dana masyarakatyang mampu dalam bentuk saham, simpanan atau deposito dan menyalurkannya sebagai modal usaha dengan ketentuan bagi hasil antara pemodal dan peminjam dan BMT. BMT mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha makro dan mikro dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan

(22)

11

menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. BMT menggunakan badan hukum koperasi dan sering disebut dengan koperasi jasa keuangan syariah (KJKS), berikut ini adalah Visi, Misi dan Tujuan dibentuknya BMT :

a. Visi BMT adalah mewujudkan kualitas masyarakat di sekitar BMT yang selamat, damai, dan sejahtera dengan mengembangkan lembaga dan usaha BMT dan POKUSMA (Kelompok Usaha Muamalah) yang maju berkembang, terpecaya, aman, nyaman, transparan da kehati-hatian

b. Misi BMT adalah mengembangkan POKUSMA dan BMT yang maju dan berkembang, terpercaya, aman, nyaman, transparan, kehati-hatian sehingga terwujudnya kualitas masyarakat di sekitar BMT yang selamat, damai dan sejahtera

c. Tujuan BMT adalah untuk mewujudkan kehidupan keluarga dan masyarakat di sekitar BMT yang selamat, damai, dan sejahtera.

BMT bersifat terbuka, independen, berorientasi pada pengembangan tabungan dan pembiayaan untuk mendukung bisnis ekonomi yang produktif bagi anggota dan kesejahteraan sosial masyarakat sekitar terutama usaha mikro dan fakir miskin. Peran BMT dimasyarakat adalah sebagai berikut:

a. Menjauhkan masyarakat dari praktik eknomi nonsyariah. Aktif melakukan sosialisasi di tengah masyarakat tentang arti pentingnya sistem ekonomi islam. Hal ini bisa dilakukan dengan pelatihan- pelatihan mengenai cara-cra transaksi islami, misalnya bukti transaksi, dilarang mencurangi timbangan, jujur terhadap konsumen.

b. Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. BMT harus bersikap aktif menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan mikro, misalnya dengan jalan pendampingan, pembinaan,

(23)

penyuluhan, dan pengawasan terhadap usaha-usaha nasabah atau masyarakat umum

c. Melepaskan ketergantungan pada rentening, masyarakat yang masih tergantung pada rentenir disebabkan rentening mampu memenuhi keinginan masyarakat dalam memenuhi dana dengan segera. Maka BMT harus mampu melayani masyarakat lebih baik, misalnya tersedia dana setiap saat, birokrasi yang sederhana

d. Menjadi keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata. Fungsi BMT langsung berhadapan dengan masyarakat yang kompleks dituntut harus pandai bersikap, oleh karena itu langkah-langkah untuk melakukan evaluasi dalam rangka pemetaan skala prioritas tang harus diperhatikan, misalnya dalam nasabah pembiayaan, BMT harus memperhatikan kelayakan nasabah dalam hal golongan nasabah dan jenis pembiayaan

BMT didirikan atas dasar saalam yaitu penuh keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan. Prinsip BMT sendirian adalah:

a. Ahsan ( Mutu hasil kerja yang terbaik ) thayyiban (terindah), ahsana’amalu (memuaskan semua pihak), dan sesuai nilai-nilai saalam (kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan)

b. Barakah yaitu berdaya guna, berhasil guna, adanya penguatan jaringan, transparan (keterbukaan), dan tanggung jawab sepenuhnya kepada masyarakat

c. Spiritual communication (penguatan nilai ruhiyah) d. Demokratis, partisipatif, dan ikhlusif

e. Keadilan sosial dan kesejahteraan gender, non diskriminatif

f. Rumah lingkungan, peka dan bijak terhadap pengetahuan dan budaya lokal, serta keanekaragaman budaya

g. Keberlanjutan memberdayakan msyarakat dengan meningkatkan kemampuan diri dan lembaga masyarakat lokal

(24)

13

Dengan adanya kemajuan lembaga keuangan syariah di Indonesia, BMT juga ikut serta dalam kemajuan Lembaga keuangan syariah.

Dengan BMT yang memmiliki peran sebagai motor penggerak perekonomian dan sosial masyarakat banyak, sebagai ujung tombak pelaksanaan sistem ekonomi syariah, sebagai penghubung antara kaum kaya dan kaum miskin, sarana pendidikan informal untuk mewujudkan prinsip hidup yang barakah. Di Indonesia sudah banyak sekali BMT- BMT yang berdiri seperti BMT Yaummi Maz Pati, BMT BUS Lasem, BMT Harum Pati dan sebagainya. Dengan sifat BMT yang terbuka, independen dan berorientasi pada pengembangan tabungan dan pembiayaan untuk mendukung bisnis ekonomi yang produktif bagi anggota dan kesejahteraan sosial masyarakat disekitar, membuat BMT mampu diterima ditengah masyarakat.

BMT mempunyai beberapa fungsi diantaranya meliputi :

a. Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengguna, dan pengelola menjadi lebih profesional, salaam dan amanah sehingga semakin utuh dan tangguh dalam berjuang dan berusaha menghadapi tantangan global

b. Mengorganisasikan dan memobilisasi dan sehingga dana yang dimiliki oleh msyarakat dapat memanfaatkan secara optimal di dalam dan luar organisasi untuk kepentingan masyarakat banyak c. Mengembangkan kesempatan kerja

d. Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk- produk anggota

e. Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga dan sosial masyarakat banyak.

BMT sebagai Baitul Wa Tamwil menjalankan operasi simpan pinjam syariah tanpa bungan yang menawarkan produk-produk syariah seperti Mudharabah , Musyarakah, Murabahah, Murabahah, Bal

(25)

Salam, Wadhiah, Al-Qardh dan sebagainya. Dalam perasionalnya menggunakan 3 prinsip yaitu :

1. Prinsip Bagi Hasil a. Mudharabah b. Musyarakah c. Muzara‟ah d. Musaqah

2. Jual beli dengan margin (keuntungan) a. Murabahah

b. Ba‟I As-Salam c. Ba‟I Al-Istisna

3. Sitem Profit Lainnya

Kegiatan operasional dalam menghimpun dana dari masyarakat dapat berbentuk Giro Wadiah, Tabungan Mudharabah, Deposito Investasi Mudharabah, Tabungan Haji, dan Tabungan Qurban. Baitul Mal wa Tamwil suatu lembaga keuangan mikro syariah yang dipergerakan awal tahun Sembilan puluhan oleh para aktivis muslim yang resah melihat keberpihakan ekonomi Negara yang tidak berpihak kepada pelaku ekonomi kecil dan menengah (Mariyah, 2010, hal. 119-120)

Baitul mal Wal Tamwil merupakan lembaga keuangan syariah nonperbankan yang sifatnya informal. BMT disebut informal karena lembaga keuangan ini didirikan oleh kelompok swadaya masyarakat. BMT tidak termasuk lembaga keuangan formal yang dijelaskan dalam UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dapat dioperasikan untuk menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Proses pendirian BMT tidak lepas dari lokasi atautempat usaha BMT. Tempat pendirian BMT sebaiknya berlokasi di tempat yang banyak kegiatan kegiatan

(26)

15

ekonomi para anggota nya berlangsung, baik anggota penyimpan dana maupun pengembang usaha atau mengguna dana. BMT dapat didirikan oleh:

1. Sekurang-kurangnya 20 orang

2. Satu pendiri dengan lainnya sebaiknya tidak memiliki hubungan keluarga vertical dan horizontal satu kali

3. Sejurang-kuranya 70% anggota pendiri bertempat tinggal di sekitar daerah kerja BMT

4. Pendiri dapat bertambah dalam tahu-tahun kemudian, jika disepakati oleh rapat kerja pendiri.

Untuk modal BMT terdiri dari:

1. Simpanan Pokok (SP) yang ditentukan besarnya sama untuk semua anggota.

2. Simpanan Pokok Khusus (SPK) yaitu simpanan pokok yang khusus di peruntukan untuk mendapatkan sejumlah modal awal, sehingga memungkinkan BMT melakukan persiapan-persiapan pendirian dan memulai operasinya, juumlahnya dapat berbeda antar anggota pendiri.

Setelah BMT berdiri amaka perlu diperhatikan struktur organisasi BMT yang paling sederhana harus terdiri dari badan pendiri, badan pengawas, anggota BMT dan badan pengelola. Para anggota BMT melakukan simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan suka rela untuk menambha dana BMT. Untuk memberikan keuntungan bagi hasil kepada anggota, khususnya bagi anggota yang menyimpan uangnya di simpanan suka rela maka BMT harus memiliki keuntungan pemasukan dari hasil usaha pembiayaan yang diberikan kepada para anggota. BMT harus melakukan jemput bola dalam membina penggunaan dana BMT

(27)

agar para anggota akan beruntung cukup besar dan BMT juga akan memperoleh untung yang cuku besar.

Selain kegaiatan yang berhubungan dengan keuangan, BMT juga dapat mengembangkan usahanya melalui sektor rill seperti kios telepon, swalayan, travel dan lain-lain. Usaha di sektor rill tidak boleh menyaingi usaha anggota, tetapi harus mendukung dan memperlancar pengorganisasian secara bersama-sama keberhasilan usaha anggota dan kelompok anggota berdasarkan jenis usaha yang sama.

B. Dasar Hukum BMT

Dalam operasionalnya, BMT memiliki dasar hkum positif (Undang- undang yang menagtur tentang BMT :

1. UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Lembaga Keuangan Mikro

3. PP No.4 tentang persyaratan dan tata cara pengesahan akta pendirian dan perubahan anggaran dasar koperasi

4. Peraturan Mentri No. 1 Tahun 2006, yaitu tentang petunjuk pelaksanaan, pembentukan, pengesahan akta pendirian dan perubahan anggaran dasar koperasi (Nurhartati, 2008, hal. 12-13)

5. KEPMEN Nomor 91/KEP/M/KUKM/IX/2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah

6. PERMEN Nomor 35.2/PER/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Usaha Jasa Keuangan Syariah

BMT dapat didirikan dalm bentuk badan hukum sebagai berikut:

1. KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) dengan mendapatkan surat keterangan operasional dari PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil)

(28)

17

2. KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syariah)

Sebagai lembaga keuangan mikro yang mempunyai keberpihakan terhadap masyarakat ekonomi lemah, banyak tantangan dan permasalahan yang timbul dan timbul dan pendirian serta pengembangan BMT, baik yang bersifat internal maupun eksternal.

C. Perbedaan BMT dan Bank Syariah

Tongggak pergerakan lemabaga keuangan modern berdasarkan landasarkan landasan islam sudah di mulai sejak didirikannya sebuah local saving atau bank yang beroperasi tanpa bunga di Mesir pada tahun 1969 oleh Dr. Abdul Hamid An-Naggar (Ahmad An-Naggar, 1985). Pendiri Bank Islam di Indonesia di mulai sejak tahun 1988, pada saat pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober (PAKTO), yang mengatur tentang deregulasi industry perbankan di Indonesia, pada saat itu ulama berusaha mendirikan bank yang tanpa bunga.

Setelah adanya UU No.7 tahun 1992 tentang Perbankan, diamana perbankan bagi hasil di rekmendasikan. Bank Muamalat Indonesia didirikan sebagai Bank Umum Islam pertama yang beroperasi di Indonesia. Pendirian Bank Muamalat diikuti oleh pendirian Bank-bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS). Tetapi lembaga ini dirasa kurang mencukupi dan belum sanggup menjangkau masyarakat Islam Lapisan bawah, lembaga-lembaga simpan pinjam yang disebut sebagai Baitul Maal Tamwil (BMT) dibentuk.

Menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 perbankan syariah adalah bank yang menjalankan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Pada umumnya BMT dan Bank Syariah memiliki kesamaan yaitu sama- sama menjunjung asas ekonomi islam baik secra sistem maupun operasionalnya. Perbedaan antara Bank Syariah dan BMT yaitu:

1. Status hukum yang dimiliki oleh Bank Syariah dan BMT. Dimana bank syariah sudah berbentuk perseroan yang sudah tunduk pada

(29)

Undang-undang Perbankan Syariah, sedangkan jika BMT belum mempunyai undang-undang dan status yang jelas. BMT sekarang bernaung pada perundang-undangan koperasi

2. Modal BMT tidak sebesar Bank Syariah. Salah satu syarat berdirinya bank syariah harus mencapai modal awal yang telah ditentukan oleh undang-undang perbankan syariah. Sedangkan jika BMT harus didirikan oleh kelompok swadaya masyarakat dimana modal BMT terdiri dari Simpanan Pokok dan Simpanan Pokok Khusus.

3. Pangsa pasar BMT lebih kecil dari pada Bank Syariah karena BMT hanya berada di wilayah kabupaten dan tersebar di kecamatan. BMT lebih kemasyarakat menengah ke bawah. Sedangkan jika Bank Syariah lebih ke masyarakat menengah ke atas

4. Pada pembagian nisbah, BMT memberikan nisbah yang lebih kecil, ini dsebabkan karena modal BMT sangat kecil dan tidak membebankan biaya saat nasabah tutup rekening

5. Pada pembiayaan, BMT tidak menentukan nisbah bagi hasil.

Presentasi nisabah bagi hasil tertentu ditentukan oleh kesepakatan antara BMT dan nasabah. Karena BMT tidak tunduk pada peraturan Bi sehingga BMT leluasa menentukan presentase Nisbah.

Peluang

Peluang adalah sesuatu yang bisa dicapai dan kemungkinan untuk berhasil sangat besar

Tantangan

Tantangan adalah suatu hal atau bentuk usaha yang memiliki tujuan untuk mengunggah kemampuan

(30)

19 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian lapangan (Field research) dengan pendekatan metode kualitatif

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini, penulis melakukan penelitian bertempat di Nagari Alahan Panjang, Kab Solok. Sedangkan waktu penelitian terhitung direncanakan pada bulan April 2020 sampai Maret 2021 dari mulai observasi awal, bimbingan proposal sampai saat sidang munaqasah.

Tabel 3. 1

Rancangan Waktu Penelitian

Uraian Juli Agst Sep Okt Nov Des Jan

Survei 

Bimbingan Proposal 

Seminar Proposal 

Revisi Siap Seminar 

Pengumpulan Data 

Bimbingan Skripsi  

Sidang Munaqasah 

Sumber: Berdasarkan hasil pengolahan penulis sendiri

C. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah yang melakukan penelitian yaitu penelutan sendiri dengan menggunakan beberapa alat pendukung. Peneliti kualitatif sebagai Human Instrument. Peneliti berperan untuk menentukan fokus penelitian. Memilih informasi sebagai sumber data, menganalisis data dan menyimpulkan. Konsep Human

(31)

20

Instrument dipahami sebagai alat yang dapat mengungkapkan fakta-fakta lapangan dan tidak ada alat yang yang paling elastis dan tepat dalam

(32)

21

mengungkapkan data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrument juga harus “divalidasi”seberapa jauh peneliti siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Peneliti dibantu dengan instrumen pendukung seperti tape recorder untuk merekam wawancara, fieldnote untuk mecatat hasil wawancara, dan dokumentasi untuk hasil wawancara.

D. Sumber Data

Sumber data adalah tempat di mana diambil atau diperoleh sampel.

Sumber data diperoleh secara purposive dan bersifat snowball sampling.

Snowball Sampling adalah salah satu metode dalam pengambilan sample dari suatu populasi. Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah masyarakat kenagarian Alahan Panjang Kabupaten Solok.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data tertulis atau dokumentasi baik dalam bentuk foto atau gambar, dan buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang akan penulis teliti. Sumber data sekunder dalampenelitian ini adalah data-data dari instansi terkait yaitu Kantor wali Nagari Alahan Panjang Kabupaten Solok.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

wawancara merupakan pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan secara lisan dan pertanyaan yang diajukan dalam wawancara itu lebih dipersiapkan secara tuntas, dilengkapi dengan instrumennya. Pada penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan masyarakat kenagarian Alahan Panjang Kabupaten Solok.

(33)

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan masalah penelitian, dokumentasi dalam penelitian ini berupa jumlah masyarakat yang ada dikenagarian Alahan Panjang Kabupaten Solok.

3. Observasi

Obsevasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memehami pengetahuan dari ebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Pada penelitian ini penulis melakukan observasi di Kenagarian Alahan Panjang Kabupaten Solok.

F. Teknik Analisis Data 1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan sejak awal hingga akhir penelitian. Data yang diperoleh harus segera direduksi agar tidak bertumpuk. Sehingga memudahkan proses pencairan dan penyimpulan (Sugiyono, 2014)

Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat dan dirinci, mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, kemudian membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan memebrikan gambaran yang jelas dan memudahkan peneliti untuk melakukan mengumulan data selanjutnya 2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan proses pemberian sekumpulan informasi yang sudah disusun, sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dan tindakan. Data yang sudah terorganisasi dan tersusun dalam pola hubungan yang lebih mudah dipahami (Sugiyono, 2014)

(34)

23

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan diperoleh dari hasil interpretasi terhadap data penelitian yang diperoleh di lapangan. Kesimpulan awal yang dikemukakan bersifat sementara, akan akan berubaha apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pada tahap mengumpulan data berikutnya, apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten yang ditemukan saat peneliti ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang ditemukan merupakan kesimpulan yang kredibel (Sugiyono, 2014).

G. Teknik Penjaminan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini untuk menjamin validasi data, peneliti menggunakan teknik Triangulasi sumber yaitu pengumpulan data dari beragam sumber yang saling berbeda dengan menggunakan suatu metode yang sama. Penulis menggunakan teknik Triagulasi sumber yaitu melakukan wawancara mendalam tentang bagaimana peluang dan tantangan pendirian lembaga mikro syariah Baitul Mall Wattamwil (BMT) di Alahan Panjang kabupaten Solok. (Sugiyono,2016,hal 441)

Penelitian menggunakan teknik Triagulasisumber ini karena pada saat mengumpulkan data dan infomasi dilakukan pada beberapa masyarakat yang berbeda, terkait dengan seberapa besar peluang dan tantangan pendirian lembaga mikro syariah Baitul Mall Wattamwil (BMT) di Alahan Panjang kabupaten Solok. Dalam hal ini peneliti menyatakan bahwa panduan wawancara yang diketahui oleh pihak jorong sendiri.

(35)

24 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Nagari Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok

1. Kehidupan Sosial dan Adat Istiadat a. Kehidupan Sosial

Masyarakat Nagari Alahan Panjang tergolong kepada masyarakat yang mempunyai sosial yang sangat tinggi. Rasa sosial yang terbentuk antara satu dengan yang lainnya saling memerlukan dan merasa seperasaan atau senasib sepenanggungan yang terlihat nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini sesuai dengan pribahasa yang sering mereka ungkapkan dan juga pribahasa ini sudah terkenal yaitu : “Berat sama dipikul ringan sama dijinjing”. Hal seperti inilah yang tergambar dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat seperti gotong-royong, memasak pada saat pesta perkawinan, memasak pada kenduri kematian, acara menagakan pondasi, batagak kudo-kudo, dan acara mengali kuburan suka saling membantu dan bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah yang ada.

Ungkapan pepatah diatas dapat dibuktkan dengan adanya semangat gotong-royong masyarakat dalam bentuk membersihkan jalan, memperbaiki mesjid , dan acara kenduri lainnya. Mereka sama-sama bekerja sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Masyarakat Nagari Alahan Panjang juga saling membantu apabila ada tetangga dalam kesusahan atau kesultan. Apabila ada persengketaan di antara mereka maka akan diadakan musyawarahuntuk menyelesaikan sengketa itu oleh ninik mamak orang yang bersengketa. Mereka sama-sama mencari jalan keluarnya agar masalah itu dapat diselesaikan tanpa merusaak hubungan silaturahmi.

(36)

25

b. Adat Istiadat

Berarti kebiasaan atau tradisi masyarakat yang telah terjadi berulang-ulang kali secara turun temurun. Adat istiadat yang tumbuh dan berkembang di Nagari Alahan Panjang, hampir sama dengan daerah lain di Minangkabau. Menurut sistem adat itu dapat dibagi kepada empat bagian yaitu:

1) Adat Nan Sabana Adat

Adat nan sabana adat adalah segala sesuatu yang telah demikian terjadi menurut kehendak Allah SWT. Jadi merupakan Undang-Undang alam yang selalu abadi dan berubah-ubah seperti: (Murai Berkicau, Kambing mebebek, dan lain-lain)

Kata Nan Sabana Adat ini juga dimaksudkan dengan segala yang diterima dari Nai Muhammad SAW menurut aturan- aturan yang tertera dalam Al-Quran dan Hadist serta menurut yang sepanjang syara‟tentang sah atau batalnya atau halal dan haramnya sesuatu atau juga disebut adat yang adat yang datang dari Allah SWT.

2) Adat Nan diadatkan

Adat nan diadatkan yaitu adat yang dibuat oleh orang ahli pengatur tata alam Minangkabau yaitu Dt.Katumanggungan beserta Dt. Parpatiah Nan Sabatang. Menurut anggapan rakyat adat ini juga bersifat abadai dan tidak berubah-rubah seperti kita jumpai dalam pepatah “Indak Lakang Dek Paneh, Indak Lapuak Dek Hujan. (Musral 1993,21) Seperti: Orang Minangkabau yang mengambil garis keturunannya berasal dari garis keturunan ibu

3) Adat Nan Taradat

Adat Nan Taradat adalah adat yang berlaku dan berbeda- beda di dalam pelaksanaannya pada tiap-tiap nagari, luhak-

(37)

luhak dan laras-laras yang merupakan aturan disesuaikan menurut keadaan dan tempat. (Duski 2003, 34)

4) Adat Istiadat

Adat Istiadat, ialah kebiasaan yang berkaitan dengan tingkah laku kesenangan. (Dahlan 1997, 21)

Kata adat istiadat berkaitan dengan pepatah:

Di mano batang taguliang Di sinan tindawan tumbuah Di mano tanah dipijak Di sinan langik dijunjuang

Kata-kata di atas mengibaratkan bagaimana seseorang harus menyesuaikan diri dengan adat setempat yang berbeda- beda, atau biasa juga dikiaskan dengan adat setempat yang berbeda-beda, atau biasa juga dikiaskan sebagai berikut :

Di mano aie urang disauak

Di sinan adat urang dituruik. (Anwar 1980, 58)

Adat Nan Sabana Adat menjadi lansadan Nagari untuk membangun adat istiadat, adat nan diadatkan dijadikan pegangan untuk menyusun adat nan taradat dan adat istiadat yang berlaku di salingka Nagari Alahan Panjang. Jadi Adat Nan Sabana Adat bersumber dari al-Qur‟an dan Hadist yang diciptakan oleh Allah melalui kondrat dan Iradatnya yang menjadi pedoman agar dalam mengatur kehidupan masyarakat Nagari yang sangat terkenal dengan:

“Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, Syarak Mangato Adat Mamakai”

Dari beberapa penjelasan adat di atas bahwa menikah dengan saudara sepupu mantan suami termasuk kedalam kelompok adat nan teradat, karena adat ini berlaku di lingkungan nagari itu saja dan tidak terdapat di daerah lain.

Disebut dengan salingka nagari

(38)

27

Dari falsafah di atas dapat dipahami bahwa setiap yang terdapat di dalam syarak, maka diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat adat. Masyarakat Nagari Lahan Panjang pada saat ini masih mempertahankan adatnya yang telah menjadi warisan dari orang-orang tua (nenek moyang) mereka dahulu yang berlandaskan kepada Al-Quran dan Hadist sesuai dengan falsafah di atas.

2. Pendidikan dan Kehidupan Beragama a. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu unsur yang harus dipenuhi oleh setiap masyarakat sebab pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan dalam pembangunan bangsa, karena pendidikan sangat berpengaruh dalam perilaku seseorang. Melalui proses pendidikan akan bisa meningkatkan kecerdasan dan kreatifitas dan juga sangat penting dalam menciptakan lapangan kerja dan tenaga kerja yang produktif. Oleh sebab itu pendidikan mendapat prioritas utama dalam pembangunan dewasa ini dan negara memberikan kesempatan kepada setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan atau pengajaran, sebagaimana dalam pasal 31 UUD 1945 yang berbunyi:

1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran 2) Pemerintah mengusahan dan menyelenggarakan suatu sistem

pengajaran nasional yang diatur dalam undang-undang (Undang-undang RI 2004,27)

Pendidikan di Nageri Alahan Panjang sudah mulai membaik.

Namun untuk peguruan tinggi di Nagari Alahan Panjang belum ada. Meskipun demikian masyarakat Alahan Panjang tetap mempunyai semangat yang besar untuk melanjutkan peguruan tinggi hal ini dibuktikan dengan banyaknya putra-putri yang kuliah ke kota lainnya dari Alahan Panjang. Di samping masih ada

(39)

sebagian penduduk yang tidak menyadari pendidiakn terbukti dengan banyak nya pelaksanaan perkawinan dibawah umur, serta remaja-remaja yang seharusnya masih berada di dalam dunia pendidikan namun telah menghabiskan waktunya untuk membangun rumah tangga.

b. Kehidupan Bergama

Agama merupakan pegangan hidup bagi manusia karena tanpa agama manusia akan binasa. Oleh karena itu agama merupakan pegangan hidup bagi mereka yang akan membawa mereka ke jalan keselamatan baik di dunia maupun diakhirat nantinya. Secara faktual kehidupan beragama di nagari Alahan Panjang berjalan dengan baik dan lancar, hal ini dapat dipehatikan dengan realita kehidupan masyarakat yang aman, damai dan sejahtera. Masyarakat di Nagari Alahan Panjang masih mempunyai keyakinan yang sangat kua. Hal ini terbukti bahwa meratanya masyarakat dalam mengikuti pengajian baik dilaksanakan di mesjid maupun di rumah seperti wirid yasin, Maulid Nabi, Isra‟ Mi‟raj dan Lain-lain (Zul, wawancara 28 november 2020)

“Masyarakat pado umumnyo jiko ado acara pengajian baik di musajik maupun dirumah-rumah ibu, majilis ta’lim masih banyak nan maikuik an sarato berpartisipasi ikuik dalam acara”

Di Nagari Alahan Panjang selain tempat ibadah masjid juga digunakan untuk melaksanakan acara-acara besar Islam sepertiacara Isra‟ Mikraj, Wirid Pengajian yang dilakukan sekali dalam satu bulan dan lain-lain. Sedangkan mushola (surau) selain tempat ibadah juga digunakan untuk belajar Al-Quran bagi anak- anak dan tempat suluk bagi orang-orang yang akan mengaji ilmu terikat.

(40)

29

3. Letak Kondisi Geografis Nagari Alahan Panjang

Nagari Alahan Panjang adalah salah satu dari empat nagari yang berada diwilah kecamata lembah gumanti, kabupaten solok yang mempunyai luas 88,76 km2 . jumlah penduduk pada tahun 2019 sebanyak 14.100 jiwa, dengan kepadatan 150 per km2. tinggi daerah dari pemukiman laut adalah 1.450 m, dengan curah hujan rata-rata 212 hari per tahun.

Secara adminitratif, pemerintah nagari Alahan Panjang berbatasan dengan:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Nagari Simpang Tanjung na IV, kecamatan danau kembar

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Nagari Air Dingin c. Sebelah Timur Berbatasan dengan Nagari Salimpat d. Sebelah barat berbatasan dengan Nagari Sungai Nanam Nagari Alahan panjang terdiri dari 10 (sepuluh) jorong, yaitu:

a. Alahan Panjang b. Pangalian Kayu c. Galagah

d. Taluak Dalam e. Taratak Tangah f. Batu Putiah g. Taratak Galundi h. Batang Hari i. Usak

j. Padang Laweh k. Sungai Nanam

(41)

4. Penduduk

Mayoritas pencaharian penduduk Adalah Pedangan, petani dan buruh tani, hal ini disebabkan karena sudah turun temurun sejak lama.

Tingkat pendidikan petani juga minim sehingga banyak yang tidak mempunyai keahlian lain. Terdapat 124 KK keluarga yang masih kurang mampu

Tabel 4. 1

Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

No Jenis kelamin Jumlah

1 Laki-laki 10.150 jiwa

2 Perempuan 10.078 jiwa

Jumlah 20.228 jiwa

Tabel 4. 2

Jumlah penduduk berdasarkan agama

No

Agama Juml

Laki-laki ah Perempua

1 Islam 10.150 n 10.078

2 Kristen -

3 Katholik -

4 Hindu -

5 Budha -

Jumlah 10.150 10.078

Tabel 4. 3

Jumlah penduduk berdasarkan mata pencarian

No Mata Pencarian Jumlah

1 Karyawan

a. Pegawai Negeri 774

b. ABRI 24

c. Polisi 24

(42)

31

d. BUMN 143

e. Swasta 872

2 Wiraswasta 2460

3 Tani 11717

4 Pertukangan 260

5 Buruh Tani 1013

6 Pensiunan 170

7 Nelayan -

(Dokumentasi Nagari Alahan Panjang, Kabupaten Solok, 16 September 2020)

(43)

5. Struktur Organisasi Alahan Panjang

Susunan Organisasi Pemerintah Negeri Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti

Sumber: Papan Struktur Organisasi Nagari Alahan Panjang WALI NAGARI

AMIZUIR

SEKRETARIS JUNAIDI

BENDAHARA ZAITUN, A.MD

KAUR KERSA ENI SULASTRI

KAUR PEMERINTAHAN

JUNAIDI

KAUR PEMBANGUNAN

ZAINAL EFENDI

STAFF ASNIMAR

SATFF RUNZEN

STAFF YUSTI YANI

JORONG TALUAK DALAM

JORONG JORONG

JORONG JORONG JORONG

(44)

33

B. Peluang pendirian Lembaga Keuangan Mikro Syariah, Baitul Maal Wattamil (BMT) di Alahan Panjang, Kab Solok

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Wali Nagari Alahan Panjang dan Masyarakat sebanyak 20 orang yang diwawancarai Peluang pendirian Lembaga Keuangan Mikro Syariah, Baitul Maal Wattamwil (BMT) di Alahan Panjang, Kabupaten Solok diperoleh sebagai berikut:

1. Minat masyarakat beralih pada lembaga keuangan syariah

Dari hasil wawancara dengan Bapak Wali Nagari Alahan panjang beliau mengemukakan tingginya minat masyarakat untuk beralih pada lembaga keuangan syariah dilihat dari banyak nya sekolah dan instansi yang berlandaskan syariah. (Wawancara Senin, 23 November 2020)

Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan Ibu Ira Dwi Sasrita sebagai Guru Honorer di SDN 14 Alahan Panjang mengatakan bahwa ia ingin sekali beralih pada lembaga keuangan syariah dengan salah satu alasannya untuk menghindari riba. (Wawancara Sabtu, 28 November 2020)

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh beberapa masyarakat yaitu Indah, Ibu Ita sebagai ibu rumah tangga, Ibu Errlina sebagai penjahit pakaian, Ibu Verawati sebagai ibu rumah tangga, Sari sebagai ibu rumah tangga, ibu titania syafitri sebagai ibu rumah tangga, Bapak Andre sebagai Wiraswasta, Bapak Derlin sebagai petani, Edo Sebagai sopir truk, ibu nofi sebagai ibu rumah tangga, Badu Mutalib sebagai sebagai petani, Mel sebagai guru honorer. (Wawancara Jum‟at, 27 November 2020)

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak Anto sebagai Bapak Jorong Taluak Dalam mengatakan bahwa ia juga sangat berminat untuk beralih pada lembaga keuangan syariah, karna dilihat dari kondisi di alahan panjang belum adanya bank syariah.

(Wawancara Sabtu, 28 November 2020)

Pendapat yang sama juga disampaiakan oleh beberapa masyarakat yaitu Ibu Putri selaku bidan, Ibu Rahmi Tata Usaha SMP, Bapak Rudi

(45)

sebagai guru honorer, ibu Nora sebagai guru honorer, dan Bapak Jon sebagai wiraswasta. (Wawancara Jum‟at, 27 November 2020)

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan dari masyarakat nagari Alahan Panjang Kabupaten Solok mengungkapkan bahwa mereka ingin sekali beralih pada lembaga keuangan syariah salah satu alasannya untuk menghindari riba.

2. Tempat yang Strategis

Berdasarkan Wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Wali Nagari Alahan Panjang, beliau mengatakan bahwa untuk awal perencanaan pendirian BMT dapat dilakukan di tengah-tengah Pasar Alahan Panjang. Pada umumnya masyarakat di Alahan Panjang adalah petani dan pedagang. Dengan kata lain lokasi BMT berada di tempet keramaian, sehingga memberikan peluang perkembangan BMT dengan baik nantinya (Wawancara 23 November 2020).

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Bapak Feri sebagai pedagang di pasar alahan panjang beliau mengatakan bahwa itu merupakan ide yang sangat bagus dengan adanya pendirian lembaga keuangan syariah di Alahan Panjang khususn ya di pasar Alahan Panjang. (Wawancara Jum‟at dan Sabtu, 27 dan 28 November 2020)

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Pendapat yang sama juga disampaiakan oleh beberapa masyarakat yaitu Ibu Putri selaku bidan, Ibu Rahmi Tata Usaha SMP, Bapak Rudi sebagai guru honorer, ibu Nora sebagai guru honorer, dan Bapak Jon sebagai wiraswasta.

(Wawancara Jum‟at dan Sabtu, 27 dan 28 November 2020)

Dengan kondisi masyarakat dan lokasi perencanaa pendirian BMT ini sangat menguntungkan dan menjadi peluang bagi pihak BMT untuk mengembangkan lembaga keuangan mikro syariah di Alahan Panjang Kabupaten Solok.

(46)

35

C. Tantangan Pendirian Lembaga Keuangan Mikro Syariah, Baitul Maal Wattamil (BMT) di Alahan Panjang, Kab Solok

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Wali Nagari Alahan Panjang dan Masyarakat sebanyak 20 orang yang diwawancarai Peluang pendirian Lembaga Keuangan Mikro Syariah, Baitul Maal Wattamwil (BMT) di Alahan Panjang, Kabupaten Solok diperoleh sebagai berikut:

1. Pemahaman Masyarakat

Dari hasil wawancara dengan Bapak Wali Nagari Alahan panjang beliau mengemukakan Tantangan yang dihadapi BMT adalah masih adanya masyarakat yang beranggapan bahwa BMT yang berbadan hukum koperasi syariah dan koperasi konvensional itu sama saja.

Persepsi masyarakat yang negatif tersebut akan menjadi hambatan bagi BMT dalam pendirian serta pengembangan lembaga keuangan mikro syariah di Alahan Panjang Kabupaten Solok. (Wawancara Sabtu, 28 November 2020)

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh beberapa masyarakat yaitu Indah, Ibu Ita sebagai ibu rumah tangga, Ibu Errlina sebagai penjahit pakaian, Ibu Verawati sebagai ibu rumah tangga, Sari sebagai ibu rumah tangga, ibu titania syafitri sebagai ibu rumah tangga, Bapak Andre sebagai Wiraswasta, Bapak Derlin sebagai petani, Edo Sebagai sopir truk, ibu nofi sebagai ibu rumah tangga, Badu Mutalib sebagai sebagai petani, Mel sebagai guru honorer adanya persepsi masyarakat yang negatif terhadap BMT, masyarakat juga masih kurang memahami dan mengetahui apa BMT dan produk-produknya. Masih banyak di kalangan masyarakat, bagi mereka yang lebih terkenal adalah nama koperasi dan perbankan. (Wawancara Jumat, 27 November 2020) 2. Persaingan dengan lembaga keuanga mikro lainnya

Dari hasil wawancara dengan Bapak Wali Nagari Alahan panjang beliau mengemukakan Tantangan yang dihadapi BMT adalah Semakin banyak lembaga keuangan mikro yang masuk ke bisnis dunia perbankan dengan memberikan pembiayaan atau kredit di bank

(47)

konvensional dengan murah dan syarat-syarat yang mudah menjangkau pengusaha mikro, merupakan tantangan bagi BMT yang baru akan didirikan dalam pengembangan usahanya di masa yang akan datang. Berdasarkan Observasi yang peneliti lakukan di lokasi perencanaan pendirian BMT ternyata ada beberapa lemabaga perbankan Konvensional disekitarnya dan Bank Konvensional yang baru Konversi ke Syariah (Wawancara Jumat, 27 November 2020).

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh beberapa masyarakat yaitu Indah, Ibu Ita sebagai ibu rumah tangga, Ibu Erlina sebagai penjahit pakaian, Ibu Verawati sebagai ibu rumah tangga, Sari sebagai ibu rumah tangga, ibu titania syafitri sebagai ibu rumah tangga, Bapak Andre sebagai Wiraswasta, Bapak Derlin sebagai petani, Edo Sebagai sopir truk, ibu nofi sebagai ibu rumah tangga, Badu Mutalib sebagai sebagai petani, Mel sebagai guru honorer mereka masih banyak menggunakan jasa dari produk lembaga keuangan konvensional seperti koperasi. (Wawancara Jumat, 27 November 2020)

Lembaga keuangan syariah lainnya dapat dengan cepat menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat dengan mengambil segala segmen, seperti dengan menjanjikan banyak fasilitas, kemudahan dan banyak nya undian-undian menarik yang ditawarkan. Maka, dibandingkan dengan fasilitas yang dijanjikan dalam dunia perbankan saat ini, BMT masih ketinggalan dan masih banyak yang harus diperbaiki demi pertumbuhan dan meningkatkan kerja BMT kedepannya.

3. Sektor Ekonomi Masyarakat

Bedasarkan hasil wawancara dengan Wali Nagari Beliau mengemukakan bahwa salah satu yang menjadi tantangan dalam pendirian BMT di Alahan Panjang Kabupaten Solok yaitu ekonomi, masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai petani masih kurang rasa untuk menabung.

(48)

37

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Bapak Eko sebagai petani ia mengungapkan bahwa ia lebih memilih untuk untuk manambah lahan, penambah pupuk untuk kebunnya dari pada untuk manabung(Wawancara Jumat, 27 November 2020)

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh beberapa masyarakat yaitu Indah, Ibu Ita sebagai ibu rumah tangga, Ibu Erlina sebagai penjahit pakaian, Ibu Verawati sebagai ibu rumah tangga, Sari sebagai ibu rumah tangga, ibu titania syafitri sebagai ibu rumah tangga, Bapak Andre sebagai Wiraswasta, Bapak Derlin sebagai petani, Edo Sebagai sopir truk, ibu nofi sebagai ibu rumah tangga, Badu Mutalib sebagai sebagai petani, Mel sebagai guru honorer (Wawancara Sabtu, 28 November 2020)

4. Kurangnya Modal dan Sumber Daya Insani (SDI)

Bedasarkan hasil wawancara dengan Wali Nagari Beliau mengemukakan bahwa Kurangnya modal dan SDI juga merupakan tantangan bagi BMT dalam pendirian serta mengembangkan lembaga keuangan mikro syariah di Alahan Panjang, untuk itu pihak pengurus dalam perencanaan pendirian BMT haruslah merencanakan Modal dan perekrutan SDI yang profesional dan memiliki Profesional dan memiliki integritas yang tinggi untuk memajukan BMT di masa yang kan datang. (Wawancara Jumat, 27 November 2020)

(49)

38 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelu ang pendirian BMT sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Alahan Panjang Kabupaten Solok dapat dilihat dari beberapa faktor:

a. Tingginya minat masyarakat beralih pada lemaga keuangan syariah.

b. Tempat yang strategis

2. Tantangan pendirian BMT sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Alahan Panjang Kabupaten Solok dapat dilihat dari beberapa faktor:

a. Pemahaman Masyarakat

b. Persaingan dengan lembaga keuangan mikro lainnya c. Sektor Ekonomi Masyarakat

B. Implikasi

Sebagai suatu penelitian yang telah dilakukan di Alahan Panjang Kabupaten Solok maka kesimpulan yang ditarik tentu pengandung implikasi agar memberikan gambaran mengenai pendirian Lembaga Keuangan Mikro Syariah, Baitul Maal Wattamwil di Alahan Panjang dengan melihat peluang serta tantangan dalam pendirian nya. Sehingga dapat memberikan informasi positif dalam pekembangan Lembaga Keuangan Syariah di Alahan Panjang Kabupaten Solok.

C. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menambah informasi lain yang belum dimasukan dalam penelitian ini. Hal ini karena terdapat informasi lain yang mungkin juga mengetahui peluang dan tantangan

(50)

39

dalam pendirian serta pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Syariah secara umum dan BMT khususnya.

2. Bagi mahasiswa FEBI, hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bacaan dan literatur untuk memberikan informasi mengenai Peluang dan Tantangan dalam pendirian Lembaga Keuangan Mikro Syariah, Baitul Maal Wattamwil di Alahan Panjang, Kab Solo

(51)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

A.Perwataatmadja, K. (2017). Membumikan Ekonomi Islam Di Indonesia . Depok : Usaha Kami.

Arif, N. R. (2012). Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoretis Praktis.

Bandung : CV Pusaka Setia.

Azra, A. (2003). Berdema Untuk Semua. Jakarta: PT Mizan Publika.

Burhanuddin. (2010). Aspek Hukum lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Hadi, S. (1984). Metode Research Jilid 1. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

Hidayat, Y. R. (2018). Analisis Peluang dan Tantangan lembaga keuangan syariah untuk meningkatkan daya saing menghadapi masyarakat Ekonomi Asean.

2.

Huda, N. (2010). Lembaga Keuangan ISlam. Jakarta: Prenada Media Group.

Karim, M. A. (2006). Kamus Bank Syariah. Yogyakarta: Asnaliter.

Kartono. (1996). Pengantar metode riset sosial. Bandung: CV Mandar Maju.

Kasiram, M. (2010). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Malang: UIN- Malika Press.

Kurnia, N. A. (2017). Analisis Pengembangan Perbankan Syariah Pada Bank Mandiri Syariah kab. Mandailing Natal. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Mariyah, A. A. (2010). Kapita Selekta Ekonomi Islam Kon temporer . Bandung:

Alfabeta.

Munir, H. A. (2017). Pengantar Ekonomi Syariah Konsep Dasar, Paradigma, Pengembangan ekonomi syariah. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Nurhartati, F. (2008). Koperasi Syariah. Surakarta: Era Intermedia.

(52)

Salman, K. R. (2017). Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta: Berbasis PSAK Syariah.

Sugiyono, M. (2014). Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta.

Sumitro, W. (2002). Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait BMI dan Takaful di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Yanwari, A. D. (2002). Lemabaga-lembaga Perekonomi Umat Sebuah Pengenalan . Jakarta: Rajawali Press.

(53)

LAMPIRAN

(54)
(55)
(56)

(57)

Referensi

Dokumen terkait

3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi secara lisan dan tertulis. 3.2 Membandingkan teks

Untuk mengetahui akuntansi pajak penghasilan pasal 21 atas gaji pegawai tetap yang diselenggarakan PT Sarana Agro Nusantara Medan telah sesuai dengan prinsip akuntansi

Rofi’uddin dan Zuhdi (2001) menyebutkan, menulis dapat dipandang sebagai rangkaian ak- tivitas yang bersifat fleksibel. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan

Majelis Hakim menentukan 3 (tiga) peserta yang memperoleh nilai tertinggi sebagai finalis kecuali pada bidang Khaththil Qur’an jumlah finalisnya6 orang peserta Putra dan 6

Pengembangan sistem pertahanan sosial ini penting karena potensi ancaman yang datang kepada masyarakat di daerah Batam adalah kesenjangan ekonomi yang terkait

Analisis data yang dilakukan dengan cara Data Reduction (Reduksi Data), Data Display (Penyajian Data), danVerification (Kesimpilan). Setelah data-data terkumpul

menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik di Ditreskrimsus Yogyakarta; dan (2) untuk mengetahui hambatan

Variabel yang digunkan dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang diukur dengan return on asset, likuiditas yang diukur dengan current ratio, dan leverage yang