SEKOLAH MENENGAH ATAS
LUAR BIASA
Buku Guru
Bahasa Indonesia
TUNANETRA
Buku Guru
Bahasa Indonesia
SMALB-A/TUNANETRA
Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi kurikulum 2013. Buku guru ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai
Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang – Undang
Kontributor : NI WAYAN RATIH Penyunting materi : (tim pengarah)
Diterbitkan oleh : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kotak katalog dalam terbitan (KDT)
Cetakan ke-1, 2014
Disusun dengan huruf Bookman Oldstyle , 12pt
Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. BAHASA INDONESIA-TUNANETRA SMALB : Buku Guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. –Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.
x, 126 hal. : ilus.; 25 cm. Untuk SMALB Kelas X
ISBN 978-602-282-629-3 (jilid lengkap) ISBN 978-602-282-630-9 (jilid 1)
I. Bahasa Indonesia – Studi dan Pengajaran I. Judul
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
KATA PENGANTAR
diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.
Dengan diberlakukannya implementasi kurikulum 2013 mulai tahun ajaran 2014/ 2015 di SMALB, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah mengembangkan kurikulum pendidikan khusus. Kegiatan ini telah berhasil merumuskan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sejumlahmata pelajaran bagi peserta didik/siswa SMALB. Merujuk pada kurikulum tersebut, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah mengembangkan bahan ajar pendidikan khusus. Dari kegiatan pengembangan tersebut telah diterbitkan sebanyak 54 jenis bahan ajar pendidikan khusus untuk peserta didik/siswa SMALB kelas X Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita Ringan, Tunagrahita Sedang, Tunadaksa Ringan, Tunadaksa Sedang, dan Autis, yang terdiri dari 27 bahan ajar untuk peserta didik/siswa dan 27 bahan ajar untuk guru yang mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Matematika, dan Seni Budaya.
Dit PKLK. Dan tim tenaga teknis sehingga atas kerja keras dan bekerja dengan penuh konsentrasi dapat dihasilkannya bahan ajar ini. Semoga ketersediaan bahan ajar ini akan mendorong semua guru dan Kepala Sekolah SMALB untuk meningkatkan kapasitasnya untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran dalam mengelola kelas dan mengembangkan sekolah serta bagi guru diharapkan dapat menerapkan pendekatan saintifik dan penilaian otentik pada setiap kegiatan pembelajaran supaya dihasilkan lulusan SMALB yang kreatif, produktif, inovatif, dan mandiri serta memiliki sikap ilmiah.
Jakarta, Mei 2014.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR………... iv
DAFTAR ISI………. vi
Bagian I Petunjuk Umum………... 1
A. Latar Belakang ………...
B. Tujuan Pembelajaran………..……….
C. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar…………
D. Pembelajaran dan Penilaian………..
E. Karakteristik Ketunaan………..
F. Format Buku ……….
Bagian II Petunjuk Khusus……….……….. 26
Bab I Kritik dan Humor dalam Anekdot…………..
A. Peta Konsep………..……...
B. KI dan KD yang dibahas………..……...
C. Proses Pembelajaran ………..……….
D. Uji Kompetensi ……….………….
E. Pengayaan ……….….……….
F. Remedial ………...
G. Interaksi Guru dan Orang Tua ……….
Bab II Bijak Berpendapat dalam Kehidupan
Sehari-hari……….
A. Peta Konsep………..…...
B. KI dan KD yang dibahas………..…...
C. Proses Pembelajaran ………..…….
E. Pengayaan ………..…….
F. Remedial ………....
G. Interaksi Guru dan Orang Tua ……….
Bab III Mari Pedulikan Lingkungan Hidup…………
A. Peta Konsep………...
B. KI dan KD yang dibahas………..…...
C. Proses Pembelajaran ………..……….
D. Uji Kompetensi ………..………….
E. Pengayaan ………..………….
F. Remedial ………..………....
G. Interaksi Guru dan Orang Tua ……….
Bab IV Proses Menjadi Warga Negara yang Baik..
A. Peta Konsep………...
B. KI dan KD yang dibahas………..…...
C. Proses Pembelajaran ………..…….
D. Uji Kompetensi ……….……….
E. Pengayaan ………..…….
F. Remedial ….……….…....
G. Interaksi Guru dan Orang Tua ……….
Bab V Santun dalam Bernegosiasi………
A. Peta Konsep………..…...
B. KI dan KD yang dibahas………..…...
C. Proses Pembelajaran ………..…….
E. Pengayaan ………..…….
F. Remedial ………....
G. Interaksi Guru dan Orang Tua ……….
Daftar Pustaka ……….………
Glosarium………..…….
118
119
120
122
A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan
intelektual, sosial, emosional peserta didik dan merupakan
penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang
studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta
didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,
serta mengemukakan gagasan dan perasaan, kemampuan
analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya, serta
berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan
bahasa tersebut.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan
benar, baik secara lisan, tulis, maupun isyarat serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
manusia Indonesia.
Kompetensi inti dan kompetensi dasar mata
pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi
kemampuan peserta didik yang menggambarkan
penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
berbahasa dalam bahasa dan sastra Indonesia. Kompetensi
ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami
dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.
Oleh karena itu, dipandang perlu disusun Buku
Pegangan Guru ini diharapkan guru lebih terarah dalam
memandu proses pembelajaran, baik di dalam kelas
B. Tujuan Pembelajaran
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan
etika yang berlaku, baik secara lisan, tulis, maupun
dalam bentuk isyarat.
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya
dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, serta kematangan emosional
dan sosial.
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia
sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia
C. KI dan KD Bahasa Indonesia Tunanetra Kelas X
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar 1.Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya sesuai dengan kemampuan anak
berkebutuhan khusus.
1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannnya sesuai dengan kaidah dan
konteks untuk
mempersatukan bangsa.
1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis
informasi lisan dan tulis melalui teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi.
1.3 Menghargai keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis.
2.Menghayati dan mengamal kan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, respon
2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot
sif dan pro-aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sesuai dengan kemampuan anak berkebu- tuhan khusus.
2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, dan proaktif dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk melaporkan hasil observasi secara lisan/tulisan.
2.3 Menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan disiplin dalam
menggunakan bahasa Indonesia untuk
menunjukkan tahapan dan langkah yang telah ditentukan.
2.4 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli, dan santun dalam
menggunakan bahasa Indonesia. untuk merundingkan topik tertentu. dan prosedural sesuai dengan kemampuan anak berkebu- tuhan khusus berdasarkan rasa ingintahu-nya tentang
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi secara lisan dan tertulis.
ilmu pengeta- huan,teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wa-wasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penye-bab fenomena dan kejadian, serta mene-rapkan penge-tahuan prose-dural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
3.3 Menganalisis teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi secara lisan dan tertulis.
4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan kemam puan anak berkebutuhan khusus terkait dengan pengem bangan dari yang dipelajari-nya di sekolah secara mandiri, dan mampu
4.1 Menginterpretasi makna teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi secara lisan dan tertulis.
4.2 Memproduksi teks
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmu-an.
4.3 Menyunting teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi sesuai dengan struktur dan kaidah teks secara lisan dan tertulis.
D. Pembelajaran dan Penilaian
1. Pembelajaran
Pada prinsipnya, pembelajaran di kelas hanya
menyampaikan pengetahuan pokok dan memberikan
dasar-dasar untuk pendalaman materi dengan
melaksanakan tugas kelompok, berpasangan, dan
mandiri. Untuk pengembangan dan pendalaman materi
pembelajaran teks, guru perlu memanfaatkan sebanyak
mungkin sumber belajar yang tersedia di lingkungan
sekitar sekolah. Sesuai dengan ketersediaan sumber
belajar, tugas tambahan membaca buku perlu diberikan
kepada setiap peserta didik dan hasil pelaksanaan tugas
itu ditulis dengan menggunakan format yang telah
ditentukan dalam panduan evaluasi pembelajaran ini.
Selama proses pembelajaran teks berlangsung, apapun
metode yang diterapkan oleh guru perlu diupayakan agar
siswa dapat terkesan, terinspirasi, termotivasi untuk
2. Media Pembelajaran
Dalam pembelajaran bahasa Indonesi guru
dianjurkan memanfaatkan berbagai media pembelajaran
yang mendukung pencapaian hasil belajar peserta didik.
Media pembelajaran yang dimiliki oleh sekolah tentu
berbeda antara sekolah yang satu dengan sekolah yang
lain. Guru dituntut untuk kreatif memanfaatkan media
pembelajaran yang ada di sekolah. Secara umum media
pembelajaran dapat dikelompokkan:
a) Media pembelajaran yang ada di kelas.
b) Media pembelajaran yang ada di luar kelas
3. Prosedur Pembelajaran
Prosedur pembelajaran pada kurikulum 2013 selalu
menggunakan pendekatan saintifik yang menerapkan
lima langkah dalam pembelajaran berikut.
a) Mengamati
Peserta didik difasilitasi untuk membaca dari
berbagai sumber, melalui kegiatan menyimak huruf
Braille, mendengarkan pembacaan teks, atau sumber
audio lainnya yang terkait dengan materi
pembelajaran.
b) Menanya
Kegiatan menanya bisa dilakukan antarpeserta didik,
atau dengan guru. Kegiatan menanya pada peserta
didik tunanetra bisa dilakukan dengan lisan atau
bercakap-cakap yang diselipkan aktivitas tanya jawab
tentang materi yang sedang dibahas.
c) Mengumpulkan informasi (mengeksplorasi)
Kegiatan ini ditandai dengan menggali berbagai
informasi dari berbagai sumber. Kegiatan ini akan
membuka cakrawala berpikir atau wawasan peserta
didik yang lebih luas dan lebih lengkap. Dengan
berbagai data dan informasi yang dijelajah
selanjutnya peserta didik difasilitasi masuk pada
tahapan aktivitas mengolah informasi.
d) Mengolah informasi (mengasosiasi)
Pada tahap ini peserta didik difasilitasi untuk
memilih, menyortir, menyeleksi, bahkan
menghubungkan satu informasi dengan informasi
lainnya, menghubungkan satu nilai dengan nilai
lainnya yang berkaitan dengan materi atau topik yang
sedang dibicarakan. Mengolah informasi juga
memiliki aktivitas mengaitkan materi yang dipelajari
dengan kondisi lain baik di rumah maupun di
lingkungan masyarakat.
e) Mengomunikasikan
Mengomunikasikan secara tertulis atau lisan tentang
hasil kajian kepada pihak lain (kawan, guru, orang
tua, dll). Tahapan belajar ini sangat penting untuk
mengukur berbagai aspek ketercapaian belajar
peserta didik. Pada tahap ini guru dapat mengukur
4. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan upaya untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang direncanakan
dapat tercapai dengan optimal. Metode merupakan
cara yang diterapkan dalam implementasi strategi
pembelajaran. Metode yang digunakan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia untuk anak tunanetra
adalah:
Ceramah dan informasi Diskusi/kooperatif Tanya jawab
Pemberian tugas
5. Penilaian
Penilaian dalam Kurikulum 2013 tidak hanya
menilai hasil belajar, tetapi juga proses belajar.
Karakteristik penilaian dalam kurikulum 2013 Mengukur berpikir kritis
Mengukur hirarki berpikir hingga Habits of Mind Menilai proses dan hasil belajar
Menilai kemampuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif Melibatkan portofolio
a.Jenis Penilaian
1) Penilaian Otentik
Penilaian otentik adalah penilaian yang
mengharuskan peserta didik untuk menunjukkan
pengetahuan (knowledge), sikap (afective),
keterampilan (skills) dan kemampuannya (ability)
dalam situasi yang nyata /real life situations
(Popham, 1995; Bookhart, 2001).
Penilaian otentik merupakan penilaian yang
dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai
dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)
pembelajaran.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru
diharuskan menerapkan penilaian otentik untuk
mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik.
Guru harus menerapkan berbagai kriteria yang
berkaitan dengan konstruksi materi ajar dan
aktivitas pengamatan. Pada waktu yang bersamaan,
guru juga harus mencoba untuk menilai aktivitas
dan prestasi peserta didik di luar sekolah.
Penilaian otentik akan mendorong para guru
untuk selalu mencoba menggabungkan serangkaian
kegiatan guru dalam pembelajaran dengan berbagai
kegiatan belajar peserta didik. Guru harus dapat
menumbuhkan motivasi secara terus-menerus agar
peserta didik selalu terlibat dalam proses belajar
ketrampilan yang tinggi untuk belajar. Jenis
penilaian otentik biasanya meliputi:
1)Penilaian kinerja,
2)Penilaian projek,
3)Penilaian portofolio, dan
4)Penilaian tertulis.
Dalam peraturan menteri (permen) nomor 66 tahun
2013 terdapat:
Penilaian sikap: observasi, penilaian diri, penilaian antarteman (penilaian sebaya), dan
jurnal.
Penilaian pengetahuan: tes tertulis, tes lisan, dan penugasan.
Penilaian keterampilan: tes praktik, penilaian projek, dan portofolio.
2) Penilaian Sikap
a) Penilaian observasi
Penilaian ini dilakukan melalui pengamatan baik
langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan pedoman observasi yang berisi
sejumlah indikator perilaku yang diamati.
Kriteria Instrumen Penilaian Observasi
Mengukur aspek sikap (bukan aspek kognitif atau psikomotor) yang dituntut pada
Sesuai dengan kompetensi yang akan diukur. Memuat sikap atau indikator sikap yang dapat
diobservasi;
Mudah untuk digunakan; dan
Dapat merekam sikap peserta didik.
b) Penilaian Diri
Peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri
berkaitan dengan kelebihan dan kekurangannya,
serta tingkat pencapaian kompetensi dari apa yang
dipelajarinya. Penilaian diri biasanya
dikombi-nasikan dengan teknik penilaian lainnya. Bagi
anak tunanetra penilaian diri sangat dianjurkan
untuk melatih dan membiasakan jujur pada diri
sendiri. Penilaian diri dapat diterapkan pada
tugas-tugas individu dengan menggunakan format
yang memuat indikator/aspek penilaian yang akan
dinilai.
Kriteria Instrumen Penilaian Diri:
• kriteria penilaian dirumuskan secara
sederhana;
• bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik;
• menggunakan format penilaian sederhana dan mudah dipahami peserta didik;
• kriteria penilaian jelas tidak bermakna ganda;
• mengungkap kekuatan dan kelemahan capaian kompetensi peserta didik;
• bermakna, mengarahkan peserta didik untuk memahami kemampuannya;
• memuat indikator kunci atau indikator
esensial; dan
• indikator menunjukkan kemampuan yang
dapat diukur.
c) Penilaian antarteman (penilaian sebaya)
Penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang
peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta
didik lainnya dalam suatu kelas atau rombongan
belajar.
Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk
melatih peserta didik penilai menjadi pembelajar
yang baik.
Kriteria Instrumen Penilaian Antarteman
• Instrumen sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur.
• Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik.
• Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana.
• Menggunakan bahasa lugas dan dapat
• Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik.
• Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya penafsiran makna
ganda/berbeda.
d) Penilaian dengan Jurnal
Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di
dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan
peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku.
Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik
terhadap aspek tertentu secara kronologis.
Kriteria Instrumen Jurnal
• Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.
• Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
• Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.
• Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.
• Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif.
• Format pencatatan memudahkan dalam
pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik
3) Penilaian Pengetahuan
a) Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan seperangkat pertanyaan
atau tugas dalam bentuk tulisan yang
direncanakan untuk mengukur atau memperoleh
informasi tentang kemampuan peserta tes. Tes
tertulis menuntut adanya respon dari peserta tes
yang dapat dijadikan sebagai representasi dari
kemampuan yang dimilikinya.
b) Tes Lisan
Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa
memberikan jawaban secara lisan. Pelaksanaan
Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya
jawab secara langsung antara pendidik dan
peserta didik.
Kriteria Instrumen Tes Lisan
Tes lisan dapat digunakan jika sesuai
dengan kompetensi pada taraf pengetahuan
yang hendak dinilai.
Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan
ajar yang ada.
Pertanyaan diharapkan dapat mendorong
siswa dalam mengkontruksi jawabannya
sendiri.
disusun dari pertanyaan yang sederhana ke
c) Penilaian Melalui Penugasan
Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan
rumah dan/atau projek yang harus dikerjakan
oleh peserta didik, baik secara individu atau
kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas.
4) Penilaian Keterampilan
a) Tes praktik
Tes praktik dilakukan dengan mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.
Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian
kompetensi yang menuntut peserta didik
melakukan tugas tertentu seperti: praktik di
laboratorium, praktik salat, praktik olahraga,
bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi,
membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya.
Kriteria tes praktik
Tugas mengarahkan peserta didik untuk
menunjukkan capaian hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Mencantumkan waktu/kurun waktu
penger-jaan tugas.
Sesuai dengan taraf perkembangan peserta
didik,
Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum
Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar
b) Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian
terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan
dalam periode atau waktu tertentu.Tugas tersebut
berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan, pengorganisasian, pengolahan dan
penyajian data.
c) Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian
berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya
peserta didik atau hasil ulangan dari proses
pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta
didik.
Kriteria Tugas pada Penilaian Portofolio
• Tugas sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan diukur.
• Hasil karya peserta didik yang dijadikan portofolio berupa pekerjaan hasil tes, perilaku
peserta didik sehari-hari, hasil tugas
terstruktur, dokumentasi aktivitas peserta didik
di luar sekolah yang menunjang kegiatan
• Tugas portofolio memuat aspek judul, tujuan pembelajaran, ruang lingkup belajar, uraian
tugas, kriteria penilaian.
• Uraian tugas memuat kegiatan yang melatih peserta didik mengembangkan kompetensi
dalam semua aspek (sikap, pengetahuan,
keterampilan).
5) Ulangan Harian
Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan
secara periodik untuk menilai kompetensi peserta
didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar
(KD) atau lebih (dapat berbentuk penugasan).
Ulangan harian harus terencana dan pelaksanaanya
harus diinformasikan kepada siswa sebelumnya
(tidak menjebak atau karena guru kehabisan materi).
6)Ulangan Tengah dan Akhir Semester
Ulangan Tengah Semester merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.
Cakupan Ulangan Tengah Semester meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada
periode tersebut.
Ulangan Akhir Semester merupakan kegiatan yang
semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan semua KD pada
semester tersebut.
7)Ujian Nasional sebagai Ujian Tingkat Kompetensi
pada akhir jenjang satuan pendidikan.
Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut
UTK merupakan kegiatan pengukuran yang
dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui
pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK
meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang
merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat
kompetensi tersebut.
8)Cara Penilaian
Unjuk kerja
1) Sasaran:
Keterampilan berbahasa secara produktif seperti:
memajang tulisan, presentasi, membacakan, dan
sebagainya secara bermakna dan otentik.
2) Peserta didik memeragakan proses berpikir tingkat
tinggi dan mandiri.
3) Penilaian bukan hanya pada produk tetapi juga pada
proses.
4) Kedalaman lebih penting daripada keluasan.
5) Dapat diintegrasikan dengan penilaian observasi,
Pengamatan
1) Sasaran: tindakan peserta didik belajar melakukan
tindakan komunikatif (berbicara, menyimak,
membaca, menulis) secara wajar, tidak disengaja
untuk penilaian.
2) Peserta didik menyadari dituntut untuk bertindak
terbaik tetapi tidak menyadari jika dinilai.
3) Meliputi tindakan verbal dan nonverbal, di dalam
maupun di luar kelas.
4) Bukan penilaian formal seperti tes, melainkan untuk
tujuan memberi balikan.
5) Balikan diberikan secara langsung maupun tidak
langsung.
6) Jumlah peserta didik yang akan diamati pada setiap
kali pengamatan perlu ditentukan.
7) Penilaian diarahkan pada salah satu atau lebih dari
ketiga unsur teks.
Portofolio
1) Sasaran: menilai ketekunan, minat, kemajuan, dan
keberhasilan dalam belajar melakukan banyak
kegiatan dengan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
2) Kumpulan pekerjaan peserta didik yang mendukung
proses belajar, antara lain laporan kemajuan, jadwal
kerja, outline projek, jurnal, buku harian, dan
3) Kumpulan karya peserta didik yang mencerminkan
hasil atau capaian belajar, antara lain teks yang
disalin, diringkas, dibuat sendiri, yang telah dibaca,
foto, video, clipping, dan sebagainya.
4) Kumpulan hasil tes, ujian, nilai, dan latihan.
5) Catatan atau rekaman penilaian diri dan penilaian
sejawat, yang berupa komentar, checklist, dll.
Penilaian Diri dan Penilaian Teman/Sebaya
1) Sasaran: proses atau hasil belajar
2) Aspek keterampilan khusus atau penilaian secara
umum
3) Penilaian metakognitif, untuk meningkatkan kualitas
belajar
4) Bentuk: diary, jurnal, format khusus, yang berupa:
komentar, checklist, dan penilaian
5) Peserta didik diberikan pelatihan sebelum dituntut
untuk melaksanakannya.
9) Kriteria Penilaian
1) Tingkat ketercapaian fungsi sosial penggunaan teks.
2) Tingkat kelengkapan dan keruntutan struktur teks.
3) Tingkat ketepatan unsur kebahasaan/kaidah bahasa:
tata bahasa, kosakata, ucapan, tekanan kata,
intonasi, ejaan, dan tulisan tangan.
E. Karakteristik Ketunaan
Anak tunanetra pada dasarnya sama dengan anak
normal lainnya, hanya dari aspek psikologi sosial mereka
membutuhkan rasa aman ketika bersosialisasi dalam
kehidupannya. Anak tunanetra akan mengalami
gangguan psikologis yang cenderung merasa malu,
rendah diri dan sensitif. Mereka mengenal dan
mempelajari alam lingkungannya dengan cara
mendengarkan, maka indera pendengaran anak
tunanetra ini berkembang luar biasa melebihi anak
normal. Karakteristik anak tunanetra, memengaruhi
kemampuan penyesuaian diri dengan lingkungan dan
kecenderungan untuk bersifat pasif. Demikianlah pada
halnya dengan tingkah laku anak tunanetra sangat
dipengaruhi oleh jenis dan derajat keturunannya.
Layanan pendidikan untuk anak tunanetra
mencakup membaca dan menulis braille, berhitung,
pengembangkan sikap, pengetahuan dan kreativitas.
Akibat mengalami kelainan pada indera penglihatannya,
maka anak tunanetra biasanya mengalami kesulitan
dalam menguasai kemampuan yang berhubungan
dengan kinestetik.
Untuk membantu penguasaan kemampuan di
bidang akademik, maka dibutuhkan layanan dan
peralatan khusus. Alat-alat yang dapat membantu
pembicaraan, musik, dan alat-alat peraga lain yang
relevan.
Hal yang penting dilakukan adalah pemberian
kesempatan dan perhatian khusus pada anak tunanetra
untuk mengoptimalkan perkembangan intelektual dan
akademiknya.
Dalam proses pendidikan, guru dan personil
lainnya bertugas untuk menyiapkan masa depan anak.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membiasakan
anak bekerja sesuai dengan kemampuannya, membekali
mereka dengan latihan keterampilan yang menghasilkan
sesuatu yang dapat dijadikan bekal hidupnya.
F. Format buku
Buku Pegangan Guru Bahasa Indonesia Kelas 10
SMALB-A (Tunanetra) ini secara umum terdiri dari dua bagian.
Bagian I Petunjuk Umum, terdiri dari
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pembelajaran
C. KI dan KD Bahasa Indonesia Kelas X SMALB-A
(Tunanetra)
D. Strategi dan model pembelajaran(Penilaian,
penggunaan media, sarapras, prosedural keselamatan
kerja disesuaikan dengan kondisi siswa, dsb)
E. Karakteristik Ketunaan
Bab I Kritik dan Humor dalam Pembelajaran Keterampilan
A. Peta Konsep
B. KI dan KD yang dibahas
C. Proses Pembelajaran
D. Uji Kompetensi
E. Pengayaan
F. Remedi
G. Interaksi Guru dan Orang Tua
Bab II ….
Materi untuk bab II sampai bab selanjutnya sama
A. Peta Konsep
KRITIK DAN HUMOR
DALAM ANEKDOT
Teks Anekdot
Memahami
Menginterpretasi
Membandingkan
Memproduksi
B. KI dan KD yang dibahas
Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya sesuai dengan kemampuan anak
berkebutuhan khusus.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif, dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sesuai dengan kemampuan anak
berkebutuhan khusus.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahu-an faktual, konseptual, dpengetahu-an prosedural sesuai dengpengetahu-an
kemampuan anak berkebutuhan khusus berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak sesuai dengan kemampuan anak
berkebutuhan khusus terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
Kompetensi Dasar (KD)
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot,
eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur
kompleks, dan negosiasi secara lisan dan tertulis.
4.1 Menginterpretasi makna teks anekdot, eksposisi,
laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan
negosiasi secara lisan dan tertulis.
3.2 Membandingkan teks anekdot, laporan hasil
observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi
secara lisan dan tertulis.
4.2 Memproduksi teks anekdot, eksposisi, laporan
hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi
sesuai dengan jenis teks yang akan dibuat secara
lisan dan tertulis.
3.3 Menganalisis teks anekdot, laporan hasil
observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi
secara lisan dan tertulis.
4.3 Menyunting teks anekdot, eksposisi, laporan hasil
observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi
sesuai dengan struktur dan kaidah teks secara
C. Proses Pembelajaran
Kegiatan I
Pembukaan Guru mempersiapkan
(mengondisikan) siswa untuk belajar.
Guru mengucapkan salam
Guru memberikan informasi tentang keterkaitan pembe-lajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Guru memberikan informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pem-belajaran yang akan
dilaksanakan.
Guru memberikan pengarahan bahwa melalui tema
pembelajaran ini agar dapat mengembangkan sikap santun, jujur, kerjasama, tanggung jawab, dan cinta damai.
Kegiatan Inti Mengamati
Guru mengarahkan siswa untuk mengamati teks anekdot buku siswa.
Tugas 1(buku siswa halaman 11)
Menanya
Guru meminta siswa membuat pertanyaan tentang teks
anekdot.
Tugas 2 (buku siswa halaman 12)
Mengeksplorasi
Guru meminta siswa secara berkelompok mencari teks anekdot yang lain.
Mengasosiasi
Guru meminta siswa secara berkelompok mendiskusikan struktur teks anekdot.
Tugas 4 (buku siswa halaman 12)
Mengomunikasi
Guru meminta siswa untuk menuliskan dan menyampaikan hasil kerja kelompoknya.
Tugas 5 (buku siswa halaman 14)
Penutup Guru mengonfirmasi hasil
pembelajaran terkait struktur dan interpretasi makna teks anekdot.
Guru memberikan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.
Guru memberikan informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Kegiatan II
Pembukaan Guru mempersiapkan
(me-ngondisikan) siswa untuk belajar.
Guru mengucapkan salam
Guru memberikan informasi tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Guru memberikan informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pem-belajaran yang akan
melalui tema pembelajaran ini agar dapat mengembangkan sikap santun, jujur, kerjasama, tanggung jawab, dan cinta damai.
Kegiatan Inti Mengamati
Guru mengarahkan siswa untuk membandingkan dua teks anekdot di buku siswa.
Tugas 1(buku siswa halaman 16)
Menanya
Guru meminta siswa membuat pertanyaan tentang 2 teks anekdot yang dibandingkan.
Tugas 2 (buku siswa halaman 18)
Mengeksplorasi
Guru meminta siswa secara berkelompok untuk mendis-kusikan persamaan dan perbedaan 2 teks anekdot.
Tugas 3 (buku siswa halaman 18)
Mengasosiasi
Guru meminta siswa secara berkelompok menulis teks anekdot.
Tugas 4 (buku siswa halaman 18)
Mengomunikasi
Guru meminta siswa mem-bacakan dan saling menanggapi teks anekdot yang dibacakan di depan kelas.
Tugas 5 (buku siswa halaman 19)
Penutup Guru mengonfirmasi hasil
teks anekdot.
Guru memberikan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.
Guru memberikan informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Kegiatan III
Pendahuluan
Guru mempersiapkan (me-ngondisikan) siswa untuk belajar.
Guru mengucapkan salam
Guru memberikan informasi tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Guru memberikan informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Guru pengarahan bahwa melalui tema pembelajaran ini agar dapat
mengembangkan sikap santun, jujur, kerjasama, tanggung jawab, dan cinta damai.
Kegiatan Inti Mengamati
Guru meminta siswa untuk mendengarkan pembacaan teks anekdot buatan teman.
Tugas 1(buku siswa halaman 21)
Menanya
kan.
Tugas 2 (buku siswa hala-man 21)
Mengeksplorasi
Guru meminta siswa secara berkelompok mengerjakan tugas 3.
Tugas 3 (buku siswa halaman 21)
Mengasosiasi
Guru meminta siswa secara berkelompok mendiskusikan struktur teks anekdot
Tugas 4 (buku siswa halaman 22)
Mengomunikasi
Guru meminta siswa membacakan hasil kerja kelompok dan saling menanggapinya.
Tugas 5 (buku siswa halaman 22)
Penutup Guru mengonfirmasi hasil
pembelajaran terkait dengan menganalisis dan
menyunting teks anekdot.
Guru memberikan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.
D. Uji Kompetensi
Contoh:
Penilaian Pengetahuan:
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN Contoh Tes Tulis (Bentuk Uraian)
Satuan Pendidikan : SMALB-A
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X
Kompetensi dasar : 3.1 Memahami struktur dan
kaidah teks anekdot, eks-posisi, laporan hasil obser-vasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan.
Indikator : Siswa dapat menganalisis
struktur teks anekdot
Materi : Teks anekdot
Soal
Jelaskan bagian-bagian dari struktur anekdot berikut!
KUHP DALAM ANEKDOT
1. Seorang dosen fakultas hukum suatu universitas sedang memberikan kuliah hukum pidana. Suasana kelas biasa-biasa saja.
2. Saat sesi tanya jawab tiba, Ali bertanya kepada Pak Dosen. “Apa kepanjangan KUHP, Pak?” Pak Dosen tidak menjawab sendiri, melainkan melemparkannya kepada Ahmad. “Saudara Ahmad, coba dijawab pertanyaan Saudara Ali tadi,” pinta Pak Dosen. Dengan tegas Ahmad menjawab, “Kasih Uang Habis Perkara, Pak …!” 3. Mahasiswa lain tentu tertawa, sedangkan Pak
Pak Dosen dijawabnya dengan tegas, “Peribahasa Inggris mengatakan pengalaman adalah guru yang terbaik, Pak …!” Semua mahasiswa di kelas itu tercengang. Mereka berpandang-pandangan. Lalu, mereka tertawa terbahak-bahak.
4. Gelak tawa mereda. Kelas kembali berlangsung normal.
(Diadaptasi dari
http://fuadusfa4.blogspot.com/2010/02/anekdot-hukum.html)
Kunci Jawaban
No Pernyataan Kunci Skore
1 Seorang dosen memberikan kuliah Hukum Pidana (paragraf 1).
Abstraksi 1 – 5
2 Suasana kelas biasa-biasa saja (paragraf 1).
Orientasi 1 – 5
3 KUHP dipelesetkan menjadi “Kasih Uang Habis Perkara”
(paragraf 2).
Krisis 1 – 5
4 Mahasiswa tercengang dan tertawa, sedangkan dosen menggeleng-gelengkan kepala (paragraf 3).
5 Kelas kembali
berlangsung normal (paragraf 4).
Koda 1 – 5
Skor maksimum 25
Pedoman Penilaian:
Nilai = Skor Perolehan
25 100
Penilaian Keterampilan:
Penilaian Keterampilan Penulisan Teks Anekdot
Nama : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Judul : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... Tanggal: ... ... ... ... ... ... ...
Kriteria Skor Komentar
ISI 27—30 Istimewa: menguasai topik tulisan; substantif;
abstraksi^orientasi^krisis^reaksi^ko da; relevan dengan topik yang dibahas
22—26 Baik: cukup menguasai permasalahan; cukup memadai; pengembangan tesis terbatas; relevan dengan topik, tetapi kurang terperinci
17—21 Sedang: penguasaan permasalahan terbatas; substansi kurang; pengembangan topik tidak memadai 13—16 Kurang: tidak menguasai
permasalahan; tidak ada substansi; tidak relevan; tidak layak dinilai
STRUK TUR TEKS
18—20 Istimewa: ekspresi lancar; gagasan terungkap padat, dengan jelas; tertata dengan baik; urutan logis (abstraksi^orientasi^krisis^reak si^koda); kohesif
14—17 Baik: kurang lancar; kurang terorganisasi, tetapi ide utama ternyatakan; pendukung terbatas; logis, tetapi tidak lengkap
7—9 Kurang: tidak komunikatif; tidak terorganisasi; tidak layak dinilai KOSA
KATA
18—20 Istimewa: penguasaan kata canggih; pilihan kata dan ungkapan efektif; menguasai pembentukan kata; penggunaan register tepat 14—17 Baik: penguasaan kata memadai;
pilihan, bentuk, dan penggunaan kata/ungkapan kadang-kadang salah, tetapi tidak mengganggu 10—13 Sedang: penguasaan kata terbatas;
sering terjadi kesalahan bentuk, pilihan, dan penggunaan kosakata/ungkapan; makna membingungkan atau tidak jelas 7—9 Kurang: pengetahuan tentang
kosakata, ungkapan, dan pembentukan kata rendah; tidak layak nilai
KALI-MAT
18—20 Istimewa: konstruksi kompleks dan efektif; terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, preposisi)
14—17 Baik: konstruksi sederhana, tetapi efektif; terdapat kesalahan kecil pada konstruksi kompleks; terjadi
sejumlah kesalahan penggunaan bahasa (fungsi/urutan kata, artikel, pronomina, preposisi), tetapi makna cukup jelas
10—13 Sedang: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat tunggal/kompleks (sering terjadi kesalahan pada kalimat negasi, urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, kalimat fragmen, pelesapan; makna membingungkan atau kabur
7—9 Kurang: tidak menguasai tata kalimat; terdapat banyak kesalahan; tidak komunikatif; tidak layak dinilai MEKA-
NIK
9—10 Istimewa: menguasai aturan penulisan; terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf
7—8 Baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna
huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tangan tidak jelas; makna membingungkan atau kabur 1—3 Kurang: tidak menguasai aturan
penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tidak terbaca; tidak layak dinilai
Penilaian Sikap:
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP PENILAIAN OBSERVASI
SatuanPendidikan : SMALB-A
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X
Waktu Pengamatan : Pada saat Pelaksanaan pembelajaran.
Kompetensi dasar : Menunjukkan sikap tang-gung jawab, peduli, responsif, dan santun da-lam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot mengenai perma-salahan sosial, lingk-ungan, dan kebijakan publik.
Rubrik:
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran:
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran.
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum ajeg/konsisten.
4. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerja sama dalam kegiatan kelompok.
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.
4. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerja sama dalam kegiatan kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum ajeg/konsisten.
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum ajeg/konsisten.
masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil
pengamatan.
K : Kurang
C : Cukup
B : Baik
SB : Baik Sekali
No Nama Siswa
Sikap Tanggung
Jawab
Jujur Peduli Kerjasama Santun
K C B SB K C B SB K C B SB K C B SB K C B SB 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
2 3 4 5 6
7
E. Pengayaan
Kurikulum 2013 sangat menghargai perbedaan
kompetensi individual peserta didik dalam kelas klasikal.
Pada prinsipnya semua siswa akan mampu mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang dipersyaratkan.
Akan tetapi hampir setiap siswa membutuhkan waktu yang
berbeda dalam pencapaian ini, ada yang cepat dan ada yang
lambat. Siswa yang lebih cepat dalam mencapai ketuntasan
belajar harus difasilitasi agar mereka tidak jenuh dalam
pembelajaran.
Siswa dengan kompetensi istimewa tersebut hendaklah
pengayaan bisa berupa pendalaman dan perluasan materi.
Teknik penyampaiannya bisa melalui penugasan dan
portofolio.
Contoh-contoh soal penugasan pengayaan dengan genre
anekdot:
Buatlah teks anekdot yang berhubungan dengan
kehidupan kita sehari-hari, baik di sekolah maupun di
masyarakat! Anekdot yang dibuat siswa harus memenuhi
syarat struktur dan ciri teks anekdot!
F. Remedial
Guru perlu mengingat kembali tentang konsep
ketuntasan belajar peserta didik. Pada prinsipnya semua
peserta didik mampu menuntaskan belajarnya, mereka
hanya membutuhkan waktu yang berbeda-beda, ada yang
cepat ada pula yang lambat.
Peserta didik yang lambat menuntaskan belajarnya wajib
mendapatkan perlakuan khusus berupa remedial. Remedial
dalam konsep ini harus dilakukan secara individual sesuai
dengan kadar kompetensi dasar dan indikator yang belum
dituntaskan oleh siswa. Jadi tidak dibenarkan perlakuan
yang hanya memberikan tes ulang. Seharusnya mereka
mendapat pembelajaran ulang sesuai dengan pendekatan
G. Interaksi Guru dan Orang Tua
Proses pendidikan tidak akan dapat berjalan dengan
baik tanpa dukungan dan bantuan dari orang tua. Oleh
karena itu, hubungan baik antara sekolah, guru dengan
orang tua mutlak diperlukan. Pendidikan yang berlangsung
di sekolah relatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan
waktu yang dihabiskan siswa dalam keluarga. Pada saat
siswa di rumah tanggung jawab pendidikan sepenuhnya di
tangan orang tua.
Berkaitan dengan pengembangan potensi siswa maka
guru harus senantiasa menjalin interaksi dengan orang tua.
Sebagai contoh tugas-tugas pekerjaan rumah dari guru di
sekolah harus dikontrol oleh orang tua. Orang tua harus
memberikan arahan, bimbingan, dan mengecek sejauh
mana putra-putrinya telah mengerjakan tugas.
Untuk mengendalikan kegiatan interaksi antara guru
dan orang tua tersebut biasanya mengguanakan buku
penghubung. Buku ini sangat bermanfaat untuk menjalin
komunikasi antara orang tua dengan guru tanpa harus
bertemu langsung, karena disadari bahwa masing-masing
banyak kesibukan. Media interaksi dengan buku hanyalah
sebuah contoh. Dewasa ini dengan perkembangan teknologi
yang semakin canggih interaksi guru dengan orang tua
A. Peta Konsep
Teks Eksposisi
Memahami
Menginterpretasi
Memproduksi
Membandingkan
Menyunting
Menganalisis
BIJAK BERPENDAPAT
DALAM KEHIDUPAN
B. KI dan KD yang dibahas
Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya sesuai dengan kemampuan anak
berkebutuhan khusus.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif, dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sesuai dengan kemampuan anak
berkebutuhan khusus.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahu-an faktual, konseptual, dpengetahu-an prosedural sesuai dengpengetahu-an
kemampuan anak berkebutuhan khusus berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak sesuai dengan kemampuan anak
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar (KD)
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot,
eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur
kompleks, dan negosiasi secara lisan dan tertulis.
4.1 Menginterpretasi makna teks anekdot, eksposisi,
laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan
negosiasi secara lisan dan tertulis.
3.2 Membandingkan teks anekdot, laporan hasil
observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi
secara lisan dan tertulis.
4.2 Memproduksi teks anekdot, eksposisi, laporan
hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi
sesuai dengan jenis teks yang akan dibuat secara
lisan dan tertulis.
3.3 Menganalisis teks anekdot, laporan hasil
observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi
secara lisan dan tertulis.
4.3 Menyunting teks anekdot, eksposisi, laporan hasil
observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi
sesuai dengan struktur dan kaidah teks secara
C. Proses Pembelajaran
Kegiatan I
Pembukaan Guru mempersiapkan
(me-ngondisikan) siswa untuk belajar.
Guru mengucapkan salam
Guru memberikan informasi tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Guru memberikan informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Guru memberikan
pengarahan bahwa melalui tema pembelajaran ini agar dapat mengembangkan sikap santun, jujur,
kerjasama, tanggung jawab, dan cinta damai.
Kegiatan Inti Mengamati
Guru meminta siswa
mendengarkan pembacaan teks eksposisi.
Tugas 1(buku siswa hala-man 25)
Menanya
Guru meminta siswa
membuat pertanyaan-perta-nyaan yang berhubungan dengan teks eksposisi yang dibacakan.
Tugas 2 (buku siswa hala-man 26)
Mengeksplorasi
eksposisi yang lain.
Tugas 3 (buku siswa halaman 27)
Mengasosiasi
Guru meminta siswa secara berkelompok mendiskusikan struktur teks eksposisi yang telah ditentukan.
Tugas 4 (buku siswa halaman 28)
Mengomunikasi
Guru meminta siswa membacakan hasil kerja kelompok dan saling memberikan masukan.
Tugas 5 (buku siswa halaman 29)
Penutup Guru mengonfirmasi hasil
pembelajaran terkait memahami struktur dan menginterpretasi makna teks eksposisi.
Guru memberikan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.
Guru memberikan informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Kegiatan II
Pembukaan Guru mempersiapkan
(me-ngondisikan) siswa untuk belajar.
Guru mengucapkan salam
Guru memberikan informasi tentang keterkaitan
akan dilaksanakan.
Guru memberikan informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Guru memberikan
pengarahan bahwa melalui tema pembelajaran ini agar dapat mengembangkan sikap santun, jujur,
kerjasama, tanggung jawab, dan cinta damai.
Kegiatan Inti Mengamati
Guru meminta siswa membandingkan dua teks eksposisi
Tugas 1(buku siswa halaman 31)
Menanya
Guru meminta siswa
membuat pertanyaan yang berhubungan dengan teks eksposisi yang
dibandingkan.
Tugas 2 (buku siswa halaman 32)
Mengeksplorasi
Guru meminta siswa secara berkelompok mencari ciri-ciri teks eksposisi.
Tugas 3 (buku siswa halaman 33)
Mengasosiasi
Guru meminta siswa secara berkelompok membuat teks eksposisi.
Tugas 4 (buku siswa halaman 33)
Mengomunikasi
membacakan dan saling memberikan masukan teks eksposisi yang ditulisnya.
Tugas 5 (buku siswa halaman 33)
Penutup Guru mengonfirmasi hasil
pembelajaran terkait dengan perbandingan dan penulisan teks eksposisi.
Guru memberikan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.
Guru memberikan informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Kegiatan III
Pendahuluan Guru mempersiapkan
(me-ngondisikan) siswa untuk belajar.
Guru mengucapkan salam
Guru memberikan informasi tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Guru memberikan informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Guru memberikan
pengarahan bahwa melalui tema pembelajaran ini agar dapat mengembangkan sikap santun, jujur,
Kegiatan Inti Mengamati
Guru meminta siswa untuk mendengarkan pembacaan teks eksposisi buatan teman.
Tugas 1(buku siswa halaman 29)
Menanya
Guru memina siswa mem-buat pertanyaan tentang teks anekdot yang
dibacakan.
Tugas 2 (buku siswa hala-man 29)
Mengeksplorasi
Guru meminta siswa secara berkelompok untuk
menganalisis teks eksposisi yang sudah ditentukan.
Tugas 3 (buku siswa halaman 29)
Mengasosiasi
Guru meminta siswa secara berkelompok mendiskusikan struktur teks anekdot
Tugas 4 (buku siswa halaman 30)
Mengomunikasi
Guru meminta siswa membacakan hasil kerja kelompok dan saling menanggapinya.
Tugas 5 (buku siswa halaman 30)
Penutup Guru mengonfirmasi hasil
pembelajaran terkait dengan menganalisis dan
menyunting teks eksposisi.
sudah dilakukan.
Guru memberikan informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
D. Uji Kompetensi
Contoh:
Penilaian Pengetahuan:
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN Contoh Tes Tulis (Bentuk Uraian)
Satuan Pendidikan : SMALB-A
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X
Kompetensi dasar : 3.1 Memahami struktur dan
kaidah teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan.
Indikator : Siswa dapat menganalisis
struktur teks eksposisi
Materi : Teks eksposisi
Soal
Jelaskan bagian-bagian dari struktur teks eksposisi berikut!
MANFAAT JAMU TRADISIONAL
dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu, secara ekonomis, masyarakat juga dapat makin menjangkau teknologi informasi dan teknologi kesehatan.
2. Walaupun demikian, obat tradisional atau yang sering disebut jamu masih mendapat tempat di hati masyarakat. Jamu dipercaya mempunyai banyak kelebihan jika dibandingkan dengan obat-obatan modern seperti yang banyak beredar di pasaran. Jamu juga dianggap lebih sesuai dengan kebanyakan penyakit modern, seperti diabetes.
3. Berikut adalah kelebihan-kelebihan obat tradisional (Katno, Balitro Tawangmangu, dan S. Pramono, Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta, Tribun Yogya edisi 16 Oktober 2011).
(1)Obat tradisional mempunyai efek samping yang lebih kecil apabila digunakan secara tepat, baik waktu penggunaan, takaran, cara pemakaian, pemilihan bahan maupun penyesuaian dengan indikasi tertentu.
(2)Ada efek komplementer dan/atau sinergisme dalam ramuan obat tradisional (komponen bioaktif tanaman obat).
(3) Satu tanaman yang sangat murah mempu-nyai banyak manfaat farmakologi.
(4) Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit metabolik, seperti diabetes, kolesterol, batu ginjal, dan hepatitis (metabolik) dan penyakit degeneratif, seperti rematik, asma, tukak lambung, ambeien, dan pikun.
Apabila dikonsumsi dalam waktu lama dan terus-menerus, obat modern akan mengakibatkan efek samping yang dapat memicu penyakit baru.
(Diadaptasi dari
http://4loveandlife.blogspot.com/2012/06/manfaat-jamu-tradisional.html)
Kunci Jawaban
No. Pernyataan Kunci Skore
1 Seiring dengan
kemajuan zaman,
banyak hal
mengalami kemajuan.
Yang paling mencolok
adalah kemajuan
teknologi yang makin
canggih dalam
berbagai aspek
kehidupan. Selain itu,
secara ekonomis,
masyarakat juga
dapat makin
menjangkau teknologi
informasi dan
teknologi kesehatan.
Pernyataan
pendapat
(tesis)
2 Walaupun demikian,
obat tradisional atau
yang sering disebut
jamu masih
mendapat tempat di
hati masyarakat.
Jamu dipercaya
mempunyai banyak
kelebihan jika
dibandingkan dengan
obat-obatan modern
seperti yang banyak
beredar di pasaran.
Jamu juga dianggap
lebih sesuai dengan
kebanyakan penyakit
modern, seperti
diabetes.
Argumentasi
1
1 - 5
3 Berikut adalah
kelebihan-kelebihan
obat tradisional
(Katno, Balitro
Tawangmangu, dan
S. Pramono, Fakultas
Farmasi UGM
Yogyakarta, Tribun
Yogya edisi 16
Argumentasi
2
Oktober 2011).
4 Keunggulan obat
tradisional jika
dibandingkan dengan
obat modern lebih
aman dan ekonomis.
Apabila dikonsumsi
dalam waktu lama
dan terus-menerus,
obat modern akan
mengakibatkan efek
samping yang dapat
memicu penyakit
baru.
Penegasan
ulang
pendapat
1 - 5
Skor maksimum 20
Pedoman Penilaian:
Penilaian Keterampilan:
Penilaian Keterampilan Penulisan Teks Eksposisi
Nama : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Judul : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... Tanggal: ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Kriteria Skor Komentar
Nilai = Skor Perolehan
Isi 27—30 Istimewa: menguasai topik tulisan; substantif;
pengembangan pernyataan pendapat (tesis)^argument-si^penegasan ulang pendapat secara lengkap; relevan dengan topik yang dibahas
22—26 Baik: cukup menguasai permasalahan; cukup
memadai; pengembangan tesis terbatas; relevan dengan topik, tetapi kurang terperinci
17—21 Sedang: penguasaan permasalahan terbatas; substansi kurang;
pengembangan topik tidak memadai
13—16 Kurang: tidak menguasai permasalahan; tidak ada substansi; tidak relevan; tidak layak dinilai
Struktur Teks
18—20 Istimewa: ekspresi lancar; gagasan terungkap padat, dengan jelas; tertata dengan baik; urutan logis (pernyataan pendapat
(tesis)^argumentasi^penegasan ulang pendapat); kohesif 14—17 Baik: kurang lancar; kurang
terorganisasi, tetapi ide utama ternyatakan; pendukung terbatas; logis, tetapi tidak lengkap
7—9 Kurang: tidak komunikatif; tidak terorganisasi; tidak layak dinilai
Kosa Kata 18—20 Istimewa: penguasaan kata canggih; pilihan kata dan ungkapan efektif; menguasai pembentukan kata;
penggunaan register tepat 14—17 Baik: penguasaan kata
memadai; pilihan, bentuk, dan penggunaan kata/ungkapan kadang-kadang salah, tetapi tidak mengganggu
10—13 Sedang: penguasaan kata terbatas; sering terjadi
kesalahan bentuk, pilihan, dan penggunaan
kosakata/ungkapan; makna membingungkan atau tidak jelas
7—9 Kurang: pengetahuan tentang kosakata, ungkapan, dan pembentukan kata rendah; tidak layak nilai
Kalimat 18—20 Istimewa: konstruksi kompleks dan efektif; terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, preposisi) 14—17 Baik: konstruksi sederhana,
tetapi efektif; terdapat kesalahan kecil pada
konstruksi kompleks; terjadi sejumlah kesalahan
penggunaan bahasa
10—13 Sedang: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat tunggal/kompleks (sering terjadi kesalahan pada kalimat negasi, urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, kalimat fragmen, pelesapan; makna membingungkan atau kabur
7—9 Kurang: tidak menguasai tata kalimat; terdapat banyak kesalahan; tidak komunikatif; tidak layak dinilai
Mekanik 9—10 Istimewa: menguasai aturan penulisan; terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf
7—8 Baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna
4—6 Sedang: sering terjadi
kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tangan tidak jelas; makna membingungkan atau kabur 1—3 Kurang:: tidak menguasai
aturan penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf
kapital, dan penataan paragraf; tulisan tidak terbaca; tidak layak dinilai
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP PENILAIAN OBSERVASI
SatuanPendidikan : SMALB-A
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : X
Waktu Pengamatan : Pada saat Pelaksanaan pembelajaran.
Kompetensi dasar : Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot
mengenai permasalahan sosial, lingkungan, dan kebijakan publik.
Rubrik:
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran:
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran.
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum ajeg/konsisten.
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum ajeg/konsisten.
4. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.
4. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum ajeg/konsisten
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum ajeg/konsisten.
4. Sangat baik jika menunjukkansudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil
pengamatan.
K : Kurang
C : Cukup
B : Baik