• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Guru Bahasa Indonesia SMALB-ATUNANETRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Buku Guru Bahasa Indonesia SMALB-ATUNANETRA"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

SEKOLAH MENENGAH ATAS

LUAR BIASA

Buku Guru

Bahasa Indonesia

TUNANETRA

(2)

Buku Guru

Bahasa Indonesia

SMALB-A/TUNANETRA

Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi kurikulum 2013. Buku guru ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai

(3)

Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang – Undang

Kontributor : NI WAYAN RATIH Penyunting materi : (tim pengarah)

Diterbitkan oleh : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kotak katalog dalam terbitan (KDT)

Cetakan ke-1, 2014

Disusun dengan huruf Bookman Oldstyle , 12pt

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. BAHASA INDONESIA-TUNANETRA SMALB : Buku Guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. –Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.

x, 126 hal. : ilus.; 25 cm. Untuk SMALB Kelas X

ISBN 978-602-282-629-3 (jilid lengkap) ISBN 978-602-282-630-9 (jilid 1)

I. Bahasa Indonesia – Studi dan Pengajaran I. Judul

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(4)

KATA PENGANTAR

(5)

diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.

Dengan diberlakukannya implementasi kurikulum 2013 mulai tahun ajaran 2014/ 2015 di SMALB, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah mengembangkan kurikulum pendidikan khusus. Kegiatan ini telah berhasil merumuskan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sejumlahmata pelajaran bagi peserta didik/siswa SMALB. Merujuk pada kurikulum tersebut, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah mengembangkan bahan ajar pendidikan khusus. Dari kegiatan pengembangan tersebut telah diterbitkan sebanyak 54 jenis bahan ajar pendidikan khusus untuk peserta didik/siswa SMALB kelas X Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita Ringan, Tunagrahita Sedang, Tunadaksa Ringan, Tunadaksa Sedang, dan Autis, yang terdiri dari 27 bahan ajar untuk peserta didik/siswa dan 27 bahan ajar untuk guru yang mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Matematika, dan Seni Budaya.

(6)

Dit PKLK. Dan tim tenaga teknis sehingga atas kerja keras dan bekerja dengan penuh konsentrasi dapat dihasilkannya bahan ajar ini. Semoga ketersediaan bahan ajar ini akan mendorong semua guru dan Kepala Sekolah SMALB untuk meningkatkan kapasitasnya untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran dalam mengelola kelas dan mengembangkan sekolah serta bagi guru diharapkan dapat menerapkan pendekatan saintifik dan penilaian otentik pada setiap kegiatan pembelajaran supaya dihasilkan lulusan SMALB yang kreatif, produktif, inovatif, dan mandiri serta memiliki sikap ilmiah.

Jakarta, Mei 2014.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(7)

DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR………... iv

DAFTAR ISI………. vi

Bagian I Petunjuk Umum………... 1

A. Latar Belakang ………...

B. Tujuan Pembelajaran………..……….

C. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar…………

D. Pembelajaran dan Penilaian………..

E. Karakteristik Ketunaan………..

F. Format Buku ……….

Bagian II Petunjuk Khusus……….……….. 26

Bab I Kritik dan Humor dalam Anekdot…………..

A. Peta Konsep………..……...

B. KI dan KD yang dibahas………..……...

C. Proses Pembelajaran ………..……….

D. Uji Kompetensi ……….………….

E. Pengayaan ……….….……….

F. Remedial ………...

G. Interaksi Guru dan Orang Tua ……….

Bab II Bijak Berpendapat dalam Kehidupan

Sehari-hari……….

A. Peta Konsep………..…...

B. KI dan KD yang dibahas………..…...

C. Proses Pembelajaran ………..…….

(8)

E. Pengayaan ………..…….

F. Remedial ………....

G. Interaksi Guru dan Orang Tua ……….

Bab III Mari Pedulikan Lingkungan Hidup…………

A. Peta Konsep………...

B. KI dan KD yang dibahas………..…...

C. Proses Pembelajaran ………..……….

D. Uji Kompetensi ………..………….

E. Pengayaan ………..………….

F. Remedial ………..………....

G. Interaksi Guru dan Orang Tua ……….

Bab IV Proses Menjadi Warga Negara yang Baik..

A. Peta Konsep………...

B. KI dan KD yang dibahas………..…...

C. Proses Pembelajaran ………..…….

D. Uji Kompetensi ……….……….

E. Pengayaan ………..…….

F. Remedial ….……….…....

G. Interaksi Guru dan Orang Tua ……….

Bab V Santun dalam Bernegosiasi………

A. Peta Konsep………..…...

B. KI dan KD yang dibahas………..…...

C. Proses Pembelajaran ………..…….

(9)

E. Pengayaan ………..…….

F. Remedial ………....

G. Interaksi Guru dan Orang Tua ……….

Daftar Pustaka ……….………

Glosarium………..…….

118

119

120

122

(10)
(11)
(12)

A. Latar Belakang

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan

intelektual, sosial, emosional peserta didik dan merupakan

penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang

studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta

didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,

serta mengemukakan gagasan dan perasaan, kemampuan

analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya, serta

berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan

bahasa tersebut.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik untuk

berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

benar, baik secara lisan, tulis, maupun isyarat serta

menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan

manusia Indonesia.

Kompetensi inti dan kompetensi dasar mata

pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi

kemampuan peserta didik yang menggambarkan

penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan

berbahasa dalam bahasa dan sastra Indonesia. Kompetensi

ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami

dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.

Oleh karena itu, dipandang perlu disusun Buku

Pegangan Guru ini diharapkan guru lebih terarah dalam

memandu proses pembelajaran, baik di dalam kelas

(13)

B. Tujuan Pembelajaran

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan

etika yang berlaku, baik secara lisan, tulis, maupun

dalam bentuk isyarat.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya

dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan

kemampuan intelektual, serta kematangan emosional

dan sosial.

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk

memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti serta

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia

sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia

(14)

C. KI dan KD Bahasa Indonesia Tunanetra Kelas X

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar 1.Menghayati dan

mengamalkan ajaran agama yang dianutnya sesuai dengan kemampuan anak

berkebutuhan khusus.

1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannnya sesuai dengan kaidah dan

konteks untuk

mempersatukan bangsa.

1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis

informasi lisan dan tulis melalui teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi.

1.3 Menghargai keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis.

2.Menghayati dan mengamal kan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, respon

2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot

(15)

sif dan pro-aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sesuai dengan kemampuan anak berkebu- tuhan khusus.

2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, dan proaktif dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk melaporkan hasil observasi secara lisan/tulisan.

2.3 Menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan disiplin dalam

menggunakan bahasa Indonesia untuk

menunjukkan tahapan dan langkah yang telah ditentukan.

2.4 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli, dan santun dalam

menggunakan bahasa Indonesia. untuk merundingkan topik tertentu. dan prosedural sesuai dengan kemampuan anak berkebu- tuhan khusus berdasarkan rasa ingintahu-nya tentang

3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi secara lisan dan tertulis.

(16)

ilmu pengeta- huan,teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wa-wasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penye-bab fenomena dan kejadian, serta mene-rapkan penge-tahuan prose-dural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

3.3 Menganalisis teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi secara lisan dan tertulis.

4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan kemam puan anak berkebutuhan khusus terkait dengan pengem bangan dari yang dipelajari-nya di sekolah secara mandiri, dan mampu

4.1 Menginterpretasi makna teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi secara lisan dan tertulis.

4.2 Memproduksi teks

(17)

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmu-an.

4.3 Menyunting teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi sesuai dengan struktur dan kaidah teks secara lisan dan tertulis.

D. Pembelajaran dan Penilaian

1. Pembelajaran

Pada prinsipnya, pembelajaran di kelas hanya

menyampaikan pengetahuan pokok dan memberikan

dasar-dasar untuk pendalaman materi dengan

melaksanakan tugas kelompok, berpasangan, dan

mandiri. Untuk pengembangan dan pendalaman materi

pembelajaran teks, guru perlu memanfaatkan sebanyak

mungkin sumber belajar yang tersedia di lingkungan

sekitar sekolah. Sesuai dengan ketersediaan sumber

belajar, tugas tambahan membaca buku perlu diberikan

kepada setiap peserta didik dan hasil pelaksanaan tugas

itu ditulis dengan menggunakan format yang telah

ditentukan dalam panduan evaluasi pembelajaran ini.

Selama proses pembelajaran teks berlangsung, apapun

metode yang diterapkan oleh guru perlu diupayakan agar

siswa dapat terkesan, terinspirasi, termotivasi untuk

(18)

2. Media Pembelajaran

Dalam pembelajaran bahasa Indonesi guru

dianjurkan memanfaatkan berbagai media pembelajaran

yang mendukung pencapaian hasil belajar peserta didik.

Media pembelajaran yang dimiliki oleh sekolah tentu

berbeda antara sekolah yang satu dengan sekolah yang

lain. Guru dituntut untuk kreatif memanfaatkan media

pembelajaran yang ada di sekolah. Secara umum media

pembelajaran dapat dikelompokkan:

a) Media pembelajaran yang ada di kelas.

b) Media pembelajaran yang ada di luar kelas

3. Prosedur Pembelajaran

Prosedur pembelajaran pada kurikulum 2013 selalu

menggunakan pendekatan saintifik yang menerapkan

lima langkah dalam pembelajaran berikut.

a) Mengamati

Peserta didik difasilitasi untuk membaca dari

berbagai sumber, melalui kegiatan menyimak huruf

Braille, mendengarkan pembacaan teks, atau sumber

audio lainnya yang terkait dengan materi

pembelajaran.

b) Menanya

Kegiatan menanya bisa dilakukan antarpeserta didik,

atau dengan guru. Kegiatan menanya pada peserta

didik tunanetra bisa dilakukan dengan lisan atau

(19)

bercakap-cakap yang diselipkan aktivitas tanya jawab

tentang materi yang sedang dibahas.

c) Mengumpulkan informasi (mengeksplorasi)

Kegiatan ini ditandai dengan menggali berbagai

informasi dari berbagai sumber. Kegiatan ini akan

membuka cakrawala berpikir atau wawasan peserta

didik yang lebih luas dan lebih lengkap. Dengan

berbagai data dan informasi yang dijelajah

selanjutnya peserta didik difasilitasi masuk pada

tahapan aktivitas mengolah informasi.

d) Mengolah informasi (mengasosiasi)

Pada tahap ini peserta didik difasilitasi untuk

memilih, menyortir, menyeleksi, bahkan

menghubungkan satu informasi dengan informasi

lainnya, menghubungkan satu nilai dengan nilai

lainnya yang berkaitan dengan materi atau topik yang

sedang dibicarakan. Mengolah informasi juga

memiliki aktivitas mengaitkan materi yang dipelajari

dengan kondisi lain baik di rumah maupun di

lingkungan masyarakat.

e) Mengomunikasikan

Mengomunikasikan secara tertulis atau lisan tentang

hasil kajian kepada pihak lain (kawan, guru, orang

tua, dll). Tahapan belajar ini sangat penting untuk

mengukur berbagai aspek ketercapaian belajar

peserta didik. Pada tahap ini guru dapat mengukur

(20)

4. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan upaya untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun

dalam kegiatan nyata agar tujuan yang direncanakan

dapat tercapai dengan optimal. Metode merupakan

cara yang diterapkan dalam implementasi strategi

pembelajaran. Metode yang digunakan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia untuk anak tunanetra

adalah:

 Ceramah dan informasi  Diskusi/kooperatif  Tanya jawab

 Pemberian tugas

5. Penilaian

Penilaian dalam Kurikulum 2013 tidak hanya

menilai hasil belajar, tetapi juga proses belajar.

Karakteristik penilaian dalam kurikulum 2013  Mengukur berpikir kritis

 Mengukur hirarki berpikir hingga Habits of Mind  Menilai proses dan hasil belajar

 Menilai kemampuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif  Melibatkan portofolio

(21)

a.Jenis Penilaian

1) Penilaian Otentik

Penilaian otentik adalah penilaian yang

mengharuskan peserta didik untuk menunjukkan

pengetahuan (knowledge), sikap (afective),

keterampilan (skills) dan kemampuannya (ability)

dalam situasi yang nyata /real life situations

(Popham, 1995; Bookhart, 2001).

Penilaian otentik merupakan penilaian yang

dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai

dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)

pembelajaran.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru

diharuskan menerapkan penilaian otentik untuk

mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik.

Guru harus menerapkan berbagai kriteria yang

berkaitan dengan konstruksi materi ajar dan

aktivitas pengamatan. Pada waktu yang bersamaan,

guru juga harus mencoba untuk menilai aktivitas

dan prestasi peserta didik di luar sekolah.

Penilaian otentik akan mendorong para guru

untuk selalu mencoba menggabungkan serangkaian

kegiatan guru dalam pembelajaran dengan berbagai

kegiatan belajar peserta didik. Guru harus dapat

menumbuhkan motivasi secara terus-menerus agar

peserta didik selalu terlibat dalam proses belajar

(22)

ketrampilan yang tinggi untuk belajar. Jenis

penilaian otentik biasanya meliputi:

1)Penilaian kinerja,

2)Penilaian projek,

3)Penilaian portofolio, dan

4)Penilaian tertulis.

Dalam peraturan menteri (permen) nomor 66 tahun

2013 terdapat:

 Penilaian sikap: observasi, penilaian diri, penilaian antarteman (penilaian sebaya), dan

jurnal.

 Penilaian pengetahuan: tes tertulis, tes lisan, dan penugasan.

 Penilaian keterampilan: tes praktik, penilaian projek, dan portofolio.

2) Penilaian Sikap

a) Penilaian observasi

Penilaian ini dilakukan melalui pengamatan baik

langsung maupun tidak langsung dengan

menggunakan pedoman observasi yang berisi

sejumlah indikator perilaku yang diamati.

Kriteria Instrumen Penilaian Observasi

 Mengukur aspek sikap (bukan aspek kognitif atau psikomotor) yang dituntut pada

(23)

 Sesuai dengan kompetensi yang akan diukur.  Memuat sikap atau indikator sikap yang dapat

diobservasi;

 Mudah untuk digunakan; dan

 Dapat merekam sikap peserta didik.

b) Penilaian Diri

Peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri

berkaitan dengan kelebihan dan kekurangannya,

serta tingkat pencapaian kompetensi dari apa yang

dipelajarinya. Penilaian diri biasanya

dikombi-nasikan dengan teknik penilaian lainnya. Bagi

anak tunanetra penilaian diri sangat dianjurkan

untuk melatih dan membiasakan jujur pada diri

sendiri. Penilaian diri dapat diterapkan pada

tugas-tugas individu dengan menggunakan format

yang memuat indikator/aspek penilaian yang akan

dinilai.

Kriteria Instrumen Penilaian Diri:

• kriteria penilaian dirumuskan secara

sederhana;

• bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik;

• menggunakan format penilaian sederhana dan mudah dipahami peserta didik;

• kriteria penilaian jelas tidak bermakna ganda;

(24)

• mengungkap kekuatan dan kelemahan capaian kompetensi peserta didik;

• bermakna, mengarahkan peserta didik untuk memahami kemampuannya;

• memuat indikator kunci atau indikator

esensial; dan

• indikator menunjukkan kemampuan yang

dapat diukur.

c) Penilaian antarteman (penilaian sebaya)

Penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang

peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta

didik lainnya dalam suatu kelas atau rombongan

belajar.

Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk

melatih peserta didik penilai menjadi pembelajar

yang baik.

Kriteria Instrumen Penilaian Antarteman

• Instrumen sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur.

• Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik.

• Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana.

• Menggunakan bahasa lugas dan dapat

(25)

• Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik.

• Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya penafsiran makna

ganda/berbeda.

d) Penilaian dengan Jurnal

Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di

dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil

pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan

peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku.

Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik

terhadap aspek tertentu secara kronologis.

Kriteria Instrumen Jurnal

• Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.

• Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.

• Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.

• Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.

• Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif.

• Format pencatatan memudahkan dalam

pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik

(26)

3) Penilaian Pengetahuan

a) Tes Tertulis

Tes tertulis merupakan seperangkat pertanyaan

atau tugas dalam bentuk tulisan yang

direncanakan untuk mengukur atau memperoleh

informasi tentang kemampuan peserta tes. Tes

tertulis menuntut adanya respon dari peserta tes

yang dapat dijadikan sebagai representasi dari

kemampuan yang dimilikinya.

b) Tes Lisan

Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa

memberikan jawaban secara lisan. Pelaksanaan

Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya

jawab secara langsung antara pendidik dan

peserta didik.

Kriteria Instrumen Tes Lisan

 Tes lisan dapat digunakan jika sesuai

dengan kompetensi pada taraf pengetahuan

yang hendak dinilai.

 Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan

ajar yang ada.

 Pertanyaan diharapkan dapat mendorong

siswa dalam mengkontruksi jawabannya

sendiri.

 disusun dari pertanyaan yang sederhana ke

(27)

c) Penilaian Melalui Penugasan

Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan

rumah dan/atau projek yang harus dikerjakan

oleh peserta didik, baik secara individu atau

kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas.

4) Penilaian Keterampilan

a) Tes praktik

Tes praktik dilakukan dengan mengamati

kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.

Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian

kompetensi yang menuntut peserta didik

melakukan tugas tertentu seperti: praktik di

laboratorium, praktik salat, praktik olahraga,

bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi,

membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya.

Kriteria tes praktik

 Tugas mengarahkan peserta didik untuk

menunjukkan capaian hasil belajar.

 Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

 Mencantumkan waktu/kurun waktu

penger-jaan tugas.

 Sesuai dengan taraf perkembangan peserta

didik,

 Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum

 Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar

(28)

b) Penilaian proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian

terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan

dalam periode atau waktu tertentu.Tugas tersebut

berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,

pengumpulan, pengorganisasian, pengolahan dan

penyajian data.

c) Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian

berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan

informasi yang menunjukkan perkembangan

kemampuan peserta didik dalam satu periode

tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya

peserta didik atau hasil ulangan dari proses

pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta

didik.

Kriteria Tugas pada Penilaian Portofolio

• Tugas sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan diukur.

• Hasil karya peserta didik yang dijadikan portofolio berupa pekerjaan hasil tes, perilaku

peserta didik sehari-hari, hasil tugas

terstruktur, dokumentasi aktivitas peserta didik

di luar sekolah yang menunjang kegiatan

(29)

• Tugas portofolio memuat aspek judul, tujuan pembelajaran, ruang lingkup belajar, uraian

tugas, kriteria penilaian.

• Uraian tugas memuat kegiatan yang melatih peserta didik mengembangkan kompetensi

dalam semua aspek (sikap, pengetahuan,

keterampilan).

5) Ulangan Harian

Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan

secara periodik untuk menilai kompetensi peserta

didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar

(KD) atau lebih (dapat berbentuk penugasan).

Ulangan harian harus terencana dan pelaksanaanya

harus diinformasikan kepada siswa sebelumnya

(tidak menjebak atau karena guru kehabisan materi).

6)Ulangan Tengah dan Akhir Semester

Ulangan Tengah Semester merupakan kegiatan yang

dilakukan oleh pendidik untuk mengukur

pencapaian kompetensi peserta didik setelah

melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.

Cakupan Ulangan Tengah Semester meliputi seluruh

indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada

periode tersebut.

Ulangan Akhir Semester merupakan kegiatan yang

(30)

semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh

indikator yang merepresentasikan semua KD pada

semester tersebut.

7)Ujian Nasional sebagai Ujian Tingkat Kompetensi

pada akhir jenjang satuan pendidikan.

Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut

UTK merupakan kegiatan pengukuran yang

dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui

pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK

meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang

merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat

kompetensi tersebut.

8)Cara Penilaian

Unjuk kerja

1) Sasaran:

Keterampilan berbahasa secara produktif seperti:

memajang tulisan, presentasi, membacakan, dan

sebagainya secara bermakna dan otentik.

2) Peserta didik memeragakan proses berpikir tingkat

tinggi dan mandiri.

3) Penilaian bukan hanya pada produk tetapi juga pada

proses.

4) Kedalaman lebih penting daripada keluasan.

5) Dapat diintegrasikan dengan penilaian observasi,

(31)

Pengamatan

1) Sasaran: tindakan peserta didik belajar melakukan

tindakan komunikatif (berbicara, menyimak,

membaca, menulis) secara wajar, tidak disengaja

untuk penilaian.

2) Peserta didik menyadari dituntut untuk bertindak

terbaik tetapi tidak menyadari jika dinilai.

3) Meliputi tindakan verbal dan nonverbal, di dalam

maupun di luar kelas.

4) Bukan penilaian formal seperti tes, melainkan untuk

tujuan memberi balikan.

5) Balikan diberikan secara langsung maupun tidak

langsung.

6) Jumlah peserta didik yang akan diamati pada setiap

kali pengamatan perlu ditentukan.

7) Penilaian diarahkan pada salah satu atau lebih dari

ketiga unsur teks.

Portofolio

1) Sasaran: menilai ketekunan, minat, kemajuan, dan

keberhasilan dalam belajar melakukan banyak

kegiatan dengan bahasa Indonesia yang baik dan

benar.

2) Kumpulan pekerjaan peserta didik yang mendukung

proses belajar, antara lain laporan kemajuan, jadwal

kerja, outline projek, jurnal, buku harian, dan

(32)

3) Kumpulan karya peserta didik yang mencerminkan

hasil atau capaian belajar, antara lain teks yang

disalin, diringkas, dibuat sendiri, yang telah dibaca,

foto, video, clipping, dan sebagainya.

4) Kumpulan hasil tes, ujian, nilai, dan latihan.

5) Catatan atau rekaman penilaian diri dan penilaian

sejawat, yang berupa komentar, checklist, dll.

Penilaian Diri dan Penilaian Teman/Sebaya

1) Sasaran: proses atau hasil belajar

2) Aspek keterampilan khusus atau penilaian secara

umum

3) Penilaian metakognitif, untuk meningkatkan kualitas

belajar

4) Bentuk: diary, jurnal, format khusus, yang berupa:

komentar, checklist, dan penilaian

5) Peserta didik diberikan pelatihan sebelum dituntut

untuk melaksanakannya.

9) Kriteria Penilaian

1) Tingkat ketercapaian fungsi sosial penggunaan teks.

2) Tingkat kelengkapan dan keruntutan struktur teks.

3) Tingkat ketepatan unsur kebahasaan/kaidah bahasa:

tata bahasa, kosakata, ucapan, tekanan kata,

intonasi, ejaan, dan tulisan tangan.

(33)

E. Karakteristik Ketunaan

Anak tunanetra pada dasarnya sama dengan anak

normal lainnya, hanya dari aspek psikologi sosial mereka

membutuhkan rasa aman ketika bersosialisasi dalam

kehidupannya. Anak tunanetra akan mengalami

gangguan psikologis yang cenderung merasa malu,

rendah diri dan sensitif. Mereka mengenal dan

mempelajari alam lingkungannya dengan cara

mendengarkan, maka indera pendengaran anak

tunanetra ini berkembang luar biasa melebihi anak

normal. Karakteristik anak tunanetra, memengaruhi

kemampuan penyesuaian diri dengan lingkungan dan

kecenderungan untuk bersifat pasif. Demikianlah pada

halnya dengan tingkah laku anak tunanetra sangat

dipengaruhi oleh jenis dan derajat keturunannya.

Layanan pendidikan untuk anak tunanetra

mencakup membaca dan menulis braille, berhitung,

pengembangkan sikap, pengetahuan dan kreativitas.

Akibat mengalami kelainan pada indera penglihatannya,

maka anak tunanetra biasanya mengalami kesulitan

dalam menguasai kemampuan yang berhubungan

dengan kinestetik.

Untuk membantu penguasaan kemampuan di

bidang akademik, maka dibutuhkan layanan dan

peralatan khusus. Alat-alat yang dapat membantu

(34)

pembicaraan, musik, dan alat-alat peraga lain yang

relevan.

Hal yang penting dilakukan adalah pemberian

kesempatan dan perhatian khusus pada anak tunanetra

untuk mengoptimalkan perkembangan intelektual dan

akademiknya.

Dalam proses pendidikan, guru dan personil

lainnya bertugas untuk menyiapkan masa depan anak.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membiasakan

anak bekerja sesuai dengan kemampuannya, membekali

mereka dengan latihan keterampilan yang menghasilkan

sesuatu yang dapat dijadikan bekal hidupnya.

F. Format buku

Buku Pegangan Guru Bahasa Indonesia Kelas 10

SMALB-A (Tunanetra) ini secara umum terdiri dari dua bagian.

Bagian I Petunjuk Umum, terdiri dari

A. Latar Belakang

B. Tujuan Pembelajaran

C. KI dan KD Bahasa Indonesia Kelas X SMALB-A

(Tunanetra)

D. Strategi dan model pembelajaran(Penilaian,

penggunaan media, sarapras, prosedural keselamatan

kerja disesuaikan dengan kondisi siswa, dsb)

E. Karakteristik Ketunaan

(35)

Bab I Kritik dan Humor dalam Pembelajaran Keterampilan

A. Peta Konsep

B. KI dan KD yang dibahas

C. Proses Pembelajaran

D. Uji Kompetensi

E. Pengayaan

F. Remedi

G. Interaksi Guru dan Orang Tua

Bab II ….

Materi untuk bab II sampai bab selanjutnya sama

(36)
(37)

A. Peta Konsep

KRITIK DAN HUMOR

DALAM ANEKDOT

Teks Anekdot

Memahami

Menginterpretasi

Membandingkan

Memproduksi

(38)

B. KI dan KD yang dibahas

Kompetensi Inti (KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya sesuai dengan kemampuan anak

berkebutuhan khusus.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,

toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif, dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sesuai dengan kemampuan anak

berkebutuhan khusus.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis

pengetahu-an faktual, konseptual, dpengetahu-an prosedural sesuai dengpengetahu-an

kemampuan anak berkebutuhan khusus berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret

dan ranah abstrak sesuai dengan kemampuan anak

berkebutuhan khusus terkait dengan pengembangan

dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

(39)

Kompetensi Dasar (KD)

3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot,

eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur

kompleks, dan negosiasi secara lisan dan tertulis.

4.1 Menginterpretasi makna teks anekdot, eksposisi,

laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan

negosiasi secara lisan dan tertulis.

3.2 Membandingkan teks anekdot, laporan hasil

observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi

secara lisan dan tertulis.

4.2 Memproduksi teks anekdot, eksposisi, laporan

hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi

sesuai dengan jenis teks yang akan dibuat secara

lisan dan tertulis.

3.3 Menganalisis teks anekdot, laporan hasil

observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi

secara lisan dan tertulis.

4.3 Menyunting teks anekdot, eksposisi, laporan hasil

observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi

sesuai dengan struktur dan kaidah teks secara

(40)

C. Proses Pembelajaran

Kegiatan I

Pembukaan  Guru mempersiapkan

(mengondisikan) siswa untuk belajar.

 Guru mengucapkan salam

 Guru memberikan informasi tentang keterkaitan pembe-lajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

 Guru memberikan informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pem-belajaran yang akan

dilaksanakan.

 Guru memberikan pengarahan bahwa melalui tema

pembelajaran ini agar dapat mengembangkan sikap santun, jujur, kerjasama, tanggung jawab, dan cinta damai.

Kegiatan Inti Mengamati

 Guru mengarahkan siswa untuk mengamati teks anekdot buku siswa.

 Tugas 1(buku siswa halaman 11)

Menanya

 Guru meminta siswa membuat pertanyaan tentang teks

anekdot.

 Tugas 2 (buku siswa halaman 12)

Mengeksplorasi

 Guru meminta siswa secara berkelompok mencari teks anekdot yang lain.

(41)

Mengasosiasi

 Guru meminta siswa secara berkelompok mendiskusikan struktur teks anekdot.

 Tugas 4 (buku siswa halaman 12)

Mengomunikasi

 Guru meminta siswa untuk menuliskan dan menyampaikan hasil kerja kelompoknya.

 Tugas 5 (buku siswa halaman 14)

Penutup  Guru mengonfirmasi hasil

pembelajaran terkait struktur dan interpretasi makna teks anekdot.

 Guru memberikan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.

 Guru memberikan informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.

Kegiatan II

Pembukaan  Guru mempersiapkan

(me-ngondisikan) siswa untuk belajar.

 Guru mengucapkan salam

 Guru memberikan informasi tentang keterkaitan

pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

 Guru memberikan informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pem-belajaran yang akan

(42)

melalui tema pembelajaran ini agar dapat mengembangkan sikap santun, jujur, kerjasama, tanggung jawab, dan cinta damai.

Kegiatan Inti Mengamati

 Guru mengarahkan siswa untuk membandingkan dua teks anekdot di buku siswa.

 Tugas 1(buku siswa halaman 16)

Menanya

 Guru meminta siswa membuat pertanyaan tentang 2 teks anekdot yang dibandingkan.

 Tugas 2 (buku siswa halaman 18)

Mengeksplorasi

 Guru meminta siswa secara berkelompok untuk mendis-kusikan persamaan dan perbedaan 2 teks anekdot.

 Tugas 3 (buku siswa halaman 18)

Mengasosiasi

 Guru meminta siswa secara berkelompok menulis teks anekdot.

 Tugas 4 (buku siswa halaman 18)

Mengomunikasi

 Guru meminta siswa mem-bacakan dan saling menanggapi teks anekdot yang dibacakan di depan kelas.

 Tugas 5 (buku siswa halaman 19)

Penutup  Guru mengonfirmasi hasil

(43)

teks anekdot.

 Guru memberikan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.

 Guru memberikan informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.

Kegiatan III

Pendahuluan

 Guru mempersiapkan (me-ngondisikan) siswa untuk belajar.

 Guru mengucapkan salam

 Guru memberikan informasi tentang keterkaitan

pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

 Guru memberikan informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

 Guru pengarahan bahwa melalui tema pembelajaran ini agar dapat

mengembangkan sikap santun, jujur, kerjasama, tanggung jawab, dan cinta damai.

Kegiatan Inti Mengamati

 Guru meminta siswa untuk mendengarkan pembacaan teks anekdot buatan teman.

 Tugas 1(buku siswa halaman 21)

Menanya

(44)

kan.

 Tugas 2 (buku siswa hala-man 21)

Mengeksplorasi

Guru meminta siswa secara berkelompok mengerjakan tugas 3.

Tugas 3 (buku siswa halaman 21)

Mengasosiasi

 Guru meminta siswa secara berkelompok mendiskusikan struktur teks anekdot

 Tugas 4 (buku siswa halaman 22)

Mengomunikasi

 Guru meminta siswa membacakan hasil kerja kelompok dan saling menanggapinya.

 Tugas 5 (buku siswa halaman 22)

Penutup  Guru mengonfirmasi hasil

pembelajaran terkait dengan menganalisis dan

menyunting teks anekdot.

 Guru memberikan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.

(45)

D. Uji Kompetensi

Contoh:

Penilaian Pengetahuan:

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN Contoh Tes Tulis (Bentuk Uraian)

Satuan Pendidikan : SMALB-A

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : X

Kompetensi dasar : 3.1 Memahami struktur dan

kaidah teks anekdot, eks-posisi, laporan hasil obser-vasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan.

Indikator : Siswa dapat menganalisis

struktur teks anekdot

Materi : Teks anekdot

Soal

Jelaskan bagian-bagian dari struktur anekdot berikut!

KUHP DALAM ANEKDOT

1. Seorang dosen fakultas hukum suatu universitas sedang memberikan kuliah hukum pidana. Suasana kelas biasa-biasa saja.

2. Saat sesi tanya jawab tiba, Ali bertanya kepada Pak Dosen. “Apa kepanjangan KUHP, Pak?” Pak Dosen tidak menjawab sendiri, melainkan melemparkannya kepada Ahmad. “Saudara Ahmad, coba dijawab pertanyaan Saudara Ali tadi,” pinta Pak Dosen. Dengan tegas Ahmad menjawab, “Kasih Uang Habis Perkara, Pak …!” 3. Mahasiswa lain tentu tertawa, sedangkan Pak

(46)

Pak Dosen dijawabnya dengan tegas, “Peribahasa Inggris mengatakan pengalaman adalah guru yang terbaik, Pak …!” Semua mahasiswa di kelas itu tercengang. Mereka berpandang-pandangan. Lalu, mereka tertawa terbahak-bahak.

4. Gelak tawa mereda. Kelas kembali berlangsung normal.

(Diadaptasi dari

http://fuadusfa4.blogspot.com/2010/02/anekdot-hukum.html)

Kunci Jawaban

No Pernyataan Kunci Skore

1 Seorang dosen memberikan kuliah Hukum Pidana (paragraf 1).

Abstraksi 1 – 5

2 Suasana kelas biasa-biasa saja (paragraf 1).

Orientasi 1 – 5

3 KUHP dipelesetkan menjadi “Kasih Uang Habis Perkara”

(paragraf 2).

Krisis 1 – 5

4 Mahasiswa tercengang dan tertawa, sedangkan dosen menggeleng-gelengkan kepala (paragraf 3).

(47)

5 Kelas kembali

berlangsung normal (paragraf 4).

Koda 1 – 5

Skor maksimum 25

Pedoman Penilaian:

Nilai = Skor Perolehan

25  100

Penilaian Keterampilan:

Penilaian Keterampilan Penulisan Teks Anekdot

Nama : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

Judul : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... Tanggal: ... ... ... ... ... ... ...

Kriteria Skor Komentar

ISI 27—30 Istimewa: menguasai topik tulisan; substantif;

abstraksi^orientasi^krisis^reaksi^ko da; relevan dengan topik yang dibahas

22—26 Baik: cukup menguasai permasalahan; cukup memadai; pengembangan tesis terbatas; relevan dengan topik, tetapi kurang terperinci

17—21 Sedang: penguasaan permasalahan terbatas; substansi kurang; pengembangan topik tidak memadai 13—16 Kurang: tidak menguasai

permasalahan; tidak ada substansi; tidak relevan; tidak layak dinilai

STRUK TUR TEKS

18—20 Istimewa: ekspresi lancar; gagasan terungkap padat, dengan jelas; tertata dengan baik; urutan logis (abstraksi^orientasi^krisis^reak si^koda); kohesif

14—17 Baik: kurang lancar; kurang terorganisasi, tetapi ide utama ternyatakan; pendukung terbatas; logis, tetapi tidak lengkap

(48)

7—9 Kurang: tidak komunikatif; tidak terorganisasi; tidak layak dinilai KOSA

KATA

18—20 Istimewa: penguasaan kata canggih; pilihan kata dan ungkapan efektif; menguasai pembentukan kata; penggunaan register tepat 14—17 Baik: penguasaan kata memadai;

pilihan, bentuk, dan penggunaan kata/ungkapan kadang-kadang salah, tetapi tidak mengganggu 10—13 Sedang: penguasaan kata terbatas;

sering terjadi kesalahan bentuk, pilihan, dan penggunaan kosakata/ungkapan; makna membingungkan atau tidak jelas 7—9 Kurang: pengetahuan tentang

kosakata, ungkapan, dan pembentukan kata rendah; tidak layak nilai

KALI-MAT

18—20 Istimewa: konstruksi kompleks dan efektif; terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, preposisi)

14—17 Baik: konstruksi sederhana, tetapi efektif; terdapat kesalahan kecil pada konstruksi kompleks; terjadi

sejumlah kesalahan penggunaan bahasa (fungsi/urutan kata, artikel, pronomina, preposisi), tetapi makna cukup jelas

10—13 Sedang: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat tunggal/kompleks (sering terjadi kesalahan pada kalimat negasi, urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, kalimat fragmen, pelesapan; makna membingungkan atau kabur

7—9 Kurang: tidak menguasai tata kalimat; terdapat banyak kesalahan; tidak komunikatif; tidak layak dinilai MEKA-

NIK

9—10 Istimewa: menguasai aturan penulisan; terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf

7—8 Baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna

(49)

huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tangan tidak jelas; makna membingungkan atau kabur 1—3 Kurang: tidak menguasai aturan

penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tidak terbaca; tidak layak dinilai

Penilaian Sikap:

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP PENILAIAN OBSERVASI

SatuanPendidikan : SMALB-A

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X

Waktu Pengamatan : Pada saat Pelaksanaan pembelajaran.

Kompetensi dasar : Menunjukkan sikap tang-gung jawab, peduli, responsif, dan santun da-lam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot mengenai perma-salahan sosial, lingk-ungan, dan kebijakan publik.

Rubrik:

Indikator sikap aktif dalam pembelajaran:

1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran.

(50)

3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum ajeg/konsisten.

4. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten.

Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.

1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerja sama dalam kegiatan kelompok.

2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.

3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.

4. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerja sama dalam kegiatan kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten.

Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.

1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.

2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum ajeg/konsisten.

3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum ajeg/konsisten.

(51)

masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.

Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil

pengamatan.

K : Kurang

C : Cukup

B : Baik

SB : Baik Sekali

No Nama Siswa

Sikap Tanggung

Jawab

Jujur Peduli Kerjasama Santun

K C B SB K C B SB K C B SB K C B SB K C B SB 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2 3 4 5 6

7

E. Pengayaan

Kurikulum 2013 sangat menghargai perbedaan

kompetensi individual peserta didik dalam kelas klasikal.

Pada prinsipnya semua siswa akan mampu mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang dipersyaratkan.

Akan tetapi hampir setiap siswa membutuhkan waktu yang

berbeda dalam pencapaian ini, ada yang cepat dan ada yang

lambat. Siswa yang lebih cepat dalam mencapai ketuntasan

belajar harus difasilitasi agar mereka tidak jenuh dalam

pembelajaran.

Siswa dengan kompetensi istimewa tersebut hendaklah

(52)

pengayaan bisa berupa pendalaman dan perluasan materi.

Teknik penyampaiannya bisa melalui penugasan dan

portofolio.

Contoh-contoh soal penugasan pengayaan dengan genre

anekdot:

Buatlah teks anekdot yang berhubungan dengan

kehidupan kita sehari-hari, baik di sekolah maupun di

masyarakat! Anekdot yang dibuat siswa harus memenuhi

syarat struktur dan ciri teks anekdot!

F. Remedial

Guru perlu mengingat kembali tentang konsep

ketuntasan belajar peserta didik. Pada prinsipnya semua

peserta didik mampu menuntaskan belajarnya, mereka

hanya membutuhkan waktu yang berbeda-beda, ada yang

cepat ada pula yang lambat.

Peserta didik yang lambat menuntaskan belajarnya wajib

mendapatkan perlakuan khusus berupa remedial. Remedial

dalam konsep ini harus dilakukan secara individual sesuai

dengan kadar kompetensi dasar dan indikator yang belum

dituntaskan oleh siswa. Jadi tidak dibenarkan perlakuan

yang hanya memberikan tes ulang. Seharusnya mereka

mendapat pembelajaran ulang sesuai dengan pendekatan

(53)

G. Interaksi Guru dan Orang Tua

Proses pendidikan tidak akan dapat berjalan dengan

baik tanpa dukungan dan bantuan dari orang tua. Oleh

karena itu, hubungan baik antara sekolah, guru dengan

orang tua mutlak diperlukan. Pendidikan yang berlangsung

di sekolah relatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan

waktu yang dihabiskan siswa dalam keluarga. Pada saat

siswa di rumah tanggung jawab pendidikan sepenuhnya di

tangan orang tua.

Berkaitan dengan pengembangan potensi siswa maka

guru harus senantiasa menjalin interaksi dengan orang tua.

Sebagai contoh tugas-tugas pekerjaan rumah dari guru di

sekolah harus dikontrol oleh orang tua. Orang tua harus

memberikan arahan, bimbingan, dan mengecek sejauh

mana putra-putrinya telah mengerjakan tugas.

Untuk mengendalikan kegiatan interaksi antara guru

dan orang tua tersebut biasanya mengguanakan buku

penghubung. Buku ini sangat bermanfaat untuk menjalin

komunikasi antara orang tua dengan guru tanpa harus

bertemu langsung, karena disadari bahwa masing-masing

banyak kesibukan. Media interaksi dengan buku hanyalah

sebuah contoh. Dewasa ini dengan perkembangan teknologi

yang semakin canggih interaksi guru dengan orang tua

(54)

A. Peta Konsep

Teks Eksposisi

Memahami

Menginterpretasi

Memproduksi

Membandingkan

Menyunting

Menganalisis

BIJAK BERPENDAPAT

DALAM KEHIDUPAN

(55)

B. KI dan KD yang dibahas

Kompetensi Inti (KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya sesuai dengan kemampuan anak

berkebutuhan khusus.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,

toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif, dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sesuai dengan kemampuan anak

berkebutuhan khusus.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis

pengetahu-an faktual, konseptual, dpengetahu-an prosedural sesuai dengpengetahu-an

kemampuan anak berkebutuhan khusus berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret

dan ranah abstrak sesuai dengan kemampuan anak

(56)

dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar (KD)

3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot,

eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur

kompleks, dan negosiasi secara lisan dan tertulis.

4.1 Menginterpretasi makna teks anekdot, eksposisi,

laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan

negosiasi secara lisan dan tertulis.

3.2 Membandingkan teks anekdot, laporan hasil

observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi

secara lisan dan tertulis.

4.2 Memproduksi teks anekdot, eksposisi, laporan

hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi

sesuai dengan jenis teks yang akan dibuat secara

lisan dan tertulis.

3.3 Menganalisis teks anekdot, laporan hasil

observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi

secara lisan dan tertulis.

4.3 Menyunting teks anekdot, eksposisi, laporan hasil

observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi

sesuai dengan struktur dan kaidah teks secara

(57)

C. Proses Pembelajaran

Kegiatan I

Pembukaan  Guru mempersiapkan

(me-ngondisikan) siswa untuk belajar.

 Guru mengucapkan salam

 Guru memberikan informasi tentang keterkaitan

pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

 Guru memberikan informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

 Guru memberikan

pengarahan bahwa melalui tema pembelajaran ini agar dapat mengembangkan sikap santun, jujur,

kerjasama, tanggung jawab, dan cinta damai.

Kegiatan Inti Mengamati

 Guru meminta siswa

mendengarkan pembacaan teks eksposisi.

 Tugas 1(buku siswa hala-man 25)

Menanya

 Guru meminta siswa

membuat pertanyaan-perta-nyaan yang berhubungan dengan teks eksposisi yang dibacakan.

 Tugas 2 (buku siswa hala-man 26)

Mengeksplorasi

(58)

eksposisi yang lain.

 Tugas 3 (buku siswa halaman 27)

Mengasosiasi

 Guru meminta siswa secara berkelompok mendiskusikan struktur teks eksposisi yang telah ditentukan.

 Tugas 4 (buku siswa halaman 28)

Mengomunikasi

 Guru meminta siswa membacakan hasil kerja kelompok dan saling memberikan masukan.

 Tugas 5 (buku siswa halaman 29)

Penutup  Guru mengonfirmasi hasil

pembelajaran terkait memahami struktur dan menginterpretasi makna teks eksposisi.

 Guru memberikan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.

 Guru memberikan informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.

Kegiatan II

Pembukaan  Guru mempersiapkan

(me-ngondisikan) siswa untuk belajar.

 Guru mengucapkan salam

 Guru memberikan informasi tentang keterkaitan

(59)

akan dilaksanakan.

 Guru memberikan informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

 Guru memberikan

pengarahan bahwa melalui tema pembelajaran ini agar dapat mengembangkan sikap santun, jujur,

kerjasama, tanggung jawab, dan cinta damai.

Kegiatan Inti Mengamati

 Guru meminta siswa membandingkan dua teks eksposisi

 Tugas 1(buku siswa halaman 31)

Menanya

 Guru meminta siswa

membuat pertanyaan yang berhubungan dengan teks eksposisi yang

dibandingkan.

 Tugas 2 (buku siswa halaman 32)

Mengeksplorasi

 Guru meminta siswa secara berkelompok mencari ciri-ciri teks eksposisi.

 Tugas 3 (buku siswa halaman 33)

Mengasosiasi

 Guru meminta siswa secara berkelompok membuat teks eksposisi.

 Tugas 4 (buku siswa halaman 33)

Mengomunikasi

(60)

membacakan dan saling memberikan masukan teks eksposisi yang ditulisnya.

 Tugas 5 (buku siswa halaman 33)

Penutup  Guru mengonfirmasi hasil

pembelajaran terkait dengan perbandingan dan penulisan teks eksposisi.

 Guru memberikan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.

 Guru memberikan informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.

Kegiatan III

Pendahuluan  Guru mempersiapkan

(me-ngondisikan) siswa untuk belajar.

 Guru mengucapkan salam

 Guru memberikan informasi tentang keterkaitan

pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

 Guru memberikan informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

 Guru memberikan

pengarahan bahwa melalui tema pembelajaran ini agar dapat mengembangkan sikap santun, jujur,

(61)

Kegiatan Inti Mengamati

 Guru meminta siswa untuk mendengarkan pembacaan teks eksposisi buatan teman.

 Tugas 1(buku siswa halaman 29)

Menanya

 Guru memina siswa mem-buat pertanyaan tentang teks anekdot yang

dibacakan.

 Tugas 2 (buku siswa hala-man 29)

Mengeksplorasi

 Guru meminta siswa secara berkelompok untuk

menganalisis teks eksposisi yang sudah ditentukan.

 Tugas 3 (buku siswa halaman 29)

Mengasosiasi

 Guru meminta siswa secara berkelompok mendiskusikan struktur teks anekdot

 Tugas 4 (buku siswa halaman 30)

Mengomunikasi

 Guru meminta siswa membacakan hasil kerja kelompok dan saling menanggapinya.

 Tugas 5 (buku siswa halaman 30)

Penutup  Guru mengonfirmasi hasil

pembelajaran terkait dengan menganalisis dan

menyunting teks eksposisi.

(62)

sudah dilakukan.

 Guru memberikan informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.

D. Uji Kompetensi

Contoh:

Penilaian Pengetahuan:

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN Contoh Tes Tulis (Bentuk Uraian)

Satuan Pendidikan : SMALB-A

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : X

Kompetensi dasar : 3.1 Memahami struktur dan

kaidah teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan.

Indikator : Siswa dapat menganalisis

struktur teks eksposisi

Materi : Teks eksposisi

Soal

Jelaskan bagian-bagian dari struktur teks eksposisi berikut!

MANFAAT JAMU TRADISIONAL

(63)

dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu, secara ekonomis, masyarakat juga dapat makin menjangkau teknologi informasi dan teknologi kesehatan.

2. Walaupun demikian, obat tradisional atau yang sering disebut jamu masih mendapat tempat di hati masyarakat. Jamu dipercaya mempunyai banyak kelebihan jika dibandingkan dengan obat-obatan modern seperti yang banyak beredar di pasaran. Jamu juga dianggap lebih sesuai dengan kebanyakan penyakit modern, seperti diabetes.

3. Berikut adalah kelebihan-kelebihan obat tradisional (Katno, Balitro Tawangmangu, dan S. Pramono, Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta, Tribun Yogya edisi 16 Oktober 2011).

(1)Obat tradisional mempunyai efek samping yang lebih kecil apabila digunakan secara tepat, baik waktu penggunaan, takaran, cara pemakaian, pemilihan bahan maupun penyesuaian dengan indikasi tertentu.

(2)Ada efek komplementer dan/atau sinergisme dalam ramuan obat tradisional (komponen bioaktif tanaman obat).

(3) Satu tanaman yang sangat murah mempu-nyai banyak manfaat farmakologi.

(4) Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit metabolik, seperti diabetes, kolesterol, batu ginjal, dan hepatitis (metabolik) dan penyakit degeneratif, seperti rematik, asma, tukak lambung, ambeien, dan pikun.

(64)

Apabila dikonsumsi dalam waktu lama dan terus-menerus, obat modern akan mengakibatkan efek samping yang dapat memicu penyakit baru.

(Diadaptasi dari

http://4loveandlife.blogspot.com/2012/06/manfaat-jamu-tradisional.html)

Kunci Jawaban

No. Pernyataan Kunci Skore

1 Seiring dengan

kemajuan zaman,

banyak hal

mengalami kemajuan.

Yang paling mencolok

adalah kemajuan

teknologi yang makin

canggih dalam

berbagai aspek

kehidupan. Selain itu,

secara ekonomis,

masyarakat juga

dapat makin

menjangkau teknologi

informasi dan

teknologi kesehatan.

Pernyataan

pendapat

(tesis)

(65)

2 Walaupun demikian,

obat tradisional atau

yang sering disebut

jamu masih

mendapat tempat di

hati masyarakat.

Jamu dipercaya

mempunyai banyak

kelebihan jika

dibandingkan dengan

obat-obatan modern

seperti yang banyak

beredar di pasaran.

Jamu juga dianggap

lebih sesuai dengan

kebanyakan penyakit

modern, seperti

diabetes.

Argumentasi

1

1 - 5

3 Berikut adalah

kelebihan-kelebihan

obat tradisional

(Katno, Balitro

Tawangmangu, dan

S. Pramono, Fakultas

Farmasi UGM

Yogyakarta, Tribun

Yogya edisi 16

Argumentasi

2

(66)

Oktober 2011).

4 Keunggulan obat

tradisional jika

dibandingkan dengan

obat modern lebih

aman dan ekonomis.

Apabila dikonsumsi

dalam waktu lama

dan terus-menerus,

obat modern akan

mengakibatkan efek

samping yang dapat

memicu penyakit

baru.

Penegasan

ulang

pendapat

1 - 5

Skor maksimum 20

Pedoman Penilaian:

Penilaian Keterampilan:

Penilaian Keterampilan Penulisan Teks Eksposisi

Nama : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

Judul : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... Tanggal: ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

Kriteria Skor Komentar

Nilai = Skor Perolehan

(67)

Isi 27—30 Istimewa: menguasai topik tulisan; substantif;

pengembangan pernyataan pendapat (tesis)^argument-si^penegasan ulang pendapat secara lengkap; relevan dengan topik yang dibahas

22—26 Baik: cukup menguasai permasalahan; cukup

memadai; pengembangan tesis terbatas; relevan dengan topik, tetapi kurang terperinci

17—21 Sedang: penguasaan permasalahan terbatas; substansi kurang;

pengembangan topik tidak memadai

13—16 Kurang: tidak menguasai permasalahan; tidak ada substansi; tidak relevan; tidak layak dinilai

Struktur Teks

18—20 Istimewa: ekspresi lancar; gagasan terungkap padat, dengan jelas; tertata dengan baik; urutan logis (pernyataan pendapat

(tesis)^argumentasi^penegasan ulang pendapat); kohesif 14—17 Baik: kurang lancar; kurang

terorganisasi, tetapi ide utama ternyatakan; pendukung terbatas; logis, tetapi tidak lengkap

(68)

7—9 Kurang: tidak komunikatif; tidak terorganisasi; tidak layak dinilai

Kosa Kata 18—20 Istimewa: penguasaan kata canggih; pilihan kata dan ungkapan efektif; menguasai pembentukan kata;

penggunaan register tepat 14—17 Baik: penguasaan kata

memadai; pilihan, bentuk, dan penggunaan kata/ungkapan kadang-kadang salah, tetapi tidak mengganggu

10—13 Sedang: penguasaan kata terbatas; sering terjadi

kesalahan bentuk, pilihan, dan penggunaan

kosakata/ungkapan; makna membingungkan atau tidak jelas

7—9 Kurang: pengetahuan tentang kosakata, ungkapan, dan pembentukan kata rendah; tidak layak nilai

Kalimat 18—20 Istimewa: konstruksi kompleks dan efektif; terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, preposisi) 14—17 Baik: konstruksi sederhana,

tetapi efektif; terdapat kesalahan kecil pada

konstruksi kompleks; terjadi sejumlah kesalahan

penggunaan bahasa

(69)

10—13 Sedang: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat tunggal/kompleks (sering terjadi kesalahan pada kalimat negasi, urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, kalimat fragmen, pelesapan; makna membingungkan atau kabur

7—9 Kurang: tidak menguasai tata kalimat; terdapat banyak kesalahan; tidak komunikatif; tidak layak dinilai

Mekanik 9—10 Istimewa: menguasai aturan penulisan; terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf

7—8 Baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna

4—6 Sedang: sering terjadi

kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tangan tidak jelas; makna membingungkan atau kabur 1—3 Kurang:: tidak menguasai

aturan penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf

kapital, dan penataan paragraf; tulisan tidak terbaca; tidak layak dinilai

(70)

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP PENILAIAN OBSERVASI

SatuanPendidikan : SMALB-A

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : X

Waktu Pengamatan : Pada saat Pelaksanaan pembelajaran.

Kompetensi dasar : Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot

mengenai permasalahan sosial, lingkungan, dan kebijakan publik.

Rubrik:

Indikator sikap aktif dalam pembelajaran:

1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran.

2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum ajeg/konsisten.

3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum ajeg/konsisten.

4. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten.

Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.

(71)

2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.

3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.

4. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten.

Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.

1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.

2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum ajeg/konsisten

3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum ajeg/konsisten.

4. Sangat baik jika menunjukkansudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.

Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil

pengamatan.

K : Kurang

C : Cukup

B : Baik

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimanapun Ross, 1993 mendefinisikan kanak-kanak pintar cerdas iaitu gifted and talented adalah kanak-kanak yang dikenal pasti semasa pra sekolah, sekolah

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.. MEDAN

Data yang dimaksud adalah beberapa data yang dikumpulkan bersumber dari data BPS (Sensus dan Survey) serta fasilitas pelayanan masyarakat (kantor pemda, kantor dinas, puskesmas,

[r]

Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa pada Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akan melaksanakan Seleksi Umum dengan prakualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan

Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Minat Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.

[r]

Manajemen Sumber Daya Manusia: Teori, Aplikasi, dan Isu Penelitian.. Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Produktivitas