ANALISIS REAKSI INVESTOR ATAS PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP ABNORMAL RETURN
(Studi Kasus Pada Bursa Efek Indonesia)
Analysis Of Investor Reaction On The Announcement Of The Right issue Against Abnormal return
Faridatul Choiriyah Tri Astuti Mahasiswa Program Studi Manajeman
Ringroad Barat, Tamantirto, Yogyakarta Telp (0274) 387656, Faks (0274) 387646
ABSTRACT
This study aim to analyze Investor Reaction On The Announcement Of The Right issue to the Abnormal return at the Indonesia Stock Exchange. The object in this study was manufacturing company which did the corporate action of right issue that listed at the Indonesia Stock Exchange period of 2010-2013. In this study, sample of 12 manufacturing companies have been selected using purposive sampling. Analysis which been used in this study are Paired Sample T Test, and One Sample T Test.
Based on the analysis that have been made the result are abnormal return significantly different between before announcement of the right issue and abnormal return after announcement of the right issue, and there is leakage of the information before announcement of the right issue.
Keywords: Abnormal return, and Right issue
PENDAHULUAN
Kebanyakan orang pada saat ini menginginkan kebutuhan dimasa sekarang dan masa yang akan datang terpenuhi dengan baik, oleh karena itu mereka akan melakukan berbagai cara salah satunya dengan melakukan investasi. Investasi dapat dilakukan dalam berbagai hal salah satunya dengan berinvestasi di pasar modal. Dengan berinvestasi di pasar modal seseorang akan mendapatkan keuntungan berupa return atas pengorbanan dananya pada saat ini. Selain return keuntungan dari investasi di pasar modal memungkinkan bagi investor mendapatkan abnormal return, yaitu berupa keuntungan lebih dari pada yang seharusnya. Untuk mendapatkan abnormal return tersebut seorang investor perlu memiliki informasi yang akurat dan relevan yang belum diketahui oleh orang lain. Abnormal return dapat diperoleh dari beberapa aksi yang dilakukan perusahaan salah satunya right issue.
Right issue merupakan corporate action yang dilakukan perusahaan dengan melakukan penawaran terbatas atas saham baru kepada pemegang saham lama. Cara ini sangat digemari oleh perusahaan karena dengan melakukan right issue perusahaan tidak akan terkena biaya emisi efek seperti pada penawaran perdana. Apabila pengumuman tersebut mengandung informasi maka pasar diharapkan akan bereaksi untuk menuju titik keseimbangan yang baru. Right issue juga digunakan emiten untuk mengetahui reaksi pasar. Karena apabila pengumuman tersebut memiliki cukup kandungan informasi, maka pasar akan bereaksi yang menyebabkan adanya perubahan harga saham. Karena harga saham berubah otomatis return yang didapat juga akan berubah dan membuat persepsi investor dalam berinvestasi juga akan berubah.
Berdasarkan dari penjelasan tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS REAKSI INVESTOR ATAS PENGUMUMAN
RIGHT ISSUE TERHADAP ABNORMAL RETURN (Studi Kasus Pada Bursa Efek Indonesia)”.
Pengaruh pengumuman right issue terhadap harga saham tidak menghasilkan satu kesimpulan yang seragam, karena ada pengaruh yang positif dan juga negatif. Tetapi secara umum pengaruh negatif terjadi pada pasar yang sudah maju sedangkan pengaruh postif pada pasar yang baru berkembang.
Berdasarkan dari latar belakang di atas maka menghasilkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah ada kebocoran informasi sebelum pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia?
KAJIAN TEORI
Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual surat berharganya di pasar modal. Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan dijual di pasar primer (primary market). Para ahli ekonomi mengatakan bahwa pasar modal yang efisien adalah pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut maka akan sangat sulit bagi para pemodal untuk memperoleh tingkat keuntungan di atas normal secara konsisten dengan melakukan transaksi perdagangan di bursa efek (Jogiyanto, 2000).
Kebijakan right issue merupakan upaya emiten untuk menambah saham yang beredar guna menambah modal perusahaan (Hartono, 2008).
Alternatif untuk memperoleh tambahan dana adalah dengan menawarkan kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru. Hal ini
bertujuan agar pemegang saham lama berminat untuk membeli saham baru tersebut, maka perusahaan menawarkan saham baru itu dengan harga yang jauh lebih murah dari harga saham saat ini.
Salah satu tujuan investor berinvestasi adalah untuk mendapatkan return. Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari suatu investasi, tentunya investor tidak akan melakukan investasi. Jadi semua investasi mempunyai tujuan utama mendapatkan return (Ang, 1997: 202).
Dengan berinvestasi di pasar modal memungkinkan bagi investor mendapatkan keuntungan lebih yang biasa disebut abnormal return.
Efiseinsi pasar diuji dengan melihat return tidak normal (abnormal return) yang terjadi. Pasar dikatakan tidak efisien jika satu atau beberapa pelaku pasar menikmati return tidak normal dalam jangka waktu yang cukup lama (Jogiyanto, 2010: 415). Apabila return yang didapatkan lebih besar dari return yang diharapkan berarti abnormal return positif, sedangkan apabila return yang didapatkan (return realisasi) lebih kecil dari return yang diharapkan (return ekspektasi) berarti abnormal return akan negatif (Jogiyanto, 2010:416).
Abnormal return dapat didapatkan ketika investor memiliki informasi yang belum diketahui oleh pihak lain. Asumsi utama dalam teori sinyal adalah bahwa manajemen mempunyai informasi yang akurat tentang nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh investor luar dan manajemen adalah orang yang selalu berusaha memaksimalkan insentif yang diharapkan (Budiarto dan Baridwan, 1999). Dengan adanya hal tersebut membuat terjadinya asimetri informasi dimana beberapa investor akan memiliki informasi yang belum tidak diketahui oleh orang lain yang membuat mereka bereaksi untuk memaksimalkan keuntungan mereka.
Implikasinya adalah pengumuman perusahaan untuk melakukan right issue akan direspon oleh pasar sebagai suatu sinyal yang menyampaikan adanya informasi baru yang dikeluarkan oleh pihak manajemen yang
selanjutnya akan mempengaruhi nilai saham dan aktivitas perdagangan saham.
Penelitian Sri Dewi Yusuf, dkk. (2009) menunjukkan adanya perbedaan rata-rata abormal return sebelum dengan saat dan antara saat dengan sesudah pengumuman right issue. sedangkan abnormal return saham sebelum dan sesudah ternyata tidak ada perbedaan yang signifikan. Pengujian ini mengindikasikan bahwa dalam waktu yang panjang terdapat tingkat ekspektasi pasar yang sama. Artinya pada periode sebelum dengan sesudah righ issue kemampuan pasar untuk mendapatkan abnormal return adalah sama. Tingkat ekspektasi yang sama menjukan tidak ada investor publik yang memiliki informasi lebih untuk mendapatkan abnormal return. Berdasarkan dari penjelasan tersebut maka menghasilkan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis I.
Ha: abnormal return saham sebelum pengumuman right issue berbeda secara signifikan terhadap abnormal return sesudah pengumuman right issue.
METODE PENELITIAN Obyek Penelitian
Penelitian ini menggunakan obyek perusahaan manufaktur yang melakukan corporate action berupa right issue yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.
Jenis Data
Jenis data yang digunakan berupa data sekunder dimana data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian, melainkan peneliti mendapat data yang sudah jadi dan telah dikumpulkan oleh pihak lain.
Teknik Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan disaring terlebih dahulu dengan teknik purposive sampling. Berikut kriteria yang digunakan:
1. Perusahaan manufaktur yang listed di BEI pada tahun 2010 – 2013.
2. Perusahaan yang hanya menerbitkan right issue selama periode penelitian.
3. Saham perusahaan tersebut aktif minimal 10 hari di sekitar right issue.
Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek.
Dokumentasi diperoleh dari ICMD dan laporan historis lainnya.
Definisi Operasional Variabel Penelitian Harga Saham
Harga saham merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh investor atas suatu investasi yang dilakukannya. Return masing-masing saham diukur dengan membandingkan selisih antara harga saham sekarang relatif terhadap harga saham sebelumnya.
Return Saham
Merupakan hasil yang diperoleh dari investasi saham.
Return Pasar
Return saham yang diharapkan (expected return) digunakan return pasar (Rmt), sedangkan Rmt dihitung dengan Ideks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menunjukkan indeks harga saham semua saham yang diperjual – belikan di BEI (Budiarto dan Baridwan 1999, dalam Wismar’ein).
Abnormal return
Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal (Jogiyanto, 2010:579).
Abnormal return merupakan selisih antara return yang terealisasi (actual return) dengan return yang diharapkan (expected return).
Teknik Analisis Data
Menurut Tandelilin (2010) Metodologi penelitian studi peristiwa konvensional mengikuti prosedur sebagai berikut:
1. Peristiwa yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa right issue yang dilakukan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
2. Penetapan waktu pada penelitian ini adalah pengumuman right issue yaitu t=0. Periode estimasi yang digunakan selama 100 hari sebelum pengumuman right issue (t -105), periode jendela peristiwa dibagi menjadi dua terdiri dari pertama t= -5 (5 hari sebelum pengumuman right issue) dan kedua t= +5 (5 hari sesudah pengumuman right issue). Penentuan dari periode jendela peristiwa didasari pada penelitian – penelitian sebelumnya oleh Yusuf, Djazuli dan Susanto (2009).
3. Metode penyesuaian return yang digunakan yaitu model pasar (market model).
E(Rit) = α + βiRMt + ɛit
4. Menghitung return tak normal di sekitar periode peristiwa RTNit = Rit – E(Rit)
Dalam hal ini:
RTNit = return tak normal saham I pada periode t Rit = return aktual saham i pada periode t E(Rit) = return harapan atau return prediksian
5. Menghitung rata – rata return tak normal dan return tak normal kumulatif dalam periode peristiwa.
rata-rata abnormal return
rata-rata abnormal return kumulatif
6. Merumuskan hipotesis statistis Untuk rata-rata return tak normal:
Ho: RTN = 0 Ha: RTN # 0
Untuk rata-rata return tak normal kumulatif:
Ho: RTNK = 0 Ha: RTNK # 0
7. Menguji apakah return tak normal rata – rata atau return tak normal kumulatif berbeda antara sebelum dan sesudah peristiwa.
H0 tidak dapat di tolak dan Ha tidak dapat diterima jika: nilai signifikansi > taraf signifikansi yang disyaratkan. H0 ditolak dan Ha diterima jika: nilai signifikansi < taraf signifikansi yang disyaratkan
8. Simpulan hasil studi didasarkan pada probabilitas signifikansi kurang dari probabilitas yang disyaratkan.
k RTN RTN
n
i
it t
 1
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Tentang Abnormal return
Berikut merupakan hasil analisis statistik abnormal return dari average abnormal return (AAR) sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
Table 4.2 Statistik Deskriptif
N Min. Max. Rata-Rata Std.
Deviasi AAR Sebelum 12 -.008608 .054729 .01153250 .018051839 AAR Sesudah 12 -.053466 .026408 -.00264817 .021776336
Table 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman adalah sebesar 0.0115 untuk rata-rata abnormal return sebelum right issue, dan -0.0026 sesudah pengumuman right issue.
Nilai standar deviasi digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh nilai yang diperoleh menyimpang dari nilai yang diharapkan. Adapun nilai standar deviasi rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman sebesar 0.018 dan 0.022. Sedangkan jumlah sampel, nilai minimum dan nilai maksimum dari abnormal return selengkapnya dapat dilihat pada table 4.2 statistik deskriptif.
Uji Kualitas Instrumen
Kualitas data akan diuji terlebih dahulu dengan uji normalitas untuk mengetahui apakah data tersebut layak dianalisis atau tidak. Uji normalitas yang dilakukan dengan menggunakan Kolmogorv-Smirnov Test untuk rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue, dapat dilihat pada table 4.3 dengan penjelasan di bawahnya:
Table 4.3
Uji normalitas data rata-rata akumulasi abnormal return sebelum dan sesudah right issue
Tes Nilai Sig.
AAR sebelum pengumuman right issue berdistribusi normal.
One-Sample kolmogorv-
Smirnov test 0.498
AAR sesudah pengumuman right issue berdistribusi normal.
One-Sample kolmogorv-
Smirnov test 0.776
Table 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari taraf signifikansi yang ditetapkan, yaitu 0.498 > 0.05 dan 0.776 > 0.05, jadi dapat disimpulkan bahwa data rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue mengikuti distribusi normal.
Uji Hipotesis
Uji Beda Dua Rata-Rata (Paired Sample T Test)
Paired Sample T Test dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis ada tidaknya perbedaan secara signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah tanggal pengumuman right issue.
Tabel 4.4
Uji beda dua rata-rata akumulasi abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue
Periode Nilai Sig. Keterangan AAR sebelum – AAR sesudah 0,044 Signifikan
Berdasarkan table 4.4, hasil uji signifikansi dari paired sample t test untuk rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue, menunjukkan bahwa H0 tidak dapat diterima, dengan melihat angka signifikasinya < alpha 0.05, yaitu sebesar 0.044 < 0.05, maka H0 tidak dapat diterima atau menolak H0. Dengan demikian hasil uji hipotesis ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara
abnormal return sebelum dengan abnormal return sesudah pengumuman right issue.
Hasil dari analisis statistik paired sample t test ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan abnormal return sesudah pengumuman right issue. Secara keseluruhan uji hipotesis dengan menggunakan market model menunjukkan bahwa right issue mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan investasi di pasar modal yang dilihat dari abnormal return saham sebelum dan sesudah right issue. Hal ini memunculkan dugaan bahwa pengumuman right issue mengandung informasi yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan preferensi investor dalam pengambilan keputusan investasinya di seputar penerbitan right issue, sehingga hasil penelitian ini mendukung teori sinyal yang melandasinya.
Uji Satu Rata-Rata (One Sample T Test)
One Sample T Test dalam penelitian ini digunakan untuk menguji ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue dalam periode peristiwa selama 11 hari. Selengkapnya disajikan pada tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5
Uji satu rata-rata Abnormal return
Hari Sampel Rata-Rata AR
Nilai Sig.
(2 tailed)
H-5 12 .00416311 .583
H-4 12 .00234961 .801
H-3 12 .00306585 .455
H-2 12 -.00375711 .778
H-1 12 .05184079 .057*
H0 12 -.00171821 .891
H+1 12 -.00132145 .844
H+2 12 -.01490942 .072*
H+3 12 .00870460 .401
H+4 12 .01540521 .058*
H+5 12 -.02111944 .383
(*): taraf signifikansi pada tingkat 10%
Rata-rata abnormal return yang signifikan pada hari sebelum peristiwa right issue hanya terjadi pada H-1. Pada H-5, H-4, H-3 dan H-2 memiliki nilai signifiakansi yang lebih besar daripada taraf signifikansi yang dipakai yaitu pada tingkat 10%. Sedangkan pada H-1 mempunyai nilai signifikansi 0,057 < 0,1. Pada H0 dan H+1 kembali tidak signifikan pada tingkat 10% yaitu dengan nilai 0,891 > 0.1 dan 0.884 > 0.1. Abnormal return pada H+2 mempunyai nilai yang signifikan pada tingkat 10%
dimana 0.072 < 0.1. Pada H+3 kembali tidak signifikan dengan tingkat signifikan 0.401 > 0.1, namun pada H+4 kembali signifikan lagi yaitu 0.058
< 0.1 walaupun pada H+5 nilai kembali tidak signifikan yaitu 0.383 > 0.1.
Signifikansi rata-rata abnormal return sekitar tanggal peristiwa right issue, yaitu pada H-1 dan H+2 menunjukkan bahwa pengumuman right issue mengandung informasi. Dikatakan mengandung informasi, karena
pengumuman right issue menyebabkan terjadinya reaksi pasar yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang terjadi. Reaksi yang ditunjukkan pasar merupakan reaksi positif hal itu ditandai dengan adanya abnormal return yang positif pada hari sebelum pengumuman.
Walaupun pada hari sesudah pengumuman right issue juga masih terdapat reaksi yaitu tepatnya pada dua hari setelah peristiwa right issue tetapi dengan nilai rata-rata abnormal return yang negatif dimana abnormal return yang diperoleh lebih rendah dari harga pasar. Hal tersebut dimungkinkan karena prediksi bahwa perusahaan yang melakukan right issue mempunyai kinerja yang baik dan harga saham sesudah pengumuman akan naik kemungkinan tidak terbukti, sehingga harapan akan memperoleh abnormal return sesudah pengumuman tidak terpenuhi sehingga para investor kembali menjual sahamnya yang menyebabkan jatuhnya harga saham perusahaan sehingga membuat return yang didapat lebih rendah dari harga pasar. Walaupun setelahnya pasar kembali bereaksi yaitu tepatnya pada empat hari setelah pengumuman yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata abnormal return yang positif setelah sehari sebelumnya turun walaupun nilai rata-rata abnormal return positif tetapi tidak memiliki nilai yang signifikan, hal tersebut dimungkinkan pasar sudah kembali normal, dimana investor tidak lagi mencari abnormal return dari adanya peristiwa right issue yang dilakukan oleh perusahaan karena pada hari ke lima setelah pengumuman kembali tidak signifikan dan diikuti dengan nilai rata-rata abnormal return yang negatif.
Dilihat dari reaksi pasar dalam merespon adanya pengumuman right issue ternyata memberikan respon yang lambat. Hal itu dapat diketahui dari adanya abnormal return yang signifikan terjadi pada dua hari setelah pengumuman. Sedangkan apabila dikaitkan dengan efisiensi pasar bentuk setengah kuat, harusnya pasar bereaksi pada saat
pengumuman ataupun sehari setelah pengumuman dengan adanya abnormal return yang signifikan pada hari-hari tersebut.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum pengumuman right issue dengan sesudah pengumuman right issue.
Terdapat kebocoran informasi dari pengumuman right issue ternyata dianggap oleh investor sebagai sinyal yang positif, hal tersebut terbukti dengan adanya abnormal return yang positif sebelum pengumuman. Selain itu, apabila dikaitkan dengan efisiensi pasar, respon pasar cukup lambat dengan adanya pengumuman right issue, sehingga dalam hal ini pasar dikatakan tidak efisien dalam bentuk setengah kuat.
Saran
1. Perlu pertimbangan RUPS perusahaan dan prospektus right issue.
2. Menambah jumlah sampel, serta pemisahan sektor perusahaan maupun ukuran perusahaan.
3. Menggunakan model estimasi lain.
Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini menggunakan beberapa tahun tertentu.
2. Penelitian ini hanya menggunakan 12 sampel selama empat tahun, yaitu periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, dimana dalam pengumpulan sampel akhir banyak yang tidak
digunakan disebabkan data tidak masuk dalam kriteria yang telah ditetapkan dalam purposive sampling sebelumnya.
3. Penelitian ini hanya menggunakan satu model estimasi yaitu market model.
4. Pada kesimpulan di atas ada kemungkinan bahwa hasil penelitian yang tidak signifikan diakibatkan dari pengumuman right issue sudah diketahui oleh publik sebelum diumumkan sehingga sinyal terhadap pengumuman right issue sudah berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu Trisna Dewi dan Henny Rahyuda,Studi Empiris Abnormal return Sebelum dan Sesudah Pengumuman Right issue pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia
Ayunda Tri Rizki Wahyuni dan Farida Titik Kristanti, Perbedaan Abnormal return, Trading Volume Activity, dan Security Return Variability Sebelum dan Sesudah Pengumuman Right issue pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2012.
Dian Wismar’ein, 2004, Reaksi Pasar Atas Pengumuman Right issue Terhadap Abnormal return Saham dan Likuiditas Saham (Studi Kasus pada Bursa Efek Jakarta), Tesis, Universitas Diponegoro Semarang.
I Gede Surya Pratama dan Gede Mertha Sudhiarta, Analisis Perbandingan Abnormal return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Right issue
I.A Ika Vedanti Pratiwi dan I Gusti Ketut Agung Ulupui, Reaksi Pasar di Sekitar Peristiwa Pengumuman ESOP dan Pengaruhnya Terhadap Abnormal return.
Listiana Sri Mulatsih, Ghozali Maskie dan M. Harry Susanto, 2009,Analisis Reaksi Pasar Modal Terhadap Pengumuman Right issue di Bursa Efek Jakarta (BEJ) (Pengamatan Terhadap Return, Abnormal return, Security Return Variability Dan Trading Volume Activity), Vol, 12(4):
ISSN: 1411-0199.
Ni Putu Sentia Dewidan I Nyoman Wijana Asmara Putra, 2013, Pengaruh Pengumuman Right issue Pada AbnormalReturn Dan Volume Perdagangan Saham, E-Jurnal Akuntasnsi, hal. 163-178, Universitas Udayana
Sri Dewi Yusuf, AtimDjazuli, H.M.dan Harry Suanto, 2009, Analisis Reaksi Investor Terhadap Pengumuman Right issue di Bursa Efek Jakarta (Suatu Pengamatan pada Return, Abnormal return, Aktivitas Volume Perdagangan dan Bid-Ask Spread Saham), Vol, 12(4): ISSN:
1411-0199
Sundari, Dinnyl Alfian, dan Rini Aprilia, Analisis Kandungan Informasi Pengumuman Right issue, Dividen dan Saham Bonus Terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Hanafi, Mamduh, 2013. Manajemen Keuangan. Edisi 1, Yogyakarta, BPFE.
Jogiyanto H.M, 2010,Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh,Yogyakarta,BPFE.
Rahmawati, Alni, Fajarwati, Fauziyah, 2011, Statistika, Edisi I, Yogyakarta, Laboratorium Manajemen FE UMY.
Rahmawati, Alni, Fajarwati, Fauziyah, 2014, Statistika, Edisi II, Yogyakarta, Laboratorium Manajemen FE UMY.
Tanderlilin, Eduardus, 2010. Portofolio dan Investasi. Edisi 1, Yogyakarta, KANISIUS (Anggota IKPI).
Indonesia Capital Market Directory (ICMD)
http://finance.yahoo.com/q/hp?s=AISA.JK+Historical+Prices http://www.idx.co.id/id-
id/beranda/publikasi/ringkasankinerjaperusahaantercatat.aspx http://www.sahamok.com/emiten/hmetd-right-issue/
http://www.sahamok.com/perusahaan-manufaktur-di-bei/
www.duniainvestasi.com