• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESARIA. Endang Rudjianti, Khomsiami Abdillah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESARIA. Endang Rudjianti, Khomsiami Abdillah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESARIA

Endang Rudjianti, Khomsiami Abdillah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen

ABSTRAK

Latar Belakang: Sectio Caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan lewat insisi pada dinding abdumen dan uterus. Sectio Caesaria bukanlah alternative yang lebih aman karena diperlukan pengawasan khusus terhadap indikasi dilakukannya Sectio Caesaria maupun perawatan ibu setelah tindakan Sectio Caesaria, karena tampa pengawasan yang baik dan cermat akan berdampak pada kematian ibu.

Kematian ibu terbanyak disebabkan oleh perdarahan, sepsis, infeksi, eklamsi, dan penyebab lain. Salah satu cara menghindari infeksi luka setelah bersalin adalah mobilisasi dini.

Tujuan Penelitian: untuk mengetahui hubungan mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pada ibu post Sectio Caesaria di RB Permata Hati Sragen

Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian observasional dan pendekatan waktu cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan di RB Permata Hati Sragen yang berjumlah 32 dengan teknik accidental sampling dan analisa data chi square.

Hasil: perhitungan chi square dengan α = 0,05, diperoleh nilai X2 hitung 4.567 dan level of significant 5 % (0,033 < 0,05), berarti Ha diterima dan Ho ditolak.

Simpulan: Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pada ibu post Sectio Caesaria.

Kata Kunci : Mobilisasi dini, Penyembuhan luka, Sectio Caesaria.

PENDAHULUAN

Sectio Caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan lewat insisi pada dinding abdumen dan uterus. Akan tetapi, persalinan melalui Sectio Caesaria bukanlah alternative yang lebih aman karena diperlukan pengawasan khusus terhadap indikasi dilakukannya Sectio Caesaria maupun perawatan ibu setelah tindakan Sectio Caesaria, karena tampa pengawasan yang baik dan cermat akan berdampak pada kematian ibu. Oleh karena itu pemeriksaan dan monitoring dilakukan

beberapa kali sampai tubuh ibu dinyatakan dalam keadaan sehat.

Salah satu upaya untuk mencegah kejadian ini dapat dilakukan mobilisasi dini ( Early Ambulation ).

Penyebab kematian ibu lebih

sering terjadi pada waktu bersalin (50%), disusul pada masa nifas (40%), dan pada saat hamil (10%). Kematian ibu terbanyak disebabkan oleh perdarahan, sepsis, infeksi, eklamsi, dan penyebab lain. Jika ditinjau dari penyebab kematian para ibu, infeksi merupakan penyebab kematian kedua

(2)

2 setelah perdarahan. Infeksi sering pula terjadi pada masa nifas, sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan memberikan perhatian yang tinggi pada masa ini. Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas adalah memberikan perawatan dan dukungan sesuai kebutuhan ibu melalui kemitraan dengan ibu ( Dinkes RI, 2011 ).

Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin untuk berjalan.

Mobilisasi dini merupakan factor yang menonjol dalam mempercepat pemulihan paska bedah dan dapat mencegah komplikasi paska bedah.

Dengan mobilisasi dini diharapkan ibu nifas dapat menjadi lebih sehat dan lebih kuat, selain juga dapat melancarkan pengeluaran lochea, membantu proses penyembuhan luka akibat proses persalinan, mempercepat involusi alat kandungan, melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan serta meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi air susu ibu ( ASI ) dan pengeluaran sisa metabolisme.

Persalinan yang dilakukan dengan operasi membeutuhkan rawat inap yang lebih lama dirumah sakit. Hal ini tergantung dari cepat lambatnya

kesembuhan ibu akibat proses pembedahan. Biasanya hal ini membutuhkan waktu sekitar 3 – 5 hari setelah operasi. Ibu yang baru mengalami Sectio Caesaria lebih aman bila diperbolehkan pulang pada hari ke 4 atau ke 5 post partum dengan syarat tidak terdapat komplikasi selama masa nifas. Komplikasi setelah tindakan pembedahan dapat memperpanjang nama perawatan dan memperlama masa pemulihan dirumah sakit. Pada Sectio Caesaria terjadi perlukaan baik pada dinding abdomen ( kulit dan otot perut ) dan dinding uterus. Adanya luka Post Sectio Caesaria merupakan salah satu factor yang memperpanjang lama perawatan ibu di rumah sakit. Banyak factor yang mempengaruhi penyembuhan Post Sectio Caesaria antara lain adalah :

suplyai darah, infeksi dan iritasi.

Dengan adanya mobilisasi dini diharapkan akan menyebabkan perbaikan supply darah sehingga berpengaruh terhadap kecepatan proses penyembuhan luka post Sectio Caesaria.

Di RB Permata Hati Sragen selama tahun 2013, jumlah ibu yang melahirkan secara keseluruhan sebanyak 574 orang, 283 orang ibu (30,2%) diantaranya dengan persalinan Sectio Caesaria. Persalinan Sectio Caesaria di RB Permata Hati Sragen

(3)

3 dilakukan dengan berbagai indikasi baik dari faktor ibu maupun faktor janin.

Faktor ibu diantaranya karena penyakit preeklasia berat (7,04%), ketuban pecah dini (9,745%) dan kelainan kontraksi rahim (8,77%). Faktor janin sebagian besar disebabkan karena kelainan letak janin sebanyak 33 kasus (10,72%), kelainan plasenta baik plasenta previa maupun solusio plasenta sebanyak 31 (10,06%) dan 4,54% karena gawat janin (fetal distress).

Berdasarkan hasil survey pendahuluan bulan April 2015 terhadap 10 ibu post partum dengan operasi SC, hasil observasi terhadap ibu paska persalinan mengambarkan hasil 6 orang ibu melakukan mobilisasi dini kurang dari 6 jam. Pengamatan sampai hari ketiga post partum dari 6 orang yang melakukan mobilasasi dini ditemukan semua ibu memiliki luka jahitan operasi pada kulit yang kering tidak ada tanda – tanda infeksi. Dan 4 orang ibu melakukan mobilisasi dini lebih dari 6 jam ditemukan luka jahitan pada kulit yang belum kering dan tampak kemerahan.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang hubungan mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pada ibu post

Sectio Caesaria di RB Permata Hati Sragen.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan pende-katan secara Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan di RB Permata Hati Sragen.

Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 32 responden dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah menggunakan accidental sampling.

Uji validitas yang dipakai adalah teknik korelasi product moment.

Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan cronbach’s alpha. Sedangkan uji statistik yang digunakan adalah uji chi square yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdapat dua variabel.

HASIL PENELITIAN

1. Karekteristik responden

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Karakteristik Frekuensi Persen Umur

< 20 tahun 1 3.1

20-35 tahun 23 71.9

> 35 tahun 8 25.0

Total 32 100.0

Pendidikan

Dasar 12 37.5

Menengah 17 53.1

Perguruan tinggi 3 9.4

(4)

4

Total 32 100.0

Pekerjaan

IRT 18 56.3

PNS 2 6.3

Swasta 12 37.5

Pekerjaan

Primigravida 6 18.8

Multigravida 19 59.4

grandemultigravida 7 21.9

Total 32 100.0

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 32 responden, mayoritas usia responden adalah 20-35 tahun yaitu sebanyak 23 responden (71,9%), sedangkan tingkat pendidikan responden mayoritas adalah berpendidikan menengah yaitu sebanyak 17 responden (,9%). Pekerjaan responden sebagian besar adalah IRT yaitu 18 responden (56,3%) dan paritas ibu sebagian besar multigravida 19 responden (59,4%).

2. Analisis Univariat a. Mobilisasi dini

Tabel 4 Distribusi Mobilisasi dini Responden

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Dilakukan 20 62.5

Tidak dilakukan

12 37.5

Total 32 100.0

Pada tabel 4, menujukkan bahwa sebagian besar ibu dalam kategori melakukan mobilisasi dini yaitu 20 responden (62,5%).

b. Penyembuhan Luka

Tabel 5 Distribusi Penyembuhan Luka Responden

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Baik 27 84.4

Tidak 5 15.6

Total 32 100.0

Dari tabel 5, tampak bahwa dari 32 responden, 27 responden (84,4%) diantaranya memilih luka bekas operasi dalam kategori baik.

3. Analisis Bivariat

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik dengan chi square untuk mencari hubungan dua variabel, yaitu untuk mengetahui hubungan mobilisasi dini pasca operasi seksio sesarea penyembuhan luka operasi. Dengan hasil :

Tabel 6 Hubungan Antara mobilisasi dini pasca operasi seksio sesarea dengan penyembuhan luka operasi

Pada tabel 6, diketahui responden yang melakukan mobilisasi dini sebagian besar luka bekas operasinya dalam keadaan baik pada hari ke 3 yaitu 19

(5)

5 responden (59,4%). Sedangkan responden yang tidak melakukan mobilisasi dini luka bekas operasinya juga baik yaitu 8 responden (25,0%), dimana sisanya 4 responden (12,5%) memiliki luka bekas operasi yang tidak baik.

Hasil analisis chi square dengan program SPSS 17.0 diperoleh hasil, nilai X2 hitung 4.567 dan P.value 0.033. Hasil perbandingan antara nilai chi square hitung dengan chi square tabel menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari level of significant 5 % (0,033 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara mobilisasi dini pasca operasi seksio sesarea dengan penyembuhan luka operasi.

PEMBAHASAN

1. Pelaksanaan Mobilisasi

Berdasarkan tabel 4 hasil penelitian menunjukkan bahwa 20 responden melakukan mobilisasi dini. Mobilisasi dini banak dillakukan oleh ibu yang memiliki pendidikan tinggi, seseorang yang berpendidikan tinggi akan mempengaruhi pengetahuan, sosial ekonomi dan pemahaman tentang suatu hal, dalam hal ini ibu bersalin

akan cenderung untuk menahan rasa sakit dan berusaha lebih mandiri setelah operasi SC atau dengan kata lain melakukan mobilisasi dini. Pendidikan seseorang yang tinggi akan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang suatu hal, sehingga mendorong seseorang untuk berperilaku lebih positif (Notoadmodjo, 2010). Berdasarkan karekteristik responden terdapat 17 berpendidikan menengah dan 3 perguruan tinggi.

Menurut teori Kasdu (2007) mobilisasi pasca SC adalah suatu pergerakan dan posisi yang akan melakukan suatu aktivitas / kegiatan mobilisasi ibu post partum adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam setelah persalinan dengan seksio caesaria.

Responden di RB Natalia tersebut telah menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki. 10-24 jam post SC miring ke kiri dan ke kanan dan setelah 24 jam post SC ibu belajar duduk dan berjalan. Berdasarkan pengetahuan tersebut ibu telah dapat melakukan mobilisasi dini setelah dilakukan operasi SC.

(6)

6 Selanjutnya terdapat 12 responden (37,5%) yang tidak melakukan mobilisasi dini. Dimana sebagian ibu sebenarnya mengerti tetapi masih takut melakukannnya karena sakit pada luka jahitan operasi. Hal ini dapat dikarenakan responden yang primigravida, sehingga memiliki rasa takut yang besar, seperti takut terjadi perdrahan,takut luka jahitan terbuka kembali. Dilihat dari karekteristik responden bahwa terdapat 6 responden primipara. Hal tersebut akan mempengaruhi pengetahuan dan pengalaman seseorang, pengetahuan pasien yang rendah tentang mobilisasi dini akan mendorong untuk tidak melakukan mobilisasi dini, pengetahuan responden dapat dilihat dari tingkat pendidikan responden. Sesuai dengan karekteristik responden terdapat 12 responden berpendidikan dasar. Responden yang tidak melakukan mobilisasi dini memiliki banyak kerugian yaitu peningkatan suhu tubuh, perdarahan yang abnormal, involusi uterus yang tidak baik dan penyembuhan luka menjadi lama.

2. Penyembuhan luka

Berdasarkan tabel 5 pada penelitian ini menunjukkan 27 responden dalam kategori sebaik,

hasil menunjukkan bahwa ibu tidak mengalami tanda-tanda infeksi yang meliputi kalor, dolor, rubor, tumor, tidak terjadi pus, abses. Sesuai dengan hasil penelitian luka bekas SC ibu sembuh karena dilakukan perawatan luka dengan baik, serta ibu selalu menjaga asupan nutrisinya untuk mendukung penyembuhan luka. Hal ini dapat dikarenakan ibu yang memiliki pengetahuan yang baik sehingga dapat mencukupi kebutuhan gizi dan melakukan perawatan dengan baik.

Pengetahuan seseorang dapat diperoleh dari pendidikan. Hal karekteristik responden terdapat 17 responden dengan pendidikan menengah dan 3 perguruan tinggi.

Hal ini sesuai dengan penelitian Tri Andreas (2010) yang menyatakan bahwa pengetahuan seseorang mempengaruhi asupan nutrisi ibu nifas.

Sedangkan sisanya 5 responden dalam kategori tidak baik. Hal ini dikarenakan responden mengalami tanda-tanda infeksi. Hal ini dikarenakan ibu yang tidak menjaga asupan nutrisi, tidak melakukan mobilisasi dini serta usia ibu yang tidak tergolong reproduksi sehat.

Dimana berdasarkan karekteristik responden terdapat 1 responden kurang dari 20 tahun dan 8

(7)

7 responden lebih dari 35 tahun.

Tanda infeksi yang paling banyak dialami adalah kemerahan pada luka, serta hangat local. Hal ini sesuai dengan teori Simkin (2009) bahwa tanda-tanda infeksi meliputi hangat local (kalor), nyeri (dolor), kemerahan (rubor), bengkak local (tumor), demam > 38° c, adanya cairan pus (nanah) dari luka operasi dan ditemukan abses yang mengenai luka insisi.

3. Hubungan Mobilisasi Dini Post SC dengan Penyembuhan Luka

Pada tabel 6, diketahui responden yang melakukan mobilisasi dini sebagian besar luka bekas operasinya baik pada hari ke 3 yaitu 19 responden (59,4%).

Sedangkan responden yang tidak dilakukan mobilisasi dini sebagian besar luka bekas operasinya baik yaitu 8 responden (25,0%), dimana sisanya 4 responden (12,5%) memiliki luka bekas operasi yang tidak baik.

Hasil analisis chi square dengan program SPSS 17.0 diperoleh hasil, nilai X2 hitung 4.567 dan P.value 0.033. Hasil perbandingan antara nilai chi square hitung dengan chi square tabel menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari level of significant 5 % (0,033 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara mobilisasi dini pasca operasi seksio sesarea penyembuhan luka operasi. Jadi mobilisasi dini merupakan suatu gerakan yang dilakukan bertujuan untuk merubah posisi semula ibu dari berbaring, miring-miring, duduk sampai berdiri sendiri setelah beberapa jam melahirkan. Tujuan memperlancar pengeluaran lochea (sisa darah nifas), mempercepat involusi, melancarkan fungsi organ gastrointestinal dan organ perkemihan, memperlancar peredaran sirkulasi darah. Proses penyembuhan luka pasca operasi sangatlah penting, karena bila luka operasi tidak segera sembuh, akan menyebabkan infeksi yang berbahaya bagi ibu (Ari Sulistyowati, 2009).

Hasil penelitian terdapat satu responden yang melakukan mobilasasi dengan baik tetapi terdapat infeksi luka, menurut peneliti faktor mobilisasi bukan satu satunya faktor yang dapat menyelesaikan masalah infeksi, tetapi terdapat faktor predisposisi lainnya yang dapat mendukung terjadi infeksi pada ibu post SC seperti faktor usia, dimana ibu yang memiliki usia tidak dalam kategori reproduksi sehat penyembuhan lukanya menjadi lebih lama. Hal ini

(8)

8 sesuai dengan teori Simkin (2007) bahwa penyebuhan luka pasca persalinan dipengaruhi oleh faktor umur yang berhubungan dengan fungsi organ. Berdasarkan karekteristik responden terdapat 1 responden berumur kurang dari 20 tahun.

Penembuhan luka tersebut juga dikarenakan faktor nutrisi ibu dengan nutrisi yang kurang baik sehingga penyembuhan luka yang lebih lama, hal tersebut didukung juga dengan hasil pemeriksaan penunjang hasilnya ibu mengalami anemia sehingga penyembuhan luka sulit.

Dan juga faktor personal hygiene dan spikologis ibu, diketahui ibu tidak menjaga personal hygiene dengan baik setelah operasi sehingga luka ibu tidak cepat sembuh. Kurangnya nutrisi ibu dapat dipengaruhi oleh pendidikan ibu yang rendah, sehingga ibu tidak mengerti tentang asupan nutrisi yang baik untuk dirinya.

Berdasarkan karekteristik responden terdapat 12 responden berpendidikan dasar

Sedangkan 8 responden yang tidak melakukan mobilasi dini tetapi luka operasinya baik, hal ini dikarenakan nutrisi ibu dan psikologi ibu. Psikologi ibu adalah ibu yang merasa tenang dan yakin bawa

penyembuhan lukanya akan cepat sehingga sangat mendukung proses penyembuhan luka pasca operasi.

Sedangkan ibu yang memiliki nutrisi yang baik penyembuhan lukanya akan menjadi semakin cepat, hal ini karena protein yang tercukupi yang dapat mempercepat penyembuhan luka. Nutrisi ibu yang baik dapat dipengaruhi oleh sosial ekonomi ibu, hal ini dapat dilihat dari pekerjaan ibu. Ibu yang bekerja akan cenderung dapat mencukupi kebutuhan nutrisinya karena status ekonomi yang dimilikinya.

Berdasarkan karekteristik responden terdapat 2 ibu yang bekerja PNS dan 12 swasta. Selain itu ibu yang memiliki pendidikan tinggi juga akan mengerti tentang bagaimana asupan nutrisi yang baik untuk dirinya, berdasarkan karekteristik responden 17 ibu berpendidikan menengah dan 3 perguruan tinggi.

Berdasarkan uraian diatas dengan melakukan mobilisasi dini luka operasi akan semakin cepat membaik karena penyembuhan luka dipengaruhi oleh aliran darah ibu, sedangkan aliran darah menjadi lancar apabila ibu melakukan mobiliasi dini, sehingga jelas bahwa mobilisasi berpengaruh pada penyembuhan luka.

(9)

9 SIMPULAN DAN SARAN

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari level of significant 5 % (0,033 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara mobilisasi dini dengan penyembuhan luka operasi post SC.

Hubungan ini tercipta cendurung dipengaruhi oleh prilaku seseorang dan dukungan tenaga kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang diberikan yaitu: Bagi ibu bersalin dengan SC dapat digunakan sebagai masukan ibu untuk melakukan mobilisasi dini setelah persalinan dengan SC agar ibu cepat pulih dan luka operasi sembuh dengan cepat.

Bagi Masyarakat dapat memberikan dukungan kepada ibu untuk melakukan mobilisasi sedini mungkin. Bagi peneliti Hasil penelitian ini penelitian. sebagai sarana untuk menambah wawasan keilmuan dan menambah pengalaman dalam melaksanakan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Hamilton, PM. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2003

Kartini Carpenito, 2000. Tindakan Operasi Sectio Caesaria Terhadap Percepatan Penyembuhan Luka Operasi.

Jakarta : Rineka Cipta.

Kasdu, D. Operasi Caesar Masalah dan Solusinya. Penerbit Puspa Sehat, Jakarta. 2007

Mochtar, R. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Obstetri Patologi. Edisi 2.

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Jakarta. 2002

Nolan, 2010. Hubungan Tingkat Nyeri Post SC dengan Motivasi untuk Melakukan Kontak Dini.

Bandung, Alfa Beta

Perdanakusuma. Anatomi Fisiologi dan Penyembuhan Luka. Short Course wound care update. JW Marriot Surabaya. 2007

Ruth Jhonson, 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta : Rineka Citpa

Simkin, Peni 2005. Buku Saku Persalinan. Jakarta: EGC

Soegiyono, 2005, Metode Penelitian Bisnis, Bandung, Alfa Beta

Soegiyono, 2007. Statistik Untuk Penelitian. Catatan XIII, Bandung, Alfa Beta

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : Andi Offse

Gambar

Tabel 4 Distribusi Mobilisasi dini  Responden

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui Program Gerbang Emas Serasi berkomitmen untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan melalui pembinaan kelompok- kelompok

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan beserta hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka didapatkan kesimpulan sebagai

Penelitian model GI-GI oleh Nur (2016) dengan hasil bahwa model GI-GI berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif dan keterampilan proses

i) Kajian ini terhad ke atas permasalahan mengenalpasti faktor-faktor kompetensi kumpulan Pegawai Penyelidik yang ditempatkan disemua bahagian dan unit di Institut

Data yang diperoleh pada penelitian ini juga tidak menunjukkan korelasi positif antara prevalensi kasus pneumonia pada kambing dan domba (yaitu 27%), dengan isolat virus

Haruan-kitosan tripolifosfat yang diformulasi dalam bentuk gel (K3 dan K4) pada penelitian ini terbukti berkhasiat dapat menyembuhkan luka apabila dibandingkan

Faktor preferensi konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian yaitu kualitas produk sayuran organik, keramahan dan kesopanan karyawan dalam melayani konsumen,

zedoaria pada masing-masing perlakuan dengan penambahan sukrosa 3% dan 5% apabila dikombinasikan dengan semakin meningkat konsentrasi BAP yang diberikan maka semakin