• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRO-KONTRA REKLAMASI, TELUK BENOA BALI PENDEKATAN BUDAYA. DRA. KOMANG SRININGSIH, M.Si.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PRO-KONTRA REKLAMASI, TELUK BENOA BALI PENDEKATAN BUDAYA. DRA. KOMANG SRININGSIH, M.Si."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PRO-KONTRA REKLAMASI, TELUK BENOA BALI PENDEKATAN BUDAYA

DRA. KOMANG SRININGSIH, M.Si.

Makalah Seminar

UPT Pendidikan Pembangunan Karakter Bangsa Universitas Udayana Kampus Denpasar 8-9 Agustus 2016

UPT PENDIDIKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2016

(2)

REKLAMASI TELUK BENOA, DITINJAU DARI PENDEKATAN BUDAYA

OLEH: KOMANG SRININGSIH

Renovasi Bandara Internasional Ngurah Rai, Tol Bandara Nusa Dua –Pelabuhan Benoa, Reklamasi laut teluk Benoa menjadi 11 pulau, untuk menopang 11 Kawasan Strategis Pariwisata Nasionl (KSPN) dan 1 Distinasi Pariwisata Nasional (DPN). 11 KSPN: (1). Bali Utara/ Singaraja dan sekitarnya; (2). Menjangan – Pemuteran dan sekitarnya; (3). Taman Nasional Bali Barat dan Sekitarnya; (4). Bedugul dan Sekitarnya; (5). Kuta, Sanur, Nusa Dua, dan Sekitarnya; (6). Nusa Penida dan Sekitarnya; (7). Ubud dan Sekitarnya; (8). Kintamani, Danau Batur, dan Sekitarnya; (9). Besakih, Gunung Agung, dan Sekitarnya; (10). Tulamben, Amed dan Sekitarnya; (11). Karangasem, Amuk dan sekitarnya: 1 DPN, Nusa Lembongan dan Sekitarnya (Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang MP3EI).

1.1. Latar Belakang

Dari Bandara Internasional Ngurah Rai, menuju Tol Nusa Dua-Pelabuhan Benoa, mendak Reklamasi Laut Teluk Benoa 838 hektar, mengukir 11 pulau. Untuk, kemudian, menggelegarkan 11 KSPN/KPPN dan 1 DPN. Maka, jadilah, kita-kita ini, krame kost kost-an ditanah leluhur (Krame DM).

LASK.2138. Mengembangkan:

(1). taman rekreasi: “Theme Park” sekelas Disney Land;

(2). Fasos dan Fasum, bangun Rumah Sakit Internasional (wisata kesehatan);

(3). Perguruan Tinggi Bidang Pariwisata;

(4). Perumahan Marina, akses langsung ke dermaga laut, sehingga memungkinkan untuk bersandar kapal atau yacht milik pribadi;

(5). Perumahan pinggir pantai dan ditanami pohon kelapa untuk mengingatkan kembali suasana Bali dahulu;

(6). Apartemen Mewah dilengkapi keamanan 24 jam, kolam renang;

(7). Akomodasi untuk komersial dan berkembang mall;

(8). Hall Multifungsi adalah tempat yang bertema “a place of inspiration”;

(9). Signature Golf Cource dari Bali.

(3)

LAUU.2014. Reklamasi Laut Teluk Benoa seluar 838 hektar, untuk membangun pulau dengan teknik reklamasi.

BF-PB. Empu Kuturan membangun Bali dengan Paradigma Padma Bhuana, dilanjutkan Dang Hyang Niratha, dan kemudian Maha Patih Gajah Mada menyebut Bali sebagai Nusaning Nusa:

(1). Tahun 1976 Gempa Seririt Buleleng;

(2). Tahun 1977 Bupati Buleleng Hartawan Mataram, melakukan penelitian tentang: Pemikiran Sistem Pemerintahan Baru Di Bali;

(3). Tahun 1978 upacara Eka Dasa Ludra di Pure Besakih, hafir Presiden Soeharto;

(4). Tahun 1986 Presiden Amerika Serikat, Ronald Wilson Reagan datang ke Bali dan menginap di Nusa Dua,

(5). Tahun 1988-1996 Bali Forum Padma Bhuana melakukan penelitian Tata Ruang Padma Bhuana Empu Kuturan dan Dang Hyang Niratha, untuk membuktikan Bali sebagai Nusaning Nusa oleh Maha Patih Gajah Mada.

Luas negara Singapura 583 Km2. Luas provinsi Bali luasnya 5.633 Km2, artinya Bali 9,5 kali Singapura. Luas Kabupaten Badung 543 Km2.

Perda provinsi Bali No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029 (RTRW): Perda No. 16 Tahun 2009, adalah Perda Tri Hita Karana, menyebut:

Tempat Suci, adalah Sad Kahyangan, Dang Kayangan, dan Kahyangan Tiga. Kawasan suci, adalah:

gunung, perbukitan, danau, mata air, campuhan, laut, dan pantai.

Bali disawer ikon modern, dengan berbagai label atau ikon Internasional, sebagai berikut:

1. The Last Paradise 2. The Island of Dreams 3. Island of the Gods 4. The Island of Peace 5. The Island of Garden

6. The Best Destination of the World . 7. Destination of Yesterday

8. The Morning of the World.

9. Pulau Cinta 10. Pulau Seribu Pura 11. Wedding destination

(4)

12. The Inspiration Island 13. Jatiluwih Geopark 14. Batur Geopark

15. Taman Ayun Warisan Budaya Dunia 16. Garuda Wisnu Kencana

17. Kota Mode Dunia 18. Jendela Dunia

19. Pelabuhan Laut Internasional Benoa 20. Tol Bandara Nguran Rai –Nusa Dua 21. Bandara Internasional Ngurah Rai

22. Bandara Internasinal Buleleng (akan dibangun)

23. Reklamasi Teluk Benoa, Mega Proyek, Saweran baru untuk Bali, katanya menyerap 200.000 tenaga kerja dan pendapat asli daerah Bali perhari 5 (lima) miliar rupiah.

Tahun 2013, dan 2014, terjadi pro-kontra, terhadap Revitalisasi Laut Teluk Benoa, merevitalisasii laut seluas 838 hektar. Pro-Kontra, melibatkan publik jagat Bali, Nasional, bahkan jagat Internasional.

Pro-Kontra, tak kunjung selesai, dengan latar belakang tersebut, kami melakukan penelitian terhadap keberlakunya hukum secara: filosofis, sosiologis, dan yuridis (legal dan filosofis). Pintu filosofis medal melalui Perda Tri Hita Karana.

Indonesia Raya diformat MP3EI dan RIPKN, di jaman: Indonesia-India FTA, CAFTA, IJEPA, ASEAN-EU, AFTA, ASEAN-Australia-Slandia Baru, dan WTO.

1.2. Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia: Koridor F. Ekonomi Bali dan Nusa Tenggara (Perpres No.32 Tahun 2011; Permen ESDM No. 7 Tahun 2012), pointers:

1. Tiga jenis kegiatan ekonomi utama: pariwisata (lihat juga Perpres No. 50 Tahun 2011), perikanan, dan peternakan., total investasi Rp.210 trilyun, 23 kawasan perhatian investasi (KPI) dengan nilai Rp.173 trilyun, merupakan Proyek Strategis Nasional.

(5)

2. Koridor ekonomi Bali-Nusa Tenggara, 7 KPI investasi Rp. 142 trilyun, dan memiliki 4 inafrastruktur pendukung utama: Bandara Ngurah Rai Bali; Jalan Tol Nusa Dua; Bandara Mbya NTT, dan Pelabuhan Tenau Kupang.

3. KPI Benoa (Rencana Reklamasi Laut Teluk Benoa), percepatan Perda RTRW untuk mengakomodasi investasi PT. TWBI (Tirta Wahana Bali Internasional); Percepatan penetapan zonasi kawasan Teluk Benoa oleh Menteri Kelautan dan Perikanan; Percepatan penerbitan izin pelaksanaan reklamasi oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.

4. KPI Badung pengembangan sarana pariwisata Bali International Park (PT. Jimbaran Hijau), telah mendapatkan Rekomendasi Bupati Badung No.556.2/1070/Diparda/2013, Dokumen Amdal sedang diproses (2013).

5. Pengembangan potensi kawasan perairan Laut Teluk Benoa, percepatan penyusunan RDTW Teluk Benoa dan Perda Zonasi wilayah pesisir pulau-pulau kecil, untuk mendukung investasi dunia usaha di perairan Teluk Benoa.

6. Pemasaran dan promosi pariwisata dengan berbagai tema: wonderful indonesia, wonderful nature, wonderful culture, wonderful people, wonderful culliner, and wonderful price.

7. Kemudahan pemberian: wonderfulvisa entry, visa on arrival, and visa on board bagi wisatawan mancanegara serta perpanjangan visa bagi pengguna kapal layar yacht asing

8. Meninjau kembali RTRW Bali (Perda No. 16 Tahun 2009).

9. Perkembangan Bandara Internasional Lombok sebagai matahari kembar dengan Bandara Ngurah Rai

10. Peningkatan pelabuhan dan marina yang telah ada, agar memenuhi standar, seperti kapal cruise dan kapal layar yacht.

11. Pembangunan Kereta Api Lingkar Bali

1.3. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional

Perpres No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPKN):

1. Distinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik waisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas serta masuarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya keparisataan.

2. Distinasi Pariwisata Nasional (DPN) adalah Distinasi Pariwisata yang bersekala nasional.

(6)

3. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata nasional yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.

4. Di 33 provinsi ada 50 DPN dan 88 KSPN, untuk Bali ada 10 Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) dan 1 DPN:

5. Peta Wilayah Pembangunan KSPN/KPPN dan DPN Provinsi Bali: PP No. 50 Tahun 2011:

Tabel. 1.1. PETA KSPN/KPPN BALI KSPAN/

KPPN

NO DAERAH/WILAYAH

1. Bali Utara/ Singaraja dan sekitarnya 2. Menjangan – Pemuteran dan sekitarnya 3. Taman Nasional Bali Barat dan Sekitarnya 4. Bedugul dan Sekitarnya

5. Kuta, Sanur, Nusa Dua, dan Sekitarnya 6. Nusa Penida dan Sekitarnya

7. Ubud dan Sekitarnya

8. Kintamani, Danau Batur, dan Sekitarnya 9. Besakih, Gunung Agung, dan Sekitarnya 10. Tulamben, Amed dan Sekitarnya

11. Karangasem, Amuk dan sekitarnya DPN 1 Nusa Lembongan dan Sekitarnya

6. Dalam satu tarikan nafas, 11 titik komersial menggempur seantero Pulau Dewata Bali, maka dan maka: Bali Untuk Pariwisata, terima kasih Bali, krama siap melarat demi krama TAMIU, seperti Lilin habis demi orang lain, menakjubkan bukan !!!. Tapi, kata generasi muda Krama Bali berseloroh, kepada professor, biar prof, kita-kita jadi anak KOST-KOSTS-AN.

7. Peta Wilayah Nasional Pembangunan KSPN/KPPN dan DPN: PP No. 50 Tahun 2011.

Tabel 1.2. PETA KSPN/KPPN DAN DPN NASIONAL

NO PROVINSI KSPN/DPPN DPN Keterangan

1. Nangroe Aceh D 4 1

2. Sumatera Utara 10 3

(7)

3. Sumatera Barat 7 1

4. Riau 6 1

5. Jambi 4 1

6. Kepulauan Riau 7 2

7. Bangka Belitung 4 0

8. Sumatera Selatan 2 1

9. Bengkulu 4 1

10. Lampung 7 0

11. Banten 4 0

12. DKI 4 1

13. Jawa Barat 10 3

14. Jawa Tengah 16 3

15. DIY 4 0

16. Jawa Timur 10 3

17. BALI 11 1 Koridor

Ekonomi

18. NTB 9 2 Koridor

Ekonomi

19. NTT 13 5 Koridor

Ekonomi)

20. Kalimantan Barat 8 2

21. Kalimantan Tengah 2 1

22. Kalimantan Timur 12 3

23. Kalimantan Selatan 3 1

24. Sulawesi Selatan 9 2

25. Sulawesi 1 0

26. Sulawesi Tengah 5 0

27. Gorontalo 2 1

28. Sulawesi Utara 7 1

29. Sulawesi Tenggara 4 1

30. Maluku Utara 6 1

31. Maluku 6 1

32. Irian Jaya Barat 6 2

33. Papua 15 4

88 50

1.4. Keputusan Gubernur Bali Tentang Reklamasi

1.4.1. Pengantar.

Rencana Revitalisasi Laut Teluk Benoa, seluas 838 Hektar, untuk membuat 11 (sebelas) pulau dengan menguruk laut, untuk, marina sport, sikuit formula satu, apartermen mewah, pusat rekreasi, pusat kebudayaan, dan pusat perbelanjaan, lapangan golf, perumahan pinggir pantai, akan

(8)

menjadi Ikkon Pariwisata Baru untuk Bali. Pasir untuk nguruk laut teluk Benoa, diambil dari pantai Geger dan Sawangan Kabupaten Badung, pantai Sekotong Lombok Barat NTB.

1.4.2. Kronologis SK Gubernur Bali No. 2138/02-C/HK/2012.

1 MOU Rektor Unud dengan PT. TWBI, Penelitian dan Pengembangan Insfrastruktur serta sumber daya manusia, tertanggal 12 September 2012. (MOU itu bersipat rahasia dan bertentangan dengan kaidah ilmiah, bertentangan dengan UU Informasi Publik, bertentangan dengan PP No. 68 Tahun 2010).

2 Kerangka Acuan Kerja Studi kelayakan Revitalisasi Teluk Benoa Provinsi Bali, tertanggal 14 September 2012.

3 Surat PT. TWBI kepada Rektor Unud: Hal: Suti Kelayakan dan Amdal Revitalisasi Teluk Benoa, tertanggal 18 September 2012

4 LPPM Unud membentuk Tim Studi Kelayakan Revitalisasi Kawasan Teluk Benoa Bali, tertanggal 20 September 2012

5 Ketua Tim Studi Kelayakan, mengajukan Proposal Teknis dan Biaya kepada PT. TWBI, tertanggal 26 September 2012.

6 Perjanjian kerja: PT TWBI dan LPPM Unud, Studi Kelayakan Revitalisasi Teluk Benoa, tertanggal 1 Oktober 2012

7 Masa studi kelayakan: 1 Oktober 2012 s/d 27 Februari 2013

8 Surat Perintah Mulai Kerja dari PT. TWBI kepada TIM Studi Kelayakan bentukan LPPM Unud, NO.008/TEBI/L/X/12, tertanggal 1 Oktober 2012

9 Servey dan Pengumpulan Data Oktober, Nopember, dan Desember 2012 10 Analisis data Nopember- Desember 2012, Januari- Februari 2013

Dari data kron tahapan waktu, dari rencana awal, untuk melaksanakan kontrak dan pelaksanakan penelitian untuk menentukan kelayakan proyek, mega proyek yang maha besar, akan menghabiskan dana Rp. 50 T, dan juga menentukan keseimbangan ekologi dan ekobudaya pulau Bali, membutuhkan waktu 5 (lima) bulan, apakah mungkin dan pantas. Penelitian tentang Sosial dan Budaya tidak menggunakan PP No. 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang; UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Ya ORE-GADE kata orang Sasak.

(9)

1.5. Data Dan Sumber Data

Data, sumber, dan hasil yang diperjanjian, sebenanya, tidak bersipat rahasia (jika melihat UU No. 14 Tahun 2008; PP No.68 Tahun 2010), karena hasil dari studi kelayakan dijadikan dasar pengambilan kebijakan Reklamasi Laut Teluk Benoa oleh Gubernur Bali, publik wajib tahu dan diberitahu, karena dampak positif ataupun negatif akan diterima oleh masyarakat Bali (bukan masyarakat Teluk Benoa saja), karena level proyek adalah Mega Proyek Internasional, maka, seluruh masyarakat di 9 kabupaten/kota dimintai pendapat atau minimal Kabupaten Badung, Kodya Denpasar, Kabupaten Gianyar, dan Klungkung, Kabupaten Tabanan, bukan hanya masyarakat adat yang ada diwilayah Teluk Benoa saja, seperti yang dilakukan oleh peneliti FS Unud, maupun peneliti tandingan yang dilakukan oleh: ITB, IPB, UGM, ITS, dan UNHAS.

1.5.1. Data dan Dokumen

Untuk bahan kajian dari proses awal sampai selesainya studi kelayakan Revitalisasi Teluk Benoa, dikaji dari berbagai data dan dokumen, dibaca secara imajiner, berikut:

1. Nota Kesepakatan Antara Universitas Udayana Dengan PT.TWBI, No.313/UN14/KS.00.01/2012 dan No. 005/TWBI/L/IX/2012, tertanggal 12 September 2012 (Rektor Unud –Direktur PT. TWBI).

2. Kerangka Acuan Kerja Studi Kelayakan Revitalisasi Teluk Benoa, Provinsi Bali, tertanggal 14 September 2012 (Direktur Utama PT TWBI)

3. Proposal Teknis Studi Kelayakan Revitalisasi Teluk Benoa, Provinsi Bali (Tanpa tanggal kapan dibuat).

4. Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) antara PT. TWBI dengan LPPM Unud, No.007/TWBI/L/IX/12 dan No.64/UN.14.2/Lppm/012, tertanggal 1 Oktober 2012. Kop Surat PT. TWBI.

5. Keputusan LPPM Unud NO. 65/UN.14.2/LPPM/2012 tentang Pengangkatan Tim Studi Kelayakan Revitalisasi Kawasan Teluk Benoa Bali, tertanggal 20 September 2012 (Timnya dari Unud, Universitas Warmadewa, Universitas Mahendradatta).

6. Dokumen: Rencana Pemanfaatan dan Pengembangan Kawasan Perairan Teluk Benoa, Bali (Kop dokumen PT. TWBI, tapi hasil LPPM Unud, tanpa tanggal). Tetapi, kata akhir pada kesimpulan:

Demikian Rencana Pemanfaatan dan Pengembangan Kawasan Perairan Teluk Benoa

(10)

disampaikan, Besar harapan dari PT Tirta Wahana Bali Internasional untuk mendapatkan “Izin Pemanfaatan dan Pengembangan Kawasan Perairan Teluk Benoa, Bali. Sekian dan terima kasih.

7. Ringkasan Laporan Akhir: Studi Kelayakan Revitalisasi Teluk Benoa, LPPM Unud 2013, tertanggal 29 September 2013. (Kesimpulan dari 4 aspek yang diteliti, semuanya tidak layak).

8. Tilik-Kaji (Review) Keterpaduan Kelayakan Revitalisasi Teluk Benoa Kabupaten Badung, Provinsi Bali, oleh: ITS, ITB, UGM, IPB, Universitas Hasanuddin), Desember 2013.

9. Review Aspek Hukum “Studi Kelayakan Revitalisasi Teluk Benoa” Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Oleh Universitas Hasanuddin, Desember 2013.

10. Ringkasan Eksekutif: Tilik-Kaji (Review) Studi Kelayakan Revitalisasi Teluk Benoa, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. (PT. TWBI, Desember 2013).

11. Ibrahim R, Klipingan Koran Lokal dan Nasional Tentang Reklamasi Teluk Benoa Tahun 2013- 2014.

1.5.2. Peraturan Perundang Undangan

Pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Revitalisasi Laut Teluk Benoa, banyak sekali aturan yang harus dikaji, karena Revitalisasi Laut Teluk Benoa, akan mempengaruhi ekologi alam pulau Bali dan ekologi budaya Bali yang disebut Kerarifan Lokal.

Penelitian dengan indikator: Filosofis, Sosiologis, dan Yuridis (kebenaran formal dan material). Paling sedikit, meliputi peraturan, sebagai berikut:

1. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

2. UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

3. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

4. UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil 5. UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

6. UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

7. PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 8. PP No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang

9. PP No.68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masuarakat Dalam Penataan Ruang.

10. PP No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembngunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025.

(11)

11. Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025.

12. Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan.

13. Perpres No. 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi Di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil 14. Perda Provinsi Bali No.16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali

Tahun 2009-2029.

15. dan masih banyak aturan yang perlu dikaji lagi, Reklamasi Teluk Benoa merupakan Mega Proyek Internasional yang melekat pada nama Bali sebagai Jendela Dunia.

Penelitian aspek hukum sebagai Sumber Bahan Hukum Primer, yang dilakukan oleh FS Unud, dan kemudian FS ITS; ITB; UGM; IPB; UNHAS, sangat kurang, yaitu: UU No. 32 Tahun 2004; UU No.

26 Tahun 2007; UU No. 27 Tahun 2007; UU No. 60 Tahun 1960; Perda Bali No. 16 Tahun 2009;

Perpres No. 122 Tahun2012; Perpres No. 45 Tahun 2011; PP No. 26 Tahun 2008; Permen Kelautan dan Perikanan No. 17/Permen-KP/2013;

1.6. Hasil Kajian

1.6.1. Proposal Teknis Studi Kelayakan Revitalisasi Teluk Benoa, Provinsi Bali, Oktober 2012 1.6.2.Laporan Akhir Studi Kelayakan Revitalisasi Teluk Benoa (LPPM-UNUD), 29 September 201 1.6.3. Laporan: Tilik-Kaji (Review) Studi Kelayakan Revitalisasi Teluk Benoa, Kabupaten Badung,

Provinsi Bali (ITS, ITB, UGM, IPB, Universitas Hasanuddin).

1.6.4. Review Aspek Hukum “Studi Kelayakan Revitalisasi Teluk Benoa” Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Oleh Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang, Desember 2013

1.6.5. Hasil Kajian Dari Universitas Hasanuddin

Hasil kajian Universitas Hasanuddin: Review Aspek Hukum “Studi Kelayakan Revitalisasi Teluk Benoa” Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Desember 2013, 119 halaman (kajian dilakukan dua bulan kontrak mulai 12 Nopember 2013). Kesimpulan dan Rekomendasi (dikutip utuh), berikut:

6.4.1.1. Data dan sumber, Kajian Oleh Universitas Hasanuddin:

1) Kontrak kerja Unhas dengan PT TWBI tanggal 12 Nopember 2013 dan selesai Desember 2013 (selama dua bulan)

(12)

2) Aturan yang di kaji: UU No. 22/1999; UU No. 32/2004 jo UU No. 12/2008; UU No.24/1992 jo UU No.26/2007; UU No. 27/2007; Perda Provinsi Bali No. 16/2009

3) PT TWBI mengajukan izin pemanfaatan kepada Gubernur Bali No. 099/TWBI/L/XI/2012, tanggal 5 Nopember 2012, wilayah laut Teluk Benoa 838 hektar, untuk: Bentuk pulau-pulau, kawasan wisata terpadu, tempat rekreasi sekelas Disney Land, Rumah sakit Internasional, perumahan marina yang dilengkapi dermaga yach pribadi, perumahan pinggir pantai.

4) Berdasarkan permohonan PT TWBI No. 099/TWBI/L/XI/2012, memperoleh SK Gubernur Bali No. 2138/02-C/HK/2012 tentang Izin dan Hak Pemanfaatan, Pengembangan dan Pengelolaan Wilayah Perairan Teluk Benoa Provinsi Bali, tertanggal 26 Desember 2012, luas laut yang diminta 838 hektar, jangka waktu izin pemanfaatan 30 tahun dan dapat diperpanjang 20 tahun.

5) PT TWBI kerja sama dengan LPPM Unud, untuk melakukan studi kelayakan (feasibility study), Draf Laporan akhir tanggal 29 Agustus 2013 dan laporan akhir 29 September 2013. Laporan akhir tanggal 29 September 2013, tim FS LPPM Unud merekomendasikan bahwa proyek pengembangan kawasan teluk Benoa dinyatakan layak bersyarat baik dan aspek teknis, lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi finansial.

6) Hasil FS dilakukan revisi oleh Tim Reviewer yang dibentuk oleh Rektor Unud. Kesimpulan Tim Reviewer adalah setalah dikaji secara akademik oleh Tim LPPM Unud “ tidak layak” baik dari aspek teknis, lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi-finansial.

7) Aspek hukum adalah salah satu aspek yang menyatakan hasil FS tidak layak. Hal ini menarik adalah bahwa aspek tersebut tidak termasuk dalam materi perjanjian kerjasama dan tidak termasuk dalam objek penelitian (lihat hasil FS LPPM Unud).

8) Berdasarkan kesimpulan FS LPPM Unud, tampak bahwa terdapat ketidak sesuaian antara hasil penelitian FS Tim Peneliti LPPM Unud dengan kesimpulan yang dibuat TIM Reviewer Unud. Berdasarkan Etika, maka Tim Reviewer dapat dianggap telah melakukan pelanggaran kode etik penelitian dan pelanggaran perjanjian kerjasama antara PT TWBI dengan LPPM Unud.

9) Dipergunakan Perda No. 16 Tahun 2009 dan Perpres No. 45 Tahun 2011 (turunan UU No. 26 Tahun 2007) sebagai dasar menyimpulkan hasil penelitian FS dari Tim Reviewer Unud menyatakan tidak layak, perlu dianalisis dari segi norma dan bentuk peraturan perundang undangan dibidang hukum lingkungan, hukum tata ruang, hukum pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, hukum pemerintahan daerah, dengan wujud harmonisasi dan

(13)

sinkronisasi serta kaidah khirarkis peraturan perundang-undangan dalam tataran hukum formal, selain itu juga, dilakukan kajian berkaitan dengan hukum adat/kearifan lokal dalam aspek hukum non formal.

6.4.1.2. Teori yang digunakan, untuk mengkaji: Ajran/teori kewenangan (perhatikan halaman 5-6);

Asas-asas perundang-undangan; perizinan (izin pelaksanaan reklamasi, harus memuat dokuken: izin lokasi, rencana iduk reklamasi, izin lingkungan, dokumen studi klaayakan teknis dan ekonomi finasial; dekumen rencana deatai reklamasi, metode pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan reklamasi; bukti kepemilikan dan/atau penguasaan lahan, halaman 62), zonasi

6.4.1.3. Kesimpulan

1) Peraturan perundang-undanga terkait dengan Penataan Ruang dan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil, terjadi disharmoni dan ketidak sinkronan disebabkan adanya konflik norma antar Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 dengan Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 beserta peraturan pelaksananya yang berakibat pada terjadinya tumpang tindih kewenangan kelembagaan dalam pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil.

2) Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2011 tentang Tata ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan, disingkat Serbagita, sebagai pelaksanaan dari UUPR dan PP No.26 Tahun 2008 tentang RTRWN, menetapkan kawasan perairan Teluk Benoa sebagai Kawasan Konservasi Perairan (Pasal 55).

3) Undang-Undang PWP3K dan peraturan organiknya dalam kaitannya dengan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil, yaitu Perpres Nomor 122 Tahun 2012 mengatur bahwa dilarang melakukan reklamasi di kawasan konservasi dan alur laut (Pasal 2 ayat (3)). Namun berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor17/Permen-KP/2013 tentang Perizinan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil mengatur bahwa Kawasan Konservasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya berlaku untuk zona inti (Pasal 3 ayat (3)).

4) Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata ruang Wilayah Provinsi Bali 2009-2029, secara eksplisit mengatur mengenai pengembangan kawasan Teluk Benoa, bahkan berdasarkan Lampiran X Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Perkotaan Serbagita termasuk dalam Kawasan Strategis Nasional. Dalam ilmu hukum dikenal adanya interpretasi ekstensif, yaitu penapsiran dengan

(14)

memperluas cakupan suatu ketentuan. Walaupun dalam Perda No. 16 Tahun 2009 belum mengatur mengenai arahan pemanfaatan kawasan perairan Teluk Benoa, akan tetapi dalam Perda tersebut Kawasan Perkotaan Serbagita termasuk dalam Pusat Kegiatan Nasional sebagai Pusat Pengembangan Ekonomi, maka kawasan perairan Teluk Benoa yang menjadi bagian dari kawasan tersebut, juga menjadi Pusat Kegiatan Nasional.

5) Walaupun UUPR mengatur mengenai arahan pemanfaatan ruang di wilayah pesisir dan pulau pulau kecil, namun keberlakuan Undang Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang PWP3K adalah lex specialis berkaitan dengan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil. Asas hukum lex specialis degorate legi generale (peraturan yang lebih khusus cakupannya akan mengenyampingkan peraturan yang lebih umum).

6) Rencana Pengembangan Revitalisasi Teluk Benoa yang disusun oleh PT TWBI dengan optimalisasi reklamasi 600 ha, menyediakan Ruang Terbuka Hijau sebesar 40%, adalah melebihi ketentuan dalam UUPR yang menyaratkan minimal 30%. Sedangkan untuk mitigasi bencana, rencana pengembangan revitalisasi menentukan jarak dengan lebar 200 meter dari lokasi reklamasi ke arah kawasan pantai dengan batas air laut surut terendah.

7) Hukum Adat (awig-awig) Desa Pakraman tidak secara tegas mengatur laut sebagai pelemahan (wilayah) adatnya. Bahkan menurut ahli hukum adat Bali, wilayah laut termasuk dalam rezim open access. Namun harus menghormati hak-hak masyarakat adat (Desa Pakraman) untuk melaksanakan kegiatan upacara keagamaan (melasti) di wilayah pesisir pantai dan laut.

6.4.1.4. Rekomendasi

1) Berdasarkan kesimpulan di atas, maka Studi Kelayakan Rencana Revitalisasi Teluk Benoa dari aspek hukum dinyatakan layak dengan syarat. Syaratnya adalah sesuai dengan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Badung dan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Provinsi Bali yang mengacu kepada Undang Undang No. 27 Tahun 2007.

2) Sehubungan dengan angka 1 di atas, untuk memperkuat legitimasi Rencana Revitalisasi dari aspek hukum, maka segera disusun Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan PPK Kabupaten Badung dan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan PPK Provinsi Bali.

3) Berdasarkan Pasal 2 ayat (4) UU No. 5 Tahun 1960, masyarakat hukum adat (Desa Pakraman) memiliki kedudukan sebagai pengemban hak menguasai negara atas bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya di wilayah hukum adatnya, melalui ajaran kewenangan administrasi (delegasi).

(15)

4) Hendaknya PT TWBI dalam mengajukan ijin lokasi dan ijin pemanfaatan reklamasi memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang undangan terkait.

6.4.2. Kajian Kritisnya

.

6.4.2.1. Universitas Hasanuddin mengerjakan kajian aspek hukum Rencana Revitalisasi Teluk Benoa Bali, adalah 2 (dua) bulan, kontrak perjanjian PT. TWBI dengan P2M Universitas Hasanuddin: Nomor. 031/TWBI/L/XI/2013 dan Nomor 4565/UN4.20/PM05/2013, tanggal 12 Nopember 2013. Laporan tertanggal .... Desember 2013.

6.4.2.2..Peraturan yang yang dikaji untuk Review Aspek Hukum Studi Kelayakan Revitalisasi Teluk Benoa, Kabupaten Bdung, Provinsi Bali, oleh Universitas Hasanuddin, adalah:

1) UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

2) UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil.

3) UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 4) UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan

5) Perda Provinsi Bali No.16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029.

6) Dengan beberapa peraturan pelaksana dari UU tersebut di atas.

6.4.2.3. Seharusnya, masih lebih banyak aturan, yang harus dikaji, karena Proyek Reklamasi Teluk Benoa ada kaitan dengan MP3EI dan dimana Bali merupakan Koridor: F. Koridor Ekonomi Bali-Nusa Tenggara, merupakan Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional, maka, minimal aturan seperti yang tersebut di bawah ini sebagai lingkup kajian, mengingat Reklamasi Teluk Benoa merupakan Proyek Super Mega Proyek dan perhatikan PP No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembngunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025, Provinsi Bali. Adapun peraturan yang minimal yang harus dikaji, tetapi tidak dilakukan, sebagai berikut:

1) Undang Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan

2) Undang Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

3) Undang Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.

4) Undang Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

(16)

5) Undang Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil.

6) Undang Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik 7) Undang Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

8) Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

9) Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.

10) Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang.

11) Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembngunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025.

12) Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025.

13) Peraturan Presiden No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan.

14) Peraturan Presiden No. 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi Di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil

15) Peraturan Daerah Provinsi Bali No.16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029.

16) Masih banyak lagi peraturan yang harus dikaji, karena Reklamasi Teluk Benoa, 838 hektar. Berdampak besar terhadap Ekologi dan Ekobudaya Bali

1.7. Daftar Pustaka

Hartawan Mataram, 1977, Pemikiran Sistem Pemerintahan Baru Di Bali, Bupati Kepala Daerah TL II Buleleng.

Mohammad Yamin, 1956, Sistema Falsafah Pantja Sila, Penerbitan Khusu Kementerian Penerangan RI, Jakarta.

Mohammad Yamin, 1960, Tatanegara Madjapahit Sapta-Parwa, Jilid I, II, III, IV, V, VI, dan VII, Prapantja, Jakarta

(17)

Mohammad Yamin, 1969, Naskah Persiapan Undang Undang Dasar 1945, Jilid I, II, dan III, Prapantja, Jakarta

Robert Endi Jaweng (ed), 2004, Kompilasi Undang Undang Otonomi Daerah dan Sekilas Proses Kelahirannya (1903-2004), Institute for Local Development Yayasan Tifa, Jakarta.

Kompas, 2013-2015, Berita dan Artikel di Harian Kompas Bali Post, 2013-2015, Berita dan Artikel di Harian Bali Post Jawa Post, 2013-2015, Berita dan Artikel di Harian Jawa Post Nusa Bali, 2013-2015, Berita dan Artikel di Harian Nusa Bali

Gambar

Tabel 1.2. PETA  KSPN/KPPN DAN DPN NASIONAL

Referensi

Dokumen terkait

a) Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan guru untuk penilaian, tetapi

asset pricing terbukti lebih baik jika dibandingkan model

Angka toleransi penguap- an ini berlaku untuk semua jenis BBM, mulai minyak tanah, solar, bensin, sampai avtur yang diangkut kapal tanker dari kilang minyak menuju depo

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa, aspek sumber daya manusia (SDM) merupakan sesuatu yang sangat penting. Keberhasilan sebuah usaha tidak lepas dari peran

Mampu melaksanakan pengendalian sistem pemrosesan dan peralatan yang diperlukan untuk mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai tambah.. Mampu melaksanakan

Sehubungan dengan t elah dilakukannya Evaluasi Dokumen Penawaran dan Dokumen Kualifikasi, bersama ini dengan hor mat kami mengundang penyedia jasa agar menghadir i acara

Demikian Pengumuman ini dibuat dengan sebenarnya bagi peserta yang merasa keberatan dapat mengajukan sanggahan melalui LPSE Kabupaten Tapanuli Tengah yang ditujukan

Dari serangkaian proses komunikasi politik yang dilakukan, komunikator politik berharap pesan politik yang dibawa mampu diterima oleh komunikan politik, yang