• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KURIKULUM 2013 - PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS SAINTIFIK DAN PENILAIAN OTENTIK KURIKULUM 2013 DI KELAS V SD NEGERI 2 KEDAWUNG - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KURIKULUM 2013 - PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS SAINTIFIK DAN PENILAIAN OTENTIK KURIKULUM 2013 DI KELAS V SD NEGERI 2 KEDAWUNG - repository perpustakaan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KURIKULUM 2013

Kurikulum memiliki beberapa pengertian yang berbeda oleh setiap orang yang mengartikannya. Menurut Hidayat (2013:20) Kurikulum didefinisikan sebagai suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah atau madrasah yang harus dilaksankan dari tahun ke tahun. Secara sederhana kurikulum dapat diartikan sebagai patokan pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

(2)

Kurikulum 2013 mulai diterapkan di sekolah dasar pada tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.81A tahun 2013 pasal 1 menjelaskan bahwa implementasi kurikulum 2013 dilakukan secara bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014, jadi hanya sekolah yang memiliki kriteria tertentu yang mulai menerapkan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013/2014.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang mengedepankan pada pendidikan karakter dan pemerolehan kompetensi peserta didik. Kurikulum 2013 didesain berdasar pada budaya dan karakter bangsa, serta berbasis pada kompetensi. Mulyasa (2013:68) kurikulum 2013 berbasis kompetensi dapat dimaknai sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penugasan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Kurikulum 2013,Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Kurikulum 2013 diarahkan untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik seperti mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.

(3)

sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Menurut Permendikbud No.81A (2013), dalam kegiatan pembelajaran peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan jaman tempat dan waktu hidup.

B. PEMBELAJARAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013

Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan khusus untuk mencapai tujuan dalam kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik. Pembelajaran saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode saintifik pada umumnya dilandasi pada penyampaian data-data atau hasil belajar yang diperoleh dari pengamatan dan percobaan. Pendekatan saintifik diyakini sebagai pendekatan yang mampu mengembangkan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan dalam kegiatan pembelajaran. Permendikbud No.81A (2013) proses pembelajaran saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:

1. Mengamati 2. Bertanya

3. Mengumpulkan informasi 4. Mengasosiasikan

(4)

Kelima pembelajaran pokok tersebut merupakan langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik, dimana setiap unsur tersebut tidak harus dilakukan secara runtut. Menurut Permendikbud No.81A (2013)kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan pembelajaran sebagaimana tercantum dalam tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1 Keterkaitan antara langkah pembelajaran dengan kegiatan belajar dan maknanya.

Langkah Pembelajaran/ Kegiatan belajar Kompetensi Yang

Dikembangkan

Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau

pertanyaan untuk mendapatkan informasi

tambahan tentang apa yang diamati

Mengembangkan kreatifitas,

rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk cerdas dan belajar sepanjang hayat

3. Mengumpulkan informasi/eksperimen

- Melakukan eksperimen

- Membaca sumber lain selain buku teks

- Mengamati objek/kejadian/aktivitas

kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

4. Mengasosiasikan/mengolah informasi

- Mengolah informasi yang sudah

dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan

mengumpulkan informasi/ eksperimen

maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.

- Pengolahan informasi yang dikumpulkan

dari yang bersifat menambah keluasan dan

kedalaman sampai kepada pengolahan

informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat

(5)

5. Mengkomunikasikan

Menyampaiakan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Setiap kegiatan pembelajaran pendidik harus memperhatikan metode yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang meliputi proses observasi, bertanya, mengumpulkan informasi, asosiasi dan komunikasi. Pendidik juga harus memfasilitasi peserta didik agar peserta didik dapat melakukan pengamatan dan ekperimen. Berikut adalah contoh aplikasi menurut Permendikbud No.81A/2013 dari lima kegiatan belajar yang diuraikan dari tabel 2.1, adalah:

a. Mengamati

Pendidik membuka secara luas dan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih peserta didik untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.

b. Bertanya

(6)

c. Mengumpulkan dan mengasosiasikan

Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Informasi tersebut menjadi dasar untuk memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari suatu keterkaitan informasi bahkan mengambil kesimpulan dari berbagai pola yang ditemukan.

d. Mengkomunikasikan

Berdasarkan hasil belajar yang telah diperoleh peserta didik menyampaikannya di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.

(7)

setiap kompetensi yang ditargetkan dan membentuk karakter melalui proses pembelajaran yang kreatif dan bermakna. Peserta didik yang aktif menuntut pendidik untuk menciptakan strategi yang tepat sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan kualitas yang baik apabila disiapkan dengan matang oleh pendidik. Guru harus cerdas dalam menyusun strategi pembelajaran yang akan digunakan. Strategi pembelajaran juga disesuaikan dengan karakter peserta didik dan kemampuan peserta didik serta materi yang akan disampaikan supaya kegiatan pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan tujuan dari kegiatan pembelajaran bisa tercapai. Menurut Permendikbud No.81A/2013 Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang:

1. Berpusat pada peserta didik.

2. Mengembangkan kreatifitas peserta didik.

3. Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang. 4. Bermuatan nilai, etika, estetika, logika.

5. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.

(8)

tujuan belajar, dan tingkat-tingkat penguasaan yang digunakan sebagai pencapaian kriteria, dikembangkan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, dan memiliki kontribusi terhadap kompetensi-kompetensi yang sedang dipelajari. Penilaian terhadap pencapaian kompetensi perlu dilakukan secara objektif, berdasarkan pada kinerja peserta didik, dengan bukti penguasaan peserta didik terhadap pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap sebagai hasil belajar (Mulyasa, 2013:67).

C. PENILAIAN OTENTIK

Sejalan dengan kurikulum 2013, pada tahap penilaian kurikulum 2013 menggunakan strategi khusus. Kurikulum 2013 menggunakan strategi penilaian otentik, karena melalui penilaian otentik pendidik dapat melihat seluruh aspek perkembangan peserta didik. Majid (2011:186) penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh anak didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

(9)

didik. Pendidik harus melihat keseimbangan antara penilaian kognitif, penilaian sikap dan penilaian psikomotor dalam penilaian otentik. Kunandar (2015:38) ciri-ciri penilaian otentikadalah:

1. Harus mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan produk. Artinya, dalam melakukan penilaian otentik terhadap peserta didik harus mengukur aspek kinerja dan produk yang dikerjakan oleh peserta didik. Melakukan penilaian kinerja dan produk, pastikan kinerja dan produk tersebut merupakan cerminan kompetensi dari peserta didik secara nyata dan objektif.

2. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik, pendidik dituntut untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan atau kompetensi proses (kemampuan atau kompetensi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran) dan kemampuan atau kompetensi peserta didik setelah melakukan kegiatan pembelajaran.

3. Menggunakan berbagai cara dan sumber. Artinya dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus menggunakan berbagai teknik penilaian (disesuaikan dengan tuntutan kompetensi) dan menggunakan berbagai sumber atau data yang bisa digunakan sebagai informasi yang menggambarkan penguasaan kompetansi peserta didik.

(10)

Informasi-informasi lain yang mendukung pencapaian kompetensi peserta didik dapat dijadikan bahan dalam penilaian.

5. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan bagian-bagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus dapat menceritakan pengalaman atau kegiatan mereka lakukan setiap hari.

6. Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta didik, bukan keluasannya. Artinya dalam melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi harus mengukur kedalaman terhadap penguasaan kompetensi tertentu secara objektif. Pendidik tidak hanya menggunakan satu cara dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik akan tetapi melalui berbagai cara untuk mengetahui kompetensi yang telah dimiliki oleh peserta didik. Kunandar (2015:39), karakteristik penilaian otentik adalah sebagai berikut:

1. Bisa digunakan untuk tes formatif maupun tes sumatif.

Artinya, penilaian otentik dapat dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi terhadap satu atau beberapa kompetensi dasar (formatif) maupun pencapaian kompetensi terhadap standar terhadap standar kompetensi atau kompetensi inti dalam satu semester (sumatif)

2. Mengukur ketrampilan dan kinerja, bukan mengingat fakta.

(11)

hanya mengukur kompetensi yang sifatnya mengingat fakta (hafalan dan ingatan)

3. Berkesinambungan dan terintegrasi

Artinya, dalam melakukan penilaian otentik harus secara berkesinambungan dan merupakan satu kesatuan secara utuh sebagai alat untuk mengumpulkan informasi terhadap pencapaian kompetensi peserta didik.

4. Dapat digunakan sebagai umpan balik.

Artinya, penilaian otentik yang dilakukan oleh pendidik dapat digunakan sebagai umpan balik terhadap pencapaian kompetensi peserta didik. Karakteristik penilaian otentik dapat digunakan sebagai acuan pendidik dalam menerapkan penilaian otentik. Pendidik dapat mempersiapkan secara matang penilaian otentik untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Selain karakteristik penilaian otentik, untuk menerapkan penilaian otentik pada kegiatan pembelajaran, pendidik harus memperhatikan prisnsip dalam menggunakan penilaian otentik. Majid (2011:187), ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penilaian otentik:

a. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran. b. Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan masalah

dunia sekolah.

(12)

d. Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, afektif, dan sensori motorik)

Prinsip-prinsip penilaian otentik harus diperhatikan oleh pendidik sebagai patokan dalam menerapkan penilaian otentik. Penilaian otentik merupakan sebuah strategi dalam penilaian. Ada beberapa teknik yang bisa digunakan dalam penulaian otentik. Permendikbud No.81 A/2013 ada beberapa teknik yang bisa digunakan dalam penilaian otentik kurikulum 2013:

1) Penilaian Unjuk Kerja

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian unjuk kerja digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi.

(13)

skala penilaian. Daftar cek dipilih jika unjuk kerja yang dinilai relatif sederhana, sehingga kinerja peserta didik representatif untuk diklasifikasikan menjadi dua kategori saja, ya atau tidak.

2) Penilaian Proyek

(14)

penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan penyimpanan laporan tertulis.

3) Penilaian Portofolio

Portofolio merupakan kumpulan karya yang dibuat peserta didik. Menurut Bellanca, Carolyne, Elizabeth (1994:189) menjelaskan “A

portfolio is a collection of exemplary work, the portfolio was the tool that

told students and parent how well a student was performing in class”.

Artinya, portofolio adalah kumpulan karya, portofolio adalah alat untuk memberitahu orang tua seberapa baik kemampuan peserta didik di kelas.

Permendikbud No.81A/2013 penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukan perkembangan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik.

(15)

Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah. Permendikbud No.81A/2013 langkah-langkah penilaian portofolio adalah sebagai berikut:

a) Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan guru untuk penilaian, tetapi digunakan peserta didik. Dengan melihat portofolio peserta didik dapat mengetahui kemampuan, ketrampilan, dan minatnya.

b) Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dengan yang lain bisa sama bisa berbeda.

c) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya peserta didik dalam satu map atau folder di rumah masing-masing atau loker masing-masing di sekolah.

d) Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.

e) Menentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik.

(16)

karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.

g) Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat kontrak atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.

h) Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang orang tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan portofolio, sehingga orang tua dapat membantu dan memotivasi anaknya.

Selain penilaian unjuk kerja, penilaian proyek, dan penilaian portofolio ada beberapa hal yang bisa digunakan sebagai dasar menilai prestasi peserta didik dalam penilaian otentik. Kunandar (2015:40) hal yang bisa digunakan sebagai dasar menilai prestasi peserta didik dalam penilaian otentik, yaitu:

(a) Proyek atau penugasan

(17)

(b) Hasil tes tulis

Penilaian otentik dapat dilakukan dengan menggunakan hasil tes tulis sebagai salah satu cara atau alat untuk mengukur pencapaian peserta didik terhadap kompetensi tertentu.

(c) Portofolio

Portofolio merupakan kumpulan karya peserta didik selama satu semester atau satu tahun pelajaran. Portofolio yang dibuat dan disusun peserta didik berupa produk atau hasil kerja merupakan salah satu penilaian otentik

(d) Pekerjaan Rumah

Pekerjaan rumah yang dikerjakan peserta didik sebagai pendalaman penguasaan kompetensi yang diperoleh dalam pembelajaran merupakan salah satu penilaian otentik. Hasil pekerjaan rumah harus diberi respon dan catatan pendidik, sehingga peserta didik mengetahui kekurangan dan kelemahan dari pekerjaan rumah yang dikerjakan.

(e) Kuis

Kuis adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan terhadap peserta didik terhadap materi atau kompetensi yang telah dikuasai oleh peserta didik.

(f) Karya peserta didik.

(18)

(g) Presentasi

Presentasi atau penampilan peserta didik ketika di kelas menampilkan proyek atau tugas yang diberikan oleh pendidik dapat menjadi bahan dalam melakukan penilaian otentik

(h) Demonstrasi

Penampilan peserta didik dalam mendemontrasikan suatu alat atau aktivitas tertentu berkaitan dengan materi pembelajaran dapat dijadikan bahan penilaian otentik.

(i) Laporan

Laporan suatu kegiatan atau aktivitas peserta didik yang berkaitan dengan pembelajaran, seperti laporan proyek dapat dijadikan bahan penilaian otentik.

(j) Jurnal

Catatan-catatan perkembangan peserta didik yang menggambarkan atau kemajuan peserta didik berkaitan dengan pembelajaran dapat dijadikan bahan penilaian otentik.

(k) Karya tulis

(19)

di luar pembelajaran, tetapi memiliki relevansi dengan bidang studi tertentu, maka dapat menjadi pertimbangan dalam penilaian otentik (l) Kelompok diskusi

Kelompok-kelompok diskusi peserta didik, baik yang dibentuk oleh sekolah atau pendidik maupun oleh peserta didik secara mandiri dapat menjadi bahan penilaian otentik.

(m) Wawancara

Gambar

Tabel 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, mahasiswa juga mendapat pengarahan yang berkaitan dengan kedisiplinan, baik untuk kepentingan mahasiswa PPL maupun yang menyangkut siswa sehingga semua diharapkan

Selain itu, efisiensi teknik dapat dipahami sebagai efisiensi yang merefleksikan kemampuan dari suatu perusahaan untuk memaksimalkan output

Layanan Dial-Up merupakan jasa akses internet yang memanfaatkan jaringan telepon biasa dan modem dial up, pelanggan diharuskan berlangganan ke Internet Service Provider

“ Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Passing Bawah Bola Voli Melalui Permainan Kucing Bola Pada Siswa Kelas V SDN Citraresmi Kecamatan. Sumedang Selatan Kabupaten

kalimat bahasa Mandarin: 往 往 w ǎngwǎng adalah menunjukkan keadaan frekuensi yang terjadi secara teratur dalam kondisi atau persyaratan tertentu, maka di dalam kalimat

Bentuk bangunan dari The Waterfall in Resort Hotel dapat. mengambil inspirasi dari alam sekitar air terjun, seperti

Call option pada sebuah saham merupakan sebuah perjanjian hak, tetapi bukan obligasi, untuk membeli saham tersebut pada suatu hari tertentu, T yang akan datang, yang

Budaya organisasi sangat erat kaitannya dengan kualitas kinerja para pegawai karena budaya organisasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai