• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Keterangan Frekuensi“常常” (cháng cháng) dan “往往” (wǎng wǎng) Dalam Kalimat Bahasa Mandarin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Keterangan Frekuensi“常常” (cháng cháng) dan “往往” (wǎng wǎng) Dalam Kalimat Bahasa Mandarin"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

李 雪 Lǐ Xuě dalam jurnal yǔ yán yán jiū dengan judul chángcháng

wǎngwǎng de bǐjiào fēnxī jíqí yǔfǎ jiào xué menyatakan tiga faktor utama yang

menjadi perbedaan pemakaian 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng dalam

kalimat bahasa Mandarin: 往 往 wǎngwǎng adalah menunjukkan keadaan frekuensi yang terjadi secara teratur dalam kondisi atau persyaratan tertentu, maka di dalam kalimat harus terdapat kata yang menunjukkan persyaratan yang konkrit, sementara 常常 chángcháng hanya berarti ‘sering’, jadi, 常常 chángcháng tidak selamanya bisa menggantikan 往 往 wǎngwǎng. Perbedaan lainnya, 常 常

chángcháng bisa digunakan untuk menjelaskan kondisi dulu, saat ini, dan yang akan datang, sementara 往往 wǎngwǎng hanya bisa digunakan untuk menjelaskan

kondisi dulu dan saat ini, tidak bisa digunakan untuk menjelaskan kondisi yang akan datang, lalu 常常 chángcháng bisa digunakan untuk merefleksikan sudut pandang penutur, sedang 往往 wǎngwǎng tidak bisa, 往往 wǎngwǎng biasanya

(2)

ini memberikan kontribusi berupa lebih jelasnya batasan-batasan penggunaan常 常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng dalam kalimat Bahasa Mandarin.

ǎo Lù dalam jurnal yǔ yán yán jiū berjudul shí jiān fù cí

chángcháng hé wǎngwǎng de bǐ jiào menyatakan perbandingan antara 常常

chángcháng dan 往往 wǎngwǎng dari arti dasar yang telah dipilah, masing-masing 常cháng yang berarti keteraturan, dan 往wǎng yang menunjukkan waktu

yang telah berlalu. Juga memilah perbedaan kedua kata keterangan frekuensi ini berdasarkan penempatannya pada kalimat, misalnya dengan cara menambah atau mengurangi bagian kalimat, baik berupa kata keterangan waktu, kata keterangan tempat dan sebagainya untuk melihat apakah kalimat bisa berdiri sendiri atau tidak. Tulisan ini memberikan kontribusi berupa pemahaman tatabahasa yang lebih mendalam, juga sebagai referensi tatabahasa untuk mendesain angket pada penelitian ini.

李琳 Lǐ Lín (2007) dalam jurnal elektronik hǎi wài huá wén jiào yù

dengan judul cóng sān gè píng miàn kàn chángcháng hé wǎngwǎng menyatakan empat perbedaan antara 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng, yakni dari sudut

(3)

2.2. Konsep

“Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata” (Malo dkk., 1985: 46). Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 588), “konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. “

Berikut ini adalah konsep tentang analisis kesalahan, kata, kata keterangan, dan kata keterangan frekuensi yang akan dijelaskan secara singkat.

2.2.1. Analisis Kesalahan

Corder (1981) menggunakan tiga istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa: Lapses, Error, and Mistake. Masing-masing istilah mewakili wilayah kesalahan yang berbeda:

1. Lapses

Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat pembicara beralih cara untuk

(4)

2. Error

Error adalah kesalahan berbahasa akibat pembicara tidak menaati kaidah

tata bahasa yang ada. Kesalahan ini sering terjadi karena tata bahasa asal penutur dengan bahasa target tidak sama, sehingga berdampak kepada kekurangan atau ketidaksempurnaan pembicara dalam berbahasa target.

3. Mistake

Mistake adalah kesalahan yang terjadi karena pembicara tidak tepat dalam

memilih kata atau ungkapan dalam situasi tertentu. Kesalahan ini lebih mengacu kepada ketidaktepatan pembicara menguasai kaidah yang diketahui benar, dan bukan karena kurangnya penguasaan bahasa target.

Di luar itu semua, kesalahan berbahasa dianggap sebagai proses pembelajaran berbahasa. Sehingga kesalahan berbahasa ini dianggap menjadi bagian yang integral dari pemerolehan dan pengajaran bahasa.

2.2.2. Kata

“Kata adalah bagian yang terkecil dari bahasa yang mempunyai arti dan dapat berdiri sendiri. Kata adalah dasar dari pembentukan kalimat”.(Suparto, 2003:21).

(5)

yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan).”

Demikianlah dapat kita ketahui bahwa, tanpa adanya kata, bahasa tidak akan terbentuk. (diperbanyak)

2.2.3. Kata Keterangan

“Kata keterangan adalah kata yang digunakan untuk memberi penjelasan pada kalimat lain, yang sifatnya tidak menerangkan keadaan atau sifat.” (Chaer, 2008:162).

“Kata keterangan dapat digunakan untuk menerangkan kata kerja atau kata sifat, untuk menyatakan waktu, ruang lingkup, derajat, kepastian, pengulangan, negasi, dan penekanan nada.” (Suparto 2003 :127).

2.2.4. Kata Keterangan Frekuensi

Kata keterangan frekuentatif adalah kata yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat keseringan/kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan oleh kata tersebut (Alwi 2003:205)

(6)

2.3. Landasan Teori

Dalam penelitian ini, landasan teori yang digunakan adalah teori analisis kesalahan berbahasa.

Analisis kesalahan berbahasa berasumsi bahwa pembelajaran sebuah bahasa hendaknya lebih difokuskan kepada frekuensi terbesar kesalahan berbahasa, serta penelusuran faktor-faktor penyebab kesalahan dan bentuk kesalahn yang dilakukan, karena dapat dipergunakan untuk memperbaiki kesalahan berbahasa dan pembelajar.

Menurut James (1:1998), “analisis kesalahan merupakan suatu proses kejadian yang alami maupun tidak, sebab dan akibat dari suatu kesalahan berbahasa.”

Sementara itu, Corder (1981) membagi kesalahan berbahasa menjadi dua jenis yakni mistake dan error. Berikut penjelasan tentang kedua jenis kesalahan:

1. Mistake, yaitu penyimpangan yang disebabkan oleh faktor-faktor performance seperti keterbatasan ingatan, mengeja dalam lafal, tekanan emosional dan sebagainya. Kesalahan seperti ini mudah diperbaiki jika pembelajar bahasa diingatkan mengenai kesalahan yang dilakukan.

(7)

Analisis kesalahan bertujuan untuk menganalisis kesalahan-kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh pembelajar bahasa kedua. Hasil analisis diharapkan dapat membantu pembimbing dalam hal menentukan urutan bahan pengajaran, penjelasan bahan yang diajarkan, memberikan latihan-latihan, dan memilih butir-butir bahasa kedua untuk keperluan tes kemahiran pembelajar (Tarigan 1990:69).

Referensi

Dokumen terkait

perbedaan dari kata keterangan pengulangan zài ( 再 ) dan yòu ( 又 ) dalam kalimat

menjabarkan mengenai ciri-ciri struktur kalimat kata bilangan duo dan lai dan makna kata bilangan duo dan lai di dalam kalimat bahasa Mandarin. Selain itu penulis juga

mempelajari kedua bahasa tersebut penulis mempelajari bahwa kalimat pasif. dalam bahasa Mandarin jauh lebih sulit dalam

Dalam penelitian ini, penulis menganalisis perbedaan dan persamaan aspek dalam kalimat bahasa Mandarin dengan bahasa Indonesia berdasarkan jenis dan posisi aspek..

yang dipelajari sehingga menyulitkan dalam memahami posisi aspek dalam kalimat bahasa Mandarin. Penulis sebagai pembelajar bahasa asing mengalami kesulitan

tidak meakukan kesalahan dalam menggunakan kata keterangan waktu di dalam kalimat terjemahan maupun kalimat bahasa Mandarin itu sendiri..

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan kata kerja pasif dalam kalimat bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia baik persamaan maupun perbedaannya yang

penggunaan pelengkap arah dalam kalimat bahasa Mandarin karena penggunaan.. pelengkap arah cukup rumit