• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Derajat Prokrastinasi Akademik Pada Siswa Kelas 8 SMP "X" Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Derajat Prokrastinasi Akademik Pada Siswa Kelas 8 SMP "X" Bandung."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

iii Universitas Kristen Maranatha Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif mengenai derajat prokrastinasi akademik pada siswa kelas 8 SMP “X” Bandung. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah teknik survei. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai derajat prokrastinasi akademik

pada siswa SMP “X” Bandung.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori prokrastinasi akademik yang dikemukakan oleh Ferrari (1995)dan teori remaja yang dikemukakan oleh Papalia dan Olds (2001). Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan diperoleh siswa kelas 8 sebanyak 251 orang yang berusia 13-15 tahun sesuai dengan klasifikasi remaja dari Papalia dan Olds (2001).

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang dibuat oleh peneliti berdasarkan teori prokrastinasi akademik Ferrari, dkk (1999). Berdasarkan uji validitas dengan menggunakan Rank Spearman diperoleh hasil sebanyak 62 item dapat digunakan sebagai alat ukur prokrastinasi akademik, dengan hasil validitas berkisar 0,343-0,827. Sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach dengan hasil reliabilitas sebesar 0,962. Data hasil penelitian ini diolah menggunakan teknik distribusi frekuensi dan tabulasi silang antara aspek-aspek prokrastinasi akademik dengan prokrastinasi akademik.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah lebih dari separuh responden memiliki prokrastinasi akademik tinggi yaitu sebesar 51,8%. Dari keempat aspek dalam prokrastinasi akademik, aspek melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan tugas yang harus dikerjakan memperoleh persentase tertinggi. Sebagai data penunjang ditemukan faktor yang mempengaruhi tingginya derajat prokrastinasi akademik yaitu takut gagal, pengaturan waktu dan pengaruh teman.

(2)

vii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

ABSTRAK... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR BAGAN... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 7

1.3.1 Maksud Penelitian... 7

1.3.2 Tujuan Penelitian... 7

1.4 Kegunaan Penelitian... 8

1.4.1 Kegunaan Teoretis... 8

1.4.2 Kegunaan Praktis... 8

1.5 Kerangka Pemikiran... 9

(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 17

2.1 Prokrastinasi... 17

2.1.1 Pengertian Prokrastinasi... 17

2.1.2 Jenis-Jenis Prokrastinasi Akademik... 19

2.1.3 Aspek-aspek Prokrastinasi Akademik... 20

2.1.4 Area-area Prokrastinasi Akademik... 22

2.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi dan Menyebabkan Prokrastinasi Akademik... 23

2.1.6 Penyebab Munculnya Perilaku Prokrastinasi Akademik... 25

2.1.7 Dampak Prokrastinasi Akademik... 27

2.1.8 Penanganan Prokrastinasi Akademik... 27

2.2 REMAJA... 28

2.2.1 Pengertian Remaja... 28

2.2.2 Tugas Perkembangan Remaja Awal... 28

2.2.3 Aspek-aspek Perkembangan Pada Masa Remaja... 29

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN...32

3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian... 32

3.2 Variabel dan Definisi Operasional... 33

3.2.1 Variabel Penelitian... 33

3.2.2 Definisi Operasional... 33

3.3 Alat Ukur... 34

3.3.1 Alat Ukur Prokrastinasi Akademik... 34

(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

3.3.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur... 36

3.4 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel... 37

3.4.1 Populasi Sampel... 37

3.4.2 Karakteristik Populasi... 37

3.4.3 Teknik Penarikan Sampel... 38

3.5 Teknik Analisis Data... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN... 41

4.1 Gambaran Responden... 41

4.1.1 Gambar Sampel Berdasarkan Usia... 41

4.1.2 Gambaran Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin... 42

4.2 Hasil Penelitian... 42

4.2.1 Hasil Pengolahan Data... 42

4.2.2 Tabulasi Silang Antara Aspek-aspek Prokrastinasi Akademik Dengan Derajat Prokrastinasi Akademik... 42

4.2.2.1 Tabulasi Silang Antara Aspek Penundaan Untuk Memulai Maupun Menyelesaikan Kerja Pada Tugas Yang dihadapi Dengan Prokrastinasi Akademik... 43

(5)

x Universitas Kristen Maranatha 4.2.2.4 Tabulasi Silang Antara Aspek Melakukan Aktivitas Lain Yang

Lebih Menyenangkan Daripada Melakukan Tugas Yang Harus

Dikerjakan Dengan Derajat Prokrastinasi Akademik... 46

4.3 Pembahasan... 47

BAB V KESIMPULAN dan SARAN... 52

5.1 Kesimpulan... 52

5.2 Saran... 52

5.2.1 Penelitian Lebih Lanjut... 52

5.2.2 Guna Laksana... 53

DAFTAR PUSTAKA... 54

(6)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.1 Gambaran Sampel Berdasarkan Usia... 41 Tabel 4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 42 Tabel 4.2.1 Derajat Prokrastinasi Akademik... 42 Tabel 4.2.2.1 Tabulasi Silang Antara Aspek Penundaan Dalam Memulai Maupun

Menyelesaikan Kerja Pada Tugas Dengan Derajat Prokrastinasi Akademik... 43 Tabel 4.2.2.2 Tabulasi Silang Antara Aspek Keterlambatan Dalam Mengerjakan

Tugas Dengan Derajat Prokrastinasi Akademik... 44 Tabel 4.2.2.3 Tabulasi Silang Antara Aspek Kesenjangan Waktu Antara Rencana

dan Kinerja Aktual Dengan Derajat Prokrastinasi Akademik... 45 Tabel 4.2.2.4 Tabulasi Silang Antara Aspek Melakukan Aktivitas Lain Yang

(7)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A KISI-KISI TRYOUT ALAT UKUR PROKRASTINASI AKADEMIK LAMPIRAN B KISI-KISI ALAT UKUR PROKRASTINASI AKADEMIK

LAMPIRAN C KUESIONER DATA PRIBADI dan DATA PENUNJANG LAMPIRAN D KUESIONER PROKRASTINASI AKADEMIK

LAMPIRAN E TABULASI SILANG FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PROKRASTINASI AKADEMIK

DENGAN DERAJAT PROKRASTINASI AKADEMIK LAMPIRAN F PROFIL SMP “X” BANDUNG

LAMPIRAN G DAFTAR NILAI KKM MATA PELAJARAN di SMP “X”

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah jenjang pendidikan pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di Indonesia, SMP berlaku sebagai jembatan antara Sekolah Dasar (SD) dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) dimana siswa yang berhak melanjutkan ke jenjang SMP adalah siswa yang telah lulus SD dan siswa yang dapat melanjutkan ke jenjang SMA adalah siswa yang telah lulus SMP. SMP dibagi menjadi dua yaitu SMP Negeri dan SMP Swasta. Perbedaannya adalah terletak dari hak otonominya. SMP Negeri merupakan sekolah milik pemerintah kebijakannya berasal dari pemerintah. Sedangkan SMP swasta merupakan sekolah milik perorangan atau lembaga swasta sehingga kebijakannya berasal dari orang atau lembaga yang menaunginya (http://www.kemdiknas.go.id).

SMP “X” merupakan salah satu sekolah swasta di kota Bandung.

Sekolah ini merupakan sekolah yang didasarkan pada nilai-nilai kristiani. SMP “X” Bandung berada di bawah yayasan “Y” yang banyak membawahi

sekolah Kristen di beberapa kota di Indonesia. Pada tahun ajaran 2011-2012, SMP “X” terdiri dari 26 kelas dengan jumlah keseluruhan 878 siswa.

(10)

2

Universitas Kristen Maranatha menjuarai UN se Jawa Barat. Para siswanya juga banyak memenangkan kompetisi baik dari tingkat sekolah sampai ke tingkat dunia, misalnya kompetisi Mulan Quan di Malaysia, Olimpiade Matematika dan Fisika, Kontes Robot tingkat Nasional dan berbagai pertandingan lainnya. Sekolah ini juga termasuk sekolah yang selektif dalam menerima siswanya karena untuk dapat diterima di sekolah ini, calon siswa harus melewati beberapa tahapan seleksi seperti psikotes, tes akademik dan juga tes keajegan berdasarkan standar yang diberikan oleh yayasan dengan tujuan untuk melihat kemampuan dari masing-masing siswanya. Kurikulum yang digunakan di sekolah ini adalah KTSP seperti kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini namun terdapat pengembangan dalam metode pembelajarannya.

SMP “X” memiliki tuntutan yang harus dipenuhi oleh para siswanya.

Hal ini tidak terlepas dari pandangan bahwa SMP “X” adalah sekolah unggulan di kota Bandung. Siswa SMP “X” dididik agar dapat berprestasi dalam bidang akademik maupun non akademik. Selain itu para siswanya pun diharapkan dapat memiliki karakter yang sesuai dengan nilai-nilai kristiani yaitu kejujuran, keramahan dan integritas.

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 8 SMP “X” Bandung. hal ini

(11)

3

Universitas Kristen Maranatha belum terlihat apakah siswa tersebut melakukan penundaan karena terbiasa atau karena belum dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Sementara, siswa kelas 9 sudah tidak lagi disibukkan dengan tugas-tugas sekolah karena lebih difokuskan untuk mengerjakan latihan persiapan ujian nasional. Untuk itulah peneliti mengambil sampel siswa kelas 8 SMP “X” Bandung.

(12)

4

Universitas Kristen Maranatha pelajaran. Jadi jika ada satu mata pelajaran yang nilai rapornya belum mencapai nilai KKM maka siswa tersebut dinyatakan tidak naik kelas. Biasanya tiap tahun ada beberapa orang yang dinyatakan tidak naik kelas.

Agar dapat mencapai nilai yang maksimal maka dalam proses belajarnya, siswa diharapkan dapat menyelesaikan semua tugas-tugas dan tanggung jawab yang diberikan guru di sekolah. Pada kenyataannya, tidak semua siswa melakukan dan menyelesaikan semua tanggungjawabnya. Berdasarkan keterangan dari guru bimbingan konseling, didapatkan data bahwa beberapa siswa tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas akademiknya, misalnya mereka terlambat menyerahkan PR sesuai batas waktu yang ditetapkan gurunya karena belum selesai mengerjakan PR tersebut. Untuk itu guru tersebut biasanya akan memberikan perpanjangan waktu yaitu mulai dari satu hari sampai satu minggu agar tugas tersebut selesai. Namun kurang lebih sepertiga persen dari siswa-siswa tersebut belum juga menyelesaikan PR sampai batas pengumpulan kedua habis. Akhirnya guru akan memberikan hukuman dengan tidak memberikan nilai kepada siswa tersebut atau memberikan tugas tambahan yang baru sebagai hukuman karena tugas pertama tidak diselesaikan.

(13)

5

Universitas Kristen Maranatha Ferrari (dalam Rizvi dkk, 1997) membagi prokrastinasi menjadi dua yaitu functional procrastination dan disfungsional procrastination. functional

procrastination adalah penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk

memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat, seperti siswa menunda menyelesaikan tugas karena siswa mencari informasi melalui Koran, buku pelajaran, internet dan sebagainya agar didapatkan hasil yang lebih baik. Sedangkan disfungsional procrastination adalah penundaan yang tidak bertujuan, berakibat jelek dan menimbulkan masalah, seperti siswa menunda menyelesaikan PR atau tugas karena waktu yang ada digunakan untuk bermain game. Menurut Ellis dan Knaus (dalam Ferarri, 1995) jika perilaku penundaan itu dibiarkan maka akan menjadi trait atau sifat yang menetap. Dalam penelitian ini, yang dimaksud sebagai prokrastinasi adalah disfungsional procrastination.

(14)

6

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan survei awal yang dilakukan kepada 10 orang siswa kelas 8 SMP “X” Bandung, didapatkan hasil bahwa 3 orang siswa berusaha untuk

(15)

7

Universitas Kristen Maranatha hukuman dari guru seperti diberi nilai nol, diberi teguran secara lisan, diminta mengerjakan PR namun nilainya hanya sama dengan nilai KKM.

Berdasarkan survei awal tersebut terdapat perbedaan dalam hal mengerjakan PR yang dapat terkait pada perilaku prokrastinasi akademik siswa. Berdasarkan fakta dan data di atas, peneliti tertarik untuk melihat lebih dalam bagaimana gambaran prokrastinasi akademik pada siswa kelas 8 SMP “X” Bandung.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin diketahui bagaimana gambaran prokrastinasi akademik pada siswa kelas 8 SMP “X” Bandung.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran prokrastinasi akademik pada siswa kelas 8 SMP “X” Bandung.

1.3.2. Tujuan Penelitian

(16)

8

Universitas Kristen Maranatha 1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Teoretis

 Memberikan informasi yang diharapkan dapat memperkaya

penelitian dan pemahaman kajian Ilmu Psikologi Pendidikan terutama mengenai prokrastinasi akademik pada siswa SMP.  Memberikan masukan bagi peneliti lain yang berminat melakukan

penelitian lanjutan mengenai prokrastinasi akademik, khususnya pada siswa SMP.

1.4.2. Kegunaan Praktis

 Memberikan informasi kepada Kepala Sekolah mengenai gambaran

prokrastinasi akademik di SMP “X” Bandung. Informasi ini bertujuan

agar dapat menjadi pertimbangan dalam membuat program belajar dan rencana pembelajarannya.

 Memberikan informasi kepada guru mata pelajaran mengenai

gambaran prokrastinasi akademik siswa sehingga guru dapat memiliki pertimbangan dalam memberikan tugas kepada siswanya.

 Memberikan informasi kepada guru Bimbingan Konseling tentang

(17)

9

Universitas Kristen Maranatha 1.5. Kerangka Pemikiran

Siswa kelas 8 SMP “X” berada pada usia 13-15 tahun, yang merupakan

tahap remaja (Papalia dan Olds, 2001). Pada tahapan ini seseorang akan memasuki fase dimana mereka biasanya sedang berada pada masa sekolah yaitu jenjang SMP. Pada masa ini siswa memiliki tugas-tugas sekolah yang harus diselesaikan agar mendapatkan nilai yang maksimal. Namun ketika siswa tersebut melaksanakan tugas-tugas sekolahnya, tidak semua siswa dapat menyelesaikannya dengan baik. Kesulitan yang dialami antara lain rasa malas untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah, kesulitan mencari bahan tugas, pengaturan waktu yang kurang baik, melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan, dan sebagainya. Sebagian siswa berhasil mengatasi tantangan maupun kesulitan yang ada sehingga dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas sekolah tepat waktu. Namun sebagian lainnya mengalami kesulitan dan hambatan dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugasnya sehingga tugas-tugas tersebut tidak selesai dan mendapat sanksi dari guru mata pelajaran tersebut. Cara siswa mengerjakan tugas pun berbeda-beda. Sebagian siswa mengerjakan tugasnya dengan cara mencicil namun sebagian siswa lainnya menunda-nunda dalam penyelesaian tugas-tugas sekolahnya. Perilaku menunda-nunda mengerjakan tugas akademik disebut dengan prokrastinasi akademik (Ferarri, 1995).

(18)

10

Universitas Kristen Maranatha disfunctional procrastination. Ferrari (dalam Rizvi dkk, 1997) membedakan

prokrastinasi menjadi dua bagian yaitu functional procrastination dan disfunctional procrastination. Functional procrastination adalah penundaan

yang dilakukan oleh siswa kelas 8 SMP “X” dalam mengerjakan tugas yang

bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat. Misalnya untuk mengerjakan tugas mengarang Bahasa Indonesia, siswa mencari dan mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti internet, majalah, koran dan lainnya. Setelah bahan terkumpul, barulah siswa mengerjakan tugasnya hingga tuntas dan mengumpulkannya tepat waktu. Sedangkan disfunctional procrastination adalah penundaan yang dilakukan oleh siswa kelas 8 SMP “X” yang tidak bertujuan, berakibat jelek dan dapat

menimbulkan masalah. Misalnya, siswa ketika diberikan tugas matematika untuk tiga hari kemudian, siswa dengan sengaja tidak mau membuatnya karena malas atau tidak mau berusaha. Pada saat harus mengumpulkan tugasnya, siswa menyalin PR temannya di pagi hari di kelas sebelum pelajaran dimulai. Perilaku ini jika dilakukan berulang kali akan menjadi perilaku menetap sehingga menjadi disfunctional procrastination. Dalam penelitian ini, prokrastinasi dibatasi sebagai disfunctional procrastination.

(19)

11

Universitas Kristen Maranatha membuat laporan kegiatan pada pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Belajar menghadapi ujian yang dimaksud adalah ketika siswa SMP “X” belajar dalam menghadapi ulangan harian, MID semester, pra ULUM

dan juga ULUM. Tugas lain yang harus dilakukan oleh siswa SMP “X” adalah membaca buku pelajaran dan juga materi tambahan yang diberikan oleh guru di kelas. Selain itu ada tugas administratif yang harus dikerjakan antara lain melakukan absensi harian dengan menggunakan kartu pelajar yang harus di scan pada mesin absensi, mencatat tugas-tugas sekolah di agenda atau mencatat materi yang dijelaskan oleh guru di kelas. Siswa SMP “X” juga ditugaskan untuk menghadiri pertemuan. Pertemuan yang dimaksud di sini adalah masuk sekolah setiap hari, mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas, hadir pada jam praktikum di laboratorium, mengikuti kegiatan olah raga di aula olah raga, remedial atau juga kerja kelompok yang dapat dilaksanakan disekolah maupun di luar jam sekolah. Sementara kinerja akademik secara keseluruhan yang dimaksud adalah cara bekerja siswa SMP “X” dalam menyelesaikan seluruh tugas dan tanggung jawabnya di sekolah.

Prokrastinasi akademik memiliki empat aspek (Ferrari, 1995) yaitu penundaan dalam memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan. Pada siswa SMP “X” menyadari bahwa tugas mengarang, belajar menghadapi ujian,

(20)

12

Universitas Kristen Maranatha akademik secara keseluruhan yang diberikan penting dan harus diselesaikan namun siswa tersebut malah memilih untuk menunda untuk memulai mengerjakan atau menunda untuk menyelesaikannya. Selain itu siswa juga memerlukan waktu yang lama daripada waktu yang dibutuhkan sebenarnya dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut. Siswa yang melakukan prokrastinasi cenderung merasa kesulitan untuk mengerjakan tugas-tugasnya sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya dan dengan sengaja melakukan kegiatan lain yang lebih menyenangkan seperti bermain dengan teman, membaca buku cerita, menonton, dan sebagainya daripada menyelesaikan tugas-tugasnya sehingga tugas-tugas tersebut terlambat diserahkan pada guru atau bahkan tidak selesai.

Prokrastinasi pada siswa SMP “X” tidak terjadi dengan sendirinya, ada

lima faktor yang mempengaruhinya. Salomon dan Rothblum (1984) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik adalah takut gagal, tidak suka terhadap tugas, pengaturan waktu, memerlukan bantuan orang lain, dan pengaruh teman. Faktor takut gagal adalah ketika siswa SMP “X” merasa takut tidak dapat menyelesaikan tugas-tugasnya. Rasa

(21)

13

Universitas Kristen Maranatha Kemudian faktor yang kedua adalah rasa tidak suka terhadap tugas. Ketika siswa menghayati bahwa tugas yang diberikan oleh guru tidak menyenangkan, maka motivasi dalam diri siswa untuk menyelesaikan tugas tersebut cenderung lemah. Hal ini menyebabkan siswa malas mengerjakan tugasnya. Ketika siswa malas mengerjakan tugasnya maka siswa tersebut cenderung menunda mengerjakan tugas-tugasnya.

Faktor yang ketiga adalah pengaturan waktu. Siswa SMP “X” yang

memiliki derajat prokrastinasi tinggi memiliki pengaturan waktu yang buruk dimana siswa tersebut tidak dapat memprioritaskan pengerjaan tugas-tugasnya yang penting dibandingkan kegiatan lain. Siswa cenderung melakukan kegiatan lain seperti membaca buku cerita, bermain game, jalan ke mall bersama teman, menonton televisi dan kegiatan menyenangkan lainnya dibandingkan menyelesaikan tugas-tugasnya. Akhirnya batas waktu habis dan tugasnya tidak dapat diselesaikan.

Faktor keempat adalah memerlukan bantuan orang lain. Semakin besar siswa SMP “X” memiliki ketergantungan terhadap orang lain maka akan

menyebabkan semakin tinggi pula siswa tersebut melakukan prokrastinasi akademik. Hal ini karena siswa tidak akan mengerjakan tugas-tugasnya jika tidak ada orang lain yang membantu. Orang lain yang membantu dalam hal ini bias teman atau orang dewasa, seperti guru mata pelajaran, orang tua atau guru les.

(22)

14

(23)

15

Universitas Kristen Maranatha SISWA KELAS

8 SMP”X” BANDUNG

Uraian di atas dapat digambarkan dalam bagan kerangka pemikiran sebagai berikut :

Bagan 1.5 Kerangka Pemikiran Enam Area Prokrastinasi Akademik :

1. Tugas mengarang

2. Belajar menghadapi ujian 3. Membaca

4. Tugas administratif 5. Menghadiri pertemuan

6. Kinerja akademik secara keseluruhan

PROKRASTINASI AKADEMIK

Faktor-faktor yang mempengaruhi :

1. Takut akan kegagalan. 2. Tidak menyukai tugas.

3. Pengaturan waktu. 4. Memerlukan bantuan. 5. Pengaruh teman.

ASPEK-ASPEK PROKRASTINASI AKADEMIK :

1. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi.

2. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas.

3. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. 4. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada

melakukan tugas yang harus dikerjakan.

TINGGI

(24)

16

Universitas Kristen Maranatha 1.6. Asumsi

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat ditarik asumsi sebagai berikut :

 Dalam mengerjakan tugas-tugas akademik di sekolah, siswa kelas 8 SMP “X” Bandung memiliki derajat prokrastinasi akademik yang bervariasi

yaitu tinggi dan rendah.

 Prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh siswa kelas 8 SMP “X” dapat

berupa penundaan dalam memulai dan menyelesaikan tugas-tugas sekolah, keterlambatan dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah, kesenjangan waktu antara rencana dan kenyataan dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah, dan kecenderungan untuk melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan dibandingkan mengerjakan tugas-tugas sekolah.

 Prokrastinasi akademik pada siswa kelas 8 SMP “X” dipengaruhi oleh

(25)

52 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

1. lebih dari separuh siswa kelas 8 SMP “X” Bandung memiliki derajat prokrastinasi akademik yang tergolong tinggi (51,8%). Namun perbedaan antara jumlah siswa yang memiliki derajat prokrastinasi akademik yang tergolong tinggi dengan jumlah siswa yang memiliki derajat prokrastinasi akademik yang rendah tidak terlalu signifikan, yaitu 4,6%.

2. Faktor-faktor yang menunjukkan kecenderungan keterkaitan dengan prokrastinasi akademik pada siswa kelas 8 SMP “X” Bandung adalah

faktor pengaturan waktu.

3. Faktor-faktor yang tidak menunjukkan kecenderungan keterkaitan dengan prokrastinasi akademik pada siswa kelas 8 SMP “X” Bandung adalah

faktor takut gagal, faktor tidak suka tugas, faktor memerlukan bantuan orang lain dan faktor pengaruh teman.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat.

5.2.1. Penelitian lebih lanjut

(26)

53

Universitas Kristen Maranatha prokrastinasi akademik sehingga dapat menggali lebih dalam faktor mana yang lebih mempengaruhi derajat prokrastinasi akademik.

2. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai prokrastinasi akademik pada siswa SMP, disarankan untuk meneliti korelasi antara variabel prokrastinasi akademik dengan variabel lain seperti prestasi akademik sehingga diperoleh hasil yang lebih tepat guna bagi guru dan siswa.

3. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti tentang prokrastinasi akademik, disarankan agar kriteria prokrastinasi akademik dibagi menjadi tiga kelompok misalnya tinggi, rendah dan cukup.

5.2.2 Saran Guna Laksana

1. Bagi guru mata pelajaran. Diharapkan guru mata pelajaran dapat lebih memperhatikan kelompok belajar siswa misalnya guru yang menentukan anggota kelompok belajar yang lebih kecil sehingga dapat meminimalisasi terjadinya siswa yang membawa pengaruh negatif terhadap siswa lain dan juga memudahkan pengawasan dari guru tersebut.

(27)

54 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Ferrari, Joseph. R., Jhonson, J.L. & McCown, W.G. 1995. Procrastination and Task

Avoidance, New York, USA : Plenum Press.

Guilford, J. P. 1967. Fundamental Statistics in Psychology and Education. (3rdEd.). Tokyo : Mc. Graw-Hill Kogakusha Company. Ltd.

Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Papalia, D E., Olds, S. W., & Feldman, Ruth D. (2001). Human Development (8th Ed). Boston : MCGraw-Hill.

Rice, F.P. (1990). The Adolescence Development, Relationship and Culture (6th Ed). Boston: Ally and Bacon.

Rizvi, A, Prawitasari, J.E, Soetjipto, H.P.1997. Pusat Kendali dan Efikasi Diri Sebagai Prediktor Terhadap Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Psikologi Nomor 3 tahun II.51-67

Siegel, Sidney.1994. Statistik Nonparametik untuk Ilmu-ilmu Sosial, edisi keenam. Alih Bahasa : Zanzawi Suyuti dan Landung Simatupang dalam koordinasi Peter Hagul. Jakarta : Gramedia.

Solomon, L.J. & Rothblum, E.D. 1984. Academic Procrastination : Frequency and Cognitive – Behavioral Correlated. Journal of Counseling Psycology. Vol. 31. No.4 (p.505-509).

(28)

55

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Djauzi, Samsuridjal. 2008. Prokrastinasi Akademik.(Online). (http: //www.careleton.ca/tpychyl/history.html/, diakses 20 Agustus 2010). Rinaldi. 2012. Pendidikan Kelas Menengah. (Online). (http:

//www.kemdiknas.go.id//, diakses 5 Januari 2012).

Simon, J. (2004). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri Pada Anak Penderita Asma Usia Sekolah dan Remaja. Tesis (tidak diterbitkan). Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Kesiapan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Minahasa Utara terhadap penetapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun

Lagu-lagu : 1) Angin Mamiri dari Sulawesi Selatan, 2) O Ina Ni Keke dari Sulawesi Utara, 3) Bungong Jeumpa dari Aceh, 4) Nasonang Do Hita Nadua dari Sumatera Utara, 5)

Trotoar berfungsi untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada pejalan kaki baik dari segi keamanan maupun kenyamanan. Konstruksi Trotoar direncanakan sebagai pelat beton

Jenis penelitian ini merupakan penelitian keputusan pembelian yang dilakukan oleh ma- hasiswa di Kota Surakarta melalui situs jeja- ring sosial berdasarkan kepercayaan,

Keberadaan jentik Aedes albopictus ditinjau dari aspek kondisi tutup sebagai berikut: lima ekor jentik ditemukan pada tempat yang terbuka, dan dua pada tempat perkembangbiakan

Perlakuan lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap viabilitas danvigor benih padi aksesi mayang dengan meningkatkan variabel persentase Daya Berkecambah (DB), First Count

Berdasarkan pemikiran tersebut di atas dan dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan

(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertaku untuk setiap dosen tetap PNS, dosen tetap non PNS, dosen tidak tetap, tutor, instruktur, dan praktisi