• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Implementasi Metode Activity-Based Costing dalam Menentukan Harga Pokok Produk di PT Pos Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Implementasi Metode Activity-Based Costing dalam Menentukan Harga Pokok Produk di PT Pos Indonesia."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

Generating an annually increasing and consistent profit is one of the goals for every company, including PT Pos Indonesia. Based on their financial statements for the last 3 years, it can be seen that the profits generated were fluctuative. There are many possible conditions that caused this, one of them is the selling price is less competitive than other companies. The objectives of this study were to analyze the implementation and the effectiveness of the principles of activity-based costing to determine cost of product in PT Pos Indonesia. The method used in this study is descriptive analytic method by collecting, processing, and analyzing the data from PT Pos Indonesia so that we can find conclusions. The result of implementing activity-based costing in calculating overhead costs shows that overhead costs for each parcel post is $ 1.65, whereas company method charges $ 0.29 per Kg parcel post (calculated using assumptions). The conclusion is that overhead cost to cost of product for international parcel post in PT Pos Indonesia has been undercosted up to 5 Kg, and overcosted up to 6 Kg or more.

Keywords: cost of product, activity-based costing, overhead cost, selling price

(2)

ABSTRAK

Menghasilkan laba yang terus meningkat dan konsisten dari tahun ke tahun adalah salah satu tujuan setiap perusahaan, termasuk PT Pos Indonesia. Berdasarkan laporan keuangan PT Pos Indonesia selama 3 tahun terakhir, terlihat bahwa laba yang dihasilkan bersifat fluktuatif. Ada berbagai kemungkinan penyebab terjadinya kondisi ini, salah satunya harga jual yang kurang bersaing dengan perusahaan lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis prinsip-prinsip implementasi activity-based costing dalam menentukan harga pokok produk dan efektivitas activity-based costing dalam menentukan harga pokok produk di PT Pos Indonesia. Penulis menggunakan metode deskriptif analitis dengan cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data perusahaan sehingga dapat ditarik kesimpulan. Hasil penelitian pengimplementasian activity-based costing dalam menghitung biaya overhead menunjukkan bahwa biaya overhead untuk setiap paket pos sebesar $1,65, sedangkan metode perusahaan selama ini membebankan $0,29 untuk setiap Kg paket pos (perhitungan menggunakan asumsi). Kesimpulan yang didapat adalah selama ini biaya overhead untuk harga pokok produk paket pos internasional di PT Pos Indonesia mengalami undercosting sampai dengan berat 5 Kg, dan overcosting apabila sampai dan melebihi 6 Kg.

(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii

KATA PENGANTAR...iv

ABSTRACT...vi

ABSTRAK...vii

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR GAMBAR...xi

DAFTAR TABEL...xii

DAFTAR LAMPIRAN...xiii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Identifikasi Masalah...5

1.3 Tujuan Penelitian...5

1.4 Kegunaan Penelitian...6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN...7

(4)

ix

(5)

x

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan...37

4.1.4 Bidang Usaha...40

4.1.5 Aktivitas-Aktivitas Pengiriman Paket Pos Internasional...40

4.1.6 Perhitungan Harga Pokok Produk Pada Paket Pos Internasional di PT Pos Indonesia...42

4.1.7 Perhitungan Harga Pokok Produk Pada Paket Pos Internasional dengan Metode Activity-based Costing...48

4.1.7.1 Mengidentifikan dan Menggolongkan Biaya ke Dalam Berbagai Aktivitas...49

(6)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Keyakinan Dasar ABC System: “Biaya Ada Penyebabnya”...15

Gambar 2.2 Arus Biaya Dalam Perusahaan Manufaktur, Jasa, dan Dagang...19

Gambar 2.3 Rerangka Proses Pengolahan Data Dalam ABC System...20

Gambar 2.4 Rerangka Pemikiran...31

(7)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Rincian Biaya Handling KTSH...46

Tabel 4.2 Perhitungan Biaya Handling KTSH...47

Tabel 4.3 Daftar Biaya Handling KTSH Berdasarkan Berat...47

Tabel 4.4 Pusat Aktivitas dan Aktivitas...52

Tabel 4.5 Klasifikasi Berdasarkan Tingkatan Aktivitas...53

Tabel 4.6 Klasifikasi Activity Driver...54

Tabel 4.7 Rincian Cost Activity...55

Tabel 4.8 Rincian Cost Driver...56

Tabel 4.9 Tarif/Unit...57

Tabel 4.10 Biaya overhead paket pos internasional tahun 2011...58

Tabel 4.11 Penentuan Harga Pokok Produk Dengan Metode Perusahaan...60

Tabel 4.12 Penentuan Harga Pokok Produk Dengan Metode Activity-based Costing...61

(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I Perbedaan dan Persamaan Dengan Penelitian Sebelumnya...71

Lampiran II Surat Penelitian...72

(9)

PENDAHULUAN 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Globalisasi, satu kata yang menjadi topik di berbagai belahan dunia dalam beberapa tahun terakhir. Globalisasi menuntut setiap individu maupun kelompok agar dapat mengikuti alur perubahan yang terjadi untuk tetap bertahan. Globalisasi membuat hubungan sosial dan rasa saling ketergantungan yang tanpa batas. Globalisasi membuat aturan-aturan yang berlaku secara universal. Globalisasi, satu kata yang memberi pengaruh besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia akuntansi manajemen.

Globalisasi menuntut setiap akuntan manajemen dapat menyediakan informasi yang lebih akurat dan tepat waktu untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Salah satu informasi yang disediakan oleh akuntan manajemen adalah mengenai perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat. Dengan penyediaan informasi mengenai harga pokok produk yang lebih akurat, perusahaan dapat menentukan harga jual yang bersaing dengan produk atau jasa lainnya. Tetapi perlu diingat, harga pokok produk yang murah juga harus bisa memberikan kualitas produk yang memuaskan sehingga dapat menarik perhatian konsumen untuk membelinya karena mempunyai harga jual dan kualitas produk yang bersaing dengan produk lain.

(10)

PENDAHULUAN 2

(improvement) dalam siklus hidup (life cycle) produk. Akuntansi manajemen mempunyai berbagai metode yang dapat digunakan dalam memberikan kepuasan bagi perusahaan. Satu metode yang selalu menuntut akuntansi manajemen untuk terus menerus melakukan perbaikan (improvement), yaitu activity-based costing.

Activity-based costing system merupakan suatu metode pelekatan kos berdasarkan aktivitas, kos yang telah teralokasi berdasarkan aktivitas inilah yang akan dilekatkan pada produk, jasa, atau konsumen. Pelekatan kos pada activity-based costing dilakukan dengan berbagai aktivitas pemicu (activity drivers), maka aktivitas harus diklasifikasikan menjadi unit level activities, batch level activities, product sustaining activities, dan facility sustaining activities. Pembagian ke dalam beberapa kelompok memudahkan dalam perhitungan kos produk karena kos-kos dari aktivitas memiliki tingkat keterkaitan berbeda dengan tipe aktivitas pemicu (activity driver) (Hansen dan Mowen 2006:142).

Activity-based costing dapat mengidentifikasi aktivitas penambah nilai (value-added activity) dan juga aktivitas bukan penambah nilai (non-value-(value-added activity) untuk dapat melakukan peningkatan (improvement) dengan mengeliminasi pembebanan aktivitas bukan penambah nilai (non-value-added activity) pada konsumen, sehingga memberikan informasi yang lebih akurat dalam pembebanan biaya pada setiap produk atau jasa yang dihasilkan agar tidak terlalu mahal (overcosted) dan tidak terlalu murah (undercosted).

(11)

PENDAHULUAN 3

Perusahaan-perusahaan Indonesia kurang memahami secara mendalam mengenai metode activity-based costing, sehingga mengalami kesulitan dalam menerapkannya dalam praktek. Inilah salah satu alasan mengapa produk-produk Indonesia kesulitan dalam mengembangkan produknya pada kondisi globalisasi sekarang ini. Ketidakakuratan alokasi biaya produk yang menghasilkan harga jual yang tidak dapat bersaing dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan asing.

PT Pos Indonesia, perusahaan jasa BUMN yang memberikan layanan jasa kepada konsumennya seperti pengiriman surat, paket, layanan korporat dan admail, transfer uang, dan layananan jasa yang lainnya. Sebagai salah satu BUMN, PT Pos Indonesia tidak mendapat dukungan dana dari pemerintah, oleh karena itu PT Pos Indonesia diwajibkan untuk menghasilkan laba yang konsisten setiap tahunnya.

Berdasarkan laporan laba rugi yang didapat dari PT Pos Indonesia, terlihat bahwa selama 3 tahun terakhir jumlah profit marginnya bersifat fluktuatif. Profit margin dari tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 2,29%, tetapi kembali meningkat di tahun 2011 sebesar 3,38%. Hal ini menunjukkan inkonsistensi yang ada di PT Pos Indonesia.

(12)

PENDAHULUAN 4

kebijakan yang diterapkan oleh setiap perusahaan, dan juga kebijakan jumlah mark up dalam menentukan harga jual.

Semakin kecil dan semakin akurat perhitungan harga pokok produk, maka perusahaan dapat menurunkan jumlah mark up untuk menghasilkan harga jual yang bersaing dengan perusahaan lain. Untuk itu, PT Pos Indonesia perlu menerapkan metode activity-based costing yang memberikan informasi mengenai harga pokok produk yang lebih akurat. Activity-based costing menelusuri biaya overhead dengan berdasarkan sumber daya yang dikonsumsi oleh setiap aktivitasnya. Activity-based costing juga menganalisis aktivitas penambah nilai (value-added activity) dan juga aktivitas bukan penambah nilai (non-value-added activity), sehingga perusahaan terus menerus melakukan perbaikan (improvement) atas kualitas produk atau jasa yang ditawarkan kepada masyarakat.

(13)

PENDAHULUAN 5

dijadikan harga jual. Hal ini berakibat harga jual yang relatif tinggi karena kurang akuratnya perhitungan harga pokok produk yang dianut oleh perusahaan.

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Analisis Implementasi Metode Activity-based Costing Dalam Menentukan Harga Pokok Produk di PT Pos

Indonesia”.

1.2 Identifikasi Masalah

Sesuai uraian masalah diatas mengenai perlunya implementasi activity-based costing dalam pembebanan harga pokok produk pada PT Pos Indonesia, maka masalah tersebut diidentifikasi dan dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana prinsip-prinsip activity-based costing diimplementasikan dalam menentukan harga pokok produk di PT Pos Indonesia?

2. Bagaimana efektivitas implementasi activity-based costing dalam menentukan harga pokok produk di PT Pos Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis implementasi prinsip-prinsip activity-based costing dalam menentukan harga pokok produk di PT Pos Indonesia.

(14)

PENDAHULUAN 6

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang berarti bagi pemakai hasil riset. Kegunaan penelitian ini dapat berupa:

1. Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan saran dan rekomendasi yang bermanfaaat bagi pihak manajemen PT Pos Indonesia khususnya dalam hal pembebanan biaya dalam rangka penetapan harga pokok produk untuk pengiriman paket pos internasional.

2. Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi peneliti mengenai praktik yang dilaksanakan pada perusahaan, serta memperdalam pemahaman mengenai implementasi activity-based costing dalam penetapan harga pokok produk yang lebih akurat.

3. Pihak lainnya

(15)

SIMPULAN DAN SARAN 65

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai simpulan dari penelitian yang telah dilakukan penulis yang bertujuan menganalisis implementasi metode activity-based costing dalam menentukan harga pokok produk yang lebih akurat di PT Pos Indonesia khususnya pada pelayanan paket pos internasional.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti di PT Pos Indonesia Jalan Cilaki No. 73, Bandung, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi prinsip-prinsip activity-based costing dalam menentukan harga pokok produk di PT Pos Indonesia dapat dilakukan dengan menelusuri aktivitas-aktivitas apa saja yang terkait dalam penyampaian produk/jasa kepada konsumen, dalam penelitian ini adalah layanan jasa pada paket pos internasional. Dengan mengidentifikasi sumber daya tidak langsung yang dikonsumsi oleh aktivitas-aktivitas yang berkaitan, mengidentifikasi aktivitas-aktivitas pemicu dan biaya pemicu untuk setiap aktivitas, dan menghitung tarif per unit, maka activity-based costing dapat menyediakan informasi mengenai perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat di layanan paket pos internasional.

(16)

activity-SIMPULAN DAN SARAN 66

based costing membebankan penggunaan sumber daya tidak langsung yang selama ini tidak dibebankan oleh PT Pos Indonesia dalam perhitungan harga pokok produk. Dengan begitu metode activity-based costing memberikan efektivitas yang lebih besar dibandingkan metode yang selama ini diterapkan oleh PT Pos Indonesia.

5.2Saran

Berdasarkan pengalaman penulis selama melakukan penelitian dan hasil penelitian yang didapat oleh penulis, maka didapat beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. PT Pos Indonesia diharapkan dapat mengimplementasikan metode activity-based costing dalam menentukan harga pokok produk terhadap layanan jasa yang ditawarkannya, bukan hanya untuk paket pos internasional tetapi juga setiap layanan jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Informasi yang lebih akurat dari metode activity-based costing diharapkan dapat memberikan kebijakan baru oleh PT Pos Indonesia mengenai penetapan harga jual, sehingga dapat memberikan harga jual yang bersaing dengan perusahaan lokal maupun internasional.

(17)

SIMPULAN DAN SARAN 67

dalam meningkatkan tingkat kepuasan layanan jasa yang diterima oleh konsumen.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Carter, W. K. (2009). Akuntansi Biaya. Edisi Keempatbelas, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Cengage Learning Asia Pte. Ltd, Singapore.

Fransisca, A., dan Martusa, R. (2011). Peranan Activity-Based Costing System Dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi Kain Yang Sebenarnya Untuk Penetapan Harga Jual. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi Nomor 04 Tahun ke-2, Januari-April 2011 diakses dari http://majour.maranatha.edu/index.php/maksi/article/view/654/617 pada tanggal 13 Agustus 2012.

Hansen, D. R., dan Mowen, M. M. (2006). Management Accounting. Edisi Ketujuh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Hansen, D. R., dan Mowen, M. M. (2007). Managerial Accounting. Eigth Edition, Thomson South-Western, USA.

Hariadi, B. (2002). Akuntansi Manajemen. Edisi Kesatu, BPFE-YOGYAKARTA, Jogjakarta.

Herliana, G. (2011). Analisis Perhitungan Harga Pokok Jasa Pengiriman Untuk Penetapan Tarif Pengiriman Paket Internasional (Tujuan Jepang) Di PT Pos Indonesia. Digital Library-Perpustakaan Pusat Unikom. 11 Februari 2011 diakses dari

http://222.124.203.59/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikompp-gdl-gyanherlia-26682&q=Transportation&newtheme=gray&newtheme=green pada tanggal 23 September 2012.

Hilton, R. W. (2005). Managerial Accounting: Creating Value in a Dynamic Business Environment. Sixth Edition, McGraw-Hill/Irwin, New York.

Horngren, C. T., Datar, S. M., dan Foster, G. (2008). Akuntansi Biaya: Penekanan Manajerial. Edisi Kesebelas, PT Indeks, Jakarta.

http://finance.yahoo.com pada tanggal 5 Oktober 2012.

Jackson, S., Sawyers, R., dan Jenkins, G. (2008). Managerial Accounting: A Focus on Ethical Decision Making. Fourth Edition, Thomson South-Western, USA.

Martusa, R., Darma, S. R., dan Carolina, V. (2010). Peranan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost of Goods Manufactured. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi

No.2, Mei-Agustus 2010 diakses dari

http://majour.maranatha.edu/index.php/maksi/article/view/637/636 pada tanggal 13 Agustus 2012.

Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi. (2003). Activity-Based Cost System. Edisi Keenam, UPP AMP YKPN, Jogjakarta. Noreen, E. W., Brewer, P. C., dan Garrison, R. H. (2011). Managerial Accounting for

(19)

Reeve, J. M., dan Warren, C. S. (2008). Principles of Managerial Accounting. Ninth Edition, Thomson South-Western, USA.

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta, Bandung.

Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga, BPFE-YOGYAKARTA, Jogjakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Hasil analisis geomorfologi menunjukkan adanya pola bentang alam yang relatif melingkar dan pola aliran yang semi-radial, stratigrafinya disusun oleh lava andesit kohoren, breksi

An investment is expected to yield abnormal positive returns when its market price is higher than its intrinsic valueA. When market prices accurately reflect all information,

Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk untuk mengetahui atribut yang paling sesuai dengan harapan konsumen teh celup merek Sariwangi dan Customer

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah usaha peneliti dalam memberikan layanan informasi media portofolio karier untuk meningkatkan kematangan karier pada siswa kelas

Komposisi jahe 75% dengan rosela 25% (formula II) menghasilkan formulasi minuman jahe rosela dengan tingkat kesukaan panelis tertinggi terhadap warna, aroma, rasa. Tingkat

Tabel 4.10 : Rata-rata Kepercayaan Rekan kerja Berdsarkan Kontrol Monitoring dan Non Monitoring Dengan Tingkat Kepercayaan Diri Karyawan

memberikan edukasi terstruktur dengan aplikasi Theory of Planned Behaviour , kelebihan dari edukasi yang dilakukan ternyata dapat meningkatkan antusias atau keinginan