• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Faktur Pajak Sebagai Sarana dalam Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) (Studi Kasus Pada CV. Deka Konstruksi).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Faktur Pajak Sebagai Sarana dalam Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) (Studi Kasus Pada CV. Deka Konstruksi)."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The title of my research is “The Role of Tax Invoice As A Means For Reporting The Value Added Tax (VAT) (Case Study on CV. Deka Konstruksi)”.This aim of this research is to identify about description of how is the tax invoice influences the value added tax’s report, and also to find applying of tax invoice in CV. Deka Konstruksi Bandung. Object used in this research is CV. Deka Konstruksi’s tax invoice during 2011. Tax Invoice role in reporting the amount of Value Added Tax (VAT) was measured (tested) using the tax calculation and statistical test equipment is test "paired t", which compares the magnitude of the amount of Value Added Tax (VAT) is calculated in accordance with the transaction and large amount of Value Added Tax (VAT) which is reported in the tax invoice. Both tests showed that the tax invoice has a role as a means of reporting the Value Added Tax (VAT). Thus, the hypothesis of the research is empirically supported.

Keywords: Tax Invoice, Value Added Tax (VAT), Tax Output, The Taxable, Tax

(2)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian yang saya lakukan berjudul “Peranan Faktur Pajak Sebagai Sarana Dalam Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) (Studi Kasus Pada CV. Deka Konstruksi)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana peranan Faktur Pajak terhadap pelaporan jumlah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) serta pengaplikasiannya pada CV. Deka Konstruksi Bandung. Objek penelitian yang digunakan adalah Faktur Pajak CV. Deka Konstruksi Bandung selama tahun 2011. Peranan Faktur Pajak dalam pelaporan jumlah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) diukur (diuji) dengan menggunakan perhitungan secara perpajakan dan alat uji statistik yaitu uji “t berpasangan”, yang membandingkan besarnya jumlah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dihitung sesuai dengan transaksi yang terjadi dan besarnya jumlah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dilaporkan di dalam faktur pajak. Kedua pengujian tersebut menunjukkan bahwa faktur pajak memiliki peranan sebagai sarana dalam pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Dengan demikian, hipotesis penelitian ini telah terbukti secara empiris.

(3)

vii Universitas Kristen Maranatha

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Definisi Pajak ... 7

2.1.1. Fungsi Pajak ... 10

2.1.2. Asas Pengenaan Pajak ... 11

2.1.3. Sistem Pemungutan Pajak ... 13

2.2. Definisi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 15

(4)

viii Universitas Kristen Maranatha

2.2.2. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai ... 16

2.2.3. Fungsi Pajak Pertambahan Nilai ... 16

2.2.4. Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai ... 18

2.2.5. Barang Kena Pajak (BKP) ... 21

2.2.6. Jasa Kena Pajak (JKP) ... 22

2.2.7. Pengusaha Kena Pajak (PKP) ... 25

2.2.8. Penyerahan Barang Kena Pajak ... 26

2.2.9. Objek Pajak Pertambahan Nilai ... 27

2.2.10. Sanksi dalam PPN dan PPnBM ... 28

2.2.11. Mekanisme Pembayaran PPN ... 32

2.3. Definisi Faktur Pajak ... 34

2.3.1. Jenis Faktur Pajak ... 35

2.3.2. Saat Pembuatan Faktur Pajak ... 37

2.3.3. Ketentuan Pembuatan Faktur Pajak ... 37

2.3.4. Dokumen Tertentu Yang Kedudukannya Dipersamakan Dengan Faktur Pajak ... 40

2.3.5. Larangan Membuat Faktur Pajak ... 42

2.3.6. Sanksi ... 42

2.4. Pengembangan Hipotesis ... 43

BAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian ... 44

3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 44

3.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 45

(5)

ix Universitas Kristen Maranatha

3.2.1. Jenis dan Sumber Data ... 49

3.2.2. Teknik pengumpulan data ... 50

3.2.3. Operasionalisasi Variabel ... 53

3.2.4. Penetapan Populasi dan Sampel ... 53

3.2.5. Analisis Data ... 54

3.2.6. Pengujian Hipotesis... 57

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pencatatan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Pertambahan atas Barang Mewah (PPnBM) ... 60

4.2. Peranan Faktur Pajak dalam Melaporkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 60

4.2.1. Analisis Regresi ... 61

4.2.2. Analisis Korelasi ... 67

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 71

5.2. Saran ... 71

5.3. Keterbatasan Penelitian ... 72

5.4. Implikasi Penelitian ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN ... 76

(6)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Nilai Korelasi ... 56

Tabel 4.1 Data Pajak Pertambahan Nilai (PPN) berdasarkan transaksi dan

yang tercantum pada faktur pajak CV. Deka Konstruksi ... 62

Tabel 4.2 Tabel Perhitungan Nilai X (Jumlah Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Faktur Pajak) ... 63

Tabel 4.3 Tabel Perhitungan Nilai Y (Jumlah Pajak Pertambahan Nilai

Seharusnya) ... 64

Tabel 4.4 Tabel Perhitungan Nilai X dan Y (Jumlah Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Faktur Pajak dan Jumlah Pajak Pertambahan Nilai

(7)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

(8)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Rekap Faktur Pajak CV. Deka Konstruksi ... 77

(9)

BAB I - Pendahuluan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pajak merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh masyarakat, baik pribadi

maupun badan dari pendapatan atau penghasilannya kepada Pemerintah yang

ditujukan untuk kegiatan pembangunan di segala bidang. Kegiatan pembangunan di

berbagai sektor pada umumnya bermaksud untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakatnya sehingga pajak dapat menjadi salah satu indikator untuk

mencerminkan telah maju atau tidaknya perekonomian suatu negara. Sebagai

perbandingan, negara-negara maju sangat mengandalkan sektor perpajakan sebagai

sumber utama penerimaan negara, sedangkan negara-negara miskin dan negara

berkembang mengandalkan sumber daya alamnya sebagai sumber utama penerimaan

negara.

Pajak sebagai salah satu sumber penerimaan dalam negeri semakin lama

semakin mendapat perhatian dari pemerintah karena jumlahnya setiap tahun

mengalami peningkatan yang sangat besar, sehingga menambah sumber penerimaan

negara. Hal ini juga ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan (revisi)

terhadap undang-undang perpajakannya.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang dikenakan atas

penyerahan barang atau jasa kena pajak di daerah pabean yang dilakukan oleh

(10)

2

BAB I - Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha

dagang dari barang/jasa kena pajak tersebut. Menurut Soemarso S.R (2003 : 269)

dalam buku Akuntansi Suatu Pengantar mengatakan bahwa “Pajak Pertambahan

Nilai merupakan pajak yang dikenakan atas Barang Kena Pajak (BKP)/Jasa Kena

Pajak (JKP) yang dikenakan dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP)”. Setiap barang yang

ada hubungannya secara langsung dengan barang yang akan dihasilkan/dijual, maka

atas pajak yang dikenakan terhadap barang tersebut, oleh Pengusaha Kena Pajak

(PKP) merupakan pajak masukan yang besarnya 10% dari harga beli barang,

sedangkan bila barang tersebut akan menambahkan 10% dari harga jual sebelum

pajak sebagai PPN yang merupakan pajak keluaran untuk masa pajak yang

bersangkutan.

Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena

Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena

Pajak. Bagi PKP yang menyerahkan BKP/JKP, Faktur Pajak merupakan bukti

pungutan PPN, sedangkan bagi PKP yang menerima penyerahan BKP/JKP, Faktur

Pajak merupakan sarana untuk mengkreditkan Pajak Masukan. Pada saat suatu

Pengusaha Kena Pajak (PKP) membeli atau menerima Barang Kena Pajak (BKP)

atau Jasa Kena Pajak (JKP) dari Pengusaha Kena Pajak (PKP) lain, maka PKP

pembeli atau penerima membayar pajak yang terutang kepada negara lewat PKP

penjual. Pajak yang dibayar kepada negara disebut pajak masukan. Setiap PKP yang

menyerahkan BKP atau JKP diwajibkan membuat faktur pajak untuk memungut

pajak terutang. Pajak yang dapat dipungut disebut pajak keluaran. Pengusaha Kena

Pajak wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap:

(11)

3

BAB I - Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha

2. Penyerahan Jasa Kena Pajak;

3. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; dan/atau

4. Ekspor Jasa Kena Pajak.

Pengusaha Kena Pajak dapat membuat 1 (satu) Faktur Pajak meliputi seluruh

penyerahan yang dilakukan kepada pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa

Kena Pajak yang sama selama 1 (satu) bulan kalender yang disebut dengan Faktur

Pajak gabungan.

Sejak jaman pra Kemerdekaan sebelum tahun 1951 Indonesia masih

menggunakan sistem pajak bekas kolonial. Untuk menghilangkan sisa kolonial di

Indonesia dikeluarkan UU Darurat tahun 1951 ditetapkan Pajak Penjualan atau yang

biasa disebut PPN. Pengenaan pajak penjualan di Indonesia hanya bertahan hingga

tahun 1983 karena terjadi pengenaan pajak berganda oleh pajak penjualan, sehingga

dilakukan Tax Reform.

Dalam Tax Reform, banyak unsur perpajakan yang diganti dan ditambah

seperti Pajak Perseroan, Pajak Pendapatan, Pajak Kekayaan, Pajak bunga, dividen,

dan royalti yang disederhanakan menjadi Pajak Penghasilan (PPh). Begitu juga Pajak

atas Tanah, Verponding, dan Verponding Indonesia yang disederhanakan menjadi

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Pengenaan Pajak Penjualan pun diganti

menjadi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) agar pengenaan pajak berganda tidak

terjadi, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya penggelapan pajak.

Beban pajak dapat dialihkan kepada pihak yang mengkonsumsi barang/jasa

(12)

4

BAB I - Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha

produsen dijual Rp 1.000,00 ditambah PPN sebesar Rp 100,00 (10% x Rp 1.000,00),

menjadi Rp 1.100,00. Ketika pajak masukan sebesar Rp 100,00 telah disetor, maka

distributor hanya menyetor Rp 50,00 sehingga tidak terjadi pengenaan pajak

berganda dengan mekanisme pajak masukan dan pajak keluaran.

CV. Deka Konstruksi merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam

bidang pemasaran semen. Ditinjau dari objek pajak dalam kegiatan usahanya, CV.

Deka Konstruksi melakukan kegiatan perdagangan yang dikenakan PPN. Bila

perusahaan melakukan pembelian terhadap Barang Kena Pajak (BKP), maka

perusahaan tersebut akan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) masukan dari

Dasar Pengenaan Pajak (DPP) barang tersebut. Sebaliknya, bila perusahaan ini

melakukan penjualan terhadap barang tersebut, maka perusahaan berhak melakukan

pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) keluaran terhadap Barang Kena Pajak

(BKP) tersebut. Pajak masukan yang telah disetor dapat dikreditkan dengan pajak

keluaran yang dipungut. Kelebihan atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ini dapat

direstitusi atau dikompensasikan ke masa tahun pajak berikutnya.

Masalah yang timbul dalam pencatatan Pajak Masukan maupun Pajak

Keluaran adalah berbedanya saat penyerahan barang kena pajak dan saat penyerahan

faktur pajak. Faktur pajak dapat dibuat pada bulan berikutnya setelah transaksi

terjadi. Akibatnya, pada saat penyerahan barang/jasa kena pajak, Pajak Pertambahan

Nilai (PPN) sudah terutang dan menurut pajak belum diakui karena faktur belum

diterbitkan, tetapi pihak perusahaan sudah menganggapnya sebagai penghasilan atas

penjualan lokal dari barang kena pajak tersebut dan mencatatnya sebagai pendapatan.

(13)

5

BAB I - Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha

perpajakan (fiskus) karena kekeliruan dalam menentukan penghasilan/pendapatan

tersebut akan mengakibatkan informasi yang salah. Penetapan yang terlalu rendah

(understated) atau terlalu tinggi (overstated) daripada yang sebenarnya merupakan

suatu kesalahan yang dapat dikenai sanksi perpajakan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis termotivasi untuk melakukan

penelitian dengan judul “Peranan Faktur Pajak sebagai Sarana dalam Pelaporan

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada CV Deka Konstruksi”.

1.2Identifikasi Masalah

1. Bagaimanakah perusahaan melakukan pencatatan atas barang kena pajak,

2. Seberapa jauh peranan faktur pajak dalam melaporkan Pajak Pertambahan

Nilai (PPN).

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk menghimpun data-data yang akan

dijadikan sebagai bahan penyusunan skripsi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui bagaimana perusahaan melakukan pencatatan atas barang kena

pajak dan jasa kena pajak,

2. Mengetahui seberapa jauh peranan faktur pajak dalam melaporkan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN).

(14)

6

BAB I - Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha

Pada penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk

memperdalam pengetahuan mengenai faktur pajak dan peranannya terhadap

pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) perusahaan.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran maupun

bahan pertimbangan untuk memperhatikan faktur pajak dalam melaporkan

Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan

wawasan serta dapat menjadi referensi bagi peneliti lain bila mengadakan

(15)

BAB V Simpulan dan Saran

73 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Motivasi dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara Faktur

Pajak dengan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan menggunakan alat

statistik “Uji Regresi dan Korelasi”, yang merupakan metode statistik untuk menguji

hubungan dan pengaruh antar variabel yang diteliti. Hasil pengujian dengan

menggunakan Uji Regresi dan Korelasi, menunjukkan adanya pengaruh Faktur Pajak

terhadap Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), sehingga hipotesis penelitian

mendapatkan dukungan empiris.

Dari penelitian dan analisis yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. CV. Deka Konstruksi menerbitkan Faktur Pajak Sederhana, yaitu faktur pajak

yang ditujukan untuk konsumen langsung dan melakukan pencatatan pada

saat barang dikirim kepada konsumen.

2. Peranan Faktur Pajak sebagai sarana dalam pelaporan Pajak Pertambahan

Nilai (PPN) adalah sangat kuat dan keduanya memiliki korelasi positif.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis mengajukan saran yang

mungkin dapat bermanfaat sebagai dasar pertimbangan dan masukan bagi CV. Deka

(16)

74

BAB V Simpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha

pajak karena dapat merugikan bagi CV. Deka Konstruksi yang dapat mengurangi

laba akibat nilai Pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan dibebankan sebagai

biaya.

Penyetoran dan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhutang atau

kurang bayar (pajak keluaran lebih besar daripada pajak masukan) diharapkan tidak

lebih dari 15 hari setelah masa pajak berakhir karena jika terlambat akan dikenakan

sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan. Jika dalam suatu masa pajak

terjadi lebih bayar (pajak masukan lebih besar daripada pajak keluaran), maka

jumlah tersebut dapat dikompensasikan ke bulan berikutnya ataupun direstitusi.

5.3. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Jumlah sampel tidak dilakukan secara random, tetapi mensyaratkan

kriteria-kriteria tertentu (purposive sampling).

2. Jumlah Faktur Pajak dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang menjadi

sampel hanya 1 tahun (jumlah sampel terbatas).

3. Pengujian dengan Regresi Linear sederhana masih memiliki keterbatasan,

sehingga pada penelitian selanjutya dapat menggunakan analisis lain seperti

metode deskriptif (menggambarkan suatu keadaan secara objektif), dan

metode komparatif (membandingkan teori yang memiliki kebenaran umum

(17)

75

BAB V Simpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha

5.4. Implikasi Penelitian

Berdasarkan keterbatasan yang ada, penelitian selanjutnya dapat

mempertimbangkan hal-hal berikut ini:

1. Jumlah sampel dilakukan secara acak/random, dan tidak mensyaratkan

kriteria tertentu.

2. Memperbanyak jumlah tahun penelitian dan sampel penelitian agar

memberikan hasil yang lebih akurat dan representatif.

3. Menguji penelitian dengan metode lain, seperti metode deskriptif

(menggambarkan suatu keadaan secara objektif), dan metode komparatif

(membandingkan teori yang memiliki kebenaran umum dengan data

(18)

76

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, I. (2008). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

HM, Jogiyanto. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. BPFE. Yogyakarta.

Mardiasmo. (2011). Perpajakan Edisi Revisi 2011. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Muljono, Djoko. (2010). Panduan Brevet Pajak: PPN, PPnBM, Bea Materai, PBB, BPHTB. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Priantara, Diaz. (2012). Perpajakan Indonesia Edisi 2. Mitra Wacana Media. Jakarta.

Sekaran, Uma. (2003). Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman– Pengalaman Edisi 1. Salemba Empat. Jakarta.

Soemarso, S.R. (2007). Perpajakan pendekatan Komprehensif. Salemba Empat. Jakarta.

Suandy, Erly. (2008). Perencanaan Teori dan Kasus. Salemba Empat. Jakarta.

Suandy, Erly. (2006). Perpajakan. Salemba Empat. Jakarta.

Sugiyono. (2008). Metoda Penelitian Kuantitatif, Kumulatif, dan R&D. CV. Alfabeta. Bandung.

Sukardji, Untung. (2005). Pajak Pertambahan Nilai Edisi Revisi 2005. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis. Penerbit Andi. Yogyakarta. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009.

Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta.

Waluyo, & Wirawan B. Ilyas. 2000. Perpajakan Indonesia. Salemba Empat . Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

RENDRA SEPTYO SANTOSO Bahasa

Untuk menampilkan print out laporan kontribusi iuran anggota, langkahnya sebagai berikut :  Pada kolom bawah list anggota cabang Perdoski, tekan atau “klik” tombol

S.L tidak ada sumbatan pada jalan napas, tidak ada benda asing, pernapasan teratur, tidak ada sesak napas, sirkulasi baik, dan tidak ada perdarahan,tekanan darah

Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat nilai erodibilitas tanah bervariasi yaitu pada lahan semak belukar memiliki erodibilitas tingkat sedang dan lahan kebun campuran

lain dengan memanfaatkan persediaan barang dan overtime working (lembur).. demikian, forecast permintaan untuk tahun 2005 telah invalid dan tidak dapat dijadikan

Karena umumnya PERPRES ini masih baru dan masih banyak panitia/penyedia barang/jasa yang kurang memahami dengan baik dan benar tentang tata cara pelelangan

Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang telah dilakukan untuk membuktikan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara kelekatan aman orang tua dengan

Artemia franciscana (Anostraca, Artemidae) adalah Crustacea tingkat rendah yang digunakan sebagai pakan alami dalam usaha budidaya ikan dan udang, terutama dalam