i
PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD
PERIODE XIII TAHUN 2016
DESA/KELURAHAN : BAHA
KECAMATAN
: MENGWI
KABUPATEN/KOTA : BADUNG
PROVINSI
: BALI
OLEH
NAMA MAHASISWA : I PUTU SUYASA ARIPUTRA
FAKULTAS/PS : SASTRA DAN BUDAYA/ SASTRA JAWA KUNO
NIM : 1301225013
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang
Widhi Wasa, karena berkat karunia-Nya, Laporan ini dapat saya selesaikan dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya laporan ini. Ucapan terima kasih saya berikan kepada:
1. Desak Gde Diah Dharma Santhi,S.Si, Apt, M.Kes selaku dosen pembimbing lapangan
yang telah memberi penjelasan dan pengarahan yang dapat membantu dalam
penyelesaian laporan.
2. I Putu Sentana selaku Prebekel Desa Baha beserta jajarannya yang telah memberikan
izin dan selalu mendukung program KKN – PPM yang saya laksanakan.
3. Masyarakat Desa Baha khususnya keluarga Bapak I Made Sarca yang senantiasa
terbuka menerima kunjungan saya.
4. Semua teman-teman mahasiswa kelompok KKN-PPM Desa Baha.
Penulis menyadari tulisan ini jauh dari sempurna, oleh Karena itu segala bentuk
kritikan dan saran dari pembaca sangat diharapkan penulis demi kesempurnaan tulisan ini.
Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru.
Mangupura, 27 Agustus 2016
1
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan yang
memadukan Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat) dalam suatu kegiatan.Kuliah Kerja Nyata (KKN) mengajak
mahasiswa untuk ikut serta mengamati, menganalisis, menarik kesimpulan dari data
dan situasi yang terjadi pada wilayah kerja kegiatan pratikum masyarakat di
lapangan. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan yang wajib
diikut oleh semua mahasiswa program strata satu yang ada dilingkungan
Universitas Udayana. Kuliah Kerja Nyata (KKN) dilaksanakan dalam masyarakat
diluar kampus dengan meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan
perkembangan dan kebutuhan masyarakat akan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta seni dalam pembangunan.
KKN-PPM (Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan
Masyarakat) Universitas Udayana merupakan kegiatan intrakurikuler yang
memberikan kesempatan kepada mahasiswa pengalaman belajar dan bekerja dalam
kegiatan pembangunan masyarakat. Hal ini dijadikan sebagai wahana penerapan
dan pengembangan ilmu yang dilaksanakan di dalam kampus dalam waktu,
mekanisme dan persyaratan tertentu. Kegiatan pratikum masyarakat memberikan
pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah-tengah masyarakat
diluar kampus baik perkotaan maupun pedesaan. Tujuan dari program ini secara
khusus adalah untuk mensinergikan pemberdayaan masyarakat dalam mengangkat
potensi yang dimiliki oleh desa tersebut.
Istilah keluarga berasal dari bahasa Sanskerta kula dan warga, kula berarti
abdi, hamba, warga berarti jalinan ikatan. Istilah kula dan warga ini dirangkaikan
sehingga menjadi kulawarga yang dapat berarti suatu jalinan atau ikatan
pengabdian. Dari istilah kulawarga inilah mengalam sedikit perubahan bunyi
menjadi keluarga. Pengertian keluarga di sini adalah jalinan/ ikatan pengabdian
antara suami, isteri, dan anak. Jadi keluarga di sini adalah persatuan yang terjalin
di antara seluruh keluarga adalah dalam rangka pengabdian kepada misi atau
2
Penyusun, 1995: 5). Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat sangat tepat
sebagai sasaran kegiatan ini, pemberdayaan keluarga melalui penerapan ilmu dan
teknologi untuk membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera sesuai dengan
tujuan awal kegiatan ini. Maka KKN PPM di Universitas Udayana memiliki
program unggulan yang wajib dilakukan setiap individu mahasiswa yang disebut
Program Pendampingan Keluarga (PPK).
Melalui proses pencarian data ke kantor desa dan memilah Rumah Tangga
Sederhana (RTS) yang di pandang perlu mendapat pendampingan dan selanjutnya
mengobservasi langsung ke tempat kediaman keluarga tersebut. Maka penulis
mendapat keluarga Bapak I Made Sarca sebagai sasaran dari Program
Pendampingan Keluarga (PPK) tersebut.
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Pada kegiatan KKN-PPM periode XIII ini, penulis berkesempatan untuk
mendampingi keluarga I Made Sarca yang bertempat tinggal di Banjar Bedil, Desa
Baha, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Status lahan yang ditempati oleh
bapak I Made Sarca merupakan milik bersama. Beliau menempati lahan seluas
kurang lebih 20 are antara lain 10 are bangunan atau pekarangan 10 are lahan
tegalan. Dalam satu pekarangan terdapat beberapa keluarga yang menghuni
pekarangan tersebut. Kediaman bapak I Made Sarca berada paling Barat di sebelah
pintu masuk dan disebelah timur berbatasan dengan kediaman bapak I Made
Sumerta. Kondisi tempat yang beliau huni cukup baik untuk ditinggali dengan
dinding dari batako yang sudah disemen halus dan lantai yang disemen halus,
namun kurang baik untuk kesehatan karena kondisi kamar yang kecil dengan
banyak perabotan dan dengan lantai semen yang sudah mulai rusak. Sehingga debu
mudah naik yang dapat mengakibatkan gangguan pernafasan.
Beliau memiliki 3 kamar tidur, 1 kamar suci, 1 dapur, dan 1 kamar mandi.
Sumber air yang digunakan kegiatan sehari-hari oleh bapak De Sarca panggilan
akrab penulis dengan beliau bersumber dari sumur bor sedangkan untuk minum
beliau mencari langsung dari sumber mata air (beji). Sumber penerangan utama
3
keluarga bapak I Made Sarca masih menggunakan kayu bakar dalam memasak
sehari-hari.
Keluarga bapak De Sarca memiliki lima orang anak dari seorang istri yang
bernama Ni Ketut Srianti. Keseharian pak De Sarca merupakan seorang buruh
bangunan dan begitu pula dengan sang istri. Anak pertama beliau Ni Wayan
Agustina Dewi keseharian beliau bekerja di salah satu toko dan I Nyoman Andika
anak ketiaga beliau juga bekerja sebagai buruh bangunan. Ni Kadek Juliantini
sebagai anak kedua beliau saat ini telah membina rumah tangga sendiri, beliau
menikah ke daerah Kekeran, Mengwi Tani dan memiliki seorang anak. Sedangkan
I Ketut Susila dan Ni Luh Gede Sintia Dewi masih mengenyam pendidikan di
bangku SMP, Ketut duduk di kelas 3 dan Sintia duduk di kelas 1 mereka berdua
sama-sama bersekolah di SMP 4 Mengwi. Penjelasan mengenai anggota keluarga
secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
NO NAMA STATUS UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN KET.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Aspek ekonomi merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat
4
penting, yakni pendapatan dan pengeluaran. Dua hal pokok ini berperan penting
dalam sirkulasi dana, termasuk dalam keluarga Bapak I Made Sarca.
1.2.1 Pendapatan Keluarga
a. Sumber Penghasilan
Bapak I Made Sarca yang merupakan seorang tulang punggung keluarga,
sempat mengemban pendidikan namun sampai tahap Sekolah Dasar (SD), dan
begitu pula dengan istrinya ibu Ni Ketut Srianti. Sehingga, sekarang beliau bekerja
sebagai buruh bangunan. Sumber pendapatan utama keluarga ini berasal dari hasil
bapak I Made Sarca. Penghasilan beliau sehari sebesar Rp.100.000,- dan ditambah
penghasilan Istri Rp.70.000,- sehingga dalam sebulan pendapatan bersama keluarga
bapak I Made Sarca sekitar Rp. 5.100.000,- sebuah penghasilan yang cukup pada
dasarnya namun penghasilan tersebut tidak menentu. Dalam satu bulanpun keluarga
bapak I Made Sarca belum tentu bisa bekerja terlebih lagi pada keadaan
perekonomian saat ini yang notabena kebutuhan semua meningkat dan untuk
membuat sebuah bangunan seseorang akan berpikir dua kali. Untuk uang saku
Sintia dan Tut Susila dibantu oleh kedua kakaknya yang sudah bekerja.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Adapun rincian pengeluaran keluarga bapak I Made Sarca yakni sebagai
berikut:
a. Kebutuhan Sehari-hari
Sebagian besar dari penghasilan yang diperoleh oleh keluarga bapak I
Made Sarca digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama untuk
membeli bahan pangan. Untuk kebutuhan dapur beliau mengeluarkan biaya
rata-rata sebesar Rp 100.000,00 per harinya namun terkadang keluarga bapak I Made
Sarca juga mendapat RASKIN (Beras Miskin). Untuk biaya air dan listrik beliau
mengeluarkan biaya sekitar Rp 100.000,00 per bulan. Serta untuk perlengkapan
MCK dikeluarkan biaya sekitar Rp 60.000,00 per bulan. Sehingga, pengeluaran
sehari-hari Bapak I Made Sarca per bulannya adalah Rp 1.000.000,00 dengan
5
Bapak I Made Sarca memiliki tanggungan biaya pendidikan terhadap dua
orang anaknya, yakni I Ketut Susila yang sekarang kelas 3 di SMP dan Ni Luh Gede
Sintia Dewi yang saat ini duduk di kelas 1 SMP. Biaya SPP dan Buku untuk kedua
anak bapak I Made Sarca sudah di mudahkan karena mendapat KIP (Kartu
Indonesia Pintar).
c. Kesehatan
Mengenai kesehatan, bapak I Made Sarca sekeluarga tidak
menganggarkannya secara khusus, karena anggota keluarganya jarang sakit dan
tidak ada yang mempunyai penyakit khusus dan beliau juga mempunyai kartu
jaminan kesehatan Bali Mandara (JKBM).
d. Keagamaan
Sebagai warga Bali yang beragaman Hindu, bapak I Made Sarca tentu
mempunyai kewajiban di bidang kerohanian. Untuk banten, beliau terkadang
membuat dan terkadang membeli. Sehari-hari beliau membuat canang dengan
mengeluarkan biaya rata-rata Rp 7.000,00 per hari sehingga per bulan dikeluarkan
biaya sekitar Rp 210.000,00. Untuk rainan seperti Purnama dan Tilem, beliau
mengeluarkan biaya sekitar 50.000,00. Sedangkan untuk hari raya besar seperti
Galungan dan Kuningan, beliau mengeluarkan biaya sekitar Rp 200.000,00.
e. Lain-lain
Biaya lainnya yang dikeluarkan oleh bapak I Made Sarca selain biaya
pokok di atas ialah biaya untuk bekal anak-anaknya yang masih bersekolah. bapak
I Made Sarca terkadang memberikan masing-masing Rp 10.000,00 untuk bekal
kedua anaknya yang bersekolah namun hal tersebut lebih sering dilakukan oleh
6
acara adat dan lain sebagainya sekitar Rp.50.000,-. Selain itu bapak I Made Sarca
7
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PERMASALAHAN PRIORITAS
Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami keluarga dampingan, yaitu
keluarga, dilakukan beberapa kali kunjungan ke rumah beliau. Selama kunjungan
tersebut, dilakukan pendekatan secara kekeluargaan yaitu dengan melakukan
obrolan-obrolan ringan dengan keluarga bapak I Made Sarca Mandi mengenai
program KKN terutama program KK dampingan, masalah yang dialami, baik dari
segi perekonomian, kebersihan, maupun kesehatan.
2.1 Permasalahan Keluarga
2.1.1 Masalah Perekonomian
Kondisi keluarga Bapak I Made Sarca tergolong kurang mampu. Dari sisi
keuangan, pengeluaran keluarga bapak I Made Sarca cenderung lebih banyak dari
pendapatan beliau. Dari penghasilannya sebagai buruh bangunan dengan
penghasilan yang tidak menentu, keluarga ini sedikit kesulitan dalam memenuhi
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Bahkan terkadang bapak I Made
Sarca terpaksa meminjam uang untuk membayar kebutuhan mendadak.
2.1.2 Masalah Kurangnya Keterampilan yang Dimiliki
Pekerjaan bapak I Made Sarca sebagai buruh bangunan yang menyita waktu
yang cukup lama bahkan sampai tidak pulang ke rumah karena jarak proyek demam
rumah yang cukup jauh membuat beliau tidak sempat untuk mengasah
keterampilannya. Sisa waktu beliau digunakan untuk mengurus rumah,
bersosialisasi di masyarakat seperti nguopin jika ada upacara adat dan beristirahat.
Sehingga kecil kemungkinan beliau untuk sempat mengasah keterampilannya.
2.1.3 Masalah Pendidikan
Dari segi pendidikan, bapak I Made Sarca hanya sempat mengemban
pendidikan sampai tingkat Sekolah Dasar. Sehingga pendidikan beliau belum
cukup menunjang untuk bisa mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan tetap.
8
anak dari bapak I Made Sarca giat dan tekun untuk belajar sehingga prestasinya
cukup baik.
2.1.4 Masalah Kebersihan
Kebersihan merupakan faktor yang penting dalam sebuah keluarga.
Kebersihan rumah keluarga bapak I Made Sarca masih kurang. Sampah-sampah
masih berserakan di sekitaran rumah. Selain itu juga belum dilakukan pemilahan
sampah yang benar. Selain itu kondisi lantai rumah beliau yang disemen halus
mulai pecah sehingga debu-debu sangat mudah naik.
2.2 Masalah Prioritas
Berdasarkan identifikasi permasalahan dalam keluarga bapak I Made Sarca,
prioritas masalahnya ialah mengenai masalah perekonomian yang sebenarnya
sejalan dengan masalah kurangnya keterampilan yang dimiliki untuk menambah
penghasilan, masalah pendidikan, serta masalah kebersihan. Masalah ini
sebenarnya tidak terbatas hanya diserahkan kepada bapak I Made Sarca, namun
juga kepada seluruh anggota keluarga. Walaupun bapak I Made Sarca hanya lulus
SD, namun beliau memiliki keinginan yang kuat untuk memberikan pendidikan
yang lebih baik kepada anaknya. Sehingga dalam hal ini, diharapkan
anak-anak bapak I Made Sarca bisa belajar yang giat dan tekun demi masa depan yang
9
BAB III
USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
3.1 Program
Berdasarkan identifikasi permasalahan dalam keluarga bapak I Made
Sarca,, maka pendamping memiliki beberapa program usulan penyelesaian masalah
yang diharapkan dapat membantu meningkatkan taraf kesejahteraan, Adapun
usulan solusi untuk beberapa permasalahan tersebut, antara lain.
3.1.1 Pensolusian Masalah Perekonomian
Hasil dari pekerjaan yang ditekuni oleh keluarga bapak I Made Sarca,
ternyata belum mencukupi kebutuhan keluarga. Pendamping menyarankan
keluarga bapak I Made Sarca untuk mempunyai penghasilan tambahan. Sehingga
untuk membantu hal itu, pendamping memberikan saran untuk menjual hasil sayur
gepang yang ada di kebun belakang rumah bukan saja untuk dikonsumsi sehingga
bisa memberikan penghasilan tambahan. Pemberian saran ini dipilih mengingat
banyaknya tanaman sayur gepang, kacang kara dan cabai di kebun belakang rumah
keluarga bapak I Made Sarca namun sering terbuang percuma karena
keberadaannya lebih dari cukup, maka dari itu hal tersebut dapat diberdayakan
untuk menambah penghasilan keluarga bapak I Made Sarca. Selain itu, penulis juga
menyarankan keluarga bapak I Made Sarca agar dapat menyisihkan sebagian
pendapatan yang diperolehnya setiap hari sebagai tabungan dan cadangan untuk
masa depan serta menutupi kebutuhan atau pengeluaran yang tidak terduga.
3.1.2 Pensolusian Masalah Pendidikan
Mengenai masalah pendidikan keluarga bapak I Made Sarca, pendamping
beberapa kali menemani anaknya belajar, putra dan putri keluarga bapak I Made
Sarca, yakni I Ketut Susila dan Ni Luh Gede Sintia Dewi mengalami kesulitan
dengan pelajarannya dan tidak tahu bertanya kepada siapa. Karena jika bertanya
kepada kedua orang tuanya tidak mengerti mengingat latar pendidikan dari kedua
orang tuanya tamatan SD.
10
Mengenai masalah kebersihan, pendamping memberikan solusi
dengan cara memberikan bimbingan mengenai pemilahan sampah yang baik dan
benar. Selain itu juga, pendamping memberikan informasi mengenai bank sampah
yang merupakan program yang sudah ada di desa Baha namun masih tersendat
dalam pelaksanaannya.
3.2 Jadwal Kegiatan
Kegiatan KK Dampingan ini dilakukan dalam bentuk kunjungan ke rumah
keluarga bapak I Made Sarca. Dalam waktu sebulan, dilakukan kunjungan
sebanyak 30 kali dengan total 90 jam. Namun dalam pelaksanaannya penulis hanya
melakukan kunjungan sebanyak 26 kali dengan total waktu 87,5 jam. Hal tersebut
dikarenakan proses pendampingan belum selesai dilakukan pada saat laporan ini
dibuat. Sisa waktu sekitar 2,5 jam tersebut akan penulis alokasikan saat
melaksanakan pemantauan terakhir dan sekaligus berpamitan yang direncanakan
sekitar tanggal 29 atau 30 Agustus bersamaan dengan mahasiswa meninggalkan
lokasi KKN. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kunjungan tersebut adalah
sebagai berikut.
No Hari/Tanggal Waktu (WITA) Kegiatan JKE M
masing anggota Keluarga
Dampingan.
2 jam
2. Jumat, 29 Juli
2016
16.00-18.00 Mengenalkan ke keluarga
bapak I Made Sarca dan
berkenalan dengan anggota
keluarga bapak I Made
Sarca.
11 3. Minggu, 31 Juli
2016
17.00-19.00 Bercerita tentang
keseharian penulis dan
membantu ibu Ketut Srianti
membuat bubur untuk sang
suami karena sedang sakit
Sarca dan menanyakan
keadaan beliau.
2 jam
5. Selasa, 2
Agustus 2015
15.00-18.00 Membesuk bapak I Made
Sarca, membantu ibu Ketut
Srianti menyapu dan
memberikan ucapan
selamat ulang tahun kepada
kakak Wayan Agustina.
3 jam
6. Rabu, 3
Agustus 2016
17.00-19.00 Mencari tahu profil
keluarga bapak I Made
Sarca dan anggota secara
keseluruhan dan
melakukan survei tentang
permasalahan keluarganya.
3jam
7. Jumat, 5
Agustus 2016
17.00-20.00 Konsultasi dengan
Keluarga Dampingan,
membantu memasak serta
membantu membersihkan
rumah bapak I Made Sarca.
3 jam
8. Sabtu, 6
Agustus 2016
13.00-17.00 Membantu Ibu Ketut
Srianti membuat canang
sembari membicarakan
mengenai solusi masalah
dalam keluarga. Di
12
samping itu juga menyiram
tanaman.
9. Minggu, 7
Agustus 2016
11.00-13.00 Menemani Sintia membuat
PR dan memberi motivasi
belajar kepada Tut Susila .
2 jam
10. Senin, 8
Agustus 2016
15.00-20.00 Melakukan pendekatan
lebih lanjut untuk
mengidentifikasi
masalah-masalah dalam keluarga
bapak I Made Sarca.
5 jam
11. Selasa, 9
Agustus 2016
14.00-19.00 Membantu membersihkan
dan merapikan rumah,
menyiram tanaman, serta
membantu Ibu Ketut
Srianti membuat canang.
5 jam
12. Rabu, 10
Agustus 2016
13.00-15.00 Membantu Ibu Ketut
Srianti mengupas bawang
dan membuat sampian
pemilahan sampah yang
benar.
3 jam
14. Senin, 15
Agustus 2016
12.30-17.30 Melakukan pendekatan
untuk memberikan
masukan mengenai
pengelolaan keuangan dan
mencari penghasilan
13
14.00-17.00 Membantu ibu Ketut
Srianti membersihkan dan
merapikan rumah sambil
menjelaskan pentingnya
membuat banten
berdasarkan sastra yang
ada.
3 jam
16. Rabu, 17
Agustus 2016
16.00-17.00 Melakukan pendekatan
kepada anggota keluarga
bapak I Made Sarca lebih
lanjut mengenai cara
pemilahan sampah.
1jam
17. Kamis, 18
Agustus 2016
12.00-17.00 Membantu Ibu Ketut
Srianti nyalcal jaja uli dan
begina serta menjemurnya
sambil menekankan
pentingnya membuat
banten berdasarkan sastra
yang ada.
5 jam
18. Jumat, 19
Agustus 2016
09.00-14.00 Membantu Ibu Ketut
Srianti menyapu dan
menjemur jajan.
5 jam
19. Sabtu, 20
Agustus 2016
08.00-15.00 Membantu Ibu Ketut
Srianti memasak,
menggoreng jajan sambil
memberikan informasi
mengenai alur berobat
14
dengan kartu JKBM
maupun BPJS.
20. Minggu, 21
Agustus 2016
19.00-20.30 Melakukan pendekatan
untuk memberikan
masukan kepada semua
anggota keluarga bapak I
11.00-16.00 Membantu ibu Ketut
Srianti memberi gula di
jajan dan membungkusnya
dan menekankan
pentingnya membuat
banten berdasarkan sastra
yang ada.
5 jam
22. Selasa, 23
Agustus 2016
11.00-15.00 Membantu ibu Ketut
Srianti menjarit sampian
soda dan mencari sayur
14.00-19.00 Membantu Ibu Ketut
menyapu di sekitar
pekarangan, mebantu
Sintia membuat PR
matematika dan mencari
sayur gepang bersama ibu
Ketut Srianti.
5 Jam
24. Kamis, 25
Agustus 2016
09.00-14.00 Membantu ibu Ketut
Srianti membuat ceper
15
sembari memberi
pendekatan mengenai
pengelolaan uang dan
menabung.
25. Jumat, 26
Agustus 2015
18.00-21.00 Melakukan pemantauan
mengenai penerapan solusi
penyelesaian yang telah
diberikan melalui program
pendampingan KK ini,
memberi penekanan
mengenai manfaat
menabung dan memberikan
sumbangan berupa
sembako.
3 jam
26. Sabtu, 27
Agustus 2016
08.00 – 10.00 Melakukan pemantauan
mengenai penerapan solusi
penyelesaian yang telah
diberikan melalui program
pendampingan KK ini.
2 jam
16
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN
KELUARGA
4.1 Pelaksanaan
Kegiatan KK Dampingan dilaksanakan oleh mahasiswa KKN-PPM XIII
di Desa Baha, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung yang dilakukan minimal 15
kali kunjungan yang setara dengan 90 jam kegiatan. Pelaksanaan diawali dengan
survei dan pengenalan dengan KK dampingan. Penulis sebagai pendamping
berkesempatan mendampingi salah satu keluarga di Banjar Bedil, yakni keluarga
Bapak I Made Sarca. Selama pendampingan, mahasiswa melakukan pendekatan
dengan berbincang-bincang dengan keluarga dampingan untuk mengetahui
permasalahan yang mereka hadapi dan memberikan usulan pemecahan
permasalahan dengan menyertai informasi-informasi yang berkaitan dengan
permasalahan tersebut. Dalam rangkaian kegiatan di KK dampingan, anggota
keluarga sangat terbuka dan antusias menerima kehadiran mahasiswa KKN serta
aktif mengikuti kegiatan yang direncakan oleh mahasiswa.
4.1.1 Waktu
Waktu yang digunakan untuk kegiatan KK Dampingan ini adalah
termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh
setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90 jam
kegiatan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang
pendamping lakukan selama sebulan adalah sebanyak 26 kali dengan total waktu
kunjungan selama 87,5 jam.
4.1.2 Lokasi
Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan KK Dampingan ini
adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang
dimaksud adalah Desa Baha, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
17
Bedil, yakni keluarga Bapak I Made Sarca. Rumah beliau berjarak sekitar 10 rumah
ke arah utara dari kantor desa Baha di sebelah timur jalan di depan billyard.
4.2 Hasil
Hasil dalam kegiatan pendampingan ini adalah pemberdayaan dan
peningkatan pengetahuan dari keluarga I Made Sarca dan selanjutnya adanya
perubahan perilaku dari keluarga tersebut tentang perekonomian dan kesehatan.
Anak dari bapak I Made Sarca juga sudah mengalami peningkatan dalam belajar,
dan bahkan sekarang sudah belajar untuk menabung. Selanjutnya, keluarga bapak
I Made Sarca juga sudah mengetahui tentang cara pemilahan sampah yang baik dan
benar. Di samping itu, sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, penulis sebagai
pendamping juga memberi pengetahuan mengenai banten-banten yang sesuai saat
perayaan hari-hari besar keagamaan merujuk pada lontar Sundarigama, agar
pelaksanaan yajña tidak terlalu jauh melenceng dengan sastra yang ada.
4.3 Kendala Pendampingan Keluarga
Selama kegiatan pendampingan berlangsung tidak ada masalah khusus dan
berat yang menghalangi terlaksananya kegiatan. Masalah yang pendamping alami
ialah kesulitan dalam mencari waktu untuk datang berkunjung dan bertemu dengan
seluruh keluarga sebab sepulang kerja masih ada yang harus dikerjakan lagi
termasuk untuk beristirahat, sehingga harus menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi beliau. Sehingga penulis lebih sering bertemu dengan Ibu Ketut Srianti
(Istri bapak I Made Sarca), I Ketut Susila dan Ni Luh Gede Sintia Dewi (Anak
bapak I Made Sarca), sedangkan Ni Wayan Agustina Dewi sangat jarang ditemui
karena beliau keseharian mengekos di sekitaran Denpasar, Ni Made Juniantini
penulis tidak pernah temui karena beliau telah ikut tinggal di rumah suami.
Sedangkan Bapak I Made Sarca dan I Nyoman Andika jarang ditemui karena
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Kegiatan KK dampingan yang telah dilaksanakan selama sebulan lebih
terhitung pada bulan Juli s.d. Agustus terhadap keluarga I Made Sarca oleh penulis
sebagai pendamping menyimpulkan hal-hal berikut, yakni:
A. Keluarga bapak I Made Sarca mengalami kesulitan dalam perkekonomian,
karena penghasilan keluarga cenderung lebih kecil dari pengeluaran keluarga.
Untuk mengatasi hal ini, salah satu solusinya ialah dengan mencari
penghasilan tambahan. Maka dari itu, penulis sebagai pendamping
memberikan saran untuk memberdayakan tanaman yang ada di pekarangan
yang menghasilkan melimpah dapat dijual. Maka dari itu penulis juga sempat
ikut membantu memetik sayur gepang dan di coba untuk dijual di warung.
B. Di bidang pendidikan, anak bapak I Made Sarca yaitu bernama Tut Susila dan
Sintia yang kini duduk di kelas VII dan IX Sekolah Menengah Pertama (SMP)
mengalami kesulitan untuk belajar. Sehingga penulis sebagai pendamping
beberapa kali berkunjung untuk menemaninya belajar.
C. Dari segi kebersihan, keluarga bapak I Made Sarca kurang mengetahui cara
pemilahan sampah yang benar. Sehingga penulis sebagai pendamping
mempraktekkan bersama dengan mereka, selain itu juga menjelaskan tentang
program bank sampah yang diadakan di Desa Baha. Sehingga dengan itu
diharapkan bisa menghasilkan penghasilan tambahan.
5.2 Rekomendasi
Adapun beberapa rekomendasi yang dapat mahasiswa berikan:
5.2.1 Untuk Pihak Keluarga Dampingan:
Diharapkan kepada keluarga bapak I Made Sarca untuk menyisihkan
penghasilan yang didapat sebagai tabungan dan cadangan untuk masa depan, serta
19
Sarca terutama anak-anak beliau untuk belajar dengan tekun baik di bidang
akademik maupun non-akademik, karena hal tersebut penting di masa depan.
5.2.2 Untuk Pihak Desa:
a. Bagi pihak maupun lembaga yang ada di desa diharapkan untuk
memberi perhatian khusus terhadap keluarga yang didampingi,
termasuk dalam hal administrasi seperti akta kelahiran dan akta
perkawinan.
b. Diharapkan bagi pihak dan lembaga di Desa agar lebih memberi
informasi dan sosialisasi ke masyarakat mengenai bantuan-bantuan
yang diberikan kepada desa, baik itu berupa beasiswa maupun
20
DAFTAR PUSTAKA
Habib Mustopo, M. 1983. Ilmu Budaya Dasar Kumpulan Essay Manusia dan Budaya. Surabaya: Usaha Nasional.
21
LAMPIRAN
Gambar 1. Tampak Depan kediaman bapak I Made Sarca Sekeluarga
Gambar 2. Suasana Dapur bapak I Made Sarca Sekeluarga
22
Gambar 4. Membantu Sintia mengerjakan PR didampingi Ibu dan Kak Tina
Gambar 5. Memberi saran pengelolaan uang dan menabung
23
Gambar 7. Penyerahan Sembako kepada bapak I Made Sarca sekeluarga
Gambar 8. Canda tawa bersama bapak I Made Sarca sekeluarga