(Studi kasusnya pada produk kosmetik Lancome di Matahari
Departemen Store Tunjungan Plaza Surabaya)
Disusun Oleh :
NPM : 0642010088
KARINA AMALIA RIFQI
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,
PEMBIMBING UTAMA
PEMBIMBING PENDAMPING
Dra. Lia Nirawati. M,Si
Dra. Siti Ning Farida. M,Si.
NIP. 196009241993032001
NIP. 196407291990032001
Mengetahui,
DEKAN
(Studi kasusnya pada produk kosmetik
Lancome
di Matahari
Departemen Store Tunjungan Plaza Surabaya)
Disusun oleh :
NPM : 0642010088
KARINA AMALIA RIFQI
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program
Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
pada tanggal :………..
Menyetujui,
Pembimbing Utama
Tim Penguji :
1. Ketua
Dra. Lia Nirawati. M,Si
NIP. 196009241993032001
NIP. 195202071973101001
Drs. Sadjudi, SE, MSi
2. Sekretaris
Pembimbing Pendamping
NIP196805011994032001
Dra. Ety Dwi Susanti, MSi
Dra. Siti Ning Farida. M,Si.
NIP. 196407291990032001
3. Anggota
Dra. Siti Ning Farida. M,Si.
NIP. 196407291990032001
Mengetahui,
DEKAN
1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan laporan skripsi ini dengan judul “Variabel-Variabel Yang
Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Kosmetik Lancome
(Studi kasus pada produk kosmetik Lancome di Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya)
Penulis menyadari bahwa penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari
bimbingan, petunjuk serta arahan dari semua pihak. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Lia Nirawati, M.Si selaku
dosen pembimbing utama dan Ibu Dra. Siti Ning Farida, M.Si selaku dosen
pembimbing pendamping yang telah memberikan saran serta pengarahan sehingga
laporan skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam proses penyusunan laporan skripsi ini antara lain:
1. Ibu Hj. Suparwati, M.Si., Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Drs. Sadjudi, S.E., M.Si., Selaku Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Nurhadi, M.Si., Selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak dan Ibu dosen jurusan program studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
5. Segenap Staf Lancome dan pelanggan terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang pernah diberikan kepada penulis selama pelaksanaan
penelitian.
6. Kepada ayah, ibu, serta kakak yang selalu memberikan doa dan dukungan
moral maupun materil sehingga dapat terselesaikannya laporan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat
kekurangan oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan
Surabaya, Desember 2010
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 7
2.1.1. Pemasaran ... 7
2.1.1.1. Pengertian Pemasaran ... 7
2.1.1.2. Manajemen Pemasaran ... 8
2.1.1.3. Konsep Pemasaran ... 9
2.1.1.4. Marketing Mix (Bauran Pemasaran) ... 10
2.1.2. Strategi Produk ... 12
2.1.2.1. Pengertian Strategi Produk ... 12
2.1.2.2. Pengertian Produk ... 13
2.1.2.3. Sifat Penyebaran Produk ... 13
2.1.2.4. Pengertian Kualitas Produk ... 14
2.1.2.5. Dimensi Kualitas Produk ... 16
2.1.2.6. Klasifikasi Produk ... 17
2.1.2.7. Kemasan Produk ... 19
2.1.3 Harga ... 19
2.1.3.1. Pengertian Harga ... 19
2.1.3.2. Tujuan Penetapan Harga ... 20
2.1.3.3. Sasaran Penetapan Harga ... 21
2.1.3.4. Metode Penetapan Harga ... 22
2.1.3.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga .. 23
2.1.4. Promosi ... 25
2.1.4.1. Pengertian Promosi ... 25
2.1.4.2. Tujuan Promosi ... 26
2.1.4.3. Macam-macam Promosi ... 27
2.1.4.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Promosi 29 2.1.5. Fasilitas ... 30
2.1.6. Distribusi ... 32
2.1.6.1. Pengertian saluran distribusi ... 32
2.1.6.2. Fungsi-fungsi distribusi ... 33
2.1.7. Keputusan pembelian ... 34
2.1.7.1. Pengertian Keputusan pembelian ... 34
2.1.7.2. Faktor-faktor Keputusan pembelian ... 35
2.1.7.3. Macam-macam situasi pembelian ... 37
2.1.8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli ... 38
2.1.8.1. Produk yang Mempengaruhi Keputusan Membeli ... 39
2.1.8.2. Harga yang Mempengaruhi Keputusan Membeli ... … 39
2.1.8.3. Promosi yang Mempengaruhi Keputusan Membeli ... …….. 40
2.1.8.4. Distribusi yang Mempengaruhi Keputusan Membeli ... 40
2.2. Kerangka Berpikir ... 41
2.3. Hipotesis ... 43
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 44
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 47
3.2.1. Populasi ... 47
3.2.2. Sampel ... 48
3.2.3. Teknik Penarikan Sampel ... 48
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 49
3.3.1. Jenis Data ... 49
3.3.2. Sumber Data ... 49
3.3.3. Pengumpulan Data ... 49
3.4. Metode Analisis Data Pengujian dan Hipotesis ... 50
3.4.1. Teknik analisa data ... 50
3.4.2. Uji Validitas ... 50
3.4.3. Uji Reliabilitas ... 51
3.4.4. Asumsi Klasik ... 52
3.4.5. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda ... 54
3.4.6. Pengujian Hipotesis ... 55
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 59
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 59
4.1.2 Lokasi Perusahaan ... 60
4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan ... 60
4.1.4 Tujuan Perusahaan ... 61
4.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan ... 62
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 66
4.2.1 Analisa Deskripsi Karakteristik Responden ... 66
4.2.2 Deskripsi Variabel Produk (X1) ... 68
4.2.3 Deskripsi Variabel Harga (X2) ... 70
4.2.4 Deskripsi Variabel Promosi (X3) ... 72
4.2.5 Deskripsi Variabel Distribusi (X4) ... 73
4.2.6 Deskripsi Variabel Keputusan Membeli (Y) ... 74
4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 77
4.3.1 Uji Validitas ... 77
4.3.2 Uji Reliabilitas ... 78
4.4. Uji Asumsi Klasik ... 79
4.4.1 Multikolinieritas ... 79
4.4.2 Heterokedastisitas ... 80
4.4.3 Autokorelasi ... 81
4.5. Hasil Pengujian Hipotesis ... 82
4.5.1 Uji Hipotesis Secara Simultan ... 84
4.5.2 Uji Hipotesis Secara Parsial ... 86
4.5.3 Pembahasan ... 91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94
5.1. Kesimpulan ... 94
5.2. Saran ... 95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 41
Gambar 3.1 Kurva Distribusi F ... 56
Gambar 3.2 Kurva Distribusi t ... 57
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Lancome di Surabaya ... 65
Gambar 4.2 Pengujian Autokorelasi ... 82
Gambar 4.3 Distribusi Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis ... 85
Gambar 4.4 Kurva Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Faktor Produk (X1) ... 87
Gambar 4.5 Kurva Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Faktor Harga (X2) ... 88
Gambar 4.6 Kurva Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Faktor Promosi (X3) ... 89
Gambar 4.7 Kurva Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Distribusi (X4) 91
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Variabel Produk (X1) ... 66
Tabel 4.2 Variabel Harga (X2) ... 67
Tabel 4.3 Variabel Promosi (X3) ... 68
Tabel 4.4 Variabel Distribusi (X4) ... 68
Tabel 4.5 Variabel Keputusan Membeli (Y) ... 70
Tabel 4.6 Uji Validitas ... 72
Tabel 4.7 Uji Reliabilitas ... 73
Tabel 4.8 Nilai Variance Inflation Variabel Bebas ... 75
Tabel 4.9 Tes Heterokedastisitas dengan Korelasi Spearman Korelasi ... 78
Oleh :
KARINA AMALIA RIFQI
ABSTRAKSI
Keadaan ekonomi yang semakin komplek sehingga menghendaki
persaingan usaha yang sehat dan tajam, hal tersebut dapat menimbulkan
pemikiran baru bagi perusahaan. Kesuksesan dalam pemasaran akan mendapat
keuntungan bagi perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan. Untuk itu
perusahaan harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan
konsumen dalam memilih produk sehingga menimbulkan suatu kepuasan diri
konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara produk,
harga, promosi. dan distribusi terhadap keputusan pembelian dalam membeli
produk kosmetik
Lancome.
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli dan
menggunakan produk
Lancome
di Matahari Department Store Tunjungan Plaza
Surabaya yang berjumlah 130 orang.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen yang
membeli dan menggunakan produk
Lancome
di Matahari Departemen store
Tunjungan Plaza Surabaya sebanyak 98 responden. Sedangkan sumber data dalam
penelitian ini berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 98 member
Lancome
di jl. Basuki Rachmat 8-12 Surabaya. Data yang diperoleh dianalisis
dengan menggunakan Uji Regresi Linier Berganda yang menggunakan alat bantu
komputer dengan program SPSS 13.0.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis I yang
menyatakan bahwa produk, harga, promosi dan distribusi secara simultan
berpengaruh terhadap keputusan pembelian dalam membeli produk
Lancome
teruji kebenarannya, hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai F
hitung(28,565) >
F
tabel(2,469) dan hipotesis II yang menyatakan bahwa produk, harga, promosi dan
distribusi secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian dalam
membeli produk
Lancome
teruji kebenarannya. Hal ini ditunjukkan dengan
besarnya nilai t
hitungyaitu untuk variabel produk (X
1), diperoleh nilai t
hitung(5,829) > t
tabel(1,985), untuk variabel harga (X
2), diperoleh nilai t
hitung(1,970) <
t
tabel(1,985), untuk variabel promosi (X
3) diperoleh nilai t
hitung(3,597) > t
tabel(1,985) dan variabel distribusi (x
4) diperoleh nilai t
hitung(0,944) > t
tabel(1,985).
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keadaan ekonomi semakin komplek sehingga menghendaki persaingan
usaha yang sehat dan tajam. Persaingan usaha dapat menimbulkan pemikiran baru
bagi perusahaan untuk menempatkan posisinya di pasaran. Aktivitas pemasaran
memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Penggunaan
konsep pemasaran yang baik bagi produsen untuk konsumen dengan tujuan
meningkatkan hasil penjualan produk.
Kesuksesan dalam pemasaran akan mendapat keuntungan bagi perusahaan
untuk meningkatkan volume penjualan, maka perusahaan perlu memperluas
daerah pemasarannya sehingga usaha perusahaan semakin menguntungkan dan
perusahaan tersebut semakin besar. Perkembangan ini mengakibatkan tumbuhnya
perusahaan-perusahaan dengan produk yang sejenis, sehingga akan meningkatkan
persaingan dalam merebutkan pasar. Untuk itu perusahaan perlu suatu cara atau
strategi yang tepat, agar dapat tercapai suatu penjualan. Di dalam persaingan
bisnis sangat penting diperkirakan hal-hal yang akan terjadi di masa depan sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan.
Perusahaan-perusahaan yang jenis produknya sama saling mengungguli dan
saling mengembangkan hasil produknya dengan harapan dapat memberikan
kepuasan kepada konsumen dengan kata lain saling bersaing untuk merebut
konsumen. Untuk menghadapi keadaan yang demikian ini, maka tidak ada jalan
keberhasilan perusahaan dalam memperoleh pendapatan dan laba dari penjualan
produknya, sehingga dapat dikatakan bahwa kelangsungan hidup perusahaan
tergantung pada kebijakan strategi pemasaran yang ditetapkan oleh perusahaan.
Selain kebijakan strategi pemasaran, sumber daya yang dimiliki dikerahkan untuk
dapat mencapai sasaran atau target yang ditentukan oleh manajemen setelah
pangsa pasar didapat, dengan demikian tujuan dan sasaran perusahaan dapat
tercapai.
Agar berhasil dalam pemasaran produknya dan dapat bersaing dengan
produk pesaing, perusahaan melaksanakan teknik-teknik ataupun kiat-kiat
pemasaran yang baik dalam penetapan harga, pelaksanaan promosi, diversifikasi
produk maupun penyaluran distribusi. Selain itu juga ditunjang dengan
memberikan mutu pelayanan dan fasilitas yang baik guna memuaskan kebutuhan
dan keinginan konsumen. Perusahaan tersebut dapat dikatakan sukses apabila
perusahaan dapat mempertahankan pelanggan atau konsumennya juga dapat
menarik konsumen pesaingnya agar tujuan tersebut dapat tercapai maka setiap
perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang yang
diinginkan konsumen dengan harga yang pantas, produk yang baik, pelayanan
yang menyenangkan dan fasilitas-fasilitas yang menunjang lainnya.
Kunci dalam meraih tujuan perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan
keinginan konsumen serta memberi kepuasan secara lebih daripada yang
diberikan oleh pesaingnya. Konsep ini sering disebut konsep pemasaran yang
menitikberatkan pada kebutuhan konsumen dengan sebaik-baiknya sehingga
ini perusahaan menambah kepuasan konsumen serta memperoleh keuntungan.
Mengingat begitu pentingnya pemahaman kebutuhan dan keinginan konsumen
serta tujuan perusahaan dapat tercapai sebelum rencana pemasaran dikembangkan
perlu diadakan pemahaman pasar terlebih dahulu terhadap pasar konsumen
mengenai perilaku konsumen. Dengan memahami perilaku konsumen pada pasar
sasarannya, maka kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai lembaga yang
berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan sangat tergantung pada perilaku
konsumennya sehingga dapat menimbulkan suatu kepuasan, dimana dapat
mendorong konsumen selalu menggunakan atau melakukan pembelian. Selain itu
dapat juga menambah langganan baru sehingga dapat meningkatkan pembelian
terhadap produk yang ditawarkan.
Proses pembelian dimulai saat pembeli atau calon pembeli mengenali
produk yang ditawarkan. Kebutuhan yang timbul sebagai hasil dan keinginan atau
kebutuhan yang belum terpuaskan, sehingga konsumen mulai mencari informasi
yang lebih banyak lagi. Setelah informasi diperoleh maka konsumen siap untuk
memutuskan melakukan pembelian terhadap produk yang disukai. Dan tahap
akhir dari proses pembelian adalah perilaku setelah membeli produk yang
ditawarkan. Konsumen yang mengalami tingkat kepuasan, kemungkinan besar
akan membeli produk tersebut pada waktu berikutnya atau yang disebut dengan
loyalitas konsumen dan akan menyampaikan hal-hal yang baik mengenai suatu
produk yang dipakainya kepada orang lain.
Disisi lain dengan meningkatnya aktivitas kehidupan serta pendapatan
akan mempengaruhi pola kehidupan masyarakat modern yang dinamis, menuntut
setiap anggota masyarakat untuk senantiasa aktif mengikuti segala perubahan
yang terjadi.
Keinginan untuk tampil sebagai anggota masyarakat modern melalui
penampilan fisik membuat kebutuhan manusia akan kosmetik meningkat.
Kosmetik berasal dari bahasa latin kosmetikos yang mempunyai arti keterampilan
berhias yang telah dikenal manusia sejak dahulu, baik untuk tujuan mempercantik
diri, melindungi kulit dari cuaca dan serangga ataupun untuk tujuan-tujuan lain.
Lancome merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang kosmetik yang menjual produk perawatan kulit alami, berkualitas tinggi melalui
sales force independent (system penjualan langsung), diluar lingkungan retail
pada umumnya. Di dalam penjualannya Lancome menggunakan penjualan langsung yang memungkinkan konsumen untuk mendapatkan saran dan inspirasi
dari orang yang mereka kenal dan percaya. Membeli secara langsung adalah
nyaman dan terpercaya. Produk Lancome diciptakan dari saripati alam Prancis yang kondisi iklimnya berbeda dengan kondisi iklim Indonesia (tropis).
Dengan begitu maka perusahaan perlu memahami perilaku konsumen dalam
menciptakan suatu produknya untuk menimbulkan suatu kepuasan konsumen.
Dan untuk memenuhi hal tersebut perusahaan harus mampu melakukan strategi
pemasaran yang tepat. Untuk itulah perusahaan harus mengetahui faktor apa saja
yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih produk sehingga menimbulkan
suatu kepuasan pada diri konsumen yang akan berakibat konsumen akan loyal
dan distribusi dengan keputusan konsumen di mana konsumen yang dimaksud
adalah member kosmetik Lancome.
Berdasarkan dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan
konsumen dalam pembelian kosmetik Lancome (Study kasus pada produk
kosmetik Lancome di Matahari Departemen Store Tunjungan Plaza
Surabaya)”
1.2. Perumusan Masalah
a. Apakah terdapat pengaruh secara simultan antara harga, produk, promosi
dan distribusi terhadap keputusan pembelian pada produk kosmetik
Lancome ?
b. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara harga, produk, promosi
dan distribusi terhadap keputusan pembelian pada produk kosmetik
Lancome ?
1.3. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan antara
harga, produk, promosi dan distribusi terhadap keputusan pembelian
pada produk kosmetik Lancome ?
b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial antara
harga, produk, promosi dan distribusi terhadap keputusan pembelian
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai
berikut :
a. Bagi Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi
pihak perusahaan untuk mengetahui faktor dominan yang menjadi
pertimbangan akan dapat senantiasa menyusun strategi dalam rangka
memenuhi harapan konsumen.
b. Bagi Praktis
Diharapkan dapat digunakan untuk kepentingan ilmiah, dan referensi
kepustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim, khususnya
dibidang pemasaran yang berkaitan dengan keputusan pembelian dan dapat
7
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pemasaran
2.1.1.1. Pengertian Pemasaran
Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Jumlah
penduduk yang sangat besar membawa berbagai implikasi penting bagi kehidupan
sosial ekonomi masyarakat. Salah satu implikasi penting tersebut adalah
kebutuhan pangan yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
penduduk. Selain bahan pangan, penduduk juga mengkonsumsi barang non
pangan maupun jasa. Dengan banyaknya barang maupun jasa yang dikonsumsi
oleh penduduk menjadikan Indonesia sebagai pasar potensial bagi
perusahaan-perusahaan internasional.
Saat ini banyak berbagai jenis barang dan jasa dengan ratusan merek
membanjiri pasar Indonesia. Persaingan merek setiap produk akan semakin tajam
dalam merebut konsumen. Bagi konsumen, pasar menyediakan berbagai pilihan
produk yang banyak, dengan demikian membuat konsumen bebas memilih produk
dengan merek yang akan dibelinya. Keputusan membeli ada pada diri konsumen.
Konsumen akan menggunakan berbagai kriteria dalam membeli produk dan
merek tertentu. Diantaranya adalah konsumen akan membeli produk yang sesuai
kebutuhan, selera dan daya belinya. Konsumen tentu akan memilih produk yang
harus memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dan mempelajari bagaimana
konsumen berperilaku. Setelah produsen memahami keinginan dan kebutuhan
serta mengetahui bagaimana konsumen berperilaku, produsen dapat merancang
sistem pemasaran yang baik sehingga barang dan jasa dapat digunakan.
Adapun definisi pemasaran menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1. Kotler (2003 : 9) Pemasaran merupakan salah satu fungsi organisasi yang
berperan memusatkan organisasi dalam hubungannya dengan pasar. Kegiatan
tersebut diupayakan untuk memberikan kepuasan bagi kebutuhan dan
keinginan konsumen melalui produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
2. Stanton (2001 : 5) Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan
bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan
kebutuhan dan kegiatan konsumen saat ini maupun konsumen potensial.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah
keseluruhan kegiatan bisnis yang dilakukan untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan serta menyalurkan barang dan jasa yang bertujuan untuk
menentukan kebutuhan konsumen.
2.1.1.2. Manajemen Pemasaran
Supaya kegiatan pemasaran dapat berjalan sesuai dengan tujuannya maka
diperlukan adanya kegiatan manajemen atau manajerial. Kegiatan manajerial yang
utama meliputi :
1. Perencanaan
3. Koordinasi kerja
4. Pengawasan
Kegiatan pemasaran yang direncanakan dengan baik, diorganisasikan,
dikoordinasikan serta diawasi akan membuahkan hasil yang memuaskan.
Kegiatan pemasaran yang seperti itulah yang disebut sebagai kegiatan manajemen
pemasaran, menurut Indriyo (1999 : 2-3). Proses pertukaran memerlukan banyak
tenaga dan keterampilan. Manajemen pemasaran terjadi bila setidaknya satu pihak
dalam pertukaran potensial memikirkan sasaran dan cara mendapatkan respon
yang diharapkan dari pihak lain. Hal tersebut sesuai dengan definisi yang
dirumuskan oleh American Marketing Association dalam buku manajemen
pemasaran (Kotler et.al. 2000:16) yaitu: Manajemen pemasaran adalah proses
perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, harga, promosi, dan distribusi barang, jasa
dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang
memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.
Definisi ini menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang
mencakup analisis, perencanaan, implementasi, pengendalian; juga mencakup
barang, jasa dan gagasan; berdasarkan pertukaran; dan tujuannya adalah
memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terkait.
2.1.1.3. Konsep Pemasaran
Menurut Kotler (2000 : 19), konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci
untuk mencapai tujuan perusahaan adalah menjadi lebih efektif daripada para
pesaing dalam menciptakan, menghantarkan, dan mengkonsumsikan nilai
Konsep pemasaran terdiri atas empat pilar : pasar sasaran, kebutuhan,
pelanggan, pemasaran terpadu dan kemampuan menghasilkan laba. Sedangkan
konsep pemasaran masyarakat menegaskan bahwa tugas organisasi adalah
menentukan kebutuhan, keinginan dan minat dari pasar sasaran dan memberikan
kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing
dengan tetap memelihara atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat konsumen.
2.1.1.4. MarketingMix (Bauran Pemasaran)
Menurut Indriyo (1999 : 110) adalah proses tentang bagaimana pengusaha
dapat mempengaruhi konsumen agar para konsumen tersebut menjadi tahu,
senang, lalu membeli produk yang ditawarkan dan akhirnya konsumen menjadi
puas, sehingga konsumen akan selalu membeli produk perusahaan. Alat atau
senjata bagi produsen untuk mempengaruhi konsumen terdiri dari 4 macam, yaitu:
1. Produk (Product)
2. Harga (Price)
3. Promosi (Promotion)
4. Distribusi (Placement)
Senjata atau alat pemasaran tersebut biasanya dipadukan sedemikian rupa
oleh pengusaha, baik secara partial maupun secara bersama-sama akan dapat
mempengaruhi konsumen untuk menjadi tertarik, senang, kemudian membeli dan
akhirnya merasa puas akan produk yang dipasarkan itu. Perpaduan dari alat atau
sarana-sarana tersebut disebut sebagai Bauran Pemasaran atau Marketing Mix.
dipilih. Keempat kelompok variabel yang terdapat dalam peran pemasaran dikenal
dengan 4P yaitu :
1. Produk (Product)
Produk merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan
kepada konsumen, yang meliputi ciri dan wujud produk, kemasan, merek dan
kebijaksanaan pelanggannya. Yang mana produk tersebut harus ditawarkan
kepada orang yang tepat.
2. Harga (Price)
Sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan produk.
Pihak manajemen harus dapat menentukan harga, kemudian menentukan
kebijaksanaan yang berhubungan dengan harga. Masalah kebijaksanaan harga
turut menentukan keberhasilan pemasaran produk.
3. Promosi (Promotion)
Adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menonjolkan
keistimewaan produknya sehingga sampai ke tangan konsumen, dengan adanya
promosi diharapkan akan meningkatkan penjualan produk.
4. Distribusi (Placement)
Adalah menyangkut usaha produsen untuk menyalurkan produk sehingga
sampai ke tangan konsumen. Hal ini berhubungan dengan bagaimana cara
penyampaian produk kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis untuk
2.1.2. Strategi Produk
2.1.2.1. Pengertian Strategi Produk
Strategi produk merupakan salah satu variabel penting dalam pemasaran
(Marketing Mix). Menurut Indriyo (1999 : 175) Strategi Produk adalah suatu
strategi yang dilaksanakan oleh perusahaan yang berkaitan dengan produk yang
dipasarkannya. Selain berhubungan dengan produk yang dipasarkan, strategi
produk berhubungan pula dengan hal atau atribut lain yang melekat pada produk
tersebut, misalnya bungkus, merek, label dan sebagainya.
Produk yang dipasarkan hendaknya produk yang sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan konsumen, sehingga dengan demikian konsumen akan merasa puas.
Hanya dengan keputusan konsumen itulah perusahaan akan mendapatkan
keuntungan sebaliknya apabila konsumen tidak merasa puas terhadap produk yang
dibelinya maka mereka akan meninggalkan perusahaan. Jadi keputusan konsumen
harus menjadi dasar bagi perancangan strategi produk. Setiap produk baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud , memiliki sifat atau ciri khas yang
kompleks baik yang dapat diraba atau kasat mata maupun yang tidak dapat diraba
atau tidak kasat mata. Sifat-sifat inilah yang disebut atribut produk. Atribut suatu
produk dapat meliputi berbagai macam sifat atau ciri antara lain : bentuk atau
desain produk, warna, bungkus, merek, label, prestise perusahaan, pelayanan
perusahaan dan sebagainya yang diberikan oleh penjual kepada pembeli untuk
memberikan kepuasan terhadap kebutuhan serta keinginannya.
Strategi produk yang dilaksanakan oleh perusahaan harus selalu dievaluasi
keinginan konsumen yang mana keinginan dengan selera ini akan selalu
mengalami pergeseran serta perkembangan.
2.1.2.2. Pengertian Produk
Pengertian Produk tidak dapat dilepaskan dengan kebutuhan atau need,
karena produk merupakan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan manusia.
Produk menurut Indriyo (1999 : 177) sebagai segala sesuatu yang dapat
memenuhi kebutuhan manusia atau organisasi. Menurut Philip Kotler (2000 : 52)
produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk
memenuhi kebutuhan maupun keinginan.
Produk yang diharapkan oleh produsen akan mampu memenuhi kebutuhan
manusia, ada yang berhasil akan tetapi tidak jarang pula mengalami kegagalan.
Produk yang berhasil berarti produk yang dapat benar-benar memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen, keberhasilan suatu produk tersebut tentu saja jangan
hanya diukur dari kemampuan produk itu untuk memenuhi kebutuhan sejumlah
kecil manusia saja, akan tetapi haruslah diukur dari keberhasilannya memenuhi
kebutuhan manusia yang sangat luas.
2.1.2.3. Sifat Penyebaran Produk
Menurut Kotler (2000 : 25) Sifat penyebaran produk merupakan barang
-barang yang memerlukan penyebaran yang luas biasanya adalah -barang--barang
kebutuhan umum, per unit rendah, ringan dan pembelian relatif kecil. Misalnya :
Sedangkan untuk barang-barang seperti di atas cenderung menggunakan
saluran distribusi yang panjang. Barang-barang yang tidak memerlukan
penyebaran luas, misalnya : traktor, truk, dan lain-lain cenderung menggunakan
saluran distribusi yang pendek.
2.1.2.4. Pengertian Kualitas Produk
Sudut pandang yang digunakan untuk melihat kualitas produk adalah
menilai baik buruknya kualitas suatu produk berdasarkan persepsi konsumen.
Suatu produk dikatakan berkualitas jika memenuhi kebutuhan dan keinginan
pembeli. Kualitas ditentukan oleh konsumen dan pengalaman mereka terhadap
produk.
Menurut Kotler dan Armstrong (2001 : 257) kualitas produk adalah
kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya seperti keawetan,
kemudahan dipergunakan, dan diperbaiki serta atribut-atribut lain yang bernilai.
Menurut American Society for Quality Control yang dikutip oleh Lupiyoadi (2001 : 144) kualitas produk adalah keseluruhan ciri-ciri dan spesifikasi. Terdapat
tiga orientasi kualitas yang seharusnya konsisten satu dengan yang lainnya, yaitu
persepsi konsumen, produk dan proses.
Hubungan antara kualitas dan keuntungan jangka panjang terlihat dalam dua
hal, yaitu :
a. Faktor keuntungan eksternal yang diperoleh dari kepuasan konsumen.
Keuntungan eksternal yang dimaksud dapat diimplikasikan dalam proses
perusahaan dapat menciptakan suatu persepsi positif dari para konsumen
terhadap perusahaan dan menghasilkan suatu kepuasan serta loyalitas.
b. Faktor keuntungan internal yang diperoleh dari adanya perbaikan
efisiensi produk. Keuntungan internal yang dimaksud tampak bersamaan
diperolehnya keuntungan eksternal. Dimana fokus perusahaan pada
kualitas dapat membawa nilai positif internal perusahaan dalam proses
peningkatan.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa kualitas suatu produk tergantung pada kemampuan produk
tersebut dapat memberikan kepuasan sesuai dengan kebutuhan memenuhi harapan
konsumen sehingga konsumen menjadi loyal terhadap produk tersebut.
Tingkatan yang menentukan kualitas produk secara keseluruhan
dikemukakan oleh Tjiptono (2002 : 96-97) ada lima tingkatan produk, yaitu :
1. Produk Utama (Core Benefit) yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan
dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.
2. Produk Generic (Basic Product) yaitu produk dasar yang mampu
memenuhi fungsi produk yang paling dasar. Produk dasar atau generic
merupakan manfaat dasar yang sesungguhnya didalam mengkonsumsi
suatu produk. Pemasar harus memandang dirinya sendiri sebagai pemberi
manfaat.
3. Produk Harapan (Expected Product) yaitu produk yang ditawarkan
dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal atau layak
4. Produk pelengkap (Augmented Product) yakni berbagai produk yang
dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat
memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk
pesaing.
5. Produk Potensial (Potential Product) yaitu segala macam tambahan dan
perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa
mendatang, seperti ukuran dan bentuk yang berbeda-beda.
2.1.2.5. Dimensi Kualitas Produk
Dalam merencanakan suatu produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan ke
konsumen, perencanaan produk harus memperhatikan dimensi kualitas produk.
Melalui dimensi atau unsur-unsur tersebut dapat diketahui tingkatan produk mana
yang lebih disukai oleh konsumen. Dengan memperhatikan dimensi kualitas
produk, diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Spesifikasi dari dimensi kualitas produk menurut Lupiyoadi (2001 : 145)
terdiri dari beberapa aspek yaitu :
a. Kinerja (performance)
Kinerja disini menunjuk pada karakter atau ciri-ciri dari produk yang meliputi
merek, atribut-atribut yang dapat diukur, dan aspek-aspek kinerja individu
(apakah kualitas produk menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau
apakah pelayanan yang diberikan secara benar atau tidak).
b. Keragaman Produk (feature)
Feature suatu produk biasanya diukur oleh masing-masing individu (dalam hal ini konsumen). Konsumen sering tertarik pada kemampuan atau keistimewaan
c. Keandalan (Reliability)
Keandalan suatu produk yang menandakan tingkat kualitas sangat berarti bagi
konsumen dalam memilih produk. Hal ini semakin penting mengingat,
besarnya biaya penggantian dan pemeliharaan yang harus dikeluarkan apabila
produk yang dianggap mengalami kerusakan.
d. Daya tahan (Durability)
Ukuran ketahanan suatu produk meliputi segi ekonomis maupun teknis. Secara
teknis, ketahanan suatu produk didefinisikan sebagai sejumlah kegunaan yang
diperoleh seseorang sebelum mengalami penurunan kualitas. Secara ekonomis,
ketahanan diartikan sebagai usia ekonomis suatu produk dilihat melalui jumlah
kegunaan yang diperoleh sebelum terjadi kerusakan dan keputusan untuk
mengganti produk.
e. Estetika (aesthetic)
Estetika suatu produk dilihat melalui bagaimana suatu produk terdengar oleh
konsumen, bagaimana tampak luar suatu produk, rasa maupun bau, jadi
estetika jelas merupakan penilaian yang dirasakan oleh konsumen.
f. Kualitas yang Dipersepsikan (perceived quality)
Konsumen tidak selalu memiliki informasi yang lengkap mengenai
atribut-atribut produk atau jasa. Namun demikian, biasanya konsumen memiliki
informasi tentang produk secara tidak langsung, misalnya melalui merek, nama
dan negara produsen.
2.1.2.6. Klasifikasi Produk
Klasifikasi produk menurut Kotler (1999 : 54-56) mendasarkan pada
1. Daya Tahan dan Wujud
Daya tahan dan wujud dapat diklarifikasikan dalam 3 kelompok yaitu:
a. Barang yang terpakai habis (non durable goods) yaitu barang yang
berwujud yang habis dalam satu atau beberapa kali penggunaan.
b. Barang tahan lama (durable goods) yaitu barang berwujud yang habis
digunakan banyak kali.
c. Jasa (service) bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan mudah
habis.
2. Klasifikasi Barang Konsumsi
Konsumen dalam membeli barang dapat diklasifikasikan berdasarkan
kebiasaan berbelanja, yaitu :
a. Convenience Goods adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli konsumen, segera dan dengan usaha minimum. Contohnya meliputi produk
tembakau, sabun dan surat kabar.
Convenience Goods dapat dibagi menjadi :
1. Staples adalah barang yang dibeli konsumen, misalnya seseorang membeli secara rutin membeli produk tertentu.
2. Impulse goods, dibeli berdasarkan keinginan seketika tanpa perencanaan atau usaha pencarian.
3. Emergency goods, dibeli saat kebutuhan itu mendesak contohnya payung di musim hujan.
4. Shopping goods, adalah barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga dan gaya dalam
b. Specially Goods adalah barang-barang dengan karakteristik unik dan atau identifikasi merek yang umumnya sekelompok pembeli yang cukup besar
tersedia senantiasa melakukan usaha khusus untuk membelinya.
c. Unsought Goods adalah barang-barang yang tidak diketahui atau diketahui konsumen namun secara normal konsumen tidak berpikir untuk
membelinya.
2.1.2.7. Kemasan Produk
Menurut Siswanto Sutojo (1999 : 45) kemasan adalah wadah dan
pembungkus produk. Tapi pada dewasa ini kemasan tidak hanya berfungsi sebagai
pelindung produk dalam pengangkutan dan penyimpanan saja, melainkan
kemasan dapat menunjang usaha promosi produk dan memperoleh keuntungan.
Sedangkan menurut Philip Kotler (1999 : 118-119) kemasan adalah segala
kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus suatu produk. Dengan
wadah, produk diharapkan dapat terhindar dari pengotoran, penyusutan,
kerusakan, penguapan atau berbagai macam penurunan mutu dan kualitas lain.
Selain itu kemasan juga dapat menyebabkan perusahaan lain sulit untuk meniru
atau memalsukan produk.
2.1.3. Harga
2.1.3.1. Pengertian Harga
Harga memainkan peranan penting dalam proses bauran pemasaran, karena
harga terkait langsung nantinya dengan revenue yang diterima oleh perusahaan.
Menurut William J. Stanton yang dikutip oleh Marius P. Angipora (2002 :
268) harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh kombinasi
sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya.
Menurut Swastha (2000 : 47) harga adalah jumlah uang (kemungkinan
ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2000 : 43) harga adalah sejumlah
uang yang dibedakan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang
ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan
produk atau jasa tersebut.
Dengan adanya faktor di atas menyebabkan produsen harus memperhatikan
dan memperhitungkan pengaruh tersebut di dalam penetapan kebijaksanaan harga
yang akan ditempuh sehingga dapat memenuhi harapan produsen untuk dapat
bersaing dan mempengaruhi konsumen.
2.1.3.2. Tujuan Penetapan Harga
Anggaran tujuan dari penetapan harga menurut Marius P. Angipora (2002:
271) antara lain :
a. Mendapatkan laba maksimum
Hal ini dapat dicapai dengan cara perusahaan menetapkan harga dengan
memperhatikan total, hasil penerimaan penjualan dengan total biaya. Dengan
begitu diharapkan perusahaan akan memperoleh laba.
b. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian
setiap barang atau jasa yang dihasilkan mampu mendapatkan pengembalian
atau seluruh nilai investasi yang dilakukan terhadap kegiatan yang dilakukan.
Penetapan tujuan harga tentunya sangat tergantung pada jangka waktu yang
ditentukan atas pengembalian seluruh nilai investasi karena hal itu akan
berpengaruh kepada tingkat harga yang akan ditetapkan, artinya kalau jangka
waktu pengembalian dapat dilakukan untuk jangka pendek, maka tingkat harga
yang akan dikenakan pada setiap produk yang dihasilkan akan tinggi demikian
pula sebaliknya.
c. Mengurangi persaingan
Hal ini dapat dicapai melalui kebijaksanaan harga, dimana penjual
menawarkan produk atau jasa dengan harga yang sama dengan penjual yang
lain.
d. Mempertahankan atau memperbaiki Market Share
Pemilihan dan penetapan tujuan harga ini dengan harapan bahwa tingkat
penjualan atas produk-produk yang dihasilkan akan meningkat bila
dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama dan secara
tidak langsung akan memperbaiki market share yang dimiliki perusahaan
dalam jajaran industri yang sama.
2.1.3.3. Sasaran Penetapan Harga
Penetapan harga mempunyai beberapa sasaran diantaranya :
a. Mempertahankan pasar
b. Memaksimumkan pendapatan dan laba
d. Mempertahankan pelanggan yang menguntungkan
e. Menarik pelanggan baru dengan mutu pelayanan
Konsumen sangat tergantung pada harga sebagai indikator kualitas sebuah
produk, terutama pada waktu mereka harus membuat keputusan membeli
sedangkan informasi yang dimiliki tidak lengkap (Stanton, 1999: 307).
2.1.3.4. Metode Penetapan Harga
Dalam menentukan harga suatu produk dikenal ada beberapa metode yang
dapat digunakan. Menurut Swastha (2000 : 133) ada empat metode yaitu :
1. Harga yang didasarkan pada biaya dalam bentuk :
a. Cost – Plus Pricing Method (Metode Penambahan Harga)
Dalam metode ini, harga awal per unit ditentukan dengan menghitung
seluruh biaya per unit, ditambah dengan jumlah tertentu untuk menutup laba
yang dikehendaki pada unit tersebut (disebut margin).
b. Mark Up Pricing Method (Metode Kenaikan Harga)
Biasanya metode ini digunakan oleh para pedagang yang dalam menentukan
harga jual suatu produk dilakukan dengan menambahkan harga beli dengan
sejumlah mark-up.
2. Analisa Break Event (Analisa Harga Pokok)
Yaitu penentuan harga jual dengan mempertimbangkan angka permintaan
pasar dengan jumlah biaya yang dikeluarkan.
BEP =
unit per variabel Biaya
-unit per jual Harga
Tetap Biaya
3. Analisa Marginal
Yaitu metode dengan harga yang ditentukan atas dasar keseimbangan
antara penawaran dan permintaan.
Penentuan harga tidak didasarkan pada biaya, tetapi justru harga yang
menentukan biaya perusahaan. Penjual atau perusahaan dapat menentukan
sama dengan tingkat harga pasar agar dapat ikut bersaing atau dapat juga
ditentukan lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat harga dalam persaingan.
2.1.3.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga
Menurut Rambat Lupiyoadi (2001 : 55) faktor-faktor yang mempengaruhi
harga, antara lain :
1. Keadaan ekonomi
Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku.
Apabila keadaan perekonomian tidak stabil akan mengakibatkan kenaikan
harga-harga apalagi pada saat ini terjadi krisis moneter, dimana terjadi
kenaikan dolar yang mengakibatkan harga barang maupun jasa juga
mengalami kenaikan.
2. Elastisitas Permintaan
Faktor lain yang dapat mempengaruhi penetapan harga adalah sifat
permintaan pasar ini tidak hanya mempengaruhi penetapan harga, tetapi
a. In-elastis
Jika permintaan itu bersifat in elastis, maka perubahan harga akan
mengakibatkan perubahan yang lebih kecil pada jumlah penjualnya.
b. Elastis
Apabila permintaan bersifat elastis, maka perubahan harga akan
menyebabkan terjadinya perubahan jumlah penjualan dalam
perbandingan yang lebih besar.
3. Struktur Biaya
Biaya merupakan dasar dari penentuan harga, sebab suatu tingkat harga
yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian dan
sebaliknya apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya akan
menghasilkan keuntungan.
4. Tujuan Perusahaan
Penetapan harga suatu barang sering berkaitan dengan tujuan yang ingin
dicapai perusahaan. Setiap perusahaan tidak selalu memiliki tujuan yang
sama dengan perusahaan lain.
Tujuan-tujuan yang ingin dicapai antara lain :
a. Laba yang maksimum
b. Volume penjualan atau jumlah penjualan tertentu
c. Kembalinya modal dalam jangka waktu tertentu
5. Persaingan
Suatu perusahaan harus mengamati pesaing-pesaingnya agar dapat
menentukan biaya-biaya, harga dan keuntungan perusahaan itu sendiri.
2.1.4. Promosi
2.1.4.1. Pengertian Promosi
Pada masa lampau sebelum perekonomian dunia berkembang, bauran
pemasaran atau marketing mix kurang mendapat perhatian dari para pemasar. Hal
ini disebabkan sangat eratnya hubungan antara produsen dan konsumen, sehingga
produsen tidak mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil produksinya.
Sedangkan saat ini perekonomian telah maju maka unsur-unsur marketing mix yaitu product, price, place dan promotion perlu mendapatkan perhatian. Apabila hal tersebut tidak diperhatikan akan mengakibatkan timbulnya persaingan yang
sangat tajam antara produsen dan konsumen.
Dalam mengatasi tajamnya persaingan ini para produsen menggunakan
sarana untuk meningkatkan konsumen mengenai barang atau jasa yang dihasilkan
melalui promosi, agar konsumen dapat mempertimbangkan barang atau jasa yang
akan dibeli.
Menurut Swastha (2000 : 107) promosi merupakan arus informasi atau
persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi pada
tingkatan yang menciptakan pertukaran pemasaran.
Sedangkan menurut Kotler (2001 : 41) promosi adalah suatu usaha
perusahaan untuk memberitahu, membujuk, mengingatkan konsumen tentang
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan promosi
merupakan suatu cara untuk memperkenalkan produk serta menyampaikan
informasi guna meyakinkan, mengingatkan, serta mempengaruhi konsumen untuk
melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan.
2.1.4.2. Tujuan Promosi
Promosi sangat penting bagi perusahaan untuk melengkapi strategi
pemasaran. Dengan mengadakan kegiatan promosi perusahaan mengharapkan
untuk dapat meningkatkan volume penjualan.
Menurut Fandy Tjiptono (2004 : 221-222) ada beberapa tujuan promosi,
yaitu :
1. Menginformasikan (informing) dapat berupa :
a. Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru
b. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk
c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar
d. Menjelaskan cara kerja suatu produk
e. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan
f. Meluruskan kesan yang keliru
g. Membangun citra perusahaan
2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk :
a. Membentuk pilihan merek
b. Mengalihkan pilihan ke merek tertentu
c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk
e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga (sales)
3. Mengingatkan (remanding), dapat terdiri atas :
a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan
dalam waktu dekat
b. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk
perusahaan.
c. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan,
misalnya bila pembeli ingin membeli sabun mandi, diharapkan
ingatan pertamanya adalah merk LUX.
2.1.4.3. Macam-macam Promosi
Pengetahuan tentang promosi perlu dipelajari dan dikembangkan serta
disesuaikan dengan kondisi pasar untuk memilih promosi macam apa yang
diperlukan. Dalam mempergunakan bentuk promosi secara keseluruhan harus
direncanakan, diarahkan, dan dikendalikan dengan baik. Sebaiknya apabila
kegiatan promosi tidak dilakukan dengan baik dan terarah akan merupakan
sumber pemborosan perusahaan.
Kegiatan promosi ada 4 menurut Indriyo (1999 : 237:241), antara lain :
a. Iklan (advertensi)
Advertensi merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya advertensi dapat dilakukan lewat surat kabar, radio, majalah, bioskop, televisi ataupun dalam bentuk poster-poster yang dipasang di pinggir
jalan atau tempat-tempat yang strategis. Dengan membaca atau melihat
terpengaruh lalu tertarik untuk membeli produk tersebut. Dalam hal periklanan
ini yang perlu diperhatikan adalah pemilihan media atau mass media yang akan
digunakan harus sesuai dengan kebiasaan dari para konsumen.
b. Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Menurut Swastha (2000 : 352) personal selling adalah interaksi antara
individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan,
memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang
saling menguntungkan bagi pihak lain.
Menurut Indriyo (1999 : 240), personal selling merupakan kegiatan
perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan para calon
konsumennya.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa
personal selling adalah komunikasi secara individual yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan seluruh usaha pemasaran pada umumnya, yaitu
meningkatkan penjualan yang dapat menghasilkan laba dengan menawarkan
kebutuhan yang memuaskan konsumen.
c. Publisitas (publicity)
Menurut Swastha (2000 : 360) publisitas adalah sejumlah informasi
tentang seseorang, barang atau organisasi yang disebarluaskan kepada
masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya atau tanpa pengawasan dari
sponsor.
Sedangkan menurut Kotler (2000 : 151) publisitas adalah pendorong
menggunakan berita di dalam media massa dan tidak dibebani biaya secara
langsung.
Dari pendapat para ahli di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
publisitas sejumlah informasi tentang suatu barang atau jasa yang
disebarluaskan kepada masyarakat melalui media tanpa pengawasan dari
sponsor dengan tujuan untuk mempromosikan merek, produk, tempat atau ide.
d. Promosi Penjualan (sales promotion)
Perusahaan menggunakan sarana promosi penjualan untuk menciptakan
tanggapan yang lebih kuat dan lebih cepat, jadi pengertian promosi penjualan
menurut swastha (2000 : 362) adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain
periklanan, personal selling, publisitas yang mendorong aktivitas pembelian
oleh konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat peraga, pameran dan
lain sebagainya.
2.1.4.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Promosi
Menurut Swastha (2000:335) ada empat faktor yang mempengaruhi
promosi, yaitu :
1. Sifat Pasaran (nature of the market)
Keadaan pasar, ini menyangkut daerah geografis pasaran produk dan juga
calon konsumen yang dituju.
2. Sifat Produk (nature of the product)
Keadaan produk ini menyangkut apakah produk ditujukan untuk konsumen
akhir atau sebagai bahan industri atau produk pertanian, lain produk maka lain
3. Daur Hidup Produk (stage of the product’s life cycle)
Pada tingkat masa siklus kehidupan produk sudah dicapai, akan mempengaruhi
promosi yang digunakan, misalnya pada tahap introduksi maka promosi
ditujukan untuk mendidik, mengarahkan konsumen pada produk baru, apa
istimewanya produk baru tersebut, kenapa produk penting untuk dibeli dan
sebagainya. Di sini penting penggunaan personal selling, juga pameran atau
show. Pada tahap growth, promosi ditujukan agar konsumen lebih memilih
merek yang makin populer, teknik utama lebih cocok advertising. Pada tahap
maturity, advertising lebih menekankan keunggulan produk, agar konsumen tidak mengarah pada decline. Dan pada tahap decline, situasi pasar sudah lesu,
maka semua teknik promosi dikurangi, kecuali jika masih ada harapan untuk
bangkit.
4. Dana yang Tersedia (funds available)
Dana yang tersedia merupakan faktor yang menentukan, karena program
periklanan tidak akan berhasil apabila dana sangat terbatas, biasanya lebih
menyukai cara personal selling, pameran dalam rumah tokonya atau bekerja
dengan sesama perusahaan.
2.1.5. Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang sangat penting dalam perkembangan
perusahaan untuk masa yang akan datang, dimana fasilitas adalah sarana dan
prasarana yang disediakan untuk dipakai atau dipergunakan serta dinikmati oleh
konsumen, sebab dengan fasilitas yang baik dapat menimbulkan suatu tingkat
untuk selalu berhubungan dan melakukan pembelian terhadap barang atau jasa
tiap kali konsumen membutuhkannya.
Fasilitas menurut Richard F. Gerson (2004 : 21) secara umum adalah segala
sesuatu yang sengaja disediakan untuk dipakai atau dipergunakan serta dinikmati
konsumen baik biaya tambahan atau tidak, agar konsumen mendapatkan
kemudahan, keamanan, kenyamanan.
Jadi fasilitas adalah segala sesuatu yang sengaja disediakan untuk dapat
dinikmati agar memberikan kemudahan, keamanan, dan kenyamanan pada
konsumen. Fasilitas berorientasi pada keputusan dan selera konsumen, maka
penyediaan fasilitas harus diperhatikan agar tidak mengecewakan dan beralih ke
perusahaan lain. Ada beberapa fasilitas-fasilitas pendukung operasinya antara lain:
a. Fasilitas ruangan yang terdiri dari ruang-ruang :
1. Pelayanan yang cukup aman dan tertib, seperti : meja, layanan, dan loket
pembayaran serta memberikan rasa aman dan nyaman dengan ketenangan.
2. Informasi, dilengkapi dengan bahan-bahan yang penting secara umum ingin
diketahui oleh orang-orang yang berkepentingan.
3. Ruang tunggu, dilengkapi dengan penerangan yang cukup untuk dapat
membaca, tempat duduk, meja kecil, pendingin ruangan (AC atau kipas
angin) asbak dan bak sampah.
4. Kamar kecil, dilengkapi dengan pengairan yang baik agar tidak
b. Telepon Umum
Fasilitas telpon sangat diperlukan dan sangat membantu orang-orang yang
sedang dalam keperluan mendesak untuk komunikasi.
c. Alat Hiburan
Berfungsi untuk menyenangkan konsumen agar tidak mengalami kejenuhan
dalam menunggu, misalnya : TV, pemain band.
Fasilitas berorientasi pada keputusan dan selera konsumen, maka pelayanan
dan penyediaan fasilitas harus diperhatikan agar tidak mengecewakan dan beralih
ke perusahaan lain. Dan dengan penyediaan fasilitas yang disesuaikan dengan
kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen maka dapat mendorong konsumen
untuk selalu berhubungan dan melakukan pembelian terhadap barang atau jasa
tiap kali konsumen membutuhkannya. Dengan demikian bukan saja langganan
yang sudah dapat diperhatikan, melainkan dapat juga menambah langganan baru
yang pada akhirnya dapat meningkatkan pembelian terhadap produk atau jasa
apabila fasilitas yang diberikan dapat melebihi dari para pesaing lainnya.
2.1.6. Distribusi (Place)
2.1.6.1. Pengertian Saluran Distribusi
Banyak perusahaan tidak dapat mencapai sasaran dalam penjualan yang
telah ditetapkan, disebabkan oleh tidak tepatnya saluran distribusi yang
dipergunakan. Saluran distribusi adalah saluran yang dilalui oleh suatu barang dari
produsen ke tangan konsumen. Adapun pengertian dari saluran distribusi
Menurut Dhamesta (2002:285) “distribusi adalah saluran yang dipergunakan
oleh produsen yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut
dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri”.
Menurut Rismiati dan Suratno (2001: 244) “saluran distribusi adalah
seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan (fungsi) pemindahan
barang dari tangan produsen ke tangan konsumen akhir.
Menurut Stanton (2001: 309) “pengertian distribusi adalah suatu lembaga
perantara yang melakukan kegiatan menyalurkan barang dan jasa disertai hak
milik dari produsen ke konsumen.
Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan saluran distribusi adalah orang atau lembaga yang saling bergantung dan
saling terlibat dalam perluasan barang dan jasa dari produsen sampai ke
konsumen.
2.1.6.2. Fungsi-fungsi Distribusi
Menurut Simamora (2001: 139),fungsi saluran distribusi adalah :
1. Mempermudah proses pertukaran, perantara pemasaran pada umumnya
mengurangi biaya pengiriman produk kepada pelanggan.
2. Mengurangi ketidak cocokan.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001: 8) ”fungsi saluran distribusi adalah
menggerakkan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Mereka
memecahkan kesenjangan utama seperti waktu, tempat, pemilikan yang
Sedangkan menurut Lamb, Hair, Mc Daniel (2001:8) “fungsi saluran
distribusi adalah serangkaian dari organisasi yang saling bergantung dan
memudahkan pemindahan kepemilikan sebagai mana produk-produk dari
produsen ke pengguna bisnis dan pelanggan. Dan menurut Kotler dan Amstrong
(2001:7) saluran distribusi adalah organisasi yang saling bergantung satu sama
lain yang dilibatkan dalam proses penyediaan suatu produk dan jasa untuk
digunakan dan dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis.
2.1.7. Keputusan Pembelian
2.1.7.1. Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian yang dilakukan oleh para pembeli didasari oleh
bermacam-macam faktor. Keputusan pembelian konsumen berdasarkan
tahap-tahap pembelian.
Menurut Kotler (2003 : 220) Keputusan pembelian adalah tahap dari proses
keputusan pembelian yaitu ketika konsumen benar-benar membeli. Pada
umumnya keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling
disukai.
Menurut Rismiati dan Suratno (2003 : 220) keputusan pembelian adalah
setelah konsumen menentukan kebutuhan dan mempunyai keinginan akan produk
tertentu, konsumen diharapkan memunculkan keputusan untuk membeli.
Menurut Kotler (2007 : 240) keputusan membeli adalah tahap evaluasi, para
konsumen membentuk preferensi atas merek yang ada di dalam kumpulan pilihan.
Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai.
subkeputusan : merek, deller, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran. Dalam
pembelian produk sehari-hari keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga
lebih kecil.
Dari ketiga pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
keputusan pembelian adalah keputusan konsumen pada umumnya yaitu membeli
merek yang paling disukai.
2.1.7.2. Faktor-faktor Keputusan Pembelian
Perilaku konsumen mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
keputusan konsumen dalam membeli atau tidak terhadap suatu produk.
Menurut Stanton (2001 : 165) Keputusan pembelian terhadap suatu produk
yang telah ditawarkan perusahaan terletak pada serangkaian tindakan keputusan
yang menyangkut sebagai berikut :
1. Merek adalah nama, istilah, simbol, atau disain khusus atau beberapa
kombinasi unsur-unsur yang dirancang untuk identifikasikan barang atau
jasa yang ditawarkan penjual.
2. Harga adalah nilai yang disebutkan dalam rupiah dan sen atu medium
moneter lainya sebagai alat ukur.
3. Model adalah setiap corak populer yang diterima dan dibeli oleh
konsumen.
4. Diskon/potongan adalah hasil pengurangan dari harga dasar suatu harga
Menurut Fandy Tjiptono (2004: 30) keputusan konsumen didalam
mengkonsumsi jasa merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar
untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan sehingga
menjadikan suatu faktor suatu yang mempengaruhi keputusan membeli jasa.
Faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap keputusan mengkonsumsi jasa
antara lain yaitu :
1. Produk
Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk
mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Dalam konteks ini produk bisa berupa apa saja baik yang
berwujud fisik atau tidak dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu.
2. Pricing (harga)
Merupakan keputusan berkenan dengan penetapan harga. Keputusan
bauran harga berkenan dengan kebijakan strategi dan taktis seperti
tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tinga diskriminasi
harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Pada umum nya,
aspek-aspek harga ini mirip dengan yang biasa di jumpa pemasar barang.
3. Promotion (promosi)
Bauran promosi meliputi berbagai metode untuk mengkomunikasikan
manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan actual, meskipun acara
seringkali membutuhkan penekanan tertentu pada upaya meningkatkan
kenampakan tangibilitas jasa.
4. Distribusi
Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi
para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan-keputusan
lokasi fisik (misalnya keputusan mengenai dimana sebuah hotel atau
restoran harus didirikan), selain itu keputusan mengenai penggunaan
perantara untuk meningkatkan aksebilitas jasa bagi para pelanggan
(misalnya apakah akan menggunakan jasa agen berjalan ataukah harus
memasarkan sendiri acara langsung kepada konsumen). Dan keputusan
non lokasi yang di tetapkan demi ketersediaan jasa (contohnya delivery
sistem)
2.1.7.3. Macam-macam Situasi Pembelian
Pembelian konsumen dapat ditinjau sebagai kegiatan penyelesaian suatu
masalah. Konsumen dalam membeli mempunyai beberapa pilihan situasi
pembelian.
Menurut Swastha (2000:117) Macam-macam situasi pembelian sebagai
berikut:
1. Perilaku responsi rutin
Pembelian sudah memahami merek-merek beserta atributnya. Pada
umumnya kegiatan pembelian dilakukan secara rutin tidak memerlukan
2. Penyelesaian masalah terbatas
Pembelian akan lebih kompleks jika pembelian tidak mengetahui sebuah
merek dalam satu jenis produk yang disukai sehingga membutuhkan
informasi lebih banyak lagi sebelum memutuskan untuk membeli.
3. Penyelesaian masalah ekstensif
Pembelian akan sangat kompleks jika pembelian mempunyai jenis produk
yang kurang dan tidak mengetahui kegiatan pengumpulan informasi dan
evaluasi dari para pembeli dan menunjang proses belajar pembeli
terhadap atribut-atribut kelompok tersebut.
2.1.8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli
Menurut Gaspersz (2000:118) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi dan ekspektasi konsumen adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan dana dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan
konsumen ketika sedang melakukan transaksi
b. Pelanggan masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun
pesaing-pesaingnya
c. Komunikasi melalui ikatan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi
konsumen
Keputusan membeli sangat dipengaruhi oleh beberapa hal yang meliputi
pengiriman produk, performa produk, citra perusahaan atau produk, merk, nilai
harga yang dihubungkan dengan nilai yang diterima konsumen, prestasi para
karyawan, keunggulan dan kelemahan pesaing. Maka berdasarkan berbagai
yang mempengaruhi keputusan membeli adalah produk, harga, promosi,
distribusi.
2.1.8.1. Produk yang Mempengaruhi Keputusan Membeli
Menurut Fandy Tjiptono (2005 : 105) menyatakan bahwa produk adalah
hasil dari suatu aktivitas proses produksi. Adapun hasil ini dapat berupa
barang-barang dan jasa yang dinikmati dan dirasakan oleh konsumen untuk memenuhi
kebutuhan dalam aktivitasnya sehari-hari.
Pengembangan produk atau jasa yang ditawarkan mengharuskan perusahaan
menetapkan manfaat-manfaat apa yang akan diberikan oleh produk yang
ditawarkan untuk menciptakan suatu keputusan untuk membeli maka
manfaat-manfaat yang ingin ditawarkan atas produk tersebut hendaknya dipenuhi oleh
atribut produk. Jadi untuk menarik perhatian konsumen untuk membeli maka
produk tidak hanya penampilannya yang diperhatikan, tetapi juga hendaknya ia
merupakan produk yang simple, aman tidak mahal, sederhana dan ekonomis serta
atribut-atribut produk yang ditawarkan sehingga dapat tercipta suatu kepuasan
pada diri konsumen sehingga memutuskan untuk mencoba menggunakan atau
memiliki produk yang ditawarkan.
2.1.8.2. Harga yang Mempengaruhi Keputusan Membeli
Menurut Kotler (2004 : 439) harga adalah sejumlah uang yang dibebankan
atas suatu produk yang dihasilkan atau jasa, di mana nilai yang ditukar konsumen
Oleh karena itu pengusaha perlu memikirkan tentang harga jual produknya
secara tepat karena harga yang tidak tepat akan berakibat tidak menarik para
pembeli dan dapat menimbulkan ketidakpuasan para pembeli untuk membeli
barang atau jasa tersebut. Seseorang akan berani membayar suatu produk dengan
harga yang mahal apabila dia merasa puas dengan produk yang ditawarkan karena
sesuai dengan yang diharapkan dimana produk yang akan dibelinya memiliki
kualitas yang baik. Sebaliknya apabila seseorang itu menilai suatu produk itu
rendah maka dia tidak akan bersedia untuk membayar atau membeli produk itu
dengan harga yang mahal, sehingga ada ketidakpuasan pada diri konsumen
tersebut.
2.1.8.3. Promosi yang Mempengaruhi Keputusan Membeli
Promosi meliputi berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa
kepada pelanggan potensial dan actual, meskipun acara gratis besar bauran
promosi untuk barang sama dengan jasa, promosi jasa seringkali membutuhkan
penekanan tertentu pada upaya meningkatkan kenampakan tangibilitas jasa.
2.1.8.4. Distribusi yang Mempengaruhi Keputusan Membeli
Distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan
potensial. Keputusan ini meliputi keputusan-keputusan lokasi fisik (misalnya
keputusan mengenai dimana sebuah hotel atau restoran harus didirikan), selainkan
itu keputusan mengenai penggunaan perantara untuk meningkatkan aksebilitas
jasa bagi para pelanggan (misalnya apakah akan menggunakan jasa agen berjalan
2.2 Kerangka Berpikir
Persaingan bisnis kosmetik mengalami persaingan yang sangat ketat
sehingga para pengusaha saling bersaing ketat dalam produk yang mereka
ciptakan dengan tujuan dapat mempertahankan konsumen dan tentunya konsumen
merasa puas membeli produk tersebut yang dalam hal ini kosmetik. Harga yang
sesuai dengan konsumen serta adanya produk yang bagus dan ditunjang dengan
adanya pelayanan yang baik sehingga dapat meningkatkan penjualan produk
[image:52.612.207.457.369.542.2]Lancome.
Gambar 2.1. Kerangka berpikir beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dalam membeli produk kosmetik lancome memutuskan:
Keterangan :
X = Variabel bebas / independen variabel yaitu faktor produk, harga,
distribusi dan promosi
Y = Variabel terikat / dependen variabel, yaitu keputusan membeli pada
produk kosmetik lancome
= Pengaruh Harga (X2)
Distribusi (X4) Promosi (X3)
Keputusan pembelian
Maksud dari kerangka berpikir di atas untuk mengetahui pengaruh antara
variabel-variabel dengan keputusan membeli pada produk lancome.
Variabel-variabel tersebut merupakan pengelompokan dari berbagai macam alasan yang
menyebabkan konsumen dalam membeli produk kosmetik Lancome.
Produk merupakan apa saja yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, dipergunakan, dikonsumsi sehingga dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan termasuk didalamnya adalah obyek fisik, jasa, barang,
orang, tempat, organisasi dan gagasan.
Harga adalah salah satu penentu seseorang dalam membeli produk
kosmetik Lancome karena dengan kestabilan harga dan penetapan harga, maka konsumen akan memperlihatkan peluang membeli lebih tinggi pada kesempatan
berikutnya.
Promosi adalah sebagai arus informasi yang dibuat untuk mengarahkan
seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pembelian dalam
pemasaran. Kemudahan dalam penyampaian informasi didalam promosi sangat
mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk.
Sedangkan distribusi proses penyaluran barang dimana produk yang menjadi
kebutuhan konsumen dapat dengan mudah didapat dimanapun wilayah maupun
tempat yang menyediakan atau menjual.
Diduga bahwa variabel-variabel di atas terdapat pengaruh baik secara
simultan maupun parsial terhadap kepuasan konsumen, untuk mengetahui
2.3. Hipotesis
Berdasarkan tujuan dan landasan teori serta uraian dan kerangka berpikir,
maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut :
a. Terdapat pengaruh produk(X1), harga(X2), promosi(X3), distribusi(X4)
secara simultan terhadap keputusan membeli (Y) dalam produk kosmetik
Lancome.
b. Terdapat pengaruh produk(X1), harga(X2), promosi(X3), distribusi(X4)
secara parsial terhadap keputusan membeli (Y) dalam produk kosmetik
44
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah produk (X1