• Tidak ada hasil yang ditemukan

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KOSMETIK LANCOME (Studi kasusnya pada produk kosmetik Lancome di Matahari Departemen Store Tunjungan Plaza Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KOSMETIK LANCOME (Studi kasusnya pada produk kosmetik Lancome di Matahari Departemen Store Tunjungan Plaza Surabaya)."

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi kasusnya pada produk kosmetik Lancome di Matahari

Departemen Store Tunjungan Plaza Surabaya)

Disusun Oleh :

NPM : 0642010088

KARINA AMALIA RIFQI

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,

PEMBIMBING UTAMA

PEMBIMBING PENDAMPING

Dra. Lia Nirawati. M,Si

Dra. Siti Ning Farida. M,Si.

NIP. 196009241993032001

NIP. 196407291990032001

Mengetahui,

DEKAN

(2)

(Studi kasusnya pada produk kosmetik

Lancome

di Matahari

Departemen Store Tunjungan Plaza Surabaya)

Disusun oleh :

NPM : 0642010088

KARINA AMALIA RIFQI

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program

Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

pada tanggal :………..

Menyetujui,

Pembimbing Utama

Tim Penguji :

1. Ketua

Dra. Lia Nirawati. M,Si

NIP. 196009241993032001

NIP. 195202071973101001

Drs. Sadjudi, SE, MSi

2. Sekretaris

Pembimbing Pendamping

NIP196805011994032001

Dra. Ety Dwi Susanti, MSi

Dra. Siti Ning Farida. M,Si.

NIP. 196407291990032001

3. Anggota

Dra. Siti Ning Farida. M,Si.

NIP. 196407291990032001

Mengetahui,

DEKAN

(3)

1

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan laporan skripsi ini dengan judul “Variabel-Variabel Yang

Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Kosmetik Lancome

(Studi kasus pada produk kosmetik Lancome di Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya)

Penulis menyadari bahwa penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari

bimbingan, petunjuk serta arahan dari semua pihak. Oleh karena itu penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Lia Nirawati, M.Si selaku

dosen pembimbing utama dan Ibu Dra. Siti Ning Farida, M.Si selaku dosen

pembimbing pendamping yang telah memberikan saran serta pengarahan sehingga

laporan skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan dalam proses penyusunan laporan skripsi ini antara lain:

1. Ibu Hj. Suparwati, M.Si., Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Drs. Sadjudi, S.E., M.Si., Selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Nurhadi, M.Si., Selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(4)

4. Bapak dan Ibu dosen jurusan program studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur.

5. Segenap Staf Lancome dan pelanggan terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang pernah diberikan kepada penulis selama pelaksanaan

penelitian.

6. Kepada ayah, ibu, serta kakak yang selalu memberikan doa dan dukungan

moral maupun materil sehingga dapat terselesaikannya laporan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat

kekurangan oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan

Surabaya, Desember 2010

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 7

2.1.1. Pemasaran ... 7

2.1.1.1. Pengertian Pemasaran ... 7

2.1.1.2. Manajemen Pemasaran ... 8

2.1.1.3. Konsep Pemasaran ... 9

2.1.1.4. Marketing Mix (Bauran Pemasaran) ... 10

2.1.2. Strategi Produk ... 12

2.1.2.1. Pengertian Strategi Produk ... 12

2.1.2.2. Pengertian Produk ... 13

2.1.2.3. Sifat Penyebaran Produk ... 13

2.1.2.4. Pengertian Kualitas Produk ... 14

2.1.2.5. Dimensi Kualitas Produk ... 16

2.1.2.6. Klasifikasi Produk ... 17

2.1.2.7. Kemasan Produk ... 19

2.1.3 Harga ... 19

2.1.3.1. Pengertian Harga ... 19

2.1.3.2. Tujuan Penetapan Harga ... 20

(6)

2.1.3.3. Sasaran Penetapan Harga ... 21

2.1.3.4. Metode Penetapan Harga ... 22

2.1.3.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga .. 23

2.1.4. Promosi ... 25

2.1.4.1. Pengertian Promosi ... 25

2.1.4.2. Tujuan Promosi ... 26

2.1.4.3. Macam-macam Promosi ... 27

2.1.4.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Promosi 29 2.1.5. Fasilitas ... 30

2.1.6. Distribusi ... 32

2.1.6.1. Pengertian saluran distribusi ... 32

2.1.6.2. Fungsi-fungsi distribusi ... 33

2.1.7. Keputusan pembelian ... 34

2.1.7.1. Pengertian Keputusan pembelian ... 34

2.1.7.2. Faktor-faktor Keputusan pembelian ... 35

2.1.7.3. Macam-macam situasi pembelian ... 37

2.1.8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli ... 38

2.1.8.1. Produk yang Mempengaruhi Keputusan Membeli ... 39

2.1.8.2. Harga yang Mempengaruhi Keputusan Membeli ... … 39

2.1.8.3. Promosi yang Mempengaruhi Keputusan Membeli ... …….. 40

2.1.8.4. Distribusi yang Mempengaruhi Keputusan Membeli ... 40

2.2. Kerangka Berpikir ... 41

2.3. Hipotesis ... 43

(7)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 44

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 47

3.2.1. Populasi ... 47

3.2.2. Sampel ... 48

3.2.3. Teknik Penarikan Sampel ... 48

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.3.1. Jenis Data ... 49

3.3.2. Sumber Data ... 49

3.3.3. Pengumpulan Data ... 49

3.4. Metode Analisis Data Pengujian dan Hipotesis ... 50

3.4.1. Teknik analisa data ... 50

3.4.2. Uji Validitas ... 50

3.4.3. Uji Reliabilitas ... 51

3.4.4. Asumsi Klasik ... 52

3.4.5. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda ... 54

3.4.6. Pengujian Hipotesis ... 55

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 59

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 59

4.1.2 Lokasi Perusahaan ... 60

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan ... 60

4.1.4 Tujuan Perusahaan ... 61

4.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan ... 62

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 66

4.2.1 Analisa Deskripsi Karakteristik Responden ... 66

4.2.2 Deskripsi Variabel Produk (X1) ... 68

4.2.3 Deskripsi Variabel Harga (X2) ... 70

4.2.4 Deskripsi Variabel Promosi (X3) ... 72

4.2.5 Deskripsi Variabel Distribusi (X4) ... 73

4.2.6 Deskripsi Variabel Keputusan Membeli (Y) ... 74

(8)

4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 77

4.3.1 Uji Validitas ... 77

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 78

4.4. Uji Asumsi Klasik ... 79

4.4.1 Multikolinieritas ... 79

4.4.2 Heterokedastisitas ... 80

4.4.3 Autokorelasi ... 81

4.5. Hasil Pengujian Hipotesis ... 82

4.5.1 Uji Hipotesis Secara Simultan ... 84

4.5.2 Uji Hipotesis Secara Parsial ... 86

4.5.3 Pembahasan ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

5.1. Kesimpulan ... 94

5.2. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 41

Gambar 3.1 Kurva Distribusi F ... 56

Gambar 3.2 Kurva Distribusi t ... 57

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Lancome di Surabaya ... 65

Gambar 4.2 Pengujian Autokorelasi ... 82

Gambar 4.3 Distribusi Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis ... 85

Gambar 4.4 Kurva Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Faktor Produk (X1) ... 87

Gambar 4.5 Kurva Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Faktor Harga (X2) ... 88

Gambar 4.6 Kurva Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Faktor Promosi (X3) ... 89

Gambar 4.7 Kurva Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Distribusi (X4) 91

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Variabel Produk (X1) ... 66

Tabel 4.2 Variabel Harga (X2) ... 67

Tabel 4.3 Variabel Promosi (X3) ... 68

Tabel 4.4 Variabel Distribusi (X4) ... 68

Tabel 4.5 Variabel Keputusan Membeli (Y) ... 70

Tabel 4.6 Uji Validitas ... 72

Tabel 4.7 Uji Reliabilitas ... 73

Tabel 4.8 Nilai Variance Inflation Variabel Bebas ... 75

Tabel 4.9 Tes Heterokedastisitas dengan Korelasi Spearman Korelasi ... 78

(11)

Oleh :

KARINA AMALIA RIFQI

ABSTRAKSI

Keadaan ekonomi yang semakin komplek sehingga menghendaki

persaingan usaha yang sehat dan tajam, hal tersebut dapat menimbulkan

pemikiran baru bagi perusahaan. Kesuksesan dalam pemasaran akan mendapat

keuntungan bagi perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan. Untuk itu

perusahaan harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan

konsumen dalam memilih produk sehingga menimbulkan suatu kepuasan diri

konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara produk,

harga, promosi. dan distribusi terhadap keputusan pembelian dalam membeli

produk kosmetik

Lancome.

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli dan

menggunakan produk

Lancome

di Matahari Department Store Tunjungan Plaza

Surabaya yang berjumlah 130 orang.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen yang

membeli dan menggunakan produk

Lancome

di Matahari Departemen store

Tunjungan Plaza Surabaya sebanyak 98 responden. Sedangkan sumber data dalam

penelitian ini berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 98 member

Lancome

di jl. Basuki Rachmat 8-12 Surabaya. Data yang diperoleh dianalisis

dengan menggunakan Uji Regresi Linier Berganda yang menggunakan alat bantu

komputer dengan program SPSS 13.0.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis I yang

menyatakan bahwa produk, harga, promosi dan distribusi secara simultan

berpengaruh terhadap keputusan pembelian dalam membeli produk

Lancome

teruji kebenarannya, hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai F

hitung

(28,565) >

F

tabel

(2,469) dan hipotesis II yang menyatakan bahwa produk, harga, promosi dan

distribusi secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian dalam

membeli produk

Lancome

teruji kebenarannya. Hal ini ditunjukkan dengan

besarnya nilai t

hitung

yaitu untuk variabel produk (X

1

), diperoleh nilai t

hitung

(5,829) > t

tabel

(1,985), untuk variabel harga (X

2

), diperoleh nilai t

hitung

(1,970) <

t

tabel

(1,985), untuk variabel promosi (X

3

) diperoleh nilai t

hitung

(3,597) > t

tabel

(1,985) dan variabel distribusi (x

4

) diperoleh nilai t

hitung

(0,944) > t

tabel

(1,985).

(12)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keadaan ekonomi semakin komplek sehingga menghendaki persaingan

usaha yang sehat dan tajam. Persaingan usaha dapat menimbulkan pemikiran baru

bagi perusahaan untuk menempatkan posisinya di pasaran. Aktivitas pemasaran

memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Penggunaan

konsep pemasaran yang baik bagi produsen untuk konsumen dengan tujuan

meningkatkan hasil penjualan produk.

Kesuksesan dalam pemasaran akan mendapat keuntungan bagi perusahaan

untuk meningkatkan volume penjualan, maka perusahaan perlu memperluas

daerah pemasarannya sehingga usaha perusahaan semakin menguntungkan dan

perusahaan tersebut semakin besar. Perkembangan ini mengakibatkan tumbuhnya

perusahaan-perusahaan dengan produk yang sejenis, sehingga akan meningkatkan

persaingan dalam merebutkan pasar. Untuk itu perusahaan perlu suatu cara atau

strategi yang tepat, agar dapat tercapai suatu penjualan. Di dalam persaingan

bisnis sangat penting diperkirakan hal-hal yang akan terjadi di masa depan sebagai

dasar untuk pengambilan keputusan.

Perusahaan-perusahaan yang jenis produknya sama saling mengungguli dan

saling mengembangkan hasil produknya dengan harapan dapat memberikan

kepuasan kepada konsumen dengan kata lain saling bersaing untuk merebut

konsumen. Untuk menghadapi keadaan yang demikian ini, maka tidak ada jalan

(13)

keberhasilan perusahaan dalam memperoleh pendapatan dan laba dari penjualan

produknya, sehingga dapat dikatakan bahwa kelangsungan hidup perusahaan

tergantung pada kebijakan strategi pemasaran yang ditetapkan oleh perusahaan.

Selain kebijakan strategi pemasaran, sumber daya yang dimiliki dikerahkan untuk

dapat mencapai sasaran atau target yang ditentukan oleh manajemen setelah

pangsa pasar didapat, dengan demikian tujuan dan sasaran perusahaan dapat

tercapai.

Agar berhasil dalam pemasaran produknya dan dapat bersaing dengan

produk pesaing, perusahaan melaksanakan teknik-teknik ataupun kiat-kiat

pemasaran yang baik dalam penetapan harga, pelaksanaan promosi, diversifikasi

produk maupun penyaluran distribusi. Selain itu juga ditunjang dengan

memberikan mutu pelayanan dan fasilitas yang baik guna memuaskan kebutuhan

dan keinginan konsumen. Perusahaan tersebut dapat dikatakan sukses apabila

perusahaan dapat mempertahankan pelanggan atau konsumennya juga dapat

menarik konsumen pesaingnya agar tujuan tersebut dapat tercapai maka setiap

perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang yang

diinginkan konsumen dengan harga yang pantas, produk yang baik, pelayanan

yang menyenangkan dan fasilitas-fasilitas yang menunjang lainnya.

Kunci dalam meraih tujuan perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan

keinginan konsumen serta memberi kepuasan secara lebih daripada yang

diberikan oleh pesaingnya. Konsep ini sering disebut konsep pemasaran yang

menitikberatkan pada kebutuhan konsumen dengan sebaik-baiknya sehingga

(14)

ini perusahaan menambah kepuasan konsumen serta memperoleh keuntungan.

Mengingat begitu pentingnya pemahaman kebutuhan dan keinginan konsumen

serta tujuan perusahaan dapat tercapai sebelum rencana pemasaran dikembangkan

perlu diadakan pemahaman pasar terlebih dahulu terhadap pasar konsumen

mengenai perilaku konsumen. Dengan memahami perilaku konsumen pada pasar

sasarannya, maka kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai lembaga yang

berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan sangat tergantung pada perilaku

konsumennya sehingga dapat menimbulkan suatu kepuasan, dimana dapat

mendorong konsumen selalu menggunakan atau melakukan pembelian. Selain itu

dapat juga menambah langganan baru sehingga dapat meningkatkan pembelian

terhadap produk yang ditawarkan.

Proses pembelian dimulai saat pembeli atau calon pembeli mengenali

produk yang ditawarkan. Kebutuhan yang timbul sebagai hasil dan keinginan atau

kebutuhan yang belum terpuaskan, sehingga konsumen mulai mencari informasi

yang lebih banyak lagi. Setelah informasi diperoleh maka konsumen siap untuk

memutuskan melakukan pembelian terhadap produk yang disukai. Dan tahap

akhir dari proses pembelian adalah perilaku setelah membeli produk yang

ditawarkan. Konsumen yang mengalami tingkat kepuasan, kemungkinan besar

akan membeli produk tersebut pada waktu berikutnya atau yang disebut dengan

loyalitas konsumen dan akan menyampaikan hal-hal yang baik mengenai suatu

produk yang dipakainya kepada orang lain.

Disisi lain dengan meningkatnya aktivitas kehidupan serta pendapatan

(15)

akan mempengaruhi pola kehidupan masyarakat modern yang dinamis, menuntut

setiap anggota masyarakat untuk senantiasa aktif mengikuti segala perubahan

yang terjadi.

Keinginan untuk tampil sebagai anggota masyarakat modern melalui

penampilan fisik membuat kebutuhan manusia akan kosmetik meningkat.

Kosmetik berasal dari bahasa latin kosmetikos yang mempunyai arti keterampilan

berhias yang telah dikenal manusia sejak dahulu, baik untuk tujuan mempercantik

diri, melindungi kulit dari cuaca dan serangga ataupun untuk tujuan-tujuan lain.

Lancome merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang kosmetik yang menjual produk perawatan kulit alami, berkualitas tinggi melalui

sales force independent (system penjualan langsung), diluar lingkungan retail

pada umumnya. Di dalam penjualannya Lancome menggunakan penjualan langsung yang memungkinkan konsumen untuk mendapatkan saran dan inspirasi

dari orang yang mereka kenal dan percaya. Membeli secara langsung adalah

nyaman dan terpercaya. Produk Lancome diciptakan dari saripati alam Prancis yang kondisi iklimnya berbeda dengan kondisi iklim Indonesia (tropis).

Dengan begitu maka perusahaan perlu memahami perilaku konsumen dalam

menciptakan suatu produknya untuk menimbulkan suatu kepuasan konsumen.

Dan untuk memenuhi hal tersebut perusahaan harus mampu melakukan strategi

pemasaran yang tepat. Untuk itulah perusahaan harus mengetahui faktor apa saja

yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih produk sehingga menimbulkan

suatu kepuasan pada diri konsumen yang akan berakibat konsumen akan loyal

(16)

dan distribusi dengan keputusan konsumen di mana konsumen yang dimaksud

adalah member kosmetik Lancome.

Berdasarkan dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan

konsumen dalam pembelian kosmetik Lancome (Study kasus pada produk

kosmetik Lancome di Matahari Departemen Store Tunjungan Plaza

Surabaya)”

1.2. Perumusan Masalah

a. Apakah terdapat pengaruh secara simultan antara harga, produk, promosi

dan distribusi terhadap keputusan pembelian pada produk kosmetik

Lancome ?

b. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara harga, produk, promosi

dan distribusi terhadap keputusan pembelian pada produk kosmetik

Lancome ?

1.3. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan antara

harga, produk, promosi dan distribusi terhadap keputusan pembelian

pada produk kosmetik Lancome ?

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial antara

harga, produk, promosi dan distribusi terhadap keputusan pembelian

(17)

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai

berikut :

a. Bagi Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi

pihak perusahaan untuk mengetahui faktor dominan yang menjadi

pertimbangan akan dapat senantiasa menyusun strategi dalam rangka

memenuhi harapan konsumen.

b. Bagi Praktis

Diharapkan dapat digunakan untuk kepentingan ilmiah, dan referensi

kepustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim, khususnya

dibidang pemasaran yang berkaitan dengan keputusan pembelian dan dapat

(18)

7

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pemasaran

2.1.1.1. Pengertian Pemasaran

Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Jumlah

penduduk yang sangat besar membawa berbagai implikasi penting bagi kehidupan

sosial ekonomi masyarakat. Salah satu implikasi penting tersebut adalah

kebutuhan pangan yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan konsumsi

penduduk. Selain bahan pangan, penduduk juga mengkonsumsi barang non

pangan maupun jasa. Dengan banyaknya barang maupun jasa yang dikonsumsi

oleh penduduk menjadikan Indonesia sebagai pasar potensial bagi

perusahaan-perusahaan internasional.

Saat ini banyak berbagai jenis barang dan jasa dengan ratusan merek

membanjiri pasar Indonesia. Persaingan merek setiap produk akan semakin tajam

dalam merebut konsumen. Bagi konsumen, pasar menyediakan berbagai pilihan

produk yang banyak, dengan demikian membuat konsumen bebas memilih produk

dengan merek yang akan dibelinya. Keputusan membeli ada pada diri konsumen.

Konsumen akan menggunakan berbagai kriteria dalam membeli produk dan

merek tertentu. Diantaranya adalah konsumen akan membeli produk yang sesuai

kebutuhan, selera dan daya belinya. Konsumen tentu akan memilih produk yang

(19)

harus memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dan mempelajari bagaimana

konsumen berperilaku. Setelah produsen memahami keinginan dan kebutuhan

serta mengetahui bagaimana konsumen berperilaku, produsen dapat merancang

sistem pemasaran yang baik sehingga barang dan jasa dapat digunakan.

Adapun definisi pemasaran menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

1. Kotler (2003 : 9) Pemasaran merupakan salah satu fungsi organisasi yang

berperan memusatkan organisasi dalam hubungannya dengan pasar. Kegiatan

tersebut diupayakan untuk memberikan kepuasan bagi kebutuhan dan

keinginan konsumen melalui produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

2. Stanton (2001 : 5) Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan

kebutuhan dan kegiatan konsumen saat ini maupun konsumen potensial.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah

keseluruhan kegiatan bisnis yang dilakukan untuk merencanakan, menentukan

harga, mempromosikan serta menyalurkan barang dan jasa yang bertujuan untuk

menentukan kebutuhan konsumen.

2.1.1.2. Manajemen Pemasaran

Supaya kegiatan pemasaran dapat berjalan sesuai dengan tujuannya maka

diperlukan adanya kegiatan manajemen atau manajerial. Kegiatan manajerial yang

utama meliputi :

1. Perencanaan

(20)

3. Koordinasi kerja

4. Pengawasan

Kegiatan pemasaran yang direncanakan dengan baik, diorganisasikan,

dikoordinasikan serta diawasi akan membuahkan hasil yang memuaskan.

Kegiatan pemasaran yang seperti itulah yang disebut sebagai kegiatan manajemen

pemasaran, menurut Indriyo (1999 : 2-3). Proses pertukaran memerlukan banyak

tenaga dan keterampilan. Manajemen pemasaran terjadi bila setidaknya satu pihak

dalam pertukaran potensial memikirkan sasaran dan cara mendapatkan respon

yang diharapkan dari pihak lain. Hal tersebut sesuai dengan definisi yang

dirumuskan oleh American Marketing Association dalam buku manajemen

pemasaran (Kotler et.al. 2000:16) yaitu: Manajemen pemasaran adalah proses

perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, harga, promosi, dan distribusi barang, jasa

dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang

memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.

Definisi ini menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang

mencakup analisis, perencanaan, implementasi, pengendalian; juga mencakup

barang, jasa dan gagasan; berdasarkan pertukaran; dan tujuannya adalah

memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terkait.

2.1.1.3. Konsep Pemasaran

Menurut Kotler (2000 : 19), konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci

untuk mencapai tujuan perusahaan adalah menjadi lebih efektif daripada para

pesaing dalam menciptakan, menghantarkan, dan mengkonsumsikan nilai

(21)

Konsep pemasaran terdiri atas empat pilar : pasar sasaran, kebutuhan,

pelanggan, pemasaran terpadu dan kemampuan menghasilkan laba. Sedangkan

konsep pemasaran masyarakat menegaskan bahwa tugas organisasi adalah

menentukan kebutuhan, keinginan dan minat dari pasar sasaran dan memberikan

kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing

dengan tetap memelihara atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat konsumen.

2.1.1.4. MarketingMix (Bauran Pemasaran)

Menurut Indriyo (1999 : 110) adalah proses tentang bagaimana pengusaha

dapat mempengaruhi konsumen agar para konsumen tersebut menjadi tahu,

senang, lalu membeli produk yang ditawarkan dan akhirnya konsumen menjadi

puas, sehingga konsumen akan selalu membeli produk perusahaan. Alat atau

senjata bagi produsen untuk mempengaruhi konsumen terdiri dari 4 macam, yaitu:

1. Produk (Product)

2. Harga (Price)

3. Promosi (Promotion)

4. Distribusi (Placement)

Senjata atau alat pemasaran tersebut biasanya dipadukan sedemikian rupa

oleh pengusaha, baik secara partial maupun secara bersama-sama akan dapat

mempengaruhi konsumen untuk menjadi tertarik, senang, kemudian membeli dan

akhirnya merasa puas akan produk yang dipasarkan itu. Perpaduan dari alat atau

sarana-sarana tersebut disebut sebagai Bauran Pemasaran atau Marketing Mix.

(22)

dipilih. Keempat kelompok variabel yang terdapat dalam peran pemasaran dikenal

dengan 4P yaitu :

1. Produk (Product)

Produk merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan

kepada konsumen, yang meliputi ciri dan wujud produk, kemasan, merek dan

kebijaksanaan pelanggannya. Yang mana produk tersebut harus ditawarkan

kepada orang yang tepat.

2. Harga (Price)

Sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan produk.

Pihak manajemen harus dapat menentukan harga, kemudian menentukan

kebijaksanaan yang berhubungan dengan harga. Masalah kebijaksanaan harga

turut menentukan keberhasilan pemasaran produk.

3. Promosi (Promotion)

Adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menonjolkan

keistimewaan produknya sehingga sampai ke tangan konsumen, dengan adanya

promosi diharapkan akan meningkatkan penjualan produk.

4. Distribusi (Placement)

Adalah menyangkut usaha produsen untuk menyalurkan produk sehingga

sampai ke tangan konsumen. Hal ini berhubungan dengan bagaimana cara

penyampaian produk kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis untuk

(23)

2.1.2. Strategi Produk

2.1.2.1. Pengertian Strategi Produk

Strategi produk merupakan salah satu variabel penting dalam pemasaran

(Marketing Mix). Menurut Indriyo (1999 : 175) Strategi Produk adalah suatu

strategi yang dilaksanakan oleh perusahaan yang berkaitan dengan produk yang

dipasarkannya. Selain berhubungan dengan produk yang dipasarkan, strategi

produk berhubungan pula dengan hal atau atribut lain yang melekat pada produk

tersebut, misalnya bungkus, merek, label dan sebagainya.

Produk yang dipasarkan hendaknya produk yang sesuai dengan kebutuhan

dan keinginan konsumen, sehingga dengan demikian konsumen akan merasa puas.

Hanya dengan keputusan konsumen itulah perusahaan akan mendapatkan

keuntungan sebaliknya apabila konsumen tidak merasa puas terhadap produk yang

dibelinya maka mereka akan meninggalkan perusahaan. Jadi keputusan konsumen

harus menjadi dasar bagi perancangan strategi produk. Setiap produk baik yang

berwujud maupun yang tidak berwujud , memiliki sifat atau ciri khas yang

kompleks baik yang dapat diraba atau kasat mata maupun yang tidak dapat diraba

atau tidak kasat mata. Sifat-sifat inilah yang disebut atribut produk. Atribut suatu

produk dapat meliputi berbagai macam sifat atau ciri antara lain : bentuk atau

desain produk, warna, bungkus, merek, label, prestise perusahaan, pelayanan

perusahaan dan sebagainya yang diberikan oleh penjual kepada pembeli untuk

memberikan kepuasan terhadap kebutuhan serta keinginannya.

Strategi produk yang dilaksanakan oleh perusahaan harus selalu dievaluasi

(24)

keinginan konsumen yang mana keinginan dengan selera ini akan selalu

mengalami pergeseran serta perkembangan.

2.1.2.2. Pengertian Produk

Pengertian Produk tidak dapat dilepaskan dengan kebutuhan atau need,

karena produk merupakan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan manusia.

Produk menurut Indriyo (1999 : 177) sebagai segala sesuatu yang dapat

memenuhi kebutuhan manusia atau organisasi. Menurut Philip Kotler (2000 : 52)

produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk

memenuhi kebutuhan maupun keinginan.

Produk yang diharapkan oleh produsen akan mampu memenuhi kebutuhan

manusia, ada yang berhasil akan tetapi tidak jarang pula mengalami kegagalan.

Produk yang berhasil berarti produk yang dapat benar-benar memenuhi kebutuhan

dan keinginan konsumen, keberhasilan suatu produk tersebut tentu saja jangan

hanya diukur dari kemampuan produk itu untuk memenuhi kebutuhan sejumlah

kecil manusia saja, akan tetapi haruslah diukur dari keberhasilannya memenuhi

kebutuhan manusia yang sangat luas.

2.1.2.3. Sifat Penyebaran Produk

Menurut Kotler (2000 : 25) Sifat penyebaran produk merupakan barang

-barang yang memerlukan penyebaran yang luas biasanya adalah -barang--barang

kebutuhan umum, per unit rendah, ringan dan pembelian relatif kecil. Misalnya :

(25)

Sedangkan untuk barang-barang seperti di atas cenderung menggunakan

saluran distribusi yang panjang. Barang-barang yang tidak memerlukan

penyebaran luas, misalnya : traktor, truk, dan lain-lain cenderung menggunakan

saluran distribusi yang pendek.

2.1.2.4. Pengertian Kualitas Produk

Sudut pandang yang digunakan untuk melihat kualitas produk adalah

menilai baik buruknya kualitas suatu produk berdasarkan persepsi konsumen.

Suatu produk dikatakan berkualitas jika memenuhi kebutuhan dan keinginan

pembeli. Kualitas ditentukan oleh konsumen dan pengalaman mereka terhadap

produk.

Menurut Kotler dan Armstrong (2001 : 257) kualitas produk adalah

kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya seperti keawetan,

kemudahan dipergunakan, dan diperbaiki serta atribut-atribut lain yang bernilai.

Menurut American Society for Quality Control yang dikutip oleh Lupiyoadi (2001 : 144) kualitas produk adalah keseluruhan ciri-ciri dan spesifikasi. Terdapat

tiga orientasi kualitas yang seharusnya konsisten satu dengan yang lainnya, yaitu

persepsi konsumen, produk dan proses.

Hubungan antara kualitas dan keuntungan jangka panjang terlihat dalam dua

hal, yaitu :

a. Faktor keuntungan eksternal yang diperoleh dari kepuasan konsumen.

Keuntungan eksternal yang dimaksud dapat diimplikasikan dalam proses

(26)

perusahaan dapat menciptakan suatu persepsi positif dari para konsumen

terhadap perusahaan dan menghasilkan suatu kepuasan serta loyalitas.

b. Faktor keuntungan internal yang diperoleh dari adanya perbaikan

efisiensi produk. Keuntungan internal yang dimaksud tampak bersamaan

diperolehnya keuntungan eksternal. Dimana fokus perusahaan pada

kualitas dapat membawa nilai positif internal perusahaan dalam proses

peningkatan.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa kualitas suatu produk tergantung pada kemampuan produk

tersebut dapat memberikan kepuasan sesuai dengan kebutuhan memenuhi harapan

konsumen sehingga konsumen menjadi loyal terhadap produk tersebut.

Tingkatan yang menentukan kualitas produk secara keseluruhan

dikemukakan oleh Tjiptono (2002 : 96-97) ada lima tingkatan produk, yaitu :

1. Produk Utama (Core Benefit) yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan

dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.

2. Produk Generic (Basic Product) yaitu produk dasar yang mampu

memenuhi fungsi produk yang paling dasar. Produk dasar atau generic

merupakan manfaat dasar yang sesungguhnya didalam mengkonsumsi

suatu produk. Pemasar harus memandang dirinya sendiri sebagai pemberi

manfaat.

3. Produk Harapan (Expected Product) yaitu produk yang ditawarkan

dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal atau layak

(27)

4. Produk pelengkap (Augmented Product) yakni berbagai produk yang

dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat

memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk

pesaing.

5. Produk Potensial (Potential Product) yaitu segala macam tambahan dan

perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa

mendatang, seperti ukuran dan bentuk yang berbeda-beda.

2.1.2.5. Dimensi Kualitas Produk

Dalam merencanakan suatu produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan ke

konsumen, perencanaan produk harus memperhatikan dimensi kualitas produk.

Melalui dimensi atau unsur-unsur tersebut dapat diketahui tingkatan produk mana

yang lebih disukai oleh konsumen. Dengan memperhatikan dimensi kualitas

produk, diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.

Spesifikasi dari dimensi kualitas produk menurut Lupiyoadi (2001 : 145)

terdiri dari beberapa aspek yaitu :

a. Kinerja (performance)

Kinerja disini menunjuk pada karakter atau ciri-ciri dari produk yang meliputi

merek, atribut-atribut yang dapat diukur, dan aspek-aspek kinerja individu

(apakah kualitas produk menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau

apakah pelayanan yang diberikan secara benar atau tidak).

b. Keragaman Produk (feature)

Feature suatu produk biasanya diukur oleh masing-masing individu (dalam hal ini konsumen). Konsumen sering tertarik pada kemampuan atau keistimewaan

(28)

c. Keandalan (Reliability)

Keandalan suatu produk yang menandakan tingkat kualitas sangat berarti bagi

konsumen dalam memilih produk. Hal ini semakin penting mengingat,

besarnya biaya penggantian dan pemeliharaan yang harus dikeluarkan apabila

produk yang dianggap mengalami kerusakan.

d. Daya tahan (Durability)

Ukuran ketahanan suatu produk meliputi segi ekonomis maupun teknis. Secara

teknis, ketahanan suatu produk didefinisikan sebagai sejumlah kegunaan yang

diperoleh seseorang sebelum mengalami penurunan kualitas. Secara ekonomis,

ketahanan diartikan sebagai usia ekonomis suatu produk dilihat melalui jumlah

kegunaan yang diperoleh sebelum terjadi kerusakan dan keputusan untuk

mengganti produk.

e. Estetika (aesthetic)

Estetika suatu produk dilihat melalui bagaimana suatu produk terdengar oleh

konsumen, bagaimana tampak luar suatu produk, rasa maupun bau, jadi

estetika jelas merupakan penilaian yang dirasakan oleh konsumen.

f. Kualitas yang Dipersepsikan (perceived quality)

Konsumen tidak selalu memiliki informasi yang lengkap mengenai

atribut-atribut produk atau jasa. Namun demikian, biasanya konsumen memiliki

informasi tentang produk secara tidak langsung, misalnya melalui merek, nama

dan negara produsen.

2.1.2.6. Klasifikasi Produk

Klasifikasi produk menurut Kotler (1999 : 54-56) mendasarkan pada

(29)

1. Daya Tahan dan Wujud

Daya tahan dan wujud dapat diklarifikasikan dalam 3 kelompok yaitu:

a. Barang yang terpakai habis (non durable goods) yaitu barang yang

berwujud yang habis dalam satu atau beberapa kali penggunaan.

b. Barang tahan lama (durable goods) yaitu barang berwujud yang habis

digunakan banyak kali.

c. Jasa (service) bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan mudah

habis.

2. Klasifikasi Barang Konsumsi

Konsumen dalam membeli barang dapat diklasifikasikan berdasarkan

kebiasaan berbelanja, yaitu :

a. Convenience Goods adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli konsumen, segera dan dengan usaha minimum. Contohnya meliputi produk

tembakau, sabun dan surat kabar.

Convenience Goods dapat dibagi menjadi :

1. Staples adalah barang yang dibeli konsumen, misalnya seseorang membeli secara rutin membeli produk tertentu.

2. Impulse goods, dibeli berdasarkan keinginan seketika tanpa perencanaan atau usaha pencarian.

3. Emergency goods, dibeli saat kebutuhan itu mendesak contohnya payung di musim hujan.

4. Shopping goods, adalah barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga dan gaya dalam

(30)

b. Specially Goods adalah barang-barang dengan karakteristik unik dan atau identifikasi merek yang umumnya sekelompok pembeli yang cukup besar

tersedia senantiasa melakukan usaha khusus untuk membelinya.

c. Unsought Goods adalah barang-barang yang tidak diketahui atau diketahui konsumen namun secara normal konsumen tidak berpikir untuk

membelinya.

2.1.2.7. Kemasan Produk

Menurut Siswanto Sutojo (1999 : 45) kemasan adalah wadah dan

pembungkus produk. Tapi pada dewasa ini kemasan tidak hanya berfungsi sebagai

pelindung produk dalam pengangkutan dan penyimpanan saja, melainkan

kemasan dapat menunjang usaha promosi produk dan memperoleh keuntungan.

Sedangkan menurut Philip Kotler (1999 : 118-119) kemasan adalah segala

kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus suatu produk. Dengan

wadah, produk diharapkan dapat terhindar dari pengotoran, penyusutan,

kerusakan, penguapan atau berbagai macam penurunan mutu dan kualitas lain.

Selain itu kemasan juga dapat menyebabkan perusahaan lain sulit untuk meniru

atau memalsukan produk.

2.1.3. Harga

2.1.3.1. Pengertian Harga

Harga memainkan peranan penting dalam proses bauran pemasaran, karena

harga terkait langsung nantinya dengan revenue yang diterima oleh perusahaan.

(31)

Menurut William J. Stanton yang dikutip oleh Marius P. Angipora (2002 :

268) harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh kombinasi

sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya.

Menurut Swastha (2000 : 47) harga adalah jumlah uang (kemungkinan

ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah

kombinasi dari barang beserta pelayanannya.

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2000 : 43) harga adalah sejumlah

uang yang dibedakan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang

ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan

produk atau jasa tersebut.

Dengan adanya faktor di atas menyebabkan produsen harus memperhatikan

dan memperhitungkan pengaruh tersebut di dalam penetapan kebijaksanaan harga

yang akan ditempuh sehingga dapat memenuhi harapan produsen untuk dapat

bersaing dan mempengaruhi konsumen.

2.1.3.2. Tujuan Penetapan Harga

Anggaran tujuan dari penetapan harga menurut Marius P. Angipora (2002:

271) antara lain :

a. Mendapatkan laba maksimum

Hal ini dapat dicapai dengan cara perusahaan menetapkan harga dengan

memperhatikan total, hasil penerimaan penjualan dengan total biaya. Dengan

begitu diharapkan perusahaan akan memperoleh laba.

b. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian

(32)

setiap barang atau jasa yang dihasilkan mampu mendapatkan pengembalian

atau seluruh nilai investasi yang dilakukan terhadap kegiatan yang dilakukan.

Penetapan tujuan harga tentunya sangat tergantung pada jangka waktu yang

ditentukan atas pengembalian seluruh nilai investasi karena hal itu akan

berpengaruh kepada tingkat harga yang akan ditetapkan, artinya kalau jangka

waktu pengembalian dapat dilakukan untuk jangka pendek, maka tingkat harga

yang akan dikenakan pada setiap produk yang dihasilkan akan tinggi demikian

pula sebaliknya.

c. Mengurangi persaingan

Hal ini dapat dicapai melalui kebijaksanaan harga, dimana penjual

menawarkan produk atau jasa dengan harga yang sama dengan penjual yang

lain.

d. Mempertahankan atau memperbaiki Market Share

Pemilihan dan penetapan tujuan harga ini dengan harapan bahwa tingkat

penjualan atas produk-produk yang dihasilkan akan meningkat bila

dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama dan secara

tidak langsung akan memperbaiki market share yang dimiliki perusahaan

dalam jajaran industri yang sama.

2.1.3.3. Sasaran Penetapan Harga

Penetapan harga mempunyai beberapa sasaran diantaranya :

a. Mempertahankan pasar

b. Memaksimumkan pendapatan dan laba

(33)

d. Mempertahankan pelanggan yang menguntungkan

e. Menarik pelanggan baru dengan mutu pelayanan

Konsumen sangat tergantung pada harga sebagai indikator kualitas sebuah

produk, terutama pada waktu mereka harus membuat keputusan membeli

sedangkan informasi yang dimiliki tidak lengkap (Stanton, 1999: 307).

2.1.3.4. Metode Penetapan Harga

Dalam menentukan harga suatu produk dikenal ada beberapa metode yang

dapat digunakan. Menurut Swastha (2000 : 133) ada empat metode yaitu :

1. Harga yang didasarkan pada biaya dalam bentuk :

a. Cost – Plus Pricing Method (Metode Penambahan Harga)

Dalam metode ini, harga awal per unit ditentukan dengan menghitung

seluruh biaya per unit, ditambah dengan jumlah tertentu untuk menutup laba

yang dikehendaki pada unit tersebut (disebut margin).

b. Mark Up Pricing Method (Metode Kenaikan Harga)

Biasanya metode ini digunakan oleh para pedagang yang dalam menentukan

harga jual suatu produk dilakukan dengan menambahkan harga beli dengan

sejumlah mark-up.

2. Analisa Break Event (Analisa Harga Pokok)

Yaitu penentuan harga jual dengan mempertimbangkan angka permintaan

pasar dengan jumlah biaya yang dikeluarkan.

(34)

BEP =

unit per variabel Biaya

-unit per jual Harga

Tetap Biaya

3. Analisa Marginal

Yaitu metode dengan harga yang ditentukan atas dasar keseimbangan

antara penawaran dan permintaan.

Penentuan harga tidak didasarkan pada biaya, tetapi justru harga yang

menentukan biaya perusahaan. Penjual atau perusahaan dapat menentukan

sama dengan tingkat harga pasar agar dapat ikut bersaing atau dapat juga

ditentukan lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat harga dalam persaingan.

2.1.3.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga

Menurut Rambat Lupiyoadi (2001 : 55) faktor-faktor yang mempengaruhi

harga, antara lain :

1. Keadaan ekonomi

Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku.

Apabila keadaan perekonomian tidak stabil akan mengakibatkan kenaikan

harga-harga apalagi pada saat ini terjadi krisis moneter, dimana terjadi

kenaikan dolar yang mengakibatkan harga barang maupun jasa juga

mengalami kenaikan.

2. Elastisitas Permintaan

Faktor lain yang dapat mempengaruhi penetapan harga adalah sifat

permintaan pasar ini tidak hanya mempengaruhi penetapan harga, tetapi

(35)

a. In-elastis

Jika permintaan itu bersifat in elastis, maka perubahan harga akan

mengakibatkan perubahan yang lebih kecil pada jumlah penjualnya.

b. Elastis

Apabila permintaan bersifat elastis, maka perubahan harga akan

menyebabkan terjadinya perubahan jumlah penjualan dalam

perbandingan yang lebih besar.

3. Struktur Biaya

Biaya merupakan dasar dari penentuan harga, sebab suatu tingkat harga

yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian dan

sebaliknya apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya akan

menghasilkan keuntungan.

4. Tujuan Perusahaan

Penetapan harga suatu barang sering berkaitan dengan tujuan yang ingin

dicapai perusahaan. Setiap perusahaan tidak selalu memiliki tujuan yang

sama dengan perusahaan lain.

Tujuan-tujuan yang ingin dicapai antara lain :

a. Laba yang maksimum

b. Volume penjualan atau jumlah penjualan tertentu

c. Kembalinya modal dalam jangka waktu tertentu

(36)

5. Persaingan

Suatu perusahaan harus mengamati pesaing-pesaingnya agar dapat

menentukan biaya-biaya, harga dan keuntungan perusahaan itu sendiri.

2.1.4. Promosi

2.1.4.1. Pengertian Promosi

Pada masa lampau sebelum perekonomian dunia berkembang, bauran

pemasaran atau marketing mix kurang mendapat perhatian dari para pemasar. Hal

ini disebabkan sangat eratnya hubungan antara produsen dan konsumen, sehingga

produsen tidak mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil produksinya.

Sedangkan saat ini perekonomian telah maju maka unsur-unsur marketing mix yaitu product, price, place dan promotion perlu mendapatkan perhatian. Apabila hal tersebut tidak diperhatikan akan mengakibatkan timbulnya persaingan yang

sangat tajam antara produsen dan konsumen.

Dalam mengatasi tajamnya persaingan ini para produsen menggunakan

sarana untuk meningkatkan konsumen mengenai barang atau jasa yang dihasilkan

melalui promosi, agar konsumen dapat mempertimbangkan barang atau jasa yang

akan dibeli.

Menurut Swastha (2000 : 107) promosi merupakan arus informasi atau

persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi pada

tingkatan yang menciptakan pertukaran pemasaran.

Sedangkan menurut Kotler (2001 : 41) promosi adalah suatu usaha

perusahaan untuk memberitahu, membujuk, mengingatkan konsumen tentang

(37)

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan promosi

merupakan suatu cara untuk memperkenalkan produk serta menyampaikan

informasi guna meyakinkan, mengingatkan, serta mempengaruhi konsumen untuk

melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan.

2.1.4.2. Tujuan Promosi

Promosi sangat penting bagi perusahaan untuk melengkapi strategi

pemasaran. Dengan mengadakan kegiatan promosi perusahaan mengharapkan

untuk dapat meningkatkan volume penjualan.

Menurut Fandy Tjiptono (2004 : 221-222) ada beberapa tujuan promosi,

yaitu :

1. Menginformasikan (informing) dapat berupa :

a. Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru

b. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk

c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar

d. Menjelaskan cara kerja suatu produk

e. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan

f. Meluruskan kesan yang keliru

g. Membangun citra perusahaan

2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk :

a. Membentuk pilihan merek

b. Mengalihkan pilihan ke merek tertentu

c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk

(38)

e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga (sales)

3. Mengingatkan (remanding), dapat terdiri atas :

a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan

dalam waktu dekat

b. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk

perusahaan.

c. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan,

misalnya bila pembeli ingin membeli sabun mandi, diharapkan

ingatan pertamanya adalah merk LUX.

2.1.4.3. Macam-macam Promosi

Pengetahuan tentang promosi perlu dipelajari dan dikembangkan serta

disesuaikan dengan kondisi pasar untuk memilih promosi macam apa yang

diperlukan. Dalam mempergunakan bentuk promosi secara keseluruhan harus

direncanakan, diarahkan, dan dikendalikan dengan baik. Sebaiknya apabila

kegiatan promosi tidak dilakukan dengan baik dan terarah akan merupakan

sumber pemborosan perusahaan.

Kegiatan promosi ada 4 menurut Indriyo (1999 : 237:241), antara lain :

a. Iklan (advertensi)

Advertensi merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya advertensi dapat dilakukan lewat surat kabar, radio, majalah, bioskop, televisi ataupun dalam bentuk poster-poster yang dipasang di pinggir

jalan atau tempat-tempat yang strategis. Dengan membaca atau melihat

(39)

terpengaruh lalu tertarik untuk membeli produk tersebut. Dalam hal periklanan

ini yang perlu diperhatikan adalah pemilihan media atau mass media yang akan

digunakan harus sesuai dengan kebiasaan dari para konsumen.

b. Penjualan Pribadi (Personal Selling)

Menurut Swastha (2000 : 352) personal selling adalah interaksi antara

individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan,

memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang

saling menguntungkan bagi pihak lain.

Menurut Indriyo (1999 : 240), personal selling merupakan kegiatan

perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan para calon

konsumennya.

Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa

personal selling adalah komunikasi secara individual yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan seluruh usaha pemasaran pada umumnya, yaitu

meningkatkan penjualan yang dapat menghasilkan laba dengan menawarkan

kebutuhan yang memuaskan konsumen.

c. Publisitas (publicity)

Menurut Swastha (2000 : 360) publisitas adalah sejumlah informasi

tentang seseorang, barang atau organisasi yang disebarluaskan kepada

masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya atau tanpa pengawasan dari

sponsor.

Sedangkan menurut Kotler (2000 : 151) publisitas adalah pendorong

(40)

menggunakan berita di dalam media massa dan tidak dibebani biaya secara

langsung.

Dari pendapat para ahli di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa

publisitas sejumlah informasi tentang suatu barang atau jasa yang

disebarluaskan kepada masyarakat melalui media tanpa pengawasan dari

sponsor dengan tujuan untuk mempromosikan merek, produk, tempat atau ide.

d. Promosi Penjualan (sales promotion)

Perusahaan menggunakan sarana promosi penjualan untuk menciptakan

tanggapan yang lebih kuat dan lebih cepat, jadi pengertian promosi penjualan

menurut swastha (2000 : 362) adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain

periklanan, personal selling, publisitas yang mendorong aktivitas pembelian

oleh konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat peraga, pameran dan

lain sebagainya.

2.1.4.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Promosi

Menurut Swastha (2000:335) ada empat faktor yang mempengaruhi

promosi, yaitu :

1. Sifat Pasaran (nature of the market)

Keadaan pasar, ini menyangkut daerah geografis pasaran produk dan juga

calon konsumen yang dituju.

2. Sifat Produk (nature of the product)

Keadaan produk ini menyangkut apakah produk ditujukan untuk konsumen

akhir atau sebagai bahan industri atau produk pertanian, lain produk maka lain

(41)

3. Daur Hidup Produk (stage of the product’s life cycle)

Pada tingkat masa siklus kehidupan produk sudah dicapai, akan mempengaruhi

promosi yang digunakan, misalnya pada tahap introduksi maka promosi

ditujukan untuk mendidik, mengarahkan konsumen pada produk baru, apa

istimewanya produk baru tersebut, kenapa produk penting untuk dibeli dan

sebagainya. Di sini penting penggunaan personal selling, juga pameran atau

show. Pada tahap growth, promosi ditujukan agar konsumen lebih memilih

merek yang makin populer, teknik utama lebih cocok advertising. Pada tahap

maturity, advertising lebih menekankan keunggulan produk, agar konsumen tidak mengarah pada decline. Dan pada tahap decline, situasi pasar sudah lesu,

maka semua teknik promosi dikurangi, kecuali jika masih ada harapan untuk

bangkit.

4. Dana yang Tersedia (funds available)

Dana yang tersedia merupakan faktor yang menentukan, karena program

periklanan tidak akan berhasil apabila dana sangat terbatas, biasanya lebih

menyukai cara personal selling, pameran dalam rumah tokonya atau bekerja

dengan sesama perusahaan.

2.1.5. Fasilitas

Fasilitas merupakan hal yang sangat penting dalam perkembangan

perusahaan untuk masa yang akan datang, dimana fasilitas adalah sarana dan

prasarana yang disediakan untuk dipakai atau dipergunakan serta dinikmati oleh

konsumen, sebab dengan fasilitas yang baik dapat menimbulkan suatu tingkat

(42)

untuk selalu berhubungan dan melakukan pembelian terhadap barang atau jasa

tiap kali konsumen membutuhkannya.

Fasilitas menurut Richard F. Gerson (2004 : 21) secara umum adalah segala

sesuatu yang sengaja disediakan untuk dipakai atau dipergunakan serta dinikmati

konsumen baik biaya tambahan atau tidak, agar konsumen mendapatkan

kemudahan, keamanan, kenyamanan.

Jadi fasilitas adalah segala sesuatu yang sengaja disediakan untuk dapat

dinikmati agar memberikan kemudahan, keamanan, dan kenyamanan pada

konsumen. Fasilitas berorientasi pada keputusan dan selera konsumen, maka

penyediaan fasilitas harus diperhatikan agar tidak mengecewakan dan beralih ke

perusahaan lain. Ada beberapa fasilitas-fasilitas pendukung operasinya antara lain:

a. Fasilitas ruangan yang terdiri dari ruang-ruang :

1. Pelayanan yang cukup aman dan tertib, seperti : meja, layanan, dan loket

pembayaran serta memberikan rasa aman dan nyaman dengan ketenangan.

2. Informasi, dilengkapi dengan bahan-bahan yang penting secara umum ingin

diketahui oleh orang-orang yang berkepentingan.

3. Ruang tunggu, dilengkapi dengan penerangan yang cukup untuk dapat

membaca, tempat duduk, meja kecil, pendingin ruangan (AC atau kipas

angin) asbak dan bak sampah.

4. Kamar kecil, dilengkapi dengan pengairan yang baik agar tidak

(43)

b. Telepon Umum

Fasilitas telpon sangat diperlukan dan sangat membantu orang-orang yang

sedang dalam keperluan mendesak untuk komunikasi.

c. Alat Hiburan

Berfungsi untuk menyenangkan konsumen agar tidak mengalami kejenuhan

dalam menunggu, misalnya : TV, pemain band.

Fasilitas berorientasi pada keputusan dan selera konsumen, maka pelayanan

dan penyediaan fasilitas harus diperhatikan agar tidak mengecewakan dan beralih

ke perusahaan lain. Dan dengan penyediaan fasilitas yang disesuaikan dengan

kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen maka dapat mendorong konsumen

untuk selalu berhubungan dan melakukan pembelian terhadap barang atau jasa

tiap kali konsumen membutuhkannya. Dengan demikian bukan saja langganan

yang sudah dapat diperhatikan, melainkan dapat juga menambah langganan baru

yang pada akhirnya dapat meningkatkan pembelian terhadap produk atau jasa

apabila fasilitas yang diberikan dapat melebihi dari para pesaing lainnya.

2.1.6. Distribusi (Place)

2.1.6.1. Pengertian Saluran Distribusi

Banyak perusahaan tidak dapat mencapai sasaran dalam penjualan yang

telah ditetapkan, disebabkan oleh tidak tepatnya saluran distribusi yang

dipergunakan. Saluran distribusi adalah saluran yang dilalui oleh suatu barang dari

produsen ke tangan konsumen. Adapun pengertian dari saluran distribusi

(44)

Menurut Dhamesta (2002:285) “distribusi adalah saluran yang dipergunakan

oleh produsen yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut

dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri”.

Menurut Rismiati dan Suratno (2001: 244) “saluran distribusi adalah

seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan (fungsi) pemindahan

barang dari tangan produsen ke tangan konsumen akhir.

Menurut Stanton (2001: 309) “pengertian distribusi adalah suatu lembaga

perantara yang melakukan kegiatan menyalurkan barang dan jasa disertai hak

milik dari produsen ke konsumen.

Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud

dengan saluran distribusi adalah orang atau lembaga yang saling bergantung dan

saling terlibat dalam perluasan barang dan jasa dari produsen sampai ke

konsumen.

2.1.6.2. Fungsi-fungsi Distribusi

Menurut Simamora (2001: 139),fungsi saluran distribusi adalah :

1. Mempermudah proses pertukaran, perantara pemasaran pada umumnya

mengurangi biaya pengiriman produk kepada pelanggan.

2. Mengurangi ketidak cocokan.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001: 8) ”fungsi saluran distribusi adalah

menggerakkan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Mereka

memecahkan kesenjangan utama seperti waktu, tempat, pemilikan yang

(45)

Sedangkan menurut Lamb, Hair, Mc Daniel (2001:8) “fungsi saluran

distribusi adalah serangkaian dari organisasi yang saling bergantung dan

memudahkan pemindahan kepemilikan sebagai mana produk-produk dari

produsen ke pengguna bisnis dan pelanggan. Dan menurut Kotler dan Amstrong

(2001:7) saluran distribusi adalah organisasi yang saling bergantung satu sama

lain yang dilibatkan dalam proses penyediaan suatu produk dan jasa untuk

digunakan dan dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis.

2.1.7. Keputusan Pembelian

2.1.7.1. Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian yang dilakukan oleh para pembeli didasari oleh

bermacam-macam faktor. Keputusan pembelian konsumen berdasarkan

tahap-tahap pembelian.

Menurut Kotler (2003 : 220) Keputusan pembelian adalah tahap dari proses

keputusan pembelian yaitu ketika konsumen benar-benar membeli. Pada

umumnya keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling

disukai.

Menurut Rismiati dan Suratno (2003 : 220) keputusan pembelian adalah

setelah konsumen menentukan kebutuhan dan mempunyai keinginan akan produk

tertentu, konsumen diharapkan memunculkan keputusan untuk membeli.

Menurut Kotler (2007 : 240) keputusan membeli adalah tahap evaluasi, para

konsumen membentuk preferensi atas merek yang ada di dalam kumpulan pilihan.

Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai.

(46)

subkeputusan : merek, deller, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran. Dalam

pembelian produk sehari-hari keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga

lebih kecil.

Dari ketiga pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

keputusan pembelian adalah keputusan konsumen pada umumnya yaitu membeli

merek yang paling disukai.

2.1.7.2. Faktor-faktor Keputusan Pembelian

Perilaku konsumen mempunyai hubungan yang sangat erat dengan

keputusan konsumen dalam membeli atau tidak terhadap suatu produk.

Menurut Stanton (2001 : 165) Keputusan pembelian terhadap suatu produk

yang telah ditawarkan perusahaan terletak pada serangkaian tindakan keputusan

yang menyangkut sebagai berikut :

1. Merek adalah nama, istilah, simbol, atau disain khusus atau beberapa

kombinasi unsur-unsur yang dirancang untuk identifikasikan barang atau

jasa yang ditawarkan penjual.

2. Harga adalah nilai yang disebutkan dalam rupiah dan sen atu medium

moneter lainya sebagai alat ukur.

3. Model adalah setiap corak populer yang diterima dan dibeli oleh

konsumen.

4. Diskon/potongan adalah hasil pengurangan dari harga dasar suatu harga

(47)

Menurut Fandy Tjiptono (2004: 30) keputusan konsumen didalam

mengkonsumsi jasa merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar

untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan sehingga

menjadikan suatu faktor suatu yang mempengaruhi keputusan membeli jasa.

Faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap keputusan mengkonsumsi jasa

antara lain yaitu :

1. Produk

Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk

mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan

pelanggan. Dalam konteks ini produk bisa berupa apa saja baik yang

berwujud fisik atau tidak dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu.

2. Pricing (harga)

Merupakan keputusan berkenan dengan penetapan harga. Keputusan

bauran harga berkenan dengan kebijakan strategi dan taktis seperti

tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tinga diskriminasi

harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Pada umum nya,

aspek-aspek harga ini mirip dengan yang biasa di jumpa pemasar barang.

3. Promotion (promosi)

Bauran promosi meliputi berbagai metode untuk mengkomunikasikan

manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan actual, meskipun acara

(48)

seringkali membutuhkan penekanan tertentu pada upaya meningkatkan

kenampakan tangibilitas jasa.

4. Distribusi

Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi

para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan-keputusan

lokasi fisik (misalnya keputusan mengenai dimana sebuah hotel atau

restoran harus didirikan), selain itu keputusan mengenai penggunaan

perantara untuk meningkatkan aksebilitas jasa bagi para pelanggan

(misalnya apakah akan menggunakan jasa agen berjalan ataukah harus

memasarkan sendiri acara langsung kepada konsumen). Dan keputusan

non lokasi yang di tetapkan demi ketersediaan jasa (contohnya delivery

sistem)

2.1.7.3. Macam-macam Situasi Pembelian

Pembelian konsumen dapat ditinjau sebagai kegiatan penyelesaian suatu

masalah. Konsumen dalam membeli mempunyai beberapa pilihan situasi

pembelian.

Menurut Swastha (2000:117) Macam-macam situasi pembelian sebagai

berikut:

1. Perilaku responsi rutin

Pembelian sudah memahami merek-merek beserta atributnya. Pada

umumnya kegiatan pembelian dilakukan secara rutin tidak memerlukan

(49)

2. Penyelesaian masalah terbatas

Pembelian akan lebih kompleks jika pembelian tidak mengetahui sebuah

merek dalam satu jenis produk yang disukai sehingga membutuhkan

informasi lebih banyak lagi sebelum memutuskan untuk membeli.

3. Penyelesaian masalah ekstensif

Pembelian akan sangat kompleks jika pembelian mempunyai jenis produk

yang kurang dan tidak mengetahui kegiatan pengumpulan informasi dan

evaluasi dari para pembeli dan menunjang proses belajar pembeli

terhadap atribut-atribut kelompok tersebut.

2.1.8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli

Menurut Gaspersz (2000:118) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi dan ekspektasi konsumen adalah sebagai berikut :

a. Kebutuhan dana dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan

konsumen ketika sedang melakukan transaksi

b. Pelanggan masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun

pesaing-pesaingnya

c. Komunikasi melalui ikatan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi

konsumen

Keputusan membeli sangat dipengaruhi oleh beberapa hal yang meliputi

pengiriman produk, performa produk, citra perusahaan atau produk, merk, nilai

harga yang dihubungkan dengan nilai yang diterima konsumen, prestasi para

karyawan, keunggulan dan kelemahan pesaing. Maka berdasarkan berbagai

(50)

yang mempengaruhi keputusan membeli adalah produk, harga, promosi,

distribusi.

2.1.8.1. Produk yang Mempengaruhi Keputusan Membeli

Menurut Fandy Tjiptono (2005 : 105) menyatakan bahwa produk adalah

hasil dari suatu aktivitas proses produksi. Adapun hasil ini dapat berupa

barang-barang dan jasa yang dinikmati dan dirasakan oleh konsumen untuk memenuhi

kebutuhan dalam aktivitasnya sehari-hari.

Pengembangan produk atau jasa yang ditawarkan mengharuskan perusahaan

menetapkan manfaat-manfaat apa yang akan diberikan oleh produk yang

ditawarkan untuk menciptakan suatu keputusan untuk membeli maka

manfaat-manfaat yang ingin ditawarkan atas produk tersebut hendaknya dipenuhi oleh

atribut produk. Jadi untuk menarik perhatian konsumen untuk membeli maka

produk tidak hanya penampilannya yang diperhatikan, tetapi juga hendaknya ia

merupakan produk yang simple, aman tidak mahal, sederhana dan ekonomis serta

atribut-atribut produk yang ditawarkan sehingga dapat tercipta suatu kepuasan

pada diri konsumen sehingga memutuskan untuk mencoba menggunakan atau

memiliki produk yang ditawarkan.

2.1.8.2. Harga yang Mempengaruhi Keputusan Membeli

Menurut Kotler (2004 : 439) harga adalah sejumlah uang yang dibebankan

atas suatu produk yang dihasilkan atau jasa, di mana nilai yang ditukar konsumen

(51)

Oleh karena itu pengusaha perlu memikirkan tentang harga jual produknya

secara tepat karena harga yang tidak tepat akan berakibat tidak menarik para

pembeli dan dapat menimbulkan ketidakpuasan para pembeli untuk membeli

barang atau jasa tersebut. Seseorang akan berani membayar suatu produk dengan

harga yang mahal apabila dia merasa puas dengan produk yang ditawarkan karena

sesuai dengan yang diharapkan dimana produk yang akan dibelinya memiliki

kualitas yang baik. Sebaliknya apabila seseorang itu menilai suatu produk itu

rendah maka dia tidak akan bersedia untuk membayar atau membeli produk itu

dengan harga yang mahal, sehingga ada ketidakpuasan pada diri konsumen

tersebut.

2.1.8.3. Promosi yang Mempengaruhi Keputusan Membeli

Promosi meliputi berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa

kepada pelanggan potensial dan actual, meskipun acara gratis besar bauran

promosi untuk barang sama dengan jasa, promosi jasa seringkali membutuhkan

penekanan tertentu pada upaya meningkatkan kenampakan tangibilitas jasa.

2.1.8.4. Distribusi yang Mempengaruhi Keputusan Membeli

Distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan

potensial. Keputusan ini meliputi keputusan-keputusan lokasi fisik (misalnya

keputusan mengenai dimana sebuah hotel atau restoran harus didirikan), selainkan

itu keputusan mengenai penggunaan perantara untuk meningkatkan aksebilitas

jasa bagi para pelanggan (misalnya apakah akan menggunakan jasa agen berjalan

(52)

2.2 Kerangka Berpikir

Persaingan bisnis kosmetik mengalami persaingan yang sangat ketat

sehingga para pengusaha saling bersaing ketat dalam produk yang mereka

ciptakan dengan tujuan dapat mempertahankan konsumen dan tentunya konsumen

merasa puas membeli produk tersebut yang dalam hal ini kosmetik. Harga yang

sesuai dengan konsumen serta adanya produk yang bagus dan ditunjang dengan

adanya pelayanan yang baik sehingga dapat meningkatkan penjualan produk

[image:52.612.207.457.369.542.2]

Lancome.

Gambar 2.1. Kerangka berpikir beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dalam membeli produk kosmetik lancome memutuskan:

Keterangan :

X = Variabel bebas / independen variabel yaitu faktor produk, harga,

distribusi dan promosi

Y = Variabel terikat / dependen variabel, yaitu keputusan membeli pada

produk kosmetik lancome

= Pengaruh Harga (X2)

Distribusi (X4) Promosi (X3)

Keputusan pembelian

(53)

Maksud dari kerangka berpikir di atas untuk mengetahui pengaruh antara

variabel-variabel dengan keputusan membeli pada produk lancome.

Variabel-variabel tersebut merupakan pengelompokan dari berbagai macam alasan yang

menyebabkan konsumen dalam membeli produk kosmetik Lancome.

Produk merupakan apa saja yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk

diperhatikan, dimiliki, dipergunakan, dikonsumsi sehingga dapat memuaskan

keinginan atau kebutuhan termasuk didalamnya adalah obyek fisik, jasa, barang,

orang, tempat, organisasi dan gagasan.

Harga adalah salah satu penentu seseorang dalam membeli produk

kosmetik Lancome karena dengan kestabilan harga dan penetapan harga, maka konsumen akan memperlihatkan peluang membeli lebih tinggi pada kesempatan

berikutnya.

Promosi adalah sebagai arus informasi yang dibuat untuk mengarahkan

seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pembelian dalam

pemasaran. Kemudahan dalam penyampaian informasi didalam promosi sangat

mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk.

Sedangkan distribusi proses penyaluran barang dimana produk yang menjadi

kebutuhan konsumen dapat dengan mudah didapat dimanapun wilayah maupun

tempat yang menyediakan atau menjual.

Diduga bahwa variabel-variabel di atas terdapat pengaruh baik secara

simultan maupun parsial terhadap kepuasan konsumen, untuk mengetahui

(54)

2.3. Hipotesis

Berdasarkan tujuan dan landasan teori serta uraian dan kerangka berpikir,

maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

a. Terdapat pengaruh produk(X1), harga(X2), promosi(X3), distribusi(X4)

secara simultan terhadap keputusan membeli (Y) dalam produk kosmetik

Lancome.

b. Terdapat pengaruh produk(X1), harga(X2), promosi(X3), distribusi(X4)

secara parsial terhadap keputusan membeli (Y) dalam produk kosmetik

(55)

44

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah produk (X1

Gambar

Tabel 4.1
Gambar 2.1. Kerangka berpikir beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dalam membeli produk kosmetik lancome memutuskan:
Gambar 3.1 Kurva Distribusi F
Gambar 3.2. Kurva Distribusi t
+7

Referensi

Dokumen terkait

peningkatan setiap tahunnya. Ali hendak melakukan peneltian yang bertujuan mengetahui status gizi pelajar SD di kota A, dilakukan metode pengambilan sampel menggunakan

Surga, orang yang mati syahid juga di Surga, dan anak yang. dilahirkan berada di Surga, sedangkan al-mau-uudah

Level Kognitif Pengelolaan Informasi Digital Pembelajaran Dalam Jaringan (Online) Lunak Pengolah Video Penerapan Perangkat Pengembangan Buku Digital dan presentasi dengan.

73 Berdasarkan hasil wawancara, usaha untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa melalui model pembelajaran DRA ( Directed Reading Activity) pada mata

Analgesik adalah obat untuk menghilangkan rasa nyeri dengan cara meningkatkan nilai ambang nyeri di sistem syaraf pusat tanpa menekan kesadaran, sedangkan antipiretik merupakan

Apabila pada saat pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data maka perusahaan tersebut akan diberi sanksi sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan jika tidak menghadiri

Upaya yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Negeri yang bersertifikat pendidik untuk mengatasi hambatan dalam

“ Di saat mood nya (kakaknya) kurang baik pas kakak berkomunikasi dengan orang lain, saya langsung tarik.. kakak saya dan saya berikan pengertian dan penjelasan agar