• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIF PENDENGAR AKTIF PROGRAM ACARA “ONO OPO REK” DI 93,3 RADIO EL VICTOR FM SURABAYA (Studi Deskriptif Tentang Motif Pendengar Aktif Acara “Ono Opo Rek” Di 93,3 Radio el Victor FM Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MOTIF PENDENGAR AKTIF PROGRAM ACARA “ONO OPO REK” DI 93,3 RADIO EL VICTOR FM SURABAYA (Studi Deskriptif Tentang Motif Pendengar Aktif Acara “Ono Opo Rek” Di 93,3 Radio el Victor FM Surabaya)."

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

Di 93,3 Radio el Victor FM Surabaya)

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur

Oleh : GUNADARMA NPM. 0443010533

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

(2)

SURABAYA 2010

MOTIF PENDENGAR AKTIF PROGRAM ACARA

“ONO OPO REK” DI 93,3 RADIO EL VICTOR FM

SURABAYA

(Studi Deskriptif Tentang Motif Pendengar Aktif Acara “Ono Opo Rek” Di 93,3 Radio el Victor FM Surabaya)

Disusun Oleh : GUNADARMA NPM. 0443010533

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal : 15 April 2010

Pembimbing NPT. 373 039 901 701

Mengetahui, DEKAN

(3)

Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan segala berkah dan

rahmat-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul MOTIF PENDENGAR AKTIF PROGRAM ACARA “ONO OPO REK” DI 93,3 RADIO EL VICTOR FM SURABAYA (Studi Deskriptif Tentang Motif Pendengar Aktif “Ono Opo Rek” 93,3 Radio el Victor FM Surabaya).

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan skripsi iiini adalah untuk

memenuhi salah satu syarat mengikuti skripsi pada jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan bimbingan dan

dorongan dari Bapak Juwito, S.Sos, M.Si, dosen pembimbing skripsi. Pada

kesempatan ini tidak lupa penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

3. Dosen Pengajar Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(4)

4. Bapak dan Ibu ku tercinta, atas doa dan dukungan serta semangatnya.

5. Pimpinan dan seluruh staff Radio 93,3 El Victor FM Surabaya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Segala

kritik dan saran penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Surabaya, April 2010

Penulis

(5)

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

ABSTRAKSI ... xii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Landasan Teori ... 10

2.1.1. Komunikasi Massa ... 10

2.1.2. Komunikasi Massa Media Radio ... 13

2.1.3. Radio Siaran ... 18

2.1.4. Pednengar Sebagai Khalayak Media ... 22

2.1.5. Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa ... 24

(6)

2.1.6. Pengertian Motif ... 26

2.1.7. Model Uses and Gratifications ... 30

2.2. Kerangka Berpikir ... 35

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional... 38

3.1.1. Motif ... 38

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 40

3.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 43

3.2.1. Populasi ... 43

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 44

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 45

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1. Gambaran Umum Radio el Victor FM... 47

4.1.1. Sejarah Berdirinya Radio el Victor FM... 47

4.1.2. Data Radio el Victor FM... 48

4.2. Proses Terbentuknya Komunitas Pendengar Radio el Victor

FM Surabaya 49

4.3. Penyajian Data

50

4.3.1. Identitas Responden

... ...

50

(7)

4.3.3. Motif Responden Dalam Mendengarkan Acara

Ono Opo Rek” di Radio el Victor FM Surabaya

57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

77

5.1. Kesimpulan

77

5.2. Saran

78

DAFTAR PUSTAKA

80

LAMPIRAN

81

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Usia Responden ... 51

Tabel 2. Jenis Kelamin Responsen ... 52

Tabel 3. Status Pekerjaan Responden ... 52

Tabel 4. Frekuensi Responden Mendengarkan Acara “Ono Opo Rek” . 54

Tabel 5. Jam Siar Acara “Ono Opo Rek” ... 55

Tabel 6. Acara yang Disukai dari Program “Ono Opo Rek” ... 56

Tabel 7. Motif Kognitif Responden Mendapatkan Informasi tentang

Wawasan atau Pengetahuan Musik Dangdut Terbaru

58

(9)

Tabel 9. Motif Kognitif Responden Mendapatkan Informasi tentang

Tips dan Trik Kemampuan Bernyanyi

61

Tabel 10. Motif Kognitif Responden yang Mendengarkan

Pengalaman-pengalaman para Pendengar Lain yang disiarkan secara

langsung (on air)

62

Tabel 11. Motif Kognitif Responden Dalam Mendengarkan Acara

Ono Opo Rek” di Radio el Victor FM Surabaya

63

Tabel 12. Motif Diversi Responden Mencari Hiburan

65

Tabel 13. Motif Diversi Responden Mengisi Waktu Luang

66

Tabel 14. Motif Diversi Responden Melepaskan Diri dari Permasalahan

67

Tabel 15. Motif Diversi Responden dalam Mendengarkan Lagu-lagu

Favorit

68

(10)

Tabel 16. Motif Diversi Responden Dalam Mendengarkan Acara “Ono

Opo Rek” di Radio el Victor FM Surabaya

69

Tabel 17. Motif Identitas Personal Responden Ikut Berinteraksi Secara

Langsung (on air) dengan Penyiar yang memandu Acara

Ono Opo Rek” di Radio el Victor FM Surabaya

71

Tabel 18. Motif Identitas Personal Responden Ikut Unjuk Suara dan

Pamer Kemampuan Bernyanyi dalam Acara “Ono Opo Rek

72

Tabel 19. Motif Identitas Personal Responden Memberikan Komentar

melalui Telepon dengan Penyiar dalam Acara

Ono Opo Rek

73

Tabel 20. Motif Identitas Personal Responden Menjadikan Informasi

Sebagai Bahan Pembicaraan

74

Tabel 21. Motif Identitas Personal Responden Dalam Mendengarkan

Acara “Ono Opo Rek” di Radio el Victor FM Surabaya

75

(11)

2. Perbedaan Pendekatan Efek dengan Pendekatan Uses and

Gratifications (Seven Windhal dalam Rahmat, 2004 : 206)

32

3. Model Uses and Gratifications (Rahmat, 1993 : 66) ... 34

4. Kerangka Berpikir ... 37

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner

Lampiran 2. Struktur Organisasi Radio el Victor FM Surabaya

Lampiran 3. Tabel Hasil Perhitungan Skor

Lampiran 4. Tabel Perolehan Jawaban Responden

Lampiran 5. Data-data Komunitas Pendengar Radio el Victor FM Surabaya

(13)

SURABAYA (Studi Deskriptif Tentang Motif Pendengar Aktif Acara “Ono Opo Rek” Di 93,3 Radio el Victor FM Surabaya)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif pendengar aktif Radio el Victor FM Surabaya dalam mendengarkan program acara “Ono Opo Rek”. Landasan teori yang dipakai dalam penelitian ini meliputi penelitian komunikasi massa, pendekatan motif dan uses and gratifications, pengertian motif dan pendengar radio sebagai khalayak massa.

Penelitian ini menggunakan metode survey dengan tipe deskriptif populasi samplingnya adalah pendengar yang tergabung dalam komunitas pendengar Radio el Victor FM Surabaya dalam mendengarkan program acara “Ono Opo Rek” yang tercatat dalam data base sejumlah 520 orang. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah menggunakan teknik multi stage purposive yaitu pemilihan secara mengerucut kepada anggota pendengar radio el Victor FM Surabaya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa responden memiliki motif yang berbeda-beda dalam mendengarkan program acara “Ono Opo Rek” di radio el Victor FM Surabaya. Responden yang bermotif kognitif memiliki persentase yang tinggi karena mayoritas responden ingin mencari sesuatu yang baru dari mendengarkan program acara “Ono Opo Rek” di radio el Victor FM Surabaya, motif identitas personal dinyatakan sedang, hal ini dapat dilihat dengan engan banyaknya responden yang mencari hiburan, sedangkan yang terakhir motif diversi dinyatakan rendah, karena responden lebih memilih memanfaatkan radio sebagai sarana tempat berkenalan dengan para pendengar lainnya.

Kata kunci : Motif, Pendengar aktif program acara “Ono Opo Rek” di radio el Victor FM Surabaya

(14)
(15)

1.1. Latar Belakang Masalah

Komunikasi adalah suatu kegiatan atau proses penyampaian pesan,

informasi, berita dari komunikator kepada komunikan. Seiring dengan

peradaban manusia, kegiatan komunikasi akan terus berlangsung dalam

kehidupan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lain. Dengan kata

lain hakikat komunikasi adalah proses pernyataan manusia yang dinyatakan,

yaitu perasaan atau pikiran seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan bahasa sebagai penyalurnya ( Effendy, 2003 : 8).

Tindakan komunikasi dapat dilakukan secara langsung melalui media.

Pada dasarnya, media terdiri dari berbagai macam yang salah satunya

adalah media massa. Sesuai dengan perkembangan teknologi, manfaat media

massa saat ini bisa dirasakan oleh masyarakat luas. Pertumbuhan media

massa diwarnai dengan persaingan yang ketat, dimana media massa

berlomba-lomba untuk saling menambah program-program unggulan dalam

penyampaian informasi.

Hal tersebut juga dialami oleh radio sebagai salah satu bentuk dari

media massa selain televisi, surat kabar, majalah dan film. Sesuai dengan

perkembangan teknologi saat radio harus mulai menajamkan format siaran

dan selalu menampung aspirasi pendengar pada segmen yang dipilihnya.

(16)

Salah satu media yang dapat digunakan sebagai agen perubahan

masyarakat disini adalah media elektronik,yakni berupa radio siaran. Radio

adalah media elektronik yang memiliki jangkauan cukup selektif terhadap

segmen pasar tertentu dan juga efektif dalam penyampaian informasi. Radio

juga merupakan bagian dari media massa yang berfungsi menyiarkan

informasi, mendidik, mempengaruhi serta berusaha untuk merebut sebanyak

mungkin pendengarnya.

Radio saat ini adalah salah satu dari media massa elektronik yang

banyak disukai dan diminati oleh masyarakat. Bukan karena harga yang

relatif lebih murah. Apabila dibandingkan dengan pesawat televisi

melainkan juga karena program-program siaran yang ditawarkan semakin

beragam.

Kehadiran media massa, khususnya radio yang tanpa memandang

waktu dan jarak, membuat media elektronik yang paling tua ini tidak

ditinggalkan dengan pendengarnya. Apabila dalam kehidupan modern

seperti sekarang ini, kita tidak bisa melepaskan diri dari interaksi yang

dengan berbagai media massa yang telah menunjukan perkembangannya

yang pesat dan luas. Proses komunikasi antar manusia dengan menggunakan

teknologi elektronik dapat bersifat point to point (penyiar dengan pendengar

aktif), seperti saat ini kita sedang menelpon seseorang, dan point to

audience (pendengar dengan pendengar secara umum).

Sebagai sarana informasi, radio sebagai media massa mempunyai

(17)

disampaikan atau hanya informatif kepada pendengarnya. Adanya informasi

baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif

yang dibawa oleh informasi tersebut. Pesan-pesan sugestif dalam menilai

sesuatu sehingga terbentuklah sikap tertentu.

Apalagi dalam rangka memenangkan kompetisi antar radio yang

jumlahnya semakin besar. Oleh karena itu, dalam usaha memenangkan

persaingan, setiap radio siaran menyajikan program-program acara yang

disiarkan untuk menarik minat pendengarnya. Pendengar radio adalah

pendengar yang tidak hanya pasif menerima pesan informasi yang

disampaikan oleh komunikator atau penyiar, tetapi radio saat ini bisa

digunakan untuk berkomunikasi yaitu dengan bercakap-cakap dengan

bahasa yang sama-sama dimengerti oleh para peserta komunikasi.

Berkaitan dengan informasi yang disampaikan berdasarkan UU Pers

tahun 1999 Bab II pasal 3 ayat 1 dan 2, pemerintah mengeluarkan peraturan

tentang radio siaran non – pemerintah (radio swasta). Dalam peraturan

tersebut ditentukan bahwa radio non–pemerintah harus berfungsi sosial,

yaitu alat pendidikan, alat perorangan dan alat hiburan. Di Indonesia itu

sendiri, kemunculan radio-radio swasta di jalur FM (Frequency Modulation)

semakin memberikan informasi dan hiburan kepada masyarakat Surabaya.

Dalam merancang suatu program acara, el victor FM menghindari

kesamaan-kesamaan dengan radio lain. Sesuai dengan motto radio el victor

FM yaitu syi’ar dakwah. Radio el victor FM disini mencoba memberi

(18)

pendengar-pendengarnya melalui program acara “ ono opo rek”. Lebih lengkapnya isi

dari program “ono opo rek“ adalah sajian interaktif yang menghadirkan

berita terkini baik mengenai kebijakan pemerintah ekonomi, politik dan hal

yang menarik lainnya. Acara obrolan yang dikemas dan gaya bahasa

Suroboyoan, santai tapi serius, kritis tetap dengan wawasan sehat dan

mendidik. “ono opo rek” adalah sub program bagi pengagum cinta el victor

yang sedang berada dijalan dan diberi kesempatan untuk me–request lagu

apa saja sambil melaporkan keadaan jalan. Jadi pendengar dapat meminta

untuk diputarkan lagu kesukaannya dengan cara memberitahu keadaan jalan

yang dilewati. “ono opo rek” yaitu sub program yang menghadirkan

narasumber yang berkompeten dalam bidangnya dan membahas suatu topik

dalam siaran. Sedang topik adalah sub program yang memberikan

kesempatan pengangum cinta el victor untuk memberi opini lewat SMS

atau telepon dari topik yang sedang dibahas. Sesi baca SMS untuk

menyampaikan pesan atau memberi komentar apa saja dan berbagai cerita

tentang pengalaman masing-masing. Kemudian membahas topik yang

sedang hangat diberitahukan dimedia. “ono opo rek “ mempunyai slogan

yaitu driving , menghibur, dakwah / syi ar , interaktif.

Program “ono opo rek” disiarkan setiap hari Senin sampai hari Sabtu

pukul 10.00 sampai pukul 12.00 diproduseri oleh Soni dengan pembawa

acara Mas Gilang dan Mas Hilmi selalu menyapa pendengarnya dengan

panggilan pengagum cinta. Disini pendengar diberi sebutan “pengagum

(19)

unsur kedekatan antara penyiar dan pendengar. Untuk segmentasi usia

pendengar “ono opo rek “ ini berkisar 20 tahun keatas yakni dengan maksud

untuk menemani aktivitas kantor yang mulai membosankan untuk memberi

semangat yang baru sampai menemani perjalanan pulang. Sehingga dapat

disimpulkan disini adalah radio el victor FM ingin memberikan segala

informasi dengan cara yang berbeda dan unik dalam satu wadah yakni

melalui program “ono opo rek” .

Alasan peneliti memilih radio el victor FM sebagai tempat penelitian

adalah dikarenakan program acara ini telah berusia satu tahun dengan

peringkat program unggulan setelah program rasa sayang. Dapat dikatakan

“ono opo rek” adalah karena disiarkan setiap jam 10.00 sampai 12.00 dan

banyak masyarakat yang terhibur, karena disiarkan setiap pagi hari sehingga

dapat disimpulkan bahwa “ono opo rek“ mendapat tempat dihati

pendengarnya.

Namun individu memiliki motif tujuan tersendiri yang mendasar ketika

memilih atau memutuskan untukmendengarkan “ono opo rek” radio el victor

FM Surabaya. Oleh karena itu, peneliti juga ingin meneliti motif individu

dalam mendengarkan “ono opo rek” di Radio el victor FM Surabaya.

Disini maksud peneliti meneliti tentang motif, masyarakat yang

mendengarkan “ono opo rek “ karena adanya beberapa tujuan atau motif

yang mendasari seorang individu dalam suatu hal, dalam hal mendengarkan

“ono opo rek “ di 93,3 el victor FM Surabaya. Ini adalah beberapa motif

(20)

Motif Kognitif, adalah motif yang mendasari pendengar yang

membutuhkan informasi mengenai peristiwa dan kondisi yang berkaitan

dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia. Mendapatkan

pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi dalam lingkungan sekitar

mereka. Pendengar ingin memuaskan rasa ingin tahu dan mengetahui minat

umum. Keinginan untuk belajar atau bisa juga untuk pendidikan diri sendiri.

Dan juga bisa untuk memperoleh rasa aman melalui penambahan

pengetahuan yang pendegar dapat melalui “ono opo rek”, dengan contoh

pendengar mendengarkan dan ikut mengiirm SMS atau telepon untuk

mengomentari dan membahas tentang topik yang sedang terjadi untuk lebih

mengetahui bagaimana keadaan lingkungan sekitarnya, juga untuk

mendapatkan jawaban atas pertanyaan dirinya agar terpuaskan rasa ingin

tahunya juga untuk lebih mendapatkan pengetahuan untuk dirinya sendiri.

Motif diversi adalah motif yang mendasari pendengar untuk

melepaskan diri dari permasalahan, bersantai, memperoleh kenikmatan jiwa

dan estetis, penyaluran emosi, mengisi waktu. Dengan contoh, mungkin ada

pengemar yang sedang penat dengan kegiatannya sehari-hari dan sesuai

mendengarkan “ono opo rek” dengan lelucon dan cara membawa acara yang

khas, pendengar dapat terlepas dari kepenatan dan mendapatkan semangat

yang baru untuk menjalani aktifitasnya kembali.

Motif identitas personal adalah motif yang mendasari pendengar

untuk menemukan penunjang nilai-nilai pribadi, menemukan model

(21)

pemahaman tentang diri sendiri. Dengan contoh, pendengar dapat mengukur

seberapa besar kepedulian dirinya tentang Global Warming yang sedang

dibahas di “ono opo rek” . atau pendengar dapat mengetahui dan menambah

luasnya pengetahuannya melalui “ono opo rek” up date.

Pada penelitian ini, peneliti memilih warga Surabaya yang berusia 20

tahun keatas dan tergolong pendengar acara “ono opo rek” di 93,3 radio el

victor FM Surabaya. Disini cara mendapatkan populasi yang dimaksud

dengan cara random purposive sampling.

Peneliti memilih Surabaya sebagai lokasi penelitian karena Surabaya

meryupakan kota metropolis dengan jumlah penduduk terpadat setelah

Jakarta (BPS, 2006 : 75) dengan sifat masyarakatnya yang heterogen

(berbeda asal-usul, agama, suku, adat mata pencaharian dan sebagainya) dan

heterogenitas masyarakat pasti ikut dengan problema sosial yang cukup

kompleks, sehingga secara langsung maupun tidak langsung akan terdapat

perbedaan-perbedaan motif dalam memilih media khususnya mendengarkan

“ono opo rek”.

Selain itu acara “ono opo rek” di 93,3 Radio el victor FM Surabaya

cukup mendapatkan tempat dihati para pendengarnya karena itu juga

program acara ini dapat sampai ke umur yang ke enam dengan format acara

(22)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut : Apa saja motif pendengar aktif program acara “ ono opo

rek “ 93,3 Radio el victor FM Surabaya.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui motif pendengar aktif tentang Program acara

“ono opo rek “ di 93,3 Radio el victor FM.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun praktis.

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan

pemikian bagi pengembangan ilmu komunikasi terutama mengenai

motif mendengarkan program radio dan dapat dijadikan sebagai bahan

masukan yang berguna bagi penelitian selanjutnya.

b. Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan

masukan bagi pengelola radio di Indonesia mengenai acara-acara yang

sesuai dan dibutuhkan masyarakat, dan khususnya untuk 93,3 Radio el

(23)

dibutuhkan oleh pendengarnya dan dapat bermanfaat dalam

menentukan program-program siarannya.

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Komunikasi Massa

Sejak tahun 1964 komunikasi massa telah mencapai publik dunia

secara langsung dan serentak. Melalui satelit komunikasi sekarang ini

secara teoritis kita akan mampu memperlihatkan satu gambar,

mendengarkan satu suara kepada tiga milyar manusia di seluruh dunia

secara simultan. Komunikator hanya tinggal menyambungkan alat

pemancar dan jutaan orang tinggal menyetel alat penerima. Secara teknis

hal ini sudah lama dapat dilakukan. Yang masih harus diperdebatkan ialah

komunikator mana yang harus bicara dan gambar apa yang harus

diperhatikan.

Seit den Jahre 1964 kann die Publiziztik unmittelbar und gleichzeitig eine Weltoffentlichkeit erreichen. Durch die Nachrichtensatelliten ist es in diesem Jahre theoritisch moglich geworden, den drei milliarden Menschen der Erde gleichzeitig ein bild zu ziegen, eine Stimme ertonen zu lassen. Die sender brauchen nur die schaltung zu vereinbaren, die millionen nur die empfanger bereit zulhaten. Technisch ist des langst zu machen. Umstritten bleibt nur, welcher sprecher sprechen und welches bild gezeigt wird” (Emil Dofivat 1967 dalam Rakhmat 2004 : 186.

Abad ini disebut abad komunikasi massa. Komunikasi telah

mencapai suatu tingkat dimana orang ammpu berbicara dengan jutaan

manusia secara serentak. Teknologi komunikasi mutakhir telah

menciptakan apa yang disebut “publik dunia” atau “weltoffentichkeit”

(25)

(Dofivat, 1967 dalam Rakhmat, 2004 : 186). Pendaftaran manusia di

bulan, kunjungan Soeharto ke AS, pembunuhan massal di Libanon dapat

disaksikan di seluruh penjuru bumi. Bersamaan dengan perkembangan

teknologi komunikasi ini, meningkat pula kecemasan tentang efek media

massa terhadap khalayaknya (Rakhmat, 2004 : 186).

Definisi paling sederhana mengenai komunikasi massa dirimuskan

Biitner (1980 : 10) dalam Rakhmat (2004 : 188) : “Mass comunication is

messages communicated through a mass medium to a large number of

people” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

media massa pada sejumlah besar orang).

Ahli komunikasi yang lain mendefinisikan komunikasi dengan

memperinci karakteristik komunikasi massa. Gerbner (1967) dalam

Rakhmat (2004 : 188) menulis : “Mass comunication is the

technologically and institutionaly based production and distribution of

the most boardly shared continous flow of messages in industrial

societies” (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang

berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta

paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri).

Malezke (1963) menghimpun banyak definisi, beberapa diantaranya

adalah :

a. Komunikasi massa kita artikan setiap bentuk komunikasi yang

menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran

(26)

b. Komunikasi massa dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan

suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada

sejumlah populasi dari berbagai kelompok dan bukan hanya satu atau

beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa

juga mampunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk

menyampaikan komunikasi agar supaya komunikasi itu dapat

mencapai pada saat yang sama semua orang yang mewakili berbagai

lapisan masyarakat.

c. Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama

karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut : diarahkan pada

khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim, pesan disampaikan

secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara

serentak, bersifat sekilas, komunikator cenderung berada atau bergerak

dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar

(Rakhmat, 2004 : 188).

Merangkum definisi diatas, disini komunikasi massa diartikan

sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang

tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronis

sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat

(Rakhmat, 2004 : 198).

(27)

2.1.2. Radio sebagai Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan proses komunikasi melalui media

massa modern, dengan kata lain komunikasi dapat diartikan sebagai suatu

proses dimana komunikator secara profesional menggunakan media massa

dalam menyebarkan pesannya untuk mempengaruhi khalayak banyak.

Komunikasi menyiarkan informasi, gagasan dari sikap kepada komunikan

yang beragam dalam jumlah banyak dengan menggunakan media (Effendi,

2003 : 79).

Media massa merupakan “kependekan” dari media komunikasi

massa yang lahir untuk menjembatani komunikasi antar massa. Massa

adalah masyarakat luas yang heterogen yang tetap saling bergantung satu

sama lain. Ketergantungan antar massa menjadi penyebab lahirnya media

yang mampu menyalurkan hasrat, gagasan dan kepentingan

masing-masing agar diketahui dan dipahami oleh yang lain. Penyaluran hasrat atau

gagasan dan kepentingan tersebut dinamai “pesan” (message).

Dengan demikian pada hakekatnya media massa adalah media saling

silang pesan antar massa (Pareno, 2005 : 7). Menurut Onong Uchjana

Effendy, media massa adalah media komunikasi yang mampu

menimbulkan keserempakan, dalam arti khalayak dan jumlah relatif yang

sangat banyak secara bersama-sama, pada saat memperhatikan pesan yang

dikomunikasikan melalui media tersebut.

Adapun peranan media massa dalam kehidupan manusia dapat

(28)

a. Media massa memberikan informasi dan membantu kita mengetahui

secara jelas ikhwal tentang dunia dan sekelilingnya kemudian

menyimpannya dalam ingatan kita.

b. Media massa membantu kita menyusun agenda (jadwal) kehidupan

sehari-hari.

c. Media massa berfungsi untuk berhubungan dengan berbagai kelompok

masyarakat lain diluar masyarakat kita.

d. Media massa membantu menyosialisasikan pribadi manusia.

e. Media massa digunakan untuk membujuk khalayak yang mencari

keuntungan dari pesan-pesan yang diterimanya.

f. Media massa sebagai media hiburan, sebagian besar media melakukan

fungsi sebagai media yang memberikan hiburan bagi khalayak.

Media komunikasi massa bersifat tidak langsung dan oleh karenanya

perencanaan, pengolahan dan penyampaian pesan baik itu bersifat

informasi, edukasi, persuasi dna hiburan kepada khalayak dibuat

sedemikian rupa sehingga mencapai sasaran yang dikehendaki.

Komunikasi massa bersifat satu arah (one way traffic). Begitu pesan

disebarkan oleh komunikator , tidak diketahui apakah pesan itu diterima,

dimengerti atau dilakukan oleh komunikan. Radio yang muncul di

masyarakat di awal dekade 1920-an semakin lama semakin mendominasi

komunikasi massa dikarenakan sifatnya yang memenuhi kebutuhan dan

keinginan khalayak, sebelum adanya televisi (Effendi, 2003 : 314). Tetapi

awal dari terciptanya televisi tidakluput juga dari ditemukan radio.

(29)

Proses komunikasi massa yang paling efektif adalah komunikasi

antar komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana yaitu

radio, komunikasi media massa radio, lembaga penyelenggara komunikasi

bukan secara perseorangan, melainkan melibatkan banyak orang dengan

organisasi yang kompleks serta pembiayaan yang besar. Karena media

radio bersifat “transitory” (meneruskan), maka pesan-pesan yang

disampaikan melalui komunikasi massa media tersebut, hanya dapat

didengar secara sekilas

Menurut Effendy (2003 : 81) dalam komunikasi massa juga terdapat

karakteristik komunikasi massa yaitu :

a. Komunikasi massa bersifat umum, dimana pesan komunikasi yang

disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang.

b. Komunikasi bersifat heterogen, dimana komunikannya adalah

sejumlah orang yang disatukan oleh suatu minat yang sama dan

terbuka bagi pengaktifan tujuan yang sama meskipun orang-orang

yang terkait tadi tidak saling mengenal, berinteraksi secara terbatas dan

tidak terorganisasikan.

c. Media massa menimbulkan keserempakan, kontak dengan sejumlah

besar penduduk tersebut satu sama lainnya dalam keadaan terpisah.

d. Hubungan antara komunikator dengan komunikan bersifat non

pribadi, yaitu komunikan yang anonim dicapai oleh orang-orang yang

dikenal hanya dalam perannya yang bersifat umum sebagai

(30)

Menurut Steven H. Chaffe dalam Rakhmat (1993 : 220) efek

kehadiran media massa khususnya radio dapat diterangkan sebagai

berikut :

1) Efek ekonomis, bahwa kehadiran media massa menggerakkan

berbagai bidang usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa media

massa.

2) Efek sosial, berkenaan dengan perubahan pada struktur atau

interaksi sosial. Kehadiran radio meningkatkan status sosial

pemiliknya.

3) Penjadwalan kembali kegiatan sehari-hari. Setelah adanya

radio, banyak sekali orang mendengarkan radio sampai malam dan

secara tidak langsung telah mengubah kebiasaan mereka. Radio telah

mengubah kebiasaan individu.

4) Efek pada penyaluran atau penghilangan perasaan tertentu.

Sering terjadi bahwa media massa (radio) digunakan untuk

memuaskan kebutuhan, untuk menghilangkan perasaan tidak enak,

kesepian, marah dan sebagainya. Media dipergunakan tanpa

memperhatikan isi pesan yang disampaikannya.

5) Efek tumbunya perasaan tertentu terhadap media massa (radio).

Tumbuhnya perasaan senang pengalaman individu media massa makin

erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama tersebut. Boleh

jadi faktor isi pesan mula-mula amat berpengaruh, tetapi kemudian

jenis media itu diperhatikan apapun yang disiarkannya.

(31)

Setiap pesan yang disampaikan oleh radio, tentu saja mempunyai

tujuan khalayak sasaran serta akan mengakibatkan umpan balik, baik

secara langsung. Akhirnya tujuan dari penyampaian pesan media radio,

bisa menghibur, mendidik, kontrol sosial, menghubungkan atau sebagai

bahan informasi.

Menurut Effendy (2003 : 176), radio memiliki sifat sebagai berikut :

1) Langsung

Radio bersifat langsung, sehingga suatu pesan yang akan disampaikan

kepada pendengarnya tidak mengalami proses berbelit-belit seperti

halnya dengan menggunakan bahan tercetak. Suatu berita dapat

disampaikan kepad apublik dengan cepat, bahkan saat peristiwa

tersebut sedang berlangsung.

2) Tidak mengenal jarak

Radio tidak mengenal jarak dan rintangan. Peristiwa di suatu kota di

negara yang satu dapat didengar dengan baik di negara lain, tanpa

menganal rintangan berupa laut, gunung atau jurang. Kehadiran radio

dapat menembus ruang dan jarak geografis pendengarnya.

3) Memiliki daya tarik yang kuat

Radio mempunyai daya tarik yang kuat yang disebabkan unsur-unsur,

kata-kata, musik dan sound effect.

Untuk tujuan komersial, radio dipandang sebagai media yang

efektif untuk menyampaikan misinya. Radio mempunyai kemampuan

(32)

dapat menjangkau khalayak sasaran yang tidak terjangkau oleh media

massa lainnya. Pada intinya munculnya radio sebagai salah satu media

komunikasi manusia, memberikan satu fenomena sosial dalam kehidupan

manusia dalam tujuan interaksi dan harmoni sosial.

2.1.3. Radio Siaran

Dalam hal ini yang dimaksud adalah pengudaraan program siaran

radio, maka haruslah diingat bahwa radio siaran mendapat julukan

“kekuasaan kelima”. Ada tiga faktor yang menyebabkan radio mempunyai

julukan “ kekuasaan kelima” (Effendy, 2003 : 137) yaitu :

a. Radio Siaran Bersifat Langsung

Makna langsung sebagai sifat radio adalah bahwa suatu pesan

yang akan disiarkan dapat dilakukan tanpa proses yang rumit, langsung

bertuju ke unit-unit radio penerima.

b. Radio Siaran Menembus Jarak Rintang

Siaran radio tidak mengenal rintangan jarak dan waktu, hal ini

dikarenakan radio menggunakan media udara untuk mengantarkan

gelombangnya (perambatan gelombang elektromagnetik). Radio

adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara

modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik).

Gelombang ini melintas dan merambat lewat ruang angkasa yang

hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium

(33)

bentuk dari radiasi elektroomagnetik, dan terbentuk ketika objek

bermuatan listrik dimodulasi (dinaikkan frekuensinya) pada frekuensi

yang terdapat dalam frekuensi gelombang radio (RF) dalam satu

spektrum elektromagnetik. Gelombang radio ini berada pada

jangkauan frekuensi 10 hertz (HZ) sampai beberapa gigahertz (GHz),

dan radiasi elektromagnetik bergerak dengan cara osilasi elektrik

magnetik.

Gelombang elektromagnetik lainnya, yang memiliki frekuensi

di atas gelombang radio meliputi sinar gamma, sinar X , inframerah,

ultraviolet, dan cahaya terlihat. Ketika gelombang radio dipancarkan

mellaui kabel, osilasi dari medan listrik dan magnetik tersebut

dinyatakan dalam bentuk arus bolak –balik dan voltase di dalam kabel.

Hal ini kemudian dapat diubah menjadi signel audio atau lainnya yang

membawa informasi.

Meskipun kata radio digunakan untuk hal-hal yang berkaitan

dengan alat penerima gelombang suara, namun transmisi

gelombangnya sebagai dasar gelombang pada televisi, radio, radar dan

telepon genggam pada umunya. (http//id. Wikipedia. Org/ wiki/Radio#

Gelombang radio) untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan oleh grafik

(34)

Gambar 1 : transmisi gelombang radio

(http://id.wikipedia.org./wiki/radio#gelombang_radio

c. Radio Siaran Mengandung Daya Tarik

1) Kata-kata Lisan (Spoken Words)

Penggunaan kata-kata dalam radio melalui radio sifatnya “sekilas

dengar” atau “sekali dengar”. Selain itu, kata yang diucapkan

selalu dengan khas suara dan gaya bahasa penyiarnya dengan

penyesuaian segmentasi pendengar

2) Musik (Music)

Untuk sebagian besar radio siaran, bahkan dapat dikatakan,

musik adalah tulang punggung radio. Karena musik merupakan

suatu unsur hiburan yang dapat membuat atau merubah keadaan

hati seseorang. Bahkan pada siaran radio yang bersegmentasi berita

juga dihiasi dengan musik sebagai selingan agar menarik dan

terkesan santai.

3) Efek Suara (Sound Effect)

Efek suara dalam radio dapat digunakan untuk

menyampaikan tindakan atau gerakan dalam suatu keadaan,

misalnya suara kaki yang sedang melangkah atau sedang berlari.

(35)

pedesaan dengan suara jangkrik dimalam hari atau juga lokasi atau

setting, misalnya suara telepon di kantor dan lain sebagainya.

Jika kesemua unsur itu tadi dikemas secara menarik dan disajikan

dengan tepat, maka program radio siaran itu akan menjadi lebih menarik

dan terkesan fleksibel tidak tergantung bagaimana kemampuan penyiar

sebagai komunikator. Sebagai salah satu media massa, maka disini radio

mempunyai tiga fungsi, yaitu :

1. Sebagai Sarana Hiburan

Setiap radio siaran mempunyai program siaran hiburan yang

disiarkan oleh setiap stasiun radio sebagai salah satu program

acaranya. Karena acara hiburan inilah yang sering kali disenangi dan

dicari oleh khalayak pendengarnya. Dengan contoh ono opo rek yang

dikemas dengan humor yang segar.

2. Sebagai Sarana Penerangan

Acara-acara siaran informasi dengan baik adalah yang

mempunyai informasi, penting bagi pelayanan masyarakat dengan

contoh “ono opo rek“ yang memberikan informasi tentang keadaan

lingkungan

(36)

93;3 el victor FM yang setiap harinya mempunyai progam

pendidikan di bidang agama yang bertujuan untuk membangun

persaudaraan antar umat islam.

Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan

menggunakan bahasa lisan, walaupun ada lambang-lambang yang verbal.

Yang dipergunakan jumlahnya sangat minim, misalnya tanda waktu pada

saat akan memulai acara warta berita dalam bentuk telegrafi atau bunyi

salah satu alat musik.

Keuntungan radio siaran bagi komunikasi ialah sifatnya yang

santai atau tidak kaku sehingga orang bisa menikmati acara radio sambil

beraktifitas. Tidak demikian dengan media massa lainnya. Karena sifat

auditor untuk didengarkan, sehingga orang mudah untuk menyampaikan

pesan dalam bentuk acara yang menarik.

Radio memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan yaitu sifat

yang “sekilas dengar“ , yaitu pesan yang sampai pada khalayak hanya

sekali dengar saja, yang berarti arus baliknya tidak dapat lengsung dan

komunikan mungkin tidak memperoleh penjelasan lebih jauh, karena tidak

mungkin meminta kepada penyiar untuk mengulangi kembali.

2.1.4. Pendengar Sebagai Khalayak Media

Istilah “ khalayak media” berlaku universal dan secara sederhana

dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca,

(37)

yang selanjutnya lebih ditekankan sebagai massa ini memiliki jumlah yang

besar, heterogen, menyebar dan anonim serta memiliki kelemahan dalam

ikatan organisasi sosial sehingga tidak konsisten dan komposisinya dapat

berubah dengan cepat (McQuail, 1996: 20).

Pendengar radio adalah massa dan memiliki perbedaan jenis

kelamin, usia, tingkat pendidikan, serta kerangka acuan dan lapangan

pengalaman. Mereka adalah sasaran komunikasi massa melalui media

radio siaran. Komunikasi dapat dikatakan relatif, jika pendengar terpikat

perhatiannya, tertarik terus meniatnya, mengerti, tergerak hatinya dan

melakukan aktivitas apa yang diinginkan pembicara ( Effendy, 2003: 64).

Effendy selanjutnya mengatakan bahwa pendengar radio memiliki

karakteristik sendiri-sendiri, dengan sifat –sifatnya sebagai berikut :

a. Heterogen

Heterogen artinya pendengar adalah massa, yaitu sejumlah orang yang

sangat banyak dengan sifat yang heterogen dan terpencar di berbagai

tempat yang berlainan. Disamping itu , perbedaan pendengar juga

meliputi perbedaan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, frame of

reference dan field of experience.

b. Pribadi

Karena pendengar berada dalam keadaan heterogen, maka isi pesan

akan dapat diterima dan dimengerti bila sifatnya pribadi sesuai dengan

situasi dimana pendengar itu berada.

(38)

Pendengar radio akan bersifat aktif apabila menemui sesuatu yang

menarik dan diminati dari program acara yang ada di stasiun radio,

mereka akan ikut aktif berpikir dan melakukan interpretasi.

d. Selektif

Pendengar dapat dengan leluasa memilih program radio siaran yang

diminati. Begitu banyak satsiun radio dengan jenis acara siarannya,

yang masing-masing berlomba-lomba untuk memikat perhatian

pendengarnya. Isi siaran yang tidak memenuhi selera pendengarnya

sudah tentu akan tidak didengarkannya.

Sehingga yang dimaksud dengan pendengar adalah mereka yang

menjadi sasaran komunikasi media massa melalui radio siaran. Tanpa

melakukan interpretasi terhadap isi pesan media atau memiliki keterlibatan

secara aktif untuk mengikuti atau merespons acara-acara dalam radio

siaran.

2.1.5. Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa

Kebutuhan terhadap media massa dipenuhi melalui surat kabar,

majalah , radio, televisi dan film. Baik dalam isi amupun melalui daya

terpaanya secara konteks sosial tempat dimana terpaan berlangsung.

Secara langsung Katz dan Gurevitch berkeyakinan terhadap tipologi

kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media yang diklasifikasikan

dalam lima kelompok, yaitu :

1. Kebutuhan Kognitif (Cognitive Needs)

(39)

Yaitu kebutuhan –kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk

memperkuat informasi, pengetahuan, serta pengertian tentang

lingkungan kita, kebutuhan ini didasarkan pada keinginan untuk

mengerti dan menguasai lingkungan kita. Kebutuhan ini didasarkan

pada keinginan untuk mengerti dan menguasai lingkungan. Kebutuhan

kognitif juga dapat dipenuhi oleh adanya dorongan-dorongan seperti

keingintahuan (Curisity) dan penjelajahan (Exploratory) pada diri kita.

2. Kebutuhan Afektif (Afective Needs)

Yaitu kebutuhan–kebutuhan yang berhubungan dengan usaha-usaha

untuk memperkuat pengalaman-pengalaman yang bersifat keindahan,

kesenangan dan emosional. Mencari kesenangan dan hiburan

merupakan motivasi yang pada umumnya dapat dipenuhi oleh media.

3. Kebutuhan integratif personal (Personal Integrative Needs)

Yaitu kebutuhan –kebutuhan yang berhubungan dengan usaha unutk

memperkuat kepercayaan, kesetiaan dan status pribadi. Kebutuhan

seperti ini dapat diperoleh dari adanya keinginan setiap individu untuk

meningkatkan harga diri.

4. Kebutuhan integratif sosial (Social Integratif Needs)

Yaitu kebutuhan –kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk

memperkuat kotak dengan keluarga, temna-temna dan dengan

lingkungan sekelilingnya. Kebutuhan –kebutuhan tersebut didasarkan

oleh adanya keinginan setiap individu untuk beralifilasi.

(40)

Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat untuk melarikan diri

dari kenyataan, melepaskan ketegangan dan kebutuhan akan hiburan.

2.1.6. Pengertian Motif

Secara harafiah, motif terdiri dari kata move yang berarti bergerak

dan active yang berarti aktif, jadi yang dimaksud dengan motif adalah

suatu pengertian yang melingkupi seluruh penggerak. Untuk memahami

seseorang tidaklah cukup dengan mengamati tidak perbuatannya saja.

Tetapi juga perlu melihat atau memperhatikan hal-hal yang melatar

belakanginya. Apa saja yang mendorongnya melakukan tindak perbuatan

tersebut dan apa motifnya.

Motif adalah suatu pengertian yang meliputi semua penggerak

alasan-alasan atau dorongan–dorongan dari dalam diri manusia yang

menyebabkan ia berbuat sesuatu (Gerungan, 2002: 142). Istilah berbuat

sesuatu tersebut disebabkan adanya tujuan yang hendak dicapai.

Pencapaian tujuan itu merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan.

Purwanto ( 2006 : 70) menjelaskan bahwa fungsi dari motif

adalah :

1. Motif sebagai pendorong manusia untuk bertindak atauberbuat. Motif

itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan

energi terbentang pada seseorang untuk melakukan sesuatu.

(41)

2. Motif itu menentukan arah perbuatan, yakni kearah perwujudan suatu

tujuan atau cita-cita.

3. Motif itu menyeleksi perbuatan kita . artinya menentukan

perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan yang serasi guna mencapai

tujuan dengan mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat

bagi tujuan,

Selanjutnya Purwanto (2006 : 60) mendefinisikan motif sebagai

segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak atau melakukan

sesuatu dan pengertian motif itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari

kebutuhan (Needs) seseorang atau organisme yang berbuat atau melakukan

sesuatu. Sedikit banyaknya ada kebutuhan di dalam dirinya atau ada

sesuatu yang hendak dicapai.

Pada dasarnya setiap individu memiliki kebutuhan dasar, maslow

mengungkapkan lima kebutuhan dasar (Basic Needs) secara hirarki dan

menempatkan kebutuhan akan aktualisasi dari tingkatan tertinggi, individu

berharap dengan menggunakan media dapat memenuhi sebagian dari

kebutuhan dasar, kebutuhan dasar terdiri atas :

1. Physicological Needs ( kebutuhan Fisiologis)

2. Safety needs ( kebutuhan akan keamanan)

3. Love needs ( kebutuhan akan cinta )

4. Esteem needs ( kebutuhan akan penghargaan)

(42)

Kebutuhan-kebutuhan ini yang menyebabkan timbulnya motif

yang mendorong aktifitas individu menggunakan media tertentu. Artinya,

mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media karena

didorong oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya.

Motif pada umunya bersumber pada kebutuhan. Kebutuhan

manusia terdiri atas kebutuhan biologis dan kebutuhan psikologis.

Individu merespon kebutuhan-kebutuhanyang harus dipahami tersebut

dengan bertingkah laku, bertindak untuk memenuhi kebutuhan tersebut

melalui penggunaan media massa.

Manusia berbuat sesuatu karena adanya dorongan atau motif

tertentu. Motif atau dorongan itu timbul karena dilandasi oleh adanya

kebutuhan kebutuhan yang harus dipenuhi. Dalam pemenuhan kebutuhan

melalui media massa oleh individu tersebut, Katz dan Geruvitch

menjabarkan kebutuhan-kebutuhan individu tersebut menjadi.

1. Kebutuhan kognitif (Cognitive Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan

dan pemahaman atas lingkungan.

2. Kebutuhan Afektif ( Afective Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman yang estetis,

menyenangkan dan emosional.

3. Kebutuhan intergratif personal (Personal Integrative Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas,

kepercayaan, stabilitas dan status individual.

(43)

4. Kebutuhan integratif sosial (Sosial Integratif Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan anggota

keluarga , teman dan dunia.

5. Kebutuhan akan pelarian (Escapist Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan,

ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman.

Sedangkan menurut Blumer dalam Rakhmat ( 1993 : 66) motif meliputi :

1. Motif Kognitif

a. Dapat mengetahui berbagai peristiwa dan kondisi yang

berkaitan dengan lingkungan masyarakat.

b. Dapat mengetahui berbagai informasi mengenai peristiwa dan

kondisi yang berkaitan dengan keadaan dunia.

c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum

d. Dapat mencari bimbingan menyangkut berbagai pendapat

e. Memperoleh rasa aman melalui penambahan pengetahuan

2. Motif identitas personal

a. Menemukan penunjang nilai –nilai pribadi

b. Menemukan model perilaku

c. Mengidentifikasi diri dalam nilai-nilai lain

d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

3. Motif Diversi

(44)

b. Bisa bersantai dan mengisi waktu luang

c. Menyalurkan emosi

d. Bisa mendapatkan hiburan dan kesenangan.

2.1.7. Model Uses and Gratifications

Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Elihu katz pada tahun

1959, kemudian dilanjutkan oleh Jay G. Blumer dan Michael Gurevitch.

Teori ini dibentuk berdasarkan konsepsi psikologis, yang melihat

mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya (Homo

Sapiens).

Menurut para pendirinya , Elihu Katz, Jay G. Blumer dan Michel

Geruvitch, Uses and Gratification meneliti asal mula kebutuhan secara

psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu secara

psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media

massa atau sumber – sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media

yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain) dan menimbulkan

pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barang kali termasuk juga

yang tidak kita inginkan (Rakhmat, 2004 : 204).

Sebagai asumsi dasar teori Uses and Gratification ini, dirumuskan

oleh Katz , Blumer dan Geruvitch tahun 1974 (dalam Rakhmat, 2004 :

205) adalah sebagai berikut :

a. Khalayak dianggap aktif, artinya sebagaian penting dari penggunaan

media massa yang diasumsikan mempunyai tujuan .

(45)

b. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan

pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota

khalayak.

c. Media massa harus bersaing dengan sumber –sumber lain untuk

memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah

bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang luas. Bagaimana

kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media sangat tergantung

kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.

d. Banyaknya tujuan pemilikan media massa disimpulkan dari data yang

diberikan annggota khalayak artinya orang dianggap cukup mengerti

untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi –situasi tertentu.

e. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan

sebelum diteliti terlebih dahulu orientasi khalayak.

Menurut McQuail, (2000 : 72) bahwa ada empat tipologi fungsi media

massa bagi individu yaitu sebagai berikut :

1. Informasi, yaitu berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan

dunia.

2. Identitas pribadi, yaitu berkaitan dengan peningkatan pemahaman

tentang diri sendiri.

3. Integrasi dan interaksi sosial, yaitu memperoleh pengetahuan tentang

keadaan orang lain atau empati sosial.

(46)

Model Uses Gratification memandang individu sebagai mahluk

suprarasional dan sangat selektif . ini. Memang mengundang kritik. Tetapi

yang jelas, dalam model ini perhatian bergeser dari proses pengiriman

pesan ke proses penerimaan pesan. Dibandingkan dengan model jarum

hipodermis, model Uses and Gratification mempunyai perbedaan antara

pendeklatan efek (model jarum hipodermis) dengan pendekatan Uses And

Gratification dibawah ini :

Pendekatan Efek Pendekatan Uses and Gratifications

Keuntungan Relevansi Sosial Memberikan deskripsi dinamis tentang khalayak Memperhitungkan seluruh

proses komunikasi

Anggota khalayak tidak sepenuhnya pasif

Minat pada karakteristik stimuli Menjelaskan penggunaan media

Kerugian

Khalayak sering dilukiskan sebagai makhluk yang seluruhnya pasif dan mudah dimanipulasi mental (seperti motif mencari keterangan).

Gambar 2. Perbedaan Pendekatan Efek dengan Pendekatan Uses and Gratification (Sven Windhal dalam Rakhmat, 2004 : 206)

Yang menjadi masalah dalam teori ini bukankah bagaimana media

mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media dapat

memenuhi kebutuhan khalayak. Khalayak sesuai dengan teori ini dianggap

mempunyai kebutuhan misalnya kebutuhan kognitif , afektif, integratif

(47)

ketegangan atau melarikan diri dari kenyataan. Jadi nilainya ada pada

khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai

tujuan khusus.

Dalam penelitian ini , penelitian tidak akan bermaksud untuk

menguraikan hasil-hasil penelitian yang menggunakan uses ang

gratification. Perhatian akan dipusatkan pada kerangka psikologis yang

mendasari motif beserta pemuasan kebutuhan melalui pengkonsumsian

media. Karena itu tulisan William J. McGuire Rakhmat. 2004 : 206 yang

mengaku sebagai “a card-carrying psychologist“ akan dipergunakan

sebagai dasar bagi penjelasan klasifikasi motif.

Sebelum menceritakan berbagai motif yang mendorong orang

menggunakan media, menurut McGuire, haruslah terjawab dulu

pertanyaan : betulkah konsumsi komunikasi massa merupakan perilaku

yang didorong oleh motif ? Sebagian orang menyatakan bahwa terpaan

media lebih merupakan kegiatan yang kebetulan dan amat dipengaruhi

oleh faktor eksternal. Sebagian yang lain memandang pemuasan

kebutuhan dengan media begitu kecil dibandingkan dengan kebutuhan

khalayak sehingga faktor motivasional hampir tidak berperanan dalam

menentukan terpaan media. Sebagian yang lain lagi berpendirian bahwa,

walaupun ada pemuasan potensila dalam komunikasi massa, tidak begitu

berhasil dalam menemukan pemuasan karena media massa tidak

(48)

Jadi jelaslah kita menggunakan media massa karena didorong oleh

motif-motif tertentu. Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media

massa. Pada saat yang sama, kebutuhan ini dapat dipuaskan oleh media

massa. Kita ingin mencari kesenangan, media massa dapat memberikan

hiburan. Kita mengalami goncangan batin, media massa dapat

memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan. Kita

kesepian dan media massa berfungsi sebagai sahabat. Tentu saja, hiburan

ketenangan dan persahabatan dapat juga diperoleh dari sumber-sumber

lain seperti kawan, hobi atau tempat ibadat ( Rakhmat 2004 : 207).

Kebutuhan –kebutuhan tersebut dapat dipuaskan melalui sumber

lain maupun media massa. Melalui sumberlain kebutuhan dapat terpenuhi

melalui keluarga, teman-teman , komunikasi interpersonal (antar pribadi)

maupun mengisi waktu luang dengan berbagai cara misalnya melalui

penyaluran, rekreasi dan sebagainya. Kebutuhan mellaui media massa

dipenuhi melalui membaca surat kabar, mendengarkan radio, serta

menonton televisi dan film.

Bumler dan Katz merumuskan asumsi –asumsi dasar dari model

uses and gratification, yaitu :

Anteseden  Motif  Penggunaan Media  Efek

Var. individual

Gambar 3. Model Uses and Gratification (Rakhmat, 1993 : 66)

Takeuchi menjelaskan paradigma Uses and Gratification sebagai

(49)

apa dari sarana komunikasi makna dan bagaimana (Effendy, 2003 : 204),

model uses and gratification menurut Jalalludin Rakhmat meliputi variabel

pengguna media, variabel Anteseden, variabel motif dan variabel

pengguna media. Terdiir dari data demografis, seperti : usia, jenis kelamin

dan faktor-faktor psikologis komunikan. Serta variabel lingkungan seperti

organisasi, sistem sosial dan struktur sosial. Motif itu terdiri dari berbagai

macam, namun menurut Blumer dalam Rakhmat menyebutkan tiga

orientasi : orientasi kognitif , yaitu kebutuhan akan informasi atau hal-hal

baru, diversi, yaitu : kebutuhan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan

hiburan dan motif identitas personal yaitu keinginan untuk menyesuaikan

diri dengan lingkungannya (Rakhmat, 1993 : 66).

Penggunaan media terdiri dari : jumlah waktu yang digunakan

dalam berbagai media, jenis media yang dikonsumsi dan berbagai

hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang

dikonsumsi atau media yang dikonsumsi ini peneliti berusaha menemukan

apa sajakah motif pendengar radio Elvictor FM terhadap program acara

“ono opo rek “.

2.2. Kerangka Berpikir

Pada masa yang sedang berkembang saat ini, dalam pemenuhan

kebutuhannya, manusia selalu mengikuti perkembangan teknologi dan

informasi. Hal ini disebabkan karena semenjak munculnya globalisasi media

(50)

satu yang menunjang dalam penyebaran informasi dan teknologi adalah

komunikasi. Komunikasi sendiri terbagii luas, namun yang kini dibahas

adalah komunikasi massa , yakni proses komunikasi yang membutuhkan alat

bantu media dalam penyebaran informasi dari komunikator kepada

komunikan. Sedangkan media yang menyediakan jasa dalam proses

penyampaian pesan tersebut media massa. Media massa terdiri dari berbagai

macam, dan salah satu nya adalah radio.

Menurut Kuswadi, akibat perkembangan teknologi komunikasi

adalah radio, maka akan memberikan pengaruh-pengaruh dalam banyak

kehidupan manusia. Kebutuhan manusia akan radio tidak bisa dielakkan lagi

seperti kecanduan akan informasi dan hiburan. Peneliti berpendapat bahwa

radio sebagai media massa telah mampu memenuhi kebutuhan khalayaknya.

Berdasarkan teori Uses And Gratification yang menyatakan bahwa pada

dasarnya individu memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi.

Dalam hal ini kebutuhan khalayak akan informasi dan hiburan dapat

diperoleh dari acara “ono opo rek” di Radio el victor FM Surabaya. Karena

acara ini terdiri dari berberapa unsur dan fungsi media antara lain hiburan,

penerangan, pendidikan.

(51)

Gambar 4. Kerangka Berpikir mengenai motif pendengar radio terhadap progam acara ono opo rek di 93;3 el victor FM surabaya

KEBUTUHAN :

Kebutuhan Kognitif Kebutuhan Afektif

Kebutuhan Integratif Personal dan Sosial Kebutuhan Escapist (pelarian)

MOTIF :

Motif Kognitif Motif Identitas Sosial Motif Diversi

Mendengarkan “Ono opo rek” di radio el victor FM.

Crowd corner Topik

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang tidak perlu

mencari atau menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis,

tetapi akan menggambarkan secara sistematis tentang : motif pendengar

pada program “ ono opo rek“ di radio el victor FM Surabaya.

3.1.1. Motif

Dalam hal ini motif dapat dioperasionalkan sebagai penggerak

alasan –alasan atau dorongan –dorongan dari dalam diri manusia yang

menyebabkan ia berbuat sesuatu, motif timbul karena adanya kebutuhan

dengan kata lain motif merupakan ciri dari kebutuhan.

Untuk memudahkan pengukuran, maka dalam penelitian ini

digunakan ketegori motif menurut Blumer dan Rahmat ( 2001 : 66), di

mana motif tersebut, meliputi :

1. Motif kognitif ( keinginan untuk menambah pengetahuan baru)

Kebutuhan individu dalam menggunakan media massa untuk

mendapatkan berbagai macam informasi, antara lain :

a. Ingin memperoleh wawasan atau pengetahuan tentang musik

dangdut terbaru (top request)

(53)

b. Ingin memperoleh pengetahuan tentang gaya hidup para

pendengar.

c. Ingin memperoleh tips dan trik tentang kemampuan bernyanyi

d. Ingin mendengarkan pengalaman-pengalaman para pendengar

yang disiarkan secara langsung (on air)

2. Motif Diversi ( keinginan untuk mencari hiburan)

a. Mencari hiburan

b. Mengisi waktu luang

c. Dapat melepaskan diri dari permasalahan

d. Individu dapat memenuhi keinginan untuk mendengarkan

lagu-lagu favorit.

3. Motif identitas personal (keinginan untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan).

Kebutuhan di sini berkaitan dengan keinginan untuk mengikuti

keadaan di sekitar, misalnya:

a. Ikut berbagai cerita yang disiarkan secara langsung (on air)

dalam acara “ ono opo rek”.

b. Ingin ikut unjuk suara dan pamer kemampuan bernyayi pada

acara “ ono opo rek

c. Ingin ikut memberikan komentar melalui telepon dengan

(54)

d. Dapat menjadikan segala informasi sebagai bahan pembicaraan

yang diperoleh dari program siaran acara “ ono opo rek” di Radio

el victor FM Surabaya.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Motif dalam penelitian ini menggunakan modifikasi model skala

likert (skala sikap). Metode ini merupakan metode penskalaan pernyataan

sikap dengan menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan

skalanya. Untuk melakukan penskalaan dengan model ini, responden

diberi pernyataan mengenai motif dan setiap pernyataan akan disediakan

jawaban yang harus dipilih oleh responden untuk menyatakan ketidak

setujuannya (Singarimbun, 1995 : 111). Jawaban dari masing-masing

pernyataan yang ada dikuesioner digolongkan dalam empat jenis pilihan

jawaban, yaitu sangat tidak setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju ( S),

dan Sangat Setuju (SS).

Selanjutnya, setelah melakukan kategori pilihan jawaban dari

pertanyaan kuesioner dilanjutkan dengan pemberian nilai pada

masing-masing jawaban. Pemberian nilainya sebagai berikut :

STS ( sangat tidak setuju) : diberi skor 1

TS ( tidak setuju) : diberi skor 2

S ( setuju ) : diberi skor 3

SS ( sangat setuju) : diberi skor 4

(55)

Dalam penelitian ini tidak digunakan alternatif jawaban ragu-ragu

(undecided), alasannya menurut Hadi (1981 : 20) adalah sebagai berikut :

a. Kategori undercided memiliki arti ganda, bisa diartikan belum dapat

memberikan jawaban netral dan ragu-ragu. Kategori jawaban yang

memiliki arti ganda (multi interpretable) ini tidak diharapkan dalam

instrumen.

b. Tersedianya jawaban di tengah menimbulkan kecenderungan

menjawab ke tengah (central tendency effect), terutama bagi mereka

yang ragu-ragu akan kecenderungan jawaban.

c. Disediakan jawaban di tengah akan mneghilangkan banyaknya data

penelitian sehingga dapat mengurangi pula banyaknya informasi yang

dapat di jaring oleh responden.

Motif pendengar dalam mendengarkan secara “ ono opo rek “ di

radio el victor FM Surabaya digolongkan menjadi tiga yaitu rendah,

sedang, tinggi yang ditentukan berdasarkan jumlah skor jawaban masing-

masing responden. Jumlah skor yang menjadi batasan skor untuk lebar

interval tingkat rendah, sedang dan tinggi menggunakan rumus:

(56)

Skor terendah : perkalian antara nilai terendah dengan jumlah item

pertanyaan

Jenjang : 3 ( diperoleh dari motif yang memiliki 3 jenis).

Berdasarkan rumus tersebut maka diperoleh lebar interval untuk

mengetahui motif pendengar acara “ ono opo rek” di radio el victor FM

Surabaya, untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Pada motif Kognitif terdapat 4 pernyataan tentang responden yang

mendengarkan acara aksi lintas pagi di radio el victor FM Surabaya

akan memperoleh wawasan atau pengetahuan tentang musik dangdut

terbaru, responden akan memperoleh pengetahuan tentang gaya hidup,

responden akan memperoleh tips dan trik tentang kemampuan

bernyanyi, serta responden akan dapat mendengarkan

pengalaman-pengalaman para pendengar yang disiarkan secara langsung (on air),

maka :

mendengarkan acara “ono opo rek” di el victor FM Surabaya untuk

mencari hiburan, mengisi waktu luang, bersantai, penyaluran emosi

dapat membuat perasaan lebih tenang, maka :

(57)

Motif Diversi =

3. Pada motif identitas personal terdapat 4 pernyataan tentang responden

yang ingin mengetahui agar ikut berbagi cerita yang disiarkan secara

langsung (on air), ingin ikut unjuk suara dan pamer kemmapuan

bernyanyi, ingin ikut memberikan komentar melalui telepon dengan

penyiar, dapat menjadikan segala informasi sebagai bahan

pembicaraan yang diperoleh dari program siaran acara “ ono opo rek

di radio el victor FM Surabaya maka :

Motif Identitas Personal =

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pendengar aktif Radio

Elvictor FM khususnya pendengar aktif program siaran acara “ ono opo

rek “ di radio el victor FM Surabaya yang tergabung dalam komunitas

(58)

November 2009, para pendengar yang terdaftar dalam radio el victor FM

Surabaya tersebut tidak ada pembatasan dalam hal usia, gender, maupun

strata sosial. Pendengar tersebar di kota Surabaya, Gresik dan kota

penyangga lainnya seperti bangkalan, Sidoarjo, Mojokerto. Pendengar

radio el victor FM Surabaya selalu aktif menyelenggarakan kegiatan off

air setiap satu bulan sekali bersama radio el victor FM Surabaya.

3.2.2. Sampel dan Teknik Sampel

Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah teknik random sampling kepada pendengar aktif acara “ono opo

rek” di radio el victor FM Surabaya. Unit analisis dalam penelitian ini

adalah pendengar yang terlibat aktif dalam acara “ono opo rek” di radio el

victor FM Surabaya sebagai anggota paguyuban pendengar acara “ono

opo rek” yaitu berumur 17-50 tahun yang telah menjadi pendengar aktif

secara “ono opo rek” di radio el victor FM Surabaya yang terdaftar

sebagai komunitas pendengar radio el victor FM Surabaya. Untuk

memperoleh sampel minimal, maka penelitian ini menggunakan rumus

Yamane :

n =

1

2 

Nd N

Keterangan

N : jumlah populasi yang diperlukan

n : jumlah sampel yang diperlukan

(59)

d : tingkat presisi yang diinginkan ( derajat ketelitian) dengan

Jadi dalam penelitian ini, banyaknya sampel yang akan diteliti adalah 84

pendengar aktif program siaran “ono opo rek” yang memenuhi kriteria

untuk dijadikan sampel.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, cara pengumpulan data diperoleh melalui

sumber-sumber antara lain, yaitu :

a. Data Primer

Data primer diperoleh melalui daftar pertanyaan dan pernyataan

berstruktur kepada responden yang berisi daftar pertanyaan semi

(60)

b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh melalui bahan-bahan pustaka yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti. Bahan-bahan pustaka yang digunakan

Gambar

Gambar  2.  Perbedaan  Pendekatan  Efek  dengan  Pendekatan  Uses  and Gratification (Sven Windhal dalam Rakhmat, 2004 : 206)
Gambar 4. Kerangka Berpikir mengenai motif pendengar radio terhadap progam acara ono opo rek di 93;3 el victor FM surabaya
Tabel 1Usia Responden  ( n = 84)
Tabel 3Status Pekerjaan Responden   ( n = 84)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan yang diperoleh pendengar terhadap program / acara campur sari di 88,9 radio JT FM berdasarkan pada perbandingan antara

Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari responden berupa jawaban pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yaitu motif dan kepuasan audience untuk mendapatkan

Khalayak terutama remaja Ponorogo lebih tertarik mendengarkan program acara yang ada di Radio Romansa dibandingkan dengan program acara yang ada di Radio lain di Ponorogo,