• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIF PENDENGAR AKTIF PROGRAM ACARA “CAMPUR SARI” DI 88,9 RADIO JT FM SURABAYA (Studi Deskriptif Tentang Motif Pendengar Aktif Acara “CAMPUR SARI” Di 88,9 Radio JT FM Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MOTIF PENDENGAR AKTIF PROGRAM ACARA “CAMPUR SARI” DI 88,9 RADIO JT FM SURABAYA (Studi Deskriptif Tentang Motif Pendengar Aktif Acara “CAMPUR SARI” Di 88,9 Radio JT FM Surabaya)."

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pada FISIP UPN “Veteran” J awa Timur

Oleh :

IVANZ TRIYOGA

NPM. 0643310406

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

Disusun Oleh :

IVANZ TRIYOGA

NPM. 0643310406

Telah diuji dan diseminar kan pada tanggal:

Pembimbing

DRS. SAIFUDDIN ZUHRI, M.Si NPT. 3 7006 94 00351

Tim Penguji : 1. Ketua

J uwito, S.Sos, M.Si NPT. 367049500361 2. Sekr etar is

Dr s. Kusnar to, M.Si NIP. 030 176 735 3. Anggota

Zainal Abidin A., S.Sos, M.Si, M.Ed NPT. 373 039 901 701

Mengetahui,

Dekan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

(3)

Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan segala berkah dan rahmat-Nya, sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul MOTIF PENDENGAR AKTIF

PROGRAM ACARA “CAMPUR SARI” DI 88,9 RADIO J T FM SURABAYA (Studi

Deskr iptif Tentang Motif Pendengar Aktif “CAMPUR SARI” 88,9 Radio J T FM

Sur abaya).

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan skripsi iiini adalah untuk memenuhi salah satu

syarat mengikuti skripsi pada jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan bimbingan dan dorongan dari

Bapak Drs. Saifudin Zuhri, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi. Pada kesempatan ini tidak

lupa penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1.

Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Juwito, S.Sos, M.Si, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.

Dosen Pengajar Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4.

Bapak dan Ibu ku tercinta, atas doa dan dukungan serta semangatnya.

5.

Pimpinan dan seluruh staff Radio JT FM Surabaya.

(4)

layak.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Segala kritik dan saran

penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Surabaya, Januari 2012

(5)

NPM

: 0643310406

Pr ogram Studi

: ILMU KOMUNIKASI

Fakultas

: ILMU SOSIAL DAN POLITIK

Telah disetujui untuk mengikuti seminar skr ipsi

Menyetujui,

Pembimbing Utama

DRS. SAIFUDDIN ZUHRI, MSi

NPT. 3 7006 94 00351

Mengetahui ,

Dekan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

(6)

NO PROGRAM ACARA JUMLAH IKLAN

1 Campur sari 4

2 POP FRESS 3

3 TEMBANG KENANGAN 2

4 KERONCONG 2

(7)

NO PROGRAM ACARA BANYAK FANS PER ORANG

1 POP 2000 – an 150

2 POP FRESS 175

3 TEMBANG KENANGAN 98

4 KERONCONG 77

(8)

Halaman

HALAMAN J UDUL ...

i

LEMBAR PENGESAHAN ...

ii

KATA PENGANTAR ...

iii

DAFTAR ISI ...

vi

BAB I.

PENDAHULUAN ...

1

1.1.

Latar Belakang ...

1

1.2.

Perumusan Masalah ...

8

1.3.

Tujuan Penelitian ...

8

1.4.

Kegunaan Penelitian ...

8

BAB II.

TINJ AUAN PUSTAKA ...

10

2.1.

Landasan Teori ...

10

2.1.1.

Komunikasi Massa ...

10

2.1.2.

Komunikasi Massa Media Radio ...

13

2.1.3.

Radio Siaran ...

18

2.1.4.

Pendengar Sebagai Khalayak Media ...

22

2.1.5.

Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa ...

23

2.1.6.

Pengertian Motif ...

24

2.1.7.

Model Uses and Gratifications ...

29

(9)

3.1.2.

Pengukuran Variabel ...

39

3.2.

Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ...

44

3.2.1.

Populasi ...

44

3.2.2.

Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ...

44

3.3.

Teknik Pengumpulan Data ...

45

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran umum radio JT FM ... 47

4.1.1. Sejarah berdirinya radio JT FM ... 47

4.1.2. Data radio JT FM ... 48

4.2. Proses terbentuknya komunitas pendengar radio JT FM ... 49

4.3. Penyajian data ... 50

4.3.1. Identitas responden ... 50

4.3.2. Responden dalam mendengarkan acara campursari ... 53

4.3.3. Motif responden dalam mendengarkan acara

campursari di 88,9 JT FM ... 56

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 77

(10)

Diera globalisasi sekarang ini pelayanan menjadi suatu bagian yang penting dalam kehidupan manusia. Di Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir jasa layanan semakin mendapatkan perhatian dari kalangan dunia usaha, terutama pada insudtri atau perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Seperti halnya industri media massa dalam usaha memenuhi kebutuhan khalayak.

Penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan yang diperoleh pendengar terhadap program / acara campur sari di 88,9 radio JT FM berdasarkan pada perbandingan antara kepuasan yang diharapkan (Gratification Sought) dengan kepuasan yang dirasakan (Gratification obtained)

Inti dari pendekatan uses dan gratification bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi bototnya adalah pada pendengar aktif yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. Empat motif pendengar dalam menggunakan media massa pertama adalah motif informasi, kedua motif identitas pribadi. Ketiga motif integrasi dan interaksi sosial dan keempat motif hiburan. Kepuasan pendengar terbagi menjadi dua yaitu gratification south (GS) dan gratification obtained (GO).

Pengukuran kepuasan individu dalam menggunakan media massa diukur melalui adanya kesenjangan (GAP) antara gratification sought dan gratification obtained. Ukuran terjadinya kepuasan atau tidak, berdasarkan parameter berikut : jika mean skor GS < 60 maka terjadi kepuasan, jika mean skor GS = 60 maka terjadi kepuasan, dan jika mean skor GS > 60, maka tidak tercapai kepuasan.

IVANZ TRIYOGO, Active listener motive of “Campur Sari” program at 88,9 JT FM Radio Surabaya. Descriptive Study About Active Listener Motive of “Campur Sari” Program at 88,9 JT FM Radio Surabaya

In this globalization era, service becomes an important part in human live. In Indonesia, in the last several years, service receives an increasing attention in the business word, especially in industry or company ini the service field. As mass media industry, this business is already able to fulfill the need of society.

The purpose of this research is finding out satisfaction that obtained by listener of “Campur Sari” program at 88,9 JT FM radio based o the comparison of gratification sought and gratification obtained.

(11)

the following parameter: when average score of GS < 60, then there will be a gratification, when the average score of GS = 60, then there is a gratification, and when the average score of GS > 60. then the gratification is not reached.

(12)

1.1. Latar Belakang Masalah

Komunikasi adalah suatu kegiatan atau proses penyampaian pesan,

informasi, berita dari komunikator kepada komunikan. Seiring dengan

peradaban manusia, kegiatan komunikasi akan terus berlangsung dalam

kehidupan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lain. Dengan kata

lain hakikat komunikasi adalah proses pernyataan manusia yang dinyatakan,

yaitu perasaan atau pikiran seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan bahasa sebagai penyalurnya ( Effendy, 2003 : 8).

Tindakan komunikasi dapat dilakukan secara langsung melalui media.

Pada dasarnya, media terdiri dari berbagai macam yang salah satunya

adalah media massa. Sesuai dengan perkembangan teknologi, manfaat

media massa saat ini bisa dirasakan oleh masyarakat luas. Pertumbuhan

media massa diwarnai dengan persaingan yang ketat, dimana media massa

berlomba-lomba untuk saling menambah program-program unggulan dalam

penyampaian informasi.

Hal tersebut juga dialami oleh radio sebagai salah satu bentuk dari

media massa selain televisi, surat kabar, majalah dan film. Sesuai dengan

perkembangan teknologi saat radio harus mulai menajamkan format siaran

(13)

Salah satu media yang dapat digunakan sebagai agen perubahan

masyarakat disini adalah media elektronik,yakni berupa radio siaran. Radio

adalah media elektronik yang memiliki jangkauan cukup selektif terhadap

segmen pasar tertentu dan juga efektif dalam penyampaian informasi. Radio

juga merupakan bagian dari media massa yang berfungsi menyiarkan

informasi, mendidik, mempengaruhi serta berusaha untuk merebut sebanyak

mungkin pendengarnya.

Radio saat ini adalah salah satu dari media massa elektronik yang

banyak disukai dan diminati oleh masyarakat. Bukan karena harga yang

relatif lebih murah. Apabila dibandingkan dengan pesawat televisi

melainkan juga karena program-program siaran yang ditawarkan semakin

beragam.

Kehadiran media massa, khususnya radio yang tanpa memandang

waktu dan jarak, membuat media elektronik yang paling tua ini tidak

ditinggalkan dengan pendengarnya. Apabila dalam kehidupan modern

seperti sekarang ini, kita tidak bisa melepaskan diri dari interaksi yang

dengan berbagai media massa yang telah menunjukan perkembangannya

yang pesat dan luas. Proses komunikasi antar manusia dengan menggunakan

teknologi elektronik dapat bersifat point to point (penyiar dengan pendengar

aktif), seperti saat ini kita sedang menelpon seseorang, dan point to audience

(pendengar dengan pendengar secara umum).

Sebagai sarana informasi, radio sebagai media massa mempunyai

(14)

disampaikan atau hanya informatif kepada pendengarnya. Adanya informasi

baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif

yang dibawa oleh informasi tersebut. Pesan-pesan sugestif dalam menilai

sesuatu sehingga terbentuklah sikap tertentu.

Apalagi dalam rangka memenangkan kompetisi antar radio yang

jumlahnya semakin besar. Oleh karena itu, dalam usaha memenangkan

persaingan, setiap radio siaran menyajikan program-program acara yang

disiarkan untuk menarik minat pendengarnya. Pendengar radio adalah

pendengar yang tidak hanya pasif menerima pesan informasi yang

disampaikan oleh komunikator atau penyiar, tetapi radio saat ini bisa

digunakan untuk berkomunikasi yaitu dengan bercakap-cakap dengan

bahasa yang sama-sama dimengerti oleh para peserta komunikasi.

Berkaitan dengan informasi yang disampaikan berdasarkan UU Pers

tahun 1999 Bab II pasal 3 ayat 1 dan 2, pemerintah mengeluarkan peraturan

tentang radio siaran non – pemerintah (radio swasta). Dalam peraturan

tersebut ditentukan bahwa radio non–pemerintah harus berfungsi sosial,

yaitu alat pendidikan, alat perorangan dan alat hiburan. Di Indonesia itu

sendiri, kemunculan radio-radio swasta di jalur FM (Frequency Modulation)

semakin memberikan informasi dan hiburan kepada masyarakat Surabaya.

Dalam merancang suatu program acara, JT FM menghindari

kesamaan-kesamaan dengan radio lain. Radio JT FM disini mencoba

memberi sesuatu yang lain bagi pendengarnya, khususnya bagi

(15)

isi dari program “CAMPUR SARI“ adalah sajian interaktif yang

menghadirkan tembang – tembang campursari selain itu juga memberikan

informasi – informasi terkini, wacana tentang budaya jawa dan hal yang

menarik lainnya. Acara obrolan yang dikemas dan gaya bahasa jawa, santai

tapi serius, kritis tetap dengan wawasan sehat dan mendidik. “CAMPUR

SARI” adalah sub program bagi mitra setia JT FM yang sedang berada

dijalan dan diberi kesempatan untuk me–request lagu apa saja sambil

melaporkan keadaan jalan. Jadi pendengar dapat meminta untuk diputarkan

lagu kesukaannya. ‘CAMPUR SARI” yaitu sub program yang

menghadirkan narasumber yang berkompeten dalam bidangnya dan

membahas suatu topik dalam siaran, Yang dihadirkan pada hari tertentu

Sedang topik adalah sub program yang memberikan kesempatan mitra setia

JT FM untuk memberi opini lewat SMS atau telepon dari topik yang sedang

dibahas. Sesi baca SMS untuk menyampaikan pesan atau memberi komentar

apa saja dan berbagai cerita tentang pengalaman masing-masing. Kemudian

membahas topik yang sedang hangat diberitahukan dimedia.

Program “CAMPUR SARI” disiarkan setiap hari Senin sampai hari

MINGGU pukul 22.00 sampai pukul 00.00 dengan pembawa acara MBAK

Sri Lestari yang akrab di panggil dengan MBAK Tari selalu menyapa

pendengarnya dengan panggilan mitra setia. Disini pendengar diberi sebutan

“mitra setia” , yang berarti teman dekat atau karib, dengan maksud untuk

memberi unsur kedekatan antara penyiar dan pendengar. Untuk segmentasi

(16)

dengan maksud untuk menemani aktivitas di malam hari saat pendengar

akan beranjak tidur dan melepas penat setelah seharian sibuk beraktifitas

jadi labih santai dengan ditemani lantunan tembang campursari. Sehingga

dapat disimpulkan disini adalah radio JT FM ingin memberikan segala

hiburan dengan cara yang berbeda dan unik dalam satu wadah yakni melalui

program “CAMPUR SARI” .

Alasan peneliti memilih radio JT FM sebagai tempat penelitian adalah

dikarenakan program acara ini telah berusia tujuh tahun dengan peringkat

program unggulan setelah program pop frees. Dapat dikatakan “CAMPUR

SARI” adalah karena disiarkan setiap jam 22.00 sampai 00.00 dan banyak

masyarakat yang terhibur, karena disiarkan setiap malam hari sehingga

dapat disimpulkan bahwa “CAMPUR SARI“ mendapat tempat dihati

pendengarnya.

Namun individu memiliki motif tujuan tersendiri yang mendasar ketika

memilih atau memutuskan untukmendengarkan “CAMPUR SARI” JT FM

Surabaya. Oleh karena itu, peneliti juga ingin meneliti motif individu dalam

mendengarkan “CAMPUR SARI” di Radio JT FM Surabaya.

Disini maksud peneliti meneliti tentang motif, masyarakat yang

mendengarkan “CAMPUR SARI “ karena adanya beberapa tujuan atau

motif yang mendasari seorang individu dalam suatu hal, dalam hal

mendengarkan “CAMPUR SARI “ di 88,9 JT FM Surabaya. Ini adalah

beberapa motif yang mendasari seorang individu dalam mendengarkan

(17)

Motif Kognitif, adalah motif yang mendasari pendengar yang

membutuhkan informasi mengenai peristiwa dan kondisi yang berkaitan

dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia. Mendapatkan

pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi dalam lingkungan sekitar

mereka. Pendengar ingin memuaskan rasa ingin tahu dan mengetahui minat

umum. Keinginan untuk belajar atau bisa juga untuk pendidikan diri sendiri.

Dan juga bisa untuk memperoleh rasa aman melalui penambahan

pengetahuan yang pendegar dapat melalui “CAMPUR SARI”, dengan

contoh pendengar mendengarkan dan ikut mengiirm SMS atau telepon untuk

mengomentari dan membahas tentang topik yang sedang terjadi untuk lebih

mengetahui bagaimana keadaan lingkungan sekitarnya, juga untuk

mendapatkan jawaban atas pertanyaan dirinya agar terpuaskan rasa ingin

tahunya juga untuk lebih mendapatkan pengetahuan untuk dirinya sendiri.

Motif diversi adalah motif yang mendasari pendengar untuk

melepaskan diri dari permasalahan, bersantai, memperoleh kenikmatan jiwa

dan estetis, penyaluran emosi, mengisi waktu. Dengan contoh, mungkin ada

pengemar yang sedang penat dengan kegiatannya sehari-hari dan sesuai

mendengarkan “CAMPUR SARI” dengan lelucon dan cara membawa acara

yang khas, pendengar dapat terlepas dari kepenatan dan mendapatkan

semangat yang baru untuk menjalani aktifitasnya kembali.

Motif identitas personal adalah motif yang mendasari pendengar

untuk menemukan penunjang nilai-nilai pribadi, menemukan model

(18)

pemahaman tentang diri sendiri. Dengan contoh, pendengar dapat mengukur

seberapa besar kepedulian dirinya tentang Ragam Budaya yang sedang

dibahas di “CAMPUR SARI” . atau pendengar dapat mengetahui dan

menambah luasnya pengetahuannya melalui “CAMPUR SARI” up date.

Pada penelitian ini, peneliti memilih warga Surabaya khususnya di

daerah sidotopo wetan yang berusia 40 tahun keatas dan tergolong

pendengar acara “CAMPUR SARI” di 88,9 radio JT FM Surabaya. Hal ini

dikarenakan warga dengan usia 40 tahun keatas lebih menyukai musik –

musik tempo dulu dan menganggap lebih ledih menikmati dari pada musik

zaman sekarang, serta dapat menemani aktivitas di malam hari saat

pendengar akan beranjak tidur dan melepas penat setelah seharian sibuk

beraktivitas jadi lebih santa idengan di temani lantunan musik campursari.

Disini cara mendapatkan populasi yang dimaksud dengan cara random

purposive sampling.

Selain itu acara “CAMPUR SARI” di 88,9 Radio JT FM Surabaya

cukup mendapatkan tempat dihati para pendengarnya karena itu juga

program acara ini dapat sampai ke umur yang ke enam dengan format acara

(19)

1.2. Per umusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut : Apa saja motif pendengar aktif program acara

“CAMPUR SARI“ di 88,9 Radio JT FM Surabaya.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui motif pendengar aktif tentang Program acara

“CAMPUR SARI “ di 88,9 Radio JT FM.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun praktis.

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan

pemikian bagi pengembangan ilmu komunikasi terutama mengenai

motif mendengarkan program radio dan dapat dijadikan sebagai bahan

masukan yang berguna bagi penelitian selanjutnya.

b. Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan

masukan bagi pengelola radio di Indonesia mengenai acara-acara yang

(20)

oleh pendengarnya dan dapat bermanfaat dalam menentukan

program-program siarannya.

(21)

2.1. Landasan Teor i

2.1.1. Komunikasi Massa

Komunikasi sering diartikan sebagai perpindahan (Transfer) informasi

(Pesan) dari pengirim (Komunikator) kepada penerima (Komunikan) melalui

saluran (Media) tertentu dengan tujuan mencapai semua saling pengertian (Mutual

Understanding).

Ada 2 (dua) macam proses komunikasi, yaitu : secara tatap muka

(primer) dan secara media (sekunder). Komunikasi sekunder ini dilakukan dengan

menggunakan media nirmasa (dalam komunikasi kelompok tertentu) atau dengan

menggunakan media massa. Tujuan komunikasi sekunder ini antara lain adalah

untuk mencapai komunikan yang lebih luas, memungkinkan imitasi oleh lebih

banyak dari orang dan mengatasi batas ruang dan waktu unuk manusia.

Proses komunikasi menggunakan media masaa (Radio) disebut

komunikasi massa. Pengertian komunikasi massa menurut Bergner, adalah :

“produksi dan distribusi secara institusional dan teknologis dari sebagian besar

aliran pesan dan dimiliki bersama secara berkelanjutan dalam masyarakat –

(22)

Komunikasi masa adalah komunikasi melalui media masa, yakni

surat kabar, majalah, radio, televisi dan film.

Komunikasi masa diartikan sebagai jenis komunikasi yang di

tujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar heterogen dan anonym

melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat

diterima sacara serentak dan sesaat (Rakhmat,2004:189).

2.1.2. Radio sebagai Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan proses komunikasi melalui media

massa modern, dengan kata lain komunikasi dapat diartikan sebagai suatu

proses dimana komunikator secara profesional menggunakan media massa

dalam menyebarkan pesannya untuk mempengaruhi khalayak banyak.

Komunikasi menyiarkan informasi, gagasan dari sikap kepada komunikan

yang beragam dalam jumlah banyak dengan menggunakan media (Effendi,

2003 : 79).

Media massa merupakan “kependekan” dari media komunikasi

massa yang lahir untuk menjembatani komunikasi antar massa. Massa

adalah masyarakat luas yang heterogen yang tetap saling bergantung satu

sama lain. Ketergantungan antar massa menjadi penyebab lahirnya media

yang mampu menyalurkan hasrat, gagasan dan kepentingan

masing-masing agar diketahui dan dipahami oleh yang lain. Penyaluran hasrat atau

(23)

Dengan demikian pada hakekatnya media massa adalah media saling

silang pesan antar massa (Pareno, 2005 : 7). Menurut Onong Uchjana

Effendy, media massa adalah media komunikasi yang mampu

menimbulkan keserempakan, dalam arti khalayak dan jumlah relatif yang

sangat banyak secara bersama-sama, pada saat memperhatikan pesan yang

dikomunikasikan melalui media tersebut.

Adapun peranan media massa dalam kehidupan manusia dapat

dirumuskan secara singkat sebagai berikut :

a. Media massa memberikan informasi dan membantu kita mengetahui

secara jelas ikhwal tentang dunia dan sekelilingnya kemudian

menyimpannya dalam ingatan kita.

b. Media massa membantu kita menyusun agenda (jadwal) kehidupan

sehari-hari.

c. Media massa berfungsi untuk berhubungan dengan berbagai kelompok

masyarakat lain diluar masyarakat kita.

d. Media massa membantu menyosialisasikan pribadi manusia.

e. Media massa digunakan untuk membujuk khalayak yang mencari

keuntungan dari pesan-pesan yang diterimanya.

f. Media massa sebagai media hiburan, sebagian besar media melakukan

fungsi sebagai media yang memberikan hiburan bagi khalayak.

Media komunikasi massa bersifat tidak langsung dan oleh karenanya

perencanaan, pengolahan dan penyampaian pesan baik itu bersifat

(24)

sedemikian rupa sehingga mencapai sasaran yang dikehendaki.

Komunikasi massa bersifat satu arah (one way traffic). Begitu pesan

disebarkan oleh komunikator , tidak diketahui apakah pesan itu diterima,

dimengerti atau dilakukan oleh komunikan. Radio yang muncul di

masyarakat di awal dekade 1920-an semakin lama semakin mendominasi

komunikasi massa dikarenakan sifatnya yang memenuhi kebutuhan dan

keinginan khalayak, sebelum adanya televisi (Effendi, 2003 : 314). Tetapi

awal dari terciptanya televisi tidakluput juga dari ditemukan radio.

Proses komunikasi massa yang paling efektif adalah komunikasi

antar komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana yaitu

radio, komunikasi media massa radio, lembaga penyelenggara komunikasi

bukan secara perseorangan, melainkan melibatkan banyak orang dengan

organisasi yang kompleks serta pembiayaan yang besar. Karena media

radio bersifat “transitory” (meneruskan), maka pesan-pesan yang

disampaikan melalui komunikasi massa media tersebut, hanya dapat

didengar secara sekilas

Menurut Effendy (2003 : 81) dalam komunikasi massa juga terdapat

karakteristik komunikasi massa yaitu :

a. Komunikasi massa bersifat umum, dimana pesan komunikasi yang

disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang.

b. Komunikasi bersifat heterogen, dimana komunikannya adalah

sejumlah orang yang disatukan oleh suatu minat yang sama dan

(25)

yang terkait tadi tidak saling mengenal, berinteraksi secara terbatas dan

tidak terorganisasikan.

c. Media massa menimbulkan keserempakan, kontak dengan sejumlah

besar penduduk tersebut satu sama lainnya dalam keadaan terpisah.

d. Hubungan antara komunikator dengan komunikan bersifat non

pribadi, yaitu komunikan yang anonim dicapai oleh orang-orang yang

dikenal hanya dalam perannya yang bersifat umum sebagai

komunikator.

Menurut Steven H. Chaffe dalam Rakhmat (1993 : 220) efek

kehadiran media massa khususnya radio dapat diterangkan sebagai

berikut :

1) Efek ekonomis, bahwa kehadiran media massa menggerakkan berbagai

bidang usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa.

2) Efek sosial, berkenaan dengan perubahan pada struktur atau interaksi

sosial. Kehadiran radio meningkatkan status sosial pemiliknya.

3) Penjadwalan kembali kegiatan sehari-hari. Setelah adanya radio,

banyak sekali orang mendengarkan radio sampai malam dan secara

tidak langsung telah mengubah kebiasaan mereka. Radio telah

mengubah kebiasaan individu.

4) Efek pada penyaluran atau penghilangan perasaan tertentu. Sering

terjadi bahwa media massa (radio) digunakan untuk memuaskan

(26)

dan sebagainya. Media dipergunakan tanpa memperhatikan isi pesan

yang disampaikannya.

5) Efek tumbunya perasaan tertentu terhadap media massa (radio).

Tumbuhnya perasaan senang pengalaman individu media massa makin

erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama tersebut. Boleh

jadi faktor isi pesan mula-mula amat berpengaruh, tetapi kemudian

jenis media itu diperhatikan apapun yang disiarkannya.

Setiap pesan yang disampaikan oleh radio, tentu saja mempunyai

tujuan khalayak sasaran serta akan mengakibatkan umpan balik, baik

secara langsung. Akhirnya tujuan dari penyampaian pesan media radio,

bisa menghibur, mendidik, kontrol sosial, menghubungkan atau sebagai

bahan informasi.

Menurut Effendy (2003 : 176), radio memiliki sifat sebagai berikut :

1) Langsung

Radio bersifat langsung, sehingga suatu pesan yang akan disampaikan

kepada pendengarnya tidak mengalami proses berbelit-belit seperti

halnya dengan menggunakan bahan tercetak. Suatu berita dapat

disampaikan kepad apublik dengan cepat, bahkan saat peristiwa

tersebut sedang berlangsung.

2) Tidak mengenal jarak

Radio tidak mengenal jarak dan rintangan. Peristiwa di suatu kota di

(27)

menganal rintangan berupa laut, gunung atau jurang. Kehadiran radio

dapat menembus ruang dan jarak geografis pendengarnya.

3) Memiliki daya tarik yang kuat

Radio mempunyai daya tarik yang kuat yang disebabkan unsur-unsur,

kata-kata, musik dan sound effect.

Untuk tujuan komersial, radio dipandang sebagai media yang

efektif untuk menyampaikan misinya. Radio mempunyai kemampuan

yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Karena radio

dapat menjangkau khalayak sasaran yang tidak terjangkau oleh media

massa lainnya. Pada intinya munculnya radio sebagai salah satu media

komunikasi manusia, memberikan satu fenomena sosial dalam kehidupan

manusia dalam tujuan interaksi dan harmoni sosial.

2.1.3. Radio Siar an

Dalam hal ini yang dimaksud adalah pengudaraan program siaran

radio, maka haruslah diingat bahwa radio siaran mendapat julukan

“kekuasaan kelima”. Ada tiga faktor yang menyebabkan radio mempunyai

julukan “ kekuasaan kelima” (Effendy, 2003 : 137) yaitu :

a. Radio Siaran Bersifat Langsung

Makna langsung sebagai sifat radio adalah bahwa suatu pesan

yang akan disiarkan dapat dilakukan tanpa proses yang rumit, langsung

(28)

b. Radio Siaran Menembus Jarak Rintang

Siaran radio tidak mengenal rintangan jarak dan waktu, hal ini

dikarenakan radio menggunakan media udara untuk mengantarkan

gelombangnya (perambatan gelombang elektromagnetik). Radio

adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara

modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik).

Gelombang ini melintas dan merambat lewat ruang angkasa yang

hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium

pengangkut (seperti molekul udara). Gelombang radio adalah satu

bentuk dari radiasi elektroomagnetik, dan terbentuk ketika objek

bermuatan listrik dimodulasi (dinaikkan frekuensinya) pada frekuensi

yang terdapat dalam frekuensi gelombang radio (RF) dalam satu

spektrum elektromagnetik. Gelombang radio ini berada pada

jangkauan frekuensi 10 hertz (HZ) sampai beberapa gigahertz (GHz),

dan radiasi elektromagnetik bergerak dengan cara osilasi elektrik

magnetik.

Gelombang elektromagnetik lainnya, yang memiliki frekuensi

di atas gelombang radio meliputi sinar gamma, sinar X , inframerah,

ultraviolet, dan cahaya terlihat. Ketika gelombang radio dipancarkan

melalui kabel, osilasi dari medan listrik dan magnetik tersebut

dinyatakan dalam bentuk arus bolak –balik dan voltase di dalam kabel.

Hal ini kemudian dapat diubah menjadi signel audio atau lainnya yang

(29)

Meskipun kata radio digunakan untuk hal-hal yang berkaitan

dengan alat penerima gelombang suara, namun transmisi

gelombangnya sebagai dasar gelombang pada televisi, radio, radar dan

telepon genggam pada umunya. (http//id. Wikipedia. Org/ wiki/Radio#

Gelombang radio) untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan oleh grafik

dibawah ini :

Gambar 1 : transmisi gelombang radio

(http://id.wikipedia.org./wiki/radio#gelombang_radio

c. Radio Siaran Mengandung Daya Tarik

1) Kata-kata Lisan (Spoken Words)

Penggunaan kata-kata dalam radio melalui radio sifatnya “sekilas

dengar” atau “sekali dengar”. Selain itu, kata yang diucapkan

selalu dengan khas suara dan gaya bahasa penyiarnya dengan

penyesuaian segmentasi pendengar

2) Musik (Music)

Untuk sebagian besar radio siaran, bahkan dapat dikatakan,

musik adalah tulang punggung radio. Karena musik merupakan

suatu unsur hiburan yang dapat membuat atau merubah keadaan

(30)

juga dihiasi dengan musik sebagai selingan agar menarik dan

terkesan santai.

3) Efek Suara (Sound Effect)

Efek suara dalam radio dapat digunakan untuk

menyampaikan tindakan atau gerakan dalam suatu keadaan,

misalnya suara kaki yang sedang melangkah atau sedang berlari.

Menunjukkan waktu misalnya dengan latar belakang suara

pedesaan dengan suara jangkrik dimalam hari atau juga lokasi atau

setting, misalnya suara telepon di kantor dan lain sebagainya.

Jika kesemua unsur itu tadi dikemas secara menarik dan disajikan

dengan tepat, maka program radio siaran itu akan menjadi lebih menarik

dan terkesan fleksibel tidak tergantung bagaimana kemampuan penyiar

sebagai komunikator. Sebagai salah satu media massa, maka disini radio

mempunyai tiga fungsi, yaitu :

1. Sebagai Sarana Hiburan

Setiap radio siaran mempunyai program siaran hiburan yang

disiarkan oleh setiap stasiun radio sebagai salah satu program

acaranya. Karena acara hiburan inilah yang sering kali disenangi dan

dicari oleh khalayak pendengarnya. Dengan contoh campur sari yang

(31)

2. Sebagai Sarana Penerangan

Acara-acara siaran informasi dengan baik adalah yang

mempunyai informasi, penting bagi pelayanan masyarakat dengan

contoh “campur sari“ yang memberikan informasi tentang keadaan

lingkungan

3. Sebagai Sarana Pendidikan

88,9 JT FM yang setiap harinya mempunyai progam

pendidikan yang membahas budaya- budaya jawa, yang bertujuan

untuk menmbah pengetahuan pendengar teutama yang berhubungan

dengan budaya jawa dimana semakin luntur keberadaannya.

Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan

menggunakan bahasa lisan, walaupun ada lambang-lambang yang verbal.

Yang dipergunakan jumlahnya sangat minim, misalnya tanda waktu pada

saat akan memulai acara warta berita dalam bentuk telegrafi atau bunyi

salah satu alat musik.

Keuntungan radio siaran bagi komunikasi ialah sifatnya yang

santai atau tidak kaku sehingga orang bisa menikmati acara radio sambil

beraktifitas. Tidak demikian dengan media massa lainnya. Karena sifat

auditor untuk didengarkan, sehingga orang mudah untuk menyampaikan

(32)

Radio memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan yaitu sifat

yang “sekilas dengar“ , yaitu pesan yang sampai pada khalayak hanya

sekali dengar saja, yang berarti arus baliknya tidak dapat lengsung dan

komunikan mungkin tidak memperoleh penjelasan lebih jauh, karena tidak

mungkin meminta kepada penyiar untuk mengulangi kembali.

2.1.4. Pendengar Sebagai Khalayak Media

Istilah “ khalayak media” berlaku universal dan secara sederhana

dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca,

pendengar, pemirsa, sebagai media atau komponen isinya. Khalayak

media yang selanjutnya lebih ditekankan sebagai massa ini memiliki

jumlah yang besar, heterogen, menyebar dan anonim serta memiliki

kelemahan dalam ikatan organisasi sosial sehingga tidak konsisten dan

komposisinya dapat berubah dengan cepat (McQuail, 1996: 20).

Pendengar radio adalah massa dan memiliki perbedaan jenis

kelamin, usia, tingkat pendidikan, serta kerangka acuan dan lapangan

pengalaman. Mereka adalah sasaran komunikasi massa melalui media

radio siaran. Komunikasi dapat dikatakan relatif, jika pendengar terpikat

perhatiannya, tertarik terus meniatnya, mengerti, tergerak hatinya dan

melakukan aktivitas apa yang diinginkan pembicara ( Effendy, 2003: 64).

Effendy selanjutnya mengatakan bahwa pendengar radio memiliki

(33)

a. Heterogen

Heterogen artinya pendengar adalah massa, yaitu sejumlah orang yang

sangat banyak dengan sifat yang heterogen dan terpencar di berbagai

tempat yang berlainan. Disamping itu , perbedaan pendengar juga

meliputi perbedaan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, frame of

reference dan field of experience.

b. Pribadi

Karena pendengar berada dalam keadaan heterogen, maka isi pesan

akan dapat diterima dan dimengerti bila sifatnya pribadi sesuai dengan

situasi dimana pendengar itu berada.

c. Aktif

Pendengar radio akan bersifat aktif apabila menemui sesuatu yang

menarik dan diminati dari program acara yang ada di stasiun radio,

mereka akan ikut aktif berpikir dan melakukan interpretasi.

d. Selektif

Pendengar dapat dengan leluasa memilih program radio siaran yang

diminati. Begitu banyak satsiun radio dengan jenis acara siarannya,

yang masing-masing berlomba-lomba untuk memikat perhatian

pendengarnya. Isi siaran yang tidak memenuhi selera pendengarnya

(34)

Sehingga yang dimaksud dengan pendengar adalah mereka yang

menjadi sasaran komunikasi media massa melalui radio siaran. Tanpa

melakukan interpretasi terhadap isi pesan media atau memiliki keterlibatan

secara aktif untuk mengikuti atau merespons acara-acara dalam radio

siaran.

Hal ini yang akan menyebabkan seorang audience akan senantiasa

mendengarkan pada jam siaran acara yang paling di senanginya.

2.1.5. Teor i Kebutuhan Ter hadap Media Massa

Kebutuhan terhadap media massa dipenuhi melalui surat kabar,

majalah , radio, televisi dan film. Baik dalam isi amupun melalui daya

terpaanya secara konteks sosial tempat dimana terpaan berlangsung.

Secara langsung Katz dan Gurevitch berkeyakinan terhadap tipologi

kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media yang diklasifikasikan

dalam lima kelompok, yaitu :

1. Kebutuhan Kognitif (Cognitive Needs)

Yaitu kebutuhan –kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk

memperkuat informasi, pengetahuan, serta pengertian tentang

lingkungan kita, kebutuhan ini didasarkan pada keinginan untuk

mengerti dan menguasai lingkungan kita. Kebutuhan ini didasarkan

pada keinginan untuk mengerti dan menguasai lingkungan. Kebutuhan

kognitif juga dapat dipenuhi oleh adanya dorongan-dorongan seperti

(35)

2. Kebutuhan Afektif (Afective Needs)

Yaitu kebutuhan–kebutuhan yang berhubungan dengan usaha-usaha

untuk memperkuat pengalaman-pengalaman yang bersifat keindahan,

kesenangan dan emosional. Mencari kesenangan dan hiburan

merupakan motivasi yang pada umumnya dapat dipenuhi oleh media.

3. Kebutuhan integratif personal (Personal Integrative Needs)

Yaitu kebutuhan –kebutuhan yang berhubungan dengan usaha unutk

memperkuat kepercayaan, kesetiaan dan status pribadi. Kebutuhan

seperti ini dapat diperoleh dari adanya keinginan setiap individu untuk

meningkatkan harga diri.

4. Kebutuhan integratif sosial (Social Integratif Needs)

Yaitu kebutuhan –kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk

memperkuat kotak dengan keluarga, temna-temna dan dengan

lingkungan sekelilingnya. Kebutuhan –kebutuhan tersebut didasarkan

oleh adanya keinginan setiap individu untuk beralifilasi.

5. Kebutuhan akan pelarian (Escapist Needs)

Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat untuk melarikan diri

dari kenyataan, melepaskan ketegangan dan kebutuhan akan hiburan.

2.1.6. Penger tian Motif

Secara harafiah, motif terdiri dari kata move yang berarti bergerak

dan active yang berarti aktif, jadi yang dimaksud dengan motif adalah

suatu pengertian yang melingkupi seluruh penggerak. Untuk memahami

(36)

Tetapi juga perlu melihat atau memperhatikan hal-hal yang melatar

belakanginya. Apa saja yang mendorongnya melakukan tindak perbuatan

tersebut dan apa motifnya.

Motif adalah suatu pengertian yang meliputi semua penggerak

alasan-alasan atau dorongan–dorongan dari dalam diri manusia yang

menyebabkan ia berbuat sesuatu (Gerungan, 2002: 142). Istilah berbuat

sesuatu tersebut disebabkan adanya tujuan yang hendak dicapai.

Pencapaian tujuan itu merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan.

Purwanto ( 2006 : 70) menjelaskan bahwa fungsi dari motif

adalah :

1. Motif sebagai pendorong manusia untuk bertindak atauberbuat. Motif

itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan

energi terbentang pada seseorang untuk melakukan sesuatu.

2. Motif itu menentukan arah perbuatan, yakni kearah perwujudan suatu

tujuan atau cita-cita.

3. Motif itu menyeleksi perbuatan kita . artinya menentukan

perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan yang serasi guna mencapai

tujuan dengan mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat

bagi tujuan,

Selanjutnya Purwanto (2006 : 60) mendefinisikan motif sebagai

segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak atau melakukan

sesuatu dan pengertian motif itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari

(37)

sesuatu. Sedikit banyaknya ada kebutuhan di dalam dirinya atau ada

sesuatu yang hendak dicapai.

Pada dasarnya setiap individu memiliki kebutuhan dasar, maslow

mengungkapkan lima kebutuhan dasar (Basic Needs) secara hirarki dan

menempatkan kebutuhan akan aktualisasi dari tingkatan tertinggi, individu

berharap dengan menggunakan media dapat memenuhi sebagian dari

kebutuhan dasar, kebutuhan dasar terdiri atas :

1. Physicological Needs ( kebutuhan Fisiologis)

2. Safety needs ( kebutuhan akan keamanan)

3. Love needs ( kebutuhan akan cinta )

4. Esteem needs ( kebutuhan akan penghargaan)

5. Self Actualitation needs (kebutuhan aktualisasi) (Effendy, 2003 : 290).

Kebutuhan-kebutuhan ini yang menyebabkan timbulnya motif

yang mendorong aktifitas individu menggunakan media tertentu. Artinya,

mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media karena

didorong oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya.

Motif pada umunya bersumber pada kebutuhan. Kebutuhan

manusia terdiri atas kebutuhan biologis dan kebutuhan psikologis.

Individu merespon kebutuhan-kebutuhanyang harus dipahami tersebut

dengan bertingkah laku, bertindak untuk memenuhi kebutuhan tersebut

melalui penggunaan media massa.

Manusia berbuat sesuatu karena adanya dorongan atau motif

(38)

kebutuhan kebutuhan yang harus dipenuhi. Dalam pemenuhan kebutuhan

melalui media massa oleh individu tersebut, Katz dan Geruvitch

menjabarkan kebutuhan-kebutuhan individu tersebut menjadi.

1. Kebutuhan kognitif (Cognitive Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan

dan pemahaman atas lingkungan.

2. Kebutuhan Afektif ( Afective Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman yang estetis,

menyenangkan dan emosional.

3. Kebutuhan intergratif personal (Personal Integrative Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas,

kepercayaan, stabilitas dan status individual.

4. Kebutuhan integratif sosial (Sosial Integratif Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan anggota

keluarga , teman dan dunia.

5. Kebutuhan akan pelarian (Escapist Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan,

ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman.

Sedangkan menurut Blumer dalam Rakhmat ( 1993 : 66) motif meliputi :

1. Motif Kognitif

a. Dapat mengetahui berbagai peristiwa dan kondisi yang berkaitan

(39)

b. Dapat mengetahui berbagai informasi mengenai peristiwa dan

kondisi yang berkaitan dengan keadaan dunia.

c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum

d. Dapat mencari bimbingan menyangkut berbagai pendapat

e. Memperoleh rasa aman melalui penambahan pengetahuan

2. Motif identitas personal

a. Menemukan penunjang nilai –nilai pribadi

b. Menemukan model perilaku

c. Mengidentifikasi diri dalam nilai-nilai lain

d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

3. Motif Diversi

a. Dapat melepaskan diri dari permasalahan

b. Bisa bersantai dan mengisi waktu luang

c. Menyalurkan emosi

d. Bisa mendapatkan hiburan dan kesenangan.

2.1.7. Model Uses and Gratifications

Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Elihu katz pada tahun

1959, kemudian dilanjutkan oleh Jay G. Blumer dan Michael Gurevitch.

Teori ini dibentuk berdasarkan konsepsi psikologis, yang melihat

mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya (Homo

(40)

Menurut para pendirinya , Elihu Katz, Jay G. Blumer dan Michel

Geruvitch, Uses and Gratification meneliti asal mula kebutuhan secara

psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu secara

psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media

massa atau sumber – sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media

yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain) dan menimbulkan

pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barang kali termasuk juga

yang tidak kita inginkan (Rakhmat, 2004 : 204).

Sebagai asumsi dasar teori Uses and Gratification ini, dirumuskan

oleh Katz , Blumer dan Geruvitch tahun 1974 (dalam Rakhmat, 2004 :

205) adalah sebagai berikut :

a. Khalayak dianggap aktif, artinya sebagaian penting dari penggunaan

media massa yang diasumsikan mempunyai tujuan .

b. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan

pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota

khalayak.

c. Media massa harus bersaing dengan sumber –sumber lain untuk

memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah

bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang luas. Bagaimana

kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media sangat tergantung

(41)

d. Banyaknya tujuan pemilikan media massa disimpulkan dari data yang

diberikan annggota khalayak artinya orang dianggap cukup mengerti

untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi –situasi tertentu.

e. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan

sebelum diteliti terlebih dahulu orientasi khalayak.

Menurut McQuail, (2000 : 72) bahwa ada empat tipologi fungsi media

massa bagi individu yaitu sebagai berikut :

1. Informasi, yaitu berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan

dunia.

2. Identitas pribadi, yaitu berkaitan dengan peningkatan pemahaman

tentang diri sendiri.

3. Integrasi dan interaksi sosial, yaitu memperoleh pengetahuan tentang

keadaan orang lain atau empati sosial.

4. Hiburan, yaitu melepaskan diri dari permasalahan

Model Uses Gratification memandang individu sebagai mahluk

suprarasional dan sangat selektif . ini. Memang mengundang kritik. Tetapi

yang jelas, dalam model ini perhatian bergeser dari proses pengiriman

pesan ke proses penerimaan pesan.

Dibandingkan dengan model jarum hipodermis, model Uses and

Gratification mempunyai perbedaan antara pendeklatan efek (model jarum

(42)

Pendekatan Efek Uses and GratificationsPendekatan

Keuntungan Relevansi Sosial Memberikan deskripsi

dinamis tentang khalayak Memperhitungkan seluruh

proses komunikasi

Anggota khalayak tidak sepenuhnya pasif

Minat pada karakteristik stimuli Menjelaskan penggunaan

media

Ker ugian

Khalayak sering dilukiskan sebagai makhluk yang seluruhnya pasif dan mudah dimanipulasi

Stimuli tidak diperhitungkan, hanya model proses

penerimaan saja

Pandangan mekanistis terhadap proses komunikasi

Terlalu melebih-lebihkan rasionalitas dan keaktifan anggota khalayak Terlalu banyak menjelaskan

efek dalam hubungannya dengan stimuli

Menggunakan faktor-faktor mental (seperti motif mencari keterangan).

Gambar 2. Perbedaan Pendekatan Efek dengan Pendekatan Uses and Gratification (Sven Windhal dalam Rakhmat, 2004 : 206)

Yang menjadi masalah dalam teori ini bukankah bagaimana media

mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media dapat

memenuhi kebutuhan khalayak. Khalayak sesuai dengan teori ini dianggap

mempunyai kebutuhan misalnya kebutuhan kognitif , afektif, integratif

personal, integratif sosial maupun kebutuhan untuk melepaskan

ketegangan atau melarikan diri dari kenyataan. Jadi nilainya ada pada

khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai

tujuan khusus.

Dalam penelitian ini , penelitian tidak akan bermaksud untuk

menguraikan hasil-hasil penelitian yang menggunakan uses ang

gratification. Perhatian akan dipusatkan pada kerangka psikologis yang

(43)

media. Karena itu tulisan William J. McGuire Rakhmat. 2004 : 206 yang

mengaku sebagai “a card-carrying psychologist“ akan dipergunakan

sebagai dasar bagi penjelasan klasifikasi motif.

Sebelum menceritakan berbagai motif yang mendorong orang

menggunakan media, menurut McGuire, haruslah terjawab dulu

pertanyaan : betulkah konsumsi komunikasi massa merupakan perilaku

yang didorong oleh motif ? Sebagian orang menyatakan bahwa terpaan

media lebih merupakan kegiatan yang kebetulan dan amat dipengaruhi

oleh faktor eksternal. Sebagian yang lain memandang pemuasan

kebutuhan dengan media begitu kecil dibandingkan dengan kebutuhan

khalayak sehingga faktor motivasional hampir tidak berperanan dalam

menentukan terpaan media. Sebagian yang lain lagi berpendirian bahwa,

walaupun ada pemuasan potensila dalam komunikasi massa, tidak begitu

berhasil dalam menemukan pemuasan karena media massa tidak

memberikan petunjuk tentang potensi ganjaran yang dapat diberikannya.

Jadi jelaslah kita menggunakan media massa karena didorong oleh

motif-motif tertentu. Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media

massa. Pada saat yang sama, kebutuhan ini dapat dipuaskan oleh media

massa. Kita ingin mencari kesenangan, media massa dapat memberikan

hiburan. Kita mengalami goncangan batin, media massa dapat

memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan. Kita

(44)

ketenangan dan persahabatan dapat juga diperoleh dari sumber-sumber

lain seperti kawan, hobi atau tempat ibadat ( Rakhmat 2004 : 207).

Kebutuhan –kebutuhan tersebut dapat dipuaskan melalui sumber

lain maupun media massa. Melalui sumberlain kebutuhan dapat terpenuhi

melalui keluarga, teman-teman , komunikasi interpersonal (antar pribadi)

maupun mengisi waktu luang dengan berbagai cara misalnya melalui

penyaluran, rekreasi dan sebagainya. Kebutuhan mellaui media massa

dipenuhi melalui membaca surat kabar, mendengarkan radio, serta

menonton televisi dan film.

Bumler dan Katz merumuskan asumsi –asumsi dasar dari model

uses and gratification, yaitu :

Anteseden Motif Penggunaan Media Efek

Var. individual Var. Lingkungan

1.Personal 2.Diversi

3.Identitas personal

1.Hubungan 2.Jenis isi

3.Hubungan jenis isi

1.Kepuasan 2.Pengetahuan 3.Kepuasan

Gambar 3. Model Uses and Gratification (Rakhmat, 1993 : 66)

Takeuchi menjelaskan paradigma Uses and Gratification sebagai

jenis khalayak mana dalam keadaan bagaimana dipuaskan oleh kebutuhan

apa dari sarana komunikasi makna dan bagaimana (Effendy, 2003 : 204),

model uses and gratification menurut Jalalludin Rakhmat meliputi variabel

pengguna media, variabel Anteseden, variabel motif dan variabel

pengguna media. Terdiir dari data demografis, seperti : usia, jenis kelamin

dan faktor-faktor psikologis komunikan. Serta variabel lingkungan seperti

(45)

orientasi : orientasi kognitif , yaitu kebutuhan akan informasi atau hal-hal

baru, diversi, yaitu : kebutuhan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan

hiburan dan motif identitas personal yaitu keinginan untuk menyesuaikan

diri dengan lingkungannya (Rakhmat, 1993 : 66).

Penggunaan media terdiri dari : jumlah waktu yang digunakan

dalam berbagai media, jenis media yang dikonsumsi dan berbagai

hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang

dikonsumsi atau media yang dikonsumsi ini peneliti berusaha menemukan

apa sajakah motif pendengar radio JT FM terhadap program acara

“CAMPUR SARI “.

2.2. Ker angka Berpikir

Pada masa yang sedang berkembang saat ini, dalam pemenuhan

kebutuhannya, manusia selalu mengikuti perkembangan teknologi dan

informasi. Hal ini disebabkan karena semenjak munculnya globalisasi media

massa, memaksa manusia untuk bersaing dalam menjalani kehidupan. Salah

satu yang menunjang dalam penyebaran informasi dan teknologi adalah

komunikasi. Komunikasi sendiri terbagii luas, namun yang kini dibahas

adalah komunikasi massa , yakni proses komunikasi yang membutuhkan alat

bantu media dalam penyebaran informasi dari komunikator kepada

komunikan. Sedangkan media yang menyediakan jasa dalam proses

penyampaian pesan tersebut media massa. Media massa terdiri dari berbagai

(46)

Menurut Kuswadi, akibat perkembangan teknologi komunikasi

adalah radio, maka akan memberikan pengaruh-pengaruh dalam banyak

kehidupan manusia. Kebutuhan manusia akan radio tidak bisa dielakkan lagi

seperti kecanduan akan informasi dan hiburan. Peneliti berpendapat bahwa

radio sebagai media massa telah mampu memenuhi kebutuhan khalayaknya.

Berdasarkan teori Uses And Gratification yang menyatakan bahwa pada

dasarnya individu memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi.

Dalam hal ini kebutuhan khalayak akan informasi dan hiburan dapat

diperoleh dari acara “CAMPUR SARI” di Radio JT FM Surabaya. Karena

acara ini terdiri dari berberapa unsur dan fungsi media antara lain hiburan,

(47)

Gambar 4. Kerangka Berpikir mengenai motif pendengar radio terhadap progam acara campur sari di 88,9 radio JT FM surabaya

KEBUTUHAN :

1. Kebutuhan Kognitif

2. Kebutuhan Afektif

3. Kebutuhan Integratif Personal dan Sosial

4. Kebutuhan Escapist (pelarian)

MOTIF :

1. Motif Kognitif

2. Motif Identitas Sosial

3. Motif Diversi

Mendengarkan “CAMPUR SARI” di radio JT FM.

- Crowd corner

- Topik

(48)

3.1. Definisi Oper asional

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang tidak perlu

mencari atau menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis,

tetapi akan menggambarkan secara sistematis tentang : motif pendengar

pada program “CAMPUR SARI “ di radio JT FM Surabaya.

3.1.1. Motif

Dalam hal ini motif dapat dioperasionalkan sebagai penggerak

alasan – alasan atau dorongan – dorongan dari dalam diri manusia yang

menyebabkan ia berbuat sesuatu, motif timbul karena adanya kebutuhan

dengan kata lain motif merupakan ciri dari kebutuhan.

Untuk memudahkan pengukuran, maka dalam penelitian ini

digunakan ketegori motif menurut Blumer dan Rahmat ( 2001 : 66), di

mana motif tersebut, meliputi :

1. Motif kognitif ( keinginan untuk menambah pengetahuan baru)

Kebutuhan individu dalam menggunakan media massa untuk

mendapatkan berbagai macam informasi, antara lain :

a. Ingin memperoleh wawasan atau pengetahuan tentang musik

(49)

b. Ingin memperoleh pengetahuan tentang gaya hidup para pendengar

setia campur sari.

c. Ingin memperoleh tips dan trik tentang kemampuan bernyanyi

d. Ingin mendengarkan pengalaman-pengalaman para pendengar yang

disiarkan secara langsung (on air) acara campursari.

2. Motif Diversi ( keinginan untuk mencari hiburan)

a. Mencari hiburan

b. Mengisi waktu luang

c. Dapat melepaskan diri dari permasalahan

d. Individu dapat memenuhi keinginan untuk mendengarkan

lagu-lagu favorit.

3. Motif identitas personal (keinginan untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan).

Kebutuhan di sini berkaitan dengan keinginan untuk mengikuti

keadaan di sekitar, misalnya:

a. Ikut berbagai cerita yang disiarkan secara langsung (on air) dalam

acara “CAMPUR SARI”.

b. Ingin ikut unjuk suara dan pamer kemampuan bernyayi pada acara

“ CAMPUR SARI”

(50)

d. Dapat menjadikan segala informasi sebagai bahan pembicaraan

yang diperoleh dari program siaran acara “ CAMPUR SARI ” di

Radio JT FM Surabaya.

3.1.2. Pengukur an Var iabel

Motif dalam penelitian ini menggunakan modifikasi model skala

likert (skala sikap). Metode ini merupakan metode penskalaan pernyataan

sikap dengan menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan

skalanya. Untuk melakukan penskalaan dengan model ini, responden

diberi pernyataan mengenai motif dan setiap pernyataan akan disediakan

jawaban yang harus dipilih oleh responden untuk menyatakan ketidak

setujuannya (Singarimbun, 1995 : 111). Jawaban dari masing-masing

pernyataan yang ada dikuesioner digolongkan dalam empat jenis pilihan

jawaban, yaitu sangat tidak setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju ( S),

dan Sangat Setuju (SS).

Selanjutnya, setelah melakukan kategori pilihan jawaban dari

pertanyaan kuesioner dilanjutkan dengan pemberian nilai pada

masing-masing jawaban. Pemberian nilainya sebagai berikut :

STS ( sangat tidak setuju) : diberi skor 1

Audience merasa tidak mendapatkan manfaat atau hiburan apapun setelah

mendengar siaran acara tersebut

TS ( tidak setuju) : diberi skor 2

Audience merasa tidak ada pengaruh setelah mendengarkan siaran

(51)

S ( setuju ) : diberi skor 3

Audience merasa mendapatkan cukup informasi dan hiburan setelah

mendengarkan siaran tersebut.

SS ( sangat setuju) : diberi skor 4

Audience merasa dengan adanya program acara tersebut merupakan suatu

sumber informasi dan hiburan yang dapat diandalkan

Dalam penelitian ini tidak digunakan alternatif jawaban ragu-ragu

(undecided), alasannya menurut Hadi (1981 : 20) adalah sebagai berikut :

a. Kategori undercided memiliki arti ganda, bisa diartikan belum dapat

memberikan jawaban netral dan ragu-ragu. Kategori jawaban yang

memiliki arti ganda (multi interpretable) ini tidak diharapkan dalam

instrumen.

b. Tersedianya jawaban di tengah menimbulkan kecenderungan

menjawab ke tengah (central tendency effect), terutama bagi mereka

yang ragu-ragu akan kecenderungan jawaban.

c. Disediakan jawaban di tengah akan mneghilangkan banyaknya data

penelitian sehingga dapat mengurangi pula banyaknya informasi yang

dapat di jaring oleh responden.

Motif pendengar dalam mendengarkan secara “CAMPUR SARI “

di radio JT FM Surabaya digolongkan menjadi tiga yaitu rendah, sedang,

tinggi yang ditentukan berdasarkan jumlah skor jawaban masing- masing

responden. Jumlah skor yang menjadi batasan skor untuk lebar interval

(52)

Range ( R) :

diinginkan yang

Jenjang

dah skor teren

nggi Skor terti

Keterangan :

Range ( R) : batasan dari setiap tingkatan

Skor tertinggi : pertanyaan antara nilai tertinggi dengan jumlah item

pertanyaan

Skor terendah : perkalian antara nilai terendah dengan jumlah item

pertanyaan

Jenjang : 3 ( diperoleh dari motif yang memiliki 3 jenis).

Berdasarkan rumus tersebut maka diperoleh lebar interval untuk

mengetahui motif pendengar acara “ CAMPUR SARI ” di radio JT FM

Surabaya, untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Pada motif Kognitif terdapat 4 pernyataan tentang responden yang

mendengarkan acara campur sari di radio JT FM Surabaya akan

memperoleh wawasan atau pengetahuan tentang music campur sari,

responden akan memperoleh pengetahuan tentang gaya hidup,

responden akan memperoleh tips dan trik tentang kemampuan

bernyanyi, serta responden akan dapat mendengarkan

(53)

Adapun kategori dari motif kognitif diantaranya:

• Rendah : Dimana jumlah pendengar kurang dari rerata setiap

harinya hal ini bisa disebabkan karena pendengar merasa tidak

mendapat pengetahuan didalam acara campur sari.

• Sedang : Dimana jumlah pendengar sesuai dengan rerata setiap

harinya hal ini bisa disebabkan karena pendengar merasakan

dengan adanya acara campursari maka akan mendapatkan

sumber pengetahuan.

• Tinggi : Dimana jumlah pendengar lebih dari rerata setiap

harinya hal ini bisa disebabkan karena acra campursari

merupakan sumber pengetahuan terutama segi kebudayaan.

2. Pada motif Diversi terdapat 4 pernyataan tentang responden yang

mendengarkan acara “CAMPUR SARI” di JT FM Surabaya untuk

mencari hiburan, mengisi waktu luang, bersantai, penyaluran emosi

dapat membuat perasaan lebih tenang.

Adapun kategori dari motif deversi diantaranya :

• Rendah :dimana pendengar kurang dari rerata di setiap harinya

bisa dikarenakan acara campur sari tidak bisa dijadikan suatu

acara hiburan.

• Sedang :Dimana jumlah pendengar sesuai rerata di setiap

harinya dikarenakan acara campur sari dapat memberikan

(54)

• Tinggi :Dimana jumlah pendengar melebihi rerata di setiap

harinya dikarenakan acara campur sari merupakan acara yang

sangat menghibur.

3. Pada motif identitas personal terdapat 4 pernyataan tentang responden

yang ingin mengetahui agar ikut berbagi cerita yang disiarkan secara

langsung (on air), ingin ikut unjuk suara dan pamer kemmapuan

bernyanyi, ingin ikut memberikan komentar melalui telepon dengan

penyiar, dapat menjadikan segala informasi sebagai bahan

pembicaraan yang diperoleh dari program siaran acara “ CAMPUR

SARI” di radio JT FM Surabaya.

Adapun kategori dari motif identitas personal diantaranya :

• Rendah :Dimana jumlah pendengar rendah dari rerata di setiap

harinya dikarenakan pendengar tidak ingin ikut On Air di acara

campur sari.

• Sedang :Dimana jumlah pendengar sedang dari rerata di setiap

harinya dikarenakan pendengar selalu On Air di acara campur

sari.

• Tinggi :Dimana jumlah pendengar tinggi dari rerata di setiap

harinya dikarenakan pendengar bisa menginterpretasikan diri

(55)

Populasi, Sampel dan Teknik Penar ikan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pendengar aktif Radio JT FM

khususnya pendengar aktif program siaran acara “ CAMPUR SARI “ di

radio JT FM Surabaya yang tergabung dalam komunitas pendengar

“CAMPUR SARI“, tercatat sebanyak 520 orang pada bulan November

2010, para pendengar aktif program acara campur sari yang terdaftar

dalam radio JT FM Surabaya.. Pendengar tersebar di kota Surabaya, dan

Pendengar radio JT FM Surabaya selalu aktif menyelenggarakan kegiatan

off air setiap satu bulan sekali bersama radio JT FM Surabaya.

3.2.2. Sampel dan Tek nik Sampel

Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah teknik random sampling kepada pendengar aktif acara “CAMPUR

SARI” di radio JT FM Surabaya. Unit analisis dalam penelitian ini adalah

pendengar yang terlibat aktif dalam acara “CAMPUR SARI” di radio JT

FM Surabaya sebagai anggota paguyuban pendengar acara “CAMPUR

SARI” yaitu berumur 40 tahun keatas yang telah menjadi pendengar aktif

secara “CAMPUR SARI” di radio JT FM Surabaya yang terdaftar sebagai

komunitas pendengar radio JT FM Surabaya. Untuk memperoleh sampel

(56)

n = 1 2 + Nd N Keterangan

N : jumlah populasi yang diperlukan

n : jumlah sampel yang diperlukan

d : tingkat presisi yang diinginkan ( derajat ketelitian) dengan

menemukan presisi

( d) 10 % dengan tingkat kepercayaan 90 %

n =

1 ) 1 , 0 .( 520 520 2 +

n = 1 2 , 5 520 +

n =

2 , 6 520

= 83,8

Jadi dalam penelitian ini, banyaknya sampel yang akan diteliti adalah 83

pendengar aktif program siaran “CAMPUR SARI” yang memenuhi

kriteria untuk dijadikan sampel.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, cara pengumpulan data diperoleh melalui

sumber-sumber antara lain, yaitu :

a. Data Primer

Data primer diperoleh melalui daftar pertanyaan dan pernyataan

(57)

b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh melalui bahan-bahan pustaka yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti. Bahan-bahan pustaka yang digunakan

(58)

4.1. Gambar an Umum Radio J T FM

4.1.1. Sejar ah Berdir inya Radio J T FM

Radio JT FM Surabaya dengan gelombang FM 88,9 MHZ adalah

salah satu radio swasta yang didirikan pada era tahun 2000 -an yang

bertujuan ingin memberikan hiburan kepada masyarakat melalui musik

keroncong, campur sari, pop, tembang kenangan dan informasi yang pada

awalnya menggunakan frekuensi 90,4 FM tetapi pada tahun 2005 radio JT

FM Surabaya berpindah frekuensi menjadi 88,9 FM.

Mengingat kondisi wilayah Jawa Timur yang sangat luas dan

sebagian dari wilayahnya sulit dijangkau dengan jalan darat seperti

wilayah terpencil, daerah kepulauan di kabupaten Sumenep, Pamekasan

serta daerah Jawa Timur lainnya. Oleh karena itu radio JT FM Surabaya

demi meningkatkan mutu khususnya dibidang informasi dan hiburan

dengan pengadaan pemancar radio yang bermanfaat sebagai alat

penyebaran informasi dan hiburan yang dapat menjangkau daerah

terpencil dan perkotaan. Radio JT FM Surabaya dipancar luaskan dari

Jl. Raya Pahlawan NO:110 Surabaya.

Radio JT FM Surabaya membuat program siaran yang ditekankan

pada all program, radio JT FM Surabaya menempatkan program-program

(59)

pendidikan dan kebudayaan 46,2%, hiburan dan musik 42,3%, Iklam 9,2%

dan layanan masyarakat 0,5%. Dalam pelaksanaan jam penyiaran mulai

pukul 05.00 WIB sampai pukul 00.00 WIB.

Radio JT FM Surabaya menggunakan format yang akrab dan

komunikatif dengan melibatkan pendengar secara aktif untuk diajak

berbicara mengenai suatu program acara. Dengan menggunakan format

yang sangat efektif dan efisien untuk menggali dan menyampaikan

segmen program kepada para pendengarnya. Radio JT FM Surabaya

mempunyai format acara : 1) Format siaran : interaktif dan request, 2)

Format musik : musik Keroncong, Campursari, Indonesia pop, Tembang

kenangan.

4.1.2. Data Radio Radio J T FM

Data yang diperoleh dari marketing radio JT FM Surabaya adalah

sebagai berikut :

Nama Radio : PT. Radio JT FM Surabaya

Slogan Radio : Mitra Setia JT FM

Alamat kantor : Jl. Raya Pahlawan 110 Surabaya

Frekuensi : 88,9 MHZ

(60)

4.2. Pr oses Ter bentuknya Komunitas Pendengar Radio J T FM Surabaya

Komunitas pendengar radio JT FM itu sendiri terbentuk karena

banyaknya pendengar yang sering

Gambar

Gambar 2. Perbedaan Pendekatan Efek dengan Pendekatan Uses and Gratification (Sven Windhal dalam Rakhmat, 2004 : 206)
Gambar 4. Kerangka Berpikir mengenai motif pendengar radio terhadap progam acara campur sari di 88,9 radio JT FM surabaya
Tabel 1 Usia Responden  ( n = 84)
Tabel 2 Jenis Kelamin Responden   ( n = 84)
+7

Referensi

Dokumen terkait

“(1)Barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang, dengan menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum,

Mencoba mengelola masalah menjadi sebuah kekuatan adalah sebuah hal yang penting dalam menjalankan sebuah usaha, kenapa demikian, karena hal ini mengajarkan kepada

Skala usaha, umur perusahaan, pengetahuan akuntansi, dan pengalaman dalam informasi akuntansi secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap persepsi

Jumlah informan sebanyak 15 orang.Teknik analisa data melalui data reduction (reduksi data), data display (penyajian data) dan verifikasi data. Berdasarkan hasil

Berdasarkan definisi membaca dan simbol matematika dapat disimpulkan bahwa membaca simbol matematika dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan seseorang yang

Diharapkan setelah proyek Kerja Praktek Sistem Informasi Penerbitan Ijin Kerja, maka proses pengolahan data ijin kerja yang meliputi penginputan data, pencarian informasi

PKHWB has been involved in several activities, according to its mission. For example a) increasing public awareness on laws and working together with the Ministry of

memandang bahwa masih diperlukan adanya dukungan teori atas fenomena ex – dividen date pada kondisi pasar modal Indonesia ini, maka mendorong penulis untuk mencoba