PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA
KELAS X SMA PADA POKOK BAHASAN PERHITUNGAN KIMIA
Oleh :
Tumpal Simalango NIM 409131080
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kapada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan hidayahNya yang senantiasa memberikan kesehatan kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA Pada Pokok Bahasan Perhitungan” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : Bapak
Drs.Wesly Hutabarat, M.Sc sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd , Ibu Dra. Gulmah
Sugiharti, M.Pd dan Bapak Drs. Jasmidi, M.Si sebagai dosen-dosen penguji yang
telah menyediakan waktu dan tenaga untuk menguji penulis, sehingga penulis
dapat melaksanakan ujian skripsi guna menyelesaikan studi di bangku kuliah.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. P. Maulim Silitonga,
M.S selaku dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu
Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang sudah membantu
penulis, juga kepada Bapak Drs. Ruji Girsang dan Ibu Rindu Silalahi dan semua
guru serta staf pengawai dan siswa/siswi kelas X SMAN 1 Sumbul yang telah ikut
membantu selama penelitian ini.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada kedua orangtua tercinta
Ayahanda M. Simalango dan Ibunda M.br Pandiangan yang menjadi semangat
dalam menopang langkahku dengan kasih sayang, doa dan pengorbanannya yang
tidak terhingga, serta untuk sanak keluarga yang selalu memberikan doa dan
semangat kepada penulis. Terkhusus saya sampaikan terimakasih kepada seorang
v
waktu dalam membantu menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Serta kepada
semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang ikut membantu
penulis dalam penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak
langsung. Semoga Tuhan melimpahkan rahmat dan kasih-Nya kepada kita semua.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Penulis berharap skripsi
ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Februari 2014
Penulis,
Tumpal Simalango
iii
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA
PADA POKOK BAHASAN PERHITUNGAN KIMIA Tumpal Simalango (NIM 409131080)
ABSTRAK
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Hal 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar
Konvensional ... 14
2.2 Tahap-Tahap Dalam Model Pembelajaran Kooperatif ... 15
2.3 Hubungan antara Rumus Molekul dan Rumus Empiris ... 24
3.1 Rancangan Penelitian ... 32
4.1 Nilai preTes dan postTes ... 37
4.2 Nilai rata-rata pre-Tes, post-Tes, dan peningkatan hasil belajar (gain) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 37
4.3 Hasil uji normalitas distribusi hasil pre-Tes ... 37
4.4 Hasil uji normalitas distribusi hasil post-Tes ... 38
4.5 Hasil uji homogenitas hasil pre-Tes ... 38
4.6 Hasil uji Homogenitas hasil post-Tes ... 38
viii
[image:7.595.77.526.137.640.2]DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagan Langkah-Langkah Penelitian... 33 Gambar 4.1 Kurva Uji Hipotesis... 39 Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar... 40
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1 Silabus ... 45
2a RPP Kelas Eksperimen 1 Pertemuan I ... 46
2b RPP Kelas Eksperimen 1 Pertemuan II ... 52
2c RPP Kelas Eksperimen 2 Pertemuan I ... 57
2d RPP Kelas Eksperimen 2 Pertemuan II ... 60
3 Instrumen Penelitian Sebelum Validasi ... 64
4 Kunci Jawaban Instrumen Soal Sebelum Validasi... 68
5 Kisi-Kisi Soal Instrumen Tes Sebelum Validasi ... 69
6 Instrumen Penelitian Sesudah Validasi ... 71
7 Kunci Jawaban Instrumen Tes Sesudah Validasi... 73
8 Kisi-Kisi Soal Instrumen Tes Sesudah Validasi ... 74
9a LKS tim ahli 1 pertemuan I ... 75
9b LKS tim ahli 2 pertemuan I ... 76
9c LKS tim ahli 3 pertemuan I ... 77
9d LKS tim ahli 4 pertemuan I ... 78
9e LKS tim ahli 1 pertemuan II ... 79
9f LKS tim ahli 2 pertemuan II ... 80
9g LKS tim ahli 3 pertemuan II ... 81
9h LKS tim ahli 4 pertemuan II ... 82
10a Soal Evaluasi pertemuan I ... 83
10b Soal Evaluasi pertemuan II ... 84
11 Penyelesaian Soal Evaluasi ... 85
12 Perhitungan Uji Validitas Tes ... 89
13 Tabel Data Hasil Validitas Instrumen Tes ... 90
14 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes ... 91
15 Tabel Data Tingkat Kesukaran Instrument Tes ... 92
16 Perhitungan Daya Beda Tes ... 93
17 Tabel Data Daya Beda Instrument Tes ... 94
18 Perhitungan Reliabilitas Tes ... 95
19 Tabel Reliabilitas Instrument Tes ... 96
20 Tabel Rekapitulasi Instrument Tes... 97
21 Tabel Data Hasil Penelitian ... 98
22 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians ... 99
23 Perhitungan Uji Normalitas... 101
24 Perhitungan Uji Homogenitas ... 105
25 Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 108
26 Gain Hasil Belajar Kelas Kontrol ... 110
27 Perhitungan Gain (Peningkatan) Hasil Belajar ... 112
28 Perhitungan Uji Hipotesis ... 113
29 Dokumentasi Penelitian ... 115
30 Tabel Nilai – Nilai R-Product Moment ... 119
31 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) ... 120
32 Tabel Nilai-Nilai dalam Distribusi-t (Tabel t) ... 121
[image:8.595.87.530.109.748.2]1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan setiap
manusia. Hal ini juga sama pentingnya pada suatu negara. Suatu negara dapat
berkembang bahkan sampai menuju tingkat maju jika memiliki sistem pendidikan
yang memadai. Berbagai negara maju sudah dapat menerapkan sistem pendidikan
yang dapat dengan mudah diterima oleh para masyarakatnya melalui
penelitian-penelitian yang dilakukan demi untuk menciptakan Sumber Daya Manusia yang
lebih kompeten. Demikian juga halnya di Indonesia, sudah banyak penelitian
dibidang pendidikan yang dilakukan untuk mengembangkan sistem pendidikan di
Indonesia.
UNESCO pada tahun 2012 melaporkan bahwa Indonesia berada di
peringkat ke-64 dari 120 berdasarkan penilaian Education Development Index
(EDI) atau Indeks Pembangunan Pendidikan. Sementara itu The United Nations
Development Programme ( UNDP ) tahun 2011 juga telah melaporkan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM ) atau Human Development Index (HDI) Indonesia
mengalami penurunan dari peringkat 108 pada 2010 menjadi peringkat 124 pada
tahun 2012 dari 180 negara. Dan pada 14 Maret 2013 dilaporkan naik tiga
peringkat menjadi urutan ke-121 dari 185 negara. Data ini meliputi aspek tenaga
kerja, kesehatan, dan pendidikan. Dilihat dari kasaran peringkatnya, memang
menunjukkan kenaikan, tetapi jika dilihat dari jumlah negara partisipan, hasilnya
tetap saja Indonesia tidak naik peringkat. (Dellasera, 2013)
Peningkatan kualitas pendidikan di indonesia dilakukan secara
berkesinambungan dan sampai saat ini terus dlaksanakan. Berbagai upaya telah
ditempuh oleh pemerintahdalam usaha peningkatan kualitas pendidikan mulai dari
pembangunan gedung-gedung sekolah, pengadaan sarana prasarana pendidikan,
pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan undang-undang sistem
pendidikan nasional serta undang-undang guru dan dosen. Namun, sampai saat ini
2
Salah satu usaha peningkatan kualitas pendidikan yang kini dilakukan pemerintah
adalah peningkatan kualitas guru dan dosen melalui sertifikasi. Melalui program
ini para guru dan dosen diharapkan betul-betul memiliki kemampuan profesional
yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar
mutu atau norma-norma tertentu, (Wena, 2009).
Menurut Faturrahman dalam Siagian (2012), peningkatan mutu pendidikan
sangat berkaitan erat dengan proses pendidikan yang terjadi dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa akan memahami
materi pelajaran dengan baik bilaa terjadi kerjasama antara guru dengan siswa.
Untuk itu, seorang guru harus mempunyai kreatifitas dan ide-ide baru untuk
mengembangkan cara penyajian materi pelajaran di sekolah. Dalam penyajian
materi seorang guru harus pandai memilih model, pendekatan, strategi dan media
yang tepat serta cara penguasaan kelas yang sesuai dengan kondisi siswa agar
siswa tidak merasa bosan tetapi justru malah tertarik untuk belajar.
Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
yang menjelaskan tentang susunan, komposisi, struktur, sifat-sifat dan perubahan
materi, serta perubahan energi yang menyertai perubahan-perubahan materi
tersebut. Fenomena perubahan ini dapat diamati lewat penjelasan teoritis dan
deskripsi secara matematis/perhitungan.
Conpolat (1991) dalam (Khairun, 2012), mengatakan bahwa sebagian
besar materi ilmu kimia tergolong abstrak, sehingga ilmu kimia dipelajari dengan
cara penyederhanaan dari kebanyakan objek yang ada di dunia ini dan
pembahasannya tidak hanya sekedar dengan pemecahan soal-soal yang terdiri dari
angka-angka (soal numerik) melainkan juga menyertakan penjelasan-penjelasan
tentang Fenomena kimiawi yang terkandung di dalamnya. Salah satu materi
dalam ilmu kimia adalah perhitungan kimia (stoikiometri). Perhitungan kimia
merupakan materi pelajaran kimia yang membahas tentang operasi hitung yang
ada dalam ilmu kimia yang mencakup konsep mol dan hubungannya terhadap
jumlah partikel, massa dan volume zat serta perhitungan senyawa dan reaksi yang
mencakup kadar zat dalam senyawa, pereaksi pembatas, rumus empiris, rumus
3
Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman peneliti selama belajar di
SMA N 1 Sumbul, masih banyak siswa yang kurang, bahkan tidak menyukai
pelajaran kimia. Adapun alasan para siswa adalah seperti masalah pada umumnya,
yaitu karena perhitungan-perhitungan yang ada dalam pelajaran kimia yang cukup
rumit. Selain itu, masalah cara mengajar guru yang kurang variatif membuat
pelajaran menjadi berjalan secara monoton. Guru lebih cenderung memakai cara
berceramah dalam menyampaikan pelajaran kepada siswa.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan
pemilihan metode mengajar yang tepat. Dengan adanya variasi dalam proses
pembelajaran dapat membuat siswa merasa mendapat pengalaman belajar yang
baru dan tidak merasakan pembelajaran yang monoton. Hal ini diharapkan
mampu menumbuhkan minat belajar siswa yang secara otomatis akan dapat
menigkatkan prestasi belajar siswa.
Model pembelajaran diarahkan pada peningkatan aktivitas siswa dalam
proses belajar mengajar sehingga proses belajar mengajar berlangsung secara
optimal antara guru dan siswa. Interaksi antara guru dan siswa yang optimal
berimbas pada peningkatan penguasaan konsep siswa yang pada gilirannya dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu variasi dalam proses
pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran kimia. Pembelajaran
kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham
konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan
sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda. Pada pembelajaran kooperatif yang diajarkan adalah
keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya,
seperti menjadi pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi
pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja
kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan (Isjoni, 2009).
4
mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
untuk mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2009).
Sebelumnya, model pembelajaran jigsaw telah dibawa dalam penelitian
yang dilakukan oleh Rusmala, dkk (2012) dengan persentasi kenaikan prestasi
belajar dari 80% menjadi 84%. Sunardi, (2009) dalam penelitiannya memperoleh
persentasi kenaikan prestasi belajar dari 69,06% menjadi 77,81%. Handayani,
(2012) memperoleh peningkatan hasil belajar sebesar 64,4 %.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar kimia Siswa Kelas X SMA Pada Pokok Bahasan Perhitungan Kimia”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, diperoleh identifikasi masalah pada
penelitian sebagai berikut:
1. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah.
2. Masih kurangnya minat siswa terhadap pelajaran kimia.
3. Pembelajaran yang cenderung masih berpusat pada guru.
4. Kurangnya variasi metode pembelajaran yang dipakai guru dalam
mengajar.
1.3 Batasan Masalah
Untuk membuat penelitian lebih terarah, maka diperlukan pembatasan
masalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X SMA.
2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
3. Pokok bahasan yang diajarkan dalam penelitian ini adalah Perhitungan
5
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang dan batasan masalah, maka dalam penelitian diperoleh rumusan masalah “Apakah ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar kimia siswa kelas X pada pokok bahasan perhitungan kimia?”
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw terhadap hasil belajar kimia siswa kelas X SMA pada pokok bahasan perhitungan kimia.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru, sebagai model pembelajaran alternatif yang dapat
digunakan untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa.
2. Bagi siswa, meningkatkan motivasi, minat belajar dan hasil belajar
kimia siswa.
3. Sebagai sumbangsih pemikiran bagi peneliti selanjutnya yang dengan
menggunakan model pembelajaran yang sama.
1.7 Defenisi Operasional
Untuk memperoleh persamaan persepsi dan menghindarkan penafsiran
berbeda dari beberapa istilah dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa
istilah yang digunakan.
1. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Perubahan hasil belajar
juga dapat ditandai dengan perubahan kemampuan berfikir. Hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar kimia adalah
6
berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi,
dinamika, dan energetika zat serta penerapannya untuk memecahkan
masalah sehari-hari dan teknologi.
2. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran
kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.
Penyelenggaraan metode belajar jigsaw dalam proses belajar mengajar
ddapat menumbuhkan tanggung jawab siswa sehingga terlibat
langsung secara aktif dalam memahami suatu persoalan dan
menyelesaikan secara kelompok. Pada kegiatan ini keterlibatan guru
dalamm proses belajar mengajar semakin berkurang dalam arti guru
menjadi pusat kegiatan kelas. Guru berperan sebagai fasilitator yang
mengarahkan dan memotivasi siswa untuk belajar mandiri sserta
menumbuhkan rasa tanggung jawab. Dengan kata lain pusat kegiatan
belajar mengajar berada pada siswa.
3. Perhitungan kimia merupakan materi pelajaran kimia yang membahas
tentang operasi hitung yang ada dalam ilmu kimia yang mencakup
konsep mol dan hubungannya terhadap jumlah partikel, massa dan
volume zat serta perhitungan senyawa dan reaksi yang mencakup
kadar zat dalam senyawa, pereaksi pembatas, rumus empiris, rumus
42 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan:
Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA N 1 Sumbul pada pokok bahasan perhitungan kimia.
Hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada pokok
bahasan Perhitungan Kimia di kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata post-test
adalah 69,5 ± 11,55 dengan peningkatan hasil belajar 61,50%, sedangkan dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol diperoleh
nilai rata-rata post-test adalah 66,18 ± 11,76 dengan peningkatan hasil belajar
44,50%.
5.2 Saran
Kepada peneliti selanjutnya yang mengunakan model pembelajaran Jigsaw
dalam proses pembelajaran, disarankan untuk tidak memaksakan kelebihan kuota
jumlah anggota dalam kelompok tim asal yang nantinya akan membuat satu
materi akan dibahas oleh lebih dari satu orang. Hal ini dapat memungkinkan salah
satu dari mereka membebankan tugas dalam tim ahli kepada anggota yang lainnya
dari kelompok asal yang sama yang memiliki materi yang sama. Untuk
mengatasinya, sebaiknya peneliti membentuk kelompok asal yang baru, sehingga
43
DAFTAR PUSTAKA
Aceng, H,. dan Supriadi,. (2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan, Laporan Hasil Penelitian, Unhalu, Kendari.
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Dellasera, (2013), Kualitas Pendidikan Indonesia Refleksi 2 Mei, http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/03/kualitas-pendidikan-indonesia-refleksi-2-mei-552591.html
Dormatio, (2013), Model Pembelajaran Konvensional,
http://dormatio.blogspot.com/2013/01/model-pembelajaran-konvensional.html
Handayani, T.S., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Dan Kemampuan Kritis Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid di MAN 1 Medan Tahun 2011/2012, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
I wayan, S., (2010), Karakteristik Pembelajaran Kimia,
http://ekapaysmachemistri.blogspot.com/2010/12/karakteristik-pembelajaran-kimia.html
Isjoni, (2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Belajar, yogyakarta.
Khairun, N.H., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada materi Pokok Hidrokarbon Siswa Kelas X Semester Genap di MAN 1 Medan TA 2011/2012, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Kwidodo, (2012), Hakikat Pembelajaran Kimia,
http://pendidikankaatulistiwa.blogspot.com/2012/01/hakikat-pembelajaran-kimia.html
Purba, M., (2006), Kimia Untuk Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Qurrota, (2009), Teknik Pembelajaran Jigsaw,
44
Rusmala, D., Dedi, R.R., dan Lin, Y.S., (2012), Model Pembelajaran Tipe Jigsaw Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP N 4 Lubai, Laporan Hasil Penelitian, Universitas Bina Darma, Palembang.
Siagian, W.A., (2012), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Bantuan Macromedia Flash Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA N 1 Percut Sei Tuan Pada materi Pokok Kelarutan dan Hasil kali kelarutan, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.
Simatupang, Deliwanti,. (2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Menggunakan Media Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pengajaran Ikatan Kimia, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Sunardi, (2009), Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar kimia Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Jigsaw Bagi Kelas X-1 Semester Genap TA 2008/2009 SMA N 1 Banjar Negara, Jurnal Didaktika, Tahun 1 Nomor 2: 343-356.
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.