• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN BIOLA DI TK KRISTEN KALAM KUDUS SURAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN BIOLA DI TK KRISTEN KALAM KUDUS SURAKARTA."

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

i

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh : Veri Wijaya 11208241029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)
(3)
(4)
(5)

v

Yesaya 41:10

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab

Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau;

Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Pertama Puji Syukur saya panjatkan Kepada Tuhan Yesus Kristus atas semua yang

sudah diberikan dalam kehidupan saya. Tanpa campur tangan Nya skripsi ini tidak akan

menjadi berhasil. Kedua skripsi ini saya persembahkan kepada keluarga tercinta saya

yang telah mendukung sepenuhnya yaitu

Nahason Hariyanto (ayah)

Nanik Kusdarini (ibu)

Ester Clara Elverina (adik)

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus yang telah memberikan iman pengharapan dan kasih sehingga skripsi yang berjudul

Pembelajaran Biola di TK Kristen Kalam Kudus Surakarta” ini dapat

terselesaikan dengan lancar.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Agustianto, M. Pd dan Ibu Maria Goretti Widyastuti M.Sn selaku Dosen Pembimbing I dan II yang penuh kesabaran dan kebijaksanaan dalam memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan semangat hingga penulisan karya ini bisa selesai dengan baik.

2. Ibu Yuni selaku Kepala Sekolah dan Ibu Ita selaku Guru Pembimbing yang telah menyediakan waktu, ijin, serta ilmu dalam proses wawancara guna mengambil data penelitian

3. Ibu Ita sebagai guru pembimbing biola di TK Kristen Kalam Kudus Surakarta.

(8)
(9)
(10)

x

F. Trianggulasi...27

G.. Analisis data………...28

BAB IV. PEMBELAJARAN BIOLA DI TK KRISTEN KALAM KUDUS SURAKARTA...30

A. Tujuan Pembelajaran...30

B. Metode Pembelajaran...33

C. Materi Pembelajaran...37

D. Alat dan Media Pembelajaran ...39

E. Proses Pembelajaran...41

F. Evaluasi Pembelajaran...56

BAB V. PENUTUP...58

A. Kesimpulan……….…...58

B. Saran………..……… 59

DAFTAR PUSTAKA...61

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Bagian Biola ... 14

Gambar 2 Posisi Kaki ... 16

Gambar 3 Posisi Berdiri ... 17

Gambar 4. Posisi memegang bow ... 18

Gambar 5. Penempatan ibu jari pada bow ... 18

Gambar 6. Simbol- simbol bantu dalam pembelajaran ... 40

Gambar 7. Gambar bantu untuk membaca notasi balok ... 41

Gambar 8. Posisi memegang bow dengan alat alternatif ... 43

Gambar 9. Posisi tangan dalam memegang bow ... 43

Gambar 10. Proses pembelajaran biola ... 44

Gambar 11. Proses pembelajan biola yang salah... 44

Gambar 12. Posisi dalam bermain biola... 45

Gambar 13. Fingerboard yang diberi tanda... 46

Gambar 14. Pengenalan... 47

Gambar 15. Nada Partitur not 1, ½,1/4... 48

Gambar 16 . Keterangan Penjarian...…... 49

(12)

xii

Gambar 21. Proses pembelajaran biola..………...……... 54

Gambar 22. Partitur not dengan variasi tanda istirahat... 54

Gambar 22. Lightly row partitur...……….……. 56

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

(14)

xiv

PEMBELAJARAN BIOLA DI TK KRISTEN KALAM KUDUS SURAKARTA

Oleh Veri Wijaya NIM. 11208241029

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran biola di TK Kristen Kalam Kudus Surakarta. Penelitian ini dilakukan karena adanya fenomena anak- anak balita yang dapat memainkan alat musik biola.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini difokuskan pada pembelajaran biola di TK Kristen Kalam Kudus Surakarta. Instumen utama dalam penelitian adalah peneliti. Narasumber penelitian terdiri dari 6 siswa dan guru ekstrakulikuler biola di TK Kristen Kalam Kudus Data diperoleh melalui observasi langsung, wawancara, serta studi dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik 1) reduksi data, 2) sajian data, dan 3) penarikan simpulan. Data diuji keabsahannya dengan 1) triangulasi teknik, 2)triangulasi waktu, dan 3) triangulasi sumber.

Hasil dari penelitian ini antara lain : 1) Tujuan pembelajaran adalah untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, sikap siswa, 2) Metode pembelajaran yang dipakai adalah metode ceramah, metode demonstrasi, metode latihan drilling, metode tanya jawab, dan metode pemberian tugas, 3) Materi pembelajaran adalah lagu dan teknik bermain biola , 4) Media utama yang dipakai dalam pembelajaran adalah partitur dalam buku Suzuki I, Laptop, LCD, Speaker, papan tulis dan alat tulis, stand musik 5) Alokasi waktu pembelajaran biola selama 60 menit dalam satu minggu, 6) Evaluasi pembelajaran selalu dilakukan disetiap akhir materi lagu, dengan penambahan evaluasi di akhir semester dengan pementasan.

(15)

1

Pendidikan sudah semestinya menjadi kebutuhan wajib bagi semua manusia. Dapat dikatakan pendidikan menjadi sesuatu yang harus ditempuh dalam fase kehidupan manusia. Pendidikan yang pertama kali dialami anak adalah di rumah. Proses pendidikan tersebut berlangsung karena ada interaksi antara anak dan orang tua. Pendidikan yang kedua mungkin bisa di sekolah ataupun di lingkungan masyarakat. Pendidikan diartikan juga sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

(16)

Pendidikan anak usia dini, adalah salah satu cara mengenalkan anak kepada pendidikan. Usia anak antara 4 – 6 tahun adalah usia yang peka dan terbuka oleh stimulus dari luar. Taman Kanak- kanak adalah lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan tingkat usia dini. Salah satu lembaga pendidikan formal di kota Surakarta yaitu TK Kristen Kalam Kudus, melibatkan pendidikan musik dalam kurikulumnya. Di TK tersebut anak diperkenalkan pada kegiatan bermusik seperti musik motion, dan berbagai kegiatan ekstrakulikuler. Ekstrakulikuler musik meliputi, biola, pianika, piano, paduan suara dan angklung. Di antara berbagai ekstrakulikuler di TK tersebut ada yang menarik perhatian yaitu ekstrakulikuler biola karena kegiatan tersebut membutuhkan banyak proses yang harus ditempuh. Hal itu menjadi menarik karena dilakukan anak- anak usia TK.

(17)

tahun. Murid yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler tersebut setiap tahunnya berkisar 5 sampai 6 siswa.

Dalam proses kegiatan belajar mengajar orang tua murid ikut ke dalam kelas untuk melihat dan mengawasi tumbuh kembang anak. Pada kegiatan tersebut dikondisikan anak dan orang tua berperan aktif. Namun demikian ada anak yang terpaksa mengikuti kegiatan tersebut karena kehendak orang tua. Oleh karena hal tersebut, pengajar harus mengerti strategi yang harus dipersiapkan untuk menghadapi berbagai hambatan yang muncul saat proses pembelajaran berlangsung. Hambatan terkadang justru datang dari orang tua murid yang tidak sabar melihat anaknya segera memainkan biola. Oleh sebab itu proses pembelajaran pasti ada faktor penghambat dan pendukung. Berdasarkan pengamatan awal, penulis tertarik meneliti di TK tersebut dan ingin mengkaji lebih dalam bagaimana proses pembelajaran berlangsung hingga mengasilkan siswa- siswi balita yang mampu bermain alat musik.

B. Fokus Masalah

(18)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendiskripsikan kegiatan pembelajaran biola di TK Kristen Kalam Kudus Surakarta ditinjau dari aspek tujuan, materi, media, metode, proses pembelajaran dan evaluasi.

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menambah referensi untuk penelititan-penelitian selanjutnya di bidang seni musik. Serta dapat dijadikan sebagai pandangan bagi yang ingin mengembangkan pembelajaran biola baik dalam sekolah maupun di masyarakat.

2. Secara Praktis

a. Bagi sekolah hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai arsip atau dokumen

(19)

5 BAB II KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses belajar yang diberikan pada satu individu atau peserta didik. Pembelajaran sangat erat kaitannya dengan istilah belajar. Menurut Surya dalam Rusman (2012:85), menyatakan bahwa:

Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengamatan individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya

Jadi pembelajaran dilakukan oleh setiap individu dengan tujuan untuk perubahan perilaku. Sedangkan menurut Witherington dalam Rusman (2012:85) definisi belajar adalah “perubahan dalam kepribadian yang dimanisfestasikan sebagai pola- pola respons yang baru berbentuk ketrampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.” Lebih jauh lagi menurut Di Vesta dan Thompson dalam Rusman (2012:85) belajar adalah “perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.”

Sedangkan Pembelajaran menurut Rusman ( 2012 :93) adalah

(20)

Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 20 Pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku suatu individu yang dihasilkan melalui pengalaman dan menjadikan individu semakin lebih baik.

Pembelajaran juga dapat diartikan bahwa interaksi antara peserta didik dan pendidik dalam kegiatan belajar. Sedangkan disini penulis akan mengkaji lebih dalam tentang beberapa macam komponen pembelajaran seperti: tujuan, materi, metode, proses, evaluasi pembelajaran. Macam – macam komponen pembelajaran:

1. Tujuan Pembelajaran.

Tujuan menurut Mulyani (2000:6) mengemukakan bahwa “pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar”. Perubahan perilaku tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotorik,dan afektif. Sedangkan menurut Suryosubroto (1997:58) “perumusan tingkah laku / kemampuan – kemampuan yang kita harapkan dapat dimiliki oleh siswa atau mahasiswa setelah mereka mengikuti pelajaran – pelajaran yang kita berikan”.

(21)

(1997:60) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran haruslah menuruti kriteria–kriteria sebagai berikut:

a. Menggunakan istilah- istilah yang operasional. b. Harus dalam bentuk hasil (produk) belajar. c. Berbentuk tingkah laku siswa.

d. Hanya meliputi satu jenis tingkah laku.

Berkaitan dengan beberapa pendapat tersebut maka, tujuan pembelajaran adalah Keinginan dari seorang pengajar terhadap siswa nya supaya siswa menjadi lebih baik setelah materi pelajaran disampaikan. Lebih baik disini dalam artian bersangkutan dengan materi pembelajaran yang disampaikan oleh pengajar. Rumusan tujuan hendaknya berisi jenis kemampuan, tingkah laku yang diharapakan, dimiliki oleh siswa setelah mengikuti pelajaran. 2. Materi Pembelajaran

Menurut Suryobroto (1986:12), materi pembelajaran adalah “bahan ajar yang disiapkan untuk disajikan dan dilatihkan kepada siswa”. Materi pelajaran adalah bahan pelajaran yang merupakan isi dari proses interaksi. Materi pembelajaran adalah praktek memainkan biola yang dipersiapkan oleh pengajar. Fungsi dari materi pembelajaran biola adalah sebagai tuntunan dan dapat digunakan sebagai barometer untuk mengetahui perkembangan siswa dalam menerima pembelajaran biola tersebut.

3. Metode Pembelajaran

(22)

dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan”. Menurut Waluyo, (2000:80) “memilih metode harus memperhatikan kriteria sebagai berikut: a) kemampuan guru b) Tempat terjadinya interaksi belajar c) Karakteristik peserta d) Bahan e) Ketersediaan saran dan prasarana(media) f) Waktu yang tersedia g) Situasi setempat” .

Berkaitan dengan beberapa pendapat tersebut, metode pembelajaran adalah hasil karya pendidik dalam hal penemuan cara mengajarkan bermain biola supaya dapat tersampaikan secara baik dan tercapai tujuan. Menurut Jamalus (1988), metode pembelajaran ada berbagai macam, berikut penjelasannya :

a. Metode Ceramah

Metode ini sering sekali dipakai pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Selama berlangsungnya ceramah, guru bisa menggunakan alat-alat pembantu seperti gambar-gambar bagan, agar uraiannya menjadi lebih jelas. Tetapi metode utama dalam hubungan guru dengan murid adalah berbicara. Dalam metode ceramah peran guru memberikan suatu petunjuk berupa suara tanpa melakukan sebuah praktek, murid hanya menerima ilmu dari suara dan hasil penglihatan dari ungkapan guru. Menurut Majid (2006:138), secara spesifik metode ceramah bertujuan untuk:

(23)

menumbuhkan rasa ingin tahu melalui pemerkayaan belajar. Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara gambling. Sebagai langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya menjelaskan prosedur yang harus ditempuh peserta didik

Menurut Majid (2006:137) metode ceramah “merupakan cara menyampaikan materi ilmu pengetahuan dan agama kepada anak didik dilakukan secara lisan”, sedangkan menurut Sanjaya (2008:147) metode ceramah dapat diartikan sebagai “pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa”. Berkaitan dengan beberapa pendapat di atas mengenai metode ceramah dapat diartikan bahwa metode pembelajaran yang di dalam penerapannya menggunakan bahasa lisan dan penjelasan langsung terhadap siswa.

b. Metode Demonstrasi

Moedjiono (1992:73) mengatakan bahwa “guru dalam kegiatan belajar mengajar seringkali harus menunjukan dan memperagakan ketrampilan fisik atau kegiatan yang lain”. Sedangkan menurut Muhibbin, (dalam ,Feni K 2011: 11) Metode demonstrasi adalah

Metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, urutan melakukan sesuatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.

(24)

c. Metode Tanya Jawab

Menurut Majid (2006:138) metode tanya jawab adalah “mengajukan pertanyaan kepada peserta didik”. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang daya berpikir dan membimbing siswa dalam mencapai kebenaran. Sudjana (2005:78) menjelaskan bahwa metode tanya jawab adalah “metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two was traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa”.

Berkaitan beberapa pendapat di atas maka metode tanya jawab adalah metode yang lebih menekankan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran seperti guru memberikan sebuah pertanyaan kepada siswa dan siswa merespon pertanayaan tersebut dan menjawab pertanyaan tersebut dan pada akirnya terjadi interaksi yang maksimal antara guru dan murid.

d. Metode Latihan

Menurut Sugihartono (2007:82) Metode latihan merupakan

Metode penyampaian materi melalaui upaya penanaman terhadap kebiasaan-kebiasan tertentu, Melalui penanaman terhadap kebiasaan – kebiasaan tertentu ini diharapkan siswa dapat menyerap materi secara lebih optimal.

(25)

metode latihan adalah metode pembelajaran yang penyampaian materinya dengan cara diulang- ulang bertujuan untuk mencapai terget pelajaran. e. Metode Pemberian Tugas

Menurut Adi (2000:82) metode pemberian tugas adalah “metode pembelajaran dengan cara pengajar memberi tugas kepada peserta kemudian diminta mempertanggung jawabkan atas tugas yang diberikan itu, peserta dituntut untuk mencari dan menemukan jawabannya sendiri”. Lebih lanjut Sagala (2005: 219) menuliskan bahwa

“Metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pembelajaran

dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar yang kemudian harus dipertanggungjwabkan.”

Berkaitan dengan beberapa pendapat tersebut metode pemberian tugas adalah penyajian bahan pembelajaran dengan cara guru memberikan tugas dari pelajaran yang sudah diberikan sementara siswa wajib mempertanggungjawabkan tugas yang sudah diamanatkan guru kepadanya.

4. Media Pembelajaran

(26)

b) Materi c) Karateristik Sarana d) Kemampuan anak e) Biaya”. Sementara itu menurut Arikunto (1983 : 199) dasar pemilihan sarana pendidikan terdiri dari:” a) Kondisi, kemampuan dan minat siswa b) tersedianya fasilitas lain c) Alokasi waktu”. Berkaitan dengan dua pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa dasar pemilihan sarana pendidikan terdiri dari tujuan, materi, kemampuan, minat usia siswa, alokasi waktu. Dasar pemilihan sarana pendidikan menyesuaikan juga terhadap situasi dan kondisi dengan sekolah yang terkait. 5. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi yaitu “cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya” (Mulyani:2000). Menurut Suryosubroto (1986:12)

Evaluasi merupakan barometer untuk mengukur tercapainya proses interaksi , dengan mengadakan evaluasi dapat mengontrol hasil belajar siswa dan juga dapat mengontrol ketepatan suatu metode yang digunakan oleh guru , sehingga pencapaian tujuan pembelajaran dapat dioptimalkan. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen bagi atau belajar – mengajar dan sekaligus memberikan balikan bagi setiap komponen kegiatan belajar mengajar. Melihat dari berbagai pendapat pakar di atas maka evaluasi pembelajaran adalah cara yang digunakan guru sebagai tolak ukur siswa dalam kegiatan pembelajaran.

6. Proses Pembelajaran

Komponen pendidikan erat kaitannya dengan suatu proses pembelajaran. Di dalam kegiatan proses pembelajaran terdapat berbagai unusr yang saling berhubungan menurut Nasution (1982:8) :

(27)

mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi belajar mengajar.

Menurut Usman (1990: 1), proses belajar mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian pebuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut buku pedoman Guru pendidikan agama Islam terbitan Depag RI, proses belajar mengajar adalah :

Belajar mengajar sebagai proses dapat mengandung dua pengertian yaitu rentetan tahapan atau fase dalam mempelajari sesuatu, dan dapat pula berarti sebagai rentetan kegiatan perencanaan oleh guru, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut.

Berkaitan dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai evaluasi dan program tindak lanjutyang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran.

B. Tinjauan tentang Biola 1. Instrumen Biola

Biola adalah salah satu jenis alat musik yang termasuk dalam keluarga alat musik string seperti yang diutarakan oleh Hohmann : “The violin belongs to the

family of strings instruments”. Alat musik ini dimainkan dengan cara digesek, ada

dua bagian utama dalam biola yaitu neck dan body biola. Menurut Hohmann (1910: 2)“It consist of principal parts, the body and the neck, wich in turn are

made up of various smaller parts”. Karena instrumen ini menggunakan senar

(28)

Menurut Banoe (2003:83), “berdasarkan sumber bunyinya biola merupakan alat musik yang termasuk dalam jenis alat musik chordophone”. Chordophone adalah instrumen yang sumber bunyinya adalah dawai atau senar. Menurut Higgins (2004: 2):

The violins date back to the 16th century. The early ancestors of the violin were the arabian rebab and rebec, popular during the 14-16th centuries. During 1500s, there were two types of viols, the viola da gamba, played on the knee, and the viola braccia, played on the soulder.Gasparo da Salo,an italian instrumen maker,developed the presents day violin during 16th century.

Sejarah perkembangan alat musik biola bermula dari jaman Barok, dahulu sebelum ada biola terbentuk dulu viola dan cello lama (gamba) masih memakai fret seperti gitar. Mulai sekitar tahun 1600 baru berkembang biola dan cello modern tanpa menggunakan fret yang memungkinkan teknik permainan dan figurasi yang baru. Maksud figurasi baru adalah teknik permainan biola yang lebih bervaiasi seperti teknik slur, termolo, pizzicato tangan kanan, tangan kiri dan sebagainya yang ada sesudah jaman barok.

Adapun struktur bagian biola sebagai berikut:

(29)

Menurut Sheinafia (2016), bagian tubuh biola ada 12 macam yaitu: 1. Kepala Biola. Mempunyai bentuk yang terkesan menggulung terukir rapi,

yang berguna sebagai penguat fingerboard dan sebagai tumpuan leher pasak. 2. Kotak Pasak. Bagian yang berfungsi sebagai tempat 6 lubang pasak.

3. Pasak. Bagian pasak berfungsi sebagai bagian untuk mengulur dan menggulung benang senar biola.

4. Leher Biola. Di bagian ini terdapat papan jari dan sadel atas, yang berbentuk seperti benjolan dan berguna sebagai penahan senar biola bagian atas. 5. Papan Jari. Terbuat dari bahan kayu eboni pilihan yang mempunyai sifat

keras dan menawan.

6. Purfling. Bagian ini adalah bagian tubuh biola.

7. Lekukan C. Berguna untuk memberi ruangan gesek pada bagian bow saat bermain dan memberi gerakan yang tidak terbatas.

8. Lubang f. Bukan hanya khiasan, tetapi berguna juga untuk pertukaran udara dalam bagian tubuh biola.

9. Jembatan Biola. Bagian ini berguna untuk menahan senar pada ketinggian tertentu yang berfungsi sebagai pengantar getaran suara ke tubuh biola agar dapat ber – resonansi.

10.Penyetel. Bagian untuk menempatkan senar yang berfungsi untuk menghasilkan getaran suara pada biola.

11.Penyangga Dagu. Letaknya tersambung dengan bagian ekor biola yang berguna sebagai tempat tumpuan dagu saat bermain biola.

12.Pin dan Tali. Berguna untuk menahan bagian ekor biola.

Menurut Trisandrilla (2012), “Anak-anak yang mulai belajar biola pada saat belum bertumbuh maksimal biasanya menggunakan biola yang berukuran lebih kecil yang dimulai dari yang terkecil 1/16, 1/10, 1/8, 1/4, 2/4 (1/2), 3/4, dan biola untuk dewasa 4/4”

(30)

2. Teknik dari Instrumen Biola

Dalam pembelajaran biola akan dikaji tentang beberapa hal sebagai berikut:

a. Postur Tubuh dalam bermain biola.

Dalam permainan biola postur tubuh yang benar mempengaruhi permainan biola. Bagi pemula posisi pertama yang perlu diperhatikan adalah posisi berdiri dalam bermain biola. Posisi telapak kaki tidak boleh sejajar, telapak kaki kanan dibuka ke samping dan posisi berdiri harus tegak. Menurut Hohmann (1910: 2) mengatakan bahwa

The possition or attitude of the body when playing the violin should be erect and unconstrained. It is better to stand than to sit. The weight of the body rests on the left foot, wich sould point straight forward, where as the right foot is turned in an outward position.the heels should be in line, and only a short distance from each other. Many teachers of the violin prefer that the right foot should be advanced so that the back may be held straighter : as long as this advancing of the foot form no hindrance to the bowing , there is no objection to it.

(31)

Gambar 3: Posisi Berdiri ( Suzuki 1978)

b. Cara memegang biola

Posisi dalam memegang biola adalah salah satu hal penting yang harus diperhatikan. Disini ada dua hal penting yaitu posisi badan dan tangan. Menurut Hohmann (1910: 2) demikian,

take the violin in the left hand, and set it again the neck in such a way that the left collar-bone may serve as a support, and the cin may lie to the left of the tailpiece.when in positon, in the body of the violin slant down from left to right. The instrumen must be held pointing horisontaly forward, in line with the left foot. the left hand must hold it at such height that the scroll is on a level with the part next the player neck. thus it must neither project at either side nor hang down.

(32)

c. Cara Memegang Bow atau Busur

Selanjutnya adalah cara memegang bow pada biola, letakkan ibu jari dibawah bow dengan posisi sedikit melengkung di dekat frog, posisi ibu jari berlawanan dengan jari tengah. Kemdian letakkan 4 jari di atas bow dengan posisi yang sejajar. Menurut Auer (1937)

place the thumb of the right hands,slightly curved, close to the nut, beneath the stick and opposite to the middle finger,with the other finger placed side by side on the bow within touch of each other.

Gambar 4: Posisi memegang bow ( Auer 1937)

Ibu jari harus diletakkan pada frog secara bersamaan. Letak ibu jari harus ditempatkan pada bow sebelum frog. Menurut Auer (1937) :“the thumb must be placed simultaneuosly against the nut and the stick at the point marked on

the bow”. Adapun gambar posisi ibu jari sebagai berikut:

Gambar 5 : Penempatan ibu jari pada bow (Auer 1937)

(33)

Menurut (Aeur 1937: 11) :

the bow must lie in a slanting position beetwen the first and second joints of the index finger and beetwen the end and the first joint of the little finger. Hold the bow firmly but in doing so, the thumb and fingers must never be strained and should not touch the hair of the bow.Never forget that next to the fingers and the arm it self.the wrist is the most important factor for ultimate mastery of bowing, to play with a stiff or cramped wrist will not bring satisfactory result in violin playing as a loose and flexible wrist is one of the main essential of correct and artistic bowing.

Posisi jari harus sedikit miring dan sejajar pada sendi pergelangan tangan. Untuk mendapatkan suara yang maksimal tahan busur dengan tegas menggunakan bow, dan ibu jari tidak diperbolehkan mengenai hair bow. Dalam bermain biola teknik pergelangan tangan harus diperhatikan. Disini ditekankan bahwa pergelangan tangan harus bersifat fleksibel, apabila kaku maka hasil yang diperoleh tidak maksimal.

d. Teknik Tangan Kanan dan Kiri

Teknik permainan biola ada 2 macam, teknik tangan kiri dan teknik tangan kanan. Teknik tangan kiri meliputi double stop, fingering, pizzicato, vibrato, trill dan teknik tangan kanan meliputi stacato, detache, legato, spiccato. Tetapi penulis disini hanya menjelaskan teknik apa saja yang selama ini baru dipakai di tingkat Taman Kanak- kanak dan teknik yang diberikan oleh guru belum dipakai dalam materi lagu atau repertoar. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1). Teknik tangan kiri

(34)

There are two aspects to fingering: the musical and the teaching. Musically, the fingering should assure the best sound and finest expression of the phrase; technically; it should make the passage as easy and as comfortable as possible. The two are not always in agreement with each other, and when they are at odds it is imperative that the musical purpose not be sacrificed to comfort.

Ada dua aspek dalam fingering dan teknik. Secara musik fingering harus memastikan suara yang terbaik dan ekspresi yang paling tepat dalam satu frase atau satu bagian, sedangkan secara teknik fingering harus membuat bagian fingering tersebut semudah dan senyaman mungkin. Dua aspek ini tidak selamanya sejalan satu dengan yang lain dan ketika keduaannya bertentangan, hal yang sering terjadi adalah tujuan musikal tidak akan pernah dikorbankan demi kenyamanan. Seringkali ekspresi lebih diutamakan daripada kenyaman.

2). Teknik tangan kanan

a) Legato menurut Galamian (1970: 64) adalah

In the slurring of two or more notes on one bow stroke, wich is called the legato, we are faced with two main problems. One is concerned with the change of fingers in the left hand, the other with the change of strings. Considering the finger problem,we see that the basic needis that the bow must not be disturbed by what the left hand is doing. If difficulties are present on this account, it is advisable to practice.

Legato adalah “menghasilkan 2 atau lebih nada dalam satu tarikan bow. Ada 2 hal yang perlu diuperhatikan , perubahan jari pada tangan kiri dan yang kedua pergantian senar dalam gesekan”.(Galamian,1970:64) b). Detache menurut Galamian (1970: 67) adalah

(35)

in any part of the bow and with any length of stroke from the whole bow to the smallest fraction.

Detache adalah bow yang terpisah digunakan untuk masing- masing nada dan menggunakan strike yang lembut dan bahkan tanpa varaiasi tekanan. Tidak ada jeda antara nada dan setiap stroke bow akan dilanjutkan terus sampai nada selanjutnya. Eksekusi dari simpel detache sangat tergantung pada panjang stroke, kecepatan, dan dinamika.

c). Stacato menurut Galamian (1970: 78) yaitu

This bowing, most often used as the “ solid staccato” in contrast to the “flying staccato” is a succesion of short, clearly separated . and consonant-articulated strokes on one bow, perfomed while the hair of the bow remains in permanent contact with the string. It is practiced most of th time as a series of small, succesive martele strokes that follow one another in the same direction of the bow, either up or down.

Bowing stacatto kebanyakan digunakan sebagai solid staccato dan kontras dengan fliying stacatto. Ini dilatih paling banyak sebagai seri yang kecil martele stroke yang sukses yang mengikuti satu dengan yang lainnya dengan arah yang sama baik naik ataupun turun. Bow ditempatkan kuat dalam setiap stroke dan tekanan dilepaskan setelah suara muncul dari masing- masing nada. Ketika bermain dengancepat stacato didasari atas tegangan yang dikombinasikan dngan goyangan otot pada lengan tangan dan jari.

C. Penelitian yang Relevan

(36)

ini mengacu pada penelitian yang mengkaji tentang metode pembelajaran Drum Band di Taman Kanak- Kanak negeri 1 Sleman, Yogyakarta oleh Galas Sangaluh Padmanaba Tahun 2014.

Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil yaitu diketahuinya metode yang digunakan oleh pelatih drum band di TK Negeri 1 Sleman. Metode yang digunakan pelatih drumband di TK tersebut dalam pembelajaran drumband yaitu metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, latihan(drill), dan imitasi. Metode tersebut merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi antara satu dengan lainnya dalam proses pembelajaran drumband di TK Negeri 1 Sleman.

2) “Metode Pembelajaran Rebab pada kelas X dan XI di SMKN 1 Kasihan”, Bantul oleh Octavina Kriss Naramy tahun 2014. Penelitian yang dilakukan oleh Octavina Kriss Naramy merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Data diperoleh dengan pengamatan tanpa berpartisipasi, wawancara, dan dkumentasi yang kemudian diuji dengan triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan metode pembelajaran yang dipakai dalam pembelajaran rebab pada kelas X dan XI di SMKN 1 Kasihan adalah metode ceramah, tanya-jawab, demonstrasi, imitasi, latihan, tafsir, menghafal dan pemberian tugas. Pemilihan metode berdasarkan jenis pembelajaran yang ada yaitu pembelajaran praktik, dan berdasarkan tingkatan kelas siswa.

(37)

penulisan skripsi yang berjudul “Pembelajaran Biola di TK Kalam Kudus

(38)

24 BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi lapangan tentang pelaksanaan pembelajaran Biola di TK Kristen Kalam Kudus Surakarta yang dianalisis dengan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang memberikan gambaran secermat mungkin tentang suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah TK Kristen Kalam Kudus Surakarta. Adapun lokasi penelitian ini beralamat di Letjen S. Parman no.4 Banjarsari. Waktu dalam penelitian ini kurang lebih dua bulan yaitu Januari sampai dengan Februari 2016.

C. Narasumber

Sumber data dalam penelitian adalah pengajar dan siswa TK Kristen Kalam Kudus Surakarta yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler biola. Jumlah siswa dalam pembelajaran biola ada 6 siswa perempuan.

D. Instrumen Penelitian

(39)

dengan penelitian. Inisiatif ini meliputi pencarian data, pembuatan pertanyan untuk wawancara dan sebagai pengolah data.

Penelitian ini menggunakan alat-alat pengumpulan data yaitu: a) Peralatan tulis dan blocknote buku yang digunakan untuk mencatat semua informasi yang diperoleh dalam kegiatan penelitian, b) Handphone digunakan untuk merekam semua hal yang dibicarakan pada saat wawancara berlangsung, sehingga hasilnya dapat terdokumentasikan secara audio, c) Kamera Alat bantu kamera digunakan untuk mendokomentasikan kegiatan pembelajaran secara visual data- data yang dicari pada saat penelitian, d) Alat bantu audio visual dalam penelitian ini juga menggunakan alat bantu audio visual yang digunakan waktu siswa TK pentas dan dapat diambil dukumen video yang bisa di copy ke dalam kaset CD.

E. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan pada saat penelitian berlangsung di TK Kristen Kalam Kudus Surakarta. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

1. Observasi Langsung

(40)

pembelajaran, serta mengetahui langkah-langkah pembelajaran biola. Aspek-aspek yang diobservasi adalah:

a. Pelaksanaan pembelajaran Biola

b. Penggunaan komponen pembelajaran, meliputi tujuan, materi, metode, proses pembelajaran dan evaluasi.

2. Wawancara

Wawancara dilaksanakan untuk mendapat informasi tentng pelaksanaan pembelajaran biola secara lengkap dari guru TK, instuktur(pelatih), kepala sekolah dan peserta didik yang belajar biola. Aspek- aspek yang ditanyakan dalam wawancara adalah :

a. Tujuan dilaksanakannya pembelajaran biola

b. Penggunaan komponen pembelajaran, meliputi tujuan, materi, metode, alat musik, evaluasi serta langkah-langkah pembelajaran

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan sebagai penguat data dalam penelitian setelah mendapat hasil dari pengumpulan data dengan cara observasi langsung dan wawancara. Studi dokumentasi ini dilaksanakan dengan cara melihat data, dokumen, buku, foto dan video ketika pembelajaran biola berlangsung dan ketika pementasan.

F. Triangulasi

(41)

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tertentu”. Jadi supaya data penelitian ini merupakan data yang valid maka validitas data yang dilakukan adalah men–crosscheking-kan data yang sudah ada dengan trianngulasi data. Adapun dalam penelitian ini triangulasi yang digunakan yaitu :

1. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik yaitu pengecekan data pada narasumber yang sama

dengan teknik yang berbeda. Dalam kajian ini data yang diperoleh melalui

wawancara, dicek kembali dengan observasi dan dokumentasi. Hasil

wawancara yang telah dilakukan dengan narasumber yaitu Ibu Yuni dan Ibu Ita

berupa metode pembelajaran biola, materi pembelajaran biola, evaluasi

pembelajaran biola, langkah-langkah pembelajaran biola, dan proses pembelajaran biola di TK Kristen Kalam Kudus, kemudian kembali

dicocokkan dengan observasi dan dokumentasi selama peneliti terjun ke

lapangan.

2. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber yaitu pengecekan data yang diperoleh melalui

beberapa sumber. Dalam penelitian ini hasil wawancara mengenai metode

pembelajaran biola, materi pebelajaran biola, evaluasi pembelajaran biola,

langkah-langkah pembelajaran biola, dan proses pembelajaran biola, di TK Kristen Kalam Kudus kemudian ditanyakan kembali kepada beberapa

narasumber yang berbeda disini peneliti mengambil data dengan melakukan

wawancara terhadap kepala sekolah, guru pengajar biola, dan orang tua murid

(42)

diperoleh sama.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu yaitu pengecekan data kepada narasumber dengan waktu

atau situasi yang berbeda. Dalam penelitian ini, hasil wawancara yaitu metode

pembelajaran biola, materi pebelajaran biola, evaluasi pembelajaran biola,

langkah-langkah pembelajaran biola, dan proses pembelajaran biola di TK Kristen Kalam Kudus, selanjutnya ditanyakan kepada narasumber yang sama

dalam waktu yang berbeda. Waktu yang dimaksudkan penelti yaitu minggu

pertama dan ketiga pada hari sabtu di bulan Januari dan Februari.

G. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dimana data dianalisa dan dideskripsikan sesuai kenyataan yang ada. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam mengananlisis data adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Dari data-data yang telah terkumpul tersebut dilakukan pemilahan, data yang digunakan untuk keperluan menjawab pertanyaan dipisahkan dari data yang tidak diperlukan. Langkah ini bertujuan agar data-data dapat terfokus pada tujuan penelitian. Adapun data-data yang diperoleh merupakan wawancara, di sini penulis memilih hasil-hasil wawancara yang diperlukan. 2. Display Data

(43)

kemudian disusun sesuai subjek yang diteliti. Pemaparan ini dilakukan untuk memudahkan penelitian dalam mengambil kesimpulan yang meliputi tentang metode pembelajaran yang digunakan di TK Kristen Kalam Kudus.Setelah data diparpakan kemudian data diseleksi dan dipilih.

3. Verifikasi atau menarik kesimpulan

(44)

30 BAB IV

PEMBELAJARAN BIOLA DI TK KRISTEN KALAM KUDUS SURAKARTA

Peraturan yang ada di TK Kristen Kalam Kudus, untuk pengambilan ekstrakulikuler hanya diperbolehkan untuk siswa yang berada di tingkat TK B. Alasan tersebut diantaranya, postur tubuh yang sudah mencukupi saat di TK B dibandingkat saat berada di TK A, TK B sudah dianggap lancar dalam membaca dibandingkan dengan TK A. Peraturan lain untuk siswa tidak diperbolehkan berpindah jenis ekstrakulikuler yang berbeda dalam setiap satu tahun ajaran, sehingga harus menjalani ekstrakulikuler dalam waktu 1 tahun. Setelah melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Biola Di TK Kristen Kalam Kudus Surakarta, maka didapat beberapa hasil mengenai pembelajaran biola, yaitu::

A. Tujuan

Adanya ekstrakulikuler biola di TK Kristen Kalam Kudus Surakarta memiliki tujuan dalam pembelajarannya dari segi kognitif, psikomotorik, afektif. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kognitif

Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa diajarkan pembelajaran music motion, artinya kegiatan pembelajaran harus disertai dengan musik

(45)

pengetahuan tentang biola. Berbeda dengan pengetahuan seperti berhitung, membaca, menulis, ekstrakulikuler biola memberikan pengetahuan baru. Antara lain membaca notasi musik khususnya not balok, memainkan lagu dengan instrumen biola yang biasanya hanya dilakukan dengan menyanyi.

Seperti yang diuangkapkan Ms Ita pada wawancara tanggal 9 Januari 2016 selaku guru biola di TK Kristen Kalam Kudus Surakarta,

Secara tidak disadari ekstrakulikuler biola ini melatih kemampuan otak kanan untuk berekspresi. Memang dalam pelajaran akademis seperti matematika, bahasa indonesia, dan sebagainya sangatlah penting. Namun, tidak dipungkiri pelajaran non akademis seperti, karate, musik, salah satunya biola perlu untuk dikembangkan.

Hal tersebut diperkuat pula dengan pernyataan salah satu orang tua murid yang mengikuti ekstrakulikuler biola yaitu Ny Elise orang tua dari Rachel pada wawancara tanggal 9 Januari 2016 Beliau menyatakan

Dulu sebelum mengikuti ekstakulikuler biola sebenarnya nilai akademis Rachel dapat dikatakan cukup baik, sama dengan rata-rata kelas. Namun perubahan yang dialami setelah mengikuti ekstrakulikuler, secara tidak langsung menambah semangat belajar Rachel sehingga tanpa disadari menaikkan prestasi Rachel dengan hasil akademis meningkat di atas rata-rata.

2. Psikomotorik

(46)

psikomotorik siswa. Aktivitas tersebut bertujuan untuk mengembangkan mental setiap siswa untuk tidak malu, percaya diri, berani tampil di depan banyak orang.

Seperti yang diungkapkan oleh Ny Sophia pada wawancara tanggal 23 Januari selaku orang tua murid dari ananda Cia

Sebenarnya, Cia adalah seorang anak yang pemalu, setiap tampil dalam sebuah event, Cia selalu meminta saya atau gurunya untuk menemani di atas panggung. Namun, dengan frekuensi penampilan Cia tampil dalam event, merubah Cia sehingga menjadi lebih percaya diri dan tidak pemalu lagi.

Sama seperti yang diungkapakan oleh Ms Ita pada wawancara tanggal 23 Januari selaku guru ekstrakulikuler biola yang bersangkutan.

Dulu saat event pertama, anak- anak sangat malu untuk tampil, bahkan masih meminta orang tuanya atau saya untuk menemani di atas panggung. Namun dengan seringnya mereka tampil, perubahan psikomotorik mereka cukup terlihat. Dari yang awalnya malu dan harus ditemani, meningkat menjadi berani tampil sendirian, bahkan mereka dapat tampil dengan ekspresi gembira, senyum. Hal tersebut menurut saya sangat baik kaena ada perubahan dari psikomotorik siswa untuk menjadi lebih baik.

3. Afektif

(47)

stabil, sehingga dengan adanya keteraturan dan ketetapan tempo, dapat melatih setiap siswa untuk mengendalikan emosinya. Unsur musik dinamik juga melatih sikap siswa, karena dinamik akan menciptakan suasana yang melatih perasaan pemain, sehingga dinamik dapat melatih perasaan setiap siswa.

Hal tersebut sesuai dengan yang diutarakan Ms Ita pada tanggal 23 Januari bahwa

Seperti yang kita ketahui, di dalam musik ada dinamika, tempo, yang menjadi ciri khas dari suasana musik tersebut. Siswa ekstrakulikuler biola di sekolah ini, sedikit demi sedikit saya latih dalam hal itu, dengan mengatur dinamika dan tempo untuk menciptakan suasana musik, maka secara tidak langsung melatih emosi siswa. Terkadang mereka harus dituntut untuk bermain Forte atau keras, kadang pula mereka dituntut juga dengan bermain

Pada waktu mereka mengikuti pelajaran biola entah itu tampil atau dalam pembelajaran biasa, saya selalu memberikan nasehat dan masukan kepada siswa untuk saling menghargai ketika setiap anak tampil di depan umum atau tampil praktik pelajaran biola, saya selalu mengajarkan anak untuk menghargai dan mengapresiasi setiap karya anak anak yang lain. Menurut saya hal tersebut membuat meeka untuk berperilaku lebih baik, seperti moral dan ego.

B. Metode

(48)

1. Metode Ceramah

Metode ceramah dipakai pengajar dalam menjelaskan bagian – bagian biola, teori tentang biola dan sebagainya. Sebelum guru memberikan pembelajaran biasanya diawali dengan sebuah doa dan membuka pelajaran dengan salam. Sesudah mengucapkan salam dan doa , guru terlebih dahulu memberikan teori secara lisan. Seperti: menjelaskan postur tubuh benar dalam permainan biola, penyampaian materi lagu, teknik permainan lagu. Kegiatan pertama adalah mengajarkan postur tubuh yang benar dalam memainkan biola. Guru memberikan gambaran kepada siswa tentang anatomi biola terlebih dahulu. Ketika murid sudah memahami kemudian guru mengajarkan tentang cara memegang bow atau penggesek biola, setelah itu selesai kemudian siswa diajarkan bagaimana cara menjepit biola di dagu dan posisi tanagan kiri pada biola, dan posisi berdiri dalam memeainkan biola.

2. Metode Demonstrasi

(49)

mempraktikan ke depan kelas dengan memainkan lagu sesuai dengan partitur yang sudah dipersiapkan.

Selanjutnya murid-murid TK diajarkan untuk melihat dan memperhatikan demostrasi yang sudah diberikan oleh pengajar. Setelah anak- anak mendapatkan contoh, guru memberikan kesempatan kepada anak-anak yang sudah memperhatikan materi yang sudah diajarkan kemudian memainkan sesuai dengan contoh yang sudah diberikan. Walaupun kadang sering ditemui praktik siswa tidak sama dengan yang dicontohkan oleh guru, karena itu adalah hal yang paling normal. Dikarenakan belajar instrumen biola untuk anak TK jarang dan susah peminatnya dengan sebab instrumen musik ini mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda dengan instrumen musik yang lain.

3. Metode Tanya Jawab

Setelah metode demonstrasi dilakukan oleh pengajar, biasanya pengajar melakukan interaksi kepada siswa dengan cara memberikan pertanyaan tentang materi yang telah diberikan. Tanya jawab tersebut digunakan untuk mengetahui seberapa jauh siswa menangkap materi pembelajaran yang telah disampaikan. Disini guru di setiap memberikan pembelajaran selalu mengajak anak- anak untuk bersikap aktif dengan cara memberikan pertanyaan tentang pembelajaran yang sudah diberikan, apabila anak- anak bisa menjawab dengan baik akan diberikan hadiah.

(50)

anak untuk bersikap aktif. Kegiatan ini berfumgsi untuk menarik perhatian anak- anak supaya lebih menggemari pembelajaran ini. Dengan teknik ini diharapkan siswa lebih tertarik dan lebih aktif dalam menerima pembelajaran

4. Metode Latihan

Demonstrasi yang dilakukan oleh pengajar akan ditirukan oleh setiap siswa. Setelah menirukan apa yang diajarkan oleh guru, maka setiap siswa akan melakukan latihan drilling baik masih dalam jam ekstrakulikuler di sekolah maupun melakukan latihan mandiri di rumah masing- masing. Diharapkan dengan adanya latihan yang terus menerus, maka akan menghasilkan permainan biola yang maksimal. Guru memperbolehkan orang tua masuk ke dalam kelas dengan tujuan dapat memantau perkembangan anak- anaknya dalam mengikuti pembelajaran. Di dalam kelas terkadang ditemui 1 atau 2 anak yang ketinggalan materi dan ada juga yang jarang masuk kelas. Untuk anak – anak yang tertinggal biasanya guru memberikan nasihat kepada murid untuk berlatih dan orang tuanya untuk membimbing dengan metode latihan yang sudah diajarkan dan dapat diterapkan di rumah. Untuk siswa yang jarang masuk guru memberikan pemberitahuan kepada orang tua murid dan mengkodisikan hal tersebut supaya anak lebih rajin.

5. Metode Pemberian Tugas

(51)

Pemberian tugas tersebut biasanya terjadi saat pergantian semester. Pemeberian tugas yang lain juga diberikan di saat mendekati sebuah pementasan diantaranya saat Paskah, Natal, dan open house. Pemeberian tugas tersebut dilakukan baik secara mandiri maupun berkelompok.Tugas mandiri diberikan tentang materi yang sudah diajarkan di kelas untuk dilatih mandiri di rumah seperti halnya latihan tangga nada, lagu, dan nada panjang. Guru mengharuskan anak- anak latihan mandiri dirumah sekitar 10 menit setiap hari, sedangkan tugas kelompok diberikan pada saat jam ekstrakulikuler berlangsung. Tugas ini biasanya berupa bermain bersama atau ansamble dalam mengulik sebuah lagu.

Seperti yang diugkapkan oleh Ms Ita selaku guru biola, Beliau mengungkapkan

Salah satu contoh lagu dalam ekstrakulikuler biola ini “Twinkle-twinkle Litle Star”. Awalnya saya menjelaskan lagu tersebut menggunakan metode ceramah, ada teknik apa dalam lagu tersebut, tempo dan sebagainya. Kemudian saya mendemonstrasikan lagu tersebut di depan para siswa. Sebelum mereka mencoba saya melakukan tanya jawab apakah siswa sudah paham dengan yang saya contohkan. Kemudian para siswa dengan pengawasan saya akan latihan drilling sampai dirasa cukup. Kemudian lagu tersebut saya berikan sebagai tugas untuk berlatih lagi dirumah untuk tampil dalam ekstrakulikeler di pertemuan selanjutnya.

C. Materi pembelajaran

(52)

1. Materi Lagu

Materi lagu yang diajarkan dalam ekstrakulikuler biola diantaranya adalah lagu- lagu yang ada dalam Buku biola Suzuki 1, antara lain: “Twinkle-twinkle little star”, “Lightly Row”.

Dalam lagu- lagu tersebut terdapat materi unsur musik diantaranya: tempo (allegro, moderato, andante), dinamik (piano, pianisimo, pianisisimo, mezzoforte, forte).

2. Materi Tangga nada

Materi tangga nadapermainan biola berupa not yang berisi tangga nada, tangga nada yang diberikan hanya tangga nada A major karena mengingat umur anak yang masih kecil. Guru baru memberikan pembelajatan dengan tangga nada A major karena tangga nada tersebut memungkinkan dimainkan oleh anak usia TK. Tangga nada dilatih sebagai pemanasan sebelum melatih lagu.

3. Teknik

(53)

D. Alat dan Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan sarana yang dipakai pada ekstrakulikuler biola. Sarana yang dipakai dalam kegiatan tersebut meliputi:

1. Alat Pembelajaran a. Biola

Biola adalah salah satu media pembelajaran yang paling pokok, karena biola adalah sebagai sarana dan sebagai materi dalam pembelajaran biola. Terkadang siswa masih sering tidak membawa biola saat ekstrakulikuler berlangsung, sehingga hal tersebut menjadi hambatan berjalannya kegiatan ekstrakuliler di TK Kristen Kalam Kudus Surakarta. Untuk menganggulangi hambatan tersebut, dilakukan dengan cara peminjaman biola secara bergantian bagi siswa yang tidak membawa biola. Ukuran biola yang digunakan pada usia TK adalah ukuran ½.

2. Media dan Materi Pembelajaran a. Partitur Lagu

Partitur lagu sebagai saran pembelajaran juga menjadi materi yang akan dibahas dalam pembalajaran Ekstrakulikuler Biola di TK Kristen Kalam Kudus Surakarta. Partitur yang digunakan meliputi lagu- lagu yang ada dalam buku Suzuki Violin book 1 seperti, “Twinkle-twinkle Little Star”, “Lightly Row”.

b. Laptop, LCD, dan Speaker

(54)

memberikan contoh- contoh teknik permainan dan pementasan biola baik berupa foto, lagu, video. Dengan adanya sarana bantuan tersebut, lebih memudahkan siswa saat kegiatan pembelajaran biola berlangsung.Seperti yang diungkapkan oleh Ms Ita:

Selain saya memberikan contoh secara langsung mengenai permainan biola, sering pula saya menayangkan video-video penampilan biola. Saat penayangan video tersebut saya beri penekanan tentang teknik yang dimainkan, tempo, dinamik, bahkan ekspresi dalam menampilkan sebuah lagu.

c. Papan Tulis dan Alat Tulis

Papan tulis dan alat tulis digunakan sebagai sarana alat bantu tambahan dalam pembelajaran biola di TK Kristen Kalam Kudus Surakarta. Guru sering menggambarkan gambar bantu untuk menjelaskan nada-nada yang ada dalam lagu. Guru membuat gambar dengan tujuan mempermudah anak menghafal nama- nama nada. Adapun gambar seperti contoh dibawah ini:

(55)

Gambar 7: Gambar Bantu untuk Membaca Notasi Balok (dok. Veri 2016)

E. Proses Pembelajaran

Berdasarkan wawancara peneliti dengan narasumber yaitu Miss Ita selaku guru pengajar pembelajaran biola di TK Kristen Kalam Kudus, proses pembelajaran biola dilakukan dengan durasi 60 menit disetiap pertemuan. Proses pembelajaran biola dideskripsikan sebagai berikut:

(56)

berjumlah 6 anak. Dalam waktu 1 jam guru harus membagi waktunya untuk 6 murid. Untuk masuk kelas guru mengharuskan siswanya untuk membawa biola masing–masing.

Kegiatan pertama dalam pembelajaran adalah pengenalan instrumen biola kepada anak. Anak- anak dikenalkan tentang organologi biola, seperti pengenalan senar beserta nadanya, bagian- bagian biola. Setelah mereka mengenal tentang organologi biola kemudian guru memberikan contoh cara memegang dan menggesek biola, siswa diajarkan untuk bermain dengan cara berdiri, aba- aba yang sering diucapkan oleh guru yaitu “stand up children”. Aba – aba tersebut digunakan untuk melatih anak bermain biola dalam posisi berdiri. Setelah mereka dalam posisi berdiri guru mengajarkan cara berdiri yang benar dalam bermain biola, posisi kaki kiri anak diarahkan lurus ke depan sedangkan posisi kaki kanan diputar sehingga kedua kaki membentuk sudut siku- siku.

Selanjutnya adalah pembelajaran dalam memegang biola, ketika posisi kaki dirasa sudah benar guru melajutkan dengan mengajarkan cara memegang strick stock biola dengan teknik yang benar. Sebelum memegang bow guru

(57)

dengan cara menggemggam, kemudian guru membenarkan posisi tangan mereka hingga mendapatkan posisi seperti gambar di bawah ini:

Gambar 8: posisi memegang bow dengan alat alternatif

(Higgins 2004)

Tujuan guru memberikan alat alternatif adalah memudahkan siswa dalam pembelajaran. Setelah posisi penempatan jari pada pensil sudah benar kemudian guru memerintah siswa untuk memindahkan posisi tangan mereka yang sudah benar diaplikasikan ke penggesek yang sebenarnya. Didapatkan posisi demikian setelah menggunakan pensil:

Gambar 9: Posisi Tangan dalam memegang bow (Suzuki 2007)

(58)

Pembelajaran selanjutnya adalah cara memegang biola. Sebelum guru memberikan keterangan tentang cara memegang biola, guru memberi contoh cara memegang biola yang benar. Posisi memegang biola yang benar dengan cara dijepit, dagu sebelah kiri diletakkan pada chinrest kemudian tangan kiri ditekuk hingga membentuk sudut siku siku dan jari diletakkan pada fingerboard atau papan jari. Kesulitan yang dialami guru adalah dagu anak tidak pas letaknya di chinrest. Alasan utama anak tidak meletakkan dagunya karena sakit. Guru mempunyai cara lain yaitu dengan memberikan sapu tangan, atau handuk kecil yang diletakkan pada chinrest untuk mengurangi rasa sakit. Sesudah diberikan handuk pada chinrest ada sebagian anak yang dagunya dapat tertata dengan chinrest ada juga yang tidak. Siswa yang dagunya tidak melekat pada chinrest biasanya struktur rahangnya beda sehingga tidak dapat mengapit biola dengan sempurna. Berikut gambar siswi TK yang sedang belajar memegang biola :

Gambar 10: Proses pemebelajaran biola (dok. Veri 2016)

Ada juga anak- anak yang dalam pembelajaran belum benar dalam posisi bermain biola seperti gambar di bawah ini:

(59)

Kemudian guru memerintah murid dan memparaktekan apa yang sudah diajarakan tentang sikap berdiri, cara memgang bow, dan cara memegang biola. Ini adalah gambar setelah mereka mengikuti pembelajaran biola pada pertemuan pertama :

Gambar 12: Posisi dalam bermain biola (dok. Veri 2016)

(60)

tidak menggunakan freet seperti pada instrumen gitar. Hal ini dapat menyulitkan bagi pemula untuk belajar biola. Guru mempunyai cara supaya siswa dapat bermain biola tanpa menggunakan freet yaitu dengan cara memberikan kertas yang direkatkan pada isolasi dan di tempel pada bagian fingerboard seperti yang diterangkan di atas. Berikut gambar pemberian tanda pada fingerboard biola :

Gambar 13: Fingerboard yang diberi tanda (dok. Veri 2016)

(61)

(a)

(b)

Gambar 14 (a) dan (b): pengenalan nada (dok. Veri 2016)

Kegiatan selanjutnya yaitu pengenalan nada pada biola. Guru memainkan senar A dan E dalam tangga nada A mayor satu oktaf, sambil menunjukkan biola yang sudah diberi tanda dengan isolasi terdapat berbagai nada. Gesekan pertama anak diajarkan menggesek senar A kosong atau open strings:

33

(62)

(b)

(c)

Gambar 15 (a), (b), dan (c): Partitur (dok. Veri 2016)

Keterangan:

= gesekan bow turun = gesekan bow naik

Nada pertama yang harus digesek murid- murid adalah A atau sebutan mudahnya apel. Dengan nama sebutan ini memudahkan siswa untuk mengingat nama nada tersebut. Siswa diajarkan untuk menggesek nada A dengan not penuh atau 4 ketukan dengan simbol not , dan simbol not setengah atau 2 ketukan . Di atas not tersebut ada tanda seperti huruf n

dan v, tanda itu disertakan untuk mengatur gerakan bowing. Simbol menandakan gerakan bow turun sedangkan simbol menandakan

(63)

membedakan nada A (apel), B (bebek), C (cheese), D ( door). Pola belajar nada tersebut sama yaitu menggesek setiap nada dengan durasi 4 ketuk, 2 ketuk, 1 ketuk dari nada A sampai D. Adapun keterangan penjarian sebagai berikut:

0 1 2 3

0 0 1 1 2 2 3 3

0 0 0 0 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 Gambar 16 : Keterangan Penjarian

(dok. Veri 2016)

0 = tanpa menggunakan jari (open string) 1 = jari telunjuk

2 = jari tengah 3 = jari manis

Setelah kegiatan belajar pada pertemuan ini selesai guru memberikan pekerjaan rumah atau homework seputar materi yang telah disampaikan.

(64)

membunyikan nada dengan benar, sedangkan 2 siswa belum mampu menguasai materi yang sudah diberikan. Oleh karena itu, guru langsung mengulang materi hingga siswa memahami betul cara membunyikan biola dengan benar. Pembelajaran selanjutnya adalah mengenalkan anak senar E berikut gambar not yang diberikan oleh guru:

Gambar 17: Partitur pembelajaran (dok. Veri 2016)

(65)

Pertemuan keempat guru mulai mengenalkan tangga nada A major pada siswa dengan susunan nada sebagai berikut:

Gambar 18: Tangga nada (dok. Veri 2016)

Para Siswa diminta untuk memainkan tangga nada diatas dengan menggesek nada satu persatu dari A (apel) hingga A (anggur) kemudian dari A (anggur) kembali A (apel). Usai belajar tangga nada anak diperkenalkan macam- macam tekhnik gesekan yaitu tekhnik detache, kemudian teknik stacato, dan legato atau menyambung , guru mendemonstrasikan ketiga teknik tersebut .

Pertemuan kelima guru mulai mengenalkan sebuah lagu berjudul “Twinkle–twinkle Little Star” ketika guru sedang memainkan sebagian

(66)

menggunakan buku Shinici Suzuki sebagai metode pembelajarannya. Adapun partitur lagu “Twinkle-twinkle Little Star” versi suzuki violin school 1:

Gambar 19 : Twinkle-Twinkle Star part (Suzuki 2007)

Oleh guru biola di TK tersebut notasi dipermudah dengan simbol yang dituliskan sebagai berikut :

(67)

Saat pembelajaran guru mendemonstrasikan tiap kalimat lagu dan mengajarkan per birama melodi lagu tersebut. Banyak celotehan anak muncul ketika pelajaran berlangsung misalnya mengatakan sulit untuk mengimitasi. Aktivitas ini merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh seorang guru dengan objek anak usia dini, cara menghadapi anak yang paling tepat adalah sabar. Dalam setiap keluhan yang dilontarkan oleh siswa terdapat semangat belajar yang sangat tinggi. Disaat mereka mulai bosan guru mengijinkan istirahat sejenak makan bekal dan minum yang sudah disediakan oleh orang tua murid.

Pertemuan yang keenam guru masih membahas materi lagu yang sama dan mereka mempelajari materi tersebut dengan sungguh. Pada pertemuan ini guru meminta siswa maju satu persatu memainkan repertoar ini di depan guru dan orang tua murid. Pada kesempatan ini terlihat berbagai karakter anak muncul dengan sendirinya tanpa dibuat- buat lebih bersifat natural. Ada yang gembira memainkan lagu ada juga yang menangis karena malu dilihat oleh orang banyak. Pembelajaran biola menjadi menarik karena muncul berbagai karakter siswa dalam pembelajaran. Berikut gambar siswa dalam pembelajaran:

(68)

(b)

Gambar 21 (a) dan (b): proses pembelajaran biola (dok. Veri 2016)

Pada pertemuan ke 7 siswa mendapatkan materi “Lightly Row”. Pada pertemuan ini guru mengajarkan hal baru yaitu tanda istirahat, dikarenakan pada lagu ini ada tanda istirahat. Guru mempersiapkan berbagai materi guna melatih siswa mengerti penggunaan tanda istirahat pada sebuah partitur lagu:

(69)

Pentingnya dilatih dengan tanda istirahat supaya anak mengenal dan mengaplikasikan penggunaan tanda istirahat. Tanda istirahat dalam pembelajaran kali ini hanya bersifat pengenalan dan belum diaplikasikan ke dalam repertoar yang diajarkan.

(70)

Partitur di atas ditulis kembali menjadi:

Gambar 24 : Lightly Row part (dok. Veri 2016)

Perbedaan antara kedua part ini terlatak pada tanda istrihat nya, kalau part tulisan miss Ita tanda istirahatnya dipermudah dengan menggantinya tanda tersebut dengan tanda titik. Pada pertemuan ini guru mengajarkan 2 baris dahulu sedangkan baris selanjutnya diberikan untuk pekerjaan rumah. Kesulitan terletak ketika siswa menggesek senar E kemudian pindah nada di D sering terjadi keterlambatan tempo,karena tanda istirahat belum dikuasai oleh siswa sepenuhnya.

F. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran biola di TK Kristen Kalam Kudus dilaksanakan pada pertemuaan yang ke delapan dengan mementaskan siswa di sebuah ruang pertunjukan. Materi yang dibawakan adalah lagu “Twinkle- twinkle little star” dan “Lightly Row”. Hal yang dievalusi dalam pentas ini adalah

(71)

Evaluasi siswa diadakan di pertemuan ke delapan dengan materi lagu yang sudah dipelajari. Pada akhir semester evaluasi juga sering dilakukan saat perayaan paskah maupun natal di setiap tahunnya. Disetiap tahunnya, siswa ekstrakulikuler biola menampilkan 4 buah lagu. Pada semester 1 dengan lagu Twinkle- Twinkle Little Star dan Lightly Row, Kata Ms Ita pada wawancara tanggal 23 January 2016 selaku guru ekstrakulikuler biola.

Adapun hasil gambarnya sebagai berikut:

(72)

58 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi, penelitian yang berjudul Pembelajaran Biola Di TK Kristen Kalam Kudus Surakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:

Tujuan pembelajaran adalah untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, sikap siswa.

Metode pembelajaran yang dipakai adalah metode ceramah untuk menjelaskan beberapa teori permainan biola, dilanjutkan metode demonstrasi dengan cara guru memberi contoh baik berupa video, foto, audio maupun praktek sendiri oleh guru. Setelah itu dilakukan metode latihan atau drilling oleh siswa sampai mendapat hasil yang maksimal, dilanjutkan metode tanya jawab untuk mengukur seberapa jauh siswa menerima pembelajaran yang diajarkan, dan yang terakhir dilakukan metode pemberian tugas baik secara mandiri maupun berkelompok tentang pembelajaran biola.

Materi yang diberikan yaitu teknik bermain biola dan memainkan lagu lagu biola yang bersumber dari Buku Biola Suzuki I, antara lain: Twinkle-twinkle Little star”,” Lightly Row”.

Media utama yang dipakai dalam pembelajaran yaitu: partitur dalam Buku Biola Suzuki I, Laptop, LCD, Speaker, papan tulis dan alat tulis.

(73)

ke 3 dan 4 pengenalan gesekan dengan nada A dan E. Pada pertemuan ke 5 dan 6 mulai belajar lagu dengan judul Twinkle- twinkle little . Pertemuan ke 7 siswa belajar lagu Lightly Row dan pada pertemuan ke 8 dilakukan evaluasi. Setiap pertemuannya mempunyai alokasi waktu 60 menit. Sistem penilaian pembelajaran dilihat dari sisi kehadiran siswa , penguasaan materi, dan sikap dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Evaluasi pembelajaran selalu dilakukan disetiap akhir materi lagu, dengan penambahan evaluasi di akhir semester. Hal- hal yang dievaluasi meliputi posisi bermain biola, intonasi, ritme, tune colour.

B. Saran

Saran saya sebagai peneliti, 1. Bagi Guru

a. Guru supaya membawa alat peraga sebagai media pembelajaran seperti apel, ember, ikan plastik untuk dijadiakan permainan dengan pembelajaran sesuai materi.

b. Cara belajar yang keliru supaya diperbaiki, contohnya mengajarkan posisi bermain biola dengan cara yang benar. (jangan silo).

2. Bagi Sekolah

(74)

3. Bagi Orang Tua

(75)

61

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Waluyo. 2000. Perencanaan pembelajaran. Yogyakarta: Jurusan Kurikulum dan teknologi pendidikan FIP UNY.

Amirin, Tatang. 2011. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Arikunto, Suharsimi. 1987. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Bina Aksara.

Auer, leopold. 1937. Maia Bang Violin Method. Carl Fischer Music Publisher. Campbell, Don. 2000. Efek Mozart bagi anak- anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Galamian, Ivan. 1970. Principles of Violin Playing and Teaching. England: Latiner trend and Co. Ltd.

Higgins, John. 2004. Essential Elements 2000 For String a Comprehensive String Method. Hal Leonard Coorporation.

Hohmann . 1910. Practical Violin Method Book 1. New York: MCMX.

Jamalus. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta: Depdikbud.

Majid, Abdul. 2006. Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar kompetensi guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mudjiono & M. Dimyati. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud. Mulyani, Tri. 2000. Strategi Pembelajaran learning & teaching strategy. Yogyakarta.

Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar – Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Narami, Oktavina Kris. 2014. Metode Pembelajaran Rebab Pada Kelas X dan XI Di SMK N 1 Kasihan Bantul. Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Seni Musik FBS UNY.

Padmanaba, Galas Sangaluh. 2014. Metode Pembelajaran Drumband di Taman Kanak- kanak Negeri 1 Sleman. Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Seni Musik FBS UNY.

Prier, Karl Edmund.2011. Kamus Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.

Gambar

Gambar 2: Posisi kaki
Gambar 3: Posisi Berdiri
Gambar 4: Posisi memegang bow
Gambar 6: Simbol-simbol bantu dalam pembelajaran (dok. Veri 2016)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Novel sebagai bentuk sastra merupakan jagad realita yang di dalamnya terjadi peristiwa dan perilaku yang dialami dan diperbuat manusia atau yang disebut dengan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunujukkan bahwa proses serbuk ban bekas-g- MA maksimum terjadi pada perbandingan 15 phr pada variasi penambahan maleat anhidrida

Penelitian yang berjudul ,, Studi Kandungan Logam Berat Pb Pada Sedimen Dan Kerang Nerita Sp Di Sekitar PT Newmont Nusa Tenggara Di Sumbawa Besar ,, di susun dalam rangka

Secara leksikal, menurut Kamus Merriam Webster, Penalaran berarti proses berpikir tentang sesuatu dengan cara yang logis untuk membentuk suatu kesimpulan atau

‘By the look on that man’s face,’ the Doctor indicated the leader, ‘I would say it’s too late to do anything.’ And the officer indeed looked as though he was going to enjoy

Kebudayaan “Odakem-Minisme” masyarakat Sawi merupakan kebudayaan yang diwariskan dari jaman prasejarah sampai sekarang sangat dipengaruhi oleh keyakinan kepada Atap-hapkon,

Peraturan mengenai Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum yang merupakan Pajak Daerah Kota Padang ini yang diatur dalam Pasal 27 Peraturan Daerah Kota Padang Nomor

Strategi pengembangan pengelolaan usahatani tebu dengan sistem TRI Mitra dapat diterapkan dengan strategi S-O (Strengths-Opportunities) yaitu menggunakan varietas