• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 192010008 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 192010008 Full text"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL RAINBOW

CARD DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG SUHU DAN

KALOR

Oleh,

Ni Putu Dian Purnamasari

NIM: 192010008

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih karunia

dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Tugas akhir ini ditulis dan disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana pendidikan (S.Pd.) Fisika di Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga.

Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Atas segala bantuan dan dukungan tersebut, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Ibu Dra. Marmi Sudarmi, M.Si. selaku dosen pembimbing utama dan Ibu Debora

Natalia Sudjito, S.Pd.,M.Ps.Ed selaku dosen pembimbing pendamping yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk memberikan saran, motivasi, dan berbagi

pengalaman. Membimbing penulis dengan penuh kesabaran selama penelitian hingga

tugas akhir ini selesai.

2. Seluruh Dosen FSM UKSW, khususnya Dosen Fisika dan Pendidikan Fisika: Bapak

Adita Sutrisno, Ibu Diane Noviandini, Ibu Santi, Bapak Surya Satria Trihandaru, Bapak

Andreas, Ibu Marmi, Bapak Ferdi S Rondonuwu, Bapak Wahyu H.K., Bapak Nur Aji

Wibowo, Ibu Debora Natalia S, dan Bapak Alva atas bimbingan dan ilmu yang

diberikan kepada penulis selama kuliah.

3. Mas Tri, Mas Sigit, dan Pak Tafip selaku Laboran Fisika dan Pendidikan Fisika FSM

UKSW atas segala bantuannya selama ini. Maaf jika selama ini selalu merepotkan.

4. Keluarga tercinta ibu, ayah, nenek, seluruh tante terkhususnya tante nila dan tante rini

dan om terimakasih atas dukungan doa, materil, semangat, dan perhatiannya selama ini.

5. Adik tersayang Ardita Bintari terimakasih selalu memberikan semangat selama ini.

6. I.A Dian Saraswati terimakasih untuk selalu memberikan semangat dan mendengarkan

keluh kesah dan bemberikan dukungan.

7. Dwiki Yudha P yang selalu memberikan semangat, dukungan dan doa.

8. Teman-teman Pendidikan Fisika dan Fisika 2010. Eigche, Galuh, Erfy, Uchie, Anti,

Kukuh, Wahyu, Gigih, Desman, dan teman-teman lain yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu, terimakasih atas segala bantuan dan semangat yang kalian berikan.

9. Segenap pihak yang turut membantu dan terlibat dalam pelaksanaan penelitian dan

penyusunan tugas akhir ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan dan penyelesaian tugas

akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi

perbaikan penulis. Apabila dalam penyusunan tugas akhir ini ada kata-kata yang kurang

(6)

vi

berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi pihak-pihak yang

berkepentingan.

Salatiga, Januari 2015

(7)

1

Penggunaan Metode

Fast Feedback

Model

Rainbow Card

dalam

Pembelajaran Fisika tentang Suhu dan Kalor

Ni P. D. Purnamasari, Debora N. Sudjito, Marmi Sudarmi

Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Sains dan Matematika-Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Dipenogoro 52-60 Salatiga 50711, Jawa Tengah-Indonesia

[email protected]

Intisari – Evaluasi digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah paham akan suatu materi ajar yang sudah diajarkan. Namun yang terjadi guru-guru seringkali mengevaluasi siswa setelah 1 bab sampai 2 bab selesai dahulu. Sehingga kesalahan siswa terlambat untuk diketahui (slow feedback). Untuk itu perlu digunakan metode umpan balik cepat (fast feedback) yaitu metode koreksi cepat yang dapat membantu guru untuk mengoreksi dan mengetahui hasilnya saat itu juga. Metode fast feedback dapat dilakukan guru sesering mungkin dan tidak menghabiskan banyak waktu sehingga dapat dilakukan berkali-kali dalam satu pertemuan.Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh umpan balik (feedback) secara cepat dan mengembangkan model baru dari metode fast feedback model rainbow card dalam pembelajaran fisika tentang suhu dan kalor. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model guru sebagai peneliti. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa fisika berjumlah 32 mahasiswa. kartu tugas dikerjakan secara individu. Jika jumlah mahasiswa yang menjawab benar ≥70%, maka diberikan tugas baru. Jika jumlah mahasiswa yang menjawab benar <70% dilakukan pembelajaran. Demikian seterusnya sampai tugas selesai. Analisa dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan: diperlukan 1 siklus feedback pada setiap tahap pembelajaran. Waktu untuk melakukan 1 siklus feedback adalah <10menit. 80-100% mahasiswa aktif merespon tugas yang diberikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode fast feedback dengan model rainbow card efektif digunakan sebagai umpan balik cepat,

Kata kunci: Feedback, Fast feedback, Rainbow card

Abtract – Evaluation used to see if students have understand the teaching material that had been taught. But usually, teachers evaluate students after one until two chapter finished, it causing the teachers may become late for knowing if students make mistakes (slow feedback method). So, method of fast feedback (fast feedback method) is needed. Fast feedback is a method of fast correction that can help teachers to correct and find its result at that moment.Fast feedback method can be done by teachers as often as possible and it is not spend much time so that can be done many times in one meeting. the goal of this research is receiving feedback quickly and develop new models of the fast feedback method with rainbow model card in learning physics about temperature and heat engine. Research method using Penelitian Tindakan Kelas (PTK) with teachers as researchers.The sample used 32 students of physics students. Cards duty is done individually. If the number of students who answered right is ≥70%, they will recieve a new assignment. If the number of students who answered right is <70% so learning is done. it will done until the tasks is done. the analysis done by qualitative descriptive. The results of research shows: it needs one feedback systems cycle for every stage of learning. estimate time to make one feedback systems cycle is < 10 minutes. from 80 to 100 % active students respond to a task assigned. So the conclution is fast feedback systems method with rainbow card is effective for fast feedback.

(8)

2 I. PENDAHULUAN

Evaluasi digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah paham akan suatu materi ajar yang sudah diajarkan. Jika materi yang diajarkan sudah dirasa cukup dimengerti oleh siswa maka dapat dilanjutkan ke materi selanjutnya. Ketika masih banyak yang belum paham maka materi tersebut harus diulang kembali. Namun yang terjadi guru-guru seringkali mengevaluasi siswa setelah 1 bab sampai 2 bab selesai dahulu. Soal-soal evaluasi yang berupa soal uraian dengan jawaban panjang akan membuat koreksi lama sehingga untuk mengetahui hasilnya diperlukan waktu yang lama. Walaupun soal-soal dapat diganti dengan soal dengan model pilihan berganda, waktu yang diperlukan untuk mengulang kembali materi sudah tidak cukup karena mengejar materi yang lain dan akhirnya hanya dibiarkan saja [1].

Untuk itu perlu digunakan metode umpan balik cepat yaitu metode koreksi cepat yang dapat membantu guru untuk mengoreksi dan mengetahui hasilnya dengan cepat. Metode ini dapat dilakukan guru sesering mungkin dan tidak menghabiskan banyak waktu sehingga dapat dilakukan berkali-kali dalam satu pertemuan.

Metode fast feedback dapat digunakan guru-guru untuk merencanakan langkah pembelajaran selanjutnya, karena segera mungkin hasilnya dapat diketahui. Jika masih banyak anak yang belum paham, pembelajaran dapat diulangi. Jika sudah banyak anak yang paham, pembelajaran dengan materi selanjutnya dapat dilakukan. Sehingga tidak ada anak yang ketinggalan jauh dan semua anak paham bersama.

Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh umpan balik (feedback) secara cepat dan mengembangkan model baru dari metode fast feedback model rainbow card pada materi suhu dan kalor. Kemudian diterapkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dan diujicobakan

keberhasilannya.

II.LANDASAN TEORI A. Evaluasi

Suatu proses belajar atau transformasi belajar dapat dinilai keberhasilannya melalui evaluasi pembelajaran karena evaluasi pembelajaran itu sendiri adalah suatu proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan, melalui kegiatan penilaian atau pengukuran belajar dan pembelajaran[2].

B. Fast Feedback

Umpan balik memegang peranan sangat penting baik bagi siswa maupun bagi guru. Melalui umpan balik, siswa dapat mengetahui sejauh mana dia mengerti materi yang diajarkan oleh guru. Sedangkan bagi guru, dapat digunakan sebagai sarana untuk mengetahui sejauh mana materi yang diajarkannya dimengerti oleh siswa[3]. Dengan kata lain, umpan balik bisa dijadikan sarana koreksi bagi siswa dalam belajar sekaligus menjadi koreksi bagi guru dalam mentransformasikan ilmu [4].

Umpan balik terbagi menjadi dua, yaitu umpan balik lambat (slow feedback) dan umpan balik cepat (fast

feedback). Slow feedback diberikan

(9)

3 feedback, yang bisa dilaksanakan saat pelajaran berlangsung tanpa membuang banyak waktu untuk koreksi [4].

Metode fast feedback sudah banyak dikembangkan di luar negeri dan akhir-akhir ini juga mulai dikembangkan di Indonesia khususnya di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Beberapa mahasiswa seperti Debora N. Sudjito dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode Fast Feedback secara Klasikal dalam Pembelajaran Fisika Tentang Cermin Datar, Singgih A.S. Utami dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode Fast Feedback Model Peer to Peer Support In Group dalam Pembelajaran Fisika Tentang Gaya-Gaya yang Bekerja pada Benda Jatuh Bebas dan Benda Diam, Pratiwi Oktavianidalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode Fast

Feedback Model Stick Card dalam

Pembelajaran Fisika tentang Kinematika Gerak Lurus, Siti Kongidah dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode Fast Feedback Model “Grouping Answer”dalam Pembelajaran Fisika tentang Kecepatan dan Percepatan, dan Indah Dwi Lestari dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode Fast Feedback Model Papan Angkat; Morita Dewi Yuliana mengembangkan model voting, serta Tri Prasetyo menggunakan model tarik ulur.

Langkah-langkah fast feedback secara umum : (1) Topik pembelajaran diperkenalkan guru, (2) Diberikan ketentuan-ketentuan gambar seperlunya. (3) Tugas pertama diberikan pada siswa secara individu atau berpasangan. (4) Jawaban siswa diamati oleh guru dan beberapa siswa diwawancarai 20-60 detik. (5) Kesalahan umum yang dilakukan siswa dibahas dan diberikan penjelasan yang benar sebagai feedback untuk siswa, (6) Tugas kedua diberikan kepada siswa, (7) Jawaban siswa diamati oleh guru dan beberapa siswa diwawancarai 20-60 detik, (8) Jika

tugas sudah diselesaikan siswa dibiarkan untuk mendiskusikan jawaban mereka, (9) Kesalahan umum yang dilakukan siswa dibahas dan diberikan penjelasan yang benar, (10) Demikian seterusnya sampai pembelajaran usai [4].

C. Suhu dan kalor

Suhu adalah hebatnya getaran partikel dalam benda[6]. Panas atau dinginnya kanan akan merasakan panas dan tangan kiri merasakan dingin. Setelah beberapa saat kedua tangan dimasukan ke dalam air dengan suhu ruangan. Tangan kanan yang sebelumnya merasa panas terasa dingin dan tangan kiri yang merasa dingin terasa panas. Hal tersebut menunjukan indra perasa tidak dapat menedeteksi suhu. Suhu tidak dipengaruhi oleh massa [6].

Kalor adalah energi yang ditransfer antara sistem dan lingkungannya dikarenakan perbedaan suhu yang ada di antara sistem dan lingkungannya. Benda yang suhunya sama indra peraba bisa merasakan hal yang berbeda karena kalor dipengaruhi oleh masa. Air dengan suhu yang sama (60OC) namun massanya berbeda akan terasa lebih panas air yang bermassa lebih besar. Semakin besar massa suatu benda maka kalor benda semakin besar. Kalor mengalir dari suhu tinggi ke rendah. Aliran kalor terjadi ketika dua benda bersentuhan dan benda bersuhu berbeda[8].

(10)

4 dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan[9]. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa [10].

PTK dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki proses pembelajaran menjadi lebih efektif karena guru melakukan sendiri penelitian terhadap proses pembelajaran. Dengan hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut, guru akan dapat menggali dan menemukan metode pembelajaran baru yang lebih inovatif dalam upaya perbaikan serta dapat meningkatkan profesionalisme tugas guru [11].

Tahapan dalam melakukan peneitian tindakan yaitu:

(1) Menyusun Rancangan Tindakan. Dalam tahap ini dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, (2) Pelaksanaan Tindakan, tahap ini merupakan pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenai tindakan yang dilakukan di kelas, (3) Pengamatan, dalam tahapan ini tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan tindakan karena pengamatan dilakukan saat tindakan sedang berlangsung dalam waktu yang sama, (4) Refleksi, tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan ini sangat tepat dilakukan oleh guru pelaksana yang telah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan [10]

III. METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) jenis guru sebagai peneliti.

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Fisika angkatan 2014 Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga yang berjumlah 32 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah RPP, Kartu tugas (jenis soal pilihan berganda), dan lembar observasi.

Pada tahap pertama instrumen yang perlu disiapkan adalah (1) Kartu tugas untuk mengetahui feedback yang diberikan terhadap tugas, (2) RPP untuk panduan mengajar,(3) Lembar observasi untuk mengetahui efektivitas pembelajaran.

Pada tahap kedua dilakukan uji coba instrumen dengan memberikan preliminary-test untuk melihat apakah soal-soal yang diberikan sudah baik, maksud setiap soal sudah jelas dan dapat dipahami. Hasil dari

preliminary-test akan digunakan sebagai acuan

untuk membuat RPP dan pertimbangan untuk membuat kartu tugas.

Pada tahap ketiga setelah kartu tugas, RPP dan lembar observasi siap, dilakukan pembelajaran dengan metode

fast feedback model rainbow card.

Prosedur pelaksanaan metode fast feedback model rainbow card: kartu tugas diberikan lewat slide, mahasiswa diberi tiga kartu jawaban dengan warna yang berbeda-beda (misalnya merah, kuning, dan hijau). Dua jawaban salah dan satu jawaban benar. Jawaban benar hanya ditulis pada kartu berwarna tertentu (misalnya merah). Siswa tidak mengetahui jika jawaban benar dibuat pada kartu berwarna merah saja. Jawaban yang dianggap benar ditempelkan pada sisi meja.

Gambar 1. Jawaban kartu tugas

(11)

5

Gambar 2. Bagan siklus fastfeedback

Jika persentase mahasiswa menjawab benar <70% maka dilakukan pembelajaran lagi dengan menekankan hal-hal yang kurang dipahami. Kemudian tugas diberikan lagi dengan tingkat kesulitan yang sama. Langkah ini terus diulang sampai mahasiswa

yang menjawab benar ≥70%.

Cara menghitung prosentase keberhasilan:

Indikator keberhasilan dikatakan tercapai jika (1) Prosentase jawaban

benar mahasiswa ≥70% pada setiap

tahap pembelajaran, (2) Waktu untuk 1 siklus feedback tidak lebih dari10 menit, (3) Setiap tahap pembelajaran tidak lebih dari 3 siklus feedback. Observasi dilakukan oleh observer dengan mengisi lembar observasi yang sudah disiapkan sebelumnya,

Tahap keempat dilakukan refleksi, jawaban siswa dan lembar observasi dikaji. Data yang yang diperoleh dianalisa secara deskripstif kualitatif. IV. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Tabel 1. Tahapan, siklus, waktu dan hasil belajar mahasiswa

Data yang didapat kemudian dianalisa setiap tahap pembelajaran per kartu tugas yang telah dijawab mahasiswa. Setiap pembelajaran disiapkan 3 kartu tugas dengan tingkat kesulitan yang setara. Untuk setiap kartu tugas terdapat 3 pilihan jawaban dalam bentuk kartu berwarna merah, kuning dan hijau.

A. Tahap pembelajaran I

Tahap pembelajaran ini dibagi menjadi 3 yaitu tahap pembelajaran I.A, tahap pembelajaran I.B dan tahap pembelajaran I.C.

Tahap pembelajaran I.A. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui apakah mahasiswa mampu menjelaskan bahwa suhu tidak tegantung oleh massa. Mahasiswa diberi kartu tugas I.A1. Mahasiswa ditanya berapa suhu air pada gelas A dan B yang dituangkan dari gelas X berusuhu 60OC bila mA=0,5mB. Jawaban mahasiswa dicek. Ada 46,9% mahasiswa yang memilih kartu kuning

(jawaban benar, tertulis “TA= 60OC dan TB=60OC”). Sedangkan 53,1% mahasiswa lain memilih kartu hijau. Prosentase siswa menjawab benar <70% sehingga perlu diberikan feedback. Kesalahan umum mahasiswa adalah beranggapan bahwa suhu dipengaruhi oleh massa. Hal tersebut terlihat dari jawaban mahasiswa yang memilih kartu

hijau (tertulis “TA=20OC dan TB=40OC”). Feedback yang diberikan untuk mengatasi kesalahan mahasiswa tersebut adalah dengan mengadakan demonstrasi yang dibantu oleh salah satu mahasiswa. Mahasiswa diminta untuk menuangkan air dari gelas X (100 ml) ke gelas A (10 ml) dan gelas B (10 ml). Kemudian mahasiswa diminta untuk merasakan apakah tangan kanan yang dimasukan ke dalam gelas A dan

(12)

6 dalam gelas B merasakan panas yang sama. Hal yang sama juga dilakukan pada gelas X (kanan) dan A (kiri), X (kanan) dan B (kiri). Terakhir mahasiswa diminta untuk mengukur berapa suhu air di gelas X, A, dan B. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa tangan terasa sama panas di dalam gelas A dan B. Tangan terasa lebih panas di dalam gelas X dari pada di dalam gelas A dan B . Suhu air di gelas X, A, dan B sama. Mahasiswa diberikan pertanyaan menggiring menyimpulkan, jika tangan terasa sama panas di dalam gelas A dan B (mA=mB) dan tangan terasa lebih panas di dalam gelas X dari pada A dan B (mX>mA dan mX>mB) padahal suhu air di dalam gelas X, A, dan B sama apakah suhu tergantung oleh massa? (tidak). Dapat disimpulkan bahwa suhu tidak tergantung oleh massa. Setekah feedback diberikan mahasiswa diberi kartu tugas I.A2 untuk mengecek apakah feedback yang diberikan sudah benar. Pada kartu tugas I.A2 mahasiswa ditanya berapa suhu air digelas X jika Prosentase jawaban benar mahasiswa

≥70% pembelajaran dilanjutkan ke

tahap pembelajaran I. B.

Tahap pembelajaran I.B. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui apakah mahasiswa mampu menjelaskan bahwa kalor tegantung oleh massa. Mahasiswa diberi kartu tugas I.B1. Mahasiswa ditanya bagaimana besarnya kalor QX dibandingkan QA dan QX dibandingkan Sedangkan 87,5% mahasiswa lain memilih kartu kuning. Prosentase siswa

menjawab benar <70% sehingga perlu diberikan feedback. Kesalahan umum mahasiswa adalah beranggapan bahwa kalor tidak dipengaruhi oleh massa. Hal tersebut terlihat dari jawaban mahasiswa yang memilih kartu kuning

(tertulis “QX=QA dan QX=QB”). Feedback yang diberikan untuk mengatasi kesalahan mahasiswa tersebut adalah: dari hasil pengamatan pada tahap pembelajaran I.A mahasiswa diberi pertanyaan menggiring menyimpulkan, jika semakin panas yang dirasakan apakah suhunya semakin tinggi? (belum tentu). Dapat disimpulkan bahwa semakin panas suatu benda belum tentu suhunya semakin tinggi, tergantung massanya. Setekah feedback diberikan mahasiswa diberi kartu tugas I.B2 untuk mengecek apakah feedback yang diberikan sudah benar. Mahasiswa ditanya bagaimana besarnya kalor QX dibandingkan QA dan QX dibandingkan QB jika 1 liter air digelas X dituangkan ke dalam gelas A dan 1 liter ke gelas B (VX=3liter). Mahasiswa yang memilih kartu kuning

(jawaban benar, tertulis “QX=QA dan QX=QB”) 100% . Waktu yang diperlukan untuk 1 siklus feedback yaitu 6,3 menit. Prosentase jawaban benar

mahasiswa ≥70% pembelajaran

dilanjutkan ke tahap pembelajaran I.C. Tahap pembelajaran I.C. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui apakah mahasiswa mampu menjelaskan apa yang mengalir ketika tangan merasakan panas atau dingin ketika menyentuh suatu benda. Mahasiswa diberi kartu tugas I.C1. Mahasiswa ditanya apakah yang mengalir ketika ujung batang sebuah logam dimasukan ke dalam es batu yang besar dan ujung lainnya dipegang dan lama-kelamaan tangan akan terasa dingin. Jawaban mahasiswa dicek. Ada 53,1,% mahasiswa yang memilih kartu merah (jawaban benar,

tertulis “kalor”). Sedangkan 56,9%

(13)

7 <70% sehingga perlu diberikan feedback. Kesalahan umum mahasiswa adalah beranggapan yang mengalir ketika merasakan panas atau dingin adalah suhu. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban mahasiswa yang memilih

kartu kuning (tertulis, “suhu”).

Feedback yang diberikan untuk mengatasi kesalahan mahasiswa tersebut adalah: dari hasil pengamatan tahap pembelajaran I.A, suhu air digelas X, A dan B sama namun tangan merasakan air digelas X lebih panas dibandingankan A dan B. Mahasiswa diberi pertanyaan menggiring menyimpulkan, apakah tangan dapat mendeteksi suhu? (tidak) . Jika tangan tidak dapat mendeteksi suhu apa yang tangan deteksi? (panas). Dapat disimpulkan bahwa tangan tidak dapat mendeteksi suhu, yang tangan deteksi adalah panas (kalor). Setekah feedback diberikan kemudian mahasiswa diberi kartu tugas I.C2 untuk mengecek apakah feedback yang diberikan sudah benar. Mahasiswa ditanya apakah yang yang mengalir ketika ujung batang sebuah logam dipanaskan dan ujung lainnya dipegang dan lama-kelamaan tangan akan terasa panas. Mahasiswa yang memilih kartu merah (jawaban

benar, tertulis “kalor”) 100% . Waktu

yang diperlukan untuk 1 siklus feedback yaitu 5,5 menit. Prosentase jawaban

benar mahasiswa ≥70% pembelajaran

dilanjutkan ke tahap pembelajaran II. B. Tahap pembelajaran II

Tahap pembelajaran ini dibagi menjadi 2 yaitu tahap pembelajaran II.A dan tahap pembelajaran II.B

Tahap pembelajaran II.A. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui apakah mahasiswa mampu menjelaskan bagimana arah aliran kalor. Mahasiswa diberi kartu tugas II.A1. Mahasiswa ditanya dari mana ke mana kalor mengalir jika tangan yang bersuhu 37OC dimasukan ke dalam air di gelas X yang bersuhu 60OC. Jawaban mahasiswa dicek. Ada 40,6% mahasiswa yang

memilih kartu kuning (jawaban benar,

tertulis “air ke tangan”). Sedangkan

59,4% mahasiswa lain memilih kartu merah. Prosentase mahasiswa menjawab benar <70% sehingga perlu diberikan feedback. Kesalahan umum mahasiswa mungkin belum mengerti tentang bagaimana arah aliran kalor. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban mahasiswa yang memilih kartu merah

(14)

8 ditanya dari mana ke mana kalor mengalir jika tangan yang bersuhu 37OC menyentuh es yang bersuhu 10OC. Mahasiswa yang memilih kartu kuning (jawaban benar, tertulis “tangan ke es’) 100% . Waktu yang diperlukan satu siklus feedback dengan waktu 7,1 menit. Prosentase jawaban benar

mahasiswa ≥70% pembelajaran

dilanjutkan ke tahap pembelajaran II.B. Tahap pembelajaran II.B. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui apakah mahasiswa mampu menjelaskan syarat kalor mengalir. Mahasiswa diberikan kartu tugas II.B1. Mahasiswa ditanya apakah kalor mengalir dan bagaimana arah alirannya jika tangan yang bersuhu 37OC menyentuh air dalam ember yang bersuhu 37OC. Jawaban mahasiswa dicek. Ada 56,4% mahasiswa yang memilih kartu merah (jawaban benar,

tertulis “tidak”). Sedangkan 31,3%

siswa lain memilih kartu kuning dan sisanya 0,9% mahasiswa yang memilih kartu hijau. Prosentase mahasiswa menjawab benar <70% sehingga perlu diberikan feedback. Kesalahan umum mahasiswa adalah belum tahu syarat kalor mengalir. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban mahasiswa yang

memilih kartu kuning (tertulis, “ya, tangan ke air”) dan kartu hijau (tertulis, “ya, air ke tangan”). Feedback yang diberikan untuk mengatasi kesalahan mahasiswa tersebut adalah: dari hasil pengamatan pada tahap pembelajran II.B mahasiswa diberi pertanyaan menggiring menyimpulkan, saat tanganmu merasakan panas atau dingin kamu menyentuh air tidak? (menyentuh). Apakah suhu tangan dan air sama? (berbeda). Dapat disimpulkan bahwa aliran kalor terjadi ketika dua benda bersentuhan dan benda bersuhu berbeda. Mahasiswa diberi kartu tugas II.B2 untuk mengecek apakah feedback yang diberikan sudah benar. Mahasiswa ditanya apakah kalor mengalir dan bagaimana arah alirannya jika tangan yang bersuhu 37OC menyentuh air

dalam ember yang bersuhu 70OC. Mahasiswa yang memilih kartu merah

(jawaban benar, “ ya air ke tangan”)

96,9% . Waktu yang diperlukan satu siklus feedback dengan waktu 4 menit dan prosentase jawaban benar

mahasiswa ≥70%.

Pada setiap tahap pembelajaran 80-100% mahasiswa aktif merespon tugas yang diberikan.

V. KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukan: diperlukan 1 siklus feedback pada setiap pembelajaran. Waktu untuk melakukan 1 siklus feedback adalah <10menit. 80-100% mahasiswa aktif merespon tugas yang diberikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode fast feedback dengan model rainbow card efektif digunakan sebagai umpan balik cepat.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih kepada mahasiswa fisika UKSW ankatan 2014 yang sudah menjadi sampel untuk penelitian ini.

PUSTAKA Skripsi:

[1] Sudjito, Debora.2010.Skripsi

Penggunaan Fast Feedback

secara Kasikal dalam

Pembelajaran Fisika tentang Cermin Datar. Salatiga : UKSW

Buku:

[2] Dimyati, Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Depdikbud dan PT. Rineka Cipta. Jakarta : 2006 [3] Berg, Ed van den dan Dick

Hoekzema. Teaching, Learning, and Quick Feedback Methods in Classical and Modern Physics. Amsterdam : 2006.

(15)

9 [5] Berg, Ed van den. Miskonsepsi

Fisika dan Remediasi. UKSW. Salatiga : 1991

[6] Hewitt, Paul G.1998.

Conceptual Physic, Eighth

Edition. New York: Addison Wesley Longman

[7] Peasodjo, Budi. Physics For Junior High School. Yudistira. 2009

[8] Halliday, Resnick, Walker. Fisika Dasar. Erlangga. Jakarta : 2010

[9] Zuriah, Nurul. Metodologi

Penelitian Sosial dan

Pendidikan. Bumi Aksara.

Jakarta : 2006

[10] Arikunto, Suharsimi. 2010.

Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Bumi Aksara

[11] Wiriaatmadja, Rochiati. 2005.

Metode Penelitian Tindakan

Kelas: Untuk Meningkatkan

Kinerja Guru dan Dosen.

(16)

10

L

A

M

P

I

R

A

(17)

11

Lampiran 1. Preliminari Test 1 Ada dua buah benda Adan B yang massanya sama.

Suhu A lebih tinggi daripada B. Kedua benda bersentuhan. Maka akan terjadi aliran ...

A. suhu panas B. suhu dingin C. kalor

mA = mB TA > TB

2 Ada dua buah benda Adan B yang massanya sama. Suhu B lebih tinggi daripada A. Kedua benda bersentuhan. Maka akan terjadi aliran...

A. suhu panas sama. Suhu A sama dengan suhu B. Kapasitas kalor A lebih besar dari pada B. Kedua benda bersentuhan. Maka akan terjadi aliran...

A. kapasitas kalor B. kalor

C. tidak ada aliran

mA = mB CA > CB

4 Ada dua buah benda A dan B yang massanya sama. Suhu A sama dengan suhu B. Kapasitas kalor B lebih besar dari pada A. Kedua benda bersentuhan. Maka akan terjadi aliran...

A. kapasitas kalor B. kalor

C. tidak ada aliran

mA = mB CA < CB

5 Ada dua buah benda A dan B yang massanya sama. Suhu A sama dengan suhu B. Kalor jenis A lebih besar dari pada B. Kedua benda bersentuhan. Maka akan terjadi aliran...

A. kalor jenis B. kalor

C. tidak ada aliran

mA = mB TA = TB CA > CB

6 Ada dua buah benda A dan B yang massanya sama. Suhu A sama dengan suhu B. Kalor jenis B lebih besar dari pada A. Kedua benda bersentuhan. Maka akan terjadi aliran...

A. kalor jenis B. kalor

C. tidak ada aliran

(18)

12 7 Ujung A dari batang logam dipanaskan, sedangkan

ujung lainnya B dipegang. Lama-kelamaan tangan terasa panas, hal ini menunjukan adanya aliran/ perpindahan....

A. suhu panas B. suhu dingin C. kalor

8 Ujung A batang logam dimasukan ke dalam es batu yang besar, ujung B dipegang.

Lama-kelamaan tangan terasa dingin, hal ini menunjukan adanya aliran/ perpindahan....

A. suhu panas B. suhu dingin C. kalor

9 Air di gelas X dibagi menjadi dua bagian yang sama di gelas A dan B. Bagaimana suhu digelas A dan B?

A. TA < TB B. TA = TB C. TA > TB

10 Air di gelas X dibagi menjadi dua bagian yang sama di gelas A dan B. Bagaimana suhu digelas A dan B?

A. TA < TB B. TA = TB C. TA > TB

11 Dua gelas air yang suhunya sama di gelas A dan B dituang menjadi satu di gelas X. Bagaimana suhu di X dibandingkan suhu di A?

A. TA < TX B. TA = TX C. TA > TX

12 Dua gelas air yang suhunya sama di gelas A dan B dituang menjadi satu di gelas X. Bagaimana suhu di X dibandingkan suhu di A?

A. TA < TX B. TA = TX C. TA > TX

A B

B A

X

A B

X

A B

A B

X

A B

(19)

13 13 Air di gelas X yang suhunya 60o dituang ke gelas

A dan B dalam jumlah yang sama. Berapa suhu air di gelas A dan B bila mA= mB ....

A. TA = 30o dan TB = 30o B. TA = 60o dan TB = 60o C. TA = 15o dan TB = 15o

14 Air di gelas X yang suhunya 60o dituang ke gelas A dan B dalam jumlah yang sama. Berapa suhu air di gelas A dan B bila mA= 0,5 mB ....

A. TA = 30o dan TB = 30o B. TA = 60o dan TB = 60o C. TA = 15o dan TB = 15o

15 Air di gelas A dan B yang suhunya 30o dicampur menjadi satu di gelas X. Berapa suhu di gelas X bila mA= mB

A. TX = 15o B. TX = 30o C. TX = 60o

16 Air di gelas A dan B yang suhunya 30o dicampur menjadi satu di gelas X. Berapa suhu di gelas X bila mA= 2 mB

A. TX = 15o B. TX = 30o C. TX = 60o

17 Dua buah kelereng besi dimasukan ke dalam wadah yang berisi air yang terus mendidih selama beberapa saat. Kelereng X lebih besar daripada Y. Kelereng mana yang suhunya lebih tinggi?

A. TX < TY B. TX = TY C. TX > TY

18 Ada dua buah es yang diletakan di atas meja. Es A lebih besar dari pada es B. Es manakah yang suhunya lebih rendah?

A. TA < TB B. TA = TB C. TA > TB

X= 60O

A=? B=?

X= 60O

A=? B=?

A=30O B=30O

X=?

A=30O B=30O

X=?

A

(20)

14 19 Ada dua buah benda A dan B yang massanya

sama. Bila kedua benda tersebut dipanaskan bersama, ternyata benda A lebih cepat panas daripada benda B.

Bagaimana kalor jenis A dibandingkan kalor jenis B?

A. cA = cB B. cA > cB C. cA < cB

20 Ada dua buah benda A dan B yang massanya sama. Bila kedua benda tersebut dipanaskan bersama, ternyata benda A lebih cepat panas daripada benda B.

Bagaimana kapasitas kalor A dibandingkan kapasitas kalor B?

A. CA = CB B. CA > CB C. CA < CB

21 Ada dua buah benda A dan B yang massanya sama. Bila kedua benda tersebut didinginkan bersama, ternyata benda B lebih cepat dingin daipada benda A. Bagaimana kalor jenis A dibandingkan kalor jenis B?

A. cA = cB B. cA > cB C. cA < cB

22 Ada dua buah benda A dan B yang massanya sama. Bila kedua benda tersebut didinginkan bersama, ternyata benda B lebih cepat dingin daipada benda A. Bagaimana kapasitas kalor A dibandingkan kapasitas kalor B?

A. CA = CB B. CA > CB C. CA < CB

A B

A B A B

(21)

15

Lampiran 2. RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Topik : Suhu dan kalor

Indikator :

1. Mahasiswa dapat membedakan suhu dan kalor 2. Mahasiswa dapat menjelaskan aliran kalor Langkah – langkah pembelajaran

Mengamati:

Guru meminta salah satu orang anak untuk memasukan tangan kanan ke dalam gelas A dan tangan kiri ke dalam gelas B.

Guru bertanya, “ Apa yang dirasakan tangan kananmu?” (panas) Guru bertanya, “ Apa yang dirasakan tangan kirimu?” (dingin)

Setelah beberapa saat, guru meminta anak tersebut untuk memasukan kedua tangannya ke dalam gelas B secara bersamaan.

Guru bertanya, “ Apa yang dirasakan tangan kananmu?” (dingin)

Guru bertanya, “ Apa yang dirasakan tangan kirimu?” (panas)

Guru meminta anak tersebut untuk mengukur air dalam gelas B dengan termometer

Guru bertanya, “ Kenapa tanganmu kananmu bisa merasakan panas dan tangan kirimu

dingin, padahal kedua tanganmu di masukan pada air yang bersuhu sama?” Bisakah tanganmu mendeteksi suhu? (tidak)

TAHAP PEMBELAJARAN 1 (Membedakan suhu dan kalor) Menanya : Apa yang dirasakan tangan?

 Siswa dibagikan kartu tugas tahap I Tugas I a 1

air ledeng

A B

air es

C air

panas

Ujung A batang logam dimasukan ke dalam es batu yang besar, ujung B dipegang. Lama-kelamaan tangan terasa dingin, hal ini menunjukan adanya aliran

A. Suhu B. Kalor C. Dingin

(22)

16 Tugas I a 2

Tugas I a 3

Tugas I a 4

 Lakukan “Prosedur Fast Feedback model Rainbow Card”

 Jika prosentase jawaban benar siswa <70%, maka dilakukan pembelajaran sebagai berikut:

Mencoba:

Guru meminta siswa untuk menuangkan masing-masing 10 ml air dari gelas X ke dalam gelas A dan gelas B.

Pertanyaan menggiring mengamati:

1. Apakah kamu merasakan panas yang sama saat tangan kanan dimasukkan ke dalam

gelas A dan tangan kirimu dimasukan ke dalam gelas B ?(iya)

2. a. Apakah kamu merasakan panas yang sama saat tangan kanan dimasukkan ke

10 ml

X

A B

80 ml

10 ml X (100

ml)

Air di gelas X yang suhunya 60o dituang ke gelas A dan B. Berapa suhu air di gelas A dan B bila mA= 0,5 mB ....

A. TA = 30o dan TB = 30o B. TA = 60o dan TB = 60o

C. TA = 20o dan TB = 40o X

A B

1L air di gelas A dan 1 L air di gelas B dituangkan kedalam gelas X. Bagaimana besarnya kalor, QX dibandingkan QA dan QX dibandingkan QB ?

A. QX < QA & QX < QB B. QX > QA & QX > QB

C. QX = QA & QX = QB A B

VA= VB=3L

TA = TB=30OC

X

Jika tangan kanan dimasukan ke dalam gelas A dan tangan kiri dimasukan ke dalam gelas B, maka tangan merasakan air digelas A . . . daripada B

A. Lebih panas B. Lebih dingin

C. Sama A B

TA=TB=80OC

(23)

17

dalam gelas A dan tangan kirimu dimasukan ke dalam gelas X?(tidak, lebih panas X) b. Apakah kamu merasakan panas yang sama saat tangan kanan dimasukkan ke dalam gelas B dan tangan kirimu dimasukan ke dalam gelas X?(tidak, lebih panas X) 3. Berapa suhu air digelas X, A, dan B?

Hasil Pengamatan:

1. Tangan terasa sama panas di dalam gelas A dan B

2. Tangan terasa lebih panas di dalam gelas X dari pada di dalam gelas A dan B 3. TX= 50oC, TA = 50°C, TB = 50°C.

Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan:

1. Tangan terasa sama panas di dalam gelas A dan B. Tangan terasa lebih panas di dalam gelas X dari pada di gelas A dan B (mA=mB, mX>mA, mX>mB,). padahal suhu air di dalam gelas X, A, dan B sama. Apakah suhu bergantung massa? (tidak) 2. Apakah semakin panas yang dirasakan berarti suhunya semakin tinggi? (belum

tentu)

3. Bisakah tanganmu mendeteksi suhu? (tidak)

4. Jika tanganmu tidak dapat mendeteksi suhu, apa yang tanganmu rasakan? (panas)

Kesimpulan:

1. Suhu tidak tergantung oleh massa sedangkan kalor tergantung massa.

2. Semakin panas suatu benda belum tentu suhunya semakin tinggi, tergantung massanya.

3. Tangan tidak dapat mendeteksi suhu, yang tangan deteksi adalah panas (kalor) Apa perbedaan suhu dan kalor?

No Dilihat dari Suhu Kalor

1 Pengertian Hebatnya getaran partikel dalam benda.

Salah satu bentuk energi alam yang dapat mengalir dari satu benda ke benda lain.

2 Alat Ukur Termometer Kalorimeter

3 Satuan OC, OR, OF,OK Joule 4 Pengaruh

Massa

Tidak dipengaruhi massa Dipengaruhi oleh massa

Tugas I b 1

Ujung A dari batang logam dipanaskan, sedangkan ujung lainnya B dipegang. Lama-kelamaan tangan terasa panas, hal ini menunjukan adanya aliran....

A. Suhu B. Kalor C. Dingin

(24)

18 Tugas I b 2

Tugas I b 3

Tugas I b 4

 Lakukan “Prosedur Fast Feedback model Rainbow Card”

 Jika prosentase jawaban benar siswa <70% maka dilakukan pembelajaran lagi dengan menekankan hal-hal yang kurang dipahami. Jika prosentase jawaban

benar siswa ≥70%, guru membahas kartu tugas I b1, I b2, I b3, dan I b4 dan

lanjut dengan memberikan tugas selanjutnya yaitu kartu tugas II (tahap selanjutnya)

TAHAP PEMBELAJARAN 1I (Aliran kalor)

Menanya

Bagaimana kalor mengalir? Tugas II a 1

1L air di gelas X dituangkan kedalam gelas A dan 1L ke gelas B. Bagaimana besarnya kalor, QX dibandingkan QA dan QX dibandingkan QB ?

A. QX < QA & QX < QB B. QX > QA & QX > QB C. QX = QA & QX = QB

VX=3L

TX=60OC

X

A B

Air di gelas A dan B yang suhunya 30o dicampur menjadi satu di gelas X. Berapa suhu di gelas X

A. TX = 15o B. TX = 30o

C. TX = 60o X

A B

Jika tangan kanan dimasukan ke dalam gelas A dan tangan kiri dimasukan ke dalam gelas B, maka tangan meraskan air digelas A . . . daripada B

A. Lebih panas B. Lebih dingin

C. Sama A B

TA=100OC , TB=70OC

VA=5ml , VB=50ml

Jika tangan dimasukan ke dalam air di gelas X, Kalor mengalir dari...

A. Air ke tangan

B. Tangan ke air X

TX=60OC

Ttangan=37 O

(25)

19 Tugas II a 2

 Lakukan “Prosedur Fast Feedback model Rainbow Card”

 Jika prosentase jawaban benar siswa <70%, maka dilakukan pembelajaran sebagai berikut:

Mencoba

Kegiatan 2 : Aliran kalor

Guru meminta siswa mengukur suhu air pada ketiga gelas dan mencelupkan tangannya ke dalam ke dalam gelas.

Pertanyaan menggiring mengamati :

1. Berapa suhu air di dalam gelas A, gelas B, dan tanganmu?

2. Apakah tanganmu merasakan panas ketika dimasukan ke dalam gelas A?

3. Apakah tanganmu merasakan dingin ketika dimasukan ke dalam gelas B?

Hasil Pengamatan :

1. TT= 28°C , TA= 70OC , TB= 20OC

2. Tangan yang dimasukan ke dalam gelas A terasa panas

3. Tangan yang dimasukan ke dalam gelas B terasa dingin Pertanyaan menggiring menyimpulkan :

1. Saat tanganmu dimasukan ke dalam gelas A terasa panas atau dingin? (panas)

2. Jika terasa panas kamu menerima atau melepaskan panas? (menerima)

3. Bagaimana dengan suhunya, tinggi suhu air atau tangan? (air)

4. Jadi panas mengalir dari suhu tinggi ke rendah atau suhu rendah ke tinggi? (dari suhu tinggi ke rendah)

5. Saat tanganmu dimasukan ke dalam gelas B terasa panas atau dingin? (dingin)

6. Jika terasa dingin kamu menerima atau melepas panas? (melepas)

7. Bagaimana dengan suhunya, tinggi suhu air atau tangan? (tangan) Jika tangan menyentuh air di dalam ember, maka terjadi

aliran kalor atau tidak? Jika ya, kalor mengalir dari... A. Ya, air ke tangan

B. Ya, tangan ke air C. Tidak

air

Tair=37OC

Ttangan=37OC

mA=mB TA> TB

B A

(26)

20

8. Jadi panas mengalir dari suhu tinggi ke rendah atau suhu rendah ke tinggi? (dari suhu tinggi ke rendah)

9. Saat tanganmu menyentuh merasakan panas atau dingin kamu menyentuh air tidak?

(menyentuh)

10.Apakah suhu tangan dan air sama? (berbeda) Kesimpulan :

1. Terasa panas artinya menerima kalor. Terasa dingin artinya melepas kalor.

2. Aliran kalor terjadi ketika dua benda bersentuhan dan kedua benda bersuhu berbeda. Kalor mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah.

Tugas II b 1

Tugas II b 2

 Lakukan “Prosedur Fast Feedback model Rainbow Card”

 Jika prosentase jawaban benar siswa <70% maka dilakukan pembelajaran lagi dengan menekankan hal-hal yang kurang dipahami. Jika prosentase jawaban

benar siswa ≥70%, guru membahas kartu tugas.

Jika tangan menyentuh es, Kalor mengalir dari... A. Air ke tangan

B. Tangan ke air

es

Tes=10OC

Ttangan=37OC

Jika tangan menyentuh air di dalam ember, maka terjadi aliran kalor atau tidak? Jika ya, kalor mengalir dari...

A. Ya, air ke tangan B. Ya, tangan ke air C. Tidak

air

Tair=70OC

(27)

21

Lampiran 3. Lembar Observasi LEMBAR OBSERVASI KBM

TAHAP PEMBELAJARAN I a

“PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL RAINBOW CARD PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PERBEDAAN SUHU DAN KALOR”

No Aspek Pengamatan Hasil Pengamatan

1

Waktu untuk melakukan 1 kali siklus feedback

• Waktu untuk melakukan feedback secara klasikal kurang dari 5 menit 5 menit 5-10 menit 10 menit lebih dari 10 menit

2

Banyaknya siklus feedback yang terjadi pada satu tahap

pembelajaran

• Feedback dilakukan secara klasikal untuk seluruh

sampel 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali

3

Aktivitas sampel selama KBM

• Jumlah sampel bertanya 0-20 % 20-40 % 40-60% 60-80% 80-100%

• Jumlah sampel berdiskusi 0-20 % 20-40 % 40-60% 60-80% 80-100%

• Jumlah sampel memperhatikan penjelasan guru 0-20 % 20-40 % 40-60% 60-80% 80-100%

4 Tingkat kemudahan langkah-langkah pembelajaran untuk

dapat diikuti oleh sampel sulit Cukup mudah Sangat mudah

5

Prosentase sampel yang menjawab benar setelah diberi pembelajaran

(28)

22

LEMBAR OBSERVASI KBM TAHAP PEMBELAJARAN I b

“PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL RAINBOW CARD PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PERBEDAAN SUHU DAN KALOR”

No Aspek Pengamatan Hasil Pengamatan

1

Waktu untuk melakukan 1 kali siklus feedback

• Waktu untuk melakukan feedback secara klasikal kurang dari 5 menit 5 menit 5-10 menit 10 menit lebih dari 10 menit

2

Banyaknya siklus feedback yang terjadi pada satu tahap

pembelajaran

• Feedback dilakukan secara klasikal untuk seluruh

sampel 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali

3

Aktivitas sampel selama KBM

• Jumlah sampel bertanya 0-20 % 20-40 % 40-60% 60-80% 80-100%

• Jumlah sampel berdiskusi 0-20 % 20-40 % 40-60% 60-80% 80-100%

• Jumlah sampel memperhatikan penjelasan guru 0-20 % 20-40 % 40-60% 60-80% 80-100%

4 Tingkat kemudahan langkah-langkah pembelajaran untuk

dapat diikuti oleh sampel sulit Cukup mudah Sangat mudah

5

Prosentase sampel yang menjawab benar setelah diberi pembelajaran

(29)

23

LEMBAR OBSERVASI KBM TAHAP PEMBELAJARAN II a

“PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL RAINBOW CARD PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PERBEDAAN SUHU DAN KALOR”

No Aspek Pengamatan Hasil Pengamatan

1

Waktu untuk melakukan 1 kali siklus feedback

• Waktu untuk melakukan feedback secara klasikal kurang dari 5 menit 5 menit 5-10 menit 10 menit lebih dari 10 menit

2

Banyaknya siklus feedback yang terjadi pada satu tahap

pembelajaran

• Feedback dilakukan secara klasikal untuk seluruh

sampel 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali

3

Aktivitas sampel selama KBM

• Jumlah sampel bertanya 0-20 % 20-40 % 40-60% 60-80% 80-100%

• Jumlah sampel berdiskusi 0-20 % 20-40 % 40-60% 60-80% 80-100%

• Jumlah sampel memperhatikan penjelasan guru 0-20 % 20-40 % 40-60% 60-80% 80-100%

4 Tingkat kemudahan langkah-langkah pembelajaran untuk

dapat diikuti oleh sampel sulit Cukup mudah Sangat mudah

5

Prosentase sampel yang menjawab benar setelah diberi pembelajaran

(30)

24

LEMBAR OBSERVASI KBM TAHAP PEMBELAJARAN II b

“PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL RAINBOW CARD PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PERBEDAAN SUHU DAN KALOR”

No Aspek Pengamatan Hasil Pengamatan

1

Waktu untuk melakukan 1 kali siklus feedback

• Waktu untuk melakukan feedback secara klasikal kurang dari 5 menit 5 menit 5-10 menit 10 menit lebih dari 10 menit

2

Banyaknya siklus feedback yang terjadi pada satu tahap

pembelajaran

• Feedback dilakukan secara klasikal untuk seluruh

sampel 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali

3

Aktivitas sampel selama KBM

• Jumlah sampel bertanya 0-20 % 20-40 % 40-60% 60-80% 80-100%

• Jumlah sampel berdiskusi 0-20 % 20-40 % 40-60% 60-80% 80-100%

• Jumlah sampel memperhatikan penjelasan guru 0-20 % 20-40 % 40-60% 60-80% 80-100%

4 Tingkat kemudahan langkah-langkah pembelajaran untuk

dapat diikuti oleh sampel sulit Cukup mudah Sangat mudah

5

Prosentase sampel yang menjawab benar setelah diberi pembelajaran

(31)
(32)

Gambar

Tabel 1. Tahapan, siklus, waktu dan hasil belajar mahasiswa

Referensi

Dokumen terkait

Siswa dalam kelas hanya duduk, diam, catat dan hafal (DDCH) dan juga tidak menggunakan media pembelajaran yang mendukung materi yang di ajarkan. Guru juga masih

Pada penelitian yang melibatkan 20 wanita hamil normal dan 30 wanita dengan abortus iminens pada usia kehamilan 6-24 minggu ini, didapatkan bahwa kadar PIBF

SOROTAN KAJIAN 2.1 Pengenalan 2.2 Sorotan Literatur Undang-Undang Adat 2.3 Sorotan Literatur Naskhah Undang-Undang Melaka 2.4 Sorotan Literatur Naskhah Sulalatus Salatin 2.5

berjauhan, namun ada pedoman yang harus diikuti guna kedisiplinan kerja.. “Kebijakan redaksional lain untuk para editor dan dewan redaksi mencakup: 1) hak editor untuk

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa atribut produk (X 1 ) mempunyai pengaruh yang tidak signifikan secara parsial terhadap variabel terikat

Permasalahan lainnya jika menggunakan Time Interval Entropy yaitu apabila user legitimasi memiliki waktu yang seperti contoh terjadwal pada hari tertentu dan jam yang sama,

Adapun tujuan dari pembuatan aplikasi simulasi pembangkit listrik tenaga sampah ini adalah untuk memberikan gambaran rinci bagaimana terjadinya listrik dari sumber daya sampah

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan nikmat iman serta nikmat sehat walafiat bagi kita semua pada umumnya dan penulis pada