Materi
SOSIALISASI dan PELATIHAN
KURIKULUM TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN
(KTSP)
SMA
K
ATA
P
ENGANTAR
Marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, kita bangsa Indonesia telah rnemiliki Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan tuntutan pelaksanaan pembaharuan pendidikan yang diharapkan dapat mendukung segala upaya untuk memecahkan masalah pendidikan.
Dalam proses pembelajaran, kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting, selain guru, sarana dan prasarana pendidikan lainnya. Oleh karena itu, kurikulum digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikan dan sekaligus sebagai salah satu indikator mutu pendidikan. Di Indonesia tercatat telah lima kali revisi kurikulum pendidikan dasar dan menengah, yaitu pada tahun 1968, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994 dan ujicoba kurikulum tahun 2004. Revisi kurikulum tersebut bertujuan untuk mewujudkan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, guna mengantisipasi
perkembangan jaman, serta untuk memberikan guideline atau
acuan bagi penyelenggaraan pembelajaran di satuan pendidikan.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa, pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, dan kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, disebutkan bahwa standar yang terkait langsung dengan kurikulum adalah Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, dan telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKI, tersebut di atas.
Mengingat bahwa SI, SKL dan KTSP ini harus sudah dilaksanakan oleh semua satuan pendidikan dasar dan menengah pada tahun ajaran 2009/2010, maka kegiatan sosialisasi dan pelatihan SI , SKL dan pengembangan KTSP bagi para pendidik, tenaga kependidikan dan para pemangku kepentingan
(st akeholders) pendidikan lainnya harus dilakukan kordinasi dan
sinergi dengan semua fihak yang terkait, dan segera dilaksanakan secara terencana, terpadu dan berkelanjutan. Untuk itulah maka disusun bahan sosialisasi dan pelatihan SI, SKL dan Pengembangan KTSP yang telah disinkronkan bersama dengan Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, serta Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional. Selanjutnya semua kegiatan sosialisasi dan pelatihan SI, SKL dan Pengembangan KTSP tersebut supaya menggunakan bahan yang telah disiapkan ini, sehingga dapat memperlancar dalam mengembangkan KTSP di masing-masing satuan pendidikan dengan baik.
Oleh karena itu, semua lapisan masyarakat yang terkait dengan pendidikan, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik sebagai pengambil kebijakan, pelaksana, maupun masyarakat umum hendaknyamemiliki pemahaman yang baik terhadap perubahan kebijakan tentang kurikulum tersebut. Dengan kesetaraan pemahaman tersebut seluruh upaya peningkatan mutu pendidikan nasional akan mendapatkan dukungan dari segala penjuru dan hal ini akan menjamin keberhasilannya.
Jakarta, Januari 2007
Menteri Pendidikan Nasional
Daftar Isi
Kata Pengantar... iii
Daftar Isi ... v
I.
Kebijakan
... 11. Undang–Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional... 3
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan... 15
3. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005 - 2009... 35
II.
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL)
... 554. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI)... 57
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan (SKL)... 75
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL)... 83
III. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)
... 897. Konsep Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi... 91
8. Penyusunan KTSP... 99
9. Pengembangan Silabus... 125
10. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 143
IV. Pengembangan Bahan Ajar
... 14911. Pengembangan Bahan Ajar... 151
V.
Model-Model Kurikulum
... 17912. Pengembangan Model Mata Pelajaran Muatan Lokal... 181
13. Panduan Model Pengembangan Diri untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah... 191
VI. Pembelajaran Efektif
... 205VIII.Penilaian Hasil Belajar
... 23115. Rancangan Penilaian Hasil Belajar... 233
16. Sistem Penilaian KTSP (SMA)... 259
IX. Pengembangan Bahan Ujian
... 27717. Pengembangan Bahan Ujian & Analisis Hasil Ujian... 279
X.
Laporan Hasil Belajar (LHB)
... 32318. Penyusunan Laporan Hasil Belajar (LHB) Peserta Didik SMA... 325
Materi SOSIALISASI dan PELATIHAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
I. KEBIJAKAN
1. Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan nasional.
2. Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
3. Rencana Strategis
Sosialisasi KTSP
Departemen
Pendidikan Nasional
Sosialisasi KTSP
UNDANG–UNDANG NO. 2 0 TH. 2 0 0 3
Tentang
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Materi 1
Sosialisasi KTSP
DASAR & FUNGSI PENDIDIKAN NASIONAL
Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasil a
dan Undang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Pendidikan Nasional berf ungsi
mengembangkan kemampuan dan membent uk
wat ak sert a peradaban bangsa yang
Sosialisasi KTSP
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
berkembangnya pot ensi pesert a didik agar
menj adi manusi a yang:
– beriman dan bert akwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa,
– berakhl ak mulia, sehat , berilmu, cakap,
kreat if , mandiri, dan
– menj adi warga negar a yang demokr at i s sert a
bert anggung j awab.
PRINSIP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Pendidikan diselenggarakan secara demokrat is dan berkeadilan sert a t idak diskriminat if dengan menj unj ung t inggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kult ural, dan kemaj emukan bangsa.
Pendidikan diselenggarakan sebagai sat u kesat uan yang sist emik dengan sist em t erbuka dan mult imakna.
– Pendidikan sist em t erbuka: f leksibilit as pilihan dan wakt u penyelesaian program lint as sat uan dan j alur pendidikan
– Pendidikan mult imakna: proses pendidikan yang diselenggarakan dengan berorient asi pada
Sosialisasi KTSP
PRINSIP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Pendidikan diselenggarakan sebagai suat u proses pembudayaan dan pemberdayaan pesert a didik yang berlangsung sepanj ang hayat .
Pendidikan diselenggarakan dengan memberi ket eladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreat ivit as pesert a didik dal am proses pembelaj aran.
Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhit ung bagi segenap warga masyarakat .
Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran sert a dalam penyelenggaraan dan pengendalian mut u layanan
pendidikan.
Sosialisasi KTSP
HAK PESERTA DIDIK
a. mendapat kan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianut nya dan diaj arkan oleh pendidik yang seagama;
b. mendapat kan pel ayanan pendidikan sesuai dengan bakat , minat , dan kemampuannya;
c. mendapat kan beasiswa bagi yang berprest asi yang orang t uanya t idak mampu membiayai pendidikannya;
d. mendapat kan biaya pendidikan bagi mereka yang orang t uanya t idak mampu membiayai pendidikannya;
e. pindah ke program pendidikan pada j al ur dan sat uan pendidikan lain yang set ara;
f . menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepat an belaj ar masing-masing dan t idak
Sosialisasi KTSP
KEWAJIBAN PESERTA DIDIK
a.
menj aga nor ma-norma pendidikan unt uk
menj amin keberlangsungan proses dan
keberhasil an pendidikan;
b.
ikut menanggung biaya penyelenggaraan
pendidikan, kecuali bagi pesert a didik yang
dibebaskan dari kewaj iban t ersebut sesuai
dengan perat uran perundang-undangan yang
berlaku.
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum j enj ang pendidikan dasar.
– Diselenggarakan bagi anak sej ak lahir sampai usia 6 t ahun dan bukan prasyarat masuk pendidikan dasar Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui j alur pendidikan f ormal, nonf ormal, dan/ at au inf ormal.
Pendidikan anak usia dini pada j alur pendidikan
Sosialisasi KTSP
PENDIDIKAN DASAR
Pendidikan dasar merupakan j enj ang pendidikan
yang mel andasi j enj ang pendidikan menengah.
Pendidikan dasar berbent uk sekol ah dasar (SD)
dan madr asah ibt idaiyah (MI) at au bent uk l ain
yang sederaj at sert a sekol ah menengah pert ama
(SMP) dan madr asah t sanawiyah (MTs), at au
bent uk l ain yang seder aj at .
Sosialisasi KTSP
PENDIDIKAN MENENGAH
Pendidikan menengah merupakan l anj ut an
pendidikan dasar.
Pendidikan menengah t erdiri at as pendidikan
menengah umum dan pendidikan menengah
kej uruan.
Pendidikan menengah berbent uk sekol ah
menengah at as (SMA), madrasah aliyah (MA),
sekol ah menengah kej uruan (SMK), dan
Sosialisasi KTSP
PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN
KHUSUS
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi pesert a didik yang memiliki t ingkat kesulit an dalam mengikut i proses pembelaj aran karena kelainan f isik, emosional, ment al, sosial, dan/ at au memiliki pot ensi kecerdasan dan bakat ist imewa.
Dapat diselenggarakan secara inklusif at au berupa sat uan pendidikan khusus
Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi pesert a didik di daerah t erpencil at au t erbel akang, masyarakat adat yang t erpencil , dan/ at au mengalami bencana alam, bencana sosial , dan t idak mampu dari segi ekonomi.
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
St andar nasional pendidikan t erdiri at as st andar isi, proses, kompet ensi lulusan, t enaga pendidik dan t enaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus dit ingkat kan secara berencana dan berkala.
St andar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, t enaga pendidik dan t enaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
Sosialisasi KTSP
KURIKULUM:
PENGERTIAN DASAR
Kurikulum adal ah seperangkat rencana dan
pengat uran mengenai t uj uan, i si, dan bahan
pelaj ar an sert a cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiat an
pembel aj aran unt uk mencapai t uj uan
pendidikan t ert ent u.
Sosialisasi KTSP
KURIKULUM
1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada st andar nasional pendidikan unt uk mewuj udkan t uj uan pendidikan nasional.
2. Kurikulum pada semua j enj ang dan j enis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversif ikasi sesuai dengan sat uan pendidikan, pot ensi daerah, dan pesert a didik. Pengembangan kurikulum secara berdiversif ikasi
Sosialisasi KTSP
KURIKULUM
3. Kurikulum disusun sesuai dengan j enj ang pendidikan dalam kerangka Negara Kesat uan Republik Indonesia dengan memperhat ikan:
a. peningkat an iman dan t akwa; b. peningkat an akhlak mulia;
c. peningkat an pot ensi, kecerdasan, dan minat pesert a didik;
d. keragaman pot ensi daerah dan lingkungan; e. t unt ut an pembangunan daerah dan nasional; f . t unt ut an dunia kerj a;
g. perkembangan ilmu penget ahuan, t eknologi, dan seni; h. agama;
i. dinamika perkembangan global; dan
j . persat uan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
.
Kerangka dasar dan st rukt ur kurikulum
pendidikan dasar dan menengah dit et apkan
oleh Pemerint ah.
Kurikulum pendi dikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh
set iap kel ompok at au sat uan pendidikan dan
komit e sekolah/ madr asah di bawah koordinasi
dan supervisi dinas pendidikan at au kant or
depart emen agama kabupat en/ kot a unt uk
Sosialisasi KTSP
MUATAN WAJIB KURIKULUM PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH
a. pendidikan agama;
b. pendi dikan kewarganegaraan;
c. bahasa;
d. mat emat ika;
e. ilmu penget ahuan al am;
f .
il mu penget ahuan sosial ;
g. seni dan budaya;
h. pendidikan j asmani dan ol ahraga;
i.
ket erampilan/ kej uruan; dan
j .
muat an l okal.
Sosialisasi KTSP
DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH
DAN MADRASAH
PENGERT IAN DASAR
Komit e sekolah/ madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggot akan orang t ua/ wali pesert a didik, komunit as sekolah, sert a t okoh masyarakat yang peduli
pendidikan.
Sosialisasi KTSP
DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH
DAN MADRASAH
Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibent uk dan berperan dalam peningkat an mut u pelayanan pendidikan dengan memberikan pert imbangan, arahan dan dukungan t enaga, sarana dan prasarana, sert a pengawasan pendidikan pada t ingkat nasional, provinsi, dan kabupat en/ kot a yang t idak mempunyai hubungan hirarkis.
Komit e sekol ah/ madrasah, sebagai l embaga mandiri, dibent uk dan berperan dalam peningkat an mut u pelayanan dengan memberikan pert imbangan, arahan dan dukungan t enaga, sarana dan prasarana, sert a pengawasan pendidikan pada t ingkat sat uan pendidikan.
EVALUASI
Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mut u pendidikan secara nasional sebagai bent uk akunt abilit as penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepent ingan.
Evaluasi dilakukan t erhadap pesert a didik, lembaga, dan program pendidikan pada j alur f ormal dan nonf ormal unt uk semua j enj ang, sat uan, dan j enis pendidikan.
Sosialisasi KTSP
EVALUASI
Evaluasi pesert a didik, sat uan pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh l embaga mandiri secara berkala, menyeluruh, t ransparan, dan sist emik unt uk menilai pencapaian st andar nasional pendidikan.
Pemerint ah dan pemerint ah daerah melakukan evaluasi t erhadap pengelola, sat uan, j alur, j enj ang, dan j enis pendidikan.
Masyarakat dan/ at au organisasi prof esi dapat
membent uk l embaga yang mandiri unt uk mel akukan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58.
Sosialisasi KTSP
Sosialisasi KTSP
PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 1 9 TAHUN 2 0 0 5
Tentang
STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN
Departemen
Pendidikan Nasional
Sosialisasi KTSP
Materi 2
Sosialisasi KTSP
LINGKUP SNP
1. Standar Nasional Pendidikan ( SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik I ndonesia.
2. Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi:
a. standar isiadalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang
kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. b. standar prosesadalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. c. standar kompetensilulusan adalah kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. d. standar pendidik dan tenaga kependidikanadalah
Sosialisasi KTSP
LINGKUP SNP
Lanjutane. standar sarana dan prasaranaadalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. f. standar pengelolaanadalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/ kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. g. standar pembiayaanadalah standar yang mengatur
komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun; dan
h. standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
LINGKUP SNP
Lanjutan3. Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi.
Sosialisasi KTSP
STANDAR ISI
1. Standar isi mencakup lingkup materi dan
tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
2. Standar isi memuat kerangka dasar dan
struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum
tingkat satuan pendidikan, dan kalender
pendidikan/ akademik.
Sosialisasi KTSP
KERANGKA DASAR
dan
STRUKTUR KURIKULUM
1. Kurikulum unt uk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
terdiri atas:
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
2. Kurikulum unt uk jenis pendidikan keagamaan formal
terdiri atas kelompok mata pelajaran yang ditentukan berdasarkan tujuan pendidikan keagamaan.
3. Satuan pendidikan nonformal dalam bentuk kursus dan
Sosialisasi KTSP
KERANGKA DASAR
dan
STRUKTUR KURIKULUM
4. Setiap kelompok mata pelajaran dilaksanakan secara holistik sehingga pembelajaran masing-masing kelompok mata pelajaran mempengaruhi pemahaman dan/ atau penghayatan peserta didik.
5. Semua kelompok mata pelajaran sama pentingnya dalam menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah.
6. Kurikulum dan silabus SD/ MI / SDLB/ Paket A, atau bentuk lain yang sederajat menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca dan menulis, kecakapan berhitung, serta kemampuan berkomunikasi.
KERANGKA DASAR
dan
STRUKTUR KURIKULUM
7. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada SD/ MI / SDLB/ Paket A, SMP/ MTs/ SMPLB/ Paket B, SMA/MA/ SMALB/ Paket C, SMK/ MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/ atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan.
Sosialisasi KTSP
9. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada :
a. SD/ MI / SDLB/ Paket A, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/ atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan.
b. SMP/ MTs/ SMPLB/ Paket B, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/ atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan/ atau teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan.
c. SMA/ MA/ SMALB/ Paket C, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/ atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan.
d. SMK/ MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/ atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan.
KERANGKA DASAR
dan
STRUKTUR KURIKULUM
Sosialisasi KTSP
10. Kelompok mata pelajaran estetikapada SD/ MI / SDLB/ Paket A, SMP/ MTs/ SMPLB/ Paket B, SMA/ MA/ SMALB/ Paket C, SMK/ MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/ atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.
11. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan pada SD/ MI / SDLB/ Paket A, SMP/ MTs/ SMPLB/ Paket B,
SMA/ MA/ SMALB/ Paket C, SMK/ MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/ atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan.
12. Kedalaman muatan kurikulumpada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan/atau semester sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.
13. Kompetensitersebut terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar.
KERANGKA DASAR
dan
Sosialisasi KTSP
BEBAN BELAJAR
1. Beban belajar untuk SD/ MI / SDLB, SMP/ MTs/ SMPLB, SMA/ MA/ SMLB, SMK/ MAK atau bentuk lain yang sederajat menggunakan jam pembelajaran setiap minggu setiap semester dengan sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, sesuai kebutuhan dan ciri khas masing-masing.
2. MI / MTs/ MA atau bentuk lain yang sederajat dapat menambahkan beban belajar untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian sesuai dengan kebutuhan dan ciri khasnya.
3. Beban belajar untuk SMP/ MTs/ SMPLB, atau bentuk lain yang sederajat dapat dinyatakan dalam satuan kredit semester (SKS).
BEBAN BELAJAR
4. Beban belajar untuk SMA/ MA/ SMLB, SMK/ MAK atau bentuk lain yang sederajat pada jalur pendidikan formal kategori standar dapat dinyatakan dalam satuan kredit semester. Beban belajar untuk SMA/ MA/ SMLB, SMK/ MAK atau bentuk lain yang sederajat pada jalur pendidikan formal kategori mandiri dinyatakan dalam satuan kredit semester.
5. Beban belajar pada pendidikan kesetaraan disampaikan dalam bentuk tatap muka, praktek keterampilan, dan kegiatan mandiri yang terstruktur sesuai dengan kebutuhan.
Sosialisasi KTSP
BEBAN BELAJAR
7. Kurikulum untuk SMP/ MTs/ SMPLB atau bentuk lain yang sederajat, SMA/ MA/ SMALB atau bentuk lain yang sederajat, SMK/ MAK atau bentuk lain yang sederajat dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup.
8. Pendidikan kecakapan hidup yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional.
9. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari pendidikan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, pendidikan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, pendidikan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, kelompok mata pelajaran pendidikan estetika, atau kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan.
Sosialisasi KTSP
11. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan atau dari satuan pendidikan nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.
12. Kurikulum untuk SMP/ MTs/ SMPLB atau bentuk lain yang sederajat dan kurikulum untuk SMA/ MA/ SMALB atau bentuk lain yang sederajat dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal.
Sosialisasi KTSP
13. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat merupakan bagian dari pendidikan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, pendidikan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, pendidikan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi,
pendidikan kelompok mata pelajaran estetika, atau kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan.
14. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan atau dari satuan pendidikan nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.
BEBAN BELAJAR
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
1. Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP. Panduan ini berisi sekurang-kurangnya:
a. Model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk SD/ MI / SDLB/ SMP/ MTs/ SMPLB/ SMA/ MA/ SMALB, dan SMK/ MAK pada jalur pendidikan formal kategori standar; b. Model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk
SD/ MI / SDLB/ SMP/ MTs/ SMPLB/ SMA/ MA/ SMALB, dan SMK/ MAK pada jalur pendidikan formal kategori mandiri;
Sosialisasi KTSP
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
3. Model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan tersebut sekurang-kurangnya meliputi model kurikulum tingkat satuan pendidikan apabila menggunakan sistem paket dan model kurikulum tingkat satuan pendidikan apabila menggunakan sistem kredit semester.
4. Kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/ MI / SDLB, SMP/ MTs/ SMPLB, SMA/ MA/ SMALB, SMK/ MAK, atau bentuk lain yang sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah/ karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.
Sosialisasi KTSP
5. Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas kabupaten/ kota yang bertanggungjawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI , MTs, MA, dan MAK.
6. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya untuk program paket A, B, dan C ditetapkan oleh dinas
kabupaten/ kota yang bertanggungjawab di bidang pendidikan berdasarkan kerangka dasar kurikulum sesuai dengan peraturan pemerintah ini dan standar kompetensi lulusan.
Sosialisasi KTSP
KALENDER PENDIDIKAN
1. Kalender pendidikan/ kalender akademik mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
2. Hari libur dapat berbentuk jeda tengah semester selama-lamanya satu minggu dan jeda antar semester.
STANDAR
KOMPETENSI LULUSAN
• Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
• Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.
• Kompetensi lulusan untuk mata pelajaran bahasa menekankan pada kemampuan membaca dan menulis yang sesuai dengan jenjang pendidikan.
Sosialisasi KTSP
• Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
• Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
• Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Sosialisasi KTSP
STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
• Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
– penilaian hasil belajar oleh pendidik;
– penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan
Sosialisasi KTSP
PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian ini digunakan untuk:
– menilai pencapaian kompetensi peserta didik;
– bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan – memperbaiki proses pembelajaran.
2. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui: a. pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap
untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik; serta
b. ujian, ulangan, dan/ atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.
3. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan, penugasan, dan/ atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai
4. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik.
5. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan dilakukan melalui:
a. pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik; dan
b. ulangan, dan/ atau penugasan untuk mengukur aspek
Sosialisasi KTSP
6. Untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah BSNP menerbitkan panduan penilaian untuk:
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika; dan
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK
Sosialisasi KTSP
PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH SATUAN
PENDIDIKAN
1. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran.
2. Penilaian hasil belajar untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan merupakan penilaian akhir untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
Sosialisasi KTSP
PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH SATUAN
PENDIDIKAN
4. Penilaian hasil belajar untuk semua mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan melalui ujian sekolah/ madrasah untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
5. Untuk dapat mengikuti ujian sekolah/ madrasah, peserta didik harus mendapatkan nilai yang sama atau lebih besar dari nilai batas ambang kompetensi yang
dirumuskan oleh BSNP, pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estet ika, serta kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PEMERINTAH
1. Penilaian ini bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional.
2. Ujian nasional dilakukan secara obyektif, berkeadilan, dan akuntabel.
Sosialisasi KTSP
PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PEMERINTAH
4. Hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk:
a. pemetaan mutu program dan/ atau satuan pendidikan;
b. dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; c. penentuan kelulusan peserta didik dari program
dan/ atau satuan pendidikan;
d. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
5. Setiap peserta didik jalur formal pendidikan dasar dan menengah dan pendidikan jalur nonformal kesetaraan berhak mengikuti ujian nasional dan berhak
mengulanginya sepanjang belum dinyatakan lulus dari satuan pendidikan.
Sosialisasi KTSP
6. Setiap peserta didik wajib mengikuti satu kali ujian nasional tanpa dipungut biaya.
7. Peserta didik pendidikan informal dapat mengikuti ujian nasional setelah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh BSNP.
8. Peserta ujian nasional memperoleh surat keterangan hasil ujian nasional yang diterbitkan oleh satuan pendidikan penyelenggara Ujian Nasional.
Sosialisasi KTSP
UJI AN NASI ONAL
Mata pelajaran yang diujikan:
1. Pada jenjang SD/ MI / SDLB, atau bentuk lain yang sederajat, Ujian Nasional mencakup mata pelajaran Bahasa I ndonesia, Matematika, dan I lmu Pengetahuan Alam (I PA).
2. Pada program paket A, Ujian Nasional mencakup mata pelajaran
Bahasa I ndonesia, Matematika, I lmu Pengetahuan Alam (I PA), I lmu Pengetahuan Sosial (I PS) dan Pendidikan Kewarganegaraan.
3. Pada jenjang SMP/ MTs/ SMPLB, atau bentuk lain yang sederajat, Ujian Nasional mencakup pelajaran Bahasa I ndonesia, Bahasa I nggris, Matematika, dan I lmu Pengetahuan Alam (I PA).
4. Pada program paket B, Ujian Nasional mencakup mata pelajaran
Bahasa I ndonesia, Bahasa I nggris, Matematika, I lmu Pengetahuan Alam (I PA), I lmu Pengetahuan Sosial (I PS) dan Pendidikan
Kewarganegaraan.
UJI AN NASI ONAL
5. Pada SMA/ MA/ SMALB atau bentuk lain yang sederajat, Ujian Nasional mencakup mata pelajaran Bahasa I ndonesia, Bahasa I nggris, Matematika, dan mata pelajaran yang menjadi ciri khas program pendidikan.
6. Pada program paket C, Ujian Nasional mencakup mata pelajaran Bahasa I ndonesia, Bahasa I nggris, Matematika, dan mata pelajaran yang menjadi ciri khas program pendidikan.
Sosialisasi KTSP
KELULUSAN
Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran; b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir
untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estet ika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan;
c. lulus ujian sekolah/ madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan d. lulus Ujian Nasional.
Sosialisasi KTSP
PENJAMINAN MUTU
1. Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan.
2. Penjaminan mutu pendidikan bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan.
Sosialisasi KTSP
4. Menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama mensupervisi dan membantu satuan pendidikan keagamaan melakukan penjaminan mutu.
5. Pemerintah Provinsi mensupervisi dan membantu satuan pendidikan yang berada di bawah
kewenangannya untuk meyelenggarakan atau mengatur penyelenggaraannya dalam melakukan penjaminan mutu.
6. Pemerintah Kabupaten/ Kota mensupervisi dan membantu satuan pendidikan yang berada di bawah kewenangannya untuk meyelenggarakan atau
mengatur penyelenggaraannya dalam melakukan penjaminan mutu.
PENJAMINAN MUTU
7. BAN-S/ M, BAN-PNF, dan BAN-PT memberikan
rekomendasi penjaminan mutu pendidikan kepada program dan/ atau satuan pendidikan yang diakreditasi, dan kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
8. LPMP mensupervisi dan membantu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dalam melakukan upaya penjaminan mutu pendidikan.
9. Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (6), LPMP bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan Perguruan tinggi.
10. Menteri menerbitkan pedoman program penjaminan mutu satuan pendidikan pada semua jenis, jenjang dan jalur pendidikan.
Sosialisasi KTSP
11. Penyelenggaraan satuan pendidikan yang
tidak mengacu kepada Standar Nasional
Pendidikan ini dapat memperoleh
pengakuan dari Pemerintah atas dasar
rekomendasi dari BSNP.
12. Rekomendasi dari BSNP tersebut
didasarkan pada penilaian khusus.
PENJAMINAN MUTU
Sosialisasi KTSP
1
RENCANA STRATEGIS
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
TAHUN 2005 - 2009
Materi 3
2
PENDAHULUAN
• Amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945)
… mel i ndungi segenap bangsa Indonesi a dan sel ur uh t umpah dar ah Indonesi a dan unt uk memaj ukan kesej aht er aan umum, mencer daskan kehi dupan bangsa, dan i kut mel aksanakan ket er t i ban duni a …
• Amanat Pasal 31 UUD 1945
(1) Set iap warga negara berhak mendapat kan pendidikan;
(2) Set iap warga negar a w aj ib mengikut i pendidikan dasar dan pemer int ah waj ib membi ayainya; sert a
(3) Pemerint ah mengusahakan dan menyelenggarakan sat u sist em pendidikan nasional, yang meningkat kan keimanan dan ket akw aan sert a akhlak muli a dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diat ur dengan Undang-Undang
(4) Negara mempriorit askan anggaran pendidikan sekurang-kur angnya dua puluh per sen dar i anggar an pendapat an dan bel anj a negara sert a dar i anggar an pendapat an dan belanj a daerah unt uk memenuhi kebut uhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
(5) Pemerint ah memaj ukan ilmu penget ahuan dan t eknologi dengan menj unj ung t inggi nilai-nil ai agama dan per sat uan bangsa unt uk kemaj uan peradaban sert a kesej aht eraan umat manusia.
• Amanat Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 t ent ang Sist em Pendidikan Nasional. • Perat uran Pemerint ah No. 25 Tahun 2005 t ent ang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (2004-2009)
3
PROGRAM PENGUATAN KEBIJAKAN DEPDIKNAS
DENGAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH BAPPENAS
17. Pengembangan guru sebagai profesi
18. Pengembangan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
6. Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Perluasan akses pendidikan keaksaraan bagi penduduk usia >15 tahun 9. Pendidikan Keterampilan Hidup
20. Perluasan pendidikan kecakapan hidup
5. Pendidikan Non Formal
11. Perluasan akses PT
23. Mendorong jumlah jurusan di PT yang masuk dalam 100 besar Asia 24. Akselerasi jumlah program studi kejuruan, vokasi, dan profesi 25. Peningkatan jumlah dan mutu publikasi ilmiah dan HAKI
4. Pendidikan Tinggi
10. Perluasan akses SMA/SMK dan SMA terpadu
21. Pengembangan sekolah berbasis keunggulan lokal di setiap Kab/Kota 22. Pembangunan sekolah bertaraf internasional di setiap propinsi dan/atau
kabupaten/kota
3. Pendidikan Menengah
1. Pendanaan biaya operasi wajar
2. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan wajar 3. Rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan (program wajar) 4. Perluasan akses pendidikan wajar pada jalur nonformal 6. Perluasan akses SLB dan sekolah inklusif
7. Pengembangan sekolah wajar layanan khusus bagi daerah terpencil/kepulauan yang berpenduduk jarang dan terpencar.
2. Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun – SD, MI, SMP, MTs
8. Perluasan akses PAUD
1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) – TK, RA, KB, TPA
Kegiatan Pokok Pemerintah Program Bappenas
12. Pemanfaatan ICT sebagai media pembelajaran jarak jauh 26. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan 27. Peningkatan SPI berkoordinasi dengan BPKP dan BPK
29. Peningkatan kapasitas dan kompetensi aparat dalam perencanaan dan pengangaran
30. Peningkatan kapasitas dan kompetensi managerial aparat 31. Peningkatan ketaatan aparat pada peraturan perundang-undangan 33. Peningkatan pencitraan publik
34. Peningkatan kapasitas dan kompetensi pemeriksaan aparat Itjen
35. Pelaksanaan Inpres No.5 Tahun 2004 tentang percepatan pemberantasan KKN 36. Intensifikasi tindakan-tindakan preventif oleh Itjen
37. Intensifikasi dan ekstensifikasi pemeriksaan oleh Itjen, BPKP, dan BPK 38. Penyelesaian tindak lanjut temuan-temuan pemeriksaan Itjen, BPKP, dan BPK 39. Pengembangan aplikasi SIM secara terintegrasi (Keuangan, Aset, Kepegawaian,
dan data lainnya)
Program-program lainnya
1. Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan 2. Program Penelitian dan
Pengembangan Iptek
3. Program Penguatan Kelembagaan Pengarus- utamaan Gender dan Anak
4. Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara 5. Program Penyelenggaraan
Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan
6. Program Pengelolaan Sumberdaya Manusia Aparatur
7. Program Peningkatan Sarana dan
19. Perbaikan sarana dan prasarana 28. Penataan regulasi pengelolaan pendidikan
32. Peningkatan kapasitas dan kompetensi pengelola pendidikan
8. Manajemen Pelayanan Pendidikan
13. Peningkatan peran serta masyarakat dalam perluasan akses SMA/SMK/SM Terpadu, SLB, dan PT
14. Implementasi dan penyempurnaan SNP oleh BSNP
15. Penjaminan mutu secara terprogram dengan mengacu kepada SNP 16. Perluasan dan peningkatan mutu akreditasi
7. Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Kegiatan Pokok Pemerintah Program Bappenas
PROGRAM PENGUATAN KEBIJAKAN DEPDIKNAS
DENGAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
5
DASAR KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PENDIDIKAN NASIONAL
A. Amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003, dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009
B. Visi Pendi dikan Nasional
C. Misi Pendidikan Nasional
D. Tat a Nil ai Depart emen Pendidi kan Nasi onal
6
AMANAT UNDANG-UNDANG NO 20/ 2003
TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
7
PASAL 4 UU 20/ 2003 Tentang
SISDIKNAS:
PRINSIP-PRINSIP DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
1. Pendidikan diselenggarakan secara demokrat is dan berkeadilan
sert a t idak diskriminat if dengan menj unj ung t inggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kult ural, dan kemaj emukan bangsa.
2. Pendidikan diselenggarakan sebagai sat u kesat uan yang sist emik dengan sist em t erbuka dan mult imakna.
3. Pendidikan diselenggarakan sebagai suat u proses pembudayaan dan
pemberdayaan pesert a didik yang berlangsung sepanj ang hayat .
4. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi ket eladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreat ivit as pesert a didik dalam proses pembelaj aran.
5. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya
membaca, menulis, dan berhit ung bagi segenap warga masyarakat .
6. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua
komponen masyarakat melalui peran sert a dalam penyelenggaraan dan pengendalian mut u layanan pendidikan.
TUJUAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN
NASIONAL JANGKA MENENGAH
1. Meningkat kan iman, t akwa, dan akhl ak mul ia;
2. Meningkat kan penguasaan il mu penget ahuan dan t eknol ogi;
3. Meningkat kan sensit if it as dan kemampuan ekspresi est et is;
4. Meningkat kan kual it as j asmani;
9
6. Menunt askan Program Waj ib Bel aj ar Pendidi kan Dasar 9 Tahun secara ef isien, bermut u, dan rel evan sebagai l andasan yang kokoh bagi pengembangan kual it as manusia Indonesia;
7. Menurunkan secara signif i kan j uml ah penduduk but a aksara;
8. Memperl uas akses pendidi kan non-f ormal bagi penduduk l aki-l aki maupun perempuan yang bel um sekol ah, t idak pernah sekol ah, but a aksara, put us sekol ah dal am dan ant ar j enj ang sert a penduduk l ai nnya yang ingin meningkat kan penget ahuan, kemampuan, dan ket erampil an;
10
9. Meni ngkat kan daya sai ng bangsa dengan menghasil kan l ul usan yang mandi ri , bermut u, t erampil , ahl i dan prof esional , mampu bel aj ar sepanj ang hayat , sert a memil iki kecakapan hidup yang dapat membant u di rinya dal am menghadapi berbagai t ant angan dan perubahan; 10. Meningkat kan kual it as pendidikan dengan t ersedianya
st andar pendidi kan nasional dan St andar Pel ayanan Minimal (SPM), sert a meningkat kan kual i f i kasi minimun dan sert if ikasi bagi t enaga pendidik dan t enaga
kependidikan l ainnya;
11. Meningkat kan rel evansi pendidikan yang sesuai dengan kebut uhan pembangunan mel al ui peningkat an hasil penel it ian, pengembangan dan pencipt aan il mu
11
12. Menat a si st em pengat uran dan pengel ol aan pendidikan yang semaki n ef isien, produkt if , dan demokrat is dal am suat u t at a kel ol a yang baik dan akunt abel ;
13. Meni ngkat kan ef i siensi dan ef ekt if it as manaj emen pel ayanan pendidi kan mel al ui peningkat an pel aksanaan manaj emen berbasis sekol ah, peran sert a masyarakat dal am pembangunan pendidi kan, sert a ef ekt i vit as pel aksanaan ot onomi dan desent ral isasi pendidikan t ermasuk ot onomi keil muan;
14. Mempercepat pemberant asan korupsi, kol usi , dan nepot isme unt uk mewuj udkan Pemeri nt ah yang bersih dan berwibawa;
VISI
Terwuj udnya sist em pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia
berkembang menj adi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menj awab tantangan
zaman yang selalu berubah.
Sej alan dengan Visi Pendidikan Nasional tersebut, Depdiknas berhasrat untuk pada tahun 2025
menghasilkan:
INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF
13
•Berakt ualisasi diri melalui olah raga unt uk mewuj udkan insan yang sehat , bugar, berdaya-t ahan, sigap, t erampil, dan t rengginas.
•Akt ualisasi insan adiraga. Cerdas
kinestetis
•Berakt ualisasi diri melalui olah pikir unt uk memperoleh kompet ensi dan kemandirian dalam ilmu penget ahuan dan t eknologi.
•Akt ualisasi insan int elekt ual yang krit is, kreat if dan imaj inat if .
Cerdas intelektual
•Ber akt ualisasi dir i melalui olah r asa unt uk meningkat kan sensit ivit as dan apresiasivit as akan kehalusan dan keindahan seni dan budaya, ser t a kompet ensi unt uk
mengekspresikannya.
•Berakt ualisasi diri melalui int eraksi sosial yang:
–membina dan memupuk hubungan t imbal balik;
–demokrat is;
–empat ik dan simpat ik;
–menj unj ung t inggi hak asasi manusia;
–ceria dan percaya diri;
–menghargai kebhinekaan dalam bermasyarakat dan ber negara; ser t a
–berwawasan kebangsaan dengan kesadaran akan hak dan kewaj iban warga negara.
Cerdas emosional & sosial
•Ber kepr ibadian unggul dan gandr ung akan keunggulan
•Ber semangat j uang t inggi
•Mandiri
•Pant ang menyerah
•Pembangun dan pembina j ej aring
•Bersahabat dengan perubahan
•Inovat if dan menj adi agen perubahan
•Produkt if
•Sadar mut u
•Ber or ient asi global
•Pembelaj ar sepanj ang hayat
Kompetit if
•Ber akt ualisasi dir i melalui olah hat i/ kalbu unt uk menumbuhkan dan memperkuat keimanan, ket akwaan dan akhlak mulia t er masuk budi peker t i luhur dan kepribadian unggul.
Cerdas spiritual
Makna Insan Indonesia Kompetitif Makna Insan Indonesia Cerdas Komprehensif
Insan Cerdas Komprehensif dan Kompetitif
14
MISI
1 . m e n gu pa ya k a n pe r lu a sa n d a n p e m e ra t a a n k e se m pa t a n m e m pe role h pe n didik a n ya n g be rm u t u b a g i se lu ru h r a k ya t I n don e sia ;
2 . m e m ba n t u da n m e m fa silit a si pe n ge m ba n g a n pot e n si a n a k ba n gsa se ca ra u t u h se j a k u sia din i sa m pa i a k h ir h a ya t d a la m ra n g k a m e w u j u d k a n m a sy a r a k a t b e la j a r ;
3 . m e n in gk a t k a n k e sia pa n m a su k a n da n k u a lit a s p rose s pe n didik a n u n t u k m e n gopt im a lk a n pe m be n t u k a n k e p riba d ia n ya n g be rm o ra l; 4 . m e n in gk a t k a n k e p rofe sion a la n da n a k u n t a bilit a s le m b a ga
pe n didik a n se b a g a i pu sa t pe m bu da ya a n ilm u pe n ge t a h u a n , k e t e r a m p ila n , pe n ga la m a n , sik a p, da n n ila i be rda sa r k a n st a n da r n a sion a l da n glo ba l; da n
5 . m e m be rd a y a k a n pe ra n se rt a m a sya ra k a t da la m pe n ye le n gg a r a a n pe n didik a n b e r da sa rk a n p rin sip ot on om i d a la m k on t e k s N e g a r a Ke sa t u a n RI .
Se la r a s d e n ga n M isi Pe n didik a n N a sion a l t e rse bu t ,
De p dik n a s u n t u k t a h u n 2 0 0 5 – 2 0 0 9 m e n e t a pk a n M isi se ba ga i b e r ik u t : M EW UJU D KAN PEN DI DI KAN YAN G M AM PU M EM BAN GUN I N SAN
15
TATA NILAI PENGELOLAAN PENDIDIKAN
9. Akunt abel
8. Koordinat if dan Bersinergi dalam Ker angka Ker j aTim 8. Belaj ar Sepanj ang Hayat
7. Taat Azas 7. Peduli dan Menghargai
orang lain
6. Demokrat is, Berkeadilan, danInklusif
6. Membudayakan (Cult ure-f ormi ng)
6. Disiplin
5. Ant isipat if dan Inovat if 5. Memberdayakan (Em
poweri ng) 5. Kreat if
4. Responsif dan Aspirat if 4. Mengilhami (Inspi ring)
4. Bert anggung Jawab dan Mandiri
3. Dapat Dipercaya (Andal) 3. Memot ivasi (Mot i vat i ng)
3. Ant usias dan Bermot ivasi Tinggi
2. Gandrung Mut u Tinggi (Servi ce Excel l ence)
2. Menj adi Teladan 2. Prof esional
1. Produkt if (Ef ekt if dan Ef isien) 1. Visioner dan Berwawasan
1. Amanah
BERORIENTASI KEPADA KEPENTINGAN PEMAKAI LAYANAN PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN & MANAJEMEN YANG
PRIMA PENYELENGGARA DAN
PENGELOLA PENDIDIKAN
Nilai-nilai yang dij unj ung t inggi oleh mer eka yang ber kepent ingan t er hadap Depdiknas Nilai-nilai yang har us diper hat ikan dalam
beker j a di Depdiknas, dalam r angka mencapai dan memp er t ahankan kondisi
keunggulan Nilai-nilai yang dihar apkan
dit emukan dalam dir i set iap pegawai Depdiknas
OUTPUT VALUES PROCESS VALUES
INPUT VALUES
TIGA PILAR KEBIJAKAN PENDIDIKAN
1. Pemerat aan dan perluasan akses
pendidikan;
2. Peningkat an mut u, relevansi, dan daya
saing kel uaran pendidikan;
17
AKSES PENDIDIKAN
Rat a-rat a t ingkat pendidikan masyarakat masih rendah (2004)
Yang but a aksara 9, 55%
Kel ompok usia > 15 t h
Yang berpendidikan SLTP 36,2%
Kel ompok usia > 15 t h
Rat a-rat a l ama sekol ah 7, 2 t h
Kel ompok usia > 15 t h
Dalam rangka penunt asan Waj ar Dikdas 9 t ahun, masalah perluasan akses lebih menonj ol t erj adi pada j enj ang SMP/ MTs
APK 54, 38 % APS 53,48 %
Kelompok usia SLTA
APS 83,5 % APS 96,8 %
APK 14,26 % APM 65, 24 % APM 93, 04 %
Pendidikan Tinggi Kelompok usia 13-15 tahun
Kelompok usia 7-12 tahun
Tingkat part isipasi pendidikan makin rendah pada j enj ang pendidikan yang makin t inggi (2004)
18
Kont ribusi Sumber Kesenj angan Akses
Pendidikan Ant ar dan Int ra Provinsi
19
Tingkat Keaksaraan Penduduk Usia 15-24
Tahun 1995-2004
96.00 96.50 97.00 97.50 98.00 98.50 99.00
1995 1998 2002 2003 2004
Tahun
P
er
sen
tase
Perempuan Laki-laki Perempuan+Laki2
MUTU PENDIDIKAN
(2004)
1. Ket ersediaan pendidik dan t enaga
kependidikan sert a kesej aht eraannya yang
belum memadai baik secara kuant it as maupun
kualit as,
2. Prasar ana dan sarana belaj ar yang t er bat as
dan belum didayagunakan secar a opt i mal ,
3. Pendanaan pendi dikan yang belum memadai
unt uk menunj ang mut u pembel aj aran, sert a
4. Proses pembel aj ar an yang belum ef isien dan
21
KUALIFIKASI PENDIDIK
TAHUN 2002/ 2003
Ijazah Tertinggi No Jenjang
Pendidikan
Jumlah
Guru < D1 (%) D2 (%) D3 (%) Sarjana (%)
S2/S3 (%)
1 TK 137.069 90,57 5,55 - 3,88 -
2 SLB 8.304 47,58 - 5,62 46,35 0,45
3 SD 1.234.927 49,33 40,14 2,17 8,30 0,05 4 SMP 466.748 11,23 21,33 25,10 42,03 0,31
5 SM 452.255 2,06 1,86 26,37 69,39 0,33
6 SMA 230.114 1,10 1,89 23,92 72,75 0,33
7 SMK 147.559 3,54 1,79 30,18 64,16 0,33
8 PT 236.286 - - - 56,54 43,46
22
RASIO PENDIDIKAN
TAHUN 2002/ 2003
23
GURU DAN KEPALA SEKOLAH
MENURUT KELAYAKAN MENGAJAR
TAHUN 2002/ 2003
Sumber: PDIP – Balitbang, 2004
43.3 63,961 29.3 43,283 14.0 20,678 b. Tidak Layak
56.7 83,598 37.7 55,631 19.0 27,967 a. Layak 100.0 147,559 67.0 98,914 33.0 48,645 SMK 4 32.9 75,684 17.5 40,260 15.4 35,424 b. Tidak Layak
67.1 154,430 29.1 67,051 38.0 87,379 a. Layak 100.0 230,114 46.6 107,311 53.4 122,803 SMA 3 35.9 167,643 12.6 58,832 23.3 108,811 b. Tidak Layak
64.1 299,105 20.7 96,385 43.4 202,720 a. Layak 100.0 466,748 33.3 155,217 66.7 311,531 SMP 2 49.3 609,217 4.1 50,542 45.2 558,675 b. Tidak Layak
50.7 625,710 3.3 41,315 47.3 584,395 a. Layak 100.0 1,234,927 7.4 91,857 92.6 1,143,070 SD 1 % Jumlah % Swasta % Negeri Kelayakan No. 97.290 5,00 4.864 3,00 2.919 92,00 89.507 SMK 4 78.412 5,63 4.416 2,03 1.588 92,34 72.408 SMA 3 187.480 12,59 23.598 5,12 9.599 82,29 155.283 SMP 2 865.258 34,62 299.581 23,26 201.237 42,12 364.440 SD 1 % Rusak Ringan % Rusak Berat % Layak pakai Jumlah
Kondisi Bangunan Ruang Belajar
Bangunan/ Gedung No
KONDISI RUANG BELAJAR
TAHUN 2003
25
ANGKA MENGULANG KELAS SD
MENURUT TINGKAT, TAHUN 2004
7.92 4.68 4.07 2.96 1.93 0.26 3.82 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kls 1 Kls 2 Kls 3 Kls 4 Kls 5 Kls 6 Rera ta 26
ANGKA PUTUS SEKOLAH MENURUT JENJANG
PENDIDIKAN DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2004
0 1 2 3 4 5 6
SD SMP SMA/SMK PT
27
Nilai Uj ian Nasional SMA Program IPA
Tahun 2003/ 04 dan 2004/ 05
0 , 0 0 1 , 0 0 2 , 0 0 3 , 0 0 4 , 0 0 5 , 0 0 6 , 0 0 7 , 0 0 8 , 0 0
B In d B In g g M a t R a t a 2
2 0 0 3 / 0 4 2 0 0 4 / 0 5
TATA KELOLA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
(2004)
1.
Desent ralisasi bidang pendidikan.
2.
Belum didukung oleh dat a dan inf ormasi yang
akurat pada berbagai t ingkat an
pemerint ahan.
3.
Pent ingnya pengawasan t erhadap berbagai
program dan kegiat an yang t erkait dengan
upaya pemerat aan dan perluasan akses sert a
peningkat an dan pemerat aan mut u
29
KEBIJAKAN POKOK PEMBANGUNAN
PENDIDIKAN NASIONAL
A. Pemerat aan dan Perluasan Akses
B. Peningkat an Mut u Pendidikan,
Rel evansi, dan Daya Saing
C. Penguat an Tat a Kel ol a, Akunt abil it as,
dan Cit ra Publ ik.
30
KEBIJAKAN DALAM PEMERATAAN DAN PERLUASAN AKSES PENDIDIKAN
1. 2 1. 3
1. 4 1. 5 1. 6 1. 8 1. 7 1. 13 1. 12 1. 11 1. 10
1. 9 1. 1
Pendanaan Biaya Operasional Waj ar Dikdas 9 Tahun
Penyediaan Sar ana dan Prasarana Pendidikan Waj ar
Rekruit men Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Perluasan akses pendidikan Waj ar pada j alur nonf ormal
Perluasan akses pendidikan keaksaraan
bagi penduduk usia >15 t ahun
Perluasan Akses Sekolah Luar Biasa dan Sekolah Inklusif
Pengembangan Pendidikan Layanan Khusus bagi Anak Usia
Waj ar Dikdas di Daerah Bermasalah
Perluasan akses Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Pendidikan
Kecakapan Hidup
Perluasan Akses SMA/ SMK dan SM
Terpadu
Perluasan Akses Per guruan Tinggi
Pemanf aat an Teknologi Inf ormasi dan Komunikasi sebagai Sarana Pembelaj aran
Jarak Jauh
Peningkat an peran ser t a Masyar akat dalam Perluasan Akses SMA, SMK/ SM Terpadu,
SLB, dan PT
PEMERATAAN & PERLUASAN AKSES
31
KEBIJAKAN DALAM PENINGKATAN MUTU, RELEVANSI, DAN DAYA SAING
2.2a 2.4a 2.2.b 2.5 2.6 2.7a 2.8 2.7b 2.9 2.10 2.11 2.12 2.13 2.4b
Implementasi dan Penyempurnaan SNP dan Penguatan Peran Badan Standar Nasional Pendidikan 2.1
Pengawasan dan Penjaminan Mutu secara
Terprogram dengan Mengacu pada SNP
Survai Benchmarking Mutu Pendidikan Terhadap Standar Internasional Pengembangan Guru sebagai Profesi 2.3
Perluasan dan Peningkatan Mutu Akreditasi oleh BAN -SM, BAN-PNf dan
BAN-PT
Pembinaan dan Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Nonformal Pengembangan Kompetensi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Perbaikan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Perluasan Pendidikan Kecakapan Hidup Peningkatan Kreativitas, Entrepreneurship, dan Kepemimpinan Mahasiswa Pengembangan Sekolah Berbasis Keunggulan
Lokal di Setiap Kabupaten/Kota Pembangunan Sekolah
Bertaraf Internasional di Setiap Provinsi/ Kabupaten/Kota Mendorong Jumlah Jurusan di PT yang Masuk dalam 100 Besar Asia atau
500 BesarDunia Akselerasi Jumlah Program studi Kejuruan,
vokasi, dan Profesi Peningkatan Jumlah dan
Mutu Publikasi Ilmiah dan HAKI Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan PENINGKATAN MUTU, RELEVANSI &
DAYA SAING
KEBIJAKAN DALAM PENGUATAN TATA KELOLA, AKUNTABILITAS, DAN PENCITRAAN PUBLIK
3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.8 3.7 3.13 3.12 3.11 3.10 3.9 3.1 Peningkatan Sistem Pengendalian Internal Berkoordinasi dengan BPKP dan BPK
Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi Aparat Inspektorat Jenderal
Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi Aparat Perencanaan dan Penganggaran Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi Manajerial Aparat Penataan Ketaatan pada Peraturan Perundang - undangan
Penataan Regulasi Pengelolaan Pendidikan dan Penegakkan Hukum di Bidang Pendidikan
Peningkatan Citra Publik Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi Pengelola Pendidikan Pelaksanan Inpres
Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan KKN
Intensifikasi Tindakan -tindakan Preventif oleh
Inspektorat Jenderal
Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pemeriksaan oleh Itjen,
BPKP, dan BPK
Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan -temuan
Pemeriksaan Itjen, BPKP, dan BPK
Pengembangan Aplikasi SIM secara Terintegrasi (Keuangan, Aset, Kepegawaian, dan Data
Lainnya)
33
RENCANA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN
NASIONAL JANGKA PANJANG
A. Periode 2005 – 2010
Peningkat an Kapasit as dan Modernisasi
B.Periode 2010 – 2015
Penguat an Pel ayanan
C.Periode 2015 – 2020
Daya Saing Regional
D.Periode 2020 – 2025
Daya Saing Int ernasional
34
RENCANA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONAL
JANGKA MENENGAH 2005 – 2009
Program pembangunan Pendidikan Nasional
Tahun 2005-2009 di arahkan pada upaya
mewuj udkan kondisi yang dihar apkan pada
t ahun 2009 yang di f okuskan pada:
(1) Pemer at aan dan perluasan akses pendidikan,
(2) Peningkat an mut u, relevansi, dan daya saing,
(3) Penguat an t at a kelola, akunt abilit as, dan
35
•Manaj emen perubahan secara int ernal yang menj amin terj adinya perubahan secara berkelanj ut an •Sistem pembiayaan berbasis kinerj a (ditingkat sat uan pendidikan dan pemerint ah daerah)
•Manaj emen berbasis sekolah (MBS) mulai SD sampai dengan SM
•Disiplin kerj a tinggi melalui internalisasi etos kerj a •Sat uan dan program pendidikan yang ada pada setiap t ingkat an pemerint ahan mencapai st at us kapasit as t ertinggi dan memenuhi st andar SNP •Penerapan TIK secara opt imal pada manaj emen pendidikan yang t ransparan dan akunt abel •Laporan Keuangan dengan opini WTS dari BPK •8. 817 temuan/ kasus penyimpangan sumber dana
pembangunan (1997-2004) •Desent ralisasi pendidikan
•Kendali pemerintah yang belum berj alan opt imal karena kurang dit unj ang oleh sist em informasi manaj emen yang t erbangun dengan baik •SNP mulai dikembangkan
•Laporan Keuangan dengan opinidisclaimerdari BPK
T a ta K e lo la D e p d ik n a s
•Peningkat an mut u pendidikan yang mengacu pada St andar Nasional Pendidikan (SNP)
•Peningkat an t araf hidup masyarakat dan daya saing t enaga kerj a Indonesia
•Met oda pembelaj aran formal dan nonformal yang efisien, menyenangkan dan mencerdaskan •Seimbang ant ara pengembangan kecerdasan rasional (berorient asi pada pengembangan ilmu penget ahuan dan t eknologi) dan kecerdasan emosional, sosial, sprit ual
•70% dosen dengan berpendidikan S2/S3 •50% sarana sekolah memenuhi SNP •AnggaranpendidikandariAPBN = 20%
•5 prodi PT masuk dalam100 besar PT di Asia at au 500 besar dunia
Peringkat Int ernasional Indonesia (12 dari12) t erkait dengan tingkat relevansi sist em pendidikan Indonesia dengan kebut uhan pembangunan. Beberapa penyebab:
•Kesiapan fisik siswa yang cenderung minim (akibat kekurangan gizi)
•40% t enaga pengajar memiliki keahlian yang t idak sesuai dengan bidang pengajarannya Ketidak layakan t enaga pengaj ar (kualit as dan kuantit as) dit ingkat dasar hingga menengah
•23. 3% ruang belaj ar SD rusak berat, 34. 6% rusak ringan
•Alokasi biaya pendidikan dari APBN < 9% •Rendahnya kemampuan wirausaha, 82. 2% lulusan Perguruan Tinggi menj adi karyaw an •Kebut uhan guru 218. 000 orang(2005)
M u tu P e n d id ik a n
•Menurunkan angka but a aksara penduduk usia > 15 hingga 5%
•APK SMP/ MTs= 98%; APK Perguruan Tinggi= 18% •Memberi kesempat an yang sama pada seluruh peserta didik dari berbagai golongan menurut kategori t ingkat ekonomi, gender, wilayah, t ingkat kemampuan int elekt ual dan kondisifisik
•Memperluas daya t ampung sat uan pendidikan sesuai dengan priorit as nasional
•PenggunaanTIK unt ukmenj angkau daeraht erpencil/ sulit dijangkau 1. Program Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) 2. Program Waj ib Belaj ar Pendidikan Dasar 9 Tahun 3. Program Pendidikan Menengah 4. Program Pendidikan Tinggi 5. Program Pendidikan Nonformal
6. Program Peningkat an Mut u Pendidik dan Tenaga Kependidikan 7. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan 8. Program Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 9. Program Penelitian dan Pengembangan Ipt ek 10. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpust akaan Program-program Lainnya 1. Program Penguat an Kelembagaan Pengarus-ut amaan Gender dan Anak 2. Program Peningkat an Pengaw asan dan Akunt abilit as Aparat urNegara 3. Program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraandan Kepemerint ahan 4. Program Pengelolaan Sumber Daya ManusiaAparat ur 5. Program Peningkaan Sarana dan Prasarana Aparat ur Negara 1. Indeks Pembangunan Manusia 110 (2005)
2. Anak t idak bersekolah 3. 2% unt uk usia 7-12 dan 16. 5% unt uk usia13-15
3. APK SMP/ MTs = 81. 22%; APK PerguruanTinggi 14. 62% (2004)
4. Terj adi kesenjangan akses pendidikan menurut kat egori perkot aan & pedesaan; serta mampu dan t idak mampu secara ekonomis.
5. Angka kesenj angan cenderung naik di tingkat pendidikan menengah dan perguruan t inggi 6. Penduduk ≥15 t ahun yang but a aksara 15, 4 j ut a at au 10, 21%.
A k se s P e n d id ik a n Das Sollen Das Sein RENSTRA
DEPDIKNAS Tahun 2005-2009
Program Pendidikan Nasional
SASARAN JUMLAH PESERTA DIDIK
4.556,5 9.065,9 12.202,7 27.678,8 229.366,7 164.605,0 25.311,9 13.073,7 12.440,2 23.910,0 12.076,3 16.335,2 4.240,4 4.088,0 3.940,0 3.796,4 3.671,8 - PT/PTA/PTK 8.413,8 7.800,3 7.279,3 6.845,1 6.508,9
- SMA/SMK/MA & yang sederajat
12.604,6 11.717,3
11.238,1
10.858,6 10.476,3
- SMP / MTs & yang sederajat
27.827,6 28.121,2
28.533,0
28.813,8 29.075,1
- SD / MI & yang sederajat Jumlah Peserta Didik
226.766,6 224.196,0
221.654,3 219.141,8
216.415,1 - Total Jumlah Penduduk
161.638,2 158.707,2
155.816,6 152.961,4
149.956,3 - Usia 15 Tahun Ke atas
25.322,5 25.324,5
25.318,1 25.306,6
25.112,3 - Usia 19 – 24 Tahun
12.961,3 12.845,0
12.725,1 12.601,6
12.631,6 - Usia 16 – 18 Tahun
12.603,9 12.769,1
12.934,1 13.100,7
13.033,7 - Usia 13 – 15 Tahun
24.218,6 24.528,3
24.835,7 25.144,0
23.308,6 - Usia 7 – 12 Tahun
11.955,0 11.828,4
11.697,9 11.561,4
11.859,4 - Usia 4 – 6 Tahun
16.350,9 16.363,0
16.370,2 16.374,3
16.256,6 - Usia 0 – 3 Tahun
Jumlah Penduduk 2009/10 2008/09 2007/08 2006/07 2005/06 2004/05 Tahun Ajaran KOMPONEN
37
Indikator Kunci dan Target Pilar Kebij akan Akses Pendidikan
--53,90% 50,47% 48,07% 45,19% 42,34% 39,09%
• APK Pra Sekolah
95.00% 94.81% 94.66% 94.48% 94.30% 94.12%
• APM SD/Paket A/MI/SDLB
98.00% 95.00% 91.75% 88.50% 85.22% 81.22%
• APK SMP/Paket B/MTs/SMPLB
68.20% 64.20% 60.20% 56.20% 52.20% 48.25%
• APK SMA/SMK/Paket C/MA/SMALB
18.00% 17.19% 16.38% 15.57% 15.00% 14.62%
• APK PT/PTA, termasuk UT
2.00 2.15 2.30 2.40 2.49 2.49
• Disparitas APK SD/MI/SDLB antara kab dan kota 13.00 16.00 19.00 23.00 25.14 25.14
• Disparitas APK SMP/MTs/SMPLB antara kab dan kota
25.00 27.00 29.00 31.00 33.13 33.13
• Disparitas APK SMA/MA/SMK/SMALB antara kab dan kota
5,71 5,80 5,89 5,98 6,07 6,16
• Disparitas gender APK di jenjang pendidikan Menengah 3.65 4.40 5,13 5.86 6.59 7.32
• Disparitas gender persentase buta aksara 8,48 8,76 9,05 9,33 9,62 9,90
• Disparitas gender APK di jenjang pendidikan tinggi 11.04 12.54 14.04 15.54 16.94 16.94
• Disparitas APK PAUD antara kab dan kota Pemerataan Akses Pendidikan 2 5.00% 6.22% 7.33% 8.44% 9.55% 10.21%
• Prosentase Buta Aksara > 15 th
Perluasan Akses Pendidikan 1.