175 A. Kesimpulan
Pada bab ini berisi kesimpulan atas hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan unuk mengetahui gambaran mengenai kepuasan pernikahan pada wanita yang menikah melalui proses ta’aruf. Berdasarkan analisis hasil yang diperoleh dari kedua partisipan pada penelitian ini, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kedua partisipan yang menikah tanpa pacaran, yakni dengan proses ta’aruf sama-sama meyakini hakikat pernikahan yang dilakukan adalah sebagai salah satu sarana mereka beribadah. Berawal pada keyakinan ini, pernikahan kemudian haruslah diawali dengan proses yang juga diperbolehkan dan dianggap baik oleh agama. Ajaran agama inilah yang menjadi alasan kuat kedua partisipan yang menikah melalui proses ta’aruf. 2. Kedua partisipan memiliki makna berbeda mengenai
3. Kedua partisipan menemukan hambatan di awal pernikahan. Pada partisipan 1 yaitu konflik dengan mertua yang mengekpresikan kasih sayang dengan cucu dan anak (suami) secara berlebihan, sehingga memunculkan perasaan takut jika anak partisipan menjadi manja. Sedangkan pada partisipan 2 yaitu, penantian akan kehadiran anak, kondisi finansial yang dirasa kurang serta sakit dan meninggalnya orangtua. Meskipun terdapat permasalahan, kesadaran serta kesiapan kedua partisipan bahwa pernikahan akan menemukan masalah menjadi faktor pendukung kedua partisipan dalam mengatasi permasalahan yang ada dalam pernikahan.
4. Berbekal ajaran-ajaran agama dan kesiapan diri yang telah dimiliki menjadikan kedua partisipan mampu memaknai hakikat sebuah perkawinan, sehingga dalam perkawinannya kedua seperti tidak terlalu menuntut terhadap pasangan, memiliki kepercayaan terhadap pasangan, serta bisa menerima kekurangan yang ada pada pasangan. Kemampuan menyadari diri bahwa para partisipan juga memiliki kekurangan menjadikan kedua partisipan melakukan usaha untuk memperbaiki diri serta penyesuaian dengan suami agar harapan dalam pernikahan yang dimiliki bisa tercapai.
partisipan mampu menangani konflik yang memang pasti ada dalam kehidupan perkawinan. Diskusi menjadi cara yang dianggap efektif oleh kedua partisipan dalam menyelesaikan masalah.
6. Dominasi peran suami dalam terjadi pada pernikahan terjadi pada pernikahan kedua partisipan. Hal tersebut disadari kedua partisipan karena didukung oleh pengetahuan agama yang dimiliki sehingga kedua partisipan merasa perlu meminta ijin kepada suami dalam melakukan segala aktivitas.
7. Harapan untuk dapat memiliki waktu lebih dengan anak-anak dan keluarga dirasakan oleh para partisipan. Pekerjaan dan tanggung jawab para partisipan terkadang mengurangi jumlah waktu dengan keluarga. Kesadaran akan peran dalan pernikahan membuat partisipan 2 mengatur penggunaan waktu yang seimbang antara pekerjaan dan keluarga. Akan tetapi partisipan 2 mengharapkan keikutsertaan pihak suami untuk membantu dalam urusan rumah tangga.
8. Komunikasi dalam pernikahan kedua partisipan berjalan dengan baik. Keterbukaan dan adanya feedback yang positif dalam berkomunikasi membuat kedua partisipan puas dengan komunikasi yang dimiliki. Akan tetapi ketidakpuasan terjadi pada partisipan 1 dikarenakan sifat partipan yang belum bisa terbuka dengan suami.
tetapi rasa syukur yang dimiliki kedua partisipan memicu kepuasan mengenai kondisi finansial yang dimiliki sekarang.
10. Ekpresi kasih sayang yang dilakukan pasangan menciptakan kepuasan dalam pernikahan kedua partisipan. Akan tetapi rasa bersalah karena tidak bisa memenuhi kebutuhan seksual secara maksimal karena faktor pekerjaan terjadi pada partisipan 2.
11. Keluarga memiliki peran penting dalam pernikahan kedua partisipan, terutama dalam keikutsertaan mengasuh anak. Akan tetapi pada partisipan 1 terkadang terjadi konflik dengan mertua karena ketidaksesuaian cara mengasuh anak dengan konsep yang dimiliki partisipan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi subjek penelitian a. Partisipan 1
Dari hasil penelitian yang dilakukan partisipan diharapkan untuk belajar lebih terbuka kepada pasangan. Dan diupayakan untuk bisa saling memahami dan menjaga hubungan dengan mertua. Karena hal ini akan lebih membantu untuk perjalanan kehidupan pernikahan partisipan dan pasangan.
b. Partisipan 2
Dari hasil penelitian, patisipan diharapkan untuk meningkatkan hubungan dengan suami khususnya dalam menjaga kualitas hubungan seksual agar terciptanya kepuasan bersama.
2. Bagi masyarakat
Masyarakat perlu mengambil alternatif proses dalam memilih pasangan hidup dengan baik, yang akan mendatangkan kebaikan, mengingat banyaknya fenomena negatif akibat pacaran, seperti seks bebas, aborsi sampai pembunuhan.
3. Bagi peneliti selanjutnya