33
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Partisipan dalam penelitian ini adalah masyarakat Dusun
Gesing Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten
Temanggung yang berusia 40-70 tahun. Hasil pengukuran tekanan
darah yang digunakan pada pengolahan data bersumber dari total
sampling 427 partisipan. Satu partisipan datanya tidak dapat
digunakan karena meninggal setelah dilakukan pengukuran
tekanan darah tahap pertama.
Hasil penelitian mengenai penetapan angka kejadian
hipertensi pada usia 40-70 tahun serta gambaran faktor yang paling
berpengaruh pada kejadian hipertensi di Dusun Gesing Desa
Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung
dipaparkan sebagai berikut.
4.1 Angka Kejadian Hipertensi
Angka kejadian hipertensi pada usia 40-70 tahun di Dusun
Gesing, Desa Gesing, Kecamatan Kandangan, Kabupaten
Tabel 4.1 jumlah penderita hipertensi pada usia 40-70 di Dusun Gesing Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten
Temanggung. No Klasifikasi Laki-laki
(orang(%))
pada pengukuran tekanan darah yang pertama sebanyak 168
orang memiliki tekanan darah di atas 140/90 mmHg. Selanjutnya
dari 168 orang dengan tekanan darah di atas 140/90 mmHg pada
pengukuran tekanan darah yang pertama dilakukan pengukuran
tekanan darah tahap kedua dengan diperoleh data 152 orang yang
masih memiliki tekanan darah di atas 140/90 mmHg. Artinya angka
kejadian hipertensi pada usia 40-70 tahun adalah 35,6 %.
Persentase sebesar 35,6 % ini pantas diberi garis merah mengingat
70 % penderita hipertensi tidak memiliki gejala, hipertensi dapat
terjadi pada kurun waktu yang lama serta 90 % faktor penyebabnya
belum diketahui secara pasti Adib menyebutkan berkaitan dengan
faktor genetik (Diehl, 1990; Adib, 2009).
Melihat tabel diatas rupanya hipertensi lebih banyak dialami
oleh perempuan. Hal ini dikarenakan jumlah partisipan yang diteliti
perempuan banyak yang menggunakan KB hormonal. Hasil
penelitian ini selaras dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan
oleh Herke J. O. Sigarlaki 2006 yang menyatakan bahwa kejadian
hipertensi lebih banyak terjadi kepada perempuan karena jumlah
partisipan yang diteliti lebih banyak berjenis kelamin perempuan.
4.2 Gambaran Faktor yang Paling Berpengaruh
Hasil penelitian untuk mengetahui faktor penyebab
hipertensi yang paling berpengaruh ditampilkan dalam tabel
Tabel 4.2 Faktor penyebab hipertensi di Dusun Gesing Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung.
No Faktor Klasifikasi Frekuensi Jumlah (orang)
Beraktivitas Setiap hari 136 89,47 Dua hari sekali 8 5,26
jarang 5 3,29
Tidak beraktivitas Setiap hari 3 1,97 * pada bagian persentase dengan angka yang berhuruf tebal
Faktor penyebab tertinggi adalah garam. Data diatas
menyebutkan 100 % penggunaan garam melebihi 1 sendok teh per
hari. Sedangkan studi pustaka menunjukkan kebutuhan garam
seorang manusia hanyalah 1/10 sendok teh per hari (Diehl, 1990).
Frekuensi makan partisipan juga 80,26 % tiga kali per hari. Selain
data di atas peneliti juga memperoleh data 52,63 % partisipan
menyatakan gemar memakan makanan yang berasa asin. 75,66 %
partisipan menyatakan sering mengkonsumsi camilan yang berasa
asin, walaupun dalam tabel 100% partisipan mengkonsumsi
camilan berkadar garam tinggi dan 59,87 % mengkonsumsi kurang
lebih 1 kg per minggu. Banyak sekali asupan garam yang masuk
kedalam tubuh partisipan setiap harinya. Persentase yang sangat
besar pada faktor garam ini menunjukkan bahwa garam merupakan
faktor yang paling dominan menyebabkan hipertensi di Dusun
Gesing Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten
Temanggung.
Faktor penyebab yang menduduki peringkat kedua adalah
hormon. Faktor pemicu yang persentasenya tinggi terkait hormon
adalah kebiasaan minuman kopi. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini berkaitan dengan kebiasaan minuman kopi tidak jauh
beda bahkan meningkat dibandingkan dengan persentase hasil
penelitian pendahuluan yang pernah dilakukan oleh Abit dkk. pada
kebiasaan minum kopi adalah 66,42 %. Mengalami peningkatan
19,92 % dibandingkan dengan data hasil studi pendahuluan. Hal itu
terjadi karena daerah tersebut merupakan daerah penghasil kopi
dan sangat banyak penggemar minuman kopi. Permasalahannya
terletak pada waktu paruh kafein selama 6 jam. Segelas kopi
mengandung kafein sebanyak 85-115 mg, jumlah tersebut tidak
dapat habis dalam sehari, artinya mengkonsumsi kopi tidak boleh
dilakukan setiap hari berapapun jumlahnya (Kirchheimer, 2004).
Faktor pencetus lain, yang berkaitan dengan faktor hormon
adalah KB hormonal. Faktor ini tidak terlalu berpengaruh bagi
seluruh partisipan, karena penggunanya adalah partisipan berjenis
kelamin perempuan. Jumlah pengguna KB hormonal dapat dilihat
pada grafik dibawah ini:
Grafik 4.1 Jumah pengguna KB hormonal pada partisipan perempuan yang mengidap hipertensi
0 10 20 30 40 50 60 70
M enggunakan KB Horm onal
Tidak M enggunakan KB Horm onal
Partisipan Pengguna KB
Hormonal
Bahkan 36,18 % partisipan perempuan telah menggunakan
KB hormonal lebih dari 12 tahun. Diketahui penggunaan KB
hormonal melebihi 12 tahun berturut-turut akan meningkatkan
tekanan darah pengguna (Bustan, M.N., 1997).
Faktor berikutnya adalah masalah pada pembuluh darah.
Faktor ini tampaknya tidak bisa secara tegas dinyatakan sebagai
penyebab karena peneliti tidak dapat memperoleh data yang
menyatakan pembuluh darahnya bermasalah. Dari faktor ini
penelitian dilakukan pada beberapa faktor pemicu dan faktor
pemicu yang paling tinggi persentasenya adalah merokok.
Persentase merokok 28,95% dan yang merokok hanya partisipan
laki-laki. Jumlahnya dapat dilihat dalam grafik dibawah ini:
Grafik 4.2 Partisipan laki-laki berdasarkan klasifikasi merokok dan tidak merokok.
M erokok Tidak M erokok
Partisipan yang M erokok
Faktor merokok ini merupakan faktor yang selalu
berpengaruh cukup tinggi meskipun tidak menduduki sebagai
peringkat pertama, hal tersebut sama seperti hasil penelitian yang
pernah dilakukan Syukraini Irza (2009) yang menunjukkan merokok
menduduki peringkat ke tiga dan Martiningsih (2011) menunjukkan
merokok menduduki peringkat ke lima.
Data lain yang diperoleh peneliti adalah 92,1 % partisipan
mengolah makanan khususnya lauk dengan cara digoreng.
Penggunaan minyak goreng berulang sebanyak satu kali
pengulangan menduduki peringkat pertama dengan persentase
partisipan sebanyak 88,16 %. Sedangkan yang berisiko
mengakibatkan terjadinya hipertensi adalah pengulangan lebih dari
dua kali (Ayu, 2009).
Dua faktor berikutnya bukan merupakan faktor yang
dominan. Uji indeks massa tubuh pada partisipan menunjukkan
tidak ada partisipan yang tergolong obesitas. Sedangkan kurang
aktivitas fisik juga bukan masalah yang serius karena hanya 1,97 %
partisipan yang tidak pernah melakukan aktivitas fisik dikarenakan