• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK BERMAIN PERAN TERHADAP PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 LUBUK PAKAM TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK BERMAIN PERAN TERHADAP PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 LUBUK PAKAM TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK

BERMAIN PERAN TERHADAP PERILAKU PEDULI

LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA KELAS XI

SMA NEGERI 2 LUBUK PAKAM

T.A 2013 / 2014

SKRIPSI

OLEH :

NINDYA AYU PRISTANTI

NIM. 1103151045

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

NINDYA AYU PRISTANTI: 1103151045. Pengaruh Layanan Bimbingan

Kelompok Teknik Bermain Peran Terhadap Perilaku Peduli Lingkungan Sekolah Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun

Ajaran 2013/2014. Skripsi. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku peduli lingkungan sekolah siswa sesudah mengikuti bimbingan kelompok teknik bermain peran dan sebelum mengikuti bimbingan kelompok teknik bermain peran serta mengetahui perilaku peduli lingkungan sekolah siswa yang mendapatkan perlakuan dan yang tidak mendapatkan perlakuan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan pre-test post-test control group design. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Lubuk Pakam, yang berjumlah 10 orang siswa sebagai kelompok perlakuan dan siswa kelas XI IPA 2 10 orang sebagai kelompok kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan untuk menjaring data tentang perilaku peduli lingkungan sekolah melalui kuesioner. Teknik analisis data menggunakan uji tanda wilcoxon.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran terhadap perilaku peduli lingkungan sekolah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Lubuk Pakam. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji tanda wilcoxon yang menunjukkan bahwa pada taraf signifikan 5%, hasil perhitungan pre test dan post test pada kelompok perlakuan Thitung < Ttabel (0 < 8) serta Zhitung (-2,083)

< Ztabel(-1,96). Dengan demikian, perilaku peduli lingkungan sekolah setelah

mendapatkan perlakuan lebih tinggi dari pada sebelum mendapat perlakuan. Pada

post test kelompok perlakuan dan post test kelompok kontrol Rhitung < Rtabel (67,5 <

70) sehingga, perilaku peduli lingkungan sekolah siswa yang mendapatkan perlakuan lebih tinggi dari pada siswa yang tidak mendapatkan perlakuan.

(7)

v

1. Perilaku Peduli Lingkungan Sekolah ... 9

1.1 Pengertian Perilaku ... 9

1.2 Pengertian Peduli ... 9

1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku peduli ... 10

2.3 Pengertian Bimbingan Kelompok ... 26

2.4 Tujuan Bimbingan Kelompok ... 28

2.5 Manfaat Bimbingan Kelompok ... 29

2.6 Jenis Bimbingan Kelompok ... 30

(8)

3. Teknik Bermain Peran ... 32

3.1 Pengertian Bermain Peran ... 32

3.2 Langkah-langkah Pelaksanaan Bermain Peran ... 33

4. Pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran terhadap perilaku peduli lingkungan sekolah ... 34

B. Kerangka Konseptual ... 37

D. Langkah-langkah Penelitian ... 40

E. Variabel Penelitian ... 41

F. Operasional Variabel Penelitian ... 41

G. Teknik Pengumpulan Data ... 42

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 50

B. Pengujian Prasyarat Instrumen ... 51

C. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 54

D. Pelaksanaan Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Bermain Peran ... 57

E. Pengujian Hipotesis... 62

F. Pembahasan Penelitian ... 64

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 70

(9)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Uji Coba Perilaku Peduli Lingkungan Sekolah ... 74

Lampiran 2 : Sebaran Data Pre-Test... 77

Lampiran 3 : Perhitungan Validitas ... 79

Lampiran 4 : Perhitungan Reliabilitas ... 83

Lampiran 5 : Angket Perilaku Peduli Lingkungan Sekolah ... 86

Lampiran 6 : Sebaran Data Pre-test Kelompok Perlakuan ... 88

Lampiran 7 : Sebaran Data Post-Test KelompokPerlakuan ... 90

Lampiran 8 : Sebaran Data Pre-test Kelompok Kontrol ... 91

Lampiran 9 : Sebaran Data Pre-test Kelompok Kontrol ... 93

Lampiran 10 : Tabulasi Data Penelitian Kelompok Perlakuan... 94

Lampiran 11 : Tabulasi Data Penelitian Kelompok Kontrol ... 95

Lampiran 12 : Perhitungan Kategori Kelompok Perlakuan... 96

Lampiran 13 : Perhitungan Kategori Kelompok Kontrol ... 98

Lampiran 14 : Perhitungan M, SD Pre Test Kelompok Perlakuan.... 100

Lampiran 15 : Perhitungan M, SD Post Test Kelompok Perlakuan .. 102

Lampiran 16 : Perhitungan M, SD Pre Test Kelompok Kontrol ... 104

Lampiran 17 : Perhitungan M, SD Post Test Kelompok Kontrol... 106

Lampiran 18 : Uji Normalitas ... 108

Lampiran 19 : Uji Homogenitas ... 113

Lampiran 20 : Pengujian Hipotesis ... 114

Lampiran 21 : Perhitungan Peningkatan... 123

Lampiran 22 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 124

Lampiran 23 : RPLBK ... 125

Lampiran 24 : Dokumentasi Penelitian ... 179

Lampiran 25 : Daftar Nilai Distribusi r ... 183

Lampiran 26 : Tabel Nilai T Uji Jenjang Bertanda Wilcoxon... 184

Lampiran 27 : Tabel Nilai R Uji Jumlah Jenjang Wilcoxon ... 185

Lampiran 28 : Tabel Z standar distribusi normal……….. ... 186

Lampiran 29 : Tabel Nilai Kritis Uji Normalitas Liliefors……… ... 187

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena dalam menjalankan

kehidupannya manusia tidak hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Dalam

melakukan interaksi sosial, manusia berperilaku untuk mencapai tujuan hidupnya.

Perilaku tersebut merupakan tanggapan atau reaksi individu yang terwujud

dengan gerakan, tidak sekedar sikap atau ucapan.

Perilaku peduli merupakan salah satu perilaku yang sangat penting

ditanamkan pada siswa sejak dini di lingkungan sekolah. Dengan perilaku peduli,

siswa bisa menjadi insan yang baik dan terpuji. Peduli disini memiliki arti

berusaha mewujudkan dalam perbuatan dan tindakan sehari – hari.

Menurut Dedi Mahardi (2013), dalam buku “The Power of Care”, peduli

dapat dibagi menjadi tiga, yaitu peduli terhadap kepentingan diri sendiri, peduli

terhadap kepentingan bersama dan peduli terhadap kepentingan orang lain.

Apabila dikaitkan dengan perilaku peduli siswa terhadap lingkungan sekolah,

maka wujud perilaku peduli siswa terhadap kepentingan bersama adalah dengan

cara menjaga dan merawat pekarangan sekolah, membuang sampah pada

tempatnya serta menjaga fasilitas sekolah. Perilaku peduli siswa terhadap

kepentingan orang lain dengan cara memberikan perhatian dan bantuan kepada

(11)

2

Perilaku peduli merupakan salah satu pilar karakter yang sangat marak

diterapkan di sekolah – sekolah. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan

pendidikan seperti yang terdapat dalam Undang – Undang No. 14 Tahun 2005

tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 menyatakan bahwa “pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk perkembangan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Salah satu cara untuk menerapkan perilaku peduli lingkungan sekolah

adalah melalui layanan bimbingan dan konseling. Pelayanan bimbingan dan

konseling pada dasarnya membantu dan menyokong tercapainya tujuan

pendidikan nasional, yaitu mewujudkan individu yang mandiri, yang mampu

memanfaatkan potensi yang dimiliki secara optimal untuk mengatasi

permasalahan yang dihadapi dan perkembangan kepribadian (Prayitno,2004)

Perilaku peduli yang benar-benar terarah demi kemajuan bersama harus

dibangun dan dikembangkan melalui proses panjang secara terus menerus serta

perlu diarahkan dan dibudayakan. Disamping itu, diperlukan kerja sama antar

warga sekolah terlebih pada guru bimbingan dan konseling untuk memberikan

pelayanan yang optimal dan kontiniu.

Salah satu pelayanan bimbingan dan konseling yang dapat diberikan

(12)

3

bimbingan kelompok adalah agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan

membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan

pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau

tindakan tertentu melalui dinamika kelompok.

Layanan bimbingan kelompok dapat diberikan dengan beragam teknik

untuk meningkatkan perilaku peduli lingkungan sekolah. Salah satu teknik yang

dapat dilakukan adalah melalui teknik bermain peran (role playing). Teknik

bermain peran memberikan kesempatan kepada siswa untuk menempatkan diri

mereka di dalam peran-peran dan situasi-situasi yang akan meningkatkan

kesadaran mereka terhadap nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan mereka sendiri

dan orang lain.

Adam Blatner, M.D,2009, menyebutkan Role playing, a derivative of a

sociodrama, is a method for exploring the issues involved in complex social

situations. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam

hubungannya dengan masalah sosial (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain

(1996). Melalui bermain peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan

antar manusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga

secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan, sikap,

nilai dan berbagai stategi pemecahan masalah. Dalam bermain peran ini, siswa

diminta untuk menyelami pokok-pokok pikiran dalam peran tersebut sehingga

dapat memerankan secara baik.

(13)

4

berjudul “upaya meningkatkan nilai-nilai karakter peserta didik melalui

penerapan layanan bimbingan kelompok teknik role playing” menunjukkan

bahwa dari tindakan yang telah dilakukan dari 46 peserta didik, 95% peserta didik

peduli terhadap lingkungan. Peserta didik tidak membuang sampah di kelas, dan

kelas dalam keadaan bersih dan rapi ketika ditinggalkan serta peserta didik

memiliki ketepatan waktu. Sehingga, secara umum teknik role playing dapat

meningkatkan nilai karakter peserta didik terkhusus pada perilaku peduli.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan pada bulan November 2013

dengan guru BK di SMA Negeri 2 Lubuk Pakam, Umumnya, SMA Negeri 2

Lubuk Pakam merupakan Sekolah Adiwiyata, yaitu Sekolah yang peduli dengan

lingkungan yang sehat, bersih serta lingkungan yang indah. Dengan adanya

program adiwiyata diharapkan seluruh masyarakat di sekitar sekolah agar dapat

menyadari bahwa lingkungan yang hijau adalah lingkungan yang sehat bagi

kesehatan tubuh. Namun, masih ada beberapa siswa yang kurang peduli dengan

lingkungan sekolahnya. Siswa tersebut kurang peduli dengan kebersihan dan

kerapian diri pribadi yang ditunjukkan dengan kurangnya kerapian dalam

memakai seragam sekolah. Siswa juga kurang peduli dengan kepentingan

bersama karena kurang mau merawat pekarangan sekolah. Beberapa siswa

menganggap bahwa sekolah telah memiliki cleaning service sehingga siswa tidak

mau membersihkan pekarangan. Siswa juga kurang menjaga fasilitas sekolah, hal

tersebut ditunjukkan dengan perilaku siswa yang mencoret bangku dan meja

(14)

5

seperti terhadap teman dan guru juga rendah. Siswa cenderung acuh dan tidak

mau berbagi dengan teman yang sedang membutuhkan bantuan.

Perilaku kurang peduli tersebut akan membuat lingkungan menjadi kotor

dan hubungan sosioemosional siswa menjadi kurang harmonis. Apabila hal ini

terus menerus dibiarkan, maka perilaku siswa akan semakin acuh dan dapat

terbawa sampai dewasa. Sehingga, menjadi karakter yang tidak dapat

dibanggakan.

Perilaku peduli terhadap lingkungan sekolah dapat dikembangkan dalam

diri siswa melalui bimbingan kelompok yang kontiniu. Bimbingan kelompok

yang kuat menumbuhkan penghayatan perilaku pada siswa. Salah satu teknik

yang dapat dilakukan yaitu dengan bermain peran tentang perilaku – perilaku

yang memperlihatkan kepedulian dan ketidak-pedulian terhadap lingkungan

sekolah. Penghayatan yang mendalam diharapkan akan menumbuhkan kesadaran

untuk peduli pada lingkungan sekolah. Harapan ini mendorong peneliti untuk meneliti dengan judul “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Melalui Teknik

Bermain Peran Terhadap Perilaku Peduli Lingkungan Sekolah Siswa Kelas XI

(15)

6

B. Identifikasi Masalah

Beberapa faktor dapat diidentifikasi sebagai faktor yang

mempengaruhi kepedulian siswa terhadap lingkungan sekolah, yaitu :

1. Kurangnya kesadaran dan pemahaman siswa tentang pentingnya

lingkungan sekolah yang bersih dan dalam suasana peduli (caring)

terhadap guru dan personil sekolah lainnya.

2. kurangnya dorongan dan perilaku siswa untuk memelihara lingkungan

sekolah

3. kurangnya bimbingan dari orang tua dan orang dewasa lainnya terhadap

siswa tentang bagaimana seharusnya siswa berperilaku peduli terhadap

lingkungan sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Melihat beberapa faktor yang teridentifikasi di atas, maka perlu dilakukan

pembatasan masalah atas masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini. Masalah

dalam penelitian ini dibatasi pada pemberian layanan bimbingan kelompok

melalui teknik bermain peran terhadap perilaku peduli lingkungan sekolah pada

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Lubuk Pakam.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian adalah

1. apakah perilaku peduli lingkungan sekolah siswa sesudah mengikuti

bimbingan kelompok teknik bermain peran lebih tinggi daripada sebelum

(16)

7

2. apakah perilaku peduli lingkungan sekolah siswa yang mendapatkan

bimbingan kelompok teknik bermain peran lebih tinggi daripada perilaku

peduli lingkungan sekolah siswa yang tidak mendapatkan bimbingan

kelompok teknik bermain peran?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Perilaku peduli lingkungan sekolah siswa sesudah mengikuti bimbingan

kelompok teknik bermain peran dan sebelum mengikuti bimbingan

kelompok teknik bermain peran

2. perilaku peduli lingkungan sekolah siswa yang mendapatkan bimbingan

kelompok teknik bermain peran dan perilaku peduli lingkungan sekolah

siswa yang tidak mendapatkan bimbingan kelompok teknik bermain

peran

F. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian maka diharapkan penelitian ini

bermanfaat untuk :

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu, khususnya dalam bidang

bimbingan dan konseling mengenai pengaruh layanan bimbingan kelompok

melalui teknik bermain peran terhadap perilaku peduli lingkungan sekolah

2. Manfaat Praktis

(17)

8

a. Bagi siswa, perilku peduli siswa terhadap lingkungan sekolah akan

meningkat, sehingga mereka mampu memelihara lingkungan fisik dan

lingkungan sosioemosional di sekolah

b. Bagi Guru, guru akan lebih mudah dalam membina karakter kepedulian

pada siswa melalui pengalaman mengembangkan kepedulian siswa

tersebut.

c. Bagi Sekolah, sekolah akan memiliki lingkungan sekolah yang rapi, bersih,

dan asri serta memiliki hubungan sosioemosional diantara siswa dan

personil sekolah

d. Bagi Peneliti, peneliti mendapatkan pengalaman dalam membentuk

perilaku peduli lingkungan sekolah pada siswa. pengalaman ini berguna

untuk keterampilan peneliti pada saat menjadi guru BK atau konselor

(18)

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Perilaku peduli lingkungan sekolah siswa sesudah mengikuti bimbingan

kelompok teknik bermain peran lebih tinggi daripada sebelum mengikuti

bimbingan kelompok teknik bermain peran.

2. Perilaku peduli lingkungan sekolah siswa yang mendapatkan bimbingan

kelompok teknik bermain peran lebih tinggi daripada perilaku peduli

lingkungan sekolah siswa yang tidak mendapatkan bimbingan kelompok

teknik bermain peran

B. Saran – saran

Adapun saran – saran dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Siswa

Disarankan kepada siswa agar lebih peduli terhadap lingkungan sekolah

dalam hal menjaga fasilitas serta mematuhi tata tertib sekolah sehingga siswa

dapat memelihara lingkungan sekolah

2. Bagi Guru Bimbingan Konseling

Disarankan kepada guru BK untuk meningkatkan pelayanan bimbingan

kelompok teknik bermain peran sehingga dapat meningkatkan perilaku peduli

(19)

71

3. Bagi Kepala Sekolah

Diharapkan kepada kepala sekolah untuk lebih menfasilitasi ruangan kegiatan

layanan bimbingan konseling, sebagai upaya meningkatkan perilaku peduli

lingkungan sekolah

4. Bagi Orang Tua

Disarankan kepada orang tua untuk lebih aktif membimbing karakter anak

peduli terhadap lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan kepada peneliti lain untuk meneliti perilaku peduli lingkungan

sekolah menggunakan bimbingan kelompok pada teknik lain seperti teknik

home room serta meneliti pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap

(20)

73

DAFTAR PUSTAKA

Adam Blatner, M.D. 2009. Role Playing In Education. (First written in 1995, andcorrected October 18, 2009) (http://www.blatner.com/adam/pdntbk/ rlplayedu.htm)

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Aqib, Zainal. 2011. Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung : Yrama Widya

Baroroh, Kiromim.2011. Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Karakter Peserta Didik Melalui Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing. Jurnal Pendidikan, VIII (Vol. 2) : 13-15.

Dickinson, Joan. 2009.Character Education Toolkit. Columbia. South Carolina Department of Education

Ekawarna. 2013. Penelitian Tindakan Kelas (Edisi Revisi). Ciputat : GP Press Group

Gea, dkk. 2002. Relasi Dengan Sesama, Jakarta : Gramedia

Huraerah, Abu & Purwanto. 2006. Dinamika Kelompok - Konsep dan Aplikasi. Bandung : Refika Aditama

Kasim,Yusof. 2011. The Role of University Community Engagement Programmes

Towards Promoting Six Pillars of Characters Among Students. Global Media Journal-Polish Edition, (Vol. I) : 3-5

Mahardi, Dedi. 2013.The Power of Care. Jakarta : Elex Media Komputindo

Menanti, Asih. 2010. Penelitian Eksperimen. Medan : UNIMED

Nashir, Haedar. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya. Yogyakarta : Multipresindo

Nawawi, Hadori. 2000. Interaksi Sosial. Jakarta : Gunung Agung

Prayitno, H & Amti, E. 2004. Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta :

(21)

73

Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Said. 2010. Pendidikan Karakter di Sekolah. Surabaya : Temprina Media Grafika

Sarwono, Sarlito Wirawan. 1997. Psikologi Sosial. Yogyakarta : Penerbit Andi

Siregar, Rahmadhani. 2012. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Penggunaan Waktu Luang Siswa. Medan : Universitas Negeri Medan.Skripsi tidak dipublikasikan

Subagyo, Pangestu & Djarwanto. 2012. Statistika Induktif (Edisi Lima). Yogyakarta : BPFE Group

Soetjipto dan Sjaefieoden,. 1994. Metodologi Ilmu Sosial. Jakarta

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito

Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Sukardi, Dewa Ketut & Kusmawati, Desak P.E Nila. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Tohirin.2013. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta : Rajagrafindo Persada

Wening. 2013. Marah Yang Bijak. Solo : Tiga Serangkai

Wibowo, Mungin Eddy. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang : UNNES PRESS

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dengan menjadikan kualitas auditor sebagai Intervening variable atau variabel perantara karena adanya hubungan komite

[r]

[r]

Agar dalam penelitian mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan. penelitian, maka perlu menggunakan metode-metode penelitian yang

Although the standard allows for GetFeatureInfo to return responses in different encodings, it however relies on a separate service such as WPS or a client application to transform

With a boolean initial state attribute on each layer the client could setup layers in a user-friendly way where the most important. information is visible from the start and the

Jika Saudara bersedia menjadi responden dan dilakukan pengukuran kualitas tidur, maka saya mohon untuk menandatangani persetujuan dan mengisi kuesioner yang

Pada aspek 2 respon positif siswa memperoleh 84% Hal tersebut sesuai dengan manfaat dari model pembelajaran langsung yang disampaikan oleh Ridho (2011) bahwa Dalam