• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSISTENSI LEMBAGA PENDIDIKAN TRADISIONAL “MEUNASAH” DI KECAMATAN WIH PESAM KABUPATEN BENER MERIAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSISTENSI LEMBAGA PENDIDIKAN TRADISIONAL “MEUNASAH” DI KECAMATAN WIH PESAM KABUPATEN BENER MERIAH."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Hestya Fitri Nora, NIM. 3103121030. Eksistensi Lembaga Pendidikan Tradisional “Meunasah” Di Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana eksistensi lembaga pendidikan tradisional “Meunasah” di Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah juga untuk mengetahui pandangan masayarakat dan dukungan masyarakat dan pemerintah terhadap lembaga pendidikan tradisional “meunasah” tersebut. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini mencakup pengertian tentang konsep eksistensi lembaga pendidikan, lembaga pendidikan meunasah, kurikulum pendidikan meunasah dan kegiatan belajar-mengajar di meunasah.

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wih Pesam pada bulan April 2014-Juni 2014. Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode deskriftif. Dimana sampelnya adalah lima meunasah yang paling lama berdiri dan tetap eksis hingga saat ini di Kecamatan Wih Pesam, orang tua murid (masyarakat), dan kepala Dinas Pendidikan dan kepala Kementrian Agama (kemenag). Teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa observasi, studi kepustakaan, wawancara yang dilakukan langsung terhadap teungku meunasah, orang tua (masyarakat) dan kepala Dinas Pendidikan dan kepala Kementrian Agama.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan atas ke hadirat Allah SWT atas Rahmat dan

Hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Eksistensi Lembaga Pendidikan Tradisional ’Meunasah’ Di Kecamat Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah” ini bisa diselesaikan. Salawat beserta salam saya hadiahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, semoga kita senantiasa dilimpahkan rahmat dan kasih sayangnya sampai di

akihrat kelak. Amin.

Skripsi ini dikerjakan dengan sangat bersungguh-sungguh dan dengan hati

yang penuh ikhlas tetapi skripsi ini belumlah sempurna dan juga masih banyak

kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak

disengaja. Untuk itu dengan lapang dada peneliti mengharapkan kepada semua

yang membaca hasil penelitian ini diharapkan atas kerja samanya dalam

memberikan kritik dan saran untuk dapat menyempurnakan penelitian ini agar

lebih baik lagi.

Pada kesempatan ini penulis sampaikan rasa terima kasih kepada semua

pihak yang telah memberikan bantuan, baik moril maupun material serta motovasi

yang begitu sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, teritama

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si sebagai Rektor Universitas

Negeri Medan.

2. Bapak Dr. H. Restu, MS Sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

3. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik penulis.

4. Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan

Pendidikan Sejarah

5. Bapak Dr. Hidayat, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi Penulis yang

telah membimbing dan memberi masukan dalam menyelesaikan skripsi

ini.

6. Bapak Pristi Suhendro, S.Hum, M.Si sebagai dosen penguji penulis.

(6)

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberi bekal ilmu dan

etika berperilku serta membantu penulis.

9. Bapak dan Ibu teungku meunasah selaku narasumber yang telah

memberikan izin kesempatan kepada peneliti sekaligus untuk melakukan

penelitian.

10.Kedua orang tua tersayang, Ibunda Juklawati dan Ayahanda Miska yang

telah mendidik dan selalu memberikan kasih sayang, materi, motivasi dan

semangat kepada peneliti.

11.Adinda tersayang Hendra Gemasih Temasmiko, Heru Taqwa, Meisya Ratu

Alea yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada peneliti.

12.Sahabat tersayang Fatimah Ritonga, Normayani Hasibuan, Juliar Santi,

Junita Situmorang, dan seluruh teman-teman stambuk 010 terima kasih

atas dukungan dan canda tawanya. Semoga persaudaraan kita semakin

tetap erat.

Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan

dan pengetahuan bagi semua yang membaca penelitian ini.

Medan, Juli 2014

Peneliti,

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... 1

DAFTAR LAMPIRAN PETA ... 30

DAFTAR FOTO ... 33

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 5

1.3.Pembatasan Masalah... 5

1.4.Perumusan Masalah ... 6

1.5.Tujuan Masalah ... 6

1.6.Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1.Kerangka Teoritis ... 8

2.1.1. Eksistensi Lembaga Pendidikan Islam ... 8

2.1.2. Lembaga Pendidikan Tradisional ‘Meunasah’ ... 11

2.1.3. Kurikulum Pendidikan Meunasah ... 15

2.1.4. Kegiatan Belajar-Mengajar di Meunasah ... 17

2.2.Kerangka Berfikir ... 21

(8)

3.1.Metode Penelitian ... 23

3.2.Lokasi Penelitian ... 23

3.3.Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.3.1. Observasi ... 23

3.3.2. Wawancara ... 24

3.3.3. Studi Kepustakaan ... 24

3.4.Teknik Analisis Data ... 25

BAB IV. PEMBAHASAN ... 26

4.1. Gambaran Umum Kecamatan Wih Pesam ... 26

4.1.1. Sekilas Tentang Sejarah Kecamatan Wih Pesam ... 26

4.1.2. Letak Geografi ... 26

4.1.3. Mata Pecaharian Masyarakat Kecamatan Wih Pesam ... 27

4.1.4. Demografi ... 29

4.1.5. Pendidikan ... 32

4.2. Lembaga Pendidikan Tradisional Meunasah Di Kecamatan Wih- Pesam ... 36

4.2.1. Sejarah Berdirinya Meunasah ... 36

4.2.2. Kurikulum Pendidikan Meunasah ... 49

4.2.3. Kegiatan Belajar-Mengajar Di Meunasah ... 55

4.2.4. Tenaga Pendidik (Guru) di Meunasah ... 59

4.2.5. Sarana dan Prasarana Pendidikan Di Meunasah... 65

(9)

4.2.7. Dukungan Masyarakat Dan Pemerintah Terhadap Lembaga

Pendidikan Tradisional Meunasah ... 70

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

5.1. Kesimpulan ... 74

5.2. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(10)

1 DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. 1996. Agama dan perubahan sosial. Jakarta : Rajagrafindo

Persada.

Azra, Azyumardi. 2012. Pendidikan islam. Jakarta : Kencana

Daulay, Haidar Putra. 2001. Sejarah pertumbuhan dan pembaruan pendidikan

islam di indonesia. Bandung : Citapustaka Media.

Fahmi, Asma Hasan. 1979. Sejarah dan filsafat pendidikan islam. Jakarta : Bulan

Bintang.

Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2010. Teori Kepribadian. Jakarta : Salemba

Humanika.

Koentjaraningrat. 1983. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : PT

Gramedia.

Nizar, Samsul. 2011. Sejarah pendidikan islam. Jakarta : Kencana.

Ritonga, Asnil Aidah. 2008. Pendidikan Islam Dalam Buaian Arus Sejarah.

Bandung : Citapustaka Media Perintis

Saebani, Beni Ahmad dan Hendra Akhidhiyat. 2009. Ilmu pendidikan islam (ipi).

Bandung : Pustaka Setia.

Sedyawati, Edi dan M. Zainuddin dan Edhi Wuryantoro. 1991. Sejarah

pendidikan di indonesia sebelum kedatangan bangsa-bangsa barat. Jakarta :

Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.

Subagyo, Joko. 2011. Metode penelitian dalam teori & praktik. Jakarta : Rineka

(11)

2 Subhan, Arief. 2012. Lembaga pendidikan islam indonesia abad ke-20. Jakarta :

Kencana.

Thamrin Z, M dan Edy Mulyana. 2007. Perang kemerdekaan aceh. Banda aceh:

Dominan.

Thamrin Z, M. 2004. Aceh melawan penjajahan belanda. Jakarta : Global

Mahardika Netama.

Zainuddin, M dan Nur Ali dan Mujtahid. 2009. Pendidikan islam dari paradigma

(12)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Secara umum pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang

dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya.

Pendidikan merupakan sumber kemajuan dan kemakmuran dari suatu

bangsa, pandangan ini telah diakui oleh setiap bangsa di dunia. Kemajuan suatu

bangsa itu tergantung pada sistem pendidikan bangsa tersebut, tidak terkecuali

Indonesia. Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa pendidikan yang dapat

membawa kemajuan dan kemakmuran bagi bangsa Indonesia adalah pendidikan

yang sesuai dengan cita-cita kemanusiaan, sesuai dengan falsafah hidup bangsa

Indonesia yang berlandaskan Ketuhanan yang Maha Esa.

Pendidikan di Indonesia dalam perkembangannya memiliki sejarah yang

cukup panjang. Pendidikan Islam misalnya, di Indonesia telah berlangsung sejak

masuknya agama Islam ke Indonesia. Pendidikan Islam merupakan pendidikan

berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa dan bertujuan untuk membentuk akhlak

mulia dengan tidak melupakan kemajuan dunia dan ilmu pengetahuan, berguna

untuk perorangan dan kemasyarakatan.

Sebagaimana sudah disinggung di atas bahwa pendidikan Islam di

(13)

Namun demikian pelaksanaan pendidikan Islam dimaksud secara sistematis

barulah berlangsung dan diketahui sejak berdirinya kesultanan-kesultanan Islam

terdahulu di Nusantara. Secara kronologis kesultanan-kesultanan terdahulu itu

adalah: Samudera Pasai (1264-1513), Aceh Darussalam (1507-1912), Demak

(1500-1550), Banten (1552-1813), Cirebon ( 1552-1662), Pajang (1550-1586) dan

Mataram (1586-1757). Meskipun para pakar sejarah berbeda pendapat mengenai

waktu dan daerah asal Islam masuk ke Indonesia, namun mereka sependapat

bahwa kesultanan Islam pertama di tanah air adalah Kesultanan Samudera Pasai.

S.Q Fathimi (dalam buku Asnil Aidah Ritonga, 2008:107), tanpa

mempersoalkan daerah asal dari mana Islam masuk ke Indonesia, menyimpulkan

bahwa peda pemerintahan sultan Malik Salih (w. 692/1297) dan Malik

al-Zhahir (692/1297-727/1326) dari Pasai menunjukkan adanya pengaruh yang kuat

dari Pesia dan Arab, meskipun kebanyakan saudagar yang datang ke kepulauan

Indonesia berasal dari India.

Dalam kekacauan politik yang terjadi di wilayah-wilayah kekuasaan

Dinasti Abbasiyah (750-1258) menyebabkan ulama sunni dan sufi dari Persia

pindah ke daerah-daerah Muslim yang baru di Islamkan, termasuk Kesultanan

Pasai untuk mencari perlindungan dan sekaligus mengajarkan mazhab sunni. Hal

ini terjadi pada akhir abad ke-13. Diantara ulama yang mendapat perlindungan

(patronase) sultan ketika itu adalah Amir Said al-Syiraziy (menjabat sebagai guru

agama) berasal dari Syiraz dan Taj al-Din al-Isfahaniy (menjabat sebagai Qadhi

(14)

Samudera Pasai ini juga memiliki guru agama yang berasal dari Delhi (India),

yaitu Abdullah ibn Muhammad (w. 1407).

Tidak diragukan lagi bahwa para ulama tersebut dalam mengajarkan

ajaran-ajaran agama menggunakan sistem pendidikan dan pengajaran yang pernah

dikenal di negerinya masing-masing. Dengan demikian guru agama yang berasal

dari Persia memusatkan pendidikan dan pengajarannya di meunasah (Arab :

madrasah) dan dayah (Arab : zawiyah), sementara guru agama yang berasal dari

India memperkenalkan pula institusi rangkang.

Oleh sebab itu, susunan pendidikan di Aceh terbagi atas tiga tingkatan,

yaitu meunasah, rangkang dan dayah. Meunasah merupakan salah satu lembaga

pendidikan Islam tradisional tingkat dasar di Aceh. Oleh karena itu, diwilayah

Aceh dikenal istilah ‘teungku meunasah’ untuk menunjuk ulama yang memimpin

lembaga pendidikan tradisional tersebut.

Meunasah sendiri sebenarnya merupakan tempat ibadah yang dapat

dijumpai disetiap perkampungan di Aceh. Meunasah berfungsi sebagai tempat

belajar agama, terutama tempat belajar membaca Alquran dan ilmu dasar

keislaman lainnya. Pendidikan di meunasah ini hanya beberapa jam dalam sehari

dan para santri dapat kembali pulang ke rumahnya masing-masing untuk

melakukan akivitas lainnya. Anak-anak diutus oleh orang tuanya untuk belajar di

meunasah ini sejak batas umur dimana orang tua telah dibebani kewajiban untuk

pendidikan anak mereka supaya mengerjakan sembahyang dan berakhlak mulia.

Saat sekarang ini, proses belajar mengajar di meunasah ini masih terus

(15)

Meriah. Meskipun kata meunasah ini digunakan khusus oleh orang Aceh, namun

daerah Bener Meriah yang bermayoritaskan suku Gayo ini juga menamai lembaga

pendidikan tersebut sebagai meunasah. Bedanya, di daerah ini tidak dijumpai kata

rangkang dan dayah.

Para orang tua terus mendukung jalannya pendidikan Islam di meunasah

ini. Karena dengan mengutus anak-anak mereka belajar di meunasah ini dapat

menjadikan anak-anak mereka menjadi anak yang taat beragama dan berakhlak

mulia. Aceh yang masyarakatnya bermayoritaskan Islam, sangat memprioritaskan

pendidikan anaknya, khususnya pendidikan tentang Islam. Akan tetapi kegiatan

belajar di meunasah sekarang ini sudah mulai mengalami kemunduran di beberapa

kampung di Aceh. Hal ini disebabkan oleh munculnya lembaga-lembaga

pendidikan Islam sederajat yang lebih maju dan belajar di meunasah juga sudah

tidak menjadi kegemaran anak-anak lagi. Sesuai dengan perkembangan zaman,

anak lebih memilih untuk melakukan aktivitas lainnya dibandingkan dengan

belajar agama di meunasah, seperti bermain bersama teman-temannya, bermain

dengan teknologi-teknologi canggih sekarang ini (seperti playstation, jejaring

sosial dan lainnya). Keadaan ini membuat kurangnya minat anak-anak untuk

belajar agama di meunasah. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian dengan mengangkat judul “Eksistensi Lembaga

(16)

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut maka masalah dalam

penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah berdirinya MEUNASAH ?

2. Bagaimana kurikulum pendidikan di MEUNASAH ?

3. Bagaimana kegiatan belajar-mengajar di MEUNASAH ?

4. Bagaimana pemilihan tenaga pendidik (guru) di MEUNASAH ?

5. Bagaimana sarana dan prasarana pendidikan di MEUNASAH ?

6. Bagaimana hambatan-hambatan pendidikan di MEUNASAH ?

7. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap lembaga pendidikan

tradisional “MEUNASAH” di Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener

Meriah ?

8. Bagaimana dukungan masyarakat dan pemerintah terhadap lembaga

pendidikan tradisional “meunasah” di Kecamatan Wih Pesam Kabupaten

Bener Meriah ?

1.3.Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah yang menyangkut eksistensi lembaga

pendidikan tradisional “MEUNASAH” di Kecamatan Wih Pesam Kabupaten

Bener Meriah, maka peneliti perlu membuat pembatasan masalah sebagai berikut:

“Bagaimana eksistensi lembaga pendidikan tradisional ‘MEUNASAH” di

(17)

1.4.Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah berdirinya MEUNASAH ?

2. Bagaimana kurikulum pendidikan di MEUNASAH ?

3. Bagaimana kegiatan belajar-mengajar di MEUNASAH ?

4. Bagaimana pemilihan tenaga pendidik (guru) di MEUNASAH?

5. Bagaimana sarana dan prasarana pendidikan di MEUNASAH ?

6. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap lembaga pendidikan

tradisional “MEUNASAH” di Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener

Meriah ?

7. Bagaimana dukungan masyarakat dan pemerintah terhadap lembaga

pendidikan tradisional “meunasah” di Kecamatan Wih Pesam Kabupaten

Bener Meriah ?

1.5.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya MEUNASAH

2. Untuk mengetahui kurikulum pendidikan di MEUNASAH

3. Untuk mengetahui kegiatan belajar-mengajar di MEUNASAH

4. Untuk mengetahui bagaimana pemilihan tenaga pendidik (guru) di

MEUNASAH.

5. Untuk mengetahui bagaimana sarana dan prasarana pendidikan di

(18)

6. Untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat terhadap lembaga

pendidikan tradisional “MEUNASAH” di Kecamatan Wih Pesam

Kabupaten Bener Meriah.

7. Untuk mengetahui bagaimana dukungan masyarakat dan pemerintah

terhadap lembaga pendidikan tradisional “meunasah” di Kecamatan Wih

Pesam Kabupaten Bener Meriah.

1.6.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan

sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Maka

penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :

1. Sebagai bahan informasi bagi pembaca

2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis mengenai

eksistensi lembaga pendidikan tradisional “MEUNASAH” di Kecamatan

Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah

3. Menambah wawasan penulis dalam rangka menuangkan gagasan atau ide

ke dalam karya tulis

4. Referensi untuk menjadi acuan pada peneliti yang relevan di kemudian

hari

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan

1. Berdirinya setiap pendidikan meunasah memang memiliki sejarah yang

berbeda-beda, meskipun demikian pendidikan ini didirikan dengan tujuan

yang sama yaitu menanamkan rasa cinta terhadap agama Islam sejak dini dan

mencerdaskan anak bangsa.

2. Kurikulum dalam pendidikan meunasah memiliki dasar yang sama yaitu

belajar membaca Al-Quran dan Iqrak/Juzz Amma dan ilmu dasar agama

Islam.

3. Kegiatan belajar mengajar di setiap meunasah memiliki beberapa kemiripan.

Meskipun jadwal pelajaran yang berbeda-beda namun cara menyampaikan

materi menggunakan metode yang sama yaitu sorongan dan bandungan.

4. Teungku-teungku di setiap meunasah memiliki alasan tersendiri untuk

mengabdi di meunasah, seperti ditunjuk oleh Imem, inisiatif sendiri dan

lain-lain. Namun semangat mereka tetap sama, meskipun para teungku tidak

memiliki gaji yang sebanding dengan guru-guru di sekolah formal, namun

setiap teungku memiliki keihklasan dalam mendidik.

5. Karena pendidikan meunasah ini termasuk pendidikan yang sederhana maka

sarana dan prasarana pendidikannyapun sangatlah sederhana jika

dibandingkan dengan sekolah formal lainnya. adapun sarana dan

prasarananya yaitu, ruangan untuk belajar, alas untuk duduk, rekal (meja

(20)

sehari-hari dan lainnya), penerangan (listrik), alat bersih-bersih (sapu, pel dan

sebagainya), kamar mandi (toilet).

6. Masyarakat sangat mendukung pendidikan meunasah ini. Segala yang

menyangkut demi kepentingan pendidikan ini ditanggung secara

bersama-sama. Masyarakat juga mewajibkan anak-anak mereka untuk belajar di

meunasah ini.

7. Masyarakat ikut membangun ruang belajar (meunasah), memberi

sumbangan-sumbangan yang dapat membantu berlangsungnya pendidikan seperti

mukena, Al-Quran/Juzz Amma dan lain-lain, masyarakat juga

bergotong-royong untuk membersihkan dan menata lingkungan meunasah. Jika ada

pembangunan dalam pengembangan ruangan meunasah, masyarakat ikut

berpartisifasi dalam pembangunan tersebut seperti ikut membantu

menyumbangkan tenaga dan materi dalam pembuatan ruang dan menggalang

dana untuk menambah keuangan dalam keperluan pembangunan tersebut.

Namun sangat disayangkan, Dinas Pendidikan Kabupaten Bener meriah dan

Kepala Kementrian Agama Kabupaten Bener Meriah belum memiliki

(21)

1.2. Saran

1. Kepada pemerintah Kabupaten Bener Meriah menghimbau untuk lebih serius

dalam memperhatikan pendidikan meunasah di Kecamatan Wih Pesam ini

agar generasi muda yang akan datang memiliki pengetahuan tentang agama

Islam sejak dini sehingga daerah dapat menciftakan generasi yang baik

akhlaknya dan dapat mengurangi kenakalan-kenakalan remaja. Pendidikan

Islam sekarang ini dihadapkan pada tantangan kehidupan manusia modern.

Oleh sebab itu, perlu dilakukannya kerja sama dari semua pihak. Meskipun

pendidikan itu berupa lembaga tradisional yang tidak terkait dengan

kepemerintahan, seharusnya tetap ada kerja sama yang baik mengingat

pentingnya pendidikan Islam di zaman sekarang ini.

2. Kepada masyarakat menghimbau untuk terus mendukung pendidikan di

meunasah ini, agar pendidikan di lembaga pendidikan tradisional meunasah

ini terus berlajalan dengan lancar dan bertahan sampai ke masa yang akan

datang.

3. Kepada murid-murid teruslah belajar agama di meunasah ini agar menjadi

Referensi

Dokumen terkait

Amin Abdullah dalam membangkitkan keilmun dalam umat Islam dari keterpurukan adalah dengan mengajarkan pendidikan agama dan pendidikan umum lewat pendekatan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang peran pertumbuhan ekonomi dalam menurunkan kemiskinan di tingkat provinsi di Indonesia tahun 2004–2012, maka diperoleh

dilakukan penulis Reformasi Birokrasi dalam Pelayanan Publik di UPTB Samsat Biak Numfor disimpulkan bahwa reformasi birokrasi dalam pelayanan publik yang

Karena itu, dibutuhkan penggalian dan penulisan sejarah Islam secara utuh dengan tidak mengkategorikan sejarah Islam berdasarkan periode perpindahan kekuasaan

Tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui faktor penyebab, lokasi yang menjadi daerah rawan kecelakaan, korban, usia dan keadaan korban yang

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas media kartu bergambar dan leaflet pada promosi kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa sekolah dasar

dan sejumlah LSM. Dalam pernyataan sikap, diantaranya GBN meminta DPR, MPR dan pemerintah mempertahankan TAP MPRS No XXV tahun 1966 tentang larangan Ajaran

Sehingga kesalahan yang dilakukan oleh para peserta didik tersebut jauh dari kata benar, dan hal tersebut masuk dalam jenis kesalahan perubahan pengucapan fonem yang