• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Motivasi Kerja Guru dan Kepuasan Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMA Negeri di Kabupaten Temanggung T2 942010036 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Motivasi Kerja Guru dan Kepuasan Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMA Negeri di Kabupaten Temanggung T2 942010036 BAB IV"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

65

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Responden.

Dalam penelitian ini yang menjadi Responden adalah guru-guru di 6 (enam) SMA Negeri di Kabupaten Temanggung. Gambaran jumlah guru berdasarkan jenis kelamin, Usia, Masa Kerja, Ijazah, dan Golongan dapat dilihat pada gambar 4.1.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden

N

o uensi Freq- Prosentase

1 Jenis

kelamin Perempuan Laki-laki 77 81 48.7 51.3

2 Usia 20 – 30 12 7.6

31 – 40 39 24.7 41 – 50 45 34.2 50 – 60 53 33.5 3 Masa kerja < 10 tahun 47 29.7 10tahun-20 tahun 43 27.2 21tahun-30 tahun 61 38.6 31tahun-40tahun 7 4.4

4 Ijazah S-1 133 84.2

S-2 25 15.8

5 Golongan GTT 24 15.2

III 50 31.6

IV 84 55.2

Sumber: Data Primer yang diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari jumlah responden sebanyak 158 orang, antara responden laki-laki dan perempuan dapat dikatakan seimbang karena selisihnya hanya 2.6%. Responden perempuan hanya sedikit lebih banyak dari pada responden laki-laki.

(2)

66 sebanyak 34.2% dan selisih sedikit dengan usia tua yaitu antara 51 sampai 60 tahun. ini berarti bahwa usia guru masih berada dalam usia produktif. Apabila dihubungkan dengan masa kerjanya, maka sebagian besar responden berada pada pengalaman selama 21 sampai 30 tahun sebanyak 38.6% hal ini berarti bahwa para guru mempunyai pengalaman yang cukup banyak, hal ini menunjukkan bahwa para guru berada pada tingkat kematangan yang berarti kinerja mereka bisa produktif.

Dilihat dari karakteristik responden berdasar- kan jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh, sebagian besar responden berkualifikasi (S1) sebesar 84.2% ini berari bahwa sebagian besar responden telah memenuhi salah satu persyaratan profesi mengajar sebagai guru. Apabila di tinjau dari golongan dan kepangkatan sebagain besar responden berada pada golongan IV sebanyak 55.2% artinya bahwa sebagian besar guru sudah berpengalaman dan produktif.

4.2 Analisis Data.

(3)

67 Tabel 4.2

Kinerja, Motivasi dan Kepuasan Kerja Guru

N Sumber : Data Primer diolah tahun 2015

(4)

68 4.2.1. Deskripsi Variabel Penelitian

Untuk menentukan pengukuran dan mengkategorikan sub-konsep dari masing-masing variabel, terlebih dahulu dilakukan penghitungan interval skor sebagai berikut.

Interval = = = 1

Berdasarkan perhitungan interval yang dilakukan, maka kategori skor dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Kategori Skor Kinerja Guru

Interval Kategori

1 – 1.99 Rendah

2 – 2.99 Sedang

3 – 4 Tinggi

1) Diskripsi Bedasarkan Kinerja Mengajar Guru

Untuk memberikan gambaran secara kuantitatif pada variabel kinerja mengajar guru, maka akan dideskripsikan gambaran variabel tersebut berdasarkan statistik deskriptif sebagai berikut.

Tabel 4.4

Kinerja Guru SMA Negeri Kabupaten Temanggung

Konsep Sub-Konsep Mean Total Kategori Kinerja

Guru

Teaching Skills 3.18 Tinggi Manajement skills 3.40 Tinggi Discipline And

Regularity

3.41 Tinggi

Interpersonal Skills 3.18 Tinggi Mean total rata-rata 3.29 Tinggi Sumber : Data Primer diolah tahun 2015

(5)

69 kabupaten Temanggung masuk pada kategori tinggi, yaitu sebesar 3.29. Secara umum dapat diartikan bahwa guru-guru SMA Negeri di Kabupaten Temanggung memiliki kinerja tinggi.

Pada sub konsep Discipline and Regulatity mempunyai mean total paling tinggi di antara sub konsep yang lain, yaitu sebesar 3.4. Dapat diartikan bahwa sebagian besar responden menilai bahwa tingkat keteraturan dan kedisiplinan guru-guru di SMA Negeri di Kabupaten Temanggung masuk kategori tinggi.

Adapun untuk sub konsep terendah adalah Teaching Skills dan interpersonal Skills, yaitu masing-masing sebesar 3.18. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar responden menilai bahwa teaching skills dan interpersonal relationship skills masih kurang dibanding sub-konsep yang lain dalam melaksanakan tugas sebagai guru, meskipun total nilai mean yang diperoleh termasuk tinggi. Indikator tersebut adalah pada “guru membantu kepala sekolah memecahkan masalah sekolah”. Secara terperinci deskripsi kinerja mengajar guru dapat dilihat pada lampiran 5.

4.2.2 Analisis Diskriptif Motivasi Kerja Guru

(6)

70 Tabel : 4.5

Mean Total Motivasi Kerja Guru.

Konsep Sub-Konsep Mean Total Kategori Motivasi

Kerja Guru

Achievement 2.96 Sedang Racognation 3.05 Tinggi Work itself 3.31 Tinggi Responsibility 3.20 Tinggi Advancement 3.27 Tinggi Supervision 3.05 Tinggi

Salary 2.66 Sedang

Working Condition 3.20 Tinggi Job Security 3.07 Tinggi Mean Total Rata rata 3.08 Tinggi Sumber : Data Primer diolah tahun 2015

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa mean total rata rata untuk variabel motivasi kerja guru adalah 3.08 sehingga dapat dikategorikan tinggi. Hal ini diartikan bahwa guru guru di SMA Negeri di Kabupaten Temanggung mempunyai motivasi kerja tinggi.

Untuk sub konsep yang mempunyai mean tertinggi adalah dari sub konsep workitself dengan mean sebesar 3.31. Artinya bahwa motivasi kerja guru dari sub konsep workitself adalah paling tinggi di antara sub konsep yang lain. Guru-guru merasa bahwa pekerjaan mengajar adalah hal yang sangat penting. Sedangkan dari segi indikator dengan mean tertinggi adalah dari indikator “Guru merasa mempunyai kondisi kerja yang baik’ artinya adalah bahwa kondisi kerja guru sudah baik.

(7)

71 sistem penggajian guru masih belum seperti yang diharapkan. Sub konsep gaji masih berada dibawah indikator indikator yang lain dalam sub konsep motivasi kerja guru. Sedangkan indikator terendah dari motivasi kerja guru adalah “guru belum merasa puas dengan gaji yang diterima”. Deskripsi variabel motivasi kerja guru lebih terperinci dapat dilihat pada lampiran 6.

4.2.3 . Analisis Deskripsi Kepuasan Kerja Guru.

Untuk memberikan gambaran secara kuantitatif pada variabel kepuasan kerja guru, maka akan dideskripsikan gambaran variabel tersebut berdasarkan statistik deskriptif sebagai berikut.

Tabel:4.6

Mean Total Kepuasan Kerja Guru.

Konsep Sub-Konsep Mean Total Kategori

Kepuasan Kerja Guru

Supervision 2.80 Sedang Rekan kerja 2.75 Sedang Kondisi kerja 3.03 Tinggi

Gaji 2.66 Sedang Tanggung jawab 2.86 Sedang Pekerjaan itu sendiri 2.92 Sedang Kemajuan jabatan 3.08 Tinggi

Keamanan kerja 2.57 Sedang Pengakuan 2.70 Sedang Mean Total Rata rata 2.82 Sedang Sumber : Data Primer diolah tahun 2015

(8)

72 Untuk sub konsep yang mempunyai mean tertinggi adalah dari sub konsep kemajuan jabatan dengan mean sebesar 3.08, masuk dalam kategori tinggi. Artinya bahwa kepuasan kerja guru dari sub konsep advancement adalah paling tinggi di antara sub konsep sub konsep yang lain. Guru-guru merasa bahwa mereka puas dengan kemajuan jabatan yang mereka peroleh. Sedangkan dari segi indikator dengan mean tertinggi adalah dari indikator sebesar 3.60 adalah (1) “guru merasa bisa bergaul baik dengan teman sejawat”, (2)“Guru merasa puas pekerjaan guru menyenangkan”, (3) “Tanggung jawab terhadap pekerjaan”, (4) Pekerjaan menjadi guru mendorong menjadi kreatif.

Sedangkan sub konsep yang mempunyai mean terendah adalah dari sub untuk sub konsep salary atau gaji dengan mean sebesar 2.66. Artinya bahwa kepuasan kerja dari sub-konsep gaji adalah paling rendah diantara sub-konsep yang lain. Hal ini dapat di artikan bahwa guru dalam menilai bahwa pendapatan masih membatasi untuk hidup layak, guru belum dibayar sesuai dengan kemampuan, gaji guru belum memadai dan gaji guru belum sebanding dengan gaji diluar wilayah. Sub konsep gaji masih berada dibawah indikator-indikator yang lain dalam sub konsep kepuasan kerja guru. Sedangkan indikator terendah dari kepuasan kerja guru dengan skor 1.60 adalah “guru belum merasa bertanggungjawab terhadap tindakan yang dilakukan”.

(9)

73

4.3. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistic non- parametric Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan ketentuan jika probabilitas > 0,05 maka variabel yang diuji bersifat normal, apabila probabilitas < 0,05 maka variabel yang diuji bersifat tidak normal. Pengujian dilakukan dengan bantuan program SPSS for window versi 16.0 .

Untuk mengetahui apakah data dari instrument variabel kinerja guru, motivasi kerja guru dan kepuasan kerja guru, terdistribusi normal, dibawah ini ditampilkan Tabel 4.7

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas Sebaran Data

Motivasi

Parametersa Mean Std.Deviat

ion

144.04

12.526 186.32 15.114 82.10 8.756

Most Extreme

Differences Absolute Poasitive Negative Sumber: Data primer diolah tahun 2015

(10)

74 0,05, Oleh karena itu data variabel motivasi kerja guru (X1) = normal, kepuasan kerja guru (X2) = normal dan kinerja guru (Y) = normal.

4.4. Analisis Korelasi Antar Variabel.

4.4.1 Korelasi antara variabel Motivasi Kerja Guru (X1) dengan Kinerja Guru (Y).

Hasil korelasi antara Motivasi Kerja (X1) dengan Kinerja Guru (Y) dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8

Koefisien Korelasi Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru

Kinerja Guru Motivasi Kerja

guru Pearson correlation Sig. (2-tailed) N

.588** .000 158 ** Correlation is significant at the 0,01 level

Sumber : Data primer diolah tahun 2015

(11)

75 4.4.2 Korelasi antara Kepuasan Kerja Guru (X2)

dengan Kinerja Guru (Y)

Hasil korelasi antara Kepuasan Kerja Guru dengan Kinerja Guru dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.9

Koefisien Korelasi antara Kepuasan Kerja dengan Kinerja Guru

Kinerja Guru (Y) Kepuasan

Kerja Guru Pearson Correlation Sig.(2-tailed) N

.395** .000 158

** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)

Hasil uji korelasi menunjukkan koefisien korelasi kepuasan kerja guru dengan kinerja guru r x2 -y = 0,395 dengan Sig = 0,000 < 0,05 berarti ada korelasi yang signifikan dengan arah positif. Bila skor kepuasan kerja guru naik akan diikuti kenaikan skor pada kinerja guru dan sebaliknya. Berdasarkan hasil pengukuran korelasi pada tabel 4.9 di atas dapat diartikan bahwa semakin tinggi kepuasan kerja guru, maka akan mendorong kualitas kinerja guru yang semakin baik, sebaliknya jika kepuasan kerja guru rendah, maka akan berdampak pada kinerja guru yang rendah. Sangat penting dilakukan upaya memperbaiki aspek-aspek kepuasan kerja guru berkesinambungan, sehingga kualitas kinerja guru juga semakin baik.

4.5. Uji Hipotesis

Penelitian ini menguji hipotesis yang diajukan yaitu:

(12)

76 Ha: Ada hubungan yang signifikan antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru SMA Negeri di Kabupaten Temanggung.

Berdasarkan hasil uji korelasi disimpulkan bahwa Motivasi Kerja Guru berkorelasi signifikan dengan Kinerja guru, sebab r x1-y = 0,588 dengan Sig = 0,000 < 0,05. Sehingga hipotesis (Ha) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru diterima. Hipotesis (H0) yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru, ditolak.

2. H0: Tidak ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja guru denga kinerja guru di SMA Negeri di Kabupaten Temanggung.

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja guru denga kinerja guru di SMA Negeri di Kabupaten Temanggung.

(13)

77

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian.

4.6.1 Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru.

Motivasi kerja bukanlah suatu demensi tunggal tetapi merupakan masalah multidimensi. Menurut Herzberg (1959) motivasi kerja adalah factor-faktor yang merangsang pertumbuhan psikologis, motivator dalam kategori instrinsik ini adalah meliputi achievement, recognition, responsibility, advancement, dan work itself. Di lain sisi faktor hygiene adalah reward (imbalan–imbalan) ekstrinsik terhadap pekerjaan. Dengan adanya motivsi kerja instrinsik maka akan bisa meningkatkan kinerja dari guru. Keinginan untuk berprestasi dari guru dalam menyelasaikan pekerjaan akan bisa meningkatkan motivasi kerja guru, Guru juga tidak terlepas untuk mendapatkan pengakuan (recognition), tanggung jawab yang juga merupakan faktor yang bisa mamacu kinerja guru, guru juga perlu mendapatkan penghargaan dan pengembangan profesi dan karir, pekerjaan itu sendiri (work itself) adalah faktor untuk mengembangkan kreatifitas.

(14)

78 kerja yang nyaman, status keamanan kerja, kehidupan pribadi atau keluarga serta dukungan dari teman sejawat adalah faktor faktor dari luar yang mendorong kinerja guru.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru di SMA Negeri di Kabupaten Temanggung . Ini berarti bahwa jika kebutuhan guru terpenuhi maka akan mampu menggerakkan guru dan memberi semangat yang kuat bagi para guru, Kinerja guru akan meningkat sejalan dengan terpenuhinya segala kebutuhan. Efek yang lebih besar akan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga sekolah harus bisa membangkitkan motivasi kerja guru baik dari faktor instrinsik maupun exstrinsik.

Berdasarkan uji signifikansi korelasi Pearson Product Moment seperti pada tabel 4.9 ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru di SMA Negeri di Kabupaten. Berarti tinggi rendahnya kinerja guru salah satu variabelnya ditentukan oleh motivasi kerja guru.

(15)

79 terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru.

4.6.2. Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Guru

Menurut Lester (1987) Kepuasan kerja adalah reaksi terhadap hasil dari perbandingan pendapatan sekarang dan pendapatan akhir terhadap hal hal yang diharapkan. Kepuasan kerja guru juga merupakan produk dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Kepuasan kerja guru dimanifestasikan dengan berbagai macam jenis pekerjaan yang dijalaninya. Dengan terpenuhinya tingkat kepuasan kerja guru maka akan meningkatkan kinerja guru. Terpenuhinya segala alat pemuas guru dalam bekerja tidak akan memunculkan perasaan negatif atau tidak menyenangkan.

(16)

80 Guru yang merasa pekerjaanya baik dan mendapatkan kemajuan serta menerima kenaikan gaji dan status bisa menjaga tingkat kepuasan guru disamping itu keamanan kerja dan pengakuan, prestise dan appresiasi perlu mendapatkan perhatian dari kepala sekolah atau atasan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja guru dengan kinerja guru di SMA Negeri di Kabupaten Temanggung. Hal ini berarti bahwa kepuasan kerja guru yang terpenuhi dengan baik akan mendukung kinerja guru dalam meningkatkan kinerjanya.

Berdasarkan uji signifikansi korelasi Pearson Product Moment seperti pada tabel 4.10 ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Kepuasan Kerja Guru dengan Kinerja Guru di SMA Negeri di Kabupaten Temanggung dengan koefisien korelasi rx2y = 0,395 sedangkan berdasarkan uji signifikansi menghasilkan koefisiensi sebesar 0,000 < 0,05, sehingga disimpulkan hubungan antara kepuasan kerja guru dengan kinerja guru di SMA Negeri di Kabupaten Temanggung mempunyai hibungan yang signifikan . Berarti tinggi rendahnya kinerja guru salah satunya ditentukan oleh kepuasan kerja guru. Semakin tinggi kepuasan kerja guru maka akan semakin tinggi kinerja guru

(17)

Gambar

Tabel 4.2 Kinerja, Motivasi dan Kepuasan Kerja Guru
Tabel 4.3 Kategori Skor Kinerja Guru
Tabel : 4.5 Mean Total Motivasi Kerja Guru.
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Sebaran Data
+3

Referensi

Dokumen terkait

sebanyak 0,1ml kedalam cawan petri sesuai dengan media yang digunakan yaitu Mac Konkeyagar untuk mengetahui total koliform, dan PCA untuk mengetahui total bakteri

Sebagai contoh arahkan pointer mouse pada ikon pada Color Mixer, klik menggunakan tombol mouse sebelah kiri maka perintah yang dilakukan adalah untuk memberikan

Kutai Kartanegara , maka kami Pokja 12 Unit Layanan Pengadaan 2 Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara mengundang perusahaan yang saudara wakili untuk Klarifikasi dan

Berdasarkan Surat Penetapan Penyedian Barang dan Jasa Nomor: 26/PPBJ/02.12/DPKP/VI/2014, Tanggal 23 Juni 2014, Dengan ini Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pertanian

Untuk memeriahkan acara, setiap siswa/siswi diwajibkan membawa 3 porsi makanan berat (nasi, lauk pauk dan sayur) dan makanan ringan (snack) sebanyak 2 porsi untuk berbagi

Belum optjmalnya sistem pelatihan yang dipersiapkan menuju SEA Games dapaidilihai dari bebe.apa indikator temuan dilapangan, yaitu aniara lain : (1) Hanya terdapat 7

Hubungan antara Persepsi Penilaian Prestasi Kerja dengan Motivasi Berprestasi pada Karyawan. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi atau sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan kepada instasi kesehatan maupun menjadi bahan ajar yang berguna