PERUBAHAN PERTANIAN PADI SAWAH ANORGANIK
MENJADI PERTANIAN KOMBINASI ORGANIK-ANORGANIK
DI DESA KWALA SIKASIM KECAMATAN SEI BALAI
KABUPATEN BATU BARA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
YUNIKA INDAH SARI NIM. 308 131 105
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Yunika Indah Sari
Nim : 308 131 105
Jurusan : Pendidikan Geografi
Fakultas : Ilmu Sosial
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil
karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui
sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil jiblakan/plagiasi, maka saya bersedia
menerima sanksi atau hukuman atas perbuatan tersebut.
Medan, Agustus 2012
Saya yang membuat pernyataan,
Yunika Indah Sari
iv
ABSTRAK
Yunika Indah Sari, NIM. 308 131 105. Perubahan Pertanian Padi Sawah Anorganik Menjadi Pertanian Kombinasi Organik-Anorganik di Desa Kwala Sikasim Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui faktor-faktor produksi (modal, tenaga kerja, pemasaran) padi sawah (2) mengetahui pengalaman dan keterampilan petani (3) mengetahui besar persentase peningkatan produksi padi sawah (4) mengetahui besar persentase peningkatan pendapatan petani setelah melakukan perubahan pertanian padi sawah kombinasi organik-anorganik.
Penelitian ini dilakukan di Desa Kwala Sikasim tahun 2012. Populasi penelitian ini seluruh petani yang melakukan perubahan padi sawah anorganik menjadi pertanian kombinasi organik-anorganik yang terdiri dari 396 populasi dan sampel 10 % dari populasi yaitu 40 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan teknik komunikasi langsung,data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Berkat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Perubahan Pertanian Padi Sawah Anorganik Menjadi Pertanian Kombinasi
Organik-Anorganik Di Desa Kwala Sikasim Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara”, sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana di Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2012.
Saya berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini, namun demikian saya menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan ,dengan demikian diharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan skripsi.
Berkat bantuan dan motivasi semua pihak dalam penyelesaian skripsi ini, saya menghaturkan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta stafnya.
2. Bapak Drs. H. Restu, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan beserta stafnya.
3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.
4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si,selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan sekaligus selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan motivasi kepada saya selama perkuliahan. 5.Ibu Dra. Elfayetti, M.P, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang penuh
perhatian dalam membimbing saya selama penyusunan skripsi.
6.
pengetahuan selama di bangku perkuliahan.
7. Kepada yang teristimewa dan yang saya cintai Ayahanda J. Simanjuntak dan Ibunda M.
Br. Manik yang telah memberikan semangat, dukungan, dan segala pengorbanan yang
tidak ternilai kepada saya.
8. Terkhusus buat adik-adikku tercinta ( Anggriyeni Simanjuntak, Andre Parasian
Simanjuntak, Chandra Hasudungan Simanjuntak, Frans Diko Simanjuntak, dan Cindy
Aptrisixlia Simanjuntak) yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga
penulis dengan semangat dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman senasib sepenanggungan di Jurusan Pendidikan Geografi Kelas A Reguler
2008, seperti Siti, Dolince, Ria, ,Juita, Eksar, Wulan, Idola, Jesiska, Rosita, Sri, Tobar,
Umi, Aksara, Yuni, Rita, Sabar, Elida, Marcell, Jaya, Hetty, Lady, Lesvita, Ika, Faisal,
Muslina, Mahlia dan seluruh teman-teman di Jurusan Pendidikan Geografi UNIMED
yang tidak mungkin disebutkan secara keseluruhan.
Semoga kebaikan yang mereka berikan mendapat imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa dan semoga skripsi ini menjadi masukan bagi Jurusan Pendidikan Geografi.
Medan, Agustus 2012
vi
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Kerangka Teoritis ... 7
B. Penelitian yang Relevan ... 23
C. Kerangka Berfikir... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26
A. Lokasi penelitian ... 26
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26
C. Variabel Penelitian dan definisi operasional ... 27
D. Teknik Pengumpulan Data ... 28
vi
BAB IV DESKRIPSI PENELITIAN ... 30
A. Keadaan Fisik ... 30
B. Keadaan Non Fisik ... 36
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
A. Hasil Penelitian………. . .44
B. Pembahasan Hasil Penelitian………... 58
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 64
A. Kesimpulan……….... ..65
B. Saran………...67
DAFTAR PUSTAKA……….………...69
DAFTAR TABEL
No. Uraian
Hal.
1. Luas Masing – Masing Dusun di Desa Kwala Sikasim ... 34
2. Penggunaan Tanah di Desa Kwala Sikasim ... 34
3. Jumlah Penduduk Masing – Masing Dusun di Desa Kwala Sikasim ... 36
4. Komposisi Penduduk Menurut Umur di Desa Kwala Sikasim ... 38
5. Komposisi Penduduk Menurut Matapencaharian ... 40
6. Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan ... 41
7. Sarana Kesehatan di Desa Kwala Sikasim ... 42
8. Sarana Transportasi di Desa Kwala Sikasim ... 42
9. Umur Responden di Desa Kwala Sikasim ... 44
10.Pendidikan Responden di Desa Kwala Sikasi ... 45
11.Faktor- Fakor Yang Melatarbelakangi Responden ... 46
12.Modal Pertanian Padi Sawah Anorganik ... 47
13.Modal Pertanian Padi Sawah Kombinasi Organik-Anorganik ... 48
14.Cara Memperoleh Pengalaman dan Keterampilan ... 53
15.Hasil Produksi Pertanian Padi Sawah Anorganik ... 54
16.Hasil Produksi Pertanian Padi Sawah Kombinasi ... 55
17.Pendapatan Pertanian Padi Sawah Anorganik ... 57
DAFTAR GAMBAR
No.
Uraian
Hal.
1. Skema kerangka berpikir………... 25
2. Peta Desa Kwala Sikasim………... 31
3. Peta Kecamatan Sei Balai………... 32
4. Peta Kabupaten Batu Bara………... 33
5. Pupuk Organik………... 49
6. Tempat Pengolahan Pupuk Organik………... 52
7. Kantor Balai Penyuluhan Pertanian………... 53
DAFTAR LAMPIRAN
No. Uraian Hal.
1. Angket...………... 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Indonesia sebagai negara agraris sedang giat melaksanakan pembangunan
di segala bidang, salah satu diantaranya adalah bidang pertanian. Pembangunan
dalam bidang pertanian merupakan pembangunan yang ditujukan kepada
masyarakat di pedesaan karena pada umumnya di pedesaan kegiatan pertanian
dilaksanakan dan sekaligus sebagai produsen bahan pangan. (Pane, 2002).
Pembangunan di sektor pertanian memegang peranan penting dalam menyediakan
pangan bagi seluruh penduduk, selain itu pertanian merupakan andalan
penyumbang devisa negara termasuk di dalamnya tanaman padi sawah. Tanaman
padi sawah merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun.
Kebutuhan akan pangan terutama tanaman padi sawah semakin meningkat
sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia sehingga para petani
padi sawah ingin meningkatkan produksi padi semaksimal mungkin menuju
swasembada pangan. Salah satu upaya peningkatan produksi persatuan luas yang
dilaksanakan pada tahun enam puluhan di Indonesia yaitu penerapan pertanian
anorganik. Pertanian anorganik ini melibatkan bahan – bahan/pupuk kimia mulai
dari perlakuan penanaman, pengendalian hama dan penyakit. Karena kemampuan
pupuk anorganik dinilai mampu meningkatkan produktivitas tanah dalam waktu
relatif singkat, maka pupuk anorganik sejak saat itu dianggap sebagai senjata
ampuh untuk meningkatkan produksi dan mengakhiri kerawanan pangan di
2
Pertanian anorganik memberikan hasil panen yang tinggi dalam kurun
waktu dua puluh tahun. Peningkatan produksi padi pada pemupukan swasembada
beras dicapai 1984 namun lebih kurang 4 tahun produksi tak bisa mengimbangi
konsumsi impor padi sawah 92 – 95% dari produksi nasional sejak 1960,
produksi melandai dan produktivitas turun(http://www.slideshare.net/SRI.CORN
ELL/0323-sistem-intensifikasi-padi).
Pertanian anorganik awalnya memberikan hasil panen yang tinggi, namun
lama-kelamaan muncul keluhan-keluhan petani seperti ketergantungan padi
terhadap pupuk kimia, keasaman tanah meningkat, produksi yang semakin
menurun, munculnya hama dan penyakit yang akan memerlukan pemeliharaan
dan pengelolaan yang semakin intensif. Sehingga modal yang dikeluarkan pada
biaya pemupukan pertanian anorganik semakin besar. Dengan modal yang
semakin besar dan produktivitas padi yang semakin menurun berarti keuntungan
yang diperoleh petani semakin sedikit maka pendapatan petani pun semakin
menurun.
Akibat dampak negatif yang diakibatkan pertanian anorganik, petani
mulai meninggalkan pertanian anorganik dan mengubah budidaya pertanian
anorganik yang menggunakan pupuk kimia secara berlebihan menjadi mengurangi
dosis penggunaan pupuk kimia dan menambahkan pupuk organik atau disebut
dengan pertanian kombinasi anorganik. Pertanian kombinasi
organik-anorganik bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk
anorganik, sehingga dosis pupuk dan dampak pencemaran lingkungan akibat
3
Kondisi serupa juga yang terjadi di desa Kwala Sikasim Kecamatan Sei
Balai pertanian Kabupaten Batu Bara, pada awalnya petani melakukan pertanian
padi sawah anorganik. Namun lama-kelamaan petani mulai mengeluhkan
ketergantungan padi terhadap pupuk kimia, penurunan kualitas tanah, besarnya
modal pemupukan, pendapatan serta produksi yang sedikit 5-6 ton/ha. Modal
yang dikeluarkan oleh petani pada pertanian anorganik relative besar karena
ketergantungan tanaman padi pada pupuk anorganik semakin meningkat
sementara harga 1 sak (50kg) pupuk kimia berkisar Rp. 100.000,- - 135.000,-.
Produktivitas padi di Desa Kwala Sikasim pada tahun 2005 adalah 6 ton/Ha, pada
tahun 2006 tetap yaitu 6 ton/Ha, pada tahun 2007 menurun menjadi 5 ton/Ha,
pada tahun 2009 petani mulai menggunakan campuran pupuk organik-anorganik
dan produktivitas meningkat menjadi 6,4 ton/Ha (BPS, 2010). Selanjutnya
Moehar (2002) mengatakan bahwa faktor-faktor produksi dapat mendukung
dalam meningkatkan produksi dan dapat menghambat bila dalam penerapannya
tidak dilakukan secara tepat. Kondisi demikian akan berpengaruh terhadap
produksi yang dihasilkan petani. Faktor-faktor produksi tanaman padi sawah
umumnya adalah modal, tenaga kerja, dan pemasaran.
Pada tahun 2009 petani melakukan perubahan dari pertanian anorganik
menjadi pertanian kombinasi organik-anorganik. Penggunaan pupuk organik
dalam satu hektar lahan lebih besar digunakan yaitu 10-14 sak (500 - 700kg)
sementara pupuk anorganik yang digunakan 4-6 sak (200 - 300 kg). Pupuk
organik yang digunakan oleh petani adalah kotoran hewan, kompos, dan pupuk
cair organik sementara pupuk anorganik yang digunakan adalah TSP, Urea,
4
mengenai faktor-faktor produksi padi sawah kombinasi organik-anorganik di Desa
Kwala Sikasim Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara yaitu modal, tenaga
kerja, pemasaran, pengalaman dan keterampilan, produksi, dan pendapatan.
B.Identifikasi Masalah
Perubahan pertanian padi sawah anorganik menjadi pertanian kombinasi
organik-anorganik disebabkan oleh pertanian anorganik yang mengarah ke
pemerosostan kualitas lingkungan. Akibat masalah yang ditimbulkan pada
pertanian anorganik petani di desa Kwala Sikasim berubah menerapkan pertanian
kombinasi organik-anorganik dan hampir tiga tahun ini petani di desa penelitian
telah melakukan perubahan pertanian anorganik menjadi pertanian kombinasi
organik-anorganik. Oleh karena itu perlu dikaji mengenai faktor-faktor produksi
padi sawah kombinasi organik-anorganik (modal, tenaga kerja, pemasaran ),
pengalaman dan keterampilan, produksi, dan pendapatan melakukan perubahan
pertanian padi sawah anorganik menjadi pertanian kombinasi organik-anorganik
di Desa Kwala Sikasim Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara.
C.Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka masalah
dalam penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang melatarbelakangi petani
melakukan perubahan pertanian padi sawah anorganik menjadi pertanian
kombinasi organik-anorganik di Desa Kwala Sikasim yaitu meliputi faktor-faktor
produksi (modal, tenaga kerja, pemasaran, pengalaman dan keterampilan,
produksi, dan pendapatan) perubahan pertanian anorganik menjadi pertanian
5
D.Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka perumusan masalah dalam
penelitian ini dirumuskan dalam bentuk-bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana faktor-faktor produksi (modal, tenaga kerja, pemasaran)
padi sawah pada perubahan pertanian padi sawah anorganik menjadi
kombinasi organik-anorganik di Desa Kwala Sikasim.
2. Bagaimana pengalaman dan keterampilan petani dalam melakukan
perubahan pertanian padi sawah kombinasi organik-anorganik di Desa
Kwala Sikasim.
3. Berapa besar persentase peningkatan produksi padi sawah petani
setelah melakukan perubahan pertanian padi sawah anorganik menjadi
pertanian kombinasi organik-anorganik di Desa Kwala Sikasim.
4. Berapa besar persentase peningkatan pendapatan petani setelah
melakukan perubahan pertanian padi sawah anorganik menjadi
pertanian kombinasi organik-anorganik di Desa Kwala Sikasim.
E.Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti maka yang menjadi tujuan
pelaksanaan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui:
1. Faktor-faktor produksi (modal, tenaga kerja, pemasaran) padi sawah
pada perubahan pertanian padi sawah anorganik menjadi kombinasi
6
2. Pengalaman dan keterampilan petani dalam melakukan perubahan
pertanian padi sawah kombinasi organik-anorganik di Desa Kwala
Sikasim.
3. Besar persentase peningkatan produksi padi sawah petani setelah
melakukan perubahan pertanian padi sawah anorganik menjadi
pertanian kombinasi organik-anorganik di Desa Kwala Sikasim.
4. Besar persentase peningkatan pendapatan petani setelah melakukan
perubahan pertanian padi sawah anorganik menjadi pertanian
kombinasi organik-anorganik di Desa Kwala Sikasim.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan setelah melakukan penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai sumbangan teoritis bagi pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya pengkajian geografi pertanian.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca tentang
manfaat dalam penerapan perubahan pertanian padi sawah anorganik
menjadi pertanian kombinasi organik-anorganik.
3. Sebagai studi perbandingan bagi peneliti berikutnya dalam
65
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Faktor-faktor produksi padi sawah pada perubahan pertanian padi sawah
anorganik menjadi pertanian kombinasi organik anorganik di Desa Kwala Sikasim
adalah sebagai berikut :
1. Faktor – faktor produksi padi sawah (modal, tenaga kerja, dan pemasaran).
Ditinjau dari modal, modal yang digunakan oleh petani pada pertanian padi
sawah anorganik berbeda dengan modal petani pada pertanian kombinasi
anorganik. Penurunan modal pada pertanian kombinasi
organik-anorganik mencapai 5,63%. Tenaga kerja pada pertanian padi sawah organik-anorganik
maupun pertanian kombinasi organik-anorganik tenaga kerja yang digunakan
umumnya berasal dari tenaga kerja upahan yaitu sebanyak 97,5%. Petani
menggunakan tenaga kerja upahan dikarenakan waktu dan tenaga yang
diperlukan cukup besar pada saat menanam, mencabut bibit, dan pengambilan
hasil panen sehingga responden memilih untuk menggunakan tenaga kerja
upahan agar dapat secara serentak dengan petani lainnya memulai pengolahan
padi sawah. Pemasaran hasil produksi padi sawah dilakukan melalui toke
100%. Karena keterbatasan sarana dan prasarana transportasi untuk
mengangkut hasil panen responden sehingga responden memasarkan hasil
panen kepada toke dan toke langsung mendatangi petani dan membeli hasil
66
2. Pengalaman dan keterampilan responden dalam melakukan perubahan
pertanian anorganik menjadi kombinasi organik-anorganik umumnya melalui
Bimbingan Penyuluhan Pertanian (BPP) yang berada di Kecamatan Sei Balai,
teman sesama petani, dan televisi adalah 82,5%. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa petani cukup aktif menerima dan mengikuti pelatihan dan
informasi melalui BPP, teman sesama petani, maupun televisi.
3. Hasil produksi pada pertanian padi sawah anorganik diperoleh rata-rata
produksinya adalah 6.013,61 kg/ha dan produksi pada pertanian padi sawah
kombinasi organik-anorganik adalah sebesar 7.509,16 kg/ha sehingga kenaikan
produksi mencapai 24,87% setelah menerapkan pertanian kombinasi
organik-anorganik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pertanian kombinasi
organik-anorganik terjadi peningkatan produksi dibandingkan pertanian
anorganik.
4. Pendapatan responden pada pertanian padi sawah anorganik diperoleh
pendapatan rata-rata perbulan Rp. 2.012.000 setiap satu hektar lahan dan
pendapatan rata-rata perbulan responden pada pertanian padi sawah kombinasi
organik-anorganik adalah sebesar Rp.3.003.000 setiap satu hektar lahan
sehingga peningkatan pendapatan mencapai 49,24%. Maka dapat disimpulkan
pendapatan petani setelah menerapkan pertanian padi sawah kombinasi
organik-anorganik mengalami peningkatan pendapatan dan ini merupakan
salah satu alasan mengapa responden merubah pola pertanian yang sebelumnya
adalah pertanian padi sawah anorganik dan menjadi pertanian padi sawah
67
B.Saran
Setelah melakukan penelitian dan uraian di atas maka penulis
memberikan saran yang diharapkan dapat menambah pengetahuan petani di Desa
Kwala Sikasim Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara :
1. Modal yang digunakan oleh petani semakin menurun pada pertanian padi
sawah kombinasi organik-anorganik, namun petani diharapkan lebih
meningkatkan mutu produk pertanian dengan menggunakan pupuk organik
yang lebih banyak dan menghilangkan budidaya pertanian anorganik sehingga
modal yang dikeluarkan oleh petani semakin minim dan pemasaran semakin
lancar.
2. Petani memperoleh pengalaman dan keterampilan melalui Badan Penyuluhan
Pertanian (BPP), teman sesama petani, dan televisi, namun perlu diadakannya
suatu wadah pusat informasi mengenai pertanian padi sawah agar petani di
Desa Kwala Sikasim semakin memiliki keterampilan dan pengetahuan yang
positif guna membangun mutu dan pendapatan petani. Dan kepada instansi
pemerintah khususnya Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) setempat untuk
semakin meningkatkan kepedulian, bimbingan, dan penyuluhan terhadap para
petani padi sawah menerapkan pembudidayaaan pertanian organik di Desa
Kwala Sikasim.
3. Produksi pertanian padi sawah semakin meningkat dengan membudidayakan
pertanian padi sawah kombinasi organi-anorganik, namun petani diharapkan
lebih meningkatkan perhatian dan pengetahuan serta pemeliharaan yang sesuai
dengan kebutuhan budidaya pertanian demi peningkatan produksi pertanian di
68
4. Pendapatan petani mengalami peningkatan pada pertanian padi sawah
anorganik namun lebih baik jika petani semakin membatasi pengeluaran,
meningkatkan kepercayaan pada pupuk organik sehingga harga jual dari
produk pertanian padi sawah semakin tinggi sehingga pendapatan petani
69
Daftar Pustaka
Bangun, Venny. 2007. Studi Tentang Pertanian Organik di Desa Kecinambun Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Skripsi. Medan : Jurusan
Pendidikan Geografi FIS-UNIMED
BPS. 2010. Kecamatan Sei Balai dalam angka. BPS : Medan
Fattah, Abdul. 2006. Kajian Penggunaan Pupuk Organik Dalam Peningkatan Produksi dan Pendapatan Petani Padi Sawah di Kelurahan Persiapan Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Jurnal. Makassar : (http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/530608.pdf, diakses 24 Maret 2012)
Gani, Anischan. 2009. Sistem Intensifikasi Padi. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Indonesia
Karyaningsih, Sri. 2008. Inovasi Teknologi Budidaya Padi Oganik Menuju Pembangunan Pertanian Yang Berkelanjutan Desa Kepuh Kecamatan Nguter Kabupaten
Sukoharjo. Jurnal. Semarang: :
(http://www.scribd.com/doc/66873808/padi, diakses pada 24 Maret 2012)
Krisnandhi, Samad. 1991. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta : C.V Yasaguna
Moehar, Daniel. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : Bumi Aksara
Mubyarto. 2001. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : LP3ES
Pane, Harapan. 2002. Pengaruh Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Terhadap Tingkat Pendapatan Petani Padi Sawah Di Desa Lumban Pinasa. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED
Purnomo. 2007. Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan Unggul. Jakarta : Penebar Swadaya
Rachmiyanti. 2011. Analisis Perbandingan Usahatani Padi Organik Metode System of Rice Intensification (SRI) dengan Padi Konvensional Kasus Desa Bobojong Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Jurnal. Bandung : (http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/15500, diakses pada 22 Februari 2012)
70
Rukmana. 1994. Pengetahuan Tentang Usaha Tani Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta
Rosmarkam, Afandie, dkk. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta : Kanisius
Soekartawi. 1996. Pembangunan Pertanian. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Sugeng. 2001. Bercocok Tanam Padi. Semarang : Aneka Ilmu
Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah Dan Air. Yogyakarta : Andi
Supriadi. 2011. Faktor Yang Menyebabkan Petani Kemiri Berubah Menjadi Petani Kakao. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED
Sumardi, M. 1992. Sumber Pendapatan, Kebutuhan Pokok dan Perilaku Menyimpang. Jakarta : Rajawali
Sutanto, Rachman. 2002. Pertanian Organik. Yogyakarta : Kanisius
Sutanto, Rachman. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta : Kanisius
Suparyono dan Setyono. 1997. Padi. Jakarta : Penebar Swadaya
Sudarjat, Jajat, dkk. 2010. Pembinaan Kelompok Tani Melalui Pembuatan dan Penggunaan Kompos Jerami Pada Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Jurnal. Bandung : (http://www.stpp-bogor.ac.id/userfiles/file/09-Jajat%20edited.pdf, diakses pada 26 Maret 2012)
Yandianto, Drs. 2003. Keterampilan Bercocok Tanam Holtikultura. Bandung : M2S Bandung: (http://www.slideshare.net/SRI.CORNELL/0323-sistem-intensifikasi-padi, diakses 21 Maret 2012)