TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendididkan Pada Program Studi
Bimbingan dan Konseling
Oleh :
Sardiana Br Bangun NIM 10915056
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
ii KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
atas segala Rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada
waktunya..
Dalam pelaksanaan penelitian hingga penyelesaian skripsi ini, penulis
menyadari banyak mendapat bantuan, motivasi dan dukungan dari berbagai pihak.
Untuk penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof.Dr. Ibnu Hajar, M. S, Rektor Universitas Negeri Medan
2. Drs. Nasrun Nasution, MS. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan, serta pembantu Dekan I, pembantu Dekan II, Pembantu
Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED.
3. Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd, Selaku Ketua Jursan Piskologi Pendidikan
dan Bimbingan, Dra. Nurarjani, MPd selaku sekertaris jurusan PPB/BK
FIP UNIMED.
4. Ibu Dra. Zulhaini S, selaku pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini.
5. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Ibu Dra. Nurarjani M. Pd,
Ibu Dra. Nurmania, M.Pd., dan Ibu Prof. Dr. Asih Menanti MS, S.Psi
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai
dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.
6. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Nurmaniah, M.Pd
iii 7. Kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai Prodi Bimbingan
dan Konseling FIP UNIMED yang telah banyak membantu penulis.
8. Rasa Hormat dan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Kepala
Sekolah, Guru BK, Guru bidang studi, staf dan pegawai SMP Negeri 2
Berastagi.
9. Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Samuel
Bangun, Mama Gembira Surbakti yang telah mendidik serta memberikan
motivasi dan arahan juga semangat kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Semoga Tuhan memberikan umur yang panjang, kesehatan
dan berkat yang melimpah.
10.Kepada kakak Devi Yanti Br Bangun dan Abang Robijanto yang
memberikan Motivasi dan doa bagi penulis. Terima kasih buat semuanya.
11.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Sahabat-sahabat terbaikTante Vhewe, Kakjul, dan Nyta dan teman-teman lainnya di jurusan
matematika khususnya kelas B Reguler 2009 yang telah banyak
membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini.
Buat teman semasa PPL di SMP Negeri 2 Berastagi dan
teman-teman lainnya, penulis juga mengucapkan terimakasih atas dukungannya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
iv Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
Medan, Agustus 2013
Penulis,
Sardiana Bangun
i ABSTRAK
Sardiana Br Bangun. Pengaruh Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing Dalam Mengurangi Perilaku Bullying di SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2013.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok teknik role playing dalam mengurangi perilaku bullying siswa di SMP Negeri 2 Berastagi tahun ajaran 2013/2014?.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok teknik role playing dalam mengurangi perilaku bullying di SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2013/2014. Subjek dalam penelitian ini 12 siswa kelas IX8 SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah eksperiment dengan One Group Pre-test dan Post-test Eksperiment design, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan kepada sekelompok orang yang dijadikan subjek penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji perbedaan atau uji t yaitu untuk melihat apakah ada penurunan perilaku bullying siswa kelas IX8 SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2013/2014.
Hasil analisis yang diperoleh dalam penelitian ini adalah nilai t hitung -13,98, diperoleh nilai t negatif menandakan terjadi penurunan perilaku bullying pada Siswa SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2013/1014 dan t table 1,796. Dengan demikian, t hitung > t table yaitu 13,98> 1,796. Data test awal ( pre-test ) diperoleh rata-rata 85,84 sedangkan setelah pemberian bimbingan kelompok teknik role playing ( post-test ) diperoleh rata-rata 46,25, artinya rata-rata siswa setelah mendapat layanan bimbingan kelompok teknik role playing lebih rendah daripada sebelum mendapat (85,84 > 46,25), artinya ada pengaruh yang signifikan dalam pemberian layanan bimbingan kelompok tehnik role playing dalam mengurangi perilaku bullying siswa kelas IX8 SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2013/2014. Ini berarti Hipotesis yang berbunyi ada pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok teknik role playing dalam mengurangi perilaku bullying siswa kelas IX8 SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2013/2014 diterima.
Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bimbingan kelompok teknik role playing dapat mengurangi perilaku bullying siswa kelas IX8 SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2013/2014.
v
2.1.1. Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing ... 7
2.1.1.1.Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok ... 7
2.1.1.2.Tujuan bimbingan kelompok ... 10
2.1.2. Role Playing ... 12
2.1.2.1.Pengertian Role Playing ... 12
2.1.2.2.Tahap-Tahap Role Playing ... 13
vi
3.4. Operasional Variabel Penelitian... 27
3.5. Teknik Pengumpulan data ... 28
3.6. Langkah-Langkah Penelitian ... 28
3.7. Instrumen Penelitian ... 29
3.8. Teknik Analisis Data ... 31
3.9. Validitas dan Realibilitas Data ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 34
4.2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 35
viii DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skala Likert ... 30
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket ... 30
Tabel 4.1 Hasil Pre-test (Sebelum Diberi Layanan Bimbingan Kelompok) .. 41
Tabel 4.2 Hasil Post-test (Setelah Diberi Layanan Bimbingan Kelompok) ... 37
vii DAFTAR GAMBAR
ix DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket ... 59
Lampiran 2 Uji Instrumen Angket ... 62
Lampiran 3 Perhitungan Validitas Angket... 64
Lampiran 4 Perhitungan Reliabilitas Angket ... 68
Lampiran 5 Angket Valid ... 71
Lampiran 6 Sebaran Data Pre-Test ... 73
Lampiran 7 Sebaran Data Post-Test ... 74
Lampiran 8 Tabulasi Data Penelitian ... 75
Lampiran 9 Perhitungan Pre-test Harga Rata-rata (M), Varians (S2), dan Standart Deviasi (S) ... 76
Lampiran 10 Perhitungan Post-test Harga Rata-rata (M), Varians (S2), dan Standart Deviasi (S) ... 78
Lampiran 11 Pengujian Hipotesis ... 80
Lampiran 12 Perhitungan Peningkatan ... 83
Lampiran 13 RPL BK 1 ... 93
Lampiran 14 RPL BK 2 ... 95
Lampiran 15 RPL BK 3 ... 99
Lampiran 16 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z ... 93
Lampiran 17 Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi t ... 94
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa
kanak-kanak dan masa dewasa. Dimana pada masa ini remaja memiliki kematangan
emosi, sosial, fisik dan psikis. Remaja juga merupakan tahapan perkembangan
yang harus dilewati dengan berbagai kesulitan. Dalam tugas perkembangannya,
remaja akan melewati beberapa fase dengan berbagai tingkat kesulitan
permasalahannya sehingga dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan
remaja dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam
keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat. Pada masa ini juga kondisi
psikis remaja sangat labil. Karena masa ini merupakan fase pencarian jati diri.
Biasanya mereka selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru dilihat atau
diketahuinya dari lingkungan sekitarnya, mulai lingkungan keluarga, sekolah,
teman sepermainan dan masyarakat. Semua pengetahuan yang baru
diketahuinya baik yang bersifat positif maupun negatif akan diterima dan
ditanggapi oleh remaja sesuai dengan kepribadian masing-masing. Remaja
dituntut untuk menentukan dan membedakan yang terbaik dan yang buruk
dalam kehidupannya. Disinilah peran lingkungan sekitar sangat diperlukan
untuk membentuk kepribadian seorang remaja.
Setiap remaja sebenarnya memiliki potensi untuk dapat mencapai
kematangan kepribadian yang memungkinkan mereka dapat menghadapi
tantangan hidup secara wajar di dalam lingkungannya, namun potensi ini
2
yang sekarang kembali mencuat di media. Kekerasan di sekolah ibarat
fenomena gunung es yang nampak ke permukaan hanya bagian kecilnya saja.
Akan terus berulang, jika tidak ditangani secara tepat dan berkesinambungan
dari akar persoalannya.
Budaya bullying (kekerasan) atas nama senioritas masih terus terjadi di
kalangan peserta didik. Bullying adalah suatu bentuk kekerasan anak (child
abuse) yang dilakukan teman sebaya kepada seseorang (anak) yang lebih
„rendah‟ atau lebih lemah untuk mendapatkan keuntungan atau kepuasan
tertentu. Biasanya bullying terjadi berulang kali. Bahkan ada yang dilakukan
secara sistematis. Bullying secara sederhana diartikan sebagai penggunaan
kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau kelompok sehingga
korban merasa tertekan, trauma dan tidak berdaya. Perilaku bullying yang
ditemukan di SMP Negeri 2 Berastagi ialah, pelaku memalak adik kelas atau
teman sebaya, pelaku mengajak adik kelas atau teman sebaya (korban) ke
kantin dan meminta dibayarin,pelaku megambil buku PR korban dengan paksa,
pelaku mengambil pena korban dengan paksa, pelaku menindas dengan cara
tidak mengijinkan korban tersebut berbicara, dan pelaku mengejek korban
(berbicara kasar) hal tersebut hampir dilakukan setiap hari. Jika korban tidak
sengaja menyenggol pelaku maka pelaku tidak segan-segan langsung memukul
atau mendorong korban sambil berbicara kasar kepada korban.
Bullying merupakan masalah kesehatan publik yang perlu mendapatkan
3
Bagaimana anak bisa belajar kalau dia dalam keadaan tertekan?
Bagaimana bisa berhasil kalau ada yang mengancam dan memukulnya setiap
hari? Sehingga amat wajar jika dikatakan bahwa bullying sangat mengganggu
proses belajar mengajar. Semua orang bisa menjadi korban atau malah menjadi
pelaku bullying Bullying ternyata tidak hanya memberi dampak negatif pada
korban, melainkan juga pada para pelaku. Bullying, ternyata berhubungan
dengan meningkatnya tingkat depresi, agresi, penurunan nilai akademik, dan
tindakan bunuh diri. bullying juga menurunkan skor tes kecerdasan dan
kemampuan analisis para siswa. Para pelaku bullying berpotensi tumbuh
sebagai pelaku kriminal, jika dibandingkan dengan anak-anak yang tidak
melakukan bullying. Bagi si korban biasanya akan merasakan banyak emosi
negatif (marah, dendam, kesal, tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman,
terancam) namun tidak berdaya menghadapinya. Dalam jangka panjang
emosi-emosi ini dapat berujung pada munculnya perasaan rendah diri bahwa dirinya
tidak berharga.
Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial juga muncul pada
para korban. Mereka ingin pindah ke sekolah lain atau keluar dari sekolah itu,
dan kalaupun mereka masih berada di sekolah itu, mereka biasanya terganggu
prestasi akademisnya atau sering sengaja tidak masuk sekolah, yang paling
ekstrim dari dampak psikologis ini adalah kemungkinan untuk timbulnya
gangguan psikologis pada korban bullying, seperti rasa cemas berlebihan,
4
moral atau nilai yang di terimanya, seperti akrab dengan kekerasan,
kebohongan, licik dan sebagainya yang merupakan perilaku negatif. Dalam
bertindak, bukan berarti anak tidak tau apa yang dilakukan salah tapi
pemahaman baik buruk anak masih mengacu pada suatu tingkah laku benar
bila tidak dihukum dan salah bila dihukum.
Diperlukan Kebijakan menyeluruh yang melibatkan seluruh komponen
sekolah mulai dari guru, siswa, kepala sekolah sampai orang tua murid, yang
tujuannya adalah untuk dapat menyadarkan seluruh komponen sekolah tentang
bahaya dari perilaku bullying. Kebijakan tersebut dapat berupa program anti
bullying di sekolah antara lain dengan cara menggiatkan pengawasan,
pemahaman konsekuensi serta komunikasi yang bisa dilakukan efektif antara
lain dengan Kampaye Stop Bullying di Lingkungan sekolah dengan sepanduk,
slogan, stiker dan workshop bertemakan stop bulying serta memberikan
layanan bimbingan kelompok melaui teknik role playing. Semuanya dilakukan
dengan tujuan paling tidak dapat meminimalisir atau bahkan meniadakan sama
sekali perilaku bullying di sekolah. Diharapkan dengan adanya kebijakan itu
sekolah bukan lagi tempat yang menakutkan dan membuat trauma tapi justru
menjadi tempat yang aman dan menyenangkan bagi siswa, merangsang
keinginan untuk belajar, bersosialisasi dan mengembangkan semua potensi
siswa baik akademik, sosial ataupun emosinal. Sekolah dapat menjadi tempat
yang paling aman bagi anak serta guru untuk belajar dan mengajar serta
5
Mengingat pentingnya upaya untuk menanggulangi perilaku bullying di
kalangan siswa, maka perlu adanya solusi yang efektif untuk
menanggulanginya. Sehingga peneliti mengambil salah satu solusi yang dapat
dilakukan ialah melalui pemberian layanan bimbingan kelompok teknik role
playing. Role playing dalam penelitian adalah mendramatisasi tingkah laku
untuk mengurangi perilaku bullying dengan cara memainkan peran dalam
sebuah cerita. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami dan
menafsirkan perannya masing-masing, serta pencarian solusi terhadap masalah
yang dihadapi. Dalam pelaksanaannya peneliti berperan sebagai fasilitator,
serta membantu siswa membina hubungan dengan orang lain, mengembangkan
empati, bertanggung jawab, dan mengendalikan diri. Role playing yang
dirancang bertujuan untuk mengelola emosi siswa sehingga perilaku bullying
dapat teratasi.
1.2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan diatas, banyak faktor yang
mempengaruhi perilaku bullying dan cara menanganinya. Oleh sebab itu dalam
tulisan ini, maka masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah:
a. Adanya ketidakseimbangan antara pihak yang terlibat (antara pelaku
dengan korban)
b. Kurangnya kepedulian guru dan orang tua terhadap perilaku bullying
c. Dilakukan secara terus-menerus (berulang-ulang)
d. Sikap dan hubungan sosial yang kurang bagus (mengejek, menindas dan
memalak) antar siswa
6
aspek, maka peneliti membatasi permasalahan yang diteliti yaitu Pengaruh
Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing dalam
Mengurangi Perilaku Bullying Siswa SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran
2013/2014.
1.4. Rumusan Masalah
Sesuai dengan batasan masalah di atas maka dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut: “Apakah ada pengaruh pemberian layanan
bimbingan kelompok teknik role playing dalam mengurangi perilaku bullying
di sekolah SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2013/2014?”.
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di kemukakan, maka tujuan
utama dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh bimbingan
kelompok teknik role playing dalam mengurangi perilaku bullying di sekolah
SMP Negeri 2 Berastagi tahun ajaran 2013/2014.
1.6. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat menguji pengaruh pemberian layanan
bimbingan kelompok melalui teknik role playing dalam perilaku bullying,
serta dapat menambah teori mengenai bullying dan teknik role playing
7
mengurangi perilak bullying siswa
Bagi siswa terkhusus pelaku bullying, dapat mengembangkan rasa
saling menghargai, empati, saling menghormati, memiliki sikap
pengendalian diri yang baik, serta dapat bersosialisasi dengan
41 5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian
layanan bimbingan kelompok teknik role playing dalam mengurangi perilaku
bullying siswa di kelas IX8 SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2013/2014,
dapat dilihat dari hasil perhitungan diperoleh thitung > ttabel =(13,98 > 1,796). Maka
hipotesa yang menyatakan bahwa ada pengaruh pemberian layanan bimbingan
kelompok teknik role playing dalam mengurangi perilaku bullying dikelas X8
SMP Negeri 2 Berastagi Tahun Ajaran 2013/2014, dapat diterima.
5.2SARAN - SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini
disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Guru BK agar mempertimbangkan dan lebih mengembangkan program
layanan bimbingan kelompok teknik role playing dalam mengurangi perilaku
bullying siswa.
2. Diharapkan siswa lebih serius dalam mengikuti layanan-layanan Bimbingan
dan Konseling di sekolah yang diberikan oleh guru BK, agar siswa dapat
mengantisipasi permasalahan-permasalahan sosial, terutama perilaku bullying.
3. Mengingat bahwa layanan bimbingan kelompok teknik role playing dapat
mengurangi perilaku bullying, maka selayaknya layanan bimbingan kelompok
secara kontinu tetap dilaksanakan.
4. Diharapkan sekolah lebih mendukung dan memfasilitasi kegiatan layanan BK
42
DAFTAR PUSTAKA
Amirrasa, (2013).
http://amirrasabou.blogspot.com/2013/04/pengertian-perilaku.html) (diakses 16 Mei 2013)
Arikunto, Suharsini. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arjanto, (2011). http://paul-arjanto.blogspot.com/2011/06/permainan-peran-role-playing-model.html. (diakses 14 Februari 2013)
Damayanti, Nidya. 2012. Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Araska.
Fakultas Ilmu Pendididkan. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Medan FIP Universitas Negeri Medan
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Natawidjaja, R. 1987. Pendekatan Pendekatan dalam Penyuluhan Kelompok.. Jakarta: P2LPTK Depdikbud.
Wiyani, Ardy. 2012. Save Our Children from School Bullying. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Prayitno & Erman Amti. 1994. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: P2LPTK Depdikbud.
Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta
Tri, M. S. 2012. Efektifitas Bimbingan Kelompok melalui Teknik Role Playing